Panduan
Pelaksanaan Program
Salah satu model pendekatan implementasi program dalam upaya
pelaksanaan percepatan akreditasi bagi madrasah
Percepatan
P
er
ce
pa
tan Akr
editasi Madr
asah
Edisi Kedua, 2011
Diterbitkan oleh:
LAPIS - Learning Assistance Program for Islamic Schools Kementerian Agama, Lantai 3, Ruang A-306
Jl. Lapangan Banteng Barat No. 3-4 Jakarta Pusat 10710 Indonesia
Website: http://www.lapis.or.id Dikompilasi Oleh:
Sulistiani Abdul Munir Tjipto Prakosa
Panduan
Pelaksanaan Program
Percepatan
Akreditasi Madrasah
DIREKTORAT PENDIDIKAN MADRASAH
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
SAMBUTAN
DIREKTUR PENDIDIKAN MADRASAH
Salah satu tantangan besar Kementerian Agama saat ini dalam konteks pembinaan dan peningkatan mutu pendidikan madrasah saat ini adalah Akreditasi Madrasah. Persoalan Akreditasi menjadi penting dan urgen menyusul ditetapkannya standar nasional pendidikan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Untuk menjawab tantangan tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam telah menetapkan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pendidikan Islam 2010-2014 yang menempatkan masalah penuntasan akreditasi madrasah menjadi prioritas penting.
Berdasarkan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, pada tahun 2014 seluruh satuan pendidikan madrasah dari RA, MI, MTs, dan MA harus sudah diakreditasi dan 50% minimal Terakreditasi B. Hal ini menjadi tantangan besar Kementerian Agama saat ini. Data BAN-S/M menunjukkan bahwa sampai tahun 2009 jumlah madrasah yang telah terakreditasi hanya 26,03% (15,211) yang terdiri atas 21,97% (RA), 25% (MI), 29,56% (MTs), dan 37,01% (MA). Jumlah total madrasah yang belum diakreditasi oleh BAN-S/M adalah 43.228 madrasah yang terdiri atas 14,368 (RA), 16,958 (MI), 8,804 (MTs), dan 3,098 (MA). Dengan demikian, tantangan Kementerian Agama dalam menghadapi akreditasi sekolah/madrasah masih sangat besar.
Dalam rangka menuntaskan target Renstra tersebut, Direktorat Pendidikan Madrasah telah mengintensifkan kerjasama (partnership) dengan para pemangku kepentingan, termasuk dengan beberapa lembaga donor seperti AusAID melalui program LAPIS. LAPIS telah memberikan kontribusi besar dalam upaya membantu Direktorat Pendidikan Madrasah dalam meningkatkan mutu Madrasah.
Oleh karena itu, saya menyambut baik atas disusunnya Panduan Pelaksanaan Percepatan Akreditasi Madrasah oleh LAPIS. Panduan ini mempunyai arti yang sangat penting sebagai acuan dan referensi bagi pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan program tersebut dan para stakeholder madrasah lainnya. Oleh karena itu, saya memberikan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Tim LAPIS atas prakarsa dan kontribusinya dalam penyusunan panduan ini. Akhirnya, kami berharap semoga panduan ini bermanfaat dalam upaya yang tak pernah henti dalam meningkatkan mutu pendidikan madrasah di tanah air.
Jakarta, Desember 2010 Direktur Pendidikan Madrasah,
Drs. H. A. Saifuddin, MA NIP. 195507151984031001
KEMENTERIAN AGAMA RI
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
P
er
ce
pa
tan Akr
editasi Madr
asah
KATA PENGANTAR
Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan standarisasi terhadap penyelenggaraan pendidikan pada setiap satuan pendidikan. Proses tersebut tercermin melalui pelaksanaan akreditasi yang menilai kelayakan program di satuan pendidikan dengan merujuk pada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan.
Dalam konteks peningkatan mutu pendidikan madrasah, Direktorat Pendidikan Madrasah, Kementerian Agama RI juga ingin menyeleraskan program kerjanya dengan rencana pembangunan nasional di bidang pendidikan. Hal ini tertuang dalam Rencana Strategis Pembangunan Pendidikan Islam (2010-2014) dimana salah satu indikator peningkatan mutu pendidikan madrasah adalah dengan diakreditasinya seluruh madrasah oleh BAN S/M pada tahun 2014 dan 50% diantaranya dapat terakreditasi dengan nilai minimal B.
Pada kesempatan yang lain, LAPIS (Learning Assistance Program for Islamic Schools) yang didukung oleh Pemerintah Australia sudah memiliki pengalaman mendampingi madrasah dalam mempersiapkan akreditasi oleh BAN S/M. Program pendampingan tersebut dikenal dengan nama Program Integrasi LAPIS dengan cakupan jumlah madrasah sebanyak 60 (MI dan MTs) yang tersebar di 3 (tiga) provinsi (Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat) pada Juli 2009 hingga Mei 2010. Program tersebut telah berhasil mendampingi madrasah sehingga bisa memperoleh akreditasi dengan nilai yang memuaskan dimana 18 dari 60 madrasah tersebut telah diakreditasi dan sisanya masih menunggu kuota dari BAN S/M.
Berdasarkan pengalaman tersebut, LAPIS menyusun Panduan Pelaksanaan Program Percepatan Akreditasi untuk bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh seluruh
P
er
ce
pa
tan Akr
editasi Madr
asah
Bagian-bagian Panduan Pelaksanaan Program Percepatan Akreditasi Madrasah terdiri dari 4 (empat) bagian, yaitu:
1. Bagian 1: Pemahaman Umum Pelaksanaan Program. Bagian ini terutama ditujukan bagi seluruh stakeholder, khususnya pemangku kepentingan untuk mendapat gambaran ringkas mengenai ide dasar pelaksanaan percepatan akreditasi bagi madrasah.
2. Bagian 2: Pemahaman Teknis Pelaksanaan Program. Bagian ini terutama ditujukan bagi tim perencanaan program untuk mendapatkan gambaran singkat mengenai perihal yang perlu ditetapkan dalam mempersiapkan pelaksanaan program.
3. Bagian 3: Mekanisme Pelaksanaan Program. Bagian ini terutama ditujukan bagi tim teknis pelaksanaan program, berisi penjelasan tentang langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam melakukan persiapan dan pendampingan bagi madrasah.
4. Bagian 4: Sistem Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan. Bagian ini ditujukan bagi tim pengelola maupun pengendali program untuk menjaga kualitas/ keberhasilan program sebagaimana yang telah direncanakan.
Seluruh contoh dokumen yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program secara lengkap dijelaskan pada lampiran panduan ini dalam bentuk soft file sebagai bagian yang tidak terpisahkan. Buku panduan ini dapat diperbanyak atau diunduh melalui website dengan alamat http://www.lapis.or.id
Akhir kata, kami berharap bahwa Panduan yang disusun ini dapat memberi manfaat dalam peningkatan kualitas pendidikan madrasah, khususnya dalam percepatan proses akreditasi bagi madrasah. Terima kasih.
Robert Kingham
P
er
ce
pa
tan Akr
editasi Madr
asah
SAMBUTAN DIREKTUR PENDIDIKAN MADRASAH
KATA PENGANTAR i
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR SINGKATAN vii
BAGIAN 1 PEMAHAMAM UMUM PELAKSANAAN PROGRAM 1
1.1. Urgensi Pelaksanaan Percepatan Akreditasi Bagi Madrasah 1
1.2. Dasar Hukum Pelaksanaan Akreditasi 2
1.3. Fungsi Akreditasi 3
1.4. Manfaat Akreditasi 4
BAGIAN 2 PEMAHAMAN TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM 7
2.1. Tujuan Program 7
2.2. Sasaran Program 7
2.3. Struktur Pengelola Program 8
2.4. Kerangka Waktu Pelaksanaan Program 9
BAGIAN 3 MEKANISME PELAKSANAAN PROGRAM 11
Langkah 1: Pemilihan Lokasi Sasaran Program 11
Langkah 2: Sosialisasi Program 12
Langkah 3: Pemetaan Madrasah 13
Langkah 4: Need Assessment dan Penyusunan RKM (Rencana Kerja Madrasah) 14
Langkah 5: Pembentukan Komitmen 15 Langkah 6: Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan 15
Langkah 7: Pendampingan Teknis Bagi Setiap Madrasah 18 Langkah 8: Penyaluran Block Grant 19
Langkah 9: Simulasi Akreditasi dan Evaluasi 20 Langkah 10: Pelaksanaan Akreditasi Madrasah 21
P
er
ce
pa
tan Akr
editasi Madr
asah
BAGIAN 4
SISTEM MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN 23
4.1. Tujuan Monitoring dan Evaluasi 23
4.2. Indikator dan Objek Monitoring dan Evaluasi 23
4.3. Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan 24
4.4. Proses dan Pelaporan Keuangan 25
LAMPIRAN
Lampiran 1 Proses seleksi, Kriteria Pemilihan serta Tugas dan Tanggung Jawab ILP
Lampiran 2 Form Surat Pernyataan Minat dan Kesediaan Berpartisipasi Madrasah
Lampiran 3 Instrumen Pemetaan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Lampiran 4 Instrumen Pemetaan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Lampiran 5 Petunjuk Pengisian Instrumen Pemetaan Madrasah Lampiran 6 Instrumen Akreditasi SD/MI
Lampiran 7 Instrumen Akreditasi SMP/MTs
Lampiran 8 Petunjuk Teknis Pengisian Instrumen Akreditasi SD/MI Lampiran 9 Petunjuk Teknis Pengisian Instrumen Akreditasi SMP/MTs Lampiran 10 Contoh Dokumen RKM
Lampiran 11 Contoh Format MoU antara Tim Pelaksana Teknis di Kab/Kota dengan Madrasah Program
Lampiran 12 Form Evaluasi Kegiatan Pelatihan/Workshop
Lampiran 13 Surat Perjanjian Dana Hibah
Lampiran 14 Instrumen Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung Akreditasi SD/MI
Lampiran 15 Instrumen Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung Akreditasi SMP/MTs
Lampiran 16 Petunjuk Pengisian Instrumen Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung Akreditasi SD/MI
Lampiran 17 Petunjuk Pengisian Instrumen Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung Akreditasi SMP/MTs
Lampiran 18 Surat Pernyataan Kepala Madrasah mengenai Keabsahan Data Akreditasi
Lampiran 19 Daftar Alamat dan Nomor Telepon/Fax BAP S/M se-Indonesia Lampiran 20 Instrumen Studi Evaluasi Diri atau Integration Evaluability
Assessment
P
er
ce
pa
tan Akr
editasi Madr
asah
Lampiran 24 Form Laporan Perkembangan/Akhir Program Lampiran 25 Format Laporan Keuangan
Lampiran 26 Pedoman Pelaporan Keuangan Mitra
P
er
ce
pa
tan Akr
editasi Madr
asah
Gambar 1 Contoh Sistem Koordinasi Pengelolaan Program Integrasi LAPIS 8 Gambar 2 Proses Pelaksanaan Program Dalam Siklus 3 (Tiga) Semesteran 10 Gambar 3 Gambaran Mekanisme Kegiatan Pemetaan Madrasah (School Mapping) 14 Gambar 4 Korelasi Paket Bantuan Program dengan Pemenuhan 8 (delapan)
Standar Penilaian Akreditasi 17
Gambar 5 Mekanisme Akreditasi Sekolah/Madrasah 22
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data Hasil Akreditasi Madrasah (s.d 2009) 1
P
er
ce
pa
tan Akr
editasi Madr
asah
APBN Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara APK Angka Partisipasi Kasar
APM Angka Partisipasi Murni
AusAID Australian Agency for International Development Bappeda Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAN S/M Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah BAP Badan Akreditasi Provinsi
BLN Bantuan Luar Negeri
CSR Corporate Social Responsibility
DDI Darul Dakwah wal-Irsyad
Dirjen Direktur Jenderal
Ditpenma Direktorat Pendidikan Madrasah DPRD Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
EMIS Education Management Information System
ELTIS English Language Training for Islamic Schools
HP Hand Phone
ILP Integration Local Partner
Juklak Petunjuk Pelaksanaan Juknis Petunjuk Teknis
Kabid Penma Kepala Bidang Pendidikan Madrasah (di tingkat Provinsi) Kasi Penma Kepala Seksi Pendidikan Madrasah (di tingkat Kab/Kota)
Kanwil Kantor Wilayah
Kankemenag Kantor Kementrian Agama Kemenag Kementerian Agama
KKG Kelompok Kerja Guru
KKM Kelompok Kerja Madrasah
KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
LAPIS Learning Assistance Program for Islamic Schools
LP Lembaga Pendidikan
LPM Lembaga Pengabdian Masyarakat
MA Madrasah Aliyah
Mapenda Madrasah dan Pendidikan Agama MC Managing Contractor
MI Madrasah Ibtadiyah
MoU Memorandum of Understanding (Nota Kesepahaman)
P
er
ce
pa
tan Akr
editasi Madr
asah
MRC Madrasah Resource Centre
MTs Madrasah Tsanawiyah
NGO Non Government Organization
NW Nahdlatul Wathan
PCU Provincial Coordinating Unit (Unit Koordinasi Provinsi)
PPM Pusat Pengembangan Madrasah
RA Raudhatul Athfal
RAPBM Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Madrasah Renstra Rencana Strategis
RI Republik Indonesia
RKM Rencana Kerja Madrasah
SES Self Evaluation Study (Studi Evaluasi Diri) ToR Term of Reference (Kerangka Acuan)
SNP Standar Nasional Pendidikan
SPM Standar Pelayanan Minimal
ST Sectoral Trainer
UN Ujian Nasional
P
er
ce
pa
tan Akr
editasi Madr
asah
BAGIAN 1
PEMAHAMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM
1.1. Urgensi Pelaksanaan Percepatan Akreditasi Bagi Madrasah
Akreditasi madrasah merupakan proses penilaian secara komprehensif terhadap kelayakan dan kinerja atau program pendidikan yang mencakup 8 (delapan) komponen standar nasional pendidikan sebagai bentuk akuntabilitas publik. Melalui akreditasi, diharapkan mampu mendorong pemerintah daerah (kabupaten/kota) untuk menyediakan layanan pendidikan yang bermutu, paling tidak sesuai dengan standar pelayanan minimal (SPM) sebagaimana yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional (2010)1.
Adanya berbagai tingkatan peraturan mulai dari Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri hingga Surat Edaran Dirjen yang secara langsung maupun tidak langsung terkait dengan akreditasi, semakin menegaskan pentingnya pelaksanaan akreditasi sebagai instrumen penilaian bagi penjaminan dan pengembangan mutu pendidikan nasional. Seluruh kebijakan tersebut bersinergi dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025 dan Rencana Strategis Pembangunan Pendidikan Islam 2010-2014 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI, yang salah satunya memfokuskan pada peningkatan mutu pendidikan Islam.
Bila ditinjau dari segi kuantitas, jumlah madrasah cukup besar. Pada saat ini, ada lebih dari 58 ribu madrasah yang tersebar mulai dari jenjang Raudhatul Athfal (18.413), Madrasah Ibtidaiyah (22.610), Madrasah Tsanawiyah (12.498), dan Madrasah Aliyah (4.918) (Tabel 1). Berkaitan dengan kelembagaan itu terdapat beberapa permasalahan yang menonjol, yaitu kecilnya jumlah madrasah yang sudah terakreditasi.
Tabel 1. Data Hasil Akreditasi Madrasah (s.d 2009)
Sumber: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI
1.
Acuan: Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota
1 RA 18.413 4.045 21,97 14.368 78,03
2 MI 22.610 5.652 25,00 16.958 75,00
3 MTs 12.498 3.694 29,56 8.804 70,44
4 MA 4.918 1.820 37,01 3.098 62,99
Jumlah 58.439 15.211 26,03 43.228 73,97
No PendidikanLevel MadrasahJumlah
Jumlah Madrasah Akreditasi s.d 2009
Jumlah Madrasah Belum Akreditasi
s.d 2009
P
er
ce
pa
tan Akr
editasi Madr
asah
Di sisi lain, konsekuensi yang sangat berat harus diterima bagi setiap lembaga pendidikan, termasuk madrasah negeri maupun swasta bila tidak terakreditasi. Dimana lembaga pendidikan tersebut tidak diperkenankan mengeluarkan ijazah bagi setiap lulusannya2. Mengingat konsekuensi tersebut maka menjadi sangat urgen diperhatikan prinsip-prinsip dalam pengembangan madrasah agar lebih prospektif guna mempersiapkan madrasah untuk diakreditasi oleh BAN S/M.
1.2. Dasar Hukum Pelaksanaan Akreditasi
Akreditasi diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan (dalam berbagai tingkat peraturan). Berikut ini adalah beberapa dasar hukum yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan pelaksanaan akreditasi, yaitu:
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 87/U/2002 tentang Akreditasi Sekolah
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 29 Tahun 2005 tentang Badan Akreditasi Sekolah/Madrasah
5. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 064/P/2006 tentang Pengangkatan Anggota Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, Badan Akreditasi Nasional Sekolah/ Madrasah dan Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Non Formal
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Kelulusan
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
P
er
ce
pa
tan Akr
editasi Madr
asah
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana
13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
14. Surat Edaran Dirjen Pendidikan Islam No.SE.DJ.I/PP.00/05/2008 tentang Akreditasi Madrasah
15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2008 tentang Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah
16. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan
17. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboratorium
18. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 52 Tahun 2008 tentang Kriteria dan Perangkat Akreditasi SMA/MA
19. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kriteria dan Perangkat Akreditasi SD/MI
20. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2009 tentang Kriteria dan Perangkat Akreditasi SMP/MTs
21. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2009 tentang Kriteria dan Perangkat Akreditasi SMK/MAK
22. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota
23. Rencana Strategis Pembangunan Pendidikan Islam 2010-2014 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI
1.3. Fungsi Akreditasi
Dengan menggunakan instrumen akreditasi yang komprehensif, hasil akreditasi diharapkan dapat memetakan secara utuh profil madrasah. Proses akreditasi madrasah berfungsi untuk:
a. Pengetahuan, yaitu sebagai informasi bagi semua pihak tentang kelayakan madrasah dilihat dari berbagai unsur terkait yang mengacu pada standar minimal beserta indikator-indikator.
P
er
ce
pa
tan Akr
editasi Madr
asah
c. Pembinaan dan pengembangan, yaitu sebagai dasar bagi madrasah, pemerintah dan masyarakat dalam upaya peningkatan atau pengembangan mutu madrasah.
1.4. Manfaat Akreditasi
Secara spesifik, hasil akreditasi madrasah diharapkan dapat memberi manfaat bagi:
a. Pemerintah, hasil akreditasi diharapkan dapat menjadi:
- Bahan masukan untuk pengembangan sistem akreditasi sekolah/madrasah di masa mendatang dan alat pengendalian kualitas pelayanan pendidikan bagi masyarakat yang bersifat nasional;
- Sumber informasi tentang tingkat kualitas layanan pendidikan yang dapat dipergunakan sebagai acuan dalam memetakan mutu dan kelayakan madrasah untuk mempermudah usaha-usaha pembinaan, pengembangan, dan peningkatan kinerja pendidikan secara makro;
- Acuan bagi lembaga terkait dalam mempertimbangkan kewenangan madrasah dalam menyelenggarakan ujian nasional (UN);
- Bahan informasi penting untuk penyusunan anggaran pendidikan secara umum baik di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota. Selain itu, secara khusus hasil akreditasi dapat digunakan untuk penyusunan program dan penganggaran pendidikan yang terkait dengan peningkatan mutu pendidikan nasional.
b. Madrasah, bagi madrasah hasil akreditasi memiliki makna yang penting karena dapat digunakan sebagai:
- Acuan dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan dan rencana pengembangan madrasah;
- Bahan masukan/umpan balik untuk usaha pemberdayaan dan pengembangan kinerja warga madrasah dalam rangka menerapkan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan meningkatkan status jenjang akreditasinya;
- Sarana pencitraan madrasah yang diharapkan dapat meningkatkan minat dan kepercayaan masyarakat terhadap madrasah di daerah tsb;
- Motivator untuk terus meningkatkan kualitas sekolah secara gradual di tingkat kabupaten/kota, provinsi, nasional bahkan dimungkinkan di tingkat regional dan internasional;
P
er
ce
pa
tan Akr
editasi Madr
asah
c. Kepala madrasah, hasil akreditasi diharapkan dapat menjadi bahan informasi untuk pemetaan indikator keberhasilan kinerja warga madrasah, termasuk kinerja Kepala Madrasah selama periode kepemimpinannya (satu periode adalah 4 tahun). Selain itu, hasil akreditasi juga diperlukan Kepala Madrasah sebagai bahan masukan untuk penyusunan anggaran pendapatan dan belanja madrasah (seperti Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Madrasah).
d. Guru, hasil akreditasi merupakan dorongan bagi guru untuk selalu meningkatkan diri dan bekerja keras dalam memberikan layanan terbaik bagi peserta didiknya guna mempertahankan dan meningkatkan mutu madrasah. Karena secara moral, guru senang bekerja di madrasah yang diakui sebagai sekolah baik dimana hal ini dapat diukur melalui hasil akreditasi.
e. Masyarakat (orang tua siswa), hasil akreditasi diharapkan menjadi informasi yang akurat untuk menyatakan kualitas pendidikan yang ditawarkan oleh setiap sekolah/madrasah sehingga secara sadar dan bertanggung jawab masyarakat/ orang tua dapat membuat keputusan dan pilihan yang tepat kaitannya dengan pendidikan bagi anak didik sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya masing-masing.
P e r c e p a t a n A k r e d i t a s i M a d r a s a h
P
er
ce
pa
tan Akr
editasi Madr
asah
BAGIAN 2
PEMAHAMAN TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM
Sebagai gambaran dasar dalam pelaksanaan program, berikut ini disampaikan beberapa hal mengenai: tujuan program, sasaran program, struktur pengelola program dan kerangka waktu yang dibutuhkan dalam merencanakan program untuk percepatan akreditasi madrasah. Secara prinsip, perencanaan program akan mengacu pada Renstra Pendis (2010-2014) sedangkan pola pengelolaan program serta langkah pendekatan yang dilakukan akan banyak menggambarkan pengalaman LAPIS sebelumnya pada Program Integrasi (2009-2010) sebagai salah satu alternatif model pendekatan implementasi Program Percepatan Akreditasi. Hal ini mengingat keberhasilan pelaksanaan Program Integrasi LAPIS yang bisa meningkatkan kualitas pendidikan dasar di madrasah program.
2.1. Tujuan Program
Program Percepatan Akreditasi Madrasah merupakan wujud nyata dari perencanaan strategis Pendidikan Islam periode 2010-2014 yang menekankan kepada peningkatan mutu pendidikan madrasah. Sebagaimana diketahui, akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dalam satuan pendidikan berdasarkan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan sesuai dengan amanat PP No.19 Tahun 2005. Dan program ini dilaksanakan secara khusus untuk mempersiapkan madrasah di linkungan Pendidikan Islam untuk diakreditasi oleh BAN S/M. Sehingga pada tahun 2014 seluruh MI/MTs dapat diakreditasi oleh BAN S/M dan 50% diantaranya terakreditasi minimal dengan nilai B sebagaimana yang telah ditargetkan oleh Kementerian Agama RI dalam pembangunan pendidikan madrasah3.
2.2. Sasaran Program
Pelaksanaan program ini secara khusus difokuskan kepada madrasah-madrasah yang belum terakreditasi. Penyeleksian lokasi program dilakukan oleh Direktorat Pendidikan Madrasah Kementerian Agama RI. Kriteria pemilihan lokasi dan madrasah penerima bantuan akan digambarkan secara lebih rinci di Bagian 3 (tiga).
3.
P
er
ce
pa
tan Akr
editasi Madr
asah
2.3. Struktur Pengelola Program
Pendanaan Program Percepatan Akreditasi akan bersumber dari APBN dan Bantuan Luar (Donor). Dan untuk mengoptimalkan dua sumber pembiayaan tersebut maka kemitraan dan partisipasi perlu menjadi dua prinsip utama yang mendasari pelaksanaan program ini. Contoh sistem koordinasi pengelolaan program yang berprinsip pada 2 (dua) hal tersebut dapat dilihat dalam pelaksanaan Program Integrasi LAPIS (2009-2010) (Gambar 1).
AUSAID
LAPIS
ILP
MADRASAH
ST (Pelatih Sektoral) Pemda, Ormas,
Perusahaan dan lembaga lain
KEMENAG RI
Gambar 1. Contoh Sistem Koordinasi Pengelolaan Program Integrasi LAPIS
Agar proses koordinasi antar stakeholder dapat berjalan dengan optimal, berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai peran dan tanggung jawab berbagai pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program.
• Direktorat Pendidikan Madrasah, Kementerian Agama RI. Berperan dalam menentukan arah dan strategi program untuk enam bulan ke depan serta ikut diminta untuk menyetujui setiap Annual Work Plan.
P
er
ce
pa
tan Akr
editasi Madr
asah
AusAID juga bertanggung jawab atas pengelolaan kontrak kerja dengan
Managing Contractor.
• LAPIS. Bertindak sebagai pusat pengelola program. Membuat desain program serta menyusun ToR program. Melakukan koordinasi dan monitoring secara terus menerus terhadap seluruh pelaksanaan kegiatan (pelatihan, pendampingan teknis dan block grant) agar sesuai dengan jadwal dan capaian program yang disepakati. Bertanggung jawab untuk mengelola rekening trust account untuk pembiayaan program, seperti pembayaran bantuan block grant
untuk madrasah. LAPIS juga menunjuk lembaga profesional sebagai pelatih sektoral (sectoral trainer) dan pendampingan lokal (ILP) untuk melatih dan mendampingi madrasah secara langsung. Proses seleksi, kriteria pemilihan serta tugas dan tanggung jawab ILP secara rinci terlampir pada Lampiran 1.
Selain itu, LAPIS berwenang membuat keputusan terkait dengan masalah yang tidak dapat didelegasikan ke tingkat operasional (ILP dan Sectoral Trainer).
• Integration Local Partner (ILP). Mendukung dan membantu LAPIS dalam melakukan koordinasi dan monitoring secara terus menerus terhadap perencanaan maupun pelaksanaan program di lokasi sasaran program. ILP juga berperan dalam memfasilitasi seluruh kegiatan, baik dalam bentuk pendampingan bagi madrasah maupun kegiatan lain dengan stakeholder
terkait, seperti Kanwil, Kemenag, BAP, Pemda, Sectoral Trainer, dsb. Selain itu, ILP juga bertanggung jawab membuat laporan ke LAPIS dan pemangku kepentingan eksternal lainnya.
• Sectoral Trainer (Pelatih Sektoral). Melakukan training/workshop terhadap madrasah sasaran program. Sectoral trainer akan berkoordinasi dengan ILP dalam menyelenggarakan pelatihan (seperti menentukan peserta pelatihan) maupun untuk kegiatan pasca pelatihan (technical assistance) di madrasah.
Sectoral Trainer bertanggung jawab dalam membuat ToR dan laporan kegiatan kepada LAPIS serta memastikan capaian program sesuai dengan rencana yang ditetapkan.
2.4. Kerangka Waktu Pelaksanaan Program
P
er
ce
pa
tan Akr
editasi Madr
asah
Need Assesment & Penyusunan RKM
Pembentukan Komitmen Sosialisasi
Pemetaan Madrasah
Pendampingan Teknis
Block Grant Rapat Seleksi
Pelatihan
Simulasi Akreditasi
Impact Assesment
Shortlist kab/kota
penerima bantuan
EoL Madrasah
Shortlist Madrasah
penerima bantuan
- Data baseline - Dokumen RKM
MoU
Dokumen KTSP
Data endline
6 Bulan pertama (Semester 1)
6 Bulan kedua (Semester 2)
6 Bulan ketiga (Semester 3)
Gambar 2. Proses Pelaksanaan Program Dalam Siklus 3 (Tiga) Semesteran
P
er
ce
pa
tan Akr
editasi Madr
asah
BAGIAN 3
MEKANISME PELAKSANAAN PROGRAM
Program Integrasi LAPIS merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan menggabungkan beberapa kegiatan pengembangan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan madrasah. Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, mekanisme pelaksanaan program pada buku panduan ini akan menggambarkan langkah-langkah pendekatan Program Integrasi LAPIS dengan melakukan beberapa penyesuaian agar bisa dilakukan dalam skala yang lebih luas (nasional). Beberapa langkah kegiatan yang dapat dijadikan model pendekatan dalam implementasi Program Percepatan Akreditasi adalah sbb:
Langkah 1: Pemilihan Lokasi Sasaran Program
Proses penyeleksian lokasi sasaran program dilakukan melalui rapat terbatas pada tingkat pemangku kepentingan. Keputusan pemilihan lokasi program dibuat oleh Direktorat Pendidikan Madrasah, Kementerian Agama RI. Meski demikian, beberapa kriteria yang menjadi pertimbangan dalam proses pemilihan lokasi program maupun madrasah penerima bantuan adalah sbb:
Kriteria pemilihan lokasi (provinsi, kota/kabupaten):
• Adanya kebutuhan akan pendidikan dasar di wilayah setempat dengan memperhitungkan data statistik (seperti APK, APM dan angka partispasi perempuan di tingkat MI/MTs), EMIS (Education Management Information System), dsb.
• Daerah memiliki potensi, kapasitas dan komitmen baik dalam melaksanakan program maupun dalam menjaga keberlangsungan program pasca berakhirnya kegiatan.
Kriteria pemilihan madrasah sasaran:
• Madrasah belum pernah diakreditasi oleh BAN S/M atau masa berlaku akreditasi sudah berakhir (tidak berlaku).
• Madrasah atau yayasan pesantren dan masyarakat setempat memiliki kapasitas dan komitmen untuk secara aktif terlibat dalam seluruh kegiatan program.
P
er
ce
pa
tan Akr
editasi Madr
asah
• Kurikulum madrasah berusaha mengikuti kurikulum pendidikan nasional.
• Kepemimpinan madrasah bersifat terbuka dan berpandangan luas.
• Madrasah memiliki peserta didik di setiap tingkatan kelas.
• Madrasah memberi perlakuan yang sama dalam akses pendidikan.
• Mahzab yang digunakan dan diajarkan oleh madrasah maupun guru bersifat toleran atau moderat.
• Berbagai aspek teknis di lokasi setempat, seperti keamanan, resiko bencana alam, dsb.
Langkah 2: Sosialisasi Program
Pada prinsipnya, sosialisasi program diperlukan untuk membangun kerjasama kemitraan antar stakeholder. Adanya pengetahuan dan penyamaan persepsi tentang program diperlukan untuk mendukung pelaksanaan program maupun keberlangsungan program setelah berakhirnya bantuan. Selain itu, kegiatan sosialisasi juga dapat menjadi ajang untuk menjaring dukungan dari lembaga potensial lain yang dapat mendukung pelaksanaan maupun keberlanjutan program setelah berakhirnya bantuan. Kegiatan sosialisasi sebaiknya dilakukan pada setiap lokasi program di tingkat kabupaten/kota dengan metode pemaparan mengenai program dan dialog interaktif antar seluruh peserta undangan. Dan berikut ini adalah pihak-pihak yang dinilai perlu untuk diundang dalam kegiatan sosialisasi:
• Kepala Daerah
• Sekda – Asisten I
• Bappeda
• Komisi I DPRD (yang membawahi bidang pendidikan)
• Kabid. Mapenda, Kanwil Kementerian Agama di tingkat Provinsi
• Kasi. Mapenda, Kantor Kementerian Agama di tingkat Kabupaten/Kota
• Unit Pelaksana Akreditasi (UPA) Kabupaten/Kota atau BAN S/M Provinsi
• Dinas Pendidikan
• Dinas Kesehatan
• Organisasi pendidikan Islam setempat (LP Ma’arif/DDI/Nahdlatul Wathan/ Muhammadiyah, dsb)
P
er
ce
pa
tan Akr
editasi Madr
asah
• Pengurus Yayasan/Pondok Pesantren
• Komite Madrasah
Secara garis besar, materi yang perlu disampaikan pada kegiatan sosialisasi adalah:
• Latar belakang dan tujuan program
• Proses dan syarat penerima bantuan program
• Rincian paket bantuan yang diberikan (kegiatan pelatihan, pendampingan teknis dan bantuan block grant)
• Pengelolaan program (seperti mekanisme pelaporan, dsb)
• Peran dan tanggung jawab dari pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program
Setelah mendapat sosialisasi program, calon madrasah sasaran dapat mengirimkan
Expression of Intent (Pernyataan Minat) untuk berpartisipasi dalam program ini. Setelah surat tersebut diterima dan dianalisis maka akan dilakukan kunjungan ke madrasah untuk dilakukan pemetaan madrasah (school mapping). Form Surat Penyataan Minat dan Kesediaan Berpartisipasi Madrasah dapat dilihat pada Lampiran 2.
Langkah 3: Pemetaan Madrasah
Pemetaan madrasah (school mapping) berfungsi untuk mendapatkan gambaran/profil singkat dari setiap madrasah, sehingga bagi perencana program kegiatan data yang didapat akan digunakan sebagai penentuan madrasah target maupun penentuan jenis kegiatan yang diperlukan. Sedangkan bagi pelaksana program hasil pemetaan sekolah digunakan sebagai acuan awal atau gambaran awal madrasah sehingga dapat mengenal madrasah dengan lebih baik. Oleh sebab itu, melihat pentingnya pemetaan madrasah maka setiap madrasah yang akan mendapatkan program ini wajib untuk mengisikan formulir pemetaan madrasah secara rinci dan benar.
Proses pemetaan madrasah dimulai dengan mengumpulkan daftar madrasah yang berpotensi mendapatkan bantuan program percepatan akreditasi yang didapat dari berbagai sumber yang telah ditentukan. Semua madrasah yang ada didaftar akan didatangi untuk mendapatkan instrumen cetak dan instrumen komputer (soft file)
P
er
ce
pa
tan Akr
editasi Madr
asah
Database Pengambilkeputusan Tim Pendataan
Madrasah / Sekolah
Islam
Rekomendasi Daftar Madrasah/ Sekolah
Islam
Persiapan logistik dan Pelatihan Enumerator
Pengiriman instrumen dan file
Penyerahan & penjelasan pengisian
Analisa Data
& Short list Operator import file
Pengumpulan instrumen dan file
Verifikasi Instrumen dan file
Penghimpunan Data & pengisian instrumen
Madrasah/ Sekolah Islam
Staf memasukan data ke file dengan komputer
Gambar 3. Gambaran Mekanisme Kegiatan Pemetaan Madrasah (School Mapping)
Instrumen yang digunakan dalam kegiatan school mapping bagi MI dan MTs masing-masing terdapat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4. Sedangkan petunjuk pengisian instrumen dapat mengacu pada Lampiran 5.
Langkah 4: Need Assessment dan Penyusunan RKM (Rencana Kerja Madrasah)
Selanjutnya, madrasah yang terpilih menerima bantuan akan melakukan need assessment dengan menggunakan instrumen penilaian 8 (delapan) standar akreditasi yang digunakan oleh BAN S/M. Hasil need assessment akan menjadi baseline study yang akan digunakan sebagai bagian dalam menilai dampak program (impact assessment). Instrumen akreditasi bagi SD/MI dan SMP/MTs masing terdapat pada Lampiran 6
dan 7. Sedangkan petunjuk teknis pengisian instrumen dijelaskan lebih rinci pada
Lampiran 8 (Juknis SD/MI) dan Lampiran 9 (Juknis SMP/MTs).
Untuk membangun sistem manajemen madrasah yang efektif, efisien, partisipatif, transparan dan akuntabel maka setiap madrasah yang terpilih juga diminta untuk menyusun Rencana Kerja Madrasah. Rencana Kerja Madrasah akan menjadi pedoman kerja untuk perbaikan dan pengembangan madrasah. Dokumen RKM yang dihasilkan akan bermanfaat bagi madrasah untuk mengajukan pendanaan (proposal) pada kegiatan block grant di tahap selanjutnya.
P
er
ce
pa
tan Akr
editasi Madr
asah
Tahapan proses perumusan RKM yang perlu diperhatikan oleh madrasah adalah:
a. Identifikasi tantangan
b. Analisis perumusan masalah (analisis SWOT) c. Perumusan program
d. Perumusan rencana biaya dan pendanaan
Contoh dokumen RKM dari salah satu madrasah integrasi LAPIS terlampir pada
Lampiran 10.
Pada tahap ini, madrasah akan didampingi oleh tim pelaksana program di wilayahnya masing-masing baik dalam proses pengisian instrumen penilaian akreditasi (need assessment) maupun pada saat penyusunan RKM. Kegiatan seperti ini juga perlu diketahui oleh KKM maupun Mapenda Kanwil setempat.
Langkah 5: Pembentukan Komitmen
Langkah strategis lain yang perlu dilakukan untuk keberhasilan pelaksanaan program adalah melalui pembentukan komitmen. Komitmen bersama seluruh organisasi pelaksana program menjadi penting dilakukan untuk membangun kerjasama tim. Pada Program Integrasi LAPIS sebelumnya, langkah ini ditunjukkan secara nyata oleh ILP dan madrasah program dengan cara bersama-sama menyusun dan menandatangani MoU (Nota Kesepahaman) (Lampiran 11). Sedangkan kerjasama antara LAPIS dengan ILP dan Sectoral Trainer diikat dalam bentuk Perjanjian Kerja.
Langkah 6: Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan/Workshop
Secara umum, paket bantuan program yang diberikan terbagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:
a. Pelatihan/workshop,
b. Pendampingan teknis, serta c. Bantuan block grant.
Secara khusus, seluruh paket kegiatan pelatihan atau workshop yang diberikan kepada madrasah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan guru, murid dan tata usaha. Dimana seluruh kegiatan tersebut terintegrasi untuk meningkatkan kapasitas madrasah dalam memenuhi 8 (delapan) standar akreditasi. Sehingga madrasah dapat percaya diri dalam menghadapi program akreditasi.
Pada Program Integrasi LAPIS sebelumnya, terdapat sejumlah materi pelatihan/
P
er
ce
pa
tan Akr
editasi Madr
asah
pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan, diantaranya adalah sbb:
a. Pembelajaran Komputer Untuk Madrasah
Materi pembelajaran komputer yang dimaksud diantaranya meliputi: (i) administrasi madrasah, dimana personil madrasah dapat belajar membuat standar form administrasi seperti kalender pendidikan, daftar murid, daftar nilai, dsb; (ii) peningkatan media pembelajaran seperti penggunaan microsoft excel, word dan power point (multi media). Perlu diketahui bahwa materi ini sebelumnya tidak ada pada pelaksanaan Program Integrasi LAPIS dan berdasarkan pengalaman dalam mendampingi madrasah maka tim pendamping/ fasilitator melihat akan kebutuhan ini.
b. Pengembangan KTSP
Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan kapasitas madrasah dalam menyusun, mengembangkan dan mengimplementasikan KTSP sehingga dapat memenuhi standar akreditasi. Bentuk kegiatan yang dilakukan adalah workshop
3 (tiga) hari dan pendampingan di setiap madrasah dalam menyusun dan melengkapi dokumen KTSP. Selanjutnya, dokumen KTSP akan diujicobakan selama 4 (empat) kali pertemuan dalam 30 hari. Madrasah bisa melakukan perbaikan atau revisi kembali terhadap dokumen KTSP bila terdapat review/ masukan dari pendamping. Sehingga dokumen KTSP siap untuk disahkan oleh Kankemenag setempat.
c. Pengembangan Portofolio
Secara umum, peserta program diharapkan dapat memiliki pemahaman yang sangat jelas terhadap 10 komponen portofolio sehingga bisa menyusun dokumen portofolio dengan baik dan benar. Selain itu, juga dapat menumbuhkan pemahaman dan kesadaran akan dokumen serta signifikansinya bagi peningkatan proses pembelajaran, profesionalitas dan akreditasi madrasah. Dalam kegiatan ini akan dilakukan penguatan skill peserta untuk merancang kegiatan pengembangan profesi guru, seperti melakukan kegiatan KTI (Karya Tulis Ilmiah) untuk menambah kredit poin dokumen portofolio, dsb.
d. Kepemimpinan dan Manajemen Madrasah
Program kepemimpinan dan manajemen ini memberikan sarana kepada pihak-pihak dalam madrasah untuk menjalankan institusinya dengan lebih efektif dalam semua aspek di madrasah. Selain itu, program ini diharapkan juga dapat memberikan suatu landasan yang kuat untuk memajukan madrasah, khususnya untuk menuju proses akreditasi. Program ini menyajikan pelatihan keterampilan yang akan sangat bermanfaat dalam penerapan sehari-hari.
P
er
ce
pa
tan Akr
editasi Madr
asah
madrasah program dapat menghasilkan laporan administrasi yang teratur, transparan dan akuntabel.
Sedangkan paket kegiatan lain yang diberikan kepada madrasah integrasi LAPIS selain yang disebutkan di atas adalah sebagai berikut:
• Hidup Sehat
• Pengelolaan Perpustakaan Sekolah
• English Language Training in Islamic School (ELTIS)
• Aflatoun – Children Social and Financial Education
• Meningkatkan Kualitas Pendidikan Melalui Pemahaman Kesehatan Reproduksi dan HIV dan AIDS di Madrasah Tsanawiyah
• Madrasah Resource Centre Development (MRC)
• Corporate Social Responsibility (CSR) Workshop for School Development
• Gender Capacity Building
Seluruh materi di atas dapat menjadi materi pendukung untuk peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan dasar di madrasah. Madrasah dapat mengimplementasikan secara mandiri dengan menggunakan sebagian dana block grant yang diterima setiap madrasah. Madrasah juga dianjurkan untuk bisa mengalokasikan sebagian dana block grant untuk peningkatan sarana prasarana atau media pembelajaran di madrasah sebagaimana yang telah diterapkan sebelumnya pada pembangunan MRC di madrasah integrasi, contohnya dalam bentuk pembelian buku untuk perpustakaan,
[image:31.539.11.450.500.661.2]tool kits, multi media, dsb. Apabila ada madrasah yang berminat untuk mempelajari dan mengimplementasikan di masing-masing satuan pendidikan maka seluruh materi tersebut bisa didapatkan secara terbuka dalam database LAPIS dan dapat diunduh melalui website dengan alamat http://www.lapis.or.id.
Gambar 4. Korelasi Paket Bantuan Program dengan Pemenuhan 8 (delapan) Standar Penilaian Akreditasi
P
er
ce
pa
tan Akr
editasi Madr
asah
Prosedur Pelatihan
Beberapa hal yang harus diperhatikan tim pelaksana teknis dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan/workshop adalah sebagai berikut:
Aturan Pokok Pelatihan:
• Mulailah setiap sesi tepat waktu
• Berikan kesempatan kepada semua peserta yang ingin membuat pertanyaan, bebaskan mereka berbicara tanpa disela/interupsi
• Usahakan agar semua pertanyaan dibuat dengan singkat dan langsung tertuju pada pokok permasalahan
• Pastikan semua anggota kelompok dihormati dan dijaga privasinya
• Waspadalah terhadap hal-hal sensitif yang menyangkut aspek gender, ras dan kelompok etnis
• Pastikan bahwa semua peserta perempuan didengar dan bahwa perempuan mendapat kesempatan untuk memimpin dalam kelompok
• Berikan kesempatan kepada semua orang untuk berbicara
• Matikan semua handphone (HP peserta dan pelatih tanpa terkecuali)
• Pastikan bahwa ruangan tempat pelatihan bersih dan bebas dari asap rokok Standar Evaluasi Kegiatan Pelatihan:
• Peserta diberikan kuis awal program (pre test)
• Peserta diberikan kuis akhir program (post test)
• Peserta melakukan kegiatan yang bersifat refleksi
• Peserta mengisi form evaluasi kegiatan di akhir sesi sebagai umpan balik baik untuk pelatih maupun pengelola kegiatan. Form Evaluasi Kegiatan Pelatihan/
Workshop terlampir (Lampiran 12).
Langkah 7: Pendampingan Teknis Bagi Setiap Madrasah
P
er
ce
pa
tan Akr
editasi Madr
asah
Kegiatan pendampingan akan dilakukan oleh tim fasilitator dan atau tim Local Partner
yang telah memberikan materi pelatihan atau workshop di kegiatan sebelumnya. Kegiatan pendampingan dilakukan sebanyak 2-3 kali selama 3 bulan atau lebih sesuai dengan kebutuhan madrasah. Bentuk kegiatan pendampingan di madrasah dapat berupa diskusi kelompok maupun konsultasi.
Ada beberapa prinsip pelaksanaan kegiatan pendampingan yang perlu diperhatikan oleh tim pelaksana teknis pendampingan, yaitu:
a. Integratif. Dalam tahap implementasi kegiatan di madrasah, seluruh kegiatan menjadi satu paket yang terintegrasi untuk meningkatkan mutu 8 (delapan) standar pendidikan nasional. Dimana pada prinsipnya satu aspek standar pendidikan tsb dapat disentuh oleh beberapa jenis kegiatan, contohnya kedua kegiatan pengembangan KTSP dan portofolio sama-sama berkontribusi untuk meningkatkan kualitas standar isi, dst.
b. Interaktif. Diperlukan hubungan yang sinergi antara madrasah sasaran program dengan tim pelaksana program maupun pihak lain yang mendukung pelaksanaan program, seperti pihak pemerintah maupun swasta (melalui program CSR), dsb.
c. Lokal. Bentuk pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lokal.
d. Partisipasif. Pelaksanaan program juga bersifat partisipatif dan membuka ruang bagi madrasah sasaran untuk memilih, melaksanakan dan bahkan memberikan saran untuk pelaksana kegiatan untuk menyempurnakan pelaksanaan program.
Langkah 8: Penyaluran Block Grant
Salah satu kegiatan dalam paket program bantuan yang diberikan kepada madrasah adalah bantuan block grant. Melalui kegiatan ini madrasah akan dibantu dalam melengkapi sarana dan prasarana di madrasah. Proses pelaksanaan kegiatan bantuan
block grant terbagi menjadi beberapa tahap, yaitu:
a. Pembentukan Komite Pembangunan Madrasah
Komite Pembangunan Madrasah dapat terdiri dari perwakilan sekolah, komite sekolah, tokoh masyarakat serta pengurus yayasan/pondok pesantren.
b. Penyusunan proposal block grant
Madrasah peserta program menyusun proposal block grant berdasarkan kebutuhan dan prioritas pengembangan madrasah. Dokumen RKM dan hasil
P
er
ce
pa
tan Akr
editasi Madr
asah
proposal block grant. Dalam proses penyusunan proposal, madrasah akan didampingi oleh tim pelaksana di daerah. Bentuk kegiatan yang diusulkan dalam proposal dapat berupa pembangunan sarana dan prasarana madrasah maupun kegiatan pelatihan. Proposal block grant disusun oleh Komite Pembangunan Madrasah. Dokumen proposal disahkan oleh Kepala Madrasah dan Komite Madrasah serta diketahui oleh pihak Mapenda.
c. Penyaluran block grant
Proses pencairan dana block grant akan dilakukan dalam 2 (dua) tahap, masing-masing sebesar 50% dari nilai dana yang disetujui. Pembayaran tahap pertama dilakukan segera setelah penandatanganan Surat Perjanjian Dana Hibah (Lampiran 13). Sedangkan pembayaran kedua dilakukan saat pembangunan madrasah telah mencapai 75% dari total nilai pembayaran tahap pertama. Kerangka waktu pelaksanaan pembangunan madrasah adalah selama 6 (enam) bulan.
Langkah 9: Simulasi Akreditasi dan Evaluasi
Setelah seluruh kegiatan baik pelatihan, pendampingan teknis hingga pembangunan madrasah melalui bantuan block grant dilaksanakan maka pihak madrasah melakukan evaluasi akhir (end line survey). Evaluasi akhir dilakukan untuk melihat perkembangan dan perubahan yang terjadi pada madrasah setelah seluruh paket bantuan program diberikan. Evaluasi akhir ini bersifat simulasi dari pelaksanaan akreditasi oleh BAN S/M. Oleh karena itu, instrumen akreditasi yang digunakan juga bersumber dari BAN S/M sebagaimana yang digunakan pada saat kegiatan need assessment (baseline survey). Sebagaimana kegiatan sebelumnya, dalam proses pengisian instrumen akreditasi, madrasah akan didampingi oleh tim pendamping (ILP) di masing-masing wilayah untuk memastikan bahwa apa yang dilakukan oleh madrasah adalah benar sebagaimana yang telah diatur.
P
er
ce
pa
tan Akr
editasi Madr
asah
Langkah 10: Pelaksanaan Akreditasi Madrasah
Sesuai dengan tujuan program, yaitu untuk mempersiapkan madrasah di lingkungan Pendidikan Islam untuk diakreditasi oleh BAN S/M maka pada tahap akhir pelaksanaan program masing-masing madrasah akan mempersiapkan dirinya untuk diakreditasi.
Gambar 5 menampilkan alur mekanisme pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah yang perlu diketahui oleh madrasah maupun pengelola program berdasarkan ketentuan BAN S/M.
Beberapa persyaratan yang harus dipersiapkan oleh madrasah untuk pengajuan akreditasi adalah sebagai berikut:
1. Memiliki Surat Keputusan Pendirian/Operasional Madrasah,
2. Memiliki peserta didik pada semua tingkatan kelas,
3. Memiliki sarana dan prasarana pendidikan,
4. Memiliki pendidik dan tenaga kependidikan,
5. Melaksanakan kurikulum yang berlaku,
6. Telah menamatkan peserta didik,
7. Memiliki NSM (Nomor Statistik Madrasah),
8. Mengisi Instrumen Akreditasi dan Instrumen Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung,
Instrumen Akreditasi SD/MI dan SMP/MTs masing-masing dapat dilihat secara rinci pada Lampiran 6 dan Lampiran 7. Selain itu, Instrumen Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung Akreditasi bagi SD/MI dan SMP/MTs masing-masing dapat dilihat pada Lampiran 14 dan Lampiran 15. Sedangkan Petunjuk Teknis Pengisian seluruh instrumen tsb dapat dilihat secara rinci pada Lampiran 8 (Juknis Instrumen Akreditasi SD/MI), Lampiran 9 (Juknis Instrumen Akreditasi SD/MI), Lampiran 16 (Juknis Instrumen Pengumpulan Data SD/MI), dan Lampiran 17 (Juknis Instrumen Pengumpulan Data SMP/ MTs).
9. Mengirimkan Surat Pernyataan dari Kepala Madrasah mengenai keabsahan data yang dikirimkan.
Terlampir adalah format surat penyataan kepala madrasah (Lampiran 18).
P
er
ce
pa
tan Akr
editasi Madr
asah
BAP-S/M menetapkan strategi dan sasaran sekolah/madrasah yang diakreditasi dan BAP-S/M menyusun rencana jumlah dan alokasi sekolah/madrasah yang akan diakreditasikan dengan kondisi Disdik Provinsi dan Kanwil Kemenag
BAP-S/M mengumumkan kepada sekolah/madrasah untuk menyampaikan usul untuk akreditasi
Disdik Provinsi/Kab/Kota dan Kanwil/Kemenag mengusulkan daftar nama dan alamat sekolah/madrasah yang akan diakreditasi
BAP-S/M mengirimkan Perangkat Akreditasi sekolah/madrasah
Sekolah/madrasah mengisi Instrumen Akreditasi dan Instrumen Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung
Sekolah/madrasah mengirimkan hasil isian Instrumen Akreditasi dan Instrumen Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung ke BAP-S/M
BAP-S/M menentukan kelayakan sekolah/madrasah yang akan divisitasi
LAYAK?
Ya Tidak
BAP-S/M menetapkan dan menugaskan tim asesor untuk melaksanakan visitasi
Asesor melaksanakan visitasi ke sekolah/madrasah dan melaporkan ke BAP-S/M
BAP-S/M melakukan veriikasi hasil visitasi
BAP-S/M menetapkan hasil akreditasi sekolah/madrasah
BAP-S/M mengirimkan surat pemberitahuan kepada sekolah/ madrasah untuk saran dan perbaikan
Terakreditasi?
BAP-S/M menerbitkan sertiikat hasil akreditasi
Ya Tidak
[image:36.539.59.528.79.656.2]BAP-S/M mengirimkan surat pemberitahuan kepada sekolah/ madrasah untuk saran dan perbaikan 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
P
er
ce
pa
tan Akr
editasi Madr
asah
BAGIAN 4
SISTEM MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
4.1. Tujuan Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi merupakan kegiatan yang terintegrasi dengan program. Dimana penilaian pelaksanaan kegiatan dalam suatu program perlu dilakukan secara terus menerus berkaitan dengan pencapaian maksud yang telah direncanakan untuk sasaran program. Secara khusus, tujuan dilakukannya monitoring dan evaluasi adalah:
a. Untuk melihat perkembangan pelaksanaan program di seluruh wilayah
b. Untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh pelaksana program dalam mengimplementasikan program, baik di tingkat nasional hingga di madrasah
c. Untuk mengidentifikasi hal-hal apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan program
4.2. Indikator dan Objek Monitoring dan Evaluasi
Komponen monitoring dan evaluasi program ini mengacu pada indikator standar akreditasi BAN S/M. Fokus outcome yang ditinjau pada pelaksanaan program ini adalah pada:
a. Output 1: Peningkatan Kurikulum dan Metode Pembelajaran
Fokus kontribusi pada standar akreditasi BSNP:
• Standar Isi
• Standar Proses
• Standar Penilaian
b. Output 2: Peningkatan Manajemen Madrasah
Fokus kontribusi pada standar akreditasi BSNP:
• Standar Manajemen/Pengelolaan
• Standar Pembiayaan
c. Output 3: Peningkatan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
Fokus kontribusi pada standar akreditasi BSNP:
P
er
ce
pa
tan Akr
editasi Madr
asah
d. Output 4: Peningkatan fasilitas dan infrastruktur madrasah
Fokus kontribusi pada standar akreditasi BSNP:
• Standar Sarana & Prasarana
Objek monitoring dan evaluasi akan ditujukan secara khusus bagi penerima manfaat program secara langsung, yaitu madrasah. Target evaluasi program yang dimaksud diantaranya adalah:
a. Murid
b. Guru
c. Kepala Madrasah
d. Staf Madrasah (seperti Tata Usaha, Bendahara)
e. Masyarakat (seperti Komite Madrasah, Tokoh Masyarakat, Orang Tua/Wali Murid)
f. Mitra pendukung lainnya (Yayasan, Pelatih/Fasilitator, Local Partner, Kanwil Kementerian Agama, Dinas Pendidikan, dsb)
Metode evaluasi yang digunakan adalah kombinasi dari penggunaan kuesioner, wawancara dan FGD (Focus Group Discussion). Instrumen Self Essessment Study
(Studi Evaluasi Diri) atau Integration Evaluability Assessment yang digunakan terlampir
(Lampiran 20). Sedangkan Laporan Hasil SES Program Integrasi LAPIS (2010) secara lengkap dapat dibaca pada Lampiran 21.
4.3. Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan
Sebagai gambaran untuk mekanisme pelaporan dalam pelaksanaan Program Percepatan Akreditasi maka berikut ini adalah contoh bentuk pelaporan yang dilakukan pada Program Integrasi LAPIS:
LAPIS bertanggung jawab untuk:
• Menjamin Laporan Perkembangan dan Akhir Program serta Laporan Keuangan dari mitra LAPIS (ILP dan Sectoral Trainer) diterima tepat waktu.
• Melakukan review terhadap Laporan Perkembangan dan Akhir Program yang dikirim oleh ILP dan Sectoral Trainer serta mengecek pencapaian kegiatan sesuai dengan desain program.
• Koordinator Program Integrasi mengkompilasi seluruh laporan perkembangan/ bulanan dari mitra LAPIS (ILP dan Sectoral Trainer). Format Laporan Perkembangan yang disusun oleh koordinator terlampir pada Lampiran 22.
P
er
ce
pa
tan Akr
editasi Madr
asah
• Melakukan Studi Evaluasi Diri atau Integration Evaluability Assessment di akhir periode program.
Integration Local Partner:
• Membuat Laporan Akademik Kegiatan/Pendampingan atau kunjungan ke madrasah program dalam setiap kegiatan supervisi. Format Laporan Akademik terlampir pada Lampiran 23.
• Membuat Laporan Perkembangan dan Laporan Akhir Program sesuai dengan
Milestone activity sebagaimana yang tertera di dalam Perjanjian Kerja. Format Laporan Perkembangan dan Akhir Program terlampir pada Lampiran 24.
• Mengajukan Laporan Keuangan kepada LAPIS. Format Laporan Keuangan terlampir pada Lampiran 25.
Sectoral Trainer:
• Membuat Laporan Pelatihan yang berisi evaluasi pelaksanaan pelatihan serta evaluasi pengetahuan peserta pelatihan (pre-test dan post-test). Terlampir contoh Form Evaluasi Pelatihan/Workshop (Lampiran 12).
• Membuat Laporan Kegiatan Pendampingan Teknis ke madrasah program.
• Membuat Laporan Perkembangan dan Laporan Akhir Program. Format laporan terlampir pada Lampiran 24.
• Mengajukan Laporan Keuangan kepada LAPIS. Format Laporan Keuangan terlampir pada Lampiran 25.
4.4. Proses dan Pelaporan Keuangan
a. Prinsip pengelolaan keuangan program dilakukan secara transparan dan akuntabel.
b. Semua klaim pembayaran harus dibuat berdasarkan biaya yang sebenarnya (actual cost basis).
c. Semua pengeluaran harus didukung dengan dokumen pendukung yang asli dan dapat diterima agar memenuhi syarat untuk dibayarkan kembali atas pengeluaran tersebut. Jenis informasi dan dokumen pendukung minimal yang harus dikumpulkan dan disimpan oleh mitra dijelaskan selengkapnya pada Panduan Keuangan Mitra (Lampiran 26).
P
er
ce
pa
tan Akr
editasi Madr
asah
e. Dalam konteks program yang didanai melalui bantuan luar (donor) seperti halnya LAPIS pada Program Integrasi, laporan keuangan dan dokumen pendukung mitra lokal harus dikirim ke LAPIS paling lambat hingga tanggal jatuh tempo-nya sebagaimana disebutkan dalam Perjanjian Kerja (MoU). Sedangkan untuk laporan keuangan block grant madrasah, ILP bertanggung jawab untuk mengirimkan laporan keuangan madrasah target kepada LAPIS tepat waktu. Untuk melaporkan seluruh pengeluaran program, madrasah maupun mitra lokal harus menggunakan Form Financial Reporting spreadsheet
sebagai format laporan keuangannya dan juga mengirimkan soft copy laporan pada saat yang bersamaan (Lampiran 25). Penjelasan cara pengisian
budget dapat dilihat lebih rinci pada Lampiran 27. Pembayaran tahap berikutnya (apabila ada) hanya akan dibayarkan apabila laporan keuangan beserta dokumen pendukungnya telah diterima dan disetujui oleh National Accountant – LAPIS. Selain itu, LAPIS juga akan berkonsultasi dengan ILP dalam melakukan pembayaran block grant untuk madrasah sasaran program.