21
BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISIS
Pada bab ini akan dijelaskan tentang pengujian, hasil pengujian dan analisis tentang hasil pengujian yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan supaya dapat diketahui apakah sistem dapat berfungsi sebagaimana yang diharapkan atau tidak. Pengujian dilakukan pada bagian-bagian sistem serta pengujian sistem secara keseluruhan.
4.1. Pengujian Modul Mikrokontroler
Pengujian modul mikrokontroler dilakukan dengan cara memasukkan program sederhana untuk menyalakan dan mematikan LED yang dihubungkan dengan port keluaran mikrokontroler dalam jeda waktu 1 detik dan terus berulang. Modul mikrokontroler dapat dikatakan bekerja dengan baik jika saat program dijalankan LED menyala seperti yang diharapkan. Gambar 4.1 menunjukkan diagram alir program pengujian tiapmodul mikrokontroler.
22
4.2. Pengujian Pembacaan Suhu dan Kelembaban Oleh Sensor
Pengujian dilakukan dengan menghubungkan pin DATA dan pin SCK pada sensor SHT 11 yang dihubungkan ke PORT PWM 8 untuk pin DATA dan PORT PWM 9 untuk pin SCK pada mikrokontroler. Hasil dari pengukuran oleh sensor yang telah diproses oleh mikrokontroler kemudian ditampilkan pada LCD. Kemudian untuk mengetahui apakah hasil pengukuran suhu dan kelembaban oleh SHT 11 menghasilkan nilai yang valid, maka hasil pengukuran dibandingkan dengan termo-hygrometer. Termo-hygrometer merupakan alat yang dapat mengukur suhu dan kelembaban secara bersamaan(dalam waktu yang sama). Termo-hygrometer yang digunakan bermerk Anymetre. Gambar 4.2 menunjukkan nilai suhu dan kelembaban suhu ruangan yang terukur oleh SHT 11 dan hygrometer.
Gambar 4.2. Perbandingan Hasil Pengukuran SHT 11 dengan Termo-hygrometer Anymetre
23
bahwa ketika sensor membaca suhu sebesar 28oC, hygrometer membaca suhu sebesar 28,5oC, dan ketika sensor membaca kelembaban sebesar 57%, hygrometer membaca kelembaban sebesar 54%. Pengujian tersebut menunjukkan bahwa sensor suhu dan kelembaban yang telah berfungsi sesuai dengan yang diharapkan.
Pengujian dilakukan sebanyak 10 kali dan hasil pengujian menunjukkan bahwa perbedaan rata-rata untuk pengukuran suhu sebesar 0,7oC, sedangkan perbedaan rata-rata pengukuran kelembaban adalah 1,8% (Tabel 4.1). Kemudian grafik kenaikan pengukuran suhu dan kelembaban pada sensor dan hygrometer dapat dilihat pada Gambar 4.3 dan Gambar 4.4.
Tabel 4.1. Hasil pengujian suhu dan kelembaban pada SHT 11 dan Hygrometer Anymetre
Pengujian ke-
SHT 11 Hygrometer
24
Gambar 4.3. Grafik suhu terhadap pengujian pada SHT 11 dan Hygrometer
25
Gambar 4.3 menunjukkan grafik pengujian suhu pada SHT 11 dan hygrometer, tidak ada perbedaan yang signifikan pada pengukuran suhu. Sedangkan pengukuran kelembaban (Gambar 4.4) menunjukkan perbedaan, hal ini disebabkan oleh penempatan sensor dan hygrometer yang berjauhan. Selain itu, akibat buka tutup pintu box untuk melihat hasil pengukuran hygrometer menyebabkan data kelembaban yang terukur tidak sama dengan data yang terukur oleh SHT 11.
Waktu respon antara sensor dengan hygrometer juga berbeda. SHT 11 memiliki respon yang lebih cepat jika dibandingkan dengan dengan hygrometer baik respon waktu pada pengukuran suhu maupun kelembaban. Pengukuran akan lebih akurat jika suhu pada box stabil, perubahan suhu yang begitu cepat dapat mempengaruhi keakuratan sensor saat mengukur kelembaban drum pengering baik pengukuran dengan SHT 11 maupun hygrometer.
4.3. Pengujian Driver Beban AC
Pengujian driver beban AC dilakukan dengan cara menghubungkan komponen pada sistem yang bekerja pada tegangan AC 220V. Ketika masukan dari mikrokontroler bernilai low, maka keluaran dari driver akan bernilai low. Sedangkan jika masukan dari mikrokontroler bernilai high, maka keluaran dari driver akan bernilai high. Setelah semua komponen yang bekerja pada tegangan AC dihubungkan dengan untai driver beban AC, maka melalui mikrokontroler diberi masukan high kemudian diberi masukan low. Driver bekerja dengan baik jika beban AC yang telah dihubungkan menjadi aktif saat diberi masukan high dari mikrokontroler dan beban AC tidak aktif saat diberi masukan low dari mikrokontroler.
Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa rangkaian dapat bekerja sesuai dengan perancangan dan berfungsi dengan baik sebagai driver beban AC.
4.4. Pengujian Timer
26 4.5. Pengujian Sistem Secara Keseluruhan
Pengujian sistem secara keseluruhan adalah menguji alat dengan cara melakukan proses fermentasi dan pengeringan kemudian dilihat apakah alat sudah bekerja secara maksimal atau belum. Pada pengujian ini dilakukan dengan 5 kali percobaan fermentasi kemudian dibandingkan dengan 5 kali percobaan fermentasi secara konvensional dan 5 kali percobaan pengeringan dengan alat.
Tabel 4.2. Hasil Pengujian Proses Fermentasi Kulit Singkong Secara Konvensional
Tabel 4.3. Hasil Pengujian Proses Fermentasi Kulit Singkong Menggunakan Alat Waktu
Fermentasi (jam)
Kondisi
Suhu (0C) Kelembaban (%)
26 oC 59 30 Berhasil
27 oC 56 28 Berhasil
26 oC 58 30 Berhasil
28 oC 49 26 Berhasil
26 oC 55 27 Berhasil
SHT 11
Waktu
Fermentasi (jam)
Kondisi
Suhu (0C) Kelembaban (%)
36 oC 59 20 Berhasil
37 oC 54 19 Berhasil
38 oC 55 19 Berhasil
39 oC 56 20 Berhasil
27
Dari Tabel 4.2 dan 4.3 di atas bisa dilihat bahwa perbandingan hasil percobaan antara fermentasi cara konvensional dengan fermentasi cara otomatis menggunakan alat. Cara konvensional dengan suhu ruangan yaitu rata-rata suhunya 26 oC dan rata-rata waktu fermentasinya adalah 28 jam. Sedangkan cara otomatis dengan 5 kali percobaan dan variasi suhu dari 36 oC - 40 oC, proses fermentasi menempuh waktu rata-rata 19 jam. Display proses fermentasi bisa dilihat pada Gambar 4.5. T menunjukkan suhu yang diminta oleh user sedangkan T1 adalah suhu yang dibaca oleh sensor. Timer menunjukkan 9:30 artinya proses fermentasi masih berjalan selama 9 jam 30 menit lagi dengan kelembaban yang dibaca sensor adalah 54%.
Gambar 4.5. Display Proses Fermentasi Menggunakan Alat
28
Tabel 4.4. Hasil Pengujian Pengeringan Kulit Singkong
Dari Tabel 4.4 diatas bisa dilihat hasil pengujian menunjukkan bahwa alat pengering ini dapat bekerja dengan baik. Perbedaan waktu pengeringan dikarenakan perbedaan keadaan kulit singkong yang dikeringkan setelah fermentasi (terutama kadar air yang terkandung dalam setiap kulit singkong). Display proses pengeringan bisa dilihat pada Gambar 4.6. di bawah ini.
Gambar 4.6. Display Proses Pengeringan Menggunakan Alat
Pada Gambar 4.6. di atas bisa dilihat saat mode pengeringan. T menunjukkan suhu yang diminta oleh user sedangkan T1 adalah suhu yang dibaca oleh sensor. Display Timer berada di pojok kanan atas yang menunjukkan 1:30 artinya waktu pengeringan masih 1 jam 30 menit. Display kelembaban berada di pojok kanan bawah yang menunjukkan kelembaban relatif 5%.
SHT 11
Waktu Fermentasi Kondisi
Suhu (0C) Kelembaban (%)
80 6 2 jam 40 menit Berhasil
80 4 2 jam 10 menit Berhasil
80 7 2 jam 30 menit Berhasil
80 5 3 jam Berhasil