• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Balita Gizi Kurang di Wilayah Kerja Puskesmas Jetak T1 462010032 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Balita Gizi Kurang di Wilayah Kerja Puskesmas Jetak T1 462010032 BAB I"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan gizi untuk anak pada awal masa

kehidupannya merupakan hal yang sangat penting. Kekurangan

gizi dapat memberikan konsekuensi buruk yang tak terelakkan,

dimana manifestasi terburuk dapat menyebabkan kematian. Saat

ini tercatat ratusan juta anak di dunia menderita kekurangan gizi

yang artinya permasalahan ini terjadi dalam populasi yang

jumlahnya sangat besar (UNICEF, 2013). Dampak kekurangan gizi

sangatlah kompleks. Pada anak, hal ini dapat menyebabkan

gangguan pada perkembangan mental, sosial, kognitif dan

pertumbuhan yaitu berupa keidakmatangan fungsi organ dimana

manifestasinya dapat berupa kekebalan tubuh yang rendah yang

menyebabkan kerentanan terhadap penyakit penyakit seperti

infeksi saluran pernafasan, diare, demam dan lain-lain (Feinstorm,

Uauy,Arroyo. 2001; World Food Progam UK, 2007).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada

tanggal 1 sampai dengan 3 Juni 2014 di Puskesmas Jetak

ditemukan bahwa ada 3 domain penyakit yang paling sering

diderita balita, yaitu diare, ISPA, dan dermatitis. Hal lain yang

(2)

menderita kekurangan gizi. Gizi buruk dan gizi kurang bukanlah

permasalahan yang baru didunia dan sudah terjadi sejak lama

sehingga ini merupakan permasalahan yang serius baik secara

global ataupun regional. Hal ini menjadikan permasalahan gizi

dimasukan kedalam Millennium Development Goals (MDGs) yang

merupakan progam World Health Organisation (WHO) dalam

meningkatkan kesehatan anak dan menekan angka kematian anak

dimana salah satu faktornya disebabkan oleh gizi buruk yang

diawali oleh gizi kurang. Tetapi masalah gizi buruk dan gizi kurang

nampaknya belum bisa teratasi dengan baik dalam skala global

maupun regional. Tercatat 101 juta anak di dunia dibawah lima

tahun menderita gizi buruk (UNICEF, 2013).

Di Indonesia secara nasional, prevalensi berat - kurang

pada tahun 2013 adalah 19,6 %, terdiri dari 5,7 % gizi buruk dan

13,9 % gizi kurang. Jika dibandingkan dengan angka prevalensi

nasional tahun 2007 (18,4 %) dan tahun 2010 (17,9 %) terlihat

meningkat. Perubahan terutama pada prevalensi gizi buruk yaitu

dari 5,4 % pada tahun 2007, 4,9 % pada tahun 2010, dan 5,7 %

pada tahun 2013 hal ini menunjukan bahwa adanya signifikansi

peningkatan jumlah gizi kurang dan gizi buruk setiap tahunnya dari

tahun 2010 hingga 2013 (Rikesda 2013). Di Indonesia enam belas

provinsi menunjukkan prevalensi berat badan kurang, Nusa

(3)

30%, sedangkan di Jawa Tengah prevalansi gizi kurang dan gizi

buruk meningkat dari 15 % pada tahun 2010 menjadi 17,5 % pada

2013 (UNICEF Indonesia, 2013).

Banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya angka

gizi buruk dan gizi kurang. Hasil-hasil penelitian menunjukkan

faktor-faktor tersebut diantaranya adalah faktor kemiskinan,

pendidikan dan pengetahuan orang tua, ASI (Air Susu Ibu),

makanan pendamping, infeksi dan penyakit penyerta seperti HIV

AIDS, kondisi psikologi anak, keamanan lingkungan, terbatasnya

fasilitas kesehatan, BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah), dan nutrisi

pada masa kehamilan (Jamra & Bankar, 2013; Pei, Ren, & Yan,

2013; Ghazi, Musta, Isa, Mohhamed, 2011; Mc Donald, Kupka,

Manji, Okuma, Bosch, Aboud, 2012; Kumar & Singh, 2013; Evans,

Greenberg, Smith, Harris, Loyo, Van eck, Gothlieb, 2011). Dari

penelitian-penelitian tersebut juga menunjukan bahwa potensial

penyebab gizi buruk maupun gizi kurang pada setiap daerah

berbeda-beda.

Pemerintah pusat maupun daerah dalam usahanya

memerangi gizi buruk sudah cukup baik, pemerintah sudah

melakukan banyak progam untuk menekan angka gizi buruk

maupun gizi kurang antara lain kaderisasi, pemberian makanan

tambahan, pembagian susu gratis, pendidikan kesehatan mengenai

(4)

(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2011). Tetapi pada

kenyataannya angka gizi buruk dan kurang tetap ada seperti yang

ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Jetak.

Dalam usaha memerangi gizi buruk perawat memiliki

peran yang penting dan memiliki potensi yang besar untuk

memperbaiki gizi anak. Perawat dapat berperan sebagai konselor,

caregiver, advokat, pendidik, pembuat keputusan etik, perencanaan

kesehatan, peneliti, promosi kesehatan, dan kolabolator dengan

tenaga kesehatan lain (Wong, 2002).

Puskesmas Jetak merupakan salah satu Puskesmas yang

berada di lereng Gunung Merbabu terletak di Kecamatan Getasan ,

Kabupaten Semarang yang memiliki 5 wilayah kerja, yaitu Desa

Jetak, Desa Samirono, Desa Tajuk, Desa Polobogo, dan Desa

Sumogawe. Adanya fasilitas kesehatan gratis, ketersediaan alam

yang melimpah, adanya akses ke kota untuk memenuhi kebutuhan

hidup, dan progam pemerintah seperti pemberian susu gratis ,

Posyandu, dan pengobatan gratis seharusnya menjadikan

Puskesmas Jetak memiliki potensi yang baik untuk menekan angka

kekurangan gizi. Namun pada kenyataannya masih terdapat anak

yang mengalami gizi kurang sebanyak 62 anak yang tersebar di

lima desa wilayah kerja Puskesmas Jetak (Puskesmas Jetak,

2014). Melihat kompleksitas permasalahan gizi kurang dan gizi

(5)

yang tepat untuk dapat mengetahui permasalahan yang

menyebabkan terjadinya gizi kurang dan gizi buruk, Setiap daerah

memiliki penyebab potensial gizi buruk yang berbeda-beda,

sehingga penting untuk mengetahui permasalahan utamanya

(Jamra & Bankar, 2013; Pei dkk., 2013; Ghazi dkk., 2011; Mc

Donald dkk., 2012; Kumar & Singh, 2013; Evans dkk., 2011). Hal ini

mendorong peneliti untuk menggali dan menggambarkan

faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian gizi kurang di wilayah kerja

Puskesmas tersebut.

1.2 Rumusan masalah

Dalam tingkat nasional ataupun provinsi (Jawa Tengah)

angka balita gizi kurang terlihat mengalami peningkatan (Unicef

Indonesia 2013). Puskesmas Jetak tentunya memiliki kontribusi

dalam peningkatan ini, tercatat ada 62 balita menderita gizi kurang.

Penyebab gizi kurang sangatlah kompleks dari hasil penelitian

sebelumnya juga menunjukan bahwa potensial penyebab gizi

kurang tiap daerah berbeda-beda sehingga perlu dilakukan

pemetaan yang tepat untuk mengetahui permasalahan utamanya

(Jamra & Bankar, 2013; Pei dkk., 2013; Ghazi dkk., 2011; Mc

Donald dkk., 2012; Kumar & Singh, 2013; Evans dkk., 2011).

Puskesmas Jetak sebenarnya memiliki potensi yang baik untuk

(6)

seperti pembagian susu gratis, Posyandu, pemberian makanan

tambahan dan progam lainnya, melihat hal-hal tersebut peneliti

tertarik untuk meneliti faktor apa saja yang paling dominan

terhadap kejadian balita gizi kurang diwilayah kerja Puskesmas

Jetak?

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan faktor

risiko yang dominan terhadap kejadian balita gizi kurang di wilayah

kerja Puskesmas Jetak berdasarkan faktor penentu.

1.3.2 Tujuan Khusus

Mengetahui besar potensi penyebab balita kekurangan gizi

per variabel berdasarkan presentase, yaitu faktor pendidikan ibu,

pengetahuan ibu, tingkat pendapatan, kelengkapan Imunisasi,

pemberian ASI ekslusif, dan berat bayi saat lahir.

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Bagi Universitas

Menyumbangkan ilmu pengetahuan tentang gizi kurang dan

gizi buruk pada anak, sehingga dapat menjadi referensi dan bahan

(7)

Universitas dapat menindaklanjuti salah satunya dengan

melakukan pengabdian masyarakat di Puskesmas Jetak.

1.4.2 Bagi Puskesmas

Sebagai bahan acuan dan evaluasi untuk melakukan

intervensi yang lebih baik lagi dalam usaha meningkatan status gizi

anak melalui progam-progamnya.

1.4.3 Bagi Akademisi

Menyumbangankan ilmu pengetahuan sebagai bahan atau

referensi pembelajaran mengenai gizi kurang.

1.4.4 Bagi Masyarakat

Memberikan gambaran mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi kejadian balita gizi kurang di wilayah kerja

Puskesmas Jetak.

1.4.5 Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat menjadi bahan acuan untuk melakukan penelitian

(8)

No Peneliti/judul penelitian

Variabel/Tujuan penelitian

Metode/Sampel Hasil

1 Vishal Jamra, Vishal Bankwar

Effect of short term community based intervention to reduce the prevalence of under nutrition in under-five children. 2013 Untuk mengetauhi faktor-faktor penyebab gizi buruk pada daerah perkumuhan dan untuk mengetahui pengaruh intervensi pendidikan jangka pendek (India)

Dengan menggunakan cross sectional study dan case control, di daerah perkumuhan di India selama 6 bulan. Penilaian status gizi dilakukan dari rumah ke rumah / door to door utk untuk mengetahui penyebab gizi buruk

Sampel : 281 anak

22,1% anak kekurangan gizi disebabkan oleh Berbagai faktor seperti usia anak, jenis kelamin, status sosial ekonomi, pendidikan orang tua, urutan kelahiran, imunisasi.

Setelah intervensi diperoleh ,41 anak mengalami kenaikan berat badan.

2 Leilei pei, lin ren, hong yan

A survey of undernutrition in children under three years of age in rural

Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya gizi buruk pada daerah pedesaan di china

Dengan menggunakan cross-sectional study, dengan sampel anak berusia dibawah 3 tahun dengan jumlah sample 13.532 anak dari 45 kabupaten .

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan/pengaruh yang signifikan antara usia anak-anak , jenis kelamin , etnis , ASI yang diberikan , pendidikan ibu, dan ekonomi

(9)

Western China 2013

3 Hasanain Faisal Ghazi,Jamsiah Musta, Syed Aljunid, Zaleha Md. Isa, Mohammed A.

Malnutrition among 3 to 5 Years Old Children in Baghdad City, Iraq: A Cross-sectional Study

2011

Untuk mengetahui pengaruh socio-demografi terhadap nutrisi anak

(Baghdad , irak)

Cross-sectional design

Dengan sample 220 anak umur 3-5 tahun

Terdapat hubungan antara socio-demografi dengan status nutrisi anak, penemuan lain yang ditemukan adalah ada hubungan bermakna antara keamanan lingkungan dengan status nutrisi anak.

4 Alexandra Evans, Jennifer Greenberg, Seth,Shanna Smith, Karol Kaye Harris, Jennifer

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji perbedaan dalam praktik pemberian

Cros-sectional study, dengan total sample 721 orang tua dengan anak berusia 1-5 tahun

(10)

Loyo,Carol Spaulding Mary Van Eck, Nell Gottlieb

Parental Feeding Practices and Concerns Related to Child Underweight, Picky Eating, and Using Food to Calm Differ According to Ethnicity/Race, Acculturation, and Income

2011

(11)

5 CM McDonald, R Kupka, KP Manji, J Okuma, RJ Bosch, S Aboud

Predictors of stunting, wasting and underweight among Tanzanian children born to HIV-infected women 2012 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kehamilan ibu dgn HIV, prediktor sosial ekonomi dan anak pendek, kurus dan pada anak-anak Tanzania yang terlahir dg terinfeksi HIV .

tanzania

Multivariat Cox metode proportional hazards digunakan untuk menilai hubungan antara penyebab potensial stunting, wasting dan underweight

Jenis kelamin laki-laki, kelahiran premature, dan HIV aids sangat berpengaruh secara signifikan terhadap gizi buruk.

6 Abhishek Kumar, Aditya Singh

Decomposing the Gap in Childhood Undernutrition Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana gap antara kemiskinan dan ketidakmiskinan berkontribusi terhadap gizi anak

Data cross-sectional dari putaran ketiga Survei Kesehatan Keluarga Nasional dilakukan selama 2005-06. Statistik deskriptif digunakan untuk memahami kesenjangan gizi anak antara

masyarakat miskin perkotaan dan non-miskin,. Teknik dekomposisi Blinder-Oaxaca digunakan untuk menjelaskan faktor-faktor

berkontribusi terhadap kesenjangan gizi antara anak-anak miskin dan

non-Hasil menunjukan bahwa terjadi kesenjangan yang menyebabkan perbedaan secara signifikan terhadap status gizi, indikator tersebut antara lain pelayanan Kesehatan,kemiskinan yang juga berkontribusi pada pendidikan.

(12)

between Poor and Non–Poor in Urban India,

2013

India

miskin di perkotaan India

7 Wiko Saputra*, Rahmah Hida Nurrizka pn_326 Faktor Sosial-Dempgrafi yang Mempengaruhi Gizi Buruk 2012 Pengaruh Sosio-demografi terhadap risiko anak balita menderita gizi buruk di tiga komunitas di Sumatera Barat. Sumatera Barat yang merupakan provinsi basis pangan di kawasan Sumatera seharusnya merupakan daerah yang memiliki prevalensi penderita gizi buruk yang lebih rendah.

Kajian ini mengunakan data melalui studi lapangan yang dilaksanakan pada tahun 2010 pada tiga komunitas di Sumatera Barat. Jumlah sampel ditetapkan sebanyak 572 yang akan merefleksikan situasi rumah tangga di Sumatera Barat yang bercirikan masyarakat nelayan, masyarakat pertanian dan perkebunan, dan masyarakat perkotaan. Penarikan sampel dilakukan secara systematical random sampling

(13)

Sumatra 8 Pauline W

Jansen, Sabine J Roza, Vincent WV Jaddo, Joreintje D Mackenbach, Hein

Raat,Albert Hofma, Frank C Verhulst and Henning Tiemeier

Children's eating behavior, feeding

practices of parents and weight problems in early childhood: results from the population-based Generation R Study

2012

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku makan anak dan praktek pemberiaan makanan orang tua terhadap permasalahan berat badan anak

(Belanda)

Menggunakan cross-sectional study dengan menggunakan quisioner tentang kebiasaan makan anak dan praktek pemberian makan orang tua di Belanda dengan participant sejumlah 4987. Lalu diukur secara objektif dengan BMI (body massa index)

(14)

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

1.6.1 Waktu

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 juni - 7 Juli 2014.

Dengan rincian waktu:

Studi pendahuluan :

-Tanggal 1 sampai dengan 3 Juni 2014

Uji Validitas :

-Tanggal 25 sampai dengan 29 Juni 2014

Penelitian terhadap Subjek Penelitian :

-Tanggal 2 sampai dengan 7 Juli 2014

1.6.2 Tempat

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Jetak

yaitu : Desa Jetak, Desa Polobogo, Desa Samirono, Desa

Sumogawe, dan Desa Tajuk.

1.6.3 Keilmuan

Penelitian ini membahas referensi mengenai topik-topik

yang berhubungan dengan gizi kurang dan faktor-faktor yang

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu kondisi yang dapat mendukung diadakannya pelatihan untuk mengembangkan keterampilan berpikir kreatif adalah psikoedukasi dalam bimbingan kelompok

Tojo Una-Una´ Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut ³$SDNDK dengan penerapan media alat peraga

Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan media, yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis naskah drama dan hasil menulis naskah

Kegiatan penyelidikan dalam discovery learning meliputi kegiatan yang mengakomodasi siswa untuk mengajukan pertanyaan mengakibatkan jumlah siswa yang mengajukan

Walaupun promosi sering dihubungkan dengan penjualan tetapi kenyataannya promosi mempunyai arti yang lebih luas dari penjualan karena penjualan hanya berhubungan

Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval

mengetahui keefektifan hasil belajar Ekonomi yang dites dengan bentuk soal analisis hubungan pada siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI

Melihat dari kebutuhan mebel – meja kerja yang memiliki fungsi ganda pada kalangan masyarakat saat ini sangat tepat untuk dijadikan target pasar atau sasaran dari rancangan meja