• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM FILM UNTUK ANGELINE KARYA JITO BANYU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM FILM UNTUK ANGELINE KARYA JITO BANYU"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM FILM UNTUK ANGELINE

KARYA JITO BANYU

Fitri Jayanti, Patriantoro, Agus Syahrani

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UntanPontianak surel: fitrijayanti1402@gmail.com

Abstract

Common problems are limited to three subproblems related to (1) the type of speech act directive which consists of asking, asking, ordering, prohibiting, allowing, advising, (2) how the context is, (3) implementation in school. The purpose of the study is to describe the type of speech acts, describe the context, and implementation plan in school. The method used in this research is descriptive method with qualitative research form. Sources of data and data in this research is the film For Angeline by Jito Banyu, and the data in the form of speech directive. The technique used in this research is a documentary study technique, while the data collection tool is the researcher himself as a key instrument.

Keywords: speech act, directive, film, for angeline.

PENDAHULUAN

Tindak tutur atau tindak ujar (speech

act) merupakan identitas yang bersifat sentral

dalam pragmatik sehingga bersifat pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi menganalisis topik-topik pragmatik lain seperti praanggapan, perikutan, implikatur percakapan, prinsip kerja samadan prinsip kesantunan.

Tindak tutur kategori direktif merupakan satu di antara bagian dari tindak tutur ilokusi yang dibagi dalam beberapa jenis. Direktif merupakan suatu yang dimaksudkan untuk menimbulkan beberapa efek melalui tindakan sang penyimak. Contoh dari tindak tutur direktif yaitu memesan,memerintahkan, memohon, meminta, menyarankan, menganjurkan dan menasihatkan.Terdiri atas suatu kategori ilokusi-ilokusi kesopansantunan yang negatif menjadi penting.

Film sebagai media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu. Pesan film pada komunikasi massa dapat berbentuk apa saja tergantung dari misi film tersebut.

Pada umumnya sebuah film dapat mencakup berbagai pesan, baik itu pesan pendidikan, hiburan dan informasi.Pesan dalam film adalah menggunakan mekanisme lambang-lambang yang ada pada pikiran manusia berupa isi pesan, suara, perkataan, percakapan dan sebagainya.

Film Untuk Angeline merupakan suatu cerita tentang kisah nyata yang terjadi pada tahun 2015, kisah ini dialami oleh seorang anak kecil yang sedang berusia 10 tahun. Awal kisah film Untuk Angelineyaitu sejak Angeline lahir, Angeline langsung diserahkan kepada orang yang mengadopsi Angeline, karena kedua orang tua kandung Angeline tidak mempunyai biaya untuk membayar persalinan di Rumah Sakit. Sejak Angeline di adopsi oleh Tery dan Jhon, ibu kandung Angeline tidak boleh bertemu dengan Angeline hingga ia berusia 18 tahun, karena itu sudah perjanjian dari Tery.

Alasan peneliti memilih Film Untuk

Angelineyaitu Pertama, film ini

menyinggung kisah nyata yang pernah terjadi pada tahun 2015. Kedua, agar seorang ibu bisa sadar bahwa perlakuan anak terhadap Angeline itu tidak wajar, Ketiga, film ini juga

CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.uk

(2)

2

menarik untuk diteliti karena mengandung nilai yang mengambarkan seorang anak yang selalu sabar dalam menghadapi kehidupan yang tidak layak. Keempat, film Untuk

Angeline ini juga belum pernah

diteliti.Kelima, saya sebagai peneliti juga suka menonton film ini karena film Untuk

Angeline ini sangat sedih dan menarik untuk

diteliti.

Masalah umum dalam penelitian ini bagaimana tindak tutur direktif (directives) yang terdapat dalam film Untuk AngelineKarya Jito Banyu. Masalah khusus

dalam penelitian ini (1) bagaimana jenis tindak tutur direktif yang terdapat dalam filmUntukAngeline Karya Jito Banyu? (2) bagaimana konteks yang terdapat dalam film

Untuk AngelineKarya Jito Banyu? (3)

Bagaimana struktur teks drama berdasarkan film Untuk Angeline karya Jito Banyu?

Tujuan umum penelitian ini “pendeskripsian tentang tindak tutur direktif” secara khusus tujuan penelitian ini (1) Pendeskripsian jenis tindak tutur direktif yang terdapat dalam filmUntuk Angeline Karya Jito Banyu. (2) Pendeskripsiankonteks yang terdapat dalam film Untuk

AngelineKarya Jito Banyu. (3)

Pendeskripsian struktur teks drama berdasarkan film Untuk Angeline karya Jito Banyu.

Pragmatik adalah telaah mengenai segala aspek makna yang tidak tercakup dalam terori semantik atau dengan perkataan lain, membahas segala aspek makna ucapan yang tidak dapat dijelaskan secara tuntas oleh referensi langsung pada kondisi-kondisi kebenaran kalimat yang diucapkan. Secara kasar dirumuskan: pragmatik sama dengan makna kondisi-kondisi kebenaran.

Levinson (dalam Tarigan, 2015:31) mengatakan bahwa pragmatik adalah telaah mengenai relasi antara bahasa dan konteks yang merupakan dasar bagi suatu catatan atau laporan pemahaman bahasa, dengan kata lain telaah mengenai kemampuan pemakai bahasa menghubungkan serta penyerasian kalimat-kalimat dan konteks-konteks secara tepat. Dowty (dalam Tarigan, 2015:31) mengatakan bahwa selain dari aneka batasan yang

dikemukakan pakar yang mengatakan bahwa pragmatik adalah telaah mengenai kegiatan ujaran langsung dan tak langsung, presuposisi, implikatur konvensional dan konvansasional, dan sejenisnya.

Searle (dalam Ibrahim 1993:27—29) menyatakan bahwa tindak tutur direktif dibagi menjadi enam klasifikasidan pembagian enam klasifikasi tersebut akan peneliti gunakan dalam meneliti. Teori yang akan peneliti gunakan yaitu teori menurut Searle dalam Ibrahim. Dari kelima tindak tutur yang telah dibagi menurut Searle tersebut, tetapi peneliti hanya menggunakan tindak tutur direktif untuk diteliti. Tindak tutur direktif tersebut terbagi lagi menjadi beberapa jenis satu diantaranya yaitu, meminta, bertanya, menyuruh, melarang, mengijinkan, dan menasehatkan.

Jenis tindak tutur direktif requestives pada dasarnya merupakan tindak tutur yang bertujuan untuk mengekspresikan beberapa tindakan dengan maksud bahwa penutur memiliki keinginan atau harapan agar mitra tutur melakukan sesuatu (bertindak). Ibrahim (1993:29) menyatakan bahwa requestives mengekspresikan keinginan penutur sehinga mitra tutur melakukan sesuatu. Bentuk tindak tutur direktif terdiri dari meminta, memohon, mengemis, menekan, mengundang, mendoa, mengajak, dan mendorong.

Merupakan jenis tindak tutur bertanya,

question juga bisa dikatakan (permohonan)

dalam arti yang khusus, yaitu apabila yang dimohonkan penutur adalah jawaban dalam bentuk informasi yang diberikan oleh mitra tutur. Ibrahim (1993:30) mengemukakan bahwa question (pertanyaan) merupakan

requests (permohonan) dalam kasus atau

kondisi yang khusus, khusus dalam pengertian ini mitra tutur memberikan kepada penutur informasi tertentu. Bentuk dari

question tidak hanya bertanya namun ada

bentuk lainnya juga yaitu pertanyaan yang bersifat introgasi atau menyelidiki pemeriksaan terhadap sesuatu.

Requirements yaitu bentuk tindak tutur

perintah, Ibrahim (1993:31) mengungkapkan penutur dalam klasifikasi requirements

(3)

3

melakukan tuturan ini, yaitu penutur memperasumsian bahwa ia memiliki kewenangan yang lebih tinggi dari pada mitra tuturnya. Bentuk-bentuk dari requirements adalah perintah, menyuruh, mengarahkan atau mengintruksi, menuntut, mendikte, mensyaratkan, dan mengatur.

Ibrahim (1933:32) mengatakan

prohibitives yaitu bentuk tindak tutur

melarang, jenis tindak tutur ini tidak jauh berbeda dengan requreiments karena merupakan perintah untuk melarang mitra tutur melakukan sesuatu. Menurut Ibrahim ada perbedaan antara dari segi gramatikal antara requirements dengan prohibitives

tersebut. Kami

mendaftarkanprohibitivessecara terpisah sebab menggunakan bentuk gramatikal yang berbeda dan terdapat sejumlah verba semacam itu.Prohibitives juga dikenali melalui konteks tuturan terjadi yang mencakup kondisi, lingkungan, dan maksud tuturan. Bentuk-bentuk prohibitivesyaitu

melarang dan membatasi.

Permissives adalah jenis tindak tutur

ijin, Ibrahim (1993:32) menyatakan

permissivesbertujuan untuk mengekspresikan

kepercayaan penutur dan maksud penutur, sehingga mitra tutur percaya bahwa ujaran penutur mengandung alasan yang cukup bagi mitra tutur untuk merasa bebas melakukan sesuatu. Bentuk-bentuk permissivesyaitu

menyetujui, mengijinkan, memberi wewenang, mengabulkan, membiarkan,

melepaskan, memaafkan, dan

memperkenankan.

Adivisoreisyaitu bentuk tindak tutur

menasehatkan, Ibrahim (1993:33)menyatakan ada yang diekspresikan oleh penutur bukanlah keinginan mitra tutur melakukan tindakan tertentu tetapi kepercayaan bahwa melakukan sesuatu merupakan hal baik, bahwa tindakan tersebut adalah kepentingan bagi mitra tutur. Bentuk-bentuk

Adivisoreisyaitumenasehatkan,

memperingati, konseling, mengusulkan/ menyarankan, dan mendorong.

Konteks memiliki pernan yang penting dalam pragmatik, hal ini seperti definisi konteks yang diungkapkan oleh Leech

(1983:20) mengungkapkanlatar belakang pemahaman yang dimiliki oleh penutur maupun lawan tutur sehingga lawan tutur dapat membuat interpretasi mengenai apa dimaksud oleh penutur pada waktu membuat tuturan tertentu, dengan demikian konteks adalah hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan fisik, lingkungan sosial sebuah tuturan, dan latar belakang sebuah pengetahuan yang sama-sama dimiliki oleh penutur dan lawan tutur, serta mendukung lawan tutur untuk memahami/menafsirkan maksud tuturan.

METODE PENELITIAN

Metode adalah cara kerja, teknik yang digunakan secara berurutan dan sistematis dalam metode penelitian. Metode dalam penelitian ini ada dua yaitu metode pengumpulan data dan metode analisis data. Data di kumpulkan dengan metode dokumenter. Analisis data menggunakan metode analisis konteks.

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif.Penelitian kualitatif merupakan bentuk penelitian yang menggambarkan suatu keadaan dengan uraian.Moleong (2010:4) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskritif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Menurut Arikunto (2013:107) yang dimaksud data dengan sumber data penelitian adalah subjek dari mana data tersebut diperoleh. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah video film Untuk

Angeline. Film Untuk Angelineyang berdurasi

1:33:41, yang disutradari oleh Jito Banyu. Tayang perdana pada tanggal 21 Juli 2016 dilayar lebar Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tuturan dalam Film Untuk Angeline. Teknik dan alat pengumpulan data yaitu teknik dokumenter.

Peneliti melakukan uji keabsahan agar data yang diperoleh benar-benar objektif, sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan. Aspek-aspek yang digunakan untuk menguji keabsahan data

(4)

4

berupa (1) ketekunan pengamatan, dengan maksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang relevan dengan persoalan yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci (Moleong, 2015:329); (2) kecukupan referensial, peneliti berusaha memenuhi kecukupan referensial dengan cara melengkapi teori-teori yang menjadi landasan dalam mengabsahkan data.

Menurut Afifudin dan Saebani (2009:145) mengatakan teknik analisis data merupakan cara yang digunakan penulis untuk menganalisis data setelah data terkumpul secara keseluruhan. Data-data tersebut merupakan data-data kualitatif deskriptif maka penganalisisan harus menggunakan konsep dasar analisis data kualitatif deskriptif. Kegiatan analisis data ialah mengatur, mengurutkan, mengelompok-kan, memberikan kode dan mengategorikan. HASILPENELITIAN

DANPEMBAHASAN

Berdasarkan masalah yang dibahas dalam penelitian ini, maka peneliti memaparkan hasil analisis data berupa tindak tutur direktif dalam film Untuk Angeline.

Berikut ini analisis data tindak tutur direktif meminta.

Konteks: Tuturan ini terjadi ketika mereka sedang berada di rumah sakit saat Midah sudah melahirkan Angeline, pada saat itu Tery dan Jhon pergi ke rumah sakit tersebut untuk menjemput anak yang akan diadopsi tersebut yaitu anak Midah yang bernama Angeline suasana pada saat itu sangat sedih dan haru.

(1) Suami Midah : nanti kalau anak saya sudah bersama Mr dan ibu tolong dijaga.

Berdasakan data (1) maka dapat dianalisis seperti berikut ini.Setting tuturan ini lokasinya di sebuah rumah sakit tempat Midah melahirkan Angeline pada siang hari.Participanyaitu suami Midah.Ends tuturan adalah suami Midah meminta kepada Jhon dan Tery.Act/pesan tuturan tersebut adalah Midah mengatakan kepada Jhon dan Tery agar merawat Angeline dengan

baik.Key yaitu Suami Midah menyampaikan dengan intonasi yang santai dan biasa saja

dan Jhon menjawab dengan

lembut.Instrument tersebut yaitu menggunakan bahasa dialek Inggris dan dicampur dengan bahasa Indonesia secara lisan oleh suami Midah kepada Jhon. Norms yang terdapat dalam tuturan tersebut yaitu berbentuk nonformal yang disampaikan oleh Midah kepada Jhon. Genre yaitu berbentuk dialog yang terjadi di sebuah rumah sakit.

Tuturan (1) ini termasuk tuturan jenis tindak tutur direktif meminta karena tuturan tersebut memiliki data dan bukti yang kuat seperti yang dituturkan oleh suami Midah “tolong” tolong di sini yang berarti meminta sesuatu dari tuturan ini yaitu suami Midah meminta dengan menggunakan kata tolong kepada Tery dan Jhon supaya mereka bisa menjaga dan merawat Angeline dengan baik dan penuh kasih sayang, jika orang mendengarkan ataupun membaca tuturan ini pasti sudah mengetahui maksud dan tujuan si penutur tersebut.

Berikut ini analisis data tindak tutur direktif bertanya.

Konteks : Tuturan ini terjadi ketika mereka sedang berada di rumah sakit, pada saat itu Midah akan menyerahkan Angeline kepada Jhon dan Tery dan suasana hati Midah menjadi sedih.

(1) Midah : saya, saya boleh ketemu dengan dia?

Tery : kamu bisa berjumpa dengan anak kamu setelah kamu mendapatkan hak asuhnya, saat ia berusia 18 tahun.

Berdasarkan data (1) maka dapat dianalisis seperti berikut ini.Setting tuturan ini lokasinya ketika mereka sedang berada di rumah sakit ketika siang hari. Participant yaitu Midah.Ends tuturan adalah Midah ini bertanya kepada Tery dan Jhon.Act/pesan tuturan tersebut adalah Midah bertanya kepada Tery dan Jhon tentang apakah ia boleh bertemu dengan Angeline atau tidak.

Key yaitu Midah menyampaikan tuturan

tersebut dengan intonasi yang sedih dan secara terbata-bata namun Tery menjawabnya dengan nada yang tegas dan

(5)

5

kasar.Instrumenttersebut yaitu menggunakan bahasa Indonesia secara lisan oleh Midah kepada Jhon dan Tery. Norms yang terdapat dalam tuturan tersebut yaitu berbentuk nonformal yang disampaikan oleh Midah kepada Tery dan Jhon. Genre yaitu berbentuk dialog yang terjadi ketika mereka sedang berada di sebuah rumah sakit.

Tuturan tersebut dikatakan tuturan tindak tutur direktif bertanya karena memiliki bukti dan data yang kuat seperti yang disampaikan oleh Midah yang berbunyi “saya boleh ketemu dengan dia” kalimat tersebut sudah jelas bahwa merupakan tuturan bertanya, karena pada saat itu Midah sedang bertanya kepada Tery tentang anaknya Angeline yang akan diadopsi oleh Jhon dan Tery. Jika orang mendengarkan ataupun membaca tuturan ini pasti sudah tau bahwa tuturan ini termasuk tindak tutur direktif bertanya.

Berikut ini analisis data tindak tutur direktif menyuruh.

Konteks : Tuturan ini terjadi ketika mereka sedang berada di sebuah kamar, pada saat itu Jhon dan Tery sedang berdebat dan membuat suasana menjadi tegang.

(1) Jhon : kamu pergi aja sendiri Tery!

Berdasarkan data (1) maka dapat dianalisis sebagai berikut.Setting tuturan ini lokasinya di sebuah kamar Jhon dan Tery ketika sore hari.Participant adalah Jhon.Ends tuturan adalah Jhon menyuruh Tery.Act/pesan tuturan tersebut adalah Jhon mengatakan supaya Tery pergi liburan sendiri.Key yaitu Jhon menyampaikan dengan intonasi yang ditekan namun sedikit kasar. Instrument tersebut yaitu bahasa Indonesia namun dengan dialek Bahasa Inggris secara lisan oleh Jhon kepada Tery.

Norms yang terdapat dalam tuturan tersebut

yaitu berbentuk nonformal yang disampaikan oleh Jhon kepada Tery. Genre yaitu berbentuk dialog yang terjadi ketika mereka sedang berada di sebuah kamar.

Tuturan (1) ini dikatakan tindak tutur direktif menyuruh karena memiliki data dan bukti yang kuat seperti pada tuturan yang disampaikan oleh Jhon tersebut yang

berbunyi “kamu pergi aja sendiri” kata “pergi” itu sudah jelas menunjukan jenis tuturan menyuruh, yaitu Jhon menyuruh Tery supaya pergi berliburan sendiri saja tanpa melibatkan Jhon dan Angeline. Jika orang membaca atau mendengarkan tuturan ini pasti sudah tau dan paham maksud dari tuturan ini.

Berikut ini analisis data tindak tutur direktif melarang.

Konteks : Tuturan ini terjadi ketika mereka sedang berada di rumah sakit, pada saat itu Angeline akan di bawa pergi oleh Jhon dan Tery suasana hati Midah pun menjadi sedih karena melihat anaknya akan dibawa oleh mereka.

(1) Jhon: kami akan jaga dia seperti anak kami sendiri, tidak perlu khawatir.

Berdasarkan data (1) maka dapat dianalisis sebagai berikut ini.Setting tuturan ini lokasinya ketika mereka sedang berada di rumah sakit pada siang hari.Participant yaitu Jhon.Ends tuturan Jhon yaitu melarang Midah.Act/pesan Jhon menyampaikan kepada Midah supaya tidak usah khawatir terhadap Angeline dan Angeline akan baik-baik saja kepada Tery dan Jhon. Key yaitu Jhon menyampaikannya dengan intonasi yang santai dan biasa saja. Instrument tersebut yaitu menggunakan bahasa Indonesia namun dialek bahasa Inggris secara oleh Jhon kepada Midah. Norms yang terdapat dalam tuturan tersebut yaitu berbentuk nonformal yang disampaikan oleh Jhon kepada Midah.

Genre yaitu berbentuk dialog yang terjadi

ketika mereka sedang berada di rumah sakit. Tuturan (1) ini menunjukan tindak tutur direktif melarang karena dari tuturan tesebut ada tuturan yang berbunyi “tidak perlu khawatir” dari tuturan tersebut sangat jelas menunjukan jenis melarang, tuturan ini bermaksud Jhon melarang kepada Tery supaya jangan khawatir atas penyerahan Angeline kepada mereka, kalau orang membaca dan mendengarkan tuturan ini pasti sudah tau dan paham dengan jenis tuturan ini. Berikut ini analisis data tindak tutur direktif mengijinkan.

Konteks : Tuturan ini terjadi ketika mereka sedang berada di sekolah, pada saat itu

(6)

6

Angeline sedang asik bermain di halaman sekolahnya tiba-tiba Angeline jatuh pingsan, suasana pada saat itu adalah khawtir.

(1) Guru : di isi perutnya ya supaya badanya agak segar habis ini segar nanti badanya ya. Sebaiknya Angeline pulang saja istirahat sama mama biar segar besok sekolah lagi.

Berdasarkan data (1) tersebut maka dapat dianalisis sebagai berikut.Setting tuturan ini lokasinya ketika mereka sedang berada di sebuah Unit Kesehatan Siwa (UKS) yaitu di sekolah pada pagi hari .Participant yaitu Guru. Ends tuturan adalah guru

mengijinkan Angeline untuk

pulang.Act/pesan tuturan tersebut adalah guru mengijinkan supaya Angeline pulang saya ke rumah walaupun belum saatnya jam pulang di sekolah. Key yaitu guru menyampaikannya dengan cara yang lembut dan halus sambil di ayun-ayunkan oleh Guru kepada Angeline. Instrument tuturan tersebut menggunakan bahasa Indonesia secara lisan oleh guru kepada Angeline. Norms yang terdapat dalam tuturan tuturan tersebut yaitu berbentuk formal karena mereka sedang berada di sekolah. Genre yang berbentuk dialog yang terjadi di sebuah Unit Kesehatan Siswa (UKS).

Tuturan (1) ini dikatakan tindak tutur direktif mengijinkan karena mengandung bukti yang kuat seperti pada tuturan Guru yang berbunyi “Sebaiknya Angeline pulang saja istirahat”, tuturan Guru ini sudah jelas mengijinkan Angeline supaya pulang ke rumahnya karena pada saat itu belum waktunya pulang sekolah. Jika kita membaca dan mendengarkan tuturan Guru tersebut pasti sudah paham dan mengetahui tindak tutur direktif mengijinkan karena sudah sangat jelas dengan apa yang di dengan dan di baca dari tuturan tersebut.

Berikut ini analisis data tindak tutur direktif menasehatkan.

Konteks: Tuturan ini terjadi ketika mereka sedang berada di ruang tamu rumah bunda Dinda, pada saat itu bunda Dinda akan pergi untuk beberapa hari dan ia menitipkan Dinda bersama bik Midah, suasana pada saat itu adalah sedih.

(1) Bunda Dinda : Dinda sini-sini, bunda mau bicara. Dinda bunda kan mau pergi cuman beberapa hari aja kok. Dinda di sini baik-baik sama bik Midah ya. Midah-midah koper saya Midah.

Berdasarkan data tuturan (1) dapat dianalisis sebagai berikut.Setting tuturan ini lokasinya ketika diruang tamu rumah mereka pada siang hari. Participant adalah bunda Dinda. Ends yaitu bunda Dinda memperingati kepada Dinda.Act/pesan tuturan tersebut adalah Bunda Dinda memperingati/mengingatkan Dinda supaya baik-baik bersama Bik Midah ketika bundanya akan pergi nanti. Key yaitu bunda Dinda menyampaikannya dengan nada yang sangat lembut dan pelan dan Dinda menjawab dengan nada lembut. Instrument tersebut yaitu menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar secara lisan karena mereka sedang bertatap muka. Norms yang terdapat dalam tuturan tersebut yaitu percakapan nonformal. Genre yang berbentuk dialog yang terjadi ketika mereka sedang berada diruang tamu rumah bunda Dinda.

Tuturan (1) ini dikatakan tindak tutur direktif mengingatkan/memperingati karena ada bukti dari tuturan tersebut seperti pada tuturan bunda Dinda yang berbunyi “Dinda di sini baik-baik sama bik Midah ya”, tuturan ini sudah jelas bahwa bunda Dinda mengingatkan/memperingati anaknya yang bernama Dinda tersebut supaya ia baik-baik saja selama bundanya pergi, jika orang mendengarkan tuturan ini pasti sudah tau bahwa tuturan ini termasuk tindak tutur direktif mengingatkan/memperingati.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data terhadap percakapan (dialog) antara penutur dan mitra tutur dalam film Untuk Angeline, terdapat beberapa simpulan sebagai berikut.Tuturan yang paling dominan dalam penelitian ini yaitu tindak tutur direktif bertanya karena film ini merupakan kisah nyata yang pernah terjadi dan membuat penonton menjadi inspirasi agar tidak akan ada lagi kejadian

(7)

7

yang akan dialami seperti Angeline tersebut.Tindak tutur direktif dalam film

Untuk Angeline berjumlah 90 tuturan yang

terdiri atas enam (6) jenis yaitu requestives,

question, requirements, prohibitives,

permissives dan advisories. Tindak tutur

direktif advisories dalam film Untuk

Angeline berjumlah 2

tuturanyaitututuranmemperingati/mengingatk an. Tindak tutur direktif question merupakan tuturan yang paling dominan digunakan dalam film Untuk Angeline, tindak tutur ini digunakan untuk memperkuat dan membuat menarik jalan cerita dalam film Untuk

Angeline dan kemudian diperjelas dengan

tindak tutur direktif lainnya agar lebih mudah dan dipahami maksud dan tujuan cerita dalam film tersebut.Hasil analisis tindak tutur direktif dalam film Untuk Angeline dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah khusunya sebagai bahan ajar (teks pemodelan) dan media pembelajaran dalam materi mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu teks drama dengan Kompetensi Dasar 3.19. Menganalisis isi dan kebahasaan drama yang

dibaca atau ditonton dan

4.19.Mendemostrasikan sebuah naskah drama dengan memperhatikan isi dan kebahasaan.

Saran

Hasil analisis terhadap tindak tutur direktif dalam film Untuk Angeline telah disampaikan pada bagian data dan analisis data serta pada bagian simpulan. Peneliti juga akan menyampaikan saran berdasarkan proses dan analisis data yaitu sebagai berikut. (1) Peneliti lain dapat memilih jenis tindak tutur sebagai fokus dalam penelitian. (2) Peneliti lain juga dapat memilih objek penelitian yang lain apabila melakukan penelitian tentang tindak tutur direktif sebagai fokus penelitian. (3) Dalam melakukan penelitian terhadap tindak tutur direktif diperlukan kecermatan dan ketelitian dalam melakukan analisis, karena apabila terjadi ketidakfokusan akan membuat hasil analisis data. (4) Hasil analisis dapat diterapkan secara langsung dalam pembelajaran khusunya dapat dijadikan sebagai bahan dan media ajar pada materi teks drama kelas XI semester genap pada kurikulum 2013.

DAFTAR RUJUKAN

Afifudin dan Beni Ahmad Saebeni. 2009.

Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: Pustaka Setia.

Arikunto, Suharsini. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Pustaka Setia.

Ibrahim, Abdul Syukur. 1993. Kajian Tindak

Tutur. Surabaya: Usaha Nasional.

Kasiram, Mohammad. 2010. Metodologi

Penelitian. Yogyakarta: Sukses Offset

Mashun. 2007. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT Raja Persada.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian

Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdarkaya.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suryabrata, Sumadi. 2015. Metodologi

Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo

Perseda.

Tarigan, Henry Guntur. 2015. Pengajaran

Referensi

Dokumen terkait

(3) Strategi tindak tutur direktif dan ekspresif pada dialog film Gie yang paling banyak adalah stategi tindak tutur direktif langsung dengan modus kalimat perintah berjumalah 49

Perbedaan strategi penuturan tindak tutur direktif berimplikatur adalah, dalam bahasa Jepang tindak tutur direktif berimplikatur dituturkan melalui tuturan dengan

Wijana (1996:35) mengungkapkan bahwa tindak tutur langsung tidak literal adalah tindak tutur yang diutarakan dengan modus kalimat yang sesuai dengan maksud tuturan, tetapi

Berdasar hasil penelitian fungsi dan modus tuturan direktif dalam teks drama Tuk ini ditemukan fungsi tindak tutur direktif (1) menyuruh, (2) memohon, (3) menuntut, (4)

Tindak tutur direktif sendiri merupakan tindak tutur yang dilakukan oleh penutur kepada mitra tutur untuk melakukan sesuatu atau tindakan yang mengandung makna

Adapun jenis tindak tutur direktif yang terdapat dalam novel Sala Lelimengan karya Suparta Brata adalah sebagai berikut: tindak tutur direktif memaksa terdapat 6 data,

Data dan sumber data dalam penelitian ini adalah tuturan tokoh yang meliputi bentuk dan fungsi tindak tutur direktif dan ekspresif dalam dialog film Teman Tapi Menikah karya

Wijana (1996:35) mengungkapkan bahwa tindak tutur langsung tidak literal adalah tindak tutur yang diutarakan dengan modus kalimat yang sesuai dengan maksud tuturan, tetapi