Modul ke: Fakultas Program Studi Ekonomi dan Bisnis S1 Akuntansi
Dosen : Fitria Nursanti SE., MPd.
KOMUNIKASI BISNIS
PESAN PERSUASIF DAN
NEGATIF
Persuasi merupakan suatu usaha mengubah sikap,
kepercayaan, atau tindakan audiens untuk mencapai
suatu tujuan. Persuasi yang efektif adalah kemampuan
untuk menyampaikan suatu pesan dengan cara membuat
audiens (pembaca atau pendengar) merasa mempunyai
pilihan dan membuat mereka setuju.
Di dalam suatu organisasi, pesan-pesan persuasif
dimaksudkan untuk menjual ide atau gagasan kepada
orang lain, member saran agar prosedur operasional
lebih efisien, mengumpulkan dukungan untuk suatu
kegiatan tertentu dan untuk meminta bantuan dana bagi
suatu pembiayaan proyek tertentu. Sedangkan untuk
kepentingan eksternal perusahaan contoh kegiatan
penyampaian pesan-pesan persuasif berupa permintaan
atau informasi yang bersifat menyenangkan, atau kegiatan
untuk mendapatkan dana dan kerja sama.
Pesan-pesan persuasi bertujuan untuk
•
mempengaruhi audiens yang cenderung
mempertahankan ide atau gagasannya.
•
Menjual ide/gagasan kepada orang lain.
•
Memberi saran agar prosedur operasional lebih
efisien.
•
Mengumpulkan suatu dukungan untuk kegiatan
tertentu, dan
•
Meminta bantuan dana bagi pembiayaan suatu
proyek tertentu
Merencanakan Pesan Persuasif
Persuasi merupakan suatu usaha untuk mengubah
sikap, kepercayaan, atau tindakan audiens untuk
mencapai suatu tujuan.
Berikut ini adalah urutan dalam proses perencanaan pesan persuasif.
1. Analisis Audiens
Untuk dapat melakukan analisis audiens dengan,
komunikator dapat mengajukan beberapa pertanyaan penting seperti: Siapa audiensnya? Apa yang diinginkan audiens untuk melakukan sesuatu? Bagaimana kredibilitas seseorang sebagai penyampai pesan dalam mempengaruhi suatu pesan? Apakah seseorang juga mempertimbangkan masalah-masalah yang paling penting? serta Bagaimana budaya organisasi dapat mempengaruhi pemilihan strategi?
2. Pertimbangan Perbedaan Budaya
Pemahaman terhadap perbedaan budaya yang ada tidak
hanya akan membantu seseorang sebagai komunikator dalam memuaskan kebutuhan audiens, tetapi juga akan membantu bagaimana mereka memandang sang komunikator.
3.
Memilih Pendekatan Organisasional
Dalam hal ini, seseorang sebagai
komunikator dapat menggunakan
pendekatan tak langsung (
indirect
approach
) dalam menyampaikan
pesan-pesan persuasif. Akan tetapi, jika audiens
dari komunikator tersebut objektif, atau jika
komunikator mengetahui bahwa audiens
lebih memilih untuk mendengar
pesan-pesan disampaikan secara segera,
pendekatan organisasional yang tepat
adalah pendekatan langsung (
direct
Mengembangkan Pesan Persuasif
Pesan persuasif yang efektif mencakup empat
komponen, antara lain:
1).
Menetapkan Kredibilitas
Kredibilitas ditentukan oleh sejauh tingkat kepercayaan
dan reliabilitas yang dimiliki. Jika kredibilitas
komunikator di hadapan audiens diragukan, maka
mereka akan cenderung skeptis dan tidak menerima
begitu saja informasi yang disampaikan sehingga upaya
untuk melakukan persuasi akan tampak sebagai bentuk
tipuan. Salah satu cara untuk menumbuhkan kredibilitas
bagi seorang komunikator adalah melalui fakta atau bukti
objektif, berupa semua bentuk dokumen, statistik,
2).
Membuat Kerangka Argumentasi
Setelah mengumpulkan cukup fakta, bukti dan temuan lainnya, maka langkah selanjutnya adalah membuat kerangka argumentasi. Kebanyakan pesan persuasif mengikuti rencana organisasional AIDA, yaitu:
a.
Attention
(Perhatian
)Pada fase ini, komunikator harus dapat segera meyakinkan audiens dalam pembukaan bahwa ia memiliki sesuatu yang berguna untuk disampaikan.
b.
Interest
(Minat
)Dalam tahap ini komunikator menjelaskan relevansi pesan-pesan yang disampaikannya dengan audiens.
c.
Desire
(Hasrat
)Pada fase ini, komunikator berusaha mengubah keinginan audiens dengan menjelaskan bagaimana perubahan yang dilakukan akan memberikan manfaat yang lebih baik bagi audiens.
d.
Action
(Tindakan
)Dalam tahap yang terakhir ini, komunikator menyarankan tindakan spesifik yang diinginkan terhadap audiens.
3).
Memilih Daya Pikat
Kebanyakan pesan-pesan persuasif menggunakan daya pemikat logika (
logical appeal
) dan daya pemikat emosional (emotional
appeal
) untuk melakukan persuasi audiens. Keseimbangan di antara keduanya tergantung pada empat faktor penting, yaitutindakan yang diharapkan, harapan audiens, tingkat resistansi yang harus diatasi, serta kemampuan menjual ide/gagasan pada audiens. a. Pemikat Emosional
b. Pemikat Logika
Ketika memikat logika audiens, komunikator dapat menggunakan salah satu dari tiga jenis alasan berikut ini:
Analogi
Analogi adalah penggunaan alasan dari bukti-bukti spesifik menuju bukti-bukti spesifik pula..
Induksi
Induksi adalah pemberian alasan dari bukti-bukti spesifik menuju kesimpulan umum.
Deduksi
Deduksi adalah pemberian alasan dari yang bersifat umum menuju kesimpulan spesifik.
c. Pertimbangan Etika
Pelaku bisnis secara etis menginformasikan dan
menambah pemahaman mereka dalam berbagai hal
yang berkaitan dengan manfaat ide, organisasi,
produk atau tindakan tertentu kepada audiens
sehingga mereka dapat mengakui betapa baiknya
hal-hal tersebut.
4). Penggunaan Bahasa yang Baik
Penyampaikan pesan-pesan bisnis tertulis yang
dilakukan secara persuasif sebaiknya tetap
menggunakan bahasa yang baik, jelas, sederhana
dan mudah dipahami. Penggunaan bahasa yang
baik bukan semata-mata dilihat dari sisi
penggunaan bahasa formal atau resmi, tetapi juga
pemilihan kata atau istilah yang tepat sesuai
Menulis Permintaan Persuasif
Manfaat langsung permintaan persuasif di
dalam suatu organisasi meliputi pengurangan
beban kerja seorang supervisor atau
memberikan premi terhadap seseorang yang
memberikan tanggapan atas survei.
Manfaat tidak langsung permintaan persuasif
meliputi peningkatan atau perbaikan moral
karyawan dan peningkatan prestise atau
tantangan untuk membuat kontribusi yang
berarti bagi perusahaan.
1.
Permintaan Persuasif Untuk Tindakan
Apabila seseorang sedang mengajukan surat permintaan peningkatan anggaran atau sesuatu yang menyenangkan, sebaiknya seseorang menggunakan perencanaan
organisasional AIDA (
Attention
,Interest
,Desire
,Action
) untuk merencanakan penulisan pesan-pesan persuasif. Pada kalimat pembuka mulailah dengan kalimat yang
mampu mengundang perhatian pembaca yang menunjukkan bahwa komunikator mengetahui sesuatu yang sangat
diharapkan pembaca atau audiens.
Selanjutnya pada bagian pertengahan, gunakan kalimat yang mampu menarik minat dan harapan pembaca yang
mencakup apa yang sebenarnya diketahui oleh komunikator tentang situasi yang komunikator harapkan untuk suatu
tindakan tertentu seperti fakta yang ada, manfaat bantuan, dan pengalaman yang mampu mendorong minat pembaca. Apabila komunikator sudah betul-betul yakin bahwa pesan-pesan yang ingin Anda sampaikan relevan dengan pembaca, akhiri tulisan dengan suatu permintaan atau permohonan tindakan spesifik.
2.
Permintaan Dan Pengaduan Persuasif Untuk
Penyesuaian
Meskipun surat pengaduan persuasif dan surat
permintaan penyesuaian kadangkala merujuk pada
surat keluhan (
complaint letters
), tujuan komunikator
adalah melakukan persuasi kepada audiens untuk
melakukan penyesuaian-penyesuaian yang
diperlukan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu
ditunjukkan perbedaan antara apa yang sebenarnya
diharapkan oleh komunikator dengan apa yang
sebenarnya telah ia terima.
Kebanyakan surat pengaduan (
claim letters
) dimulai
dengan penyampaian pesan-pesan rutin. Namun
demikian, komunikator juga dapat menulis surat
pengaduan persuasif dengan menyisipkan bukti-bukti
tambahan lain dan menggunakan teknik yang lebih
menarik perhatian pembaca.
Menulis Pesan Penjualan dan Pengumpulan
Dana
Terdapat dua jenis pesan-pesan persuasif, yakni surat
penjualan (sales letter) dan surat permohonan bantuan dana (fundraising letters).
Perbedaan antara pesan penjualan dan pesan pengumpulan dana:
– Pesan penjualan biasanya dikirim oleh organisasi yang mencari laba untuk membujuk pembaca membelanjakan uangnya bagi produk mereka sendiri
– Pesan pengumpulan dana biasanya dikirimkan oleh organisasi nirlaba yang membujuk pembaca untuk menyumbangkan uang atau waktu kepada orang lain. Persamaan antara pesan penjualan dan pesan pengumpulan dana:
Kedua pesan ini sama-sama bersaing untuk dan kepentingan publik.
PESAN NEGATIF / BAD NEWS
Tiga langkah proses menulis untuk hal pesan yang negatif maupun positif
Langkah 1 : Merencanakan Pesan Anda.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum perencanaan dapat dilakukan menganalisa situasi,
mendapatkan apa yang para audiens inginkan, memilih media yang tepat untuk pesan dan para audiens, mengorganisasi
informasi secara efektif.
Langkah 2 : Menulis Pesan Anda.
Menulis pesan dimulai dengan mengadaptasi pendekatan anda bagi audiens anda. Lebih sensinstiv pada audiens anda dengan cara mempertahankan suatu sikap anda, bersikap sopan,
menekankan yang positif, dan menggunakan bahasa yang bebas bias.
Langkah 3 : Melengkapi Pesan Anda.
Tidak peduli seberapa singkat atau langsung pesan yang
disampaikan, dampaknya maksimal dengan memberikan diri anda banyak waktu untuk : Merevisi pesan, menghasilkan pesan, mengoreksi pesan, mendistribusikan pesan
Etnosentrisme
merupakan
keyakinan
pada superioritas ras seseorang, yang
menyebabkan kita menghakimi orang lain
menurut nilai-nilai kita sendiri. Keyakinan
terhadap keunggulan ras dirinya sendiri
ini di sebut etnosentrisme, suatu sikap
alami yang hampir melekat pada semua
kebudayaan. Reaksi etnosentrisme ini
dapat di kurangi dengan memahami
budaya lain dan meningkatkan kepekaan
multi budaya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Madura, Jeff. 2012. Introduction to business, 5th edition. USA:
South-Western Collage Publishing
2. Ebert, Ronald J. and Ricky W. Griffin. 2013. Essential Business. 9th
edition. Essex: Edinburg Gate Harlow.
3. Nickels, William G., James McHugh and Susan M. McHugh. 2008.
Understanding Business. 8th edition. Now York : Mc Graw Hill.
4. Boone, Loise E. and David L. Kurtz, 2013. Contemporary Business. 14th edition. Harcourt Inc
5. Robbons S.P. and Coulter M., 2010. Management, Pearson Education Inc. Prentice Hall. New Jersey.
6. R.W. Suparyanto and Bari, Abdul., 2014.Pengantar bisnis: konsep, Realita dan Aplikasi Usaha Kecil. 1st edition. Pustaka Mandiri.
7. Sunardi and Primastiwi, Anita., 2015. Pengantar Bisnis: Konsep, Strategi dan kasus. 1st edition. PT. Buku seru.