• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi model pembelajaran Question Student Have (QSH) dalam pembelajaran sejarah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI IPS 2 di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2020/2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Implementasi model pembelajaran Question Student Have (QSH) dalam pembelajaran sejarah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI IPS 2 di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2020/2021"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Implementasi model pembelajaran Question Student Have (QSH) dalam pembelajaran sejarah untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa kelas XI IPS 2 di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2020/2021

Sania Palupi a,1,*, Siti King Harta Lestari b,2

a SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Jl. Gotongroyong I, Karangwaru, Kec. Tegalrejo, Kota Yogyakarta, Indonesia

1 sania.palupi@gmail.com *; 2 sitikinghartal17@gmail.com;

* corresponding author

1. Pendahuluan

Setiap negara menyelenggarakan pendidikan demi tercapainya cita-cita nasional bangsa. Melalui proses pendidikan, suatu bangsa berusaha untuk mencapai tujuan dan kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan (Santika, 2020). Demi tercapainya tujuan pendidikan, antara guru dan siswa berlangsung proses pembelajaran atau belajar mengajar. Dalam proses pembelajaran tersebut, berbagai ilmu pengetahuan diajarkan di sekolah dalam mata pelajaran tertentu, salah satunya adalah mata pelajaran sejarah yang memiliki peran penting dalam dunia pendidikan (Susilo & Isbandiyah, 2019). Namun, minat siswa dalam mempelajari sejarah dianggap masih kurang dapat dilihat dari hasil belajar sejarah yang belum optimal. Hal tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor dalam

A R T I C L E I N F O A B S T R A K

Kata Kunci Motivasi Model Pembelajaran Student Question Have (QSH) Pembelajaran sejarah

Penelitian ini dilatar belakangi dari kondisi rendahnya motivasi belajar siswa kelas XI IPS 2, SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta tahun ajaran 2019/2020. Hal ini terlihat dari masih banyaknya siswa yang Pembelajaran Sejarah berhalangan hadir dalam proses pembelajaran dan siswa yang terlambat atau tidak mengumpulkan tugas mata pelajaran Sejarah. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa XI IPS 2 di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta dengan menerapkan model pembelajaran Question Student Have (QSH).

Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Adapun siklus yang diterapkan adalah 2 siklus. Sebelum memasuki siklus, penyusun melakukan penelitian pra siklus untuk mengetahui kondisi awal siswa.

Pada siklus pertama, digunakan model pembelajaran QSH. Sedangkan siklus kedua, pembelajaran menggunakan metode QSH dengan penambahan hadiah. Penyusun menggunakan lembar angket, observasi, dokumentasi, dan paket soal sebagai alat ukurnya. Hasil penelitian ini adalah metode QSH dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah di kelas XI IPS 2, SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Adapun rincian tersebut terlihat dari meningkatnya kehadiran siswa dari pra siklus yang hanya terdapat 20 siswa, meningkat menjadi 21 siswa di siklus pertama, dan 29 siswa di siklus kedua. Hasil angket pun menunjukkan peningkatan dari siklus 1 yang hanya 74,11%

menjadi 79,87% di siklus kedua. Antusiasme siswa dalam keaktifan di dalam kelas pun terlihat dari hasil pengamatan.

This is an open access article under the CC–BY-SA license.

(2)

kegiatan pembelajaran. Tantangan baru pun kini lahir, semenjak munculnya virus covid-19 yang sedang melanda dunia, termasuk Indonesia. Virus ini pada perkembangannya saat ini mampu mengubah seluruh tatanan kehidupan termasuk di bidang pendidikan (Santosa, 2020). Virus covid-19 sendiri masuk ke Indonesia sejak 2 Maret 2020 (Almuttaqi, 2020). Pada masa awal penyebaran, muncul adanya kebijakan untuk tidak melaksanakan proses pembelajaran secara tatap muka (pembelajaran daring atau online). Kondisi proses pembelajaran yang dilakukan secara daring ini juga diterapkan di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Adapun minat belajar siswa di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta yang dilihat berdasarkan proses pembelajaran secara daring menunjukkan bahwa minat peserta didik dalam mata pelajaran sejarah di beberapa kelas masih perlu ditingkatkan lagi. Permasalah yang dihadapi terutama di kelas XI IPS 2, selama pembelajaran daring peserta didik menjadi kurang aktif dan kurang termotivasi. Hal ini dapat dilihat ketika guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik, terdapat beberapa peserta didik yang diam atau malah mematikan mikrofonnya.

Usaha untuk mengatasi permasalahan belum optimalnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran sejarah, diperlukan adanya perubahan dalam metode pembelajaran untuk menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan bagi siswa. Terdapat berbagai metode pembelajaran yang bisa disesuaikan dengan pembelajaran sejarah. Salah satunya adalah dengan menerapkan metode Question Student Have (QSH) (Vianata, 2012; Zusnani & Murfi, 2020). Hal ini dikarenakan metode ini mampu memacu siswa untuk menyampaikan percaya diri dalam mengajukan pertanyaan dan menyampaikan pendapatnya. Diharapakan dengan diterapkannya metode ini pembelajaran sejarah dapat lebih menarik minat siswa dan memperbaiki hasil belajar siswa dalam mata pelajaran sejarah. Metode QSH merupakan cara pembelajaran siswa aktif yang tidak membuat siswa takut untuk mempelajari apa yang diharapkan dan dibutuhkan oleh siswa (Vianata, 2012). Pembelajaran ini menekankan pada siswa untuk aktif, menyatukan pendapat serta sejauh mana siswa memahami pelajaran melalui pertanyaan tertulis. Tujuan siswa bertanya adalah untuk meningkatkan perhatian dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu topik, siswa lebih aktif, siswa harus belajar secara maksimal dan mengembangkan pola pikir sendiri (Aslamiyah & Wiyanarti, n.d.). Berdasarkan latar belakang masalah di atas, diharapkan model pembelajran QSH ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran sejarah.

2. Metode

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan model penelitian Kemmis dan Taggart (Juhji et al., 2021). Tahapan penelitian ini meliputi empat komponen, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (pengamatan) dan refleksi (reflection) (Suharsimi Arikunto, 2006). Subjek dari penelitian ini adalah 34 siswa kelas XI IPS 2 di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Kelas XI IPS 2 dipilih dengan pertimbangan masih kurangnya keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar yang menunjukkan rendahnya motivasi belajar sejarah siswa. Hal ini dilihat dari masih terdapatnya siswa yang belum memenuhi KKM mata pelajaran sejarah. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam siklus-siklus sebagai berikut; (1) Perencanaan, meliputi; Mengembangkan RPP sesuai dengan kegiatan pembelajaran online, menyusun pedoman lembar observasi kegiatan siswa, dan menyusun alat evaluasi pembelajaran dalam bentuk google form/quizizz; (2) Tindakan, dilakukan adalah upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran sejarah sesuai dengan perencanaan sebelumnya. Tindakan juga meliputi tahap persiapan yaitu pengkondisian siswa agar siap belajar. Tahap pelaksanaan dengan melakukan kegiatan pembelajaran. kemudian tahap tindak lanjut; (3) Pengamatan (Observasi) dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Peneliti melakukan observasi dengan menggunakan pedoman observasi untuk mengumpulkan data kegiatan pembelajaran siswa; (4) Refleksi, data yang telah dikumpulkan selama observasi, kemudian direfleksikan oleh peneliti. Refleksi menguraikan mengenai prosedur analisis hasil observasi serta tindak lanjut untuk memperbaiki kekurangan prosedur yang telah dilakukan sebelumnya. Berdasarkan tahapan dalam siklus 1, kegiatan dalam siklus selanjutnya (siklus 2) merupakan perbaikan tindakan dari hasil refleksi pada siklus 1. Tahapan dalam siklus 2 sama dengan siklus yang pertama dimulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan atau observasi dan refleksi. Apabila hasil angket menunjukkan peningkatan maka tindakan penelitian akan dihentikan, namun jika hasil siklus II belum berhasil maka akan dilanjutkan ke siklus III.

(3)

3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Deskripsi Siklus I

Tahap Perencanaan (Planning), pada tahapan ini, penyusun melakukan perencanaan dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disesuaikan dengan sintak QSH.

Adapun penyusunan RPP ini dimaksudkan agar proses pembelajaran berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Selain menyusun RPP, penyusun juga menyusun pertanyaan angket yang banyaknya 40 pertanyaan dan diberikan ke siswa dalam bentuk google formulir. Pertanyaan dalam angket tersebut digunakan penyusun untuk nantinya mengukur tingkat motivasi para siswa setelah melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakkan metode pembelajaran QSH. Tahap pelaksanaan (Acting), pelaksanaan pembelajaran pertama dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 28 April 2021 pada jam ke-3 sampai ke-4. Pada pelaksanaan tahap pertama ini, penyusun melaksanakan proses pembelajaran dengan 2 guru (team teaching) dan dibersamai 21 siswa. Pada pelaksanaan pembelajaran kali ini, tidak semua siswa dapat hadir, hal ini dikarenakan terdapat siswa yang ijin, sakit, dan alfa. Pengamatan (Observasi), setelah melaksanakan tahap perencanaan dan pelaksanaan, penyusun melakukan tahapan pengamatan. Sesuai dengan proses pembelajaran daring yang menggunakan metode QSH, maka dapat dilihat jika rencana pembelajaran yang tersusun dalam RPP dengan sintak QSH dapat berjalan dengan baik dan lancar. Kondisi kelas XI IPS 2 pada pembelajaran sejarah siklus pertama ini cukup kondusif dan mampu memantik beberapa siswa untuk mengungkapkan pendapatnya dan pertanyaannya terkait dengan materi yang belum dipahami.

Walaupun demikian, masih banyak siswa yang lebih memilih diam seperti biasanya. Sehingga proses pendataan pertanyaan dengan metode QSH tidak berjalan secara lancar dan sesuai dengan harapan.

Adapun hasil angket motivasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS2 terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Angket Motivasi Belajar Sejarah siswa kelas XI IPS 2 pada siklus I Hasil Angket Motivasi siswa Kelas XI IPS 2 siklus 1

Skor 74,11 %

Kategori Tinggi

Berdasarkan hasil angket motivasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 2 pada siklus pertama ini, menunjukkan kategori tinggi dengan presentase 74,11%. Hasil ini diperoleh dari pengisian 40 pertanyaan dalam angket di google formulir. Angket tersebut disebarkan di siswa kelas XI IPS 2 SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta setelah selesai proses pembelajaran dengan metode QSH di siklus pertama. Pada hasil observasi, memperlihatkan siswa yang sudah mulai antusias terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan metode QSH. Pada proses pemebelajaran ini, beberapa siswa sudah menunjukkan partisipasi aktif. Beberapa siswa juga sudah mau menghidupkan kameranya selama proses pembelajaran berlangsung, walau terkadang terkendala sinyal.Refleksi, berdasarkan hasil analisis dan pengamatan terdapat beberapa kendala dalam penerapan metode QSH, yang salah satunya adalah adanya waktu yang lumayan singkat, karena proses pembelajaran daring. Kendala yang kedua adalah kesulitannya guru dalam melakukan pengkondisian siswa, sehingga tidak semua siswa dapat hadir dalam proses pembelajaran. Bahkan pengkondisian yang sulit ini memicu pecahnya fokus siswa dalam proses pembelajaran karena melakukan aktivitas lainnya. Hal ini diakibatkan karena pemantauan guru yang terbatas. Kendala berikutnya terdapat pada masih kurangnya kesadaran siswa untuk berpartisipasi dalam proses kegiatan belajar mengajar. Beberapa dari mereka masih menutup diri dan lebih memilih diam setiap sesi pengungkapan pertanyaan. Padahal sesi ini merupakan sesi paling penting dalam proses pembelajaran QSH. Usaha untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan memberikan arahan kepada siswa untuk mengaktifkan kamera dan bekerja sama dengan wali kelas untuk kehadiran siswa. Tidak hanya itu, guru juga seharusnya selalu aktif berkomunikasi dengan setiap siswa di dalam kelas.

3.2. Deskripsi Siklus II

Tahap Perencanaan (Planning), pada tahapan ini, penyusun sebelumnya melakukan analisis permasalahan dari hasil angket, observasi, dan melakukan pemecahan masalah. Setelah itu, penyusun melakukan perencanaan dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disesuaikan dengan sintak QSH dengan penambahan hadiah dalam proses pembelajannya. Siklus II ini siklus kedua terdiri dari 1 kali pertemuan dengan durasi 2 jam pelajaran (45 menit x 2) di kelas XI IPS 2 pada jam ke-5 sampai ke-6. Selain menyusun RPP, penyusun juga menyusun pertanyaan angket

(4)

Pelaksanaan (Acting), pelaksanaan pembelajaran siklus kedua dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 27 Mei 2021. Pada pelaksanaan tahap pertama ini, penyusun melaksanakan proses pembelajaran dengan 2 guru (team teaching) dan dibersamai 29 siswa dari 34 siswa. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan jumlah siswa yang hadir pada proses pembelajaran sejarah dibandingkan dengan proses pembelajaran di siklus pertama. Pengamatan (Observasi), implementasi metode pembelajaran QSH dalam pembelajaran sejarah kali ini ditambah dengan pemberian hadiah kepada siswa yang turut serta atau antusias dalam proses pembelajaran. Pemberian hadiah ini diharapkan mampu membantu siswa kelas XI IPS 2 untuk meningkatkan motivasi belajarnya. Kondisi kelas XI IPS 2 pada pembelajaran sejarah siklus kedua ini cukup kondusif dan mampu memantik beberapa siswa untuk mengungkapkan pendapatnya dan pertanyaannya terkait dengan materi yang belum dipahami. Pada penerapan proses pembelajaran sejarah siklus kedua ini sudah mulai terlihat antusias para siswa yang mulai meningkat.

Bahkan beberapa diantara mereka saling berebut mengungkapkan pendapat dan pertanyaan pada kesempatan kali ini. Pada proses pembelajaran sejarah siklus kedua ini, penyusun menyiapkan satu paket soal yang terdiri dari 10 soal. Berdasarkan hasil yang diperoleh siswa berhasil menyelesaikan 10 soal tersebut dalam waktu yang telah ditentukan. Soal-soal tersebut diselesaikan dalam waktu.

Adapun hasil angket motivasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS2 terlihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Angket Motivasi Belajar Sejarah siswa kelas XI IPS 2 pada siklus II Hasil Angket Motivasi siswa Kelas XI IPS 2 siklus 2

Skor 79,89 %

Kategori Tinggi

Berdasarkan hasil angket motivasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 2 pada siklus kedua ini, sesuai dengan kategori dari Suharsimi Arikunto menunjukkan kategori tinggi dengan presentase 79,87%.

Hasil ini diperoleh dari pengisian 40 pertanyaan dalam angket di google formulir. Sehingga dapat disimpulkan adanya peningkatan antara angket siklus pertama dan kedua sebesar 5,76%. Angket tersebut disebarkan di siswa kelas XI IPS 2 SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta setelah selesai proses pembelajaran dengan metode QSH ditambah hadiah di siklus kedua. Refleksi, proses pembelajaran menggunakan metode QSH dengan penambahan hadiah pada pembelajaran sejarah di siklus kedua ini menunjukkan hasil angket motivasi belajar sejarah dalam kategori yang tinggi. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa hasil angket motivasi belajar sejarah adalah 79,87%. Presentase tersebut sudah dapat melebihi indikator keberhasilan sebesar ≥75%. Berdasarkan hasil analisis dan pengamatan terdapat beberapa perubahan yang cukup siginifikan. Hal ini terlihat dari bertambahnya antusiasme siswa dalam proses pembelajaran. Para siswa sudah mulai aktif bertanya, menanyakan pertanyaan, bahkan diantara mereka juga sudah mulai banyak yang mengaktifkan kamera. Hal ini tentunya membantu guru dalam pengkondisian kelas. Terlihat jelas pula jumlah siswa yang hadir semakin bertambah banyak.

3.3. Analisis Deskriptif untuk Motivasi Belajar

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan di kelas XI IPS 2 SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta tahun ajaran 2020/2021, siklus I menunjukkan hasil sebesar 74,11%, dimana hasil ini termasuk pada kategori tinggi. Hasil ini juga menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar sejarah, beberapa siswa mulai percaya diri untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. Secara umum, implementasi metode QSH pada pembelajaran daring berjalan dengan lancar, meskipun terdapat beberapa kendala. Kendala dan hambatan yang dihadapi pada siklus I menjadi refleksi bagi pelaksanaan siklus II. Impelementasi metode QSH dalam pembelajaran sejarah pada siklus I dirasa belum memperlihatkan peingkatan motivasi belajar yang signifikan. Maka, penyusun melaksanakan tindakan lanjutan pada siklus II. Pada siklus II, penyusun menggunakan metode QSH disertai dengan pemberian penghargaan. Tujuan pemberian penghargaan agar siswa lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran sejarah secara daring. Hasil pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 5,76% menjadi 79,87%. Hal ini dapat dilihat dari hasil angket salah satu ananda kelas XI IPS 2 dengan inisial AC. Skor angket ananda pada siklus I menunjukkan skor angket 158 dan mengalami peningkatan pada siklus II dengan skor sebesar 172. Adapun nilai rata- rata motivasi belajar siswa pada siklus I dan II dapat dilihat pada Tabel 3.

(5)

Tabel 3. Peningkatan Rata-Rata Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus I dan Siklus II

Siklus Nilai Rata-Rata Kategori

I 74,11% Tinggi

II 79, 87% Tinggi

Penggunaan metode QSH juga membuat suasana pembelajaran daring menjadi lebih aktif, siswa yang tadinya kurang aktif menjadi lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran.

Sehingga mampu mempengaruhi kegiatan belajar menjadi lebih menyenangkan. Langkah pembelajaran yang melibatkan semua siswa dan adanya pemberian penghargaan juga mendorong siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dan fokus pada materi dan kompetensi yang akan dicapai. Implementasi metode QSH dalam pembelajaran sejarah ternyata juga memiliki hambatan. Berdasarkan hasil pengamatan penyusun selama proses pembelajaran berlangsung, terdapat beberapa kendala yang dialami dari penggunaan metode QSH dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Penggunaan metode ini membutuhkan waktu yang panjang, mulai dari persiapan, penyampaian materi dan langkah-langkah pembelajaran. Selain itu masih terdapat beberapa siswa yang enggan untuk membuat pertanyaan, sehingga guru harus mengingatkan peserta didik untuk wajib membuat pertanyaan mengenai materi yang dipelajari

4. Kesimpulan

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh peneliti/guru mata pelajaran matematika siswa kelas IX IPS 2 SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, dapat ditarik kesimpulan bahwa enggunaan metode Question Student Have dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan minat belajar siswa, yaitu pada siklus I sebesar 76,11% dan pada siklus II sebesar 79,87% dengan kategori tinggi dan mengalami peningkatan sebesar 3,76%. Implementasi metode QSH ditambah dengan pemberian penghargaan, mampu meingkatkan motivasi dan semangat belajar sejarah siswa dengan tingkat partisipasi yang meningkat dan hasil angket motivasi pasa siklus II yang menunjukkan terjadinya peningkatan. Selain itu, Implementasi metode QSH dengan pemberian penghargaan mendorong siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran sejarah, siswa yang selama ini kurang percaya diri untuk bertanya mulai ikut berpartisipasi dalam pembelajaran. Hal ini membuat suasana pembelajaran daring menjadi lebih semangat karena melibatkan setiap siswa.

Referensi

Almuttaqi, A. I. (2020). Kekacauan Respons terhadap COVID-19 di Indonesia. In Thc Insigjts (Vol. 13).

Aslamiyah, S., & Wiyanarti, E. (n.d.). Penerapan strategi active learning tipe quiz team untuk menumbuhkan karakter rasa ingin tahu siswa dalam pembelajaran sejarah (Penelitian Siklus Kelas: X MIIA 3 SMA Kartika XIX-1 Bandung). FACTUM: Jurnal Sejarah Dan Pendidikan Sejarah, 6(1).

Juhji, J., Anggraeni, D., & Fachmi, T. (2021). Investigating Science Learning in Elementary Schools: Class Action Research on SAVI Learning Models. Indonesian Journal of Elementary Teachers Education, 2(1).

Santika, I. W. E. (2020). Pendidikan karakter pada pembelajaran daring. Indonesian Values and Character Education Journal, 3(1), 8–19.

Santosa, T. A. (2020). Analisis masalah pendidikan biologi pada sekolah menengah pertama di era pandemi covid-19. Jurnal Review Pendidikan Dan Pengajaran, 3(2), 273–278.

Suharsimi Arikunto, et al. (2006). Research Action Class. Rineka Copyright.

Susilo, A., & Isbandiyah, I. (2019). Peran Guru Sejarah dalam Pembentukan Pendidikan Karakter Anak Era Globalisasi. Indonesian Journal of Social Science Education (IJSSE), 1(2), 171–180.

Vianata, H. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Question Student Have Terhadap Hasil Belajar IPS Sejarah Siswa. Indonesian Journal of History Education, 1(1).

Zusnani, I., & Murfi, A. (2020). Strategi Pembelajaran Aktif Question Student Have (QSH) Pada Mata Pelajaran Fiqh di MTs Negeri 9 Bantul. Edulab: Majalah Ilmiah Laboratorium Pendidikan, 5(1), 84–

102.

Referensi

Dokumen terkait

Data Responden Penyadap Pinus di Dusun Sidomulyo, Desa Jambewangi, RPH Gunungsari, BKPH Glenmore, KPH Banyuwangi Barat, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur ... Curahan Waktu

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Berdasarkan hasil evaluasi administrasi, teknis, biaya dan kualifikasi pada paket pekerjaan Penyediaan Jasa Sewa Taman Mini/Dekorasi, Meja Kursi Tenda dan Perlengkapan

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa implementasi kebijakan pajak pengambilan dan pengolahan bahan galian golongan C di Kabupaten Merauke yang terdiri

Pengaruh Konflik Peran Ganda Sebagai Ibu Rumah Tangga dan Pekerja Terhadap Tingkat Stres Wanita Karir (Studi Kasus Pada Pegawai Negeri Sipil Wanita di Kota Semarang Jawa

Dengan dikeluarkannya surat pemberitahuan ini maka nama paket pekerjaan yang berlaku pada paket. pekerjaan yang dimaksud adalah dengan nama “ Pengawasan Pembangunan Penahan

Daerah yang berada di sepanjang pantai selatan pulau jawa sampai selatan Bali dan NTT rawan dan beresiko terjadi gelombang tsunami karena daerah tersebut berada