• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Respon PNS terhadap Stigma Negatif dan Dampaknya terhadap Perilaku Kerja: studi pada PNS di Pemerintah Kota Salatiga T2 912013002 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Respon PNS terhadap Stigma Negatif dan Dampaknya terhadap Perilaku Kerja: studi pada PNS di Pemerintah Kota Salatiga T2 912013002 BAB IV"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan disajikan gambaran umum penelitian, hasil uji validitas dan reliabilitas, statistik deskriptif tiap variabel, uji asumsi klasik, pengujian hipotesis dan pembahasan data.

4.1 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah PNS yang bekerja di Instansi Pemerintah Kota Salatiga, angket disebarkan kepada sebanyak 200 orang pegawai, dari jumlah tersebut yang bersedia menjadi responden hanya sebanyak 167 orang (sebanyak 83,5% dari jumlah angket yang disebar), sebagaimana tampak pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.1 Sebaran Angket

Unit Kerja Angket

disebar

Angket

Kembali %

Bapermasper, KB & KP 40 32 80

Kecamatan Sidomukti 20 17 85

Kelurahan Mangunsari 10 10 100

Kelurahan Dukuh 10 7 70

Dinas Cipkataru 25 22 88

Disdukcapil 25 21 84

Kantor Lingkungan Hidup 20 17 85

Dinas Kesehatan 50 41 82

Jml Angket 200 167 83,5

Sumber : data primer diolah, 2015

(2)

2 sebanyak 40 angket dan kembali sebanyak 32 angket; Kecamatan Sidomukti sebanyak 20 angket dan kembali 17 angket; Kelurahan Mangunsari sebanyak 10 angket dan kembali 10 angket; Kelurahan Dukuh 10 angket dan kembali 7 angket; Dinas Cipkataru sebanyak 25 angket dan kembali 22 angket; Disdukcapil 25 angket dan kembali 21 angket; Kantor Lingkungan Hidup sebanyak 20 angket dan kembali 17 angket; dan Dinas Kesehatan sebanyak 50 angket dan kembali 41 angket.

Selanjutnya Pada tabel 4.1a. dibawah ini menunjukkan hasil data karakteristik responden, yang mencakup masa kerja, jenis kelamin, usia dan tingkat pendidikan.

Tabel 4.2. Karakteristik Responden

No. Keterangan

Jumlah

Responden Persentase (%)

1 Masa Kerja :

< 3 tahun 13 7,8

3 s/d 10 tahun 62 37,1

> 10 tahun 92 55,1

Jml 167 100

2 Jenis Kelamin :

Laki-Laki 72 43,1

Perempuan 95 56,9

Jml 167 100

3 Usia :

20 s/d 30 tahun 17 10,2

31 s/d 40 tahun 62 37,1

> 40 tahun 88 52,7

Jml 167 100

(3)

3

SLTA 21 12,6

D.III 43 25,7

S.1 85 50,9

S.2 18 10,8

Jml 167 100

Sumber : data primer diolah,2015

Dari tabel 4.2 diatas dapat dapat dijelaskan sebagai berikut :

 Berdasarkan masa kerja, responden yang memiliki masa kerja kurang dari 3 (tiga) tahun sebanyak 13 orang (7,8 %), yang memiliki masa kerja 3 (tiga) sampai dengan 10 (sepuluh) tahun sebanyak 62 orang (37,1 %), dan yang memiliki masa kerja lebih dari 10 (sepuluh) tahun sebanyak 92 orang (55,1 %).

 Berdasarkan jenis kelamin, responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 72 orang (43,1%) dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 95 orang (56,9 %).

 Berdasarkan usia, responden yang berusia 20 sampai dengan 30 tahun sebanyak 17 orang (10,2%), yang berusia 31 sampai dengan 40 tahun sebanyak 62 orang (37,1%), dan yang berusia lebih dari 40 tahun sebanyak 88 orang (52,7%).

 Berdasarkan pendidikan, responden yang berpendidikan SLTA sebanyak 21 orang (12,6%), yang berpendidikan Diploma III sebanyak 43 orang (25,7%), yang berpendidikan Strata 1 sebanyak 85 orang (50,9%), dan yang berpendidikan Strata 2 sebanyak 18 orang (10,8%).

(4)

4

4.2Uji Validitas dan Reliabilitas

4.2.1 Uji Validitas

Uji validitas dimaksudkan untuk menguji apakah skala pengukuran yang dibuat dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas item, yaitu untuk mengetahui apakah item-item pernyataan yang dimuat dalam kuesioner penelitian valid atau tidak.

Pengujian validitas kuesioner didasarkan pada perbandingan nilai r hitung dan nilai r tabel. Nilai r hitung dicari dengan mencari nilai korelasi antara skor alternatif pilihan jawaban responden pada item pernyataan tertentu dengan total skor item dalam variabel terkait. Selanjutnya nilai korelasi hitung (r hitung) tersebut dibandingkan dengan nilai kritis r product moment (r tabel), dengan ketentuan apabila nilai (r hitung > r tabel), maka item pernyataan dalam variabel tertentu dinyatakan valid. Sebaliknya apabila nilai r hitung < r tabel, maka item pernyataan dalam variabel tertentu dinyatakan tidak valid. Hasil uji validitas dengan tingkat signifikansi untuk uji 2 arah dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini :

Tabel 4.3 Uji Validitas

Variabel Item r hitung r tabel keterangan Stigma Negatif (X1) q1 0,717 0,152 Valid

q2 0,685 0,152 Valid

q3 0,749 0,152 Valid

q4 0,756 0,152 Valid

q5 0,759 0,152 Valid

q6 0,704 0,152 Valid

q7 0,630 0,152 Valid

q8 0,713 0,152 Valid

(5)

5

q10 0,638 0,152 Valid

Dukungan Sosial q1 0,707 0,152 Valid

q2 0,748 0,152 Valid

q3 0,762 0,152 Valid

q4 0,781 0,152 Valid

q5 0,782 0,152 Valid

q6 0,773 0,152 Valid

q7 0,706 0,152 Valid

q8 0,790 0,152 Valid

q9 0,754 0,152 Valid

q10 0,731 0,152 Valid

Stress Kerja (Y1) q1 0,417 0,152 Valid

q2 0,510 0,152 Valid

q3 0,558 0,152 Valid

q4 0,706 0,152 Valid

q5 0,755 0,152 Valid

q6 0,735 0,152 Valid

q7 0,479 0,152 Valid

q8 0,642 0,152 Valid

q9 0,654 0,152 Valid

q10 0,540 0,152 Valid

Kinerja (Y2) q1 0,686 0,152 Valid

q2 0,788 0,152 Valid

q3 0,772 0,152 Valid

q4 0,688 0,152 Valid

q5 0,738 0,152 Valid

q6 0,800 0,152 Valid

q7 0,764 0,152 Valid

q8 0,796 0,152 Valid

q9 0,778 0,152 Valid

q10 0,817 0,152 Valid

Sumber : data primer diolah, 2015

(6)

6 besar dari r tabel (0,152), sehingga dinyatakan bahwa seluruh variabel penelitian valid.

4.2.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas berfungsi untuk menunjukkan kehandalan kuesioner dalam mengukur variabel penelitian dengan menghasilkan pengukuran yang konsisten. Teknik yang digunakan untuk menguji reliabilitas adalah metode cronbach’s alpha. Item-item pernyataan dalam kuesioner dinyatakan reliabel jika memiliki nilai cronbach’s

alpha > 0,6. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel dibawah : Tabel 4.4 Uji Reliabilitas

Variabel Cron a h’s Alpha Nilai Kritis Keterangan

Stigma Negatif (X1) 0,891 0,6 Reliabel Dukungan Sosial

(X2) 0,913 0,6 Reliabel

Stress Kerja (Y1) 0,802 0,6 Reliabel

Kinerja (Y2) 0,902 0,6 Reliabel

Sumber : data primer diolah, 2015

(7)

7

4.3 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif variabel penelitian digunakan untuk memberikan gambaran tentang tanggapan responden terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Statistik deskriptif yang diperoleh dapat dipaparkan sebagai berikut :

4.3.1 Stigma Negatif

Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Stigma Negatif

No. Pernyataan

STS TS KS S SS

SKOR JAWABAN

(n:167)

RATA-RATA

1 2 3 4 5

1 Saya mengetahui bahwa sebagian anggota masyarakat menilai PNS banyak yang

pemalas dan masih sarat dengan KKN 2 4 31 104 26 649 3,89

2 Saya tahu bahwa PNS sering diberitakan

miring sebagai pemakan gaji buta. 3 7 49 84 24 620 3,71 3 Saya tahu bahwa sebagian anggota

masyarakat menilai pekerjaan PNS hanya

'berangkat-duduk-baca koran-pulang', 2 10 33 84 38 647 3,87

4 Saya sering mendengar tudingan bahwa

banyak PNS berkinerja rendah 1 9 41 78 38 644 3,86

5 Saya pernah mendengar tudingan tentang PNS, seringkali PNS ketika melayani masyarakat terlalu bertele-tele dan cenderung birokratis,

1 6 37 85 38 654 3,92

6 Saya tahu bahwa PNS sering disudutkan sebagai tidak disiplin, pemalas, tidak produktif

1 8 40 87 31 640 3,83 7 Saya tahu bahwa sebagian masyarakat

menganggap masih banyak PNS yang cenderung lebih mendahulukan kepentingan atasannya dibandingkan kepentingan publik.

1 9 46 96 15 616 3,69

8 Saya tahu sebagian anggota masyarakat menganggap perilaku PNS lebih bersikap sebagai pejabat keti ba g sebagai abdi masyarakat.

1 13 57 82 14 596 3,57

9 Saya tahu ada yang memberitakan bahwa PNS dianggap masih sering bersikap acuh terhadap keluhan masyarakat.

(8)

8 10 Saya tahu ada yang menganggap

pelayanan yang diberikan PNS masih lamban, masih kalah jauh dengan pelayanan pegawai dari perusahaan/organisasi swasta.

0 6 55 91 15 616 3,69

Total 6281 37,61

RATA-RATA 3,76

Sumber : data primer diolah,2015

Berdasarkan sebaran hasil perolehan skor jawaban responden seperti pada tabel 4.4 diatas, maka didapat nilai rata-rata jawaban responden sebesar 3,76 dan masuk pada kategori tinggi, dapat diartikan bahwa rata-rata keseluruhan responden sangat mengetahui dan merasakan stigma negatif terhadap profesi pekerjaan mereka sebagai PNS.

4.3.2 Stress Kerja

Tabel 4.6 Statistik Deskriptif Stress Kerja

No. Pernyataan

STS TS KS S SS

SKOR JAWABAN

(n:167)

RATA-RATA

1 2 3 4 5

1 Saya kadang merasa sedikit malu bila berkumpul dalam komunitas dimana yang berprofesi sebagai PNS hanya saya saja, sedangkan yang lain kebanyakan pegawai swasta atau wiraswasta

40 70 39 17 1 370 2,22 2 Saya merasa risih dan emosi, ketika

dikatakan bahwa PNS hanya pemakan gaji buta

19 36 29 48 35 545 3,26 3 Semangat kerja saya langsung menurun saat

membaca berita tentang keburukan-keburukan PNS.

31 75 34 25 2 393 2,35 4 Saya benar-benar emosi kalau dikatakan

kerjaan saya hanya bermalas-malasan, tidak produktif. Karena saya tidaklah seperti yang dituduhkan tersebut.

13 18 46 56 34 581 3,48 5 Saya merasa tersinggung orang yang

mengatakan pekerjaan saya sebagai PNS hanya "berangkat-baca koran-ngerumpi-pulang-gajian".

(9)

9 6 Saya merasakan konsentrasi terhadap

pekerjaan langsung buyar dan merasa kecewa, ketika apa yang susah payah saya kerjakan hanya dianggap "cari muka kepada atasan".

16 43 49 40 19 504 3,02 7 Kadang saya merasa malas melakukan

pelayanan, karena sebaik apapun pelayanan yang saya berikan pasti ada saja yang mencelanya.

31 71 40 21 4 397 2,38 8 Jantung saya merasa deg-degan ketika ada

sebagian anggota masyarakat menganggap buruk pelayanan yang saya berikan

8 31 73 53 2 511 3,06 9 Kadang saya kepikiran terus dan menjadi

sulit tidur ketika ada berita yang menyudutkan profesi pekerjaan saya sebagai PNS

12 55 58 36 6 470 2,81 10 Dalam hati Saya sebenarnya merasa sedikit

tertekan ketika publik menuntut pelayanan yang maksimal dan tidak bermalas-malasan.

18 60 61 25 3 436 2,61

TOTAL 4796 28,72

RATA-RATA 2,87

Sumber : data primer diolah, 2015

Berdasarkan sebaran hasil perolehan skor jawaban responden seperti pada tabel 4.5 diatas, maka didapat total skor rata-rata jawaban sebesar 2,87 dan masuk pada kategori sedang.

(10)

10

4.3.3 Dukungan Sosial

Tabel 4.7 Statistik Deskriptif Dukungan Sosial

No. Pernyataan

STS TS KS S SS

SKOR JAWABAN

(n:167)

RATA-RATA

1 2 3 4 5

1 Rekan kerja di kantor senantiasa menghibur

disaat saya terlihat murung atau sedih. 1 2 19 128 17 659 3,95

2 Ketika saya kesulitan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, dengan rela hati rekan kerja saya ikut membantu atau setidak-tidaknya memberikan solusi penyelesaiannya.

1 1 4 138 23 682 4,08 3 Saat saya merasakan jenuh menghadapi

rutinitas pekerjaan, rekan kerja saya di kantor memberikan dorongan supaya tetap semangat dalam bekerja.

2 3 6 131 25 675 4,04 4 Saat saya mendapatkan prestasi dalam

pekerjaan, rekan dikantor ikut bahagia dan

memberikan ucapan selamat kepada saya. 1 2 26 106 32

667 3,99

5 Rekan kerja dikantor menganggap saya sebagai saudara mereka sendiri dan dengan senang hati mendengarkan setiap keluh kesah saya.

1 2 28 107 29 662 3,96 6 Rekan kerja saya sering memberikan nasehat

yang baik dan memotivasi saya dalam

melaksanakan pekerjaan saya. 1 1 4 137 24 683 4,09

7 Saat saya tidak masuk kerja karena sakit, rekan kerja meluangkan waktu datang menjenguk dan menggantikan sementara tugas saya dikantor.

2 2 6 123 34 686 4,11 8 Ketika ada pihak yang menyudutkan saya dan

menganggap saya bersalah dalam suatu hal, rekan kerja saya selalu menyemangati saya supaya tidak berkecil hati.

1 1 22 119 24 665 3,98 9 Rekan kerja tidak mau membicarakan

kesalahan saya didepan orang lain dan berusaha menutupinya, dan memberikan saran masukan dengan baik untuk memperbaiki kesalahan saya.

2 1 31 114 19 648 3,88 10 Saya dan rekan kerja dikantor merasa senasib

sepenanggungan, senantiasa berbagi suka duka dan siap menolong satu sama lain ketika dibutuhkan.

1 0 5 130 31 691 4,14

TOTAL 6718 40,23

(11)

11 Berdasarkan sebaran hasil perolehan skor tiap responden seperti pada tabel diatas, maka didapat nilai rata-rata skor jawaban sebesar 4,02 dan masuk pada kategori tinggi. Artinya bahwa rata-rata responden dalam melaksanakan tugas atau profesi pekerjaan mereka sebagai PNS sangat mendapatkan dukungan sosial khususnya dari rekan kerja mereka sendiri atau dukungan sosial yang diterima oleh para pegawai cukup tinggi.

4.3.4 Kinerja

Tabel 4.8 Statistik Deskriptif Kinerja

No. Pernyataan

STS TS KS S SS SKOR

JAWABAN (n:167)

RATA-RATA

1 2 3 4 5

1 Saya tetap bekerja dengan giat dan penuh

tanggung jawab. 0 0 0 91 76 744 4,46

2 Saya selalu menuntaskan pekerjaan dan

berusaha tidak menunda-nundanya. 0 0 2 108 57 723 4,33

3 Saya selalu bersemangat setiap hari dalam

menjalankan tugas saya sebagai abdi negara. 0 0 2 108 57 723 4,33

4 Saya selalu berusaha datang ke kantor tepat

waktu dan mengikuti apel pagi dikantor. 0 1 1 105 60 725 4,34

5 Saya selalu membuktikan bahwa pelayanan yang saya berikan pada masyarakat sangat prima dan tanpa diskriminasi

0 0 2 108 57 723 4,33

6 Saya sangat nyaman dan menikmati pekerjaan saya, dan ijin tidak masuk kerja hanya bila benar-benar ada keadaan yang sangat penting saja.

0 0 1 100 66 733 4,39

7 Saya selalu berinovasi dalam bidang pekerjaan yang saya lakukan, ide-ide baru juga saya sumbangkan demi kemajuan organisasi tempat saya bekerja.

0 0 5 119 43 706 4,23

8 Saya dengan senang hati menjalankan peraturan-peraturan yang diterapkan dikantor saya.

0 0 4 110 53 717 4,29

9 Saya selalu siap untuk saling membantu / bekerjasama dengan rekan kerja sekantor dalam menyelesaikan pekerjaan yang cukup berat.

0 0 2 107 58 724 4,34

10 Saya berusaha menjalankan tugas saya dengan penuh tanggung jawab dan siap menerima

(12)

12

TOTAL 7229 43,29

RATA-RATA 4,33

Sumber : data primer diolah, 2015

Berdasarkan sebaran hasil perolehan skor tiap responden seperti pada tabel distribusi hasil pengumpulan data responden

(terlampir), maka didapat rata-rata skor berkaitan dengan kinerja adalah sebesar 4,33 dan masuk pada kategori sangat tinggi. Artinya bahwa rata-rata responden menyatakan mereka memiliki kinerja yang tinggi.

4.4 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah regresi menghasilkan kesimpulan yang tidak bias (sesuai dengan kondisi di lapangan). Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas.

4.4.1 Uji Normalitas

(13)

13 Gambar 4.1 Normal probability Plot

Sumber : data primer diolah, 2015

Berdasarkan Gambar 4.1 diatas nampak bahwa sebaran (pencaran) data berada disekitar garis diagonal dan tidak terpencar jauh dari garis diagonal, sehingga asumsi normalitas dapat dipenuhi.

4.4.2 Uji Heterokedastisitas

Heteroskedastisitas menunjukkan terjadinya perbedaan

variance (ragam) antara residual satu pengamatan dengan pengamatan yang lain dalam model regresi. Analisis regresi mengansumsikan tidak ada heteroskedastisitas dalam model. Pendeteksian ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan

(14)

14 Gambar 4.2 Scatterplot

Pada gambar 4.2 Scatterplot diatas, nampak bahwa titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol, sehingga dapat dinyatakan tidak ada heteroskedastisitas pada model regresi, dengan kata lain model regresi dalam penelitian ini terjadi homoskedastisitas.

4.4.3 Uji Multikolinearitas

Multikoliniearitas menunjukkan terjadinya korelasi yang kuat antara variabel bebas dalam model regresi. Analisis regresi mengansumsikan tidak ada multikolinieritas dalam model. Pendeteksian ada tidaknya multikolinieritas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan VIF. Jika nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10, maka dalam model regresi tidak ada multikolinieritas.

Tabel 4.9 Nilai Tolerance dan VIF

Variabel Tolerance VIF

(15)

15 Dari tabel 4.9 diketahui bahwa semua variabel memiliki nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF<10, sehingga dapat dinyatakan bahwa dalam model regresi tidak ada multikolinieritas.

4.5 Pengujian Hipotesis

Setelah terbukti model regresi dalam penelitian ini terbebas dari penyimpangan asumsi klasik, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis untuk menguji apakah hipotesis yang telah dibuat oleh peneliti dapat diterima atau tidak. Berikut hasil pengujian hipotesis :

4.5.1 Uji Hipotesis 1 : Stigma Negatif berpengaruh terhadap

Stress Kerja (H1)

Berikut ini adalah hasil output dari program SPSS v.16 dengan uji regresi sederhana :

Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate 1

.026a .010 -.005 .282

a. Predictors: (Constant), Stigma_Negatif b. Dependent Variable: Stress_Kerja

Sumber : data primer diolah, 2015

(16)

16 Tabel 4.11 Uji F

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression

4.636 1 4.636 .112 .739a

Residual

6.849.137 165 41.510

Total

6.853.772 166

a. Predictors: (Constant), Stigma_Negatif

b. Dependent Variable: Stress_Kerja

Sumber : data primer diolah,2015

Pada tabel uji F test dapat dilihat F hitung sebesar 0,112 dan didapatkan nilai F tabel sebesar 3,90.Karena F hitung lebih kecil dari F

tabel (0,112 < 3,90) dan tingkat sig 0,739 lebih besar dari 0,005 maka Ho diterima dan H1 ditolak, yang berarti stigma negatif tidak

berpengaruh terhadap stress kerja PNS di Pemerintah Kota Salatiga.

Tabel 4.12 Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 27.599 3.388 8.147 .000

Stigma_Negatif .030 .089 .026 .334 .739

a. Dependent Variable: Stress_Kerja

Sumber : data primer diolah, 2015

(17)

17 (N=167), K adalah jumlah variabel (K=2), sehingga db = 167-2 = 165, dan diperoleh nilai t tabelnya adalah 1,654 pada tingkat signifikansi 5 %. Karena besarnya t hitung lebih besar dari t tabel (0,334 < 1,654) dan tingkat Sig lebih besar dari 0,005 (0,739 > 0,005) maka Ho diterima dan H1 ditolak, dan dapat dikatakan bahwa stigma negatif tidak berpengaruh terhadap stress kerja.

4.5.2 Uji Hipotesis 2 : Dukungan Sosial berperan sebagai

Variabel Moderasi dalam Hubungan Stigma Negatif dan

Stress Kerja (H2)

Tabel 4.13 Hasil uji koefisien determinasi

Model Summaryb

Model R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate 1

.114a .013 .012 .261

a. Predictors: (Constant), MRA[X1.X2], Stigma_Negatif

b. Dependent Variable: Stress_Kerja

Sumber : data primer diolah, 2015

(18)

18 Tabel 4.14 Anova

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 88.794 2 44.397 4.076 .003a

Residual 6764.979 164 41.250

Total 6853.772 166

a. Predictors: (Constant), MRA[X1.X2], Stigma_Negatif

b. Dependent Variable: Stress_Kerja

Sumber : data primer diolah, 2015

Pada tabel uji F test dapat dilihat F hitung sebesar 4,076. Dengan tingkat signifikansi 0,000 (<0,005), df = 2 dan df2 = 164 (df1 = k -1, df2 = n – k, dimana k : adalah jumlah variabel (bebas + terikat) dan n : adalah jumlah observasi/sampel pembentuk regresi) dan

didapatkan nilai F tabel sebesar 3,05. Karena F hitung lebih besar dari F

tabel (Fhitung > Ftabel) maka Ho ditolak dan H2 diterima, yang berarti

dukungan sosial berperan sebagai variabel moderasi hubungan stigma

negatif dengan stress kerja.

Tabel 4.15 Uji t - test

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 27.039 3.400 7.953 .000

Stigma_Negatif .125 .140 .109 .892 .373

MRA[X1.X2] -.004 .003 -.175 -1.984 .002

a. Dependent Variable: Stress_Kerja

(19)

19

Dari hasil uji t terlihat bahwa nilai beta yang negatif (-0,175), yang mengindikasikan bahwa dengan adanya dukungan

sosial maka dapat menurunkan atau melemahkan tingkat stress kerja para pegawai. Nilai t hitung sebesar 1,984 dengan tingkat signifikansi 0,002. Karena t hitung > t tabel (1,984 > 1,654) maka dapat diartikan dukungan sosial berperan sebagai variabel moderasi hubungan stigma negatif terhadap stress kerja.

4.5.3 Uji Hipotesis 3 : Pengaruh Stress Kerja terhadap Kinerja

(H3)

Tabel 4.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi

Sumber : data primer diolah, 2015

Pada tabel 4.16 Model Summary angka R Square sebesar 0,017 , hal ini menunjukkan bahwa sumbangan pengaruh stress kerja terhadap kinerja adalah sebesar 1,7 %. Sisanya sebesar 98,3% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .131a

.017 .011 1.81500

a. Predictors: (Constant), Stress_Kerja

(20)

20 Tabel 4.17 Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 41.682 1 41.682 4.863 .000a

Residual 2402.521 165 14.561

Total 2444.204 166

a. Predictors: (Constant), Stress_Kerja

b. Dependent Variable: Kinerja

Sumber : data primer diolah, 2015

Pada tabel uji F test dapat dilihat F hitung sebesar 4,863. Dengan tingkat signifikansi 0,000 (<0,005), df = 1 dan df2 = 165 (df1 = k -1, df2 = n – k, dimana k : adalah jumlah variabel (bebas + terikat) dan n : adalah jumlah observasi/sampel pembentuk regresi) dan

didapatkan nilai F tabel sebesar 3,90. Karena F hitung lebih besar dari F

tabel (Fhitung > Ftabel) maka Ho ditolak dan H1 diterima, yang berarti

stress kerja berpengaruh terhadap kinerja PNS di Pemerintah Kota

Salatiga.

Tabel 4.18 Uji t - test

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 45.527 1.356 33.569 .000

Stress_Kerja -.078 .046 -.131 -1.692 .000

a. Dependent Variable: Kinerja

(21)

21 Besarnya koefisien regresi variabel stress kerja menunjukkan nilai negatif sebesar -0,131 dan memberikan indikasi bahwa setiap ada peningkatan stress kerja maka kinerja para pegawai juga akan menurun.

Dari tabel 4.11 dapat dilihat bahwa t hitung sebesar 1,692 dengan tingkat signifikansi 0,000 . karena t hitung > t tabel (1,692 > 1,654) maka dapat dikatakan stress kerja berpengaruh terhadap kinerja. Sehingga hipotesis yang menyatakan stress kerja berpengaruh terhadap kinerja dapat diterima.

4.6Pembahasan

Pada bagian ini akan menjelaskan hasil analisis yang telah dilakukan guna menjawab persoalan penelitian, serta akan menguraikan hasil uji hipotesis dalam penelitian.

4.6.1 Pengaruh Stigma Negatif terhadap Stress Kerja PNS di

Pemerintah Kota Salatiga

Variabel stigma negatif diukur dengan menggunakan indikator menurut Daryanto (2007) yakni pelayanan yang bertele-tele, perilaku aparat lebih bersikap sebagai “pejabat” ketimbang abdi masyarakat, mendahulukan kepentingan atasan ketimbang kepentingan publik, perilaku malas, sikap acuh terhadap keluhan masyarakat, lamban dalam memberikan pelayanan.

(22)

22 pada variabel stigma negatif didapatkan nilai rata-rata 3,76 yang masuk pada kategori tinggi, dan hal tersebut menunjukkan jika para PNS di Pemerintah Kota Salatiga sebenarnya sangat mengetahui serta merasakan segala tudingan miring yang dialamatkan terhadap profesi mereka sebagai PNS, akan tetapi hal tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap tingkat stress kerja mereka. Salah satu hal yang menyebabkan tidak berpengaruhnya stigma negatif terhadap stress kerja karena adanya dukungan sosial dari sesama rekan kerja yang cukup tinggi, dengan adanya dukungan dari rekan kerja ini para pegawai tidak merasa “berkecil hati” dalam menghadapi stigma yang dialamatkan pada profesi mereka, karena merasa tidak sendiri menghadapinya.

(23)

23 menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa sebagaimana diatur dalam UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

4.6.2 Dukungan Sosial berperan sebagai Variabel Moderasi

dalam Hubungan Stigma Negatif terhadap Stress Kerja

Dari hasil analisis menyimpulkan diterimanya H1, yang berarti dukungan sosial berperan sebagai variabel moderasi dalam hubungan pengaruh stigma negatif terhadap stress kerja. Dari hasil perhitungan koefisien regresi menunjukkan angka negatif sebesar -0,175 yang mengindikasikan dukungan sosial mampu menurunkan atau melemahkan tingkat stress kerja, dan hal tersebut juga menjadi salah satu faktor yang menjadikan stigma negatif tidak berpengaruh terhadap stress kerja para pegawai.

Hasil perhitungan statistik deskriptif pada variabel dukungan sosial menunjukkan nilai rata-rata skor jawaban sebesar 4,02 yang masuk pada kategori tinggi. Kategori tersebut menunjukkan bahwa dukungan sosial dari sesama rekan kerja para PNS di Pemerintah Kota Salatiga cukup besar atau tinggi disaat para pegawai menghadapi tugas maupun ketika menghadapi persoalan-persoalan berkaitan pekerjaan mereka, dan tingginya dukungan sosial ini ternyata mampu menurunkan atau melemahkan tingkat stress para pegawai.

(24)

24 akan memiliki stress kerja yang lebih rendah dibandingkan yang tidak memperoleh dukungan sosial.

4.6.3 Stress Kerja berpengaruh terhadap Kinerja PNS di

Pemerintah Kota Salatiga

Hasil analisis yang telah dilakukan menyimpulkan diterimanya hipotesis yang menyatakan stress kerja berpengaruh terhadap kinerja PNS di Pemerintah Kota Salatiga. Hal itu terlihat dari nilai koefisien regresi yang menunjukkan nilai negatif sebesar -0,131 (-13,1%), yang berarti stress kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja; dengan kata lain bila ada peningkatan stress kerja maka tingkat kinerja para PNS di Pemerintah Kota Salatiga juga akan menurun.

(25)

25 Meskipun hasil analisis menyimpulkan stress kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja, hasil analisa deskriptif terhadap variabel kinerja menunjukkan nilai rata-rata 4,33 yang masuk pada kategori sangat tinggi; dan itu berarti para responden menyatakan mereka memiliki kinerja yang sangat tinggi. Tentunya hasil analisa deskriptif variabel kinerja yang masuk pada kategori sangat tinggi tersebut masih bersifat subyektif, karena hanya bersumber dari hasil jawaban pilihan pernyataan dalam kuesioner yang dibagikan kepada para responden saja, tanpa diperkuat oleh hasil observasi ataupun dukungan data lainnya.

Gambar

Tabel 4.1 Sebaran Angket
Tabel 4.2. Karakteristik Responden
Tabel 4.3 Uji Validitas
Tabel 4.4 Uji Reliabilitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk memeriahkan acara, setiap siswa/siswi diwajibkan membawa 3 porsi makanan berat (nasi, lauk pauk dan sayur) dan makanan ringan (snack) sebanyak 2 porsi untuk berbagi

Another major problem of our cities today and its urban culture is that social life has been separated from locality, and the experience of living and working as a social

Pusat pertunjukan dan pendidikan musik adalah suatu wadah penampungan atau ruang yang difungsikan sebagai tempat pembelajaran untuk mengasah dan memperbaiki kemampuan dibidang

Peserta didik dapat mendeskripsikan tentang: - - - - aspek keruangan konektivitas antar ruang aspek regional (letak Indonesia, sumberdaya alam) kondisi geografis - - -

Penelitian ini dilakukan di Pelantar KUD pada bulan Februari sampai Maret 2013 dengan interval waktu 6 hari, yang bertujuan untuk mengkaji sebaran frekuensi panjang,

pertanggungjawaban ini akan terdiri dari paling tidak : (a) laporan rekap dan detil biaya yang terjadi, (b) perbandingan antara anggaran yang disetujui saat permohonan uang

Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2017 yang direncanakan akan dipublikasikan pada.. tanggal 25 September

Masa jabatan Perangkat Desa selama-lamanya 10 (sepuluh) tahun dengan usia setinggi- tingginya 60 (enam puluh) tahun, sepanjang penilaian oleh Kepala Desa dan Badan