PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK
ROLE PLAYING DALAM MENCEGAH TIMBULNYA
KONFLIK SOSIAL PADA SISWA KELAS XI
SMA NEGERI 1NA IX-X AEK KOTABATU
LABURA TAHUN AJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Psikologi Pendidikan
dan Bimbingan
Oleh:
TRI SUWARTI
NIM 109151064
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing Dalam Mencegah Timbulnya Konflik Sosial Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri Na IX-X Aek Kotabatu Tahun Ajaran 2013/2014”. Shalawat dan salam terucap atas pimpinan ummat, Rasulullah Muhammad Saw, keluarga dan para sahabatnya. Semoga di
akhirat kelak kita mendapatkan pengakuan dari beliau sebagai ummatnya. Amin ya Rabbal’alamin.
Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Medan. Penulis menyadari banyak pihak-pihak yang terkait dalam
membantu penyelesaian penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini, antara lain:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si., selaku Rektor UNIMED.
2. Bapak Drs. Nasrun Nasution, MS., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Pendidikan UNIMED
3. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, MS., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu
Pendidikan UNIMED.
4. Bapak Prof. Dr. Abdul Munir, M. Pd., selaku Ketua Jurusan Fakultas Ilmu
Pendidikan UNIMED.
5. Ibu Dra. Nurmaniah, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal
penulisan skripsi, penelitian sampai skripsi ini selesai.
6. Ibu Dra. Pastiria Sembiring, M.Pd Kons selaku Dosen Pembimbing
Akademik sekaligus Dosen Penyelaras, terimakasih atas bimbingannya
selama ini.
7. Ibu Dra. Zulhaini S selaku Dosen Penyelaras yang telah membantu
iii
8. Ibu Dra. Kemali Syarif, M.Pd selaku Dosen Penyelaras yang telah banyak
memberikan masukan-masukan yang sangat bermanfaat bagi penulis
untuk menyelesaikan skripsi ini.
9. Bapak dan Ibu Dosen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Bimbingan
Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED.
10.Bapak Drs. Yusri Hamonangan selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Na
IX-X Aek Kotabatu, terikasih atas izin dan bantuannya. Bapak Poltak P.
Simarmata, S.Pd selaku guru BK serta para siswa SMA Negeri 1 Na X-IX
Aek Kotabatu yang telah banyak membantu selama proses penelitian
berlangsung.
11.Teristimewa penulis sampaikan kepada orang yang dimuliakan yaitu
ayahanda tercinta Yoyok, dan ibunda tersayang Kartiah yang tidak
henti-hentinya memberikan doa, dukungan baik itu moril maupun materil serta
kasih sayang yang tulus kepada penulis dan telah memperjuangkann
dengan sepenuh hati dan kerja keras sehingga penulis dapat menyelesaikan
studi sampai ke perguruan tinggi, kalian merupakan sumber inspirasi dan
motivasi buat saya.
12.Buat kakak-kakakku Wiwik Setiawati dan Puji Astuti terimakasih selalu
berada di sisi penulis yang bersedia mendengar keluh kesah penulis. Buat
abang ipar Sardi dan Sugino, serta keponakan-keponakan tersayang Eko
Priono, Dwi, Nurul Khatiah dan Hermawan terimakasih atas doa dan
motivasi yang telah diberikan.
13.Buat orang-orang terdekat, Muhammad Risky Habibi terimakasih penulis
ucapkan yang telah memberikan support dan waktunya pada penulis.
Untuk sahabat ku tersayang empat komplotan Tia Susantriani Kaban,
Suma Tika dan Inra Husein, serta sahabat terdekat ku Sasi Mulya Ningsih
yang telah banyak membantu serta memberikan masukan kepada penulis.
Teman-teman PPLT Al Ma’shum Kisaran Febri, Dewi, Zura, dan Syaya.
Sahabat yang selalu berada di sisi penulis selama 4 tahun ini Asmel,
Nofrika, Mila, Sari. Seluruh teman-teman BK Reguler 09 yang tidak bisa
iv
Terimakasih untuk segala dukungan dan bantuan yang telah kalian
berikan.
Penulis menyadari masih banyak kesalahan baik dari isi maupun tata
bahasa. Untuk itu penulis mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun
dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Saya ucapkan terima kasih.
Medan, Nopember 2013
Penulis
Tri Suwarti
i ABSTRAK
TRI SUWARTI. Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing Dalam Mencegah Timbulnya Konflik Sosial Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri Na IX-X Aek Kotabatu Labura Tahun Ajaran 2012/2013.
Masalah dalam penelitian ini adalah adanya pengelompokan-pengelompokan/geng, peniruan buta terhadap teman sebaya, menunjukkan sikap antisosial terhadap teman, bentrok antar siswa, serta belum adanya pemberian layanan bimbingan kelompok teknik role playing dalam mencegah timbulnya konflik sosial di sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik role playing dalam mencegah timbulnya konflik sosial pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Na IX-X Aek Kotabatu Tahun Ajaran 2013/2014.
Yang menjadi subjek penelitian ini adala siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Na IX-X Aek Kota Labura yang berjumlah 10 orang siswa yang memiliki kemampuan rendah dalam mencegah timbulnya konflik sosial. Penelitian ini menggunakana jenis penelitian eksperimen yaitu dengan memberikan perlakuan kepada sekelompok orang yang dijadikan subjek penelitian. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah angket untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mencegah konflik sosial dengan menggunakan skala likers. Angket diberikan sebelum dan sesudah pemberian layanan (BKp teknik role playing). Teknik analisis data menggunakan uji beda (uji t).
v
1. Layanan Bimbingan Kelompok... 9
1.1.Pengertian Bimbingan... 9
1.2.Pengertian Bimbingan Kelompok... 10
1.3.Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok... 12
1.4.Manfaat Bimbingan Kelompok ... 13
vi
2.3. Keunggulan Dan Kelemahan Role Playing... 26
2.4. Teknik Role Playing Untuk Mencegah Konflik Sosial Pada Siswa ………..... 27
B. Pengujian Persyaratan Analisis... 52
C. Deskripsi Data Hasil Penelitian………. 53
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
Gambar 4.1 Pelaksanaan Uji Validitas... 139
Gambar 4.2 Pela ksanaan Pre-test... 140
Gambar 4.3 Pelaksanaan BKp Teknik Role Playing pertemuan 1... 140
Gambar 4.4 Pelaksanaan BKp Teknik Role Playing ke 2... 141
Gambar 4.5 Pelaksanaan BKp Teknik Role Playing ke 3... 141
Gambar 4.6 Pelaksanaan Bkp Teknik Role Playing ke 4... 142
Gambar 4.7 Pelaksanaan Post-test... 142
Gambar 4.8 Subjek Penelitian... 143
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1 Angket Konflik Sosial... 61
Lampiran 2 Uji Coba Angket Konflik Sosial Pada Siswa... 66
Lampiran 3 Perhitungan Validitas Angket Konflik Sosial... 68
Lampiran 4 Perhitungan Reliabilitas Angket Konflik Sosial... 71
Lampiran 5 Angket Konflik Sosial (Valid)... 74
Lampiran 6 Sebaran Data Pre-test... 78
Lampiran 7 Perhitungan Harga Rata-Rata (M), Standart Deviasi (SD) Data Pret-test Konflik Sosial... 79
Lampiran 8 Sebaran Data Post-test... 81
Lampiran 9 Perhitungan Harga Rata-Rata (M), Satndart Deviasi (SD) Data Post-test Konflik Sosial... 82
Lampiran 10 Uji Hipotesis... 84
Lampiran 11 Satuan Layanan Bimbingan Kelompok... 86
Lampiran 12 Lembar Observasi Layanan BKp Teknik Role Playing... 133
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masa remaja merupakan tahap perkembangan yang harus dilalui oleh
setiap individu yang merupakan tahap perkembangan dari masa-masa
sebelumnya. Sama halnya dengan masa-masa yang lain, masa remaja merupakan
masa yang penting dimana pada tahapan ini remaja mengalami perkembangan
fisik yang cepat dengan disertainya perkembangan mental yang cepat pula, selain
itu sikap, nilai dan minat baru remaja terbentuk pada tahap ini.
Selain penting, masa remaja juga merupakan masa yang rentan karena
pada masa ini status individu tidaklah jelas dan terdapat keraguan akan peran yang
harus dilakukan. Remaja masih mencari identitas dirinya. Identitas diri yang dicari
oleh remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa peranannya dalam
masyarakat dan apakah ia seorang anak atau seorang dewasa.
Banyak stereotip-stereotip yang timbul mengenai pencarian identitas diri
remaja. Anggapan stereotip itu yaitu bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak
rapi, yang tidak dapat dipercaya, belum bisa mandiri dan cenderung berprilaku
merusak. Anthony (Hurlock, 1980:208) menjelaskan bahwa “stereotip juga
berfungsi sebagai cerminan yang ditegakkan masyarakat bagi remaja, yang
menggambarkan citra diri remaja sendiri yang lambat laun dianggap sebagai
gambaran yang asli dan remaja membentuk perilakunya sesuai dengan gambaran
2
Berhubungan dengan stereotip tersebut, kenyataannya banyak dijumpai
remaja yang demikian, remaja yang masih mengandalkan orang dewasa dalam
melaksanakan kewajiban ataupun tugasnya sebagai individu termasuk dalam hal
menyelesaikan masalah. Hal itu juga bisa disebabkan oleh kebiasaan pada periode
yang lalu saat remaja masih berada pada masa anak-anak selalu mengharapkan
bantuan dari orang tua ataupun orang dewasa lain. Seperti yang di jelaskan
Hurlock (1980:207) bahwa “masa remaja sebagai periode peralihan, artinya apa
yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekasnya pada apa yang terjadi
sekarang dan yang akan datang”.
Masa remaja dianggap sebagai masa badai dan tekanan, suatu masa
dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat perubahan fisik dan kelenjar
(Hurlock, 1980:212). Ketidakstabilan emosi remaja dapat berakibat pada perilaku
remaja, oleh karena itu remaja suka melakukan pembangkangan atas apa yang
tidak disukainya, melakukan segala hal yang bisa membuatnya menjadi menarik
meski dengan cara yang kurang benar.
Tindakan-tindakan remaja tersebut yang suka mengikuti ego dan emosinya
dapat memicu timbulnya konflik sosial diantara sesamanya. Dan jika konflik itu
dibiarkan maka akan menimbulkan banyak kerugian, tidak hanya bagi remaja itu
sendiri tapi juga bagi orang lain yang ada di sekitar mereka. Konflik bisa terjadi
karena kurangnya bimbingan yang diberikan oleh orang tua atau guru pada setiap
remaja sehingga remaja tidak tahu cara mencegah timbulnya konflik tersebut
3
Ada beberapa bentuk konflik diantaranya yaitu: konflik antara atau dalam
peran sosial. Konflik antara kelompok sosial, konflik antara
kelompok-kelompok yang terorganisir dan tidak terorganisir dan konflik antara satuan
nasional. Pada remaja, mereka biasanya terlibat konflik antara atau dalam peran
sosial, misalnya antara peran-peran dalam lingkungan sekolah. Wujud dari konflik
itu sendiri contohnya saat belajar terjadi perbedaan pendapat yang dibawa bahkan
ketika pelajaran selesai, adanya pengelompokkan-pengelompokk/ geng, peniruan
tehadap teman sebaya, terjadi persaingan antar kelas mana yang lebih dikatakan
baik.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan koordinator BK
yaitu Bapak P. Simarmata yang mengajar di SMA Negeri 1 Na IX-X Aek
Kotabatu mengatakan bahwa “disekolah ini pernah terjadi bentrok/tawuran antar
siswa dua tahun lalu, selain itu masih terdapat siswa yang mengalami selisih
paham ataupun perbedaan pendapat yang membuat siswa menjadi tidak akur satu
sama lain, selain itu terdapat juga geng/ kelompok perempuan yang menjadi
kelompok yang disegani di sekolah ini dan membuat yang lain untuk mengikuti
gayanya.”
Jika tahun-ketahun masalah ini terus terjadi tanpa ada upaya untuk
mencegah ataupun mengatasinya, maka masalah ini bisa berdampak buruk bagi
perkembangan diri remaja itu sendiri, selain itu juga akan terganggu akademik
4
Mengingat akan bahaya dari konflik sosial pada siswa yang apabila
dibiarkan akan semakin menyebabkab dampak negatif maka perlu diberikan
bantuan kepada siswa berupa bimbingan, baik itu dari guru bidang studi ataupun
dari guru pembimbing. Namun diharapkan peran yang lebih besar yaitu peran
guru pembimbing itu sendiri. Salah satu bantuan yang dapat diberikan oleh
sekolah yaitu melalui pelayanan yang dilakukan oleh guru bimbingan dan
konseling yaitu layanan bimbingan dan kelompok dengan teknik role playing
(bermain peran).
Menurut Damayanti (2012:36) bimbingan kelompok adalah salah satu cara
dalam melaksanakan kegiatan layanan bimbingan dan penyuluhan untuk
membantu memecahkan masalah klien. Segala permasalahan kelompok akan
dibawa ke kelompok lain untuk dipecahkan secara bersama-sama dengan
mengarah kepada permasalahan yang ada pada diri klien.
Sesuai dengan pernyataan di atas layanan bimbingan kelompok merupakan
salah satu jenis layanan yang tepat digunakan untuk mencegah berkembangnya
masalah-masalah yang dihadapi siswa secara berkelompok. Selain itu bimbingan
kelompok dapat melatih siswa dalam mengembangkan kemampuan bersosialisasi,
dan mewujudkan tingkah laku yang lebih efektif serta meningkatkan kemampuan
berkomunikasi baik verbal maupun non verbal.
Bimbingan kelompok merupakan lingkungan yang kondusif yang dapat
memberikan kesempatan bagi anggotanya untuk menambah penerimaan diri dan
orang lain, memberikan ide, perasaan, dukungan bantuan alternatif (pemecahan
masalah) dan mengambil keputusan yang tepat, dan dapat berlatih tentang
5
Suasana ini dapat menumbuhkan perasaan berarti bagi anggota yang selanjutnya
juga dapat menambah kepribadian yang positif.
Dalam melakukan bimbingan kelompok inipun haruslah diperhatikan
penggunaan tekniknya. Ada beberapa macam teknik serta pendekatan yang
digunakan dalam pelaksanaan bimbingan kelompok yang sesuai dengan tujuan
serta kebutuhannya. Dalam pelaksanannya teknik yang digunakan harus lah tepat.
Dalam penelitian ini salah satu teknik yang digunakan adalah role playing
(bermain peran).
Bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik role playing (bermain
peran) dapat membantu siswa menemukan makna diri (jati diri) di dunia sosial
dan memecahkan dilema dengan bantuan kelompok. Artinya melalui bermain
peran siswa belajar menggunakan konsep peran, menyadari adanya peran-peran
yang berbeda dan memikirkan perilaku dirinya dan perilaku orang lain.
Diharapkan layanan bimbingan kelompok ini dijadikan suatu sarana dalam
menumbuhkan pemahaman nilai-nilai positif bagi siswa khususnya sikap
kepribadian yang dibentuk dengan pendekatan secara personal dan juga secara
berkelompok untuk mencegah timbulnya konflik sosial. Mereka juga akan merasa
mendapat pembinaan dan informasi untuk mengembangkan kepribadiannya,
apalagi masalah konflik sosial merupakan masalah yang tidak jarang dijumpai
6
Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti merasa penting untuk
melakukan penelitian dalam bidang bimbingan dan konseling yang berjudul:
“Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing Dalam
Mencegah Timbulnya Konflik Sosial Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Na
IX-X Aek Kotabatu Tahun Ajaran 2012/2013”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, adapun identifikasi masalah
dari penelitian ini yaitu:
1. Adanya pengelompokan-pengelompokan/ geng.
2. Peniruan buta terhadap teman sebaya.
3. Menunjukkan sikap anti sosial terhadap teman
4. Bentrok antar siswa.
5. Belum dilakukan pemberian layanan bimbingan kelompok teknik role
playing dalam mencegah timbulnya konflik sosial di sekolah.
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari kesimpangsiuran dan untuk lebih mendekatkan arah
pada permasalahan yang akan dikaji maka perlu dilakukan pembatasan masalah.
Mengingat keterbatasan, kemampuan dan waktu yang dimiliki peneliti, maka
pembatasan masalah pada penelitian ini adalah: “upaya pencegahan timbulnya
konflik sosial pada siswa kelas XI IPS 1 dengan menggunakan teknik role playing
7 D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah dan
pembatasan masalah, maka selanjutnya dapat dirumuskan permasalahan dalam
bentuk pertanyaan yang akan diteliti oleh peneliti. Adapun rumusan masalah
tersebut yaitu: “Apakah ada pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik role
playing dalam mencegah timbulnya konflik sosial pada siswa kelas XI SMA
Negeri 1 Na IX-X Aek Kotabatu Tahun Ajaran 2013/2014”?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan penelitian di atas, maka yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah “Untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok
teknik role playing dalam mencegah timbulnya konflik sosial pada siswa kelas XI
SMA Negeri 1 Na IX-X Aek Kota Batu Tahun Ajaran 2013/2014”.
F. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian yang peneliti ajukan maka penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat dalam
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta dapat menjadi masukan
khususnya dalam layanan bimbingan dan konseling dengan menggunakan
teknik role playing terhadap siswa.
b. Manfaat Praktis
8 1). Peneliti
Bagi peneliti akan bermanfaat untuk menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan khususnya mengenai layanan bimbingan kelompok teknik
role playing dalam mencegah timbulnya konflik sosial pada siswa.
2). Guru Pembimbing
Menjadi masukan kepada guru pembimbing dalam memberikan layanan
bimbingan kelompok serta menambah pengetahuan guru pembimbing
dalam mencegah konflik sosial pada siswa.
3). Siswa
Dengan adanya kerjasama antara guru bimbingan konseling dan wali
kelas, maka perilaku siswa dapat dibimbing dan diarahkan sehingga
terhindar dari konflik sosial dan dapat mencegah konflik sosial agar tidak
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada bab IV maka dapat
disimpulkan bahwa sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok teknik role
playing kemampuan siswa dalam mencegah timbulnya konflik sosial masih
rendah dan memungkinkan para siswa untuk terlibat konflik. Dan setelah
diberikan layanan bimbingan kelompok teknik role playing kemampuan siswa
dalam mencegah konflik sosial meningkat dan siswa dapat menghindarkan diri
dari kemungkinan adanya konflik.
Perubahan tersebut dapat diketahui dari hasil pengujian nilai t bahwa
> (16,93 > 1,83) pada taraf signifikan 5%. Dari hasil angket
sebelum diberikan perlakuan (pre-test) diperoleh skor rata-rata (M) sebesar 56,1
dan setelah diberikan perlakuan yakni bimbingan kelompok teknik role playing
selama 4 kali pertemuan dari hasil pemberian angket (post-test) diperoleh skor
rata-rata (M) sebesar 77,6. Maka dapa disimpulkan bahwa ada pengaruh layanan
bimbingan kelompok teknik role playing dalam mencegah timbulnya konflik
sosial pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Na IX-X Aek Kotabatu Tahun Ajaran
58 B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan pada beberapa pihak,
diantaranya:
1. Bagi pihak sekolah terutama guru pembimbing, hendaknya mampu
memberikan layanan yang sesuai dengan kebutuhan siswa terutama dalam
mencegah timbulnnya konflik sosial. Bimbingan kelompok teknik role playing
dapat dijadikan sebagai salah satu alternatifnya.
2. Bagi para siswa yang merupakan remaja, seharusnya mampu mencegah
timbulnya konflik sosial agar tidak terjadi konflik yang dapat merugikan
dirinya dan orang lain.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi peneliti lain
dalam melakukakan layanan bimbingan kelompok teknik role palying untuk
59
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Damayanti, Nidya. 2012. Buku Pintar Panduan Bimbingan Konseling. Yogyakarta: Araska
Dongoran, Siti Auditia. 2013. Penggunaan Teknik Role Playing dalam Layanan Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Self Esteem Siswa Kelas VIII MTS Negeri 2 Medan Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi Tidak Diterbitkan. Medan: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.
Edelman, Robert. 1997. Konflik Interpersonal Di Tempat Kerja. Yogyakarta: kanisius.
Fribasari, Wahidah. 2005. Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dalam Bidang Bimbingan Sosial Untuk Meningkatkan Hubungan Interpersonal Remaja Di Panti Asuhan Kumuda Putra Putri Magelangtahun 2005.
http://www.scribd.com/doc/30550102/19/Teknik-teknik-Bimbingan-Kelompok. Diakses pada tanggal 01 Juni 2013.
Gea, Antonius Atosokhi, & Antonina Pancayuni Wulandari, Yohanes Babari. 2002. Relasi dengan Sesama Character Building II. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Hurlock, Elizabet. B. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentan Kehidupan. Jakarta: Erlangga
Hardjana, Agus. 1994. Konflik Di Tempat Kerja. Yogyakarta: Kanisius.
Hendrik, William. 2012. Bagaimana Mengelola Konflik. Jakarta: Bumi Aksara.
Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada
Muin, Idianto. 2006. Sosiologi SMA/MA jilid 2 untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Narwoko, J. Dwi dan Bagong Suyanto. 2013. Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan. Edisi Ke-empat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Hamalik, Oemar.2001.Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.Bandung: Bumi Aksara
60
Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan Dan Konseling Kelompok (Dasar Dan Profil). Jakarta: Ghalia Indonesia.
——— dan Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta: Rineke Cipta.
Sarwono, Sarlio Wirawan. 2005. Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka
Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Permai.
Sukardi, Dewa Ketut. 2002. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling. Jakarta: PT Rineka Cipta
——— dan Kusmawati. 2008. Proses Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. Jakarta: Rineke Cipta.
Universitas Negeri Medan Fakultas Ilmu Pendidikan 2013. Pedoman Penulisan Skiripsi Fakultas Ilmu Pendidikan. Medan: Universitas Negeri Medan.
Uno, Hamzah B. 2011. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengeajar Yang Kreatif Dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara
Winkle dan Sri Hastuti. 2006. Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Walgito, Bimo. 2010. Psikologi Kelompok. Yogyakarta: Andi.
http://idhammonorose.blogspot.com/2012/07/definisi-bimbingan-konseling.html: diakses tanggal 19 Februari 2013
/http.//theworldofguidanceandcounselingblogspot.com/2012/04/definisi-bimbingan-kelompok-menurut.html diakses tanggal 27 Februari 2013