• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Persaingan perekonomian di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat, sehingga dalam pengambilan sebuah keputusan perusahaan- perusahaan di Indonesia menjadi lebih selektif dan efektif. Dengan adanya persaingan, maka menuntut perusahaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Agar tujuan dapat tercapai maka diperlukan untuk mendaftarkan saham investasi di pasar modal. Bagi perusahaan go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) wajib menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor sebagai sumber informasi pihak eksternal perusahaan yaitu investor. Investor berkewajiban untuk mengetahui secara dalam kondisi perusahaan dimana ia akan berinvestasi, karena dengan memahami laporan keuangan perusahaan tersebut artinya ia akan mengetahui berbagai informasi keuangan perusahaan (Fahmi, 2014).

Investor memerlukan laporan keuangan yang handal, relevan, lengkap, transparan dan informasi yang disajikan tepat waktu. Laporan keuangan akan bermanfaat apabila disajikan secara akurat dan tepat waktu. Ketepatan waktu dalam menyajikan laporan keuangan menjadi faktor penting dan bermanfaat. Jika laporan keuangan disajikan tidak tepat waktu, maka laporan keuangan dianggap tidak relevan dalam mengambil keputusan. Dengan adanya hambatan dalam publikasi laporan keuangan, akuntan publik membutuhkan waktu dalam proses audit (Verawati & Wirakusuma, 2016).

(2)

Informasi laporan keuangan yang dipublikasikan dengan cepat akan memberikan sinyal yang baik untuk perusahaan agar dapat menarik investor dan sebaliknya jika laporan keuangan terlambat untuk dipublikasikan akan memberikan dampak negatif terhadap pasar dan investor akan menganggap sinyal buruk bagi perusahaan (Ayu, Lestari, & Saitri, 2017). Keterlambatan dalam publikasi laporan keuangan memberikan indikasi bahwa terdapat masalah yang menyebabkan auditor membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan proses audit (Puryati, 2020). Penyampaian laporan keuangan tidak terlepas dari proses audit laporan keuangan dan laporan auditor independen serta dapat diungkapkan kepada pihak ketiga. Jangka waktu antara tanggal tahun fiskal laporan keuangan dengan tanggal laporan audit independen yang ditandatangani menunjukkan lamanya waktu auditor telah menyelesaikan proses audit atau yang dikenal dengan istilah audit delay (Liwe, Manossoh, & Mawikere, 2018)

Berdasarkan Peraturan OJK Nomor 29/POJK.04/2016 mengenai Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik mewajibkan bahwasanya perusahaan publik yang terdaftar di BEI menyampaikan laporan keuangannya pada Otoritas Jasa Keuangan selambat-lambatnya pada akhir bulan keempat setelah tahun buku berakhir. Meskipun peraturan mengenai ketepatan waktu dalam pelaporan keuangan telah diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan, tetapi masih banyak perusahaan yang sudah go public tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya.

Menurut (Rahmawati & Suryono, 2015), penyusunan dan pelaporan laporan keuangan auditan yang tepat waktu oleh auditor dapat mempengaruhi

(3)

nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan keakuratan publikasi laporan keuangan yang sudah diaudit merupakan syarat utama bagi perusahaan yang go public untuk meningkatkan harga saham perusahaan. Mengaudit laporan keuangan merupakan tugas yang memakan waktu, sehingga publikasi laporan keuangan dapat tertunda.

Jika informasi terlambat untuk dipublikasikan maka akan meningkatkan ketidakpastian keputusan investasi dan keterlambatan dalam laporan audit akan membuat investor kehilangan rasa kepercayaan terhadap laporan keuangan.

Perusahaan membutuhkan akuntan publik untuk menjamin kebenaran laporan keuangan perusahaan sesuai dengan kinerja perusahaan yang sesungguhnya dan kualitas jasa yang diberikan. Kantor Akuntan Publik (KAP) yang independen, objektif, kompeten dan berkualitas diperlukan dalam melakukan audit laporan keuangan perusahaan publik. Peran KAP ini menjadi sangat penting, dimana laporan auditnya akan menjadi pengesahan akan kebenaran kinerja perusahaan yang tergambar di laporan keuangan perusahaan publik. KAP memberikan opini kecukupan laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit (Puspitasari & Latrini, 2014).

Laporan keuangan adalah informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan informasi ini dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan (Fahmi, 2014). Posisi keuangan memberikan gambaran tentang bagaimana sumber kekayaan diperoleh. Kegunaan laporan keuangan adalah untuk mengukur hasil usaha dan menilai perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu serta mengetahui apakah telah menunjukkan kemajuan perusahaan dan menunjukkan apakah sebuah perusahaan memperoleh

(4)

keuntungan. Pada dasarnya, laporan keuangan merupakan proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan dengan pemangku kepentingan pada suatu perusahaan. Dengan adanya laporan keuangan, maka memegang peranan yang penting dan mempengaruhi posisi dalam proses pengambilan keputusan.

Auditing dapat menambah nilai laporan keuangan karena bertindak sebagai pihak yang berpengetahuan dan independen. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus disajikan informasi yang wajar yaitu informasi yang relevan dan handal. Untuk memperoleh informasi yang relevan dan handal, laporan keuangan harus memiliki kualitas tertentu. Laporan keuangan harus disusun sesuai dengan standar “Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum” sehingga diperlukan pihak ketiga yang independen dan tidak memihak. Pihak ketiga adalah akuntan publik atau auditor independen. Audit dipergunakan sebagai penentu apakah laporan keuangan memenuhi standar yang ditentukan (Munawir, 2018).

Audit atas laporan keuangan yang dilakukan oleh pemeriksa internal mempunyai standar yang harus diikuti sebagai usaha untuk mempertahankan mutu auditnya. Setelah auditor melaksanakan proses audit tersebut, maka auditor menyimpulkan hasil penilaiannya yang dinyatakan dalam sebuah penyataan pendapat mengenai tingkat kewajaran penyajian neraca dan posisi keuangan perusahaan serta hasil usaha dari kegiatan operasi perusahaan serta arus kas untuk tanggal tertentu yang diaudit (Nasrullah & Nofianti, 2018). Di samping itu, sebagai media komunikasi, laporan keuangan harus mempunyai kualitas tertentu dan terdapat arti yang bisa diinterpretasikan. Dengan demikian, diperlukan

(5)

pedoman yang telah disepakati antara pihak manajemen dan pihak pemakai laporan.

Teori keagenan (Agency Theory) menyatakan perlunya jasa independen auditor dapat dijelaskan dengan dasar teori keagenan (Agency Theory), yaitu hubungan antara pemilik (principal) dengan manajemen (agent). Dengan adanya perkembangan yang semakin besar, maka akan sering terjadi konflik antara investor dan pihak manajemen. Manajemen memiliki kepentingan pribadi yang bertentangan dengan pemilik perusahaan sehingga menimbulkan masalah. Untuk mengurangi adanya masalah agensi diperlukan pihak independen yang menjadi pihak menengah dalam konflik tersebut (Tandiontong, 2016).

Proses audit yang telah dilaksanakan sesuai dengan standar yang ditetapkan maka akan memerlukan waktu yang cukup lama sampai proses dari laporan audit tersebut ditandatangani dan dipublikasikan. Informasi yang terdapat pada laporan keuangan yang akan dipublikasikan yang disajikan dengan tepat waktu akan mempengaruhi lamanya waktu antara tanggal laporan audit dengan tanggal laporan tutup buku (Annisa, 2018). Adanya perbedaan waktu untuk menyelesaikan audit maka akan menyebabkan penyelesaian audit yang dilakukan akan lama. Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dan tanggal opini audit sering disebut juga dengan audit delay.

Bursa Efek Indonesia melaporkan 52 (Lima puluh dua) perusahaan tercatat belum menyampaikan laporan keuangan yang berakhir per 31 Desember 2020.

Terdapat 52 (Lima puluh dua) emiten belum menyampaikan laporan keuangan

(6)

hingga ketentuan 30 Juni 2021. Bursa Efek memberikan sanksi kepada 52 (Lima puluh dua) emiten karena tidak memenuhi kewajiban penyampaian laporan keuangan auditan yang berakhir per 31 desember 2020 sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Sanksi yang dikenakan atas keterlambatan ini berupa peringatan tertulis II dan denda sebesar 50 juta rupiah. Berikut adalah perusahaan telekomunikasi yang belum menyampaikan laporan keuangan 2020 yaitu PT.

Bakrie Telecom Tbk (BTEL).

Adanya kasus mengenai keterlambatan dalam penyampaian laporan keuangan memberikan indikasi terdapat masalah dalam laporan keuangan, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan proses audit.

Perusahaan yang mengalami audit delay akan memberikan reputasi yang kurang baik, selain itu perusahaan cenderung mengganti auditor eksternal perusahaan agar tidak terjadi lagi hal yang sama. Semakin panjang waktu auditor untuk menyelesaikan tugas auditnya, maka tertundanya pengungkapan opini auditor pada laporan keuangan sehingga menimbulkan ketidakpastian keputusan investor (Haryani & Wiratmaja, 2014).

Kasus mengenai opini audit terjadi pada PT. Bakrie Telekom Tbk (BTEL).

Dalam keterbukaan informasi, BEI memberikan suspensi kepada BTEL karena perusahaan tersebut memperoleh Opini Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer) dari Akuntan Publik selama 2 (dua) tahun berturut-turut , yaitu periode 2018 dan 2017. Alasan diberikan opini disclaimer dikarenakan KAP merasa ruang lingkup pemeriksaannya dibatasi sehingga auditor tidak melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar audit yang berlaku, perusahaan sedang menjalani kasus hukum

(7)

dan masih diragukannya nilai yang disajikan pada laporan keuangan. Hal ini menyebabkan PT. Bakrie Telekom Tbk mengalami keterlambatan dalam menyampaikan laporan keuangan (cnbcindonesia.com).

Kinerja komite audit dapat membuat peran pengawasan menjadi lebih jelas. Komite audit harus bertindak independen dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab pengawasannya dalam meninjau informasi keuangan, meninjau kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, memberikan pendapat independen dan merekomendasikan Dewan Komisaris atas penunjukan Akuntan.

Setiap perusahaan publik harus memiliki komite audit minimal tiga anggota.

Semakin banyak anggota komite audit akan menyelesaikan proses audit dengan cepat. Hal ini diharapkan dapat memecahkan masalah yang muncul dalam pelaporan keuangan dan dapat menyelesaikan audit delay dengan cepat (business- law.binus.ac.id).

Kasus-kasus yang terjadi pergantian auditor (auditor switching) yaitu PT.

Visi Telekomunikasi Infrastruktur (GOLD) pada tahun 2018 diaudit oleh auditor Juninho Widjaja yang berasal dari KAP Kosasih, Nurdiyaman, Mulyadi, Tjahjo &

Rekan dan pada tahun 2019 diaudit oleh auditor Indra Sri Widodo yang berasal dari KAP Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang & Rekan. Pergantian auditor juga terjadi pada PT. Bakrie Telekom yaitu pada tahun 2016 diaudit oleh auditor Gideon Adi yang berasal dari KAP Gideon Adi & Rekan dan pada tahun 2017 diaudit oleh Dadang Mulyana yang berasal dari KAP Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang dan Ali. Terjadinya pergantian auditor akan menyebabkan

(8)

proses audit semakin panjang, dikarenakan auditor memerlukan waktu untuk memahami kondisi perusahaan klien (bursaefekindonesia.com).

Menurut Rusydi, Darmawan, Dilasari, and Ani (2021) Audit Delay adalah waktu yang diperlukan untuk penyelesaian laporan audit dari tanggal tutup buku sampai tangal yang tertera pada laporan auditor independen. Laporan auditor independen dapat diselesaikan dalam waktu 90 hari setelah tutup buku.

Keterlambatan laporan audit akan mempengaruhi publikasikan laporan keuangan.

Sehingga para pengguna laporan keuangan mengalami keterlambatan dalam mengambil keputusan investasi dan kredit.

Faktor pertama yang mempengaruhi audit delay adalah opini auditor.

Auditor melaksanakan audit untuk menghasilkan opini auditor. Opini auditor adalah pendapat yang dikeluarkan oleh auditor mengenai kewajaran laporan keuangan auditan dalam semua hal yang material, yang didasarkan atas kepatuhan terhadap prinsip akuntansi berterima umum dalam penyusunan laporan keuangan tahunan. Penilaian yang dilakukan auditor terhadap pernyataan manajemen akan dikomunikasikan secara tertulis dalam laporan audit untuk disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Di dalam laporan audit terdapat pernyataan pendapat atau opini audit dan memberikan rekomendasi terhadap tingkat kesesuaian pernyataan yang dilaporkan oleh pihak manajemen yang laporan keuangannya telah disesuaikan dengan kriteria yang digunakan (Mulyadi, 2013).

Faktor selanjutnya adalah audit tenure. Audit tenure adalah masa perikatan hubungan auditor dengan klien mengenai jasa audit yang telah disepakati. PP

(9)

No.20/2015 pasal 11 ayat (1) menjelaskan bahwa dalam melakukan audit pada suatu perusahaan, KAP tidak lagi dibatasi. Pembatasan hanya diperuntukkan bagi akuntan publik, yaitu selama 5 tahun buku secara berturut-turut. Akuntan publik yang telah memberikan jasa audit terhadap perusahaan selama 5 tahun berturut- turut (jdih.kemenkeu.go.id).

Reputasi KAP adalah tingkat Kantor Akuntan Publik yang ditentukan berdasarkan penilaian masyarakat atas kinerjanya dalam melakukan proses audit dan menyelesaikan audit tepat waktu berdasarkan reputasinya (Ibrahim &

Suryanigsih, 2016). Ketepatan waktu penyusunan laporan audit sangat penting bagi penilaian publik terhadap reputasi KAP. Kantor Akuntan Publik yang memiliki reputasi yang baik dapat menghasilkan laporan audit yang berkualitas dan dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. KAP yang memiliki reputasi baik memiliki sumber daya manusia yang berkompeten, berpengalaman, dan memiliki teknologi yang memadai (Sihombing, 2021).

Komite audit juga menjadi faktor dalam audit delay. Komite audit adalah sekelompok orang yang bertugas untuk menyelesaikan tugas khusus atau anggota perusahaan klien yang membantu auditor untuk mempertahankan indepedensinya.

Perusahaan diharuskan membentuk komite audit dengan paling sedikit 3 orang, Sehingga dapat mencegah terjadinya keterlambatan dalam mempublikasikan laporan keuangan, hal ini dikarenakan komite audit dapat menentukan berapa lama audit delay yang akan dihasilkan suatu perusahaan (Fatchan, Hudaya, &

Fauzan, 2018).

(10)

Faktor terakhir adalah auditor switching. Auditor Switching (pergantian auditor) merupakan pergantian Akuntan Publik atau Kantor Akuntan Publik (KAP) yang dilakukan oleh perusahaan klien. Proses audit memakan waktu yang lebih lama dibandingkan jika auditor tersebut melanjutkan pekerjaan yang akan berdampak pada penundaan penyampaian laporan keuangan auditan (Wiryakriyana & Widhiyani, 2017). Penundaan audit dapat terjadi karena auditor membutuhkan waktu untuk memahami lingkungan dan sistem yang ada pada perusahaan klien (Romli & Anisa, 2021).

Alasan peneliti memilih penelitian ini dikarenakan adanya ketidakkonsistenan pada hasil penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian ini juga dikarenakan masih banyaknya emiten yang terlambat menyampaikan laporan keuangannya. Berdasarkan teori kepatuhan, audit delay tidak seharusnya terjadi karena OJK (Otoritas Jasa Keuangan) telah mengeluarkan peraturan mengenai batas penyampaian laporan keuangan. Penelitian ini menekankan pentingnya informasi yang dikeluarkan perusahaan untuk keputusan investasi. KAP yang berafiliasi dengan big four dianggap dapat menyelesaikan waktu audit lebih singkat.

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan telekomunikasi karena terdapat fenomena yang menarik dan perusahaan telekomunikasi memiliki pertumbuhan pasar yang baik. Meningkatnya jumlah penduduk maka mendorong kebutuhan masyarakat terhadap komunikasi sehingga mengalami perkembangan yang sangat pesat dan dapat menarik para investor untuk menanamkan investasinya di perusahaan telekomunikasi. Investor juga menilai bahwa perusahaan

(11)

telekomunikasi mempunyai prospek yang bagus karena dapat memberikan keuntungan yang besar.

Berdasarkan penelitian terdahulu, terdapat banyak penelitian yang telah meneliti mengenai audit delay tetapi ada perbedaan hasil. Perbedaan juga mengenai variabel-variabel yang digunakan. Pada penelitian (Verawati &

Wirakusuma, 2016) variabel yang digunakan adalah Pergantian Auditor, Reputasi KAP, Opini Audit dan Komite Audit. Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah opini audit, audit tenure, reputasi KAP, komite audit dan auditor switching. Adapun perbedaan juga terdapat pada periode pengamatan. Pada

penelitian sebelumnya menggunakan periode pengamatan 2012 - 2014 dan pada penelitian ini menggunakan periode pengamatan 2016 - 2020. Berdasarkan uraian tersebut maka mendorong peneliti untuk meneliti kembali mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay, maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai

“Analisis Pengaruh Opini Auditor, Audit Tenure, Reputasi KAP, Komite Audit dan Auditor Switching (Studi Kasus pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016 - 2020”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah Opini Auditor, Audit Tenure, Reputasi KAP, Komite Audit dan Auditor Switching berpengaruh secara simultan terhadap Audit Delay pada

(12)

perusahaan telekomunikasi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2016 - 2020?

2. Apakah Opini auditor berpengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2016 - 2020?

3. Apakah Audit Tenure berpengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2016 - 2020?

4. Apakah Reputasi KAP berpengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan telekomunikasi terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2016 - 2020?

5. Apakah Komite Audit berpengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan telekomuniasi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2016 - 2020?

6. Apakah Auditor Switching berpengaruh terhadap Audit Delay pada sub sektor telekomunikasi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2016 - 2020?

7. Berapa besar pengaruh Opini Audit, Audit Tenure, Reputasi KAP, Komite Audit dan Auditor Switching terhadap Audit Delay pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2016 - 2020?

(13)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah Opini Auditor, Audit Tenure, Reputasi KAP, Komite Audit dan Auditor Switching berpengaruh secara simultan terhadap Audit Delay

2. Untuk mengetahui apakah Opini auditor berpengaruh terhadap Audit Delay

3. Untuk mengetahui apakah Audit Tenure berpengaruh terhadap Audit Delay 4. Untuk mengetahui apakah Reputasi KAP berpengaruh terhadap Audit

Delay

5. Untuk mengetahui apakah Komite Audit berpengaruh terhadap Audit Delay

6. Untuk mengetahui apakah Auditor Switching berpengaruh terhadap Audit Delay

7. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh Opini Auditor, Audit Tenure, Reputasi KAP, Komite Audit dan Auditor Switching terhadap Audit Delay

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan referensi mengenai pengaruh Opini Auditor, Audit Tenure, Reputasi KAP, Komite Audit dan Auditor Switching terhadap Audit Delay

(14)

2. Manfaat Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi dan masukan agar dapat mengevaluasi kebijakan untuk mengatasi pernyebab terjadinya keterlambatan

3. Manfaat Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan sebagai uji kemampuan dalam menerangkan pengaruh Opini Auditor, Audit Tenure, Reputasi KAP, Komite Audit dan Auditor Switching terhadap Audit Delay dan dapat memperluas penelitian yang dikaitkan pada penelitian selanjutnya

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan karunianya-Nya sehingga dapat terselesaikannya Skripsi dengan judul “ HUBUNGAN KARAKTERISTIK,

Dengan diketahuinya jenis pengotor yang terdapat pada bahan vial (pembungkus sampel) tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai pendukung dalam pencapaian hasil

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menjelaskan: (1) aspek diksi yang digunakan dalam novel Ayah karya Andrea Hirata; (2) nilai pendidikan karakter

Data citra satelit yang ada tidak bisa langsung digunakan sebagai data dasar pemetaan dikarenakan citra tersebut masih dipengaruhi distorsi geometrik atau pergeseran

Putusan hakim berupa rehabilitasi diberikan kepada pecandu yang melakukan tindak pidana pada Pasal 127 ayat (1) tidak menjadi acuan SEMA 4 Tahun 2010 disebutkan surat

Untuk menguji dan menganalisis pengaruh leverage, kompleksitas bisnis, reputasi KAP, komite audit, dan opini auditor secara simultan terhadap audit delay... Universitas

Adapun tujuan penelitian kolektor surya berlubang ini adalah untuk mengeringkan daun gaharu pada pembuatan teh gaharu dengan memanfaatkan sinar matahari dan melakukan

Pengaruh Opini Audit Going Concern, Audit delay, dan Audit Fee terhadap Auditor Switching dengan Reputasi Auditor sebagai Variabel Pemoderasi.. Fakultas Ekonomi dan