• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 2 Juli 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 2 Juli 2017"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA KELUARGA YANG MEMPUNYAI BALITA DI DSN. I DS. BANDAR

SETIA KEC. PERCUT SEI TUAN KAB. DELI SERDANG AMINAH LUBIS

STIKES WIDYA HUSADA ABSTRACT

Diarrhea is still a major health problem in children under five, especially in developing countries like Indonesia. World Health Organization (WHO), 76% of diarrhea deaths occur in infants, 15.5% of deaths in infants. The purpose of this research is to know the environmental factors with the incidence of diarrhea in the family who have a toddler in Dusun I Village Badar Setia Percut Sei Tuan District Deli Serdang Regency in 2017. This type of research is explanatory research with cross sectional design and using primary and secondary data with the family population which has toddlers as many as 55 respondents, and entirely used as sample research. Based on the result of research indicate that majority of children without diarrhea are 28 (50,9%), and minority have diarrhea case 27 (49,1%) responder. Based on the environmental factors of the water source, latrines and waste bins are categorized as good (qualified). The result of the research by using chi square test showed that there was a significant correlation between water source with diarrhea occurrence in infants (p value <0,05), there was a significant correlation between latrine and diarrhea occurrence in toddler (p value <0,05) between the trash and the incidence of diarrhea in infants (p value <0.05). It is suggested to the parties / agencies concerned to cooperate with community leaders, RW chairman and RT chairman and health cadres to improve the dissemination of information to the public about the behavior of clean and healthy life, especially about the incidence of diarrhea.

Keywords: Environmental Factor, Diarrhea Occurrence PENDAHULUAN

Diare masih merupakan masalah kesehatan utama pada anak balita, khususnya di Negara berkembang seperti Indonesia. Penyakit diare adalah penyakit yang multifactor, dimana dapat muncul akibat tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang kurang serta akibat kebiasaan atau budaya masyarakat yang salah. Oleh karena itu, keberhasilan menurunkan serangan diare sangat tergantung dari sikap sertiap anggota masyarakat, terutama membudayakan pemakaian oralit dan cairan rumah tangga. (Maryunani, 2010). Upaya pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan berdasarkan Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, pasal 32 menyatakan bahwa upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan diantaranya adalah pencegahan dan penyembuhan terhadap diare. (Marhamah, 2010). Diare menurut World Health Organization (WHO) adalah buang air besar dengan frekuensi lebih sering (lebih dari 3 kali sehari) dan bentuk tinja lebih cair dari biasanya. Menurut Mulyono (2008) penyebab diare pada bayi dan balita dapat dikelompokkan menjadi : infeksi virus (rotavirus (40-60%), bakteri (escheresia coli (20-30%), shigella sp (1-2%)) yang masuk kedalam mulut melalui 4F (food, finger, feces, fly) faktor lingkungan yang kurang bersih (45%) dan alergi makanan (<1%). (Fajar, 2011)

Dalam kasus diare di Indonesia dan Negara-negara berkembang lainnya, masih menghadapi masalah tingginya prevalansi penyakit infeksi terutama yang berkaitan dengan kondisi hygiene sanitasi lingkungan yang belum baik. Salah satu penyakit yang insidennya masih tinggi adalah infeksi diare dimana penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan. Penyakit diare adalah gejala buang air dengan konsistensi feses (tinja) lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja. Ini dapat terjadi lebih dari dua kali sehari dan berlangsung dalam jangka waktu lama tapi kurang dari 14

(2)

hari. Seperti yang kita ketahui pada kondisi normal orang biasanya buang air besar sekali atau dua kali dalam sehari dengan konsistensi feses padat atau keras. (Syahfrina, 2010)

Orang yang mengalami diare biasanya mengalami dehidrasi akibat kekurangan cairan tubuh. Dengan dampak seperti itu tubuh kita akan sangat terasa kekurangan tenaga, merasa letih, kecapean dan lain-lain. Hal ini dapat menyebabkan tubuh kita tidak dapat berfungsi normal dan membawa dampak yang berbahaya, khusunya terhadap anak kecil dan orang yang sudah lanjut usia dengan penurunan tingkat kekuatan tubuh/tenaga semakin berkurang. (Syahfrina, 2010)

Beberapa hasil survei mendapatkan bahwa 76% kematian diare terjadi pada balita, 15,5% kematian pada bayi dan 26,4% kematian pada balita disebabkan oleh penyakit diare murni. Menurut hasil survei rumah tangga pada tahun 1995 didapatkan bahwa setiap tahun terdapat 112.000 kematian pada semua golongan umur, pada balita terjadi kematian 2,5 per 1000 balita. (Fajar, 2011)

Sampah merupakan suatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia atau benda-benda padat yang sudah tidak digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang. Volume timbulan sampah yang dihasilkan dari aktivitas manusia dapat meningkat terus sehingga terjadi penumpukan sampah. Timbulan sampah dapat membusuk bila pengelolalaan masing-masing daerah masih kurang efektif, efisien, dan berwawasan lingkungan. (Wijoyo, 2013)

Keberadaan sampah dapat juga mengganggu kesehatan masyarakat karena sampah merupakan salah satu sumber penularan penyakit. Sampah juga menjadi tempat yang ideal untuk sarang dan tempat berkembangbiaknya vector penyakit. Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan. Dua faktor yang dominan, yaitu sumber air bersih dan pembuangan tinja. Kedua faktor ini akan berinteraksi dengan perilaku manusia. Apabila faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman diare serta berakumulasi dengan perilaku yang tidak sehat pula, yaitu melalui makanan dan minuman, maka dapat menimbulkan kejadian diare. (Wijoyo, 2013)

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai pengaruh faktor lingkungan dengan kejadian diare pada balita yang bermukim disekitar tempat pembuangan sampah di dusun I desa bandar setia kecamatan percut sei tuan kabupaten deli serdang tahun 2017.

Rumusan masalah yang diambil yaitu Apakah ada hubungan faktor lingkungan dengan kejadian diare pada keluarga yang mempunyai balita di Dusun I Desa Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang tahun 2017.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan faktor lingkungan dengan kejadian diare pada keluarga yang mempunyai balita di Dusun I Desa Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang tahun 2017.

Kerangka Konsep

Independen Dependen

Gambar Kerangka Konsep Penelitian METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah bersifat deskripsi analitik yang artinya survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu bisa terjadi. Pendekatan waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional dimana penelitian ini

Kejadian Diare Pada Balita Faktor Lingkungan : 1. Sumber Air 2. Jamban 3. Tempat Sampah

(3)

dengan melakukan pengukuran dan pengamatan pada saat bersamaan (sekali waktu) antara variabel independen dan variabel dependen.

Penelitian ini direncanakan di daerah sekitar tempat pembuangan sampah Dusun I Desa Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga yang memiliki balita yang bermukim disekitar tempat pembuangan sampah di Dusun I Desa Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang tahun 2017.

Sampel adalah bagian dari populasi. Proses pengambilan sampel harus dapat menghasilkan sampel yang akurat dan tepat. Sampel yang tidak akurat dan tidak tepat akan memberikan simpulan yang salah dan menyesatkan.

Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 55 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode angket, yaitu langsung dari hasil wawancara responden yang menjadi sampel menggunakan kuesioner oleh peneliti secara langsung.

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Univariat

Analisis univariat adalah uji statistik yang dipergunakan untuk menganalisis karakteristik responden dalam bentuk tabel frekuensi seperti variabel lingkungan : Sumber air, jamban, dan Tempat sampah terhadap kejadian diare pada balita.

1. Sumber Air

Tabel 1

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sumber Air di Sekitar Tempat Pembuangan Sampah Dusun I Desa Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli serdang Tahun

2017 No Sumber Air f % Jumlah

1 2 Tidak Tercemar Tercemar 32 58,2 23 41,8 Jumlah 55 100

Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa dari 55 responden, mayoritas responden memiliki sumber air yang tidak tercemar sebanyak 32 responden (58,2%), sedangkan minoritas responden memiliki sumber air yang tidak tercemar sebanyak 23 responden (41,8%).

2. Jamban

Tabel 2

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jamban di Sekitar Tempat Pembuangan Sampah Dusun I Desa Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli serdang Tahun 2017 No Jamban f % Jumlah 1 2 Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi Syarat 28 50,9 27 49,1 Jumlah 55 100

(4)

Berdasarkan tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa dari 55 responden, mayoritas responden memiliki jamban yang memenuhi syarat sebanyak 28 responden (50,9%), sedangkan minoritas responden memiliki jamban yang tidak memenuhi syarat sebanyak 27 responden (49,1%).

3. Tempat Sampah

Tabel 3

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tempat Sampah di Sekitar Tempat Pembuangan Sampah Dusun I Desa Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli serdang Tahun

2017 No Sampah Tempat f % Jumlah

1 2 Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi Syarat 29 52,7% 26 47,3% Jumlah 55 100

Berdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa dari 55 responden, mayoritas responden memiliki tempat sampah yang memenuhi syarat sebanyak 29 responden (52,7%), sedangkan minoritas responden memiliki tempat sampah yang tidak memenuhi syarat sebanyak 26 responden (47,3%).

4. Kejadian Diare Pada Balita

Tabel 4

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Diare Pada Balita di Sekitar Tempat Pembuangan Sampah Dusun I Desa Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli

serdang Tahun 2017 No Kejadian Diare Pada Balita f % Jumlah

1 2 Mengalami Diare Tidak Mengalami Diare 27 49,1 28 50,9 Jumlah 55 100

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa dari 55 responden, mayoritas responden tidak mengalami diare sebanyak 28 responden (50,9%), sedangkan minoritas responden yang mengalami diare sebanyak 27 responden (49,1%).

Analisis Bivariat

Analisis bivariat dipergunakan untuk mengetahui variabel sanitasi dasar yang mempengaruhi kejadian diare pada balita di sekitar tempat pembuangan sampah di Dusun I Desa Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang dengan uji chi-square untuk memperlihatkan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.

(5)

1. Pengaruh Sumber Air Terhadap Kejadian Diare Pada Balita Tabel 5

Tabulasi Silang antara Sumber Air terhadap Kejadian Diare pada Balita di Sekitar Tempat Pembuangan Sampah Dusun I Desa Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli

Serdang No. Sumber Air

Kejadian Diare

Mengalami Tidak Total Mengalami f % f % f %

Sig-p 1

2 Tercemar Tidak Tercemar 16 69,6 7 30,4 23 100,0 11 34,4 21 65,6 32 100,0 0,01

Total 27 49,1 28 50,9 55 100,0

Berdasarkan tabel tabulasi silang antara sumber air terhadap kejadian diare pada balita di atas, diketahui bahwa pada responden yang memiliki sumber air tidak tercemar terdapat 32 responden, 11 (34,4%) responden yang mengalami diare, dan 21 (65,6%) yang tidak mengalami kejadian diare. Sedangkan pada responden yang tidak memiliki sumber air yang tercemar terdapat 23 responden, 16 (69,6%) responden yang mengalami kejadian diare dan 7 (30,4%) responden yang tidak mengalami kejadian diare.

Berdasarkan hasil uji chi-square memperlihatkan bahwa nilai signifikan probabilitas sumber air adalah 0,01 atau < nilai sig α = 0,05. Hal ini membuktikan bahwa sumber air mempunyai pengaruh dengan kejadian diare pada balita di sekitar tempat pembuangan sampah.

2. Pengaruh Jamban Terhadap Kejadian Diare Pada Balita Tabel 6

Tabulasi Silang antara Jamban terhadap Kejadian Diare pada Balita di Sekitar Tempat Pembuangan Sampah Dusun I Desa Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli

Serdang No. Jamban

Kejadian Diare

Terjadi Tidak Total Terjadi

f % f % f %

Sig-p 1

2 Tidak Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat 17 63,0 10 37,0 27 100,0 10 35,7 18 64,3 28 100,0 0,04

Total 27 49,1 28 50,9 55 100

Berdasarkan tabel tabulasi silang antara jamban terhadap kejadian diare pada balita di atas, diketahui bahwa pada responden yang memiliki jamban memenuhi syarat terdapat 28 responden,10 (35,7%) responden yang mengalami diare, dan 18 (64,3%) yang tidak mengalami kejadian diare. Sedangkan pada responden yang memiliki jamban tidak yang memenuhi syarat terdapat 27 responden, 17 (63,0%) responden yang mengalami kejadian diare dan10 (37,0%) responden yang tidak mengalami kejadian diare.

Berdasarkan hasil uji chi-square memperlihatkan bahwa nilai signifikan probabilitas jamban adalah 0,04 atau < nilai sig α = 0,05. Hal ini membuktikan bahwa jamban mempunyai pengaruh dengan kejadian diare pada balita di sekitar tempat pembuangan sampah.

(6)

3. Pengaruh Tempat Sampah Terhadap Kejadian Diare Pada Balita Tabel 7

Tabulasi Silang antara Tempat Sampah terhadap Kejadian Diare pada Balita di Sekitar Tempat Pembuangan Sampah Dusun I Desa Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli

Serdang No. Tempat Sampah

Kejadian Diare

Terjadi Tidak Total Terjadi

f % f % f %

Sig-p 1

2 Tidak Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat 10 65,4 9 34,6 26 100,0 17 34,5 19 65,5 29 100,0 0,02

Total 27 49,1 28 50,9 55 100,0

Berdasarkan tabel tabulasi silang antara tempat sampah terhadap kejadian diare pada balita di atas, diketahui bahwa pada responden yang memiliki tempat sampah yang memenuhi syarat terdapat 29 responden, 10 (34,5%) responden yang mengalami kejadian diare, dan 19 (65,5%) yang tidak mengalami kejadian diare. Sedangkan pada responden yang memiliki tempat sampah tidak yang memenuhi syarat terdapat 26 responden, 17 (65,4%) responden yang mengalami kejadian diare dan 9 (34,6%) responden yang tidak mengalami kejadian diare.

Berdasarkan hasil uji chi-square memperlihatkan bahwa nilai signifikan probabilitas jamban adalah 0,02 atau < nilai sig α = 0,05. Hal ini membuktikan bahwa tempat sampah mempunyai pengaruh dengan kejadian diare pada balita di sekitar tempat pembuangan sampah.

Pembahasan

1. Hubungan Sumber Air Terhadap Kejadian Diare pada Balita di Sekitar Tempat Pembuangan Sampah

Berdasarkan hasil penelitian dengan uji chi-square diketahui nilai signifikan probabilitas sumber air adalah 0,01 atau < nilai sig α = 0,05. Hal ini membuktikan bahwa sumber air mempunyai pengaruh terhadap kejadian diare pada balita di sekitar tempat pembuangan sampah.

Menurut Depkes RI (2000) sumber air minum utama merupakan salah satu sarana sanitasi yang tidak kalah pentingnya berkaitan dengan kejadian diare. Sebagian kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui jalur fekar oral. Mereka dapat ditularkan dengan memasukkan kedalam mulut, jari-jari tangan dan makanan yang disiapkan dalam panci yang dicuci dengan air yang tercemar.

Dari penelitian yang dilakukan Marhamah (2014) tentang pengaruh faktor lingkungan dengan kejadian diare pada balita yang bermukim disekitar TPA sampah Medan Marelan disimpulkan bahwa sumber air dengan hasil uji chi square diperoleh nilai p (0,001) mempunyai pengaruh dengan kejadian diare pada balita disekitar tempat pembuangan sampah.

Menurut penulis ada hubungan antara sumber air terhadap kejadian diare pada balita karena sumber air minum yang baik akan menjaga seseorang dari serangan berbagai penyakit khususnya penyakit diare.

2. Hubungan Jamban Terhadap Kejadian Diare pada Balita di Sekitar Tempat Pembuangan Sampah

Berdasarkan hasil penelitian dengan uji chi-square diketahui nilai signifikan probabilitas jamban adalah 0,04 atau < nilai sig α = 0,05. Hal ini membuktikan bahwa jamban mempunyai pengaruh terhadap kejadian diare pada balita di sekitar tempat pembuangan sampah.

(7)

Dari penelitian yang dilakukan oleh Anjar (2009), selain sumber air minum, jenis jamban juga merupakan sarana sanitasi yang berkaitan dengan kejadian diare. Jenis tempat pembuangan tinja yang tidak saniter akan memperpendek rantai penularan penyakit diare. Dari hasil uji bivariat didapatkan nilai p = 0,001 (p < 0,05), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara jenis tempat pembuangan tinja dengan kejadian diare pada anak balita di Desa Blimbing Kec. Sambirejo Sragen.

Menurut asumsi penelitian ada hubungan antara jenis jamban terhadap kejadian diare pada balita karena jenis jamban yang memenuhi syarat akan menjaga seseorang dari serangan berbagai penyakit khususnya penyakit diare.

3. Hubungan Tempat Sampah Terhadap Kejadian Diare pada Balita di Sekitar Tempat Pembuangan Sampah

Berdasarkan hasil penelitian dengan uji chi-square diketahui nilai signifikan probabilitas jamban adalah 0,02 atau < nilai sig α = 0,05. Hal ini membuktikan bahwa jamban mempunyai pengaruh terhadap kejadian diare pada balita di sekitar tempat pembuangan sampah.

Hal tersebut memberikan gambaran bahwa pengelolaan sampah berpengaruh terhadap kejadian diare, hal tersebut terlihat dari 55 responden terdapat 27 responden yang masih kejadian mengalami diare.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Emi (2013), didapatkan hasil uji chi square menunjukkan nilai p = 0, 035 (p < 0,05) berarti ada hubungan kemaknaan antara tempat sampah dengan kejadian diare pada anak balita di wilayah kerja puskesmas Sukamerindu kota Bengkulu.

Menurut asumsi peneliti, pengelolaan sampah yang tidak memenuhi syarat menyebabkan lebih banyak terjadinya diare karena sampah yang tidak diolah atau dibuang sembarangan dapat menjadi tempat yang baik bagi perkembangbiakan serangga dan mikroorganisme, serangga sebagai pembawa mikroorganisme pathogen yang dapat menyebar kemana-mana sehingga manjadi resiko terjadinya diare.

Namun, ada juga responden yang pengelolaan sampah memenuhi syarat tetapi menyebabkan diare, hal tersebut didasarkan bahwa kejadian suatu penyakit misalnya diare terjadi bukan karena satu faktor akan tetapi ada faktor lain yang turut menjadi resiko terjadinya diare. Pengelolaan sampah yang memenuhi syarat bukanlah jaminan untuk tidak terjadinya diare, namun faktor lain juga berpengaruh.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan faktor lingkungan dengan kejadian diare pada keluarga yang memiliki balita di sekitar tempat pembuangan sampah Dusun I Desa Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang tahun 2017 maka dapat disimpulkan bahwa hampir dari sebagian balita mengalami kejadian diare. Gambaran keadaan lingkungan persentase terbesar sumber air minum, jamban dan tempat sampah termasuk kategori baik (memenuhi syarat). Terdapat hubungan bermakna antara sumber air dengan kejadian diare pada balita (p value < 0,05). Terdapat hubungan bermakna antara jamban dengan kejadian diare pada balita (p value < 0,05). Terdapat hubungan bermakna antara tempat sampah dengan kejadian diare (p value < 0,05).

Saran

Setelah dilakukan penelitian dan diperoleh hasil serta simpulan maka peneliti merumuskan saran kepada pihak/instansi yang terkait agar bekerjasama dengan tokoh masyarakat, ketua RW dan ketua RT serta para kader kesehatan untuk meningkatkan penyebaran informasi kepada masyarakat luas tentang perilaku hidup bersih dan sehat, terutama berkaitan dengan pencegahan terjadinya diare seperti mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, melakukan pengolahan dan penyajian

(8)

makanan yang baik, serta memperhatikan alat-alat makan dan memasak terlebih dahulu air yang akan dikonsumsi walaupun air berasal dari PAM maupun sumber air yang mempunyai kedalaman lebih dari 15 meter. Menindaklanjuti program pemerintah yang telah berjalan dengan baik terkait jamban sehat yaitu penyediaan jamban umum disetiap RT, dan melakukan penyuluhan tentang syarat sanitasi jamban yang memenuhi syarat kesehatan yaitu memelihara kebersihan, penyediaan air di jamban serta memanfaatkan jamban yang tersedia sehingga tidak lagi buang air besar atau membuang tinja balita disembarang tempat.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S,, 2002. Prosedur Penelitian serta Pendekatan Praktek, edisi Revisi V, Jakarta: Rineka Cipta.

Ahmadi, Abu, 2003. Ilmu Sosial Dasar, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Azwar, Azrul, 2006. Pengantar Administrasi Kesehatan, Binarupa Afcsara, Jakarta. Adisasmito, wiku., 2007. Sistem Kesehatan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Berg, Alan, 1986. Peranan Diare Dalam Pembangunan Nasional, CV.Rajawali, Jakarta

Depkes RI, 2001. Keputusan Meteri Negara Pendayagunaan Aparator Negara, Direktorat Gizi Masyarakat, Jakarta.

______,2005.Klasifikasi Status Gizi Anak Bawah Lima Tahun (BALITA), Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masayarakat, Jakarta

_____ 2006.Pedoman Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) KLB-GiziBurak, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Jakarta.

Dalimunthe,R.F, 1995. Analisis Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Bekas Pemilik Lahan di Kawasan Industri Medan, Thesis Hasil Penelitian Pascasarjana USU, Medan,hal.32.

Departemen Diare dan Kesehatan Masyarakat FKM UI.,2007. Gizidan Kesehatan Masyarakat PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Foster, Anderson, 2006. Antropologi Kesehatan (Terjemahan Mutia & Suryadarma, P.P), Universitas Indonesia, Jakarta.

Hartono, Bambang, 2003. Indikator Indonesia Sehat 2010, http://WWW. Depkes.go. id. Akses 7 Desember 2007.

Junaidi, 1995.PengantarAnalisis Data, Rineka Cipta, Jakarta.

Kompas, 2008.Hilangnya Identttas Gizi dalam Pembangunan, Jakarta, 10 April, hal.6. Persagi, 1993.Gizi Indonesia, Jakarta.

Riduwan, 2008.Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Aifabeta, Bandung. Soekanto, S.,1982. Sosiologi Suatu Pengantar, PT.Raja Grafmdo Persada, Jakarta. Siagian/S.,1995. Teori Motivasi dan Aplikasinya, Reneka Cipta, Jakarta.

Supariasa I.D.N., etal, 2002. Penilaian Status Gizi, EGC, Jakarta.

Santoso, S, dan Ranti, A.L, 2004. Kesehatandan Gizi, Rineka Cipta, Jakarta. Suharto, Edi, 2005. Analisis Kebijakan Publik, Alfabeta, Bandung.

Suhardjo, 2005. Perencanaan Pangandan Gizi. Penerbit Bumi Aksara bekerjasama dengan Pusat Antar Universitas Pangandan Gizi Institut Pertanian Bogor.

Sediaoetama, A.D, 2006. Ilmu Gizi untuk mahasiswa dan profesi, Dian Rakyat, Jakarta. Sarwono, Jonthan, 2006. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS 13, Andi, Yogyakarta. Taslim,S.A, 2006. Kontroversi Seputar Gizi Buruk. http:7AVWW.gizi.net, akses 16 maret 2008.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini adalah penelitian expost facto dengan rancangan Analytical Cross Sectional Study, yang dilakukan melalui dua tahapan yaitu penelitian di lapangan

Dalam sistem kromatografi anular, umpan dan elusi menetes bersama-sama sehingga dengan elusi 3-4M H 2 SO 4 maka anion Zr(SO 4 ) 3 -2 yang sudah teradsorpsi di resin akan

Berdasarkan gambar kerangka berpikir di atas, maka faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemilih dalam Pemilihan Kepala Daerah Walikota dan Wakil Walikota

Metode FKF, EKF, dan EnKF dengan data pengukuran

Metode penelitian menurut Sugiyono (2010, hlm. 2) merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini,

Perjanjian jual beli secara online tidak terlepas dari konsep perjanjian secara mendasar yang tercantum dalam pasal 1313 KUHPerdata yang menegaskan bahwan

Pada form ini admin dapat melihat data pasien yang telah tersimpan dalam database dengan meng klik tombol “find”. Dan Admin dapat mengisi data pasien baru yang belum terdaftar

Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukkan nilai yang berbanding lurus antara kerapatan lamun dan kelimpahan ikan baronang, kerapatan lamun