• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbaikan Desain Antarmuka Sistem Pelaporan Kehilangan Menggunakan Metode Human Centered Design (HCD) (Studi Kasus: SPKT Polres Tulungagung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Perbaikan Desain Antarmuka Sistem Pelaporan Kehilangan Menggunakan Metode Human Centered Design (HCD) (Studi Kasus: SPKT Polres Tulungagung)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Brawijaya 1110

Perbaikan Desain Antarmuka Sistem Pelaporan Kehilangan Menggunakan Metode Human Centered Design (HCD)

(Studi Kasus: SPKT Polres Tulungagung)

Grenzya Laksmi Putri Kusoy1, Hanifah Muslimah Az-Zahra2, Satrio Hadi Wijoyo3 Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1grenzyakusoy@student.ub.ac.id, 2hanifah.azzahra@ub.ac.id, 3satriohadi@ub.ac.id

Abstrak

Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) adalah unit polisi yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam bentuk penerimaan dan penanganan pertama laporan/pengaduan, pelayanan bantuan/pertolongan kepolisian sesuai ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku. Aplikasi Pelaporan Kehilangan dapat memudahkan SPKT Polres Tulungagung dalam membuat laporan untuk masyarakat yang melapor dan dapat menganalisis jenis-jenis laporan apa saja yang telah di laporkan setiap waktunya. Aplikasi Pelaporan Kehilangan milik SPKT Polres Tulungagung ini, dilakukan perbaikan tampilan dengan menggunakan Human Centered Design (HCD), dengan teknik wawancara yang menghasilkan PACT analisis dan persona, selanjutnya diuji dengan usability testing, dan hasil perbaikan berupa prototipe. Desain prototipe dan pengujian telah berjalan sesuai konteks pengguna dan kebutuhan pengguna. Pada pengujian awal didapatkan hasil dua responden gagal dalam mengerjakan dua buah tugas, dan secara keseluruhan responden rata-rata mengerjakan sembilan tugas dengan waktu 10 menit sampai 13 menit. Pengujian usability akhir mendapatkan hasil rata-rata pengerjaan sembilan tugas dengan waktu 9 menit sampai 13 menit tanpa ada kegagalan responden mengerjakan tugas tersebut setelah dilakukan perbaikan desain. Sehingga penelitian ini telah dilakukan dan dapat menyelesaikan permasalahan pada aplikasi pelaporan kehilangan dengan menggunakan Human Centered Design (HCD).

Kata kunci: human centered design (HCD), PACT Analisis, persona, usability testing, prototipe, aplikasi laporan kehilangan

Abstract

Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) is a police unit in charge of providing services to the public in the form of acceptance and first handling of reports/complaints, assistance services/police officers in accordance with the provisions of applicable laws and regulations. Lost Reporting Application can facilitate the Integrated Police Service Center of Tulungagung in creating reports for public reporting and can analyze the types of reports that have been reported in realtime. Lost Reporting Application owned by Tulungagung Integrated Police Service Center, the appearance was improved using the Human-Centered Design (HCD) method, with the interview techniques that resulted in PACT analysis and persona, further tested with usability testing, and the results of improvements in the form of prototypes. Prototype and testing design have been running according to user context and user needs.

In initial testing, the results of two respondents failed to work on two assignments, and the average respondent worked nine tasks by 10 minutes to 13 minutes. Final usability testing gets the average result of nine tasks by 9 minutes to 13 minutes without any failure of respondents to perform the task after design improvements. So this research has been done and can solve problems in reporting applications lose using the method of Human-Centered Design (HCD).

Keywords: human centered design (HCD), PACT analysis, persona, usability testing, prototype, lost reporting application.

(2)

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

1. PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi informasi berbasis web tersebut mendorong suatu instansi untuk meningkatkan usaha pelayanannya sehingga banyak dibutuhkan perangkat yang canggih di berbagai bidang. Salah satu instansi yang memerlukan teknologi informasi berbasis web yaitu instansi kepolisian. Polres Tulungagung adalah pelaksana tugas dan wewenang Polri di wilayah kabupaten/kota Tulungagung. Dinas yang mengurusi semua masalah yang berkaitan dengan pelayanan dan keamanan masyarakat khususnya masyarakat Kabupaten Tulungagung.

SPKT Polres Tulungagung memiliki Sistem Pelaporan Kehilangan, ini merupakan sistem internal untuk anggota SPKT Polres Tulungagung yang berfungsi untuk pembuatan laporan masyarakat. Ketika ada masyarakat melapor petugas SPKT akan mengisi data berdasarkan laporan dari pelapor dan memilih jenis laporan yang yang diterima selanjutnya, petugas akan menyimpan laporan tersebut di lokal yaitu di komputer dan di cetak untuk diserahkan kepada pelapor sebagai bukti telah melapor. Aplikasi sistem pelaporan kehilangan adalah sebuah aplikasi yang digunakan untuk membuat laporan dari masyarakat. Pengguna sistem tersebut ditujukan untuk anggota SPKT Polres Tulungagung yang bertujuan untuk memudahkan anggota dalam pembuatan laporan dari masyarakat.

Hasil dari penelitian awal petugas SPKT dalam satu hari dapat menerima laporan dari masyarakat sekitar 30 sampai 60 laporan seperti surat-surat berharga yang hilang, pencurian, pengaduan kendaraan yang hilang, tindak kriminalitas dan sebagainya. pengalaman menggunakan sistem pelaporan kehilangan tersebut menyatakan bahwa sistem tersebut jarang digunakan karena tidak efisien, tidak efektif dengan isian yang sangat detail dalam pembuatan laporan sehingga sulit untuk dipahami dan dipelajari, dan tampilan yang monoton. Bagi pengguna SPKT yang memiliki umur lebih dari 33 tahun dan tidak menguasai teknologi informasi komputer, pengguna tersebut merasa kesulitan jika harus menggunakan aplikasi baru dan tidak user friendly saat digunakan. Sistem tersebut diinstal hanya di satu komputer dimana anggota SPKT tidak selalu berada ditempat yang sama, sehingga membuat anggota SPKT tidak terbiasa

untuk menggunakan sistem tersebut. Tidak adanya klasifikasi Laporan Polisi (LP) ini mengakibatkan ketidakteraturan pengelompokan arsip laporan polisi. Grafik riwayat laporan polisi yang masuk tidak dijelaskan secara detail perhari atau perbulannya hanya menampilkan jumlah laporan polisi secara keseluruhan. Masalah lain yang ditimbulkan ialah sistem tersebut tidak mempermudah petugas dalam menggunakannya seperti menu pencarian data yang hanya sebatas pencarian dengan menggunakan nomor registrasi serta tidak adanya klasifikasi Laporan Polisi (LP).

Human Centered Design (HCD) menjadi pilihan karena dengan menerapkan HCD ini akan menjadikan solusi yang tepat dan berfokus kepada kondisi dan karakterisitk user yaitu anggota SPKT terhadap penggunaan sistem pelaporan kehilangan SPKT Polres Tulungagung ini. Adapun peneliti memberikan batasan penelitian yaitu sistem yang dievaluasi adalah sistem pelaporan kehilangan milik SPKT Polres Tulungagung, dengan respondennya berjumlah delapan yaitu anggota pelayanan masyarakat SPKT beserta pemangku kepentingan lainnya. Evaluasi ini menggunakan pendekatan perancangan sistem interaktif yaitu HCD dan teknik observasi, wawancara, dokumentasi, dan usability testing.

2. Landasan Kepustakaan

2.1 Human Centered Design (HCD)

Human Centered Design (HCD) adalah suatu kerangka kerja dalam mengembangkan sistem interaktif yang memiliki fungsi kegunaan untuk membuat sistem yang berfokus kepada manusia, sehingga terdapat evaluasi, pengidentifikasian kebutuhan, dan memberikan solusi dengan menerapkan pengetahuan kegunaan atau teknik-teknik usability di dalamnya (ISO, 2010).

2.2 Usability

Menurut ISO 9241-11 Usability adalah sejauh mana suatu sistem, produk atau layanan dapat digunakan oleh pengguna tertentu untuk mencapai tujuan yang ditentukan dengan efektivitas (effectiveness) yaitu bagaimana pengguna dapat emncapai tujuan yang telah ditetapkan dengan akurasi, efisiensi (efficiency) yaitu bagaimana pengguna dapat menggunakan ketepatan dan keutuhan untuk meggapai tujuan pengguna, dan kepuasan (satisfaction) yaitu

(3)

bagaimana sikap kepuasan pengguna terhadap penggunaan suatuu produk dalam konteks penggunaan tertentu.

2.3 Usability Testing

Pengujian kegunaan (Usability Testing) adalah alat penelitian, dengan tujuannya dalam metodologi eksperimen klasik, sering digunakan asal-asalan untuk merujuk pada berbagai macam teknik yang dapat digunakan untuk menganalisis suatu produk atau sistem (Rubin & Chisnell, 2008).

2.4 PACT Analisis

Analisis berdasarkan People, Activities, Context and Technology, yang terkenal dengan akronim PACT adalah kerangka kerja umum yang digunakan untuk menganalisis situasi dalam desain sistem interaktif. Analisis PACT mengikuti prinsip bahwa "Orang menggunakan Teknologi untuk melakukan Kegiatan dalam Konteks" dan mencakup ruang lingkup Interaksi Human Computer Interaction (HCI) (Paliokas, et al., 2016).

2.5 Persona

Persona dapat digunakan untuk membuat deskripsi orang fiksi yang mengagregasi karakteristik umum kelompok pengguna tertentu (Dennis, et al., 2015).

2.6 Prototipe

Prototipe dapat digunakan untuk menghubungkan pengguna yang tidak mengerti hal teknis dan dapat digunakan untuk memperjelaskan spesifikasi kebutuhan pengguna kepada pengembang perangkat lunak (Shalahuddin & Sukamto, 2016).

3. Metodologi Penelitian

Pada penelitian ini langkah yang akan dilakukan adalah menjelaskan metodologi dimana digunakan untuk perbaikan desain antarmuka pengguna pada aplikasi pelaporan kehilangaan. Pada peneltian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif. Metodologi ini mempunyai tahap-tahap observasi yang dikerjakan. Hal tersebut sama seperti yang ada pada Gambar 1.

Gambar 1. Diagram Alir Metodologi Penelitian

Identifikasi masalah yaitu melakukan proses tanya jawab atau wawancara kepada pengguna yang berkepentingan dan pengguna yang terkait, observasi, dan dokumentasi untuk mendapatkan informasi permasalahan.

Studi pustaka yaitu bertujuan untuk mencari dasar teori dan referensi tentang penelitian sebelumnya.

Penentuan konteks pengguna untuk menghasilkan identifikasi pengguna. Bagaimana karakteristik pengguna, siapa saja kelompok pengguna, teknologi apa yang saat ini digunakan. Tahapan ini menghasilkan PACT analisis dan persona.

Penenntuan kebutuhan pengguna digunakan untuk mengukur aspek efektivitas, efisiensi, dan kepuasan pengguna terhadap aplikasi pelaporan kehilangan SPKT Polres Tulungagung.

Solusi desain ini memiliki dua tahapan yaitu pertama menghasilkan desain prototipe dengan low fidelity yaitu menggunakan pencil sketch, kedua desain prototipe menggunakan aplikasi figma untuk high fidelity prototipe.

Evaluasi rekomendasi perbaikan desain menggunakan teknik usability testing dalam menghasilkan nilai - nilai dari berbagai aspek.

(4)

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Seperti, aspek efektivitas, aspek efisiensi, dan aspek kepuasan dari pengguna.

Kesimpulan dan saran digunakan untuk menjelaskan bagaimana hasil dari desain perbaikan aplikasi pelaporan kehilangan.

4. Analisis Kebutuhan dan Evaluasi Awal 4.1. Pemahaman dan Penentuan Konteks Pengguna

Menghasilkan identifikasi pengguna beserta penentuan responden dengan teknik wawancara terhadap responden pengguna sistem aplikasi Pelaporan Kehilangan milik SPKT Polres Tulungagung.hasil berupa PACT analisis dan persona. Tabel 1 hasil dari PACT Analisis dan Tabel 2 merupakan identifikasi kelompok pengguna aplikasi. Contoh hasil Persona ditunjukkan pada Gambar 2 dari anggota SPKT Polres Tulungagung.

Tabel 1. Hasil PACT Analisis

Tabel 2. Kelompok Pengguna Aplikasi Kelompok

Pengguna

Peran dalam aplikasi

Anggota SPKT (Bamin A, Bamin B, dan Bamin C)

Sebagai pengguna yang akan membuat laporan polisi untuk masyarakat yang telah melapor

Gambar 2. Persona anggota SPKT

4.2. Menentukan Kebutuhan Pengguna Pada bagian ini, dalam menentukan kebutuhan pengguna yaitu berdasarkkan hasil dari usability testing yang menilai untuk aspek efisiensi aspek efektivitas, dan aspek kepuasan pengguna. Tabel 3 adalah sembilan skenario tugas dimana yang digunakan dalam pengujian usability kepada pengguna anggota SPKT Polres Tulungagung.

Tabel 3. Skenario Tugas Skenario Tugas

Tugas 1 Membuat Laporan Polisi A baru Tugas 2 Membuat Laporan Polisi B baru Tugas 3 Mengedit Laporan Polisi A yang

sudah dibuat

Tugas 4 Mengedit Laporan Polisi B yang sudah dibuat

Tugas 5 Melihat history Laporan Polisi masuk

Tugas 6 Melihat jumlah Laporan Polisi tahun 2019

Tugas 7 Mencetak Laporan Polisi yang telah di buat

Tugas 8 Kembali ke menu dashboard awal dari aplikasi Pelaporan Kehilangan

Tugas 9 Keluar dari aplikasi Pelaporan Kehilangan

5. SOLUSI DAN EVALUASI DESAIN SETELAH PERBAIKAN

5.1. Daftar Masalah

Daftar masalah dan panduan HHS yang digunakan untuk acuan memperbaiki desain antarmuka pengguna aplikasi pelaporan kehilangan. Pada tabel 4 merupakan dari daftar masalah yang didapatkan setelah melakukan pengujian usability kepada pengguna.

Tabel 5 menunjukkan panduan dari HHS

(5)

Guideline yang digunakan untuk pedoman dalam memperbaiki desain antarmuka aplikasi dari setiap daftar masalah yang telah didapatkan.

Tabel 4. Daftar Masalah

Tabel 5. HHS Guideline

5.2. Desain Perbaikan tampilan pencil sketch Desain awal menggunakan pencil sketch untuk mempermudah pengguna dalam memahami perbaikan desain yang diharapakan.

Gambar 3 merupakan contoh tampilan dashboard untuk halaman utama menggunakan pencil sketch.

Gambar 3. Contoh Desain Dashboard

5.3. Desain Perbaikan tampilan prototipe dengan Figma

Gambar 4 merupakan desain prototipe perbaikan tampilan aplikasi pelaporan kehilangan.

Gambar 4. Prototipe halaman dashboard

5.4. Hasil Evaluasi Desain Setelah Perbaikan Hasil evaluasi rekomendasi desain perbaikan yang didapatkan dari pengujian usability yang kedua kali. Hasil ini meliputi dari aspek efektivitas, aspek efisiensi dan aspek kepuasan. Hasil dari ketiga aspek tersebut,

(6)

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

sebagai berikut:

a. Hasil evaluasi dari aspek efisiensi desain setelaah perbaikan didapatkan pengerjaan sembilan tugas yang peneliti berikan terhadap aplikasi yang dilakukan oleh R2 dengan waktu 552 detik (9 menit), R3 menyelesaikan dengan waktu 876 detik (14 menit), R4 menyelesaikan dengan waktu 713 detik (11 menit), R5 menyelesaikan dengan waktu 559 detik (9 menit), R6 menyelesaikan dengan waktu 742 detik (12 menit), R7 menyelesaikan dengan waktu 828 detik (13 menit). Sehingga anggota SPKT dalam mengerjakan Sembilan tugas tersebut dengan waktu sekitar dari 9 menit sampai 13 menit dengan anggota SPKT dapat mengerjakan sembilan tugas tersebut dengan baik tanpa ada yang dilewatkan.

b. Hasil evaluasi dari aspek efektivitas rekomendasi desain perbaikan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semua responden atau pengguna SPKT Polres Tulungagung dapat mengerjakan setiap task atau tugas yang diajukan oleh peneliti.

c. Hasil penilaian evaluasi dari aspek kepuasan pengguna didapatkan dari reaksi responden saat mengerjakan setiap tugas yang diberikan. Dan peneliti juga melakukan tanya jawab kepada responden terkait reaksi terhadapat aplikasi tersebut dalam hal positif atau negatif setelah melakukan evaluasi untuk menambah poin dari aspek kepuasan pengguna. Setelah dilakukan pengujian usability tidak ada reaksi atau pendapat negatif dalam rekomendasi perbaikan desain ini.

6. PENUTUP 6.1 Kesimpulan

Perbaikan desain antarmuka pengguna dalam penelitian ini mendapatkan kesimpulan, yaitu:

1. Hasil dari pengujian awal usability dari tiga aspek tersebut menunjukkan bahwa terdapat dua responden yang tidak dapat mengerjakan dua tugas dan dinyatakan gagal, dengan alasan bahwa anggota SPKT tersebut tidak mengetahui bagaimana cara untuk mengedit laporan polisi tersebut. Secara umum masalah yang terdapat pada sistem ini yaitu fungsi masing-masing menu dan informasi dari aplikasi dan tampilan yang terdapat pada sistem ini perlu diperbaiki.

2. Hasil dari rekomendasi perbaikan desain

antarmuka yaitu peneliti menggunakan pencil-sketch wireframe untuk low-fidelity dan aplikasi figma prototyping untuk high fidelity dengan panduan HHS guidlines.

Desain dirancang dengan memperlihatkan tampilan minimalis dengan fungsi dari tiap menu, kenyamanan penggunaan, dan dapat memberikan nilai terhadap aplikasi sistem pelaporan kehilangan ini, dan yang utama rancangan desain ini memberikan efesiensi, efektivitas dan kepuasan bagi penggunanya.

3. Hasil pengujian usability akhir kepada enam responden dapat mengerjakan sembilan tugas tersebut dengan waktu 9 menit sampai 13 menit dengan tidak adanya kegagalan atau permasalahan lagi pada pengerjaan tersebut dan dibandingkan dengan pengujian usability awal responden rata-rata waktu mengerjakan tugas 10 menit sampai 13 menit dengan adanya dua anggota yang gagal mengerjakan dua tugas tersebut dan memiliki 13 daftar permasalahan.

6.2 Saran

Hasil dari desain prototipe dapat dilakukan pengembangan berbasis aplikasi web sehingga dapat digunakan oleh petugas SPKT untuk melakukan tugas secara langsung dan dilakukan evaluasi lanjut dengan mengevaluasi atau menguji ke aspek-aspek usability lainnya untuk mendapatkan tingkat keefektifan dan keefisiensi dari prototipe tersebut.

7. DAFTAR PUSTAKA

International Standard Office, 2010. ISO 9241- 210 Human Centered Design for Interactive Systems.

International Standard Office, 2011. ISO 9241- 11 Part 11: Guidance on Usability.

Rubin, J. & Chisnell, D., 2008. Handbook of Usability Testing: How to plan, Design, and Conduct. 2nd ed. Canada: Wiley Publishing, Inc.

Paliokas, I. et al., 2016. PACT Analysis and Focus Group Reports. 1 ed.

s.l.:caregiverspro-mmd.

Dennis, Wixom & Roth, 2015. Systems Analysis

& Design. 6th ed. USA: John Wiley &

Sons, Inc.

Shalahuddin, M. & Sukamto, R. A., 2016.

Rekayasa Perangkat Lunak: Terstruktur dan Berorientasi Objek. 1st ed.

Bandung: Informatika Bandung.

Gambar

Gambar 1. Diagram Alir Metodologi Penelitian
Gambar 2. Persona anggota SPKT
Gambar  3  merupakan  contoh  tampilan  dashboard untuk halaman utama menggunakan  pencil sketch

Referensi

Dokumen terkait

Tahap terakhir, melakukan evaluasi kembali Tree Testing Desain Solusi website Event Surabaya yang sudah dilakuakn rekomendasi perbaikan menggunakan tugas yang

Perancangan tampilan antarmuka website Trisno Motor menggunakan HCD yang berpusat pada karateristik alami umum manusia dan analisis secara mendalam dengan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah: (a) Kepiting bakau (Scylla paramamosain) memiliki bentuk karapaks bulat memanjang dan agak cembung;

Pemenuhan syarat teknis untuk mendirikan TUK bidang teknik pengelasan fokus pada 3 bagian proses yaitu teori, praktek dan pengujian dengan tujuan agar kegiatan

Hasil wawancara yang terhadap dua orang santri pondok pesantren ini menunjukkan bahwa santri tersebut memiliki emotion-focussed coping, terutama aspek self-control, yang

Komponen-komponen yang belum mendukung dan aspek manajerial terhadap kinerja Pengawas PAI Madya diantaranya adalah bentuk keputusan yang kurangjelas, kurangnya briefing, dan

Setelah capai omset minimal 100 juta dan bisnis tersebut bisa anda tinggal, silahkan anda buka bisnis yang lain yang masih satu jalur. Nantinya seluruh perusahaan

Hasil dari riset awal yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa permasalahan pada website sekolahkoding.com sebelum dilakukan perbaikan desain adalah pada