• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN E-LEARNING E-DUKASI.NET BERDASARKAN MODEL DELONE & MCLEAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "EFEKTIVITAS PEMANFAATAN E-LEARNING E-DUKASI.NET BERDASARKAN MODEL DELONE & MCLEAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

231

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN E-LEARNING E-DUKASI.NET BERDASARKAN MODEL

DELONE & MCLEAN

Yopi Handrianto1, Hendra Supendar2

1AMIK BSI Bandung e-mail: yopi.yph@bsi.ac.id

2AMIK BSI Jakarta e-mail: hendra.hds@bsi.ac.id

Abstrak

Saat ini banyak Sekolah Menengah Umum yang menggunakan internet sebagai sarana pendukung untuk membantu pelaksanaan proses belajar mengajar seperti e-Learning e- dukasi.net yang dibuat oleh Pemerintah. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki seberapa efektivitas pemanfaatan e-Learning edukasi.net pada siswa SMA. Metode yang digunakan adalah dengan memberikan kuesioner untuk Siswa SMA, Guru dan Wali Siswa di 5 (lima) wilayah acak di Jakarta yang telah menggunakan e-dukasi.net. Secara umum, model penelitian berdasarkan model Delone & McLean yang telah diperbaharui (2003) dan untuk perbedaan ragam pengguna e-Learning e-dukasi.net didasarkan pada model UTAUT (Unified Theory of Acceptance and Use of Technology), yang dikembangkan oleh Venkatesh et al. (2003)

.

Model akhir yang diperoleh dalam penelitian ini adalah model keberhasilan dari sistem Teknologi Informasi yang dikembangkan oleh Delone & McLean yang telah diperbarui (2003) yang menurut penelitian ini adalah variabel meliputi : Variabel Kualitas Layanan (KL) berpengaruh langsung terhadap variabel Intensitas Pemakai (IP) sebesar 0,15. (15 %), Intensitas Pemakai (IP) secara langsung mempengaruhi Variabel Manfaat (M) pada 0,43 (43%), Ragam Pengguna (RP) langsung mempengaruhi hubungan Intensive Pemakai (IP) dan Manfaat (M).

Keywords: e-Learning, e-dukasi.net, Teknologi Informasi, Delone & McLean, UTAUT

1. Pendahuluan

Perkembangan teknologi informasi (TI) yang begitu pesat, baik perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), maupun infrastruktur lain yang dapat mendukung terciptanya suatu system informasi yang handal, mendorong lahirnya penggunaan teknologi dengan mobilitas tinggi. Teknologi ini memungkinkan adanya akses data dan informasi secara cepat dan akurat. Saat ini di sekolah-sekolah mulai dari Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah Menengah Atas penggunaan internet sudah merupakan kebutuhan. Selain internet, sudah banyak Sekolah Menengah Atas yang menggunakan internet sebagai sarana pendukung untuk membantu pelaksanaan proses belajar mengajar. Sejalan dengan pesatnya perkembang teknologi informasi di Indonesia saat ini maka seluruh Sekolah Menengah Atas mulai menerapkan teknologi informasi berupa penggunaan internet dalam

setiap aktivitasnya diantaranya adalah adanya e-Learning e-dukasi.net yang disiapkan oleh pemerintah sebagai sarana informasi tambahan untuk para Siswa, Guru dan Orang Tua Siswa. Dari hal tersebut akan timbul suatu pertanyaan bahwa apakah internet dalam hal ini e-Learning edukasi.net yang disiapkan oleh pemerintah ini sudah efektif dimanfaatkan oleh Siswa, Guru dan Orang Tua Siswa. Dengan itulah kajian secara teoritis terhadap kualias layanan e- Learning e-dukasi.net sangat penting.

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat diambil kesimpulan yang nantinya bias dijadikan acuan untuk memperbaiki kualitas eLearning e-dukasi.net tersebut. Kajian efektivitas pemanfaatan e-Learning edukasi.net ini (http://www.e-dukasi.net) diteliti berdasarkan model DeLone & McLean dibeberapa Sekolah Menengah Atas di Jakarta.

(2)

Efektivitas Teknologi Informasi Pengukuran Efektivitas Sistem Informasi Banyak penelitian telah dilakukan untuk mengidentifikasikan faktor-faktor yang menyebabkan kesuksesan sistem teknologi informasi. Salah satu penelitian yang terkenal di area ini adalah penelitian yang dilakukan oleh DeLone & McLean (1992). Model kesuksesan sistem teknologi informasi yang dikembangkan oleh DeLone & McLean (1992) ini cepat mendapat tanggapan. Salah satu sebabnya adalah model mereka merupakan model yang sederhana tetapi dianggap cukup valid. Model yang baik adalah model yang lengkap tetapi sederhana.

Model semacam ini disebut dengan model yang parsimoni. Berdasarkan teori-teori dan hasil penelitian sebelumnya yang telah dikaji, DeLone & McLean (1992) kemudian mengembangkan suatu model parsimoni yang mereka sebut dengan nama model kesuksesan system informasi DeLone &

McLean (D&M Information System Success Model. Berbagai variabel yang mempengaruhi efektivitas sistem informasi telah dikemukakan oleh banyak peneliti.

Weber (1999) menggunakan system quality, information quality, perceived usefulness, computer self-efficacy, per-ceived ease of use, use (amount, type), IS satisfaction, individual impact, dan organizational impact sebagai variabel-variabel yang menentukan efektivitas suatu sistem informasi.

Pengukuran Keberhasilan sistem Informasi

Model pengukuran keberhasilan sistem informasi yang lain dikemukakan oleh William H. DeLone dan Ephraim R. McLean, yang dikenal dengan D&M IS Success Model (DeLone dan McLean, 1992). Model ini dapat dilihat pada gambar

1. Model DeLone & McLean terdiri dari enam variabel, yaitu:

2. System Quality, yang mengevaluasi system pengolahan informasi itu sendiri.

3. Information Quality, berkaitan dengan output sistem informasi.

4. System Use, berkaitan dengan penggu- naan output dari sistem informasi oleh penerima

5. User Satisfaction, berkaitan dengan respons penerima terhadap penggunaan output system informasi

6. Individual Impact, yaitu dampak informasi terhadap perilaku penerima

7. Organizational Impact, yaitu dampak informasi terhadap kinerja organisasi.

Setelah Model D&M diperkenalkan pada tahun 1992, beberapa peneliti melakukan pengujian terhadap model ini, antara lain Peter B. Seddon yang melakukan reformulasi atas Model D&M menjadi dua variance model yang terpisah (Seddon, 1997). Dalam model barunya Seddon menggantikan variabel use dengan perceived usefulness. Selain itu Seddon juga menambahkan variabel societal impact. Dari kontribusi-kontribusi penelitian- penelitian sebelumnya dan akibat perubahan- perubahan dari peran dan penanganan sistem informasi yang telah berkembang, DeLone & McLean (2003) memperbarui modelnya dan menyebutnya sebagai model kesuksesan sistem informasi D&M yang diperbarui (updated D&M IS Success model).

Halhal yang diperbarui ini adalah sebagai berikut ini.

1. Menambah dimensi kualitas pelayanan (service quality) sebagai tambahan dari dimensi-dimensi kualitas yang sudah ada, yaitu kualitas system (system quality) dan kualitas informasi (information quality).

2. Menggabungkan dampak individual (individual impact) dan dampak organisasional (organizational impact) menjadi satu variable yaitu manfaat-manfaat bersih (net benefits). Alasan terjadinya penggabungan adalah dampak dari sistem informasi yang dipandang sudah meningkat tidak hanya dampaknya pada pemakai individual dan organisasi saja, tetapi dampaknya sudah ke grup pemakai, ke antar organisasi, konsumer, pemasok, sosial bahkan ke negara. Tujuan penggabungan ini adalah untuk menjaga model tetap sederhana (parsimony).

3. Menambahkan dimensi minat memakai (intention to use) sebagai alternatif dari dimensi pemakaian (use). DeLone & McLean (2003) mengusulkan pengukuran alternatif, yaitu minat memakai (intention to use). Minat memakai adalah suatu sikap (attitude), sedang pemakaian (use) adalah suatu perilaku (behavior). DeLone & McLean (2003) juga berargumentasi denganmengganti pemakaian (use) memecahkan masalah yang

(3)

dikritik oleh Seddon (1997) tentang model proses lawan model kausal Dengan adanya beberapa penambahan variable pada model, maka model DeLone & McLean yang telah diperbaharui (2003)

Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)

Venkatesh, et.al. (2003) melakukan review terhadap model-model penerimaan yang ada dan telah dipublikasikan dari berbagai perspektif teori mengenai user acceptance dan usage. Faktor-faktor yang diidentifikasi, memiliki kemiripan di bagianbagian tertentu, yang kemudian diseragamkan dalam empat faktor. Model yang menggambarkan relasi antar faktor hasil penyeragaman tersebut dinamakan dengan model UTAUT (Unified Theory of Acceptance and Usage of Technology) dapat dilihat pada gambar 2.3.

berikut ini:

2. Metode Penelitian

Penelitian ini dibatasi dengan variabel penelitian yang terdiri dari dua jenis variabel yang tidak dapat diukur secara langsung (variabel laten) yaitu : laten variabel eksogen (construct exogen) sebagai variabel independen (X) dan laten variable endogen (construct endogen) sebagai variable dependen (Y). Konstruk eksogen berupa Kualitas Informasi (KI), Kualitas Sistem (KS) dan Kualitas Layanan (KL) sedangkan konstruk endogennya adalah Tingkat Penggunaan (TP), Tingkat Kepuasan (TK) dan Manfaat (M). Penelitian dilakukan dengan kuesioner atau angket yang menggunakan skala pengukuran diferensial semantic (semantic differential scale) dengan range 1 sampai 5 untuk jawaban sangat tidak setuju sampai sangat setuju. Model yang digunakan untuk menggambarkan tingkat kepuasan pengguna e-Learning e-dukasi.net ini adalah DeLone & McLean dengan analisis data menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) pada perangkat lunak Analisys of MOment Structure (AMOS) versi 7.0.

Interpretasi Dan Modifikasi Model Tujuan langkah ini adalah untuk memutuskan bentuk perlakuan lanjutan setelah dilakukan

evaluasi asumsi dan uji kesesuaian model.

Jika model dinyatakan cukup baik, maka langkah berikutnya adalah melakukan interpretasi. Namun jika model dinyatakan belum baik atau tidak memenuhi syarat pengujian, maka perlu diadakan modifikasi.

Setelah model diestimasi, residualnya harus kecil atau mendekati nol dan distribusi frekuensi dari kovarians residual harus bersifat simetrik.

Populasi dan Sempel Penelitian

Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan pada penulisan adalah analisa statistik deskriptif dan analisa statistik inferensial.

Analisa Statistik Deskriptif

(4)

Analisa statistik deskriptif dilakukan untuk menelaah distribusi frekuensi ukuran pemusatan dan penyebaran data tentang karakteristik sampel (responden) dan indikator-indikator variable Kualitas Informasi (KI), Kualitas Sistem (KS), Kualitas Layanan (KL), Intensitas Pemakai (IP), Tingkat Kepuasan (KP) dan Manfaat (M). Ukuran pemusatan yang ditelaah meliputi Mean, Median dan Modus. Ukuran penyebaran yang ditelaah adalah Maksimum, Minimum, Standar Deviasi dan Varian.

Analisa Statistik Inferensial Analisa statistik inferensial dilakukan dengan menggunakan Structural Equation Model (SEM) 1 dengan tujuan untuk memperoleh model yang sesuai bagi permasalahan yang sedang diteliti, selain itu analisis dengan SEM dapat juga dilakukan untuk mengetahui hubungan kausal antara variable dependen dan independen dalam penelitian ini.

Structural Equation Model (SEM) adalah sekumpulan teknik-teknik statistikal yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan secara simultan. Hubungan simultan ini dibangun antara satu atau beberapa variable dependen dengan satu atau beberapa variable independen. Masing- masing variabel dependen dan independen dapat berbentuk faktor atau konstruk, yang dibangun dari beberapa variabel indikator.

Pengembangan Model Berbasis Teori Pengembangan model berbasis teori ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah model yang mempunyai pembenaran yang kuat secara teoritis untuk mendukung upaya analisis terhadap suatu masalah yang sedang diteliti. Model yang dikembangakan dalam SEM berdasarkan pada hubungan kausalitas, dimana kuatnya hubungan kausalitas antara variabel yang diajukan terletak pada pembenaran secara teoritis untuk mendukung analisis. Pengembangan model dalam penelitian ini mengembangkan konstruk (faktor yang diteliti) dengan indikator-indikator sebagai berikut :

Konstruk Eksogen (X)

Sebagai source variable atau independent variable yang diprediksi oleh variabel yang lain. Pada penelitian ini konstruk eksogen yang digunakan adalah Kualitas Informasi (KI), Kualitas Sistem (KS), Kualitas Layanan (KL).

Konstruk Endogen (Y)

Adalah faktor yang diprediksi oleh satu atau beberapa konstruk endogen lainnya tetapi konstruk endogen hanya dapat berhubungan kausal (sebab akibat) dengan konstruk

endogen. Pada penelitian ini konstruk endogen yang digunakan adalah Intensitas Pemakai (IP), Tingkat Kepuasan (KP) dan Manfaat (M).

Penyusunan Diagram Alur

Setelah diketahui konstruk dan indikatornya, maka langkah selanjutnya adalah pengembangan model diagram alur yang memudahkan peneliti melihat hubungan antara konstruk, indikator dan error atau residunya. Model selengkapnya digambarkan dalam gambar 3.1. berikut ini:

Sub model 1

Sub model 2

3. Pembahasan

Analisis Statistik Deskriptif

Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai skewness dan kurtosis dalam kisaran yang direkomendasikan yaitu antara -2,58 sampai 2,58 (Santoso, 2007).

Pengolahan dalam Model Persamaan Struktural

Pengujian Berbasis Teori

Pengujian model awal berbasis teori dilakukan dengan menggunakan software

(5)

AMOS versi 7.0. Gambar 7 dibawah ini adalah hasil pengujian model tersebut :

Berdasarkan Gambar 7, diperlihatkan bahwa model teori yang diajukan pada penelitian ini tidak sesuai dengan model populasi yang di observasi, karena diketahui bahwa nilai Probability (P) tidak memenuhi persyaratan karena hasilnya dibawah nilai yang direkomendasikan yaitu > 0.05 (Ghozali : 2008). Berdasarkan justifikasi teoritis yang telah ada, maka dilakukan modifikasi model dengan asumsi perubahan model struktural harus dilandasi dengan teori yang kuat (Ghozali : 2008). Setelah dilakukan uji validasi variabel indicator terhadap variabel laten, maka didapatkan model sementara seperti yang tertera pada Gambar 8. berikut:

Uji Normalitas

Hasil uji normalitas disajikan pada Tabel Assesment of Normality yang terdapat pada, dapat dilihat bahwa nilai yang berada pada kolom c.r. semuanya berada dalam kisaran nilai yang direkomendasikan yaitu antara - 2.58 sampai 2.58. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa data terdistribusi secara normal. Data memenuhi syarat untuk dilakukan analisis selanjutnya.

Uji Kesesuaian Model

Berdasarkan Gambar 8, diperlihatkan bahwa model teori yang diajukan pada penelitian ini tidak sesuai dengan model populasi yang

diobservasi, karena diketahui bahwa nilai probability (P) tidak memenuhi persyaratan karena hasilnya dibawah nilai yang direkomendasikan yaitu > 0.05 (Ghozali : 2008). Kriteria fit atau tidaknya model menyangkut kriteria lain yang meliputi ukuran Absolut Fit Measures, Incremental Fit Measures dan Parsimonious Fit Measaures.

Untuk membandingkan nilai yang didapat pada model ini dengan batas nilai kritis pada masing-masing criteria pengukuran tersebut, maka dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini :

Berdasarkan tabel 4. maka dapat dikatakan secara keseluruhan model dinyatakan tidak fit (tidak sesuai). model yang diajukan pada penelitian ini didukung oleh fakta dilapangan.

Pada penelitian ini dilakukan analisis model CFA (Confirmatory Factor Analysis). Analisis model CFA dapat dilihat pada Uji Confirmatory Factor Analysis. Dari hasil uji kesesuaian model diketahui bahwa model tidak sesuai, maka langkah berikutnya membuat model jalur (path analysis).

Model Jalur (Path Analysis) Sub Model 1

Model akhir yang didapat pada penelitian ini adalah model kesuksesan sistem Teknologi Informasi yang dikembangkan oleh DeLone &

McLean yang telah diperbarui (2003) yang sesuai dengan penelitian ini adalah variabel- variabel antara lain :

1. Variabel Kualitas Layanan (KL) berpengaruh langsung terhadap variabel Intensitas Pemakai (IP) sebesar 0.15.

2. Variabel Kualitas Layanan (KL) berpengaruh langsung terhadap variabel Tingkat Kepuasan (KP) sebesar 0.27.

(6)

3. Variabel Kualitas Sistem (KS) berpengaruh langsung terhadap variabel Tingkat Kepuasan (KP) sebesar 0.41.

4. Variabel Kualitas Informasi (KI) berpengaruh langsung terhadap variabel Intensitas Pemakai (IP) sebesar 0.25

10

5. Variabel Kualitas Informasi (KI) berpengaruh langsung terhadap variabel Tingkat Kepuasan (KP) sebesar 0.32.

6. Intensitas Pemakai (IP) berpengaruh langsung terhadap variabel Manfaat (M) sebesar 0.43

7. Intensitas Pemakai (IP) berpengaruh langsung terhadap variabel Tingkat Kepuasan (KP) sebesar 0,19.

8. Tingkat Kepuasan (KP) berpengaruh langsung terhadap variabel Manfaat (M) sebesar 0.28.

Analisis Sub-group Model Moderating Model moderating SEM dapat juga dianalisis dengan pendekatan analisis sub group.

Varibel moderating dipisah menjadi 3 (tiga) kelompok berdasarkan ragam penggunanya, Kemudian dilakukan estimasi tiga model dengan kondisi variabel moderating dengan group yaitu : Guru, Siswa dan Wali Siswa.

Setelah itu membandingkan hasil koefisien parameter ketiga model untuk melihat ada tidaknya pengaruh moderasi dalam model.

Pengujian Model Berbasis Teori Sub Model 2

Terlihat angka probability level (0,000) yang jauh dibawah 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan antara pengguna antara Guru, Siswa dan Wali Siswa dan menunjukkan bahwa variable Ragam Pengguna (RP) merupakan variable moderating. Penelitian ini berimplikasi pada 3 (tiga) aspek utama, yakni : aspek manajerial, aspek sistem dan aspek penelitian lanjutan.

Aspek Manajerial

a. Sekolah diharapkan meningkatkan kualitas layanan web.

b. Pemberian pelatihan penggunaan web pendidikan terhadap guru, siswa dan wali siswa perlu diadakan.

Aspek Sistem

a. Sosialisasi e-Learning e-dukasi.netdi Jakarta harus ditingkatkan.

b. Fasilitas Hotspot di sekolah akan meningkatan penggunaan e-Learning edukasi.net

Aspek Penelitian Lanjutan

a. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan data dari responden yang menggunakan eLearning e-dukasi.net di Jakarta, maka bagi penelitian selanjutnya dapat lebih luas ke sekolah lainnya atau lembaga pendidikan lainnya diluar Jakarta.

b. Pada penelitian selanjutnya diharapkan untuk membuat sebuah model lain seperti analisa sub-group model moderating berdasarkan usia, jenis kelamin ataupun yang lainnya.

4. Simpulan

Berdasarkan pengujian-pengujian yang dilakukan terhadap hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa analisa pengaruh konstruk terhadap pemanfaatan e-Learning e-dukasi.net pada siswa SMU berdasarkan model DeLone & McLean yang telah diperbarui (2003) bahwa pemanfaatan eLearning e-dukasi.net siswa SMU di Jakarta telah berjalan efektif untuk sampel dan bukan untuk seluruh populasi. Selain itu mengacu pada model UTAUT (Unified Theory of Acceptance and Use of Technology), yang dikembangkan oleh Venkatesh et al. (2003), pendapat antar Ragam Pengguna (RP) terlihat angka probability level (0,000) yang jauh dibawah 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan antara pengguna antar Guru, Siswa dan Wali Siswa dan menunjukkan bahwa variabel Ragam Pengguna (RP) merupakan variabel moderating.

Referensi

Alter, Steven, Information System: A Management Perspective. The Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc. 1992.

Ajzen, I., and Fishbein, M. Understanding Attitudes and Predicting social Behavior, Englewood Cliffs, NJ:Prencite Hall., 1980.

Dillon, A, User Acceptance of Information Technology. Encyclopedia of Human Factors and Ergonomics. 2001 Davis, F. D., Perceived Usefulness,

Rerceived Ease of Use and User Acceptance of Information Tehnology, Management Information System Quarterly,1989.

11

(7)

DeLone, William H. and Ephraim R. McLean, Information Systems Success: The Quest for Dependent Variable.

Journal of Information Systems Research. The Institute of Management Sciences.1992.

DeLone, William H. and Ephraim R. McLean.

The DeLone and McLean Model of Information Systems Success: A Ten- Year Update, Journal of Management Information Systems, 19(4), 9-30.

2003

Ghozali, Imam A., Model Persamaan Struktural – konsep dan aplikasi dengan program AMOS Ver 16.0, BP

UNDIP, Semarang,

2008.

Hair, J. F., Multivariat Data Analysis , New Jersey, Prentice Hall, 1998.

Lucas, Hendry J. Information Tecnology Form Management 7th Edition, Irwin/McGrawHill. 2000.

Lee, Y.,The Technology Acceptance Model:

Past, Present, and Future.

Communications of the Association for Information Systems (Volume 12, Article 50) 752-780. 2003

Nah, F.F.H., Lau, J.L.S, Critical factors for successful implementation of enterprise system, dalam Business Process Management Journal Vol.7, No.3.pp.285- 296. 2001

Nah, F.F.H., Tan, X, The, S.H., An Empirical investigation on end-users’

acceptance of enterprise system,

dalam Information

Resources Management Journal Vol.17,

No.3. 2004

Turban, Efraim., McClean, Ephraim., Wetherbe, James. Information Teknology forManagement Making Coinnections for Strategis Advantage. 2nd Edition, John Wiley &

Sons, Inc. 1999.

Referensi

Dokumen terkait

Karena menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis, hal tersebut sesuai dengan pendapat Masri Singarimbun (1995:21) yang

Hasil analisis menunjukkan bahwa penawaran ekspor rumput laut Indonesia ke pasar internasional dipengaruhi oleh produksi, harga ekspor, pendapatan nasional bruto negara mitra

Berdasarkan tabel 1 diperoleh data bahwa percaya diri yang dimiliki anak menun- jukan pada kriteria berkembang sangat baik sebanyak 6 anak terdiri dari 2 anak

penelitian kuantitatif penulis gunakan karena untuk mengetahui bagaimana pengaruh program Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam (KKG PAI) terhadap Profesionalitas

Saya menyukai pekerjaan saya, tetapi jika ada pekerjaan yang lebih baik saya tidak ragu untuk pindah (Skor

Learning atau belajar aktif.Belajar aktif merupakan langkah cepat, menyenangkan, mendukung, dan secara pribadi menari hati. Belajar aktif dapat membantu mendengarkan,

Kalau memasuki kampung kuno seperti kampung Kauman, banyak dijumpai rumah kauman yang telah dipengaruhi beberapa budaya.. Kebudayaan

Sedangkan risiko yang mungkin dihadapi oleh Perseroan sehubungan dengan Rencana Transaksi diperkirakan adalah: (i) Tidak mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang