• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN KONSELING ISLAMI UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI DAN IMPLIKASINYA Implementasi Program Bimbingan Konseling Islami Untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosi Dan Implikasinya Terhadap Manajemen Madrasah (Studi Kasus Di Kelas V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN KONSELING ISLAMI UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI DAN IMPLIKASINYA Implementasi Program Bimbingan Konseling Islami Untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosi Dan Implikasinya Terhadap Manajemen Madrasah (Studi Kasus Di Kelas V"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

1

IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN KONSELING ISLAMI UNTUK

MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP MANAJEMEN MADRASAH

(STUDI KASUS DI KELAS V MI NEGERI JETIS SUKOHARJO TAHUN 2012-2013)

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada

Program Studi Manajemen Pendidikan Islam

Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Gelar Magister Manajemen Pendidikan Islam

Oleh:

SYAEFUL QOMAR

NIM: O 100 110 018

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM PROGRAM PASCASARJANA

(2)
(3)
(4)

4

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian . ... 4

E. Manfaat Penelitian. ... 5

F. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu ... 5

BAB II. IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI DAN IMPLIKASI TEHADAP MANAJEMEN MADRASAH A. Implementasi Program Bimbingan dan Konseling ... 6

B. Karakteristik Bimbingan konseling Islami... 6

C. Kecerdasan Emosi ... 7

D. Implementasi Program Bimbingan Konseling Islam untuk meningkatkan kecerdasan emosi ... 7

E. Manajemen Pendidikan ... 8

F. Implikasi Program Bimbingan dan Konseling Islami Pada Manajemen Pendidikan ... 8

G. Kerangka Pemikiran ... 9

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 10

B. Lokasi dan Subyek Penelitian ... 10

(5)

D. Teknik Pengumpulan Data ... 11

E. Instrumen Penelitian ... 11

F. Teknik Analisis Data ... 11

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Situasi Umum Tentang MI Negeri Jetis Sukoharjo ... 12

B. Hasil Penelitian ... 12

C. Pembahasan ... 13

D. Analisis Hasil Penelitian ... 15

BAB V. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 17

B. Keterbatasan ... 18

C. Saran ... 18

(6)

ABSTRAK

Implementasi Bimbingan Konseling Islami Untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosi Dan Implikasinya Terhadap Manajemen Madrasah (Studi Kasus di Kelas V MI Negeri Jetis Tahun 2012/2013). Tesis Syaeful Qomar. NIM O 100 110 018. Program Studi Magister Pendidikan Islam. Program Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tahun 2013.

Sebagai suatu lembaga pendidikan formal, sekolah bertanggungjawab untuk mendidik dan menyiapkan siswa agar berhasil menyesuaikan diri di masyarakat dan mampu memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya. Namun, di beberapa sekolah banyak terjadi permasalahan dalam kegiatan pembelajaran yang muncul seperti; perbedaan kecepatan individu dalam menerima pelajaran, sering berkelahi, ada yang cerdas, ada yang berbakat dalam bidang tertentu, dan lain sebagainya. Perbedaan-perbedaan ini sering kali banyak menimbulkan masalah-masalah baik bagi siswa itu sendiri maupun lingkungan (Surya, 1998: 15). Pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri Jetis Sukoharjo ditemukan beberapa kasus siswa yaitu adanya siswa yang memiliki kecerdasan emosi rendah. ekspresi emosi anak dimunculkan dengan cara marah, gelisah, atau takut dan tidak mampu menahan emosinya tersebut. Bimbingan dan Konseling Islami merupakan salah satu solusi untuk meninngkatkan kecerdasan emosi siswa di MI Negeri Jetis Sukoharjo

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1.) Mengetahui profil kecerdasan emosi siswa kelas V MI Negeri Jetis Sukoharjo tahun pelajaran 2012/2013; 2.) Mengetahui Implementasi Program Bimbingan Konseling Islami untuk meningkatkan kecerdasan emosi di kelas V MI Negeri Jetis Sukoharjo tahun pelajaran 2012/2013; 3.) Mengetahui implikasi dari implementasi Program Bimbingan Konseling Islami pada manajemen Madrasah di MI Negeri Jetis, Sukoharjo tahun 2012/2013

Jenis penelitian ini adalah penelitian field research yang bertempat di MI Negeri Jetis sebagai kancah studi kasus. Metode penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Setelah data terkumpul maka dilakukan analisis data, dengan langkah-langkah: reduksi data, kategorisasi data, sintesisasi data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil dari penelitian ini adalah: 1.) Dengan adanya Program Bimbingan dan Konseling Islami membuat siswa mampu mengelola emosi diri dengan baik; 2.) Implemantasi Program Bimbingan dan Konseling Islami di MI Negeri Jetis sukoharjo cukup efektif meningkatkan kecerdasan emosi siswa; 3.) Efektivitas penerapan program Bimbingan dan Konseling Islami di MI Negeri Jetis mempunyai implikasi pada manajemen di Madrasah yang mencakup: kebijakan madrasah, peran Kepala Madrasah, Profesionalitas guru kelas dan guru bidang studi, pendayagunaan lingkungan dan sumber daya masyarakat, dan kesiapan siswa dalam belajar.

(7)

ABSTRACT

Implementation of Islamic Guidance Counseling To Improve Emotional Intelligence And Implication on Madrasah Management (Case Study in Class V MI Negeri Jetis 2012/2013). Qomar Syaeful thesis. NIM O 100 110 018. Master of Islamic Education Department. Graduate Program, Muhammadiyah University of Surakarta. In 2013.

As a formal educational institution, the school is responsible for educating and preparing students to successfully adjust to society and is able to solve various problems. However, in some schools in case of problems in many learning activities that appear like; differences in the speed of the individual to accept the lesson, often fighting, there are smart, some are gifted in certain areas, and so forth. These differences often cause a lot of problems both for the students themselves and the environment (Surya, 1998: 15). At the Madrasah Ibtidaiyah Negeri Jetis Sukoharjo is found some cases students there are the students who have low emotional intelligence, children's emotional expression is raised by way of anger, anxiety, or fear and is not able to hold their temper. Islamic Guiding and Counseling is one of the solutions at enhancing the emotional intelligence of students at MI Negeri Jetis Sukoharjo

The purposes of this study are to: 1.) Knowing the emotional intelligence profiles of students in class V MI Negeri Jetis Sukoharjo, in year 2012/2013; 2.) Knowing Islamic Guiding and Counseling Program Implementation to improve intelligence emotional class V MI Negeri Jetis Sukoharjo, in year 2012 / 2013; 3.) Knowing the implications of the implementation of Islamic Guiding and Counseling Program in Madrasah Management at the MI Negeri Jetis, Sukoharjo, in year 2012/2013

The results of this study are: 1.) With the Islamic Guiding and Counseling Program makes students able to properly manage one's emotions; 2.) Implemantation Islamic Guiding and Counseling Program at MI Negeri Jetis sukoharjo quite effectively enhance students' emotional intelligence; 3.) Effectiveness application of Islamic Guiding and Counseling program at MI Negeri Jetis have implications on the management of the Madrasah that includes: the madrasah policy, the role of Principals, classroom teacher and subject teachers professionalism, utilization of community resources and the environment, and

the readiness of students to learn.

(8)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan berfungsi menyiapkan para peserta didik untuk kehidupannya pada masa sekarang dan yang akan datang. Kehidupan sebagai individu yang utuh dan mandiri, memiliki kemampuan kemasyarakatan, kemampuan untuk melanjutkan studi pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan seterusnya. Karena tingkat kemajuan masyarakat yang semakin tinggi dan kompleks (Sukmadinata, 2007:8).

Pendidikan bukan hanya soal kemajuan otak ataupun pengetahuan kognitif. Pendidikan di Indonesia bertujuan juga untuk mengembangkan pribadi anak didik agar menjadi manusia yang utuh dengan segala nilai dan kepribadiannya. Oleh karena itu, pendidikan nilai, pendidikan moral, religius, akhlak, emosi dan lain-lain perlu diperhatikan. Banyaknya anak lulus sekolah, tetapi emosinya tidak tertata atau malah masih mudah frustasi dan tidak mandiri, menujukkan perlunya pendidikan nilai (Drost, 2006:xii).

Sebagai suatu lembaga pendidikan formal, sekolah bertanggungjawab untuk mendidik dan menyiapkan siswa agar berhasil menyesuaikan diri di masyarakat dan mampu memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya. Kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu di antara kegiatan yang diberikan oleh sekolah. Namun, sesungguhnya kegiatan itu saja belum cukup memadai dan menyiapkan siswa untuk terjun ke masyarakat dengan berhasil. Oleh karena itu, sekolah hendaknya memberikan bantuan secara pribadi kepada siswa agar mampu memecahkan masalah yang dihadapinya.

(9)

2

Perbedaan-perbedaan ini sering kali banyak menimbulkan masalah-masalah baik bagi siswa itu sendiri maupun lingkungan (Surya, 1998: 15).

Nana Syaodih Sukmadinata (2007:87) mengemukakan bahwa banyak siswa yang bermasalah di sekolah, bukan karena bodoh, nakal, atau sengaja melakukannya. Mereka bermasalah karena tidak tahu, bingung, atau salah dalam mempersepsi, memilih dan melakukan sesuatu. Mereka membutuhkan layanan dan bimbingan konseling untuk mencegah dan mengatasi kesalahan-kesalahan yang dilakukannya.

Banyak ditemukan dalam beberapa tayangan berita di televisi maupun media kumunikasi lainnya tentang permasalahan-permasalahan yang dilakukan oleh pelajar pada akhir-akhir ini. Banyaknya tuntutan yang harus dipenuhi oleh pelajar pada masa sekarang, memacu timbulnya kesulitan-kesulitan emosi pada diri pelajar. Salah satu kesulitan emosi yang terjadi saat ini adalah kurang mampu memposisikan emosi sesuai dengan waktu yang tepat dalam mengungkapkan reaksi emosi.

Pada beberapa kasus yang di temukan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Jetis, Sukoharjo, ekspresi emosi anak dimunculkan dengan cara marah,gelisah, atau takut dan tidak mampu menahan emosinya tersebut. Pola ekspresi emosi yang berlebihan membuat anak dijauhi oleh teman sebayanya dan dalam waktu yang bersamaan kematangan emosi anak akan semakin terhambat. Kecenderungan anak mengekspresikan perilaku yang berlebihan timbul akibat hal yang sederhana. Seperti pada saat istirahat, yang terlihat siswa-siswi sedang bermain bersama tiba-tiba saling mengejek atau hanya tersenggol oleh teman.

(10)

3

ekonomi yang tidak memadai (Susanthi, 2008:3). Selain itu kesibukan orang tua yang menyebabkan intensitas pertemuan anak orang tua terbatas.

Layanan bimbingan dan Konseling Islami merupakan salah satu aspek dari program pendidikan yang berfungsi mengarahkan peserta didik untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang dihadapi saat ini serta dapat merencanakan masa depannya sesuai dengan minat, kemampuan dan kebutuhan sosial (Sukmadinata, 2007:7). Fungsi layanan bimbingan dan konseling Islami dalam hal ini adalah sebagi fasilitator dalam perkembangan seluruh aspek peserta didik baik pribadi, psikolog, maupun sosialnya termasuk tiga pilar dalam pendidikan yang harus teroptimalkan adalah kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual.

Layanan Bimbingan dan Konseling Islami di MI Negeri Jetis Sukoharjo adalah layanan yang berpegang pada nilai-nilai agama. Agama memberikan dasar dan pegangan bagi pengendalian hawa nafsu yang merupakan sumber dari segala permasalahan yang dihadapi manusia terutama anak-anak. Agama juga memberikan dasar-dasar dan pegangan dalam membina hubungan antar manusia. Di samping itu contoh dan teladan dari orang tua atau orang yang lebih tua sangat diperlukan dalam bimbingan dan Konseling Islami.

Hal ini mendorong penulis untuk meneliti Implementasi Bimbingan Konseling Islami untuk Meningkatkan kecerdasan emosi dan implikasinya

terhadap manajemen Madrasah( Studi Kasus di kelas V MI Negeri Jetis,

Sukoharjo Tahun 2012/2013 .

B. Identifikasi Masalah

Dilihat dari latar belakang permasalahan di atas, ada beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi, yang antara lain sebagai berikut:

(11)

4

2. Bagaimana Implementasi Program Bimbingan Konseling Islami untuk meningkatkan kecerdasan emosi di MI Negeri Jetis Sukoharjo tahun pelajaran 2012/2012?.

3. Apa Implikasi dari Implementasi Program Bimbingan Konseling Islami pada manajemen Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Negeri Jetis Sukoharjo tahun pelajaran 2012/2013?

C. Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini secara lebih spesifik dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana profil kecerdasan emosional subyek penelitian kelas V MI Negeri Jetis Sukoharjo tahun pelajaran 2012/2013?

2. Bagaimana Implementasi Program Bimbingan Konseling Islami untuk meningkatkan kecerdasan emosi di MI Negeri Jetis Sukoharjo tahun pelajaran 2012/2012?

3. Apa Implikasi dari Implementasi Program Bimbingan Konseling Islami pada manajemen Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Negeri Jetis Sukoharjo tahun pelajaran 2012/2013?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan:

1. Untuk mengetahui profil kecerdasan emosi siswa kelas V MI Negeri Jetis Sukoharjo tahun pelajaran 2012/2013.

2. Untuk mengetahui Implementasi Program Bimbingan Konseling Islami untuk meningkatkan kecerdasan emosi di kelas V MI Negeri Jetis Sukoharjo tahun pelajaran 2012/2013.

(12)

5

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang bisa diperoleh dari hasil atau temuan penelitian ini berupa manfaat teoritis maupun praktis, sebagai berikut :

1. Hasil atau temuan penelitian diharapkan bisa menjadi wacana dan wawasan keilmuan tentang Program Bimbingan Konseling Islami.

2. Bagi guru dan civitas akademika bisa mengetahui hasil penelitian sehingga bisa menjadi motivasi dalam menangani siswa bermasalah dengan Bimbingan Konseling Islami.

3. Memberikan kontribusi positif berupa informasi ilmiah untuk menyempurnakan Implementasi program bimbingan konseling Islami.

F. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu

(13)

6

BAB II

. IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI DAN IMPLIKASI TEHADAP MANAJEMEN

MADRASAH

A. Implementasi Program Bimbingan dan Konseling

Sukmadinata (2007:144) mengemukakan bahwa Implementasi program adalah langkah melaksanakan semua jenis layanan dan kegiatan yang sudah dirancang. Dalam implementasi program bimbingan dan konseling, para konselor dan guru pembimbing memegang peranan yang sangat penting, mereka merupakan ujung tombak pelaksana program. Pemberian layanan bimbingan konseling membutuhkan kerja sama, kekompakan, saling pengertian, saling membantu, dan saling menunjang di antara para pelaksananya. Meskipun sesuatu layanan mungkin menjadi tugas dan rencana dari konselor atau guru pembimbing, tetapi dengan pelaksanaannya sering kali menuntut partisipasi dan bantuan dari para pelakasana pendidikan lainya.

B. Karakteristik Bimbingan konseling Islami

Amin ( 2010:23) mengemukakan bimbingan konseling Islami adalah proses pemberian bantuan terarah, kontinu dan sistimatis kepada setiap individu agar ia dapat mengembangkan potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam Al u a da hadits ‘osulullah “AW kedala di i ya, sehi gga ia dapat hidup sela as da sesuai de ga tu tu a Al Qu a da hadits, se ta i di idu ya g

mengalami penyimpangan dalam perkembangan fitrah beragama yang dimiliki. “e e ta a itu, Mu a a ah da Hidayah : e ge ukaka ilai i i ga ya g dapat dite apka dala aja a Al Qu a dapat digu aka

pembimbing untuk membantu siterbimbing menentukan pilihan perubahan tingkah laku positif. Prilaku bermasalah dapat dikonselingkan dengan berbasis Al

(14)

7

Qu a , dala e gkoseli g klie ilai aga a ya g di a a ya dapat digu aka

sebagai motivasi untuk perubahan tingkah lakunya. C. Kecerdasan Emosi

Pada dasarnya emosi adalah dorongan untuk bertindak, rencana seketika untuk mengatasi masalah yang ditanamkan secara berangsur-angsur yang terkait dengan pengalaman dari waktu ke waktu. Kata emosi berawala dari bahasa latin yaitu movere yang berarti bergerak atau menggerakan dan menjauh. Merujuk pada perasaan dan pikiran yang khas, suatu rangkaian kecenderungan untuk bertindak, rencana seketika untuk mengatasi masalah yang telah ditanamkan secara berangsur-angsur oleh evolusi (Goleman, 2007:6-7). Emosi tidak selalu menunjukan perilaku yang cenderung negative, emosi juga menunjukan perilaku yang positif. Emosi dapat dikendalikan, tergantung pada nuansa kehidupan individu yang bersangkutan.

D. Implementasi Program Bimbingan Konseling Islam untuk meningkatkan

kecerdasan emosi

Program Bimbingan konseling islami untuk meningkatkan kecedasan emosional anak-anak adalah sebuah program bimbingan dan konseling yang dirancang sedemikian baik untuk meningkatkan aspek emosi anak dalam rangka memberikan rangsangan kepada siswa- siswi untuk mencapai tugas perkembangan secara optimal.

Adapun tujuan dari program bimbingan dan konseling untuk meningkatkan kecerdasan emosional adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut : a. Mengenali berbagai bentuk emosi yang ada pada individu.

b. Mengungkapkan dan mengelola emosi yang terungkap melalui keselarasan antara emosi diri dan lingkungannya

(15)

8

Program bimbingan dan konseling yang baik adalah program yang terdiri dari empat komponen, yaitu (1) Layanan Dasar Bimbingan, (2) Layanan Responsif, (3) Sistem Perencanaan Individual, dan (4) Layanan Dukungan Sistem E. Manajemen Pendidikan

Manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi dengan melakukan kegiatan dari empat fungsi utama yaitu merencanakan (planning), mengorganisasi (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling).

F. Implikasi Program Bimbingan dan Konseling Islami Pada Manajemen

Pendidikan

Bimbingan konseling dapat dikatakan berjalan dengan baik, jika proses pendidikan berlangsung secara menarik dan menantang, sehingga siswa dapat belajar sebanyak mungkin melalui proses belajar yang berkelanjutan. Untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu dan efisien perlu disusun dan dilaksanakan program-program pendidikan yang mampu membelajarkan peserta didik secara berkelanjutan, karena dengan kualitas pendidikan yang optimal, diharapkan akan tercapai keunggulan sumber daya manusia yang dapat menguasai pengetahuan, keterampilan dan keahlian sesuai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang (Toha, 2008:1).

(16)

9

Penerapan program Bimbingan dan Konseling Islami mempunyai berbagai implikasi pada manajemen pendidikan di Madrasah yang mencakup: Kebijakan madrasah, peran Kepala Madrasah, Profesionalitas guru kelas dan guru bidang studi, pendayagunaan lingkungan dan sumber daya masyarakat, dan kesiapan siswa dalam belajar.

G. Kerangka Pemikiran

Program Bimbingan dan konseling Islami untuk meningkatkan kecerdasan emosional anak-anak adalah sebuah program Bimbingan dan Konseling Islami yang dirancang sedemikian baik untuk meningkatkan emosi anak dalam rangka memberikan rangsangan kepada siswa-siswi untuk mencapai tugas perkembangan secara optimal.

Adapun tujuan dari implementasi program Bimbingan dan Konseling Islami untuk meningkatkan kecerdasan emosi adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Mengenali berbagai bentuk emosi yang ada pada individu

2. Mengungkapkan dan mengelola emosi yang terungkap melalui keselarasan antara emosi diri dan lingkungannya.

3. Bersikap produktif dan efektif dalam menyelesaikan permaasalahan emosi

4. Memiliki sensitifitas terhadap emosi orang lain 5. Diterima dan disukai oleh teman dan lingkungan

(17)

10

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalan metode studi kasus, dengan tujuan mengungkap berbagai permasalahan yang terjadi pada siswa kelas 5 yang memiliki kecerdasan emosional yang rendah. Studi kasus ini juga menggambarkan keadaan yang sesungguhnya pada waktu sekarang, sehingga dapat dijadikan penyelidikan seterusnya terhadapa kasus tersebut.

Pendekatan yang digunakan dalam peneilitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan tujuan memperoleh gambaran faktual tentang keadaan subyek penelitian di lapangan tanpa melalui uji statistik. Dalam penelitaian ini data diperoleh melalui observasi dan wawancara.

B. Lokasi dan Subyek Penelitian

Penelitian ini berlokasi di MI Negeri Jetis Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo. Pertimbangan pengambilan subyek penelitian yang sangat terbatas didasarkan atas tujuan penelitian yang hanya mengungkap kasus siswa kelas 5 yang memiliki kecerdeasan emosional rendah, sehungga dihasilkan implementasi program bimbingan dan konseling Islami untuk meningkatkan kecerdasan emoisonal siswwa tersebut.

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Program merupakan seperangkat kegiatan atau aktivitas yang dirancang untuk mencapai tujuan. Sedangkan kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our

emotional life with intelligence), menjaga keselarasan emosi dan pengungkapan-nya

(the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran

diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial

Program Bimbingan konseling Islami untuk meningkatkan kecedasan emosional anak-anak adalah sebuah program bimbingan dan konseling yang

(18)

11

dirancang sedemikian baik untuk meningkatkan aspek emosi anak dalam rangka memberikan rangsangan kepada siswa- siswi untuk mencapai tugas perkembangan secara optimal.

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan dilakukan secara sistimatis dengan proesdura terstandar dan data yang dikumpulkan tersebut harus sesuai dengan masalah yang akan diteliti. Metode-metode yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi.

E. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian ini berupa pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada sumber data yang telah ditunjuk yaitu kepala Sekolah, Guru BK dan siswa kelas 5 MIN Jetis Sukoharjo yang dijadikan subyek penelitian

F. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, selajutnya dianalisis data. Adapun teknik yang digu aka adalah a alisis kualitatif, yaitu data ya g diga a ka de ga kata

-kata atau kalimat yang dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesi pula A iku to, : de ga tiga la gkah : ‘eduksi data Data

Reduction), (2) Penyajian data (data display), (3) penarikan kesimpulan (verification). Ketiga langkah tersebut bersifat interaktif. Pada tahap reduksi data akan dilakukan kategorisasi dan pengelompokan data yang lebih penting, yang bermakna, dan yang relevan dengan tujuan penelitian, sehinggakesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Terakhir, pada tahap penarikan kesimpulan akan dilakukan pengujian kridibilitas, transferabilitas, dan reliabilitas. Jadi , penelitian ini dianaliais secara deskriptif analitik, denagn cara berpikir deduktif da ko pa atif. Ca a e piki deduktif adalah a a e piki de ga

deduksi berangkat dari pengetahuan yang sifatnya umum dan bertitik tolak pada pe getahua u u itu he dak e ilai suatu kejadia khusus Hadi, : .

(19)

12

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Situasi Umum Tentang MI Negeri Jetis Sukoharjo

Sejarah singkat berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Jetis Sukoharjo yang bernomor statistik 111331104078 terletak di Kelurahan Jetis, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo yang berstatus Negeri dengan Surat Keputusan SK NO. 224 tanggal 25–10–1993 oleh Menteri Agama, pada mulanya adalah filial dari Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Sukoharjo yang berdiri pada tahu ya g e a a Ma a ul Ulu da e alih a a “ekolah ‘akyat

Islam Negeri (SRIN) dan akhirnya bernama Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Sukoharjo, yang sekarang beralamat di Jl. Seram No. 02 Sukoharjo Telp. (0271) 592103.

Pada tahun 1993 Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Sukoharjo yang berlokasi di jetis tersebut oleh pemerintah dirasa sudah memenuhi syarat untuk berdiri sendiri, maka dikeluarkan SK No. 224 tahun 1993 dan resmi Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Jetis Sukoharjo berdiri.

Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Jetis Sukoharjo Tahun Pelajaran 2012/2013, mempuyai siswa keseluruhan berjumlah 1032 siswa yang terdiri dari 485 siswa laki-laki dan 547 siswa perempuan. Adapun agama yang dianut adalah se ua ya e aga a Isla .

B. Hasil Penelitian

Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling Islami untuk meningkatkan kecerdasan emosi dan peluang belajar yang dapat diarahkan dan dibimbing langsung oleh guru BK sudah cukup baik. Guru BK mengetahui bahwa kondisi emosi negatif banyak memberikan dampak tidak baik untuk aspek yang erat kaitanya dengan berhubungan dengan orang lain dan temperament peserta didik itu sendiri. Dengan memandang bahwa peluang besar dari kecerdasan emosional ini untuk dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar.

(20)

13

Saat mengahadapi kasus yang berkaitan dengan emosi peserta didik (seperti pertengkaran atau masalah yang membuat hati yang tidak baik dan peserta didik saat belajar di sekolah), guru BK dapat mengarahkan secara individual mengenai pentingnya mengendalikan diri saat konflik berlangsung. Bimbingan keseluruhan yang diberikan guru BK berupa tindakan umum seperti memisahkan dan menyelesaikan permasalahan dengan kepala dingin dan diakhiri dengan saling memaafkan antar peserta didik yang mengalami tindakan yang tidak wajar dari perasaan negatif tersebut. Kemudian Guru BK mengarahkan kepada siswa akan pelajaran positif dari konflik yang dialami peserta didik supaya dapat merubah tindakan yang tidak wajar.

Layanan responsif dari guru BK ini mengacu pada tindakan tepat dalam mengatasi masalah siswa. Hal ini sesuai dengan arahan bimbingan seperti Sunnah Rosulullah saw saat merasakan amarah dengan rangkaian dari posisi berdiri ke posisi duduk, lalu berwudlu, mengaji, dzikir, atau pun sholat. Hal ini dilakukan tidak hanya berupa ceramah umum tetapi benar-benar dilakukan saat terjadi konflik emosi antar peserta didik.

C. Pembahasan

Subjek penelitian dalam penelitian ini memiliki tingkat kesadaran diri yang sangat baik, terlihat dalam kemampuan dalam mengungkapkan jenis emosi pada saat terjadi konflik antar subjek. Subjek mampu menyebutkan jenis emosi dan menyadari tindakan-tindakan yang dilakukan atas unsure emosi yang dirasakan berkembang dengan baik.

(21)

14

intelektual. Apabila kondisi emosinya terganggu, maka kemampuan untuk berpikir menggunakan kemampuan intelektual pun terlambat.

Subjek penelitian mampu menyebutkan perasaan mereka, dengan tegas dan mengungkapkan faktor utama dari penyebab perasaan itu timbul. Hal ini sejalan dengan definisi kecerdasan emosional dari Cooper dan Awaf (Helma, 2001 :42) yang mengatakan bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan merasakan, memahami, dan secara selektif melakukan tindakan atas emosinya tersebut.

Mencermati karekteristik bimbingan dan konseling Islami di MI Negeri Jetis, Sukoharjo, tergambar bahwa intervensi layanan bimbingan di MI Negeri Jetis lebih banyak dilakukan melalui orang-orang yang berarti dalam kehidupan anak seperti orang tua dan guru (dalam Dikmeyer dan Caldwell, 1970 : 4-5). Kerjasama guru dengan orang tua akan berpengaruh terhadap keberhasilan anak. Oleh karena itu guru Bimbingan dan Konseling di SD/MI memiliki peran strategis dalam pemberian kegiatan bimbingan yang mengarahkan peserta didiknya untuk dapat memiliki kecerdasan emosi yang baik.

Dalam kegiatan yang dapat menunjang kecerdasan emosi ini, fokus bimbingan di SD/MI lebih menekankan kepada pengembangan pemahaman diri, pemecahan masalah, dan kemampuan berhubungan secara efektif dengan orang lain. Yaitu peserta didik mampu mengelola emosi dengan baik saat mengalami kondisi negatif, peserta didik mampu memahami perasaan orang lain saat mengeksprsikan emosi yang dirasakan, serta peserta didk pun mampu untuk membina kembali hubungan bersama teman sebaya sesudah mengalami kondisi emosi negatif tersebut.

(22)

15

D. Analisis Hasil Penelitian

Secara umum seperti telah disebutkan di atas, prinsip-prinsip manajemen meliputi perencanaan (planing), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading), dan pengawasan (controlling). Prinsip-prinsip manajemen d iatas secara terintegrasi dalam pelayanan bimbingan dan konseling akan berkenaan dengan bagaimana secara umum pelayanan bimbingan dan konseling itu dikelola.

Pertama, perencanaan (planing). Perencanaan dalam bimbingan dan konselnng akan sangat menentukan proses dan hasil pelayanan bimbingan dan konseling itu sendiri. Pelayanan bimbingan dan konseling sebagai suatu proses kegiatan, membutuhkan perencanaan yang matang dan sistematis dimulai dari penyusunan program hinngga pelaksanaannya. Agar pelayanan bimbingan dan konseling memperoleh hasil sesuai tujuan yang telah dirumuskan, maka harus dilakukan perencanaan. Di MI Negeri Jetis fungsi ini dilaksanakan oleh koordinator BK dan dibantu oleh wali kelas.

Kedua, pengorganisasian (organizing). Pengorganisasian dalam pelayanan bimbingan dan konseling berkenaan dengan bagaimana pelayanan bimbinngan dan konseling dikelola dan diorganisasi. Pengelolaan dan pengorganisasian pelayanan bimbingan dan konseling berkaitan dengan model atau pola yang dianut oleh suatu sekolah dan madrsah. Apabila di sekolah dan di madrasah yang bersangkutan memiliki banyak tenaga bimbingan, maka harus disusun organisasi pelayanan BK tersendiri yang terdiri atas koordinator, anggota, dan staf administrasi palayanan BK, fungsi ini dilaksanakan oleh kepala sekolah dan koordinator layanan BK (apabila sekolah dan madrasah memiliki banyak petugas bimbingan). Namun, yang terdapat di MIN Jetis hanya ada 1 (satu) Guru BK dan menangani lebih dari 1000 siswa sehingga pengorganisasian dalam pelayanan bimbingan dan konseling masih kurang maksimal.

(23)

16

telah disebutkan dalam penyusunan program BK di atas. Guru BK akan memerlukan orang lain dalam memberikan pelayanan BK. Dengan kata lain, pelayanan BK disekolah dan di madrasah melibatkan banyak orang. Untuk itu harus disusun para personalia atau oarng-orang yang terlibat dalam layanan agar pelaksanaanya afektif dan efisien pula. Namun pembagian tugas pelayanan antara wali kelas dengan guru BK masih kurang terkoordinasi. Hal ini terlihat ketika ada siswa bermasalah secara bersamaan, tidak cepat langsung ditangani, Karena hanya 1 (satu) orang guru BK dan lokasi yang terpisah (kelas 1, 2, dan 6 di Jl. Brigen Katamso sedang kelas 3, 4, dan 5 berada di Jl. Diponegoro, Joho).

Keempat, pengarahan dan kepemimpinan (leading). Prinsip ini berkenaan dengan bagaimana mengarahkan dan memimpin para personalia layanan bimbingan dan konseling, sehingga mereka bekerja sesuai dengan job atau bidang tugasnya masing-masing. Pengarahan dan kepemimpinan diperlukan agar aktivitas pelayanan bimbingan dan konseling terarah pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi ini dilaksanakan oleh kepala madrasah karena hanya memiliki satu orang guru BK.

Kelima, pengawasan (controling). dalam pelayanan konseling berkenaan dengan bagaimana melakukan pengawasan dan penilaian terhadap kegiatan bimbingan dan konseling mulai dari penyusunan rencana program hingga pelaksanaannya. Pengawasan penting dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling agar tidak dapat terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaannya. Iimplementasi program dalam bentuk aktivitas-aktivitas layanan BK pu perlu pengawasan dan penilaian atau evaluasi agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaanya dan dapat diketahui pencapaian hasil-hasilnya. Fungsi ini dilaksanakan oleh kepala madrasah dan belum maksimal Karena kesibukan aktifitas kepala madrasah.

(24)

17

BAB V

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan analisis yang telah dilakukan, maka diperoleh butir-butir kesimpulan sebagai berikut :

1. Sebagian subjek penelitian pada awalnya (sebelum ada program Bimbingan dan Konseling Islami) belum mampu mengelola emosi yang dialami untuk bertindak secara tepat dan positif pada saat mengalami kondisi emosi negatif. Setelah adanya program Bimbingan dan Konseling Islami sebagian besar subjek mampu mengelola emosi yang dialami untuk bertindak secara tepat dan positif pada saat mengalami kondisi emosi negative. Dengan adanya bimbingan subyek emiliki ketrampilan khusus untuk bertindak secara positif sehingga tindakan tersebut tidak menimbulkan permasalahan baru dari solusi yang dipilih.

2. Implementasi bimbingan konseling Islami untuk menigkatkan kecerdasan emosional bagi para peserta didik di MI Negeri Jetis, menyangkut aspek yang berkaitan dengan interaksi dalam hubungan sesama teman dan dilaksanakan secara berkesinambungan. Di samping itu, Terdapat empat jenis layanan bimbingan dan konseling Islami yang dirancang dalam penelitian ini, yaitu layanan dasar, layanan responsif, layanan perencanaan individual, dan dukungan system. Dimana layanan tersebut tergabung dalam program layanan bimbingan dan konseling untuk meningkatkan kecerdasan emosional peserta didik MI Negeri Jetis, Sukoharjo.

3. Efektivitas penerapan program Bimbingan dan Konseling Islami di MI Negeri Jetis mempunyai implikasi pada manajemen di Madrasah yang mencakup: kebijakan madrasah, peran Kepala Madrasah, Profesionalitas guru kelas dan guru bidang studi, pendayagunaan

(25)

18

lingkungan dan sumber daya masyarakat, dan kesiapan siswa dalam belajar

B. Keterbatasan

Dalam penelitian ini ada terdapat keterbatasan yang perlu dikemukakan yaitu Penelitian ini hanya dilakukan pada satu kelas saja yaitu kelas 5 MI Negeri Jetis Sukoharjo, sehingga hasil penelitian belum dapat digeneralisasikan untuk ruang lingkup yang lebih luas

C. Saran

Berpijak pada hasil penelitian dan simpulan di atas, diajukan beberapa saran, yaitu:

1. Perlu dikembangkan program bimbingan dan konseling Islami yang lebih menekankan pada kecerdasan emosional siswa. Dalam hal ini bimbingan dan bantuan dari orang-orang terdekat dan para ahli konseling dapat membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah-masalah perkembangan dan emosi.

2. Sikap dan kebiasaan yang dilakukan oleh orang tua kepada anak, memberikan warna hidup yang begitu kuat pada perkembangan anak tersebut. Oleh karena itu, sikap serta kebiasaan dari orang tua pada saat di rumah seharusnya dicerminkan dalam bentuk yang sebaik-baiknya di hadapan anak-anaknya. Kecerdasan emosi anak pasti merupakan cerminan dari kecerdasan emosi orang tua juga. Orang tua harus memiliki pengetahuan akan tahapan dari kecerdasan emosi yang dialami anak-anaknya. Karena kecerdasan emosi ini belum memiliki tingkat penilaian secara kuantitantif yang mampu menggambarkan tingkat pencapaian kecerdasan emosi

(26)

19

DAFTAR PUSTAKA

Al Qu a da terjemahan

Aluede, Oyaziwo. 2007, The Infleunce of Personal Characteristics on

Se ondary S hool Tea hers’ Beliefs A out S hool Gidan e And

Counselling Programs. International Journal, China: Ambrose Alli University.

Amin, Samsul Munir, 2010, Bimbingan dan konseling Islam, Jakarta : Amzah Arikunto, Suharsimi, 2001, Prosedu rpenelitian Suatu pendekatan praktek,

Jakarta: Rineka Cipta

Aziz, Mukmin, 2009, Penerapan Bimbingan Konseling Islami(Studi Kasus di Madrasah Aliyah Keagamaan Al Irsyad Tengaran). Skripsi Tidak diterbitkan UMS

Danim, Sudarwan, 2003, Agenda Pembaruan Sistem Pendidikan,Yogjakarta: Pustaka Pelajar.

Bakran, Hamdani. 2002, Psikoterapi dan Konseling Islam: Penerapan Metode Su-fistik, Editor Ahmad Horma Permata, Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru.

Dickmeyer dan Caldwell. 1970, Group Conseling: Theory and Practice, Illionis: EE. Peacoeck Publishing.

Faqih, Ainur Rahim 2001, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, Jogjakarta: UII Press.

Geldard, Katherny dan David Geldard, 2004,Membantu memecahkan masalah orang lain dengan tehnik konseling, Jogjakarta: Pustaka Pelajar.

Ghaffar, 1989, Perencanaan Pendidikan Teori dan Metodologi, Jakarta, P2LPTK.

Goleman, D. 2007, Emotional Intelligence, (Alih Bahasa oleh T. Hermaya), Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Gottman, J. dan De Claire. 2005, Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Haironi, Adi.2011, Penerapan Bimbingan Konseling Islam di Pondok Pesantren Imam Bukhari Karanganyar Tahun ajaran 2010/2011, Surakarta:UMS, Skripsi, tidak diterbitkan.

Haring, M.., 2007, Conseling Strategies That Work: Evidene-Based Interventions for School Counselors. International Journal, USA: University of Benin.

Hasan, M Iqbal. 2000. Pokok-pokok Materi Statistik 1 :Statistik Deskriptif, Jakarta : Bumi Aksara

Helma, 2001. Pengembangan alat Ukur Kecerdasan Emosi siswa Sekolah Menengah. Bandung: UPI, Prodi BP Fakultas PPS, Tesis, tidak diterbitkan

(27)

20

Hurlock, Elizabeth B. 2004, Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang rentang Kehidupa (alih bahasa Istiwidayanti dan Soedjarwo), Jakarta: Erlangga.

Ingram, Jay. 2011, Emotions, emotional Intelligence and Leadership: A Brief, Pragmatic Perspective, International Journal, USA: Western Kentucky University Bowling Green.

Isnanik, 2012, Pengelolalan Bimbingan dan Konseling berbasis Nilai-nilai Islam di Madrasah Tsanawiyah studi situs MTs N kota Sragen. UMS, Skripsi tidak diterbitkan.

J. Drost, SJ. 2006, Dari KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) sampai MBS (Manajemen Berbasis Sekolah). Kompas.

Lu, Wei Wang, Zhenghong, 2007. Emotional Expressivity, Emotion Regulation, and Mood In College Student, ProQuest Sociology, China: Sxaanxi University.

Marsudi, Saring dkk. 2010, Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah, Jogjakarta : PT Prasetia Widya Pratama

Marzuki, M.M. 2002. MetodologiRiset, Jogjakarta : PT Prasetia Widya Pratama.

Moleong Lexy. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif, edisiRevisi. Bandung. PT RemajaRosdakarya

Mu a a ah, Elfi da ‘ifa Hidayah, , Bimbingan Konseling Islami di Sekolah Dasar, Jakarta, PT Bumi Aksara.

Mudhoffir, 1999, Teknologi Instruksional: Sebagai Landasan Perencanaan dan Penyusunan Program Pengajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E., 2002, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi, dan Implementasi, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.

Muro dan Kattman. 1995, Reading In Group Conseling, Pennsylvania: Internation Text Book.

Natamidjaya, Rochman. 1984, Proses Penyusunan Skala Sikap, Bandung: PPB FIP UPI.

Neviyarni S., 2009, pelayanan Bimbingan dan Konseling berorentasi kholifah fil ardh, Bandung : Alfa Beta

Pascasarjana UMS. 2011. Pedoman Penulisan Tesis. Surakarta. Pascasarjana UMS.

Pranowo, Andar Tri, 2011, Bimbingan Konseling Islami Study kasus di MAN 1 Boyolali Tahun pelajaran 2010/2011. UMS. Skripsi, tidak diterbitkan

Putra, Nusa. 2011. Research and Development, Penelitian dan Pengembangan suatu pengantar. Jakarta:Rajawali Press.

(28)

21

Setiono, K. 1999, Dalam 10 Tahun Yayasan Pendidikan Salman Al Farisi, Bandung: Yayasan Pendidikan Salman Al Farisi.

Sudrajat, 2008, Hukum Kepegawaian di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006, Bimbingan dan konseling dalam

praktek mengembangkan potensi dan kepribadian siswa, Bandung: Maestro

____________, 2007.Metode Penelitian Pendidikan, cet. Ketiga, Bandung:Rosdakarya

Sunarto dan Hartono. 1984, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: Rineka Cipta.

Surya, Muhammad. 1998, Dasar-dasar Penyuluhan (Konseling), Jakarta: Depdiknas, DIroktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Sushanti, Mira Yuliani. Program Bimbingan dan Konseling Untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosional Siswa SD, Skripsi pada jurusan PPB. Tidak Diterbtkan.

Stephanou, Georgia, 2012, Students School Performance in Language and Mathematics: effects of Hope on Attributions, Emosions, and Performance Expectations. International Journal of Psychological Studies, Greece: University of western Macedonia.

Yusuf, LN. Syamsu dan Nurihsan, A. Juntika, 2005, Landasan Bimbingan & Konseling, Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Tanzeh, Ahmad. 2011. Metodologi Penelitian Praktis. Cetakan 1. Yogyakarta, percetakanTeras

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sesuai dengan penelitian yang mengatakan hasil pada pasien stroke yang diberikan 500 atau 2000 mg /dosis sitikoline pada fase trial 24 jam kemudian

Oleh yang demikian, guru besar sebagai pemimpin utama di sekolah rendah perlu memainakan peranan penting dalam mendepani segala cabaran bersama kerjasama yang erat daripada

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas selesainya penyusunan materi pelatihan kepala sekolah dan pengawas sekolah dalam pelaksanaan Kurikulum

Adapun Karya Tulis Ilmiah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan ujian akhir program kompetensi bidan di Program studi Diploma IV Bidan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 9 orang (28.1%) pengidap asma yang tidak terkontrol sesuai dengan skor ACT ( 19) dan 23 orang (71,9%) subyek yang terkontrol

Perlu bimbingan 4 3 2 1 Pengetahuan tentang informasi penting yang terdapat dalam teks nonfiksi Teks memuat informasi- informasi yang detail dan sangat mendukung

Andai para Ulama – yang diikuti fatwa-fatwanya oleh para pemimpin dan menjadi sumber keputusan pengadilan – bersikap simpati (kasihan) terhadap nama baik Islam; mereka pasti akan

Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi requirement yang dibutuhkan terhadap sistem SAP dengan mengacu pada fungsi-fungsi yang ditawarkan oleh SAP dalam mendukung proses