• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENCEGAH TIMBULNYA KONFLIK SOSIAL PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI NA IX-X AEK KOTABATU LABURA TAHUN AJARAN 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENCEGAH TIMBULNYA KONFLIK SOSIAL PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI NA IX-X AEK KOTABATU LABURA TAHUN AJARAN 2012/2013."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK

ROLE PLAYING DALAM MENCEGAH TIMBULNYA

KONFLIK SOSIAL PADA SISWA KELAS XI

SMA NEGERI 1NA IX-X AEK KOTABATU

LABURA TAHUN AJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Psikologi Pendidikan

dan Bimbingan

Oleh:

TRI SUWARTI

NIM 109151064

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing Dalam Mencegah Timbulnya Konflik Sosial Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri Na IX-X Aek Kotabatu Tahun Ajaran 2013/2014”. Shalawat dan salam terucap atas pimpinan ummat, Rasulullah Muhammad Saw, keluarga dan para sahabatnya. Semoga di

akhirat kelak kita mendapatkan pengakuan dari beliau sebagai ummatnya. Amin ya Rabbal’alamin.

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk

memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Medan. Penulis menyadari banyak pihak-pihak yang terkait dalam

membantu penyelesaian penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini, antara lain:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si., selaku Rektor UNIMED.

2. Bapak Drs. Nasrun Nasution, MS., selaku Dekan Fakultas Ilmu

Pendidikan UNIMED

3. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, MS., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu

Pendidikan UNIMED.

4. Bapak Prof. Dr. Abdul Munir, M. Pd., selaku Ketua Jurusan Fakultas Ilmu

Pendidikan UNIMED.

5. Ibu Dra. Nurmaniah, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal

penulisan skripsi, penelitian sampai skripsi ini selesai.

6. Ibu Dra. Pastiria Sembiring, M.Pd Kons selaku Dosen Pembimbing

Akademik sekaligus Dosen Penyelaras, terimakasih atas bimbingannya

selama ini.

7. Ibu Dra. Zulhaini S selaku Dosen Penyelaras yang telah membantu

(5)

iii

8. Ibu Dra. Kemali Syarif, M.Pd selaku Dosen Penyelaras yang telah banyak

memberikan masukan-masukan yang sangat bermanfaat bagi penulis

untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Bapak dan Ibu Dosen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Bimbingan

Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED.

10.Bapak Drs. Yusri Hamonangan selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Na

IX-X Aek Kotabatu, terikasih atas izin dan bantuannya. Bapak Poltak P.

Simarmata, S.Pd selaku guru BK serta para siswa SMA Negeri 1 Na X-IX

Aek Kotabatu yang telah banyak membantu selama proses penelitian

berlangsung.

11.Teristimewa penulis sampaikan kepada orang yang dimuliakan yaitu

ayahanda tercinta Yoyok, dan ibunda tersayang Kartiah yang tidak

henti-hentinya memberikan doa, dukungan baik itu moril maupun materil serta

kasih sayang yang tulus kepada penulis dan telah memperjuangkann

dengan sepenuh hati dan kerja keras sehingga penulis dapat menyelesaikan

studi sampai ke perguruan tinggi, kalian merupakan sumber inspirasi dan

motivasi buat saya.

12.Buat kakak-kakakku Wiwik Setiawati dan Puji Astuti terimakasih selalu

berada di sisi penulis yang bersedia mendengar keluh kesah penulis. Buat

abang ipar Sardi dan Sugino, serta keponakan-keponakan tersayang Eko

Priono, Dwi, Nurul Khatiah dan Hermawan terimakasih atas doa dan

motivasi yang telah diberikan.

13.Buat orang-orang terdekat, Muhammad Risky Habibi terimakasih penulis

ucapkan yang telah memberikan support dan waktunya pada penulis.

Untuk sahabat ku tersayang empat komplotan Tia Susantriani Kaban,

Suma Tika dan Inra Husein, serta sahabat terdekat ku Sasi Mulya Ningsih

yang telah banyak membantu serta memberikan masukan kepada penulis.

Teman-teman PPLT Al Ma’shum Kisaran Febri, Dewi, Zura, dan Syaya.

Sahabat yang selalu berada di sisi penulis selama 4 tahun ini Asmel,

Nofrika, Mila, Sari. Seluruh teman-teman BK Reguler 09 yang tidak bisa

(6)

iv

Terimakasih untuk segala dukungan dan bantuan yang telah kalian

berikan.

Penulis menyadari masih banyak kesalahan baik dari isi maupun tata

bahasa. Untuk itu penulis mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun

dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi kita semua. Saya ucapkan terima kasih.

Medan, Nopember 2013

Penulis

Tri Suwarti

(7)

i ABSTRAK

TRI SUWARTI. Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing Dalam Mencegah Timbulnya Konflik Sosial Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri Na IX-X Aek Kotabatu Labura Tahun Ajaran 2012/2013.

Masalah dalam penelitian ini adalah adanya pengelompokan-pengelompokan/geng, peniruan buta terhadap teman sebaya, menunjukkan sikap antisosial terhadap teman, bentrok antar siswa, serta belum adanya pemberian layanan bimbingan kelompok teknik role playing dalam mencegah timbulnya konflik sosial di sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik role playing dalam mencegah timbulnya konflik sosial pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Na IX-X Aek Kotabatu Tahun Ajaran 2013/2014.

Yang menjadi subjek penelitian ini adala siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Na IX-X Aek Kota Labura yang berjumlah 10 orang siswa yang memiliki kemampuan rendah dalam mencegah timbulnya konflik sosial. Penelitian ini menggunakana jenis penelitian eksperimen yaitu dengan memberikan perlakuan kepada sekelompok orang yang dijadikan subjek penelitian. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah angket untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mencegah konflik sosial dengan menggunakan skala likers. Angket diberikan sebelum dan sesudah pemberian layanan (BKp teknik role playing). Teknik analisis data menggunakan uji beda (uji t).

(8)

v

1. Layanan Bimbingan Kelompok... 9

1.1.Pengertian Bimbingan... 9

1.2.Pengertian Bimbingan Kelompok... 10

1.3.Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok... 12

1.4.Manfaat Bimbingan Kelompok ... 13

(9)

vi

2.3. Keunggulan Dan Kelemahan Role Playing... 26

2.4. Teknik Role Playing Untuk Mencegah Konflik Sosial Pada Siswa ………..... 27

B. Pengujian Persyaratan Analisis... 52

C. Deskripsi Data Hasil Penelitian………. 53

(10)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

Gambar 4.1 Pelaksanaan Uji Validitas... 139

Gambar 4.2 Pela ksanaan Pre-test... 140

Gambar 4.3 Pelaksanaan BKp Teknik Role Playing pertemuan 1... 140

Gambar 4.4 Pelaksanaan BKp Teknik Role Playing ke 2... 141

Gambar 4.5 Pelaksanaan BKp Teknik Role Playing ke 3... 141

Gambar 4.6 Pelaksanaan Bkp Teknik Role Playing ke 4... 142

Gambar 4.7 Pelaksanaan Post-test... 142

Gambar 4.8 Subjek Penelitian... 143

(11)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1 Angket Konflik Sosial... 61

Lampiran 2 Uji Coba Angket Konflik Sosial Pada Siswa... 66

Lampiran 3 Perhitungan Validitas Angket Konflik Sosial... 68

Lampiran 4 Perhitungan Reliabilitas Angket Konflik Sosial... 71

Lampiran 5 Angket Konflik Sosial (Valid)... 74

Lampiran 6 Sebaran Data Pre-test... 78

Lampiran 7 Perhitungan Harga Rata-Rata (M), Standart Deviasi (SD) Data Pret-test Konflik Sosial... 79

Lampiran 8 Sebaran Data Post-test... 81

Lampiran 9 Perhitungan Harga Rata-Rata (M), Satndart Deviasi (SD) Data Post-test Konflik Sosial... 82

Lampiran 10 Uji Hipotesis... 84

Lampiran 11 Satuan Layanan Bimbingan Kelompok... 86

Lampiran 12 Lembar Observasi Layanan BKp Teknik Role Playing... 133

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masa remaja merupakan tahap perkembangan yang harus dilalui oleh

setiap individu yang merupakan tahap perkembangan dari masa-masa

sebelumnya. Sama halnya dengan masa-masa yang lain, masa remaja merupakan

masa yang penting dimana pada tahapan ini remaja mengalami perkembangan

fisik yang cepat dengan disertainya perkembangan mental yang cepat pula, selain

itu sikap, nilai dan minat baru remaja terbentuk pada tahap ini.

Selain penting, masa remaja juga merupakan masa yang rentan karena

pada masa ini status individu tidaklah jelas dan terdapat keraguan akan peran yang

harus dilakukan. Remaja masih mencari identitas dirinya. Identitas diri yang dicari

oleh remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa peranannya dalam

masyarakat dan apakah ia seorang anak atau seorang dewasa.

Banyak stereotip-stereotip yang timbul mengenai pencarian identitas diri

remaja. Anggapan stereotip itu yaitu bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak

rapi, yang tidak dapat dipercaya, belum bisa mandiri dan cenderung berprilaku

merusak. Anthony (Hurlock, 1980:208) menjelaskan bahwa “stereotip juga

berfungsi sebagai cerminan yang ditegakkan masyarakat bagi remaja, yang

menggambarkan citra diri remaja sendiri yang lambat laun dianggap sebagai

gambaran yang asli dan remaja membentuk perilakunya sesuai dengan gambaran

(13)

2

Berhubungan dengan stereotip tersebut, kenyataannya banyak dijumpai

remaja yang demikian, remaja yang masih mengandalkan orang dewasa dalam

melaksanakan kewajiban ataupun tugasnya sebagai individu termasuk dalam hal

menyelesaikan masalah. Hal itu juga bisa disebabkan oleh kebiasaan pada periode

yang lalu saat remaja masih berada pada masa anak-anak selalu mengharapkan

bantuan dari orang tua ataupun orang dewasa lain. Seperti yang di jelaskan

Hurlock (1980:207) bahwa “masa remaja sebagai periode peralihan, artinya apa

yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekasnya pada apa yang terjadi

sekarang dan yang akan datang”.

Masa remaja dianggap sebagai masa badai dan tekanan, suatu masa

dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat perubahan fisik dan kelenjar

(Hurlock, 1980:212). Ketidakstabilan emosi remaja dapat berakibat pada perilaku

remaja, oleh karena itu remaja suka melakukan pembangkangan atas apa yang

tidak disukainya, melakukan segala hal yang bisa membuatnya menjadi menarik

meski dengan cara yang kurang benar.

Tindakan-tindakan remaja tersebut yang suka mengikuti ego dan emosinya

dapat memicu timbulnya konflik sosial diantara sesamanya. Dan jika konflik itu

dibiarkan maka akan menimbulkan banyak kerugian, tidak hanya bagi remaja itu

sendiri tapi juga bagi orang lain yang ada di sekitar mereka. Konflik bisa terjadi

karena kurangnya bimbingan yang diberikan oleh orang tua atau guru pada setiap

remaja sehingga remaja tidak tahu cara mencegah timbulnya konflik tersebut

(14)

3

Ada beberapa bentuk konflik diantaranya yaitu: konflik antara atau dalam

peran sosial. Konflik antara kelompok sosial, konflik antara

kelompok-kelompok yang terorganisir dan tidak terorganisir dan konflik antara satuan

nasional. Pada remaja, mereka biasanya terlibat konflik antara atau dalam peran

sosial, misalnya antara peran-peran dalam lingkungan sekolah. Wujud dari konflik

itu sendiri contohnya saat belajar terjadi perbedaan pendapat yang dibawa bahkan

ketika pelajaran selesai, adanya pengelompokkan-pengelompokk/ geng, peniruan

tehadap teman sebaya, terjadi persaingan antar kelas mana yang lebih dikatakan

baik.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan koordinator BK

yaitu Bapak P. Simarmata yang mengajar di SMA Negeri 1 Na IX-X Aek

Kotabatu mengatakan bahwa “disekolah ini pernah terjadi bentrok/tawuran antar

siswa dua tahun lalu, selain itu masih terdapat siswa yang mengalami selisih

paham ataupun perbedaan pendapat yang membuat siswa menjadi tidak akur satu

sama lain, selain itu terdapat juga geng/ kelompok perempuan yang menjadi

kelompok yang disegani di sekolah ini dan membuat yang lain untuk mengikuti

gayanya.”

Jika tahun-ketahun masalah ini terus terjadi tanpa ada upaya untuk

mencegah ataupun mengatasinya, maka masalah ini bisa berdampak buruk bagi

perkembangan diri remaja itu sendiri, selain itu juga akan terganggu akademik

(15)

4

Mengingat akan bahaya dari konflik sosial pada siswa yang apabila

dibiarkan akan semakin menyebabkab dampak negatif maka perlu diberikan

bantuan kepada siswa berupa bimbingan, baik itu dari guru bidang studi ataupun

dari guru pembimbing. Namun diharapkan peran yang lebih besar yaitu peran

guru pembimbing itu sendiri. Salah satu bantuan yang dapat diberikan oleh

sekolah yaitu melalui pelayanan yang dilakukan oleh guru bimbingan dan

konseling yaitu layanan bimbingan dan kelompok dengan teknik role playing

(bermain peran).

Menurut Damayanti (2012:36) bimbingan kelompok adalah salah satu cara

dalam melaksanakan kegiatan layanan bimbingan dan penyuluhan untuk

membantu memecahkan masalah klien. Segala permasalahan kelompok akan

dibawa ke kelompok lain untuk dipecahkan secara bersama-sama dengan

mengarah kepada permasalahan yang ada pada diri klien.

Sesuai dengan pernyataan di atas layanan bimbingan kelompok merupakan

salah satu jenis layanan yang tepat digunakan untuk mencegah berkembangnya

masalah-masalah yang dihadapi siswa secara berkelompok. Selain itu bimbingan

kelompok dapat melatih siswa dalam mengembangkan kemampuan bersosialisasi,

dan mewujudkan tingkah laku yang lebih efektif serta meningkatkan kemampuan

berkomunikasi baik verbal maupun non verbal.

Bimbingan kelompok merupakan lingkungan yang kondusif yang dapat

memberikan kesempatan bagi anggotanya untuk menambah penerimaan diri dan

orang lain, memberikan ide, perasaan, dukungan bantuan alternatif (pemecahan

masalah) dan mengambil keputusan yang tepat, dan dapat berlatih tentang

(16)

5

Suasana ini dapat menumbuhkan perasaan berarti bagi anggota yang selanjutnya

juga dapat menambah kepribadian yang positif.

Dalam melakukan bimbingan kelompok inipun haruslah diperhatikan

penggunaan tekniknya. Ada beberapa macam teknik serta pendekatan yang

digunakan dalam pelaksanaan bimbingan kelompok yang sesuai dengan tujuan

serta kebutuhannya. Dalam pelaksanannya teknik yang digunakan harus lah tepat.

Dalam penelitian ini salah satu teknik yang digunakan adalah role playing

(bermain peran).

Bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik role playing (bermain

peran) dapat membantu siswa menemukan makna diri (jati diri) di dunia sosial

dan memecahkan dilema dengan bantuan kelompok. Artinya melalui bermain

peran siswa belajar menggunakan konsep peran, menyadari adanya peran-peran

yang berbeda dan memikirkan perilaku dirinya dan perilaku orang lain.

Diharapkan layanan bimbingan kelompok ini dijadikan suatu sarana dalam

menumbuhkan pemahaman nilai-nilai positif bagi siswa khususnya sikap

kepribadian yang dibentuk dengan pendekatan secara personal dan juga secara

berkelompok untuk mencegah timbulnya konflik sosial. Mereka juga akan merasa

mendapat pembinaan dan informasi untuk mengembangkan kepribadiannya,

apalagi masalah konflik sosial merupakan masalah yang tidak jarang dijumpai

(17)

6

Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti merasa penting untuk

melakukan penelitian dalam bidang bimbingan dan konseling yang berjudul:

Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing Dalam

Mencegah Timbulnya Konflik Sosial Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Na

IX-X Aek Kotabatu Tahun Ajaran 2012/2013”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, adapun identifikasi masalah

dari penelitian ini yaitu:

1. Adanya pengelompokan-pengelompokan/ geng.

2. Peniruan buta terhadap teman sebaya.

3. Menunjukkan sikap anti sosial terhadap teman

4. Bentrok antar siswa.

5. Belum dilakukan pemberian layanan bimbingan kelompok teknik role

playing dalam mencegah timbulnya konflik sosial di sekolah.

C. Batasan Masalah

Untuk menghindari kesimpangsiuran dan untuk lebih mendekatkan arah

pada permasalahan yang akan dikaji maka perlu dilakukan pembatasan masalah.

Mengingat keterbatasan, kemampuan dan waktu yang dimiliki peneliti, maka

pembatasan masalah pada penelitian ini adalah: “upaya pencegahan timbulnya

konflik sosial pada siswa kelas XI IPS 1 dengan menggunakan teknik role playing

(18)

7 D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah dan

pembatasan masalah, maka selanjutnya dapat dirumuskan permasalahan dalam

bentuk pertanyaan yang akan diteliti oleh peneliti. Adapun rumusan masalah

tersebut yaitu: “Apakah ada pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik role

playing dalam mencegah timbulnya konflik sosial pada siswa kelas XI SMA

Negeri 1 Na IX-X Aek Kotabatu Tahun Ajaran 2013/2014”?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan penelitian di atas, maka yang menjadi tujuan

penelitian ini adalah “Untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok

teknik role playing dalam mencegah timbulnya konflik sosial pada siswa kelas XI

SMA Negeri 1 Na IX-X Aek Kota Batu Tahun Ajaran 2013/2014”.

F. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian yang peneliti ajukan maka penelitian ini

diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat dalam

menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta dapat menjadi masukan

khususnya dalam layanan bimbingan dan konseling dengan menggunakan

teknik role playing terhadap siswa.

b. Manfaat Praktis

(19)

8 1). Peneliti

Bagi peneliti akan bermanfaat untuk menambah wawasan dan ilmu

pengetahuan khususnya mengenai layanan bimbingan kelompok teknik

role playing dalam mencegah timbulnya konflik sosial pada siswa.

2). Guru Pembimbing

Menjadi masukan kepada guru pembimbing dalam memberikan layanan

bimbingan kelompok serta menambah pengetahuan guru pembimbing

dalam mencegah konflik sosial pada siswa.

3). Siswa

Dengan adanya kerjasama antara guru bimbingan konseling dan wali

kelas, maka perilaku siswa dapat dibimbing dan diarahkan sehingga

terhindar dari konflik sosial dan dapat mencegah konflik sosial agar tidak

(20)

57

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada bab IV maka dapat

disimpulkan bahwa sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok teknik role

playing kemampuan siswa dalam mencegah timbulnya konflik sosial masih

rendah dan memungkinkan para siswa untuk terlibat konflik. Dan setelah

diberikan layanan bimbingan kelompok teknik role playing kemampuan siswa

dalam mencegah konflik sosial meningkat dan siswa dapat menghindarkan diri

dari kemungkinan adanya konflik.

Perubahan tersebut dapat diketahui dari hasil pengujian nilai t bahwa

> (16,93 > 1,83) pada taraf signifikan 5%. Dari hasil angket

sebelum diberikan perlakuan (pre-test) diperoleh skor rata-rata (M) sebesar 56,1

dan setelah diberikan perlakuan yakni bimbingan kelompok teknik role playing

selama 4 kali pertemuan dari hasil pemberian angket (post-test) diperoleh skor

rata-rata (M) sebesar 77,6. Maka dapa disimpulkan bahwa ada pengaruh layanan

bimbingan kelompok teknik role playing dalam mencegah timbulnya konflik

sosial pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Na IX-X Aek Kotabatu Tahun Ajaran

(21)

58 B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan pada beberapa pihak,

diantaranya:

1. Bagi pihak sekolah terutama guru pembimbing, hendaknya mampu

memberikan layanan yang sesuai dengan kebutuhan siswa terutama dalam

mencegah timbulnnya konflik sosial. Bimbingan kelompok teknik role playing

dapat dijadikan sebagai salah satu alternatifnya.

2. Bagi para siswa yang merupakan remaja, seharusnya mampu mencegah

timbulnya konflik sosial agar tidak terjadi konflik yang dapat merugikan

dirinya dan orang lain.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi peneliti lain

dalam melakukakan layanan bimbingan kelompok teknik role palying untuk

(22)

59

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Damayanti, Nidya. 2012. Buku Pintar Panduan Bimbingan Konseling. Yogyakarta: Araska

Dongoran, Siti Auditia. 2013. Penggunaan Teknik Role Playing dalam Layanan Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Self Esteem Siswa Kelas VIII MTS Negeri 2 Medan Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi Tidak Diterbitkan. Medan: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

Edelman, Robert. 1997. Konflik Interpersonal Di Tempat Kerja. Yogyakarta: kanisius.

Fribasari, Wahidah. 2005. Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dalam Bidang Bimbingan Sosial Untuk Meningkatkan Hubungan Interpersonal Remaja Di Panti Asuhan Kumuda Putra Putri Magelangtahun 2005.

http://www.scribd.com/doc/30550102/19/Teknik-teknik-Bimbingan-Kelompok. Diakses pada tanggal 01 Juni 2013.

Gea, Antonius Atosokhi, & Antonina Pancayuni Wulandari, Yohanes Babari. 2002. Relasi dengan Sesama Character Building II. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Hurlock, Elizabet. B. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentan Kehidupan. Jakarta: Erlangga

Hardjana, Agus. 1994. Konflik Di Tempat Kerja. Yogyakarta: Kanisius.

Hendrik, William. 2012. Bagaimana Mengelola Konflik. Jakarta: Bumi Aksara.

Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada

Muin, Idianto. 2006. Sosiologi SMA/MA jilid 2 untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Narwoko, J. Dwi dan Bagong Suyanto. 2013. Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan. Edisi Ke-empat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Hamalik, Oemar.2001.Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.Bandung: Bumi Aksara

(23)

60

Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan Dan Konseling Kelompok (Dasar Dan Profil). Jakarta: Ghalia Indonesia.

——— dan Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta: Rineke Cipta.

Sarwono, Sarlio Wirawan. 2005. Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka

Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Permai.

Sukardi, Dewa Ketut. 2002. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling. Jakarta: PT Rineka Cipta

——— dan Kusmawati. 2008. Proses Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. Jakarta: Rineke Cipta.

Universitas Negeri Medan Fakultas Ilmu Pendidikan 2013. Pedoman Penulisan Skiripsi Fakultas Ilmu Pendidikan. Medan: Universitas Negeri Medan.

Uno, Hamzah B. 2011. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengeajar Yang Kreatif Dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara

Winkle dan Sri Hastuti. 2006. Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Walgito, Bimo. 2010. Psikologi Kelompok. Yogyakarta: Andi.

http://idhammonorose.blogspot.com/2012/07/definisi-bimbingan-konseling.html: diakses tanggal 19 Februari 2013

/http.//theworldofguidanceandcounselingblogspot.com/2012/04/definisi-bimbingan-kelompok-menurut.html diakses tanggal 27 Februari 2013

Gambar

Gambar Hal
gambaran yang asli dan remaja membentuk perilakunya sesuai dengan gambaran

Referensi

Dokumen terkait

meイ セ gakui@ pentingnya pencegahe:n Illegal, Unreport&d dan Unreported (IUU) Fishing, yang selanjutnya disehut "IUU Fishing", dan memajukan

Perbedaan dengan penelitian tersebut terletak pada subyek, tempat penelitian dan variabel penelitian yaitu hubungan antara pengetahuan pasien tentang hipertensi dengan

The Parties will hold regular consultations at the level of Foreign Ministers/Undersecretaries/Senior Officials to review and examine all aspects of their bilateral

Despite its problems; the novel's thrilling plot, the great acting and the superb score (by Hans Zimmer) make the movie an enjoyable experience, and while it definitely could had

[r]

6) Penataan dengan pendidikan lingku- ngan agar tidak terjadi kekumuhan dan perilaku yang tidak menguntungkan bagi pengembangan kebersihan pasar. 7) Perlu Penguatan Komunitas Pasar

Penelitian yang akan mengalisis aspek kepribadian tokoh utama dalam novel Geni Jora akan menggunakan pendekatan tekstual yaitu mengkaji aspek psikologi sang tokoh

[r]