KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul:
“Pengujian Reaksi Pasar Terhadap Pelaporan Laba Akuntansi Berkondisi Good News Dan Bad News Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Di
Bursa Efek Indonesia”dapat terselesaikan dengan baik.
Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi
sebagian persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan
Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur di Surabaya.
Sejak adanya ide sampai tahap penyelesaian skripsi ini, penulis
menyadari sepenuhnya bahwa banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur.
4. Bapak Dra. Ec,Siti Sundari, Msi selaku Dosen Pembimbing Utama yang
telah banyak meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan,
pengarahan, dorongan dan saran untuk penulis.
5. Para dosen dan staff karyawan Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
6. Buat Ibu, Bapak, Saudara, serta keluarga besarku tiada kata yang bisa
ananda ucapkan, selain kata terima kasih yang sebanyak-banyaknya,
karena beliaulah yang selama ini telah memberi dorongan dan semangat
baik material maupun spiritual serta memberikan curahan kasih
sayangnya sampai skripsi ini selesai.
Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat-Nya atas semua
bantuan yang telah mereka berikan selama penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dengan terbatasnya pengalaman serta
kemampuan itu maka memungkinkan sekali bahwa bentuk maupun isi
skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari berbagai pihak yang mengarah kepada kebaikan dan
Sebagai penutup penulis mengharapkan skripsi ini dapat
memberikan sumbangan kecil yang berguna bagi masyarakat, almamater,
dan ilmu pengetahuan.
DAFTAR ISI
Halaman
Kata pengantar... i
Daftar isi... iv
Daftar gambar... vii
Daftar tabel... viii
Abstraksi... ix
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan masalah ... 6
1.3. Tujuan Penelitian ... 7
1.4. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 8
2.2. Landasan Teori ... 12
2.2.1. Pelaporan Laba Akuntansi ... 12
2.2.2. Return Tidak Normal ... 13
2.2.3. Laba Akuntansi dan Arus Kas... 16
2.2.4. Saham ... 17
2.2.5. Kriteria Good News dan Bad News... 18
2.3. Event Study... 19
2.3.1. Konsep Pengujian Kandungan Informasi... 19
2.4. Kerangka Pikir ... 24
2.5. Hipotesis Penelitian... 25
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 26
3.2. Teknik Penentuan Sampel... 27
3.2.1. Populasi ... 27
3.2.2. Sampel... 28
3.3. Teknik Pengumpulan Data... . 30
3.3.1. Jenis Data ... 30
3.3.2. Sumber Data... 30
3.3.3. Pengumpulan Data ... 30
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 31
3.4.1. Teknik Analisis ... 31
3.4.2. Uji Hipotesis... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian... 35
4.1.1. Sejarah Perusahaan... 35
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 48
4.2.1. Tanggal Publikasi Laporan Keuangan ... 48
4.3. Pengujian Hipotesis... 58
4.3.1. Hipotesis Pertama... 58
4.3.2. Hipotesis Kedua... 61
4.4. Pembahasan... 64
4.5. Perbedaan Penelitian Terdahulu... 68
4.6. Keterbatasan Penelitian ... 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan... 70
5.2. Saran... 70
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kandungan Informasi Suatu Pengumuman... 21
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Perubahan Abnormal Return periode 2004-2006... 6
Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Properti dan Real Estate... 29
Tabel 4.1 Daftar Tanggal Publikasi Laporan Keuangan... 49
Tabel 4.2 Perusahaan Kategori Good News Periode 2004... 51
Tabel 4.3 Perusahaan Kategori Bad News Periode 2004... 52
Tabel 4.4 Perusahaan Kategori Good News Periode 2005... 53
Tabel 4.5 Perusahaan Kategori Bad News Periode 2005... 54
Tabel 4.6 Perusahaan Kategori Good News Periode 2006... 55
Tabel 4.7 Perusahaan Kategori Bad News Periode 2006... 56
Tabel 4.8 Nilai AAR & t-hitung Periode Peristiwa Perusahaan Good News... 60
Tabel 4.9 Nilai AAR & t-hitung Periode Peristiwa Perusahaan Bad News... 63
PENGUJIAN REAKSI PASAR TERHADAP PELAPORAN LABA AKUNTANSI BERKONDISI GOOD NEWS DAN BAD NEWS PADA
PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE DI BURSA EFEK INDONESIA
Oleh
Mohammad Iqbal Kurniawan
ABSTRAKSI
Gejolak politik dan ekonomi yang terjadi di indonesia sangat berpengaruh dalam pertumbuhan bisnis nasional termasuk bisnis properti. Investor dihadapkan pada situasi ketidakpastian dalam setiap pengambilan keputusan investasinya, oleh karena itu investor membutuhkan informasi untuk memperkecil ketidakpastian tersebut. Informasi dapat diperoleh investor dari berbagai sumber. Laba akuntansi merupakan salah satu sumber informasi yang dijadikan acuan oleh investor. Penelitian untuk menguji kandungan informasi laba akuntansi sebagian besar dilakukan dengan mengukur kekuatan hubungan antara laba akuntansi dengan harga atau return saham. Cara lain untuk menguji kandungan suatu informasi adalah dengan melihat perilaku reaksi pasar. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan informasi laba akuntansi dengan melihat perilaku reaksi pasar terhadap pengumuman laba akuntansi berkondisi good news dan bad news.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan dan data harga saham harian beserta IHSG perusahaan properti dan real estate periode 2004-2006. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan event study untuk menganalisa ada tidaknya reaksi pasar disekitar tanggal pengumuman laporan keuangan suatu perusahaan yang memiliki laba bersih setelah pajak good news dan bad news. Reaksi pasar ditunjukkan dengan ada tidaknya abnormal return di sekitar tanggal pengumuman laporan laba akuntansi. Pembuktian ada tidaknya abnormal return tersebut dilakukan dengan menggunakan analisa uji-t.
Berdasarkan perhitungan nilai average abnormal return dan pengujian dengan menggunakan uji-t, dapat disimpulkan bahwa reaksi pasar yang ditunjukkan oleh average abnormal return positif dan signifikan terbukti disekitar tanggal pengumuman laporan laba bersih setelah pajak berkondisi good news. Dan reaksi pasar yang ditunjukkan oleh average abnormal return negatif dan signifikan terbukti disekitar tanggal pengumuman laporan laba bersih setelah pajak berkondisi bad news.
TESTING THE MARKET REACTION TO ACCOUNTING PROFIT REPORTING GOOD NEWS AND BAD conditioned NEWS ON PROPERTY AND REAL ESTATE COMPANY THAT listed INDONESIA
By
Mohammad Iqbal Kurniawan
ABSTRACT
Political and economic upheavals that occurred in Indonesia is very influential in the growth of the national business including property business. Investors are faced with a situation of uncertainty in every investment decision, therefore, investors need information to reduce these uncertainties. Investor information can be obtained from various sources. Accounting income is one source of information that was used as reference by investors. Research to test the information content of accounting earnings are mostly done by measuring strength of
relationship between accounting profit and stock price or return. Another way to test the content of an information is to look at the behavior of market reaction. This study aims to examine the information content of accounting earnings by looking at the behavior of market reaction to accounting earnings announcements conditioned good news and bad news.
Data used in this research are financial reports and daily stock price data along with JCI property and real estate company from 2004 to 2006 period. The analysis technique used in this research using event study approach to analyze whether there is any market reaction around the announcement date of the financial statements of a company that has a net profit after tax was good news and bad news. Market reaction shown by the presence or absence of abnormal return around the announcement date of earnings reports. Proof there is any abnormal return will be conducted using t-test analysis.
Based on the calculation of abnormal return and the average value of testing using a t-test, it can be concluded that the market reaction shown by the averages shown significant positive abnormal return around the announcement date of the consolidated net profit after tax was
conditioned good news. And the market reaction shown by the average proven to significantly negative abnormal return surrounding the announcement date of the consolidated net profit after tax was conditioned bad news.
1.1. Latar Belakang
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia di tahun 1998 membuat banyak
perusahaan-perusahaan di Indonesia harus menghentikan usahanya karena likuiditas
perusahaan yang tidak terpenuhi yang dipicu oleh jatuhnya kurs rupiah terhadap
beberapa mata uang asing dan pada akhirnya merembet ke semua sektor ekonomi
baik dari sektor riil maupun jasa keuangan. Hal ini tentunya juga membawa dampak
bagi industri properti dan real estate Indonesia. Beberapa faktor yang ditengarai
menjadi penyebab terjadinya krisis di sektor properti tersebut, antara lain adanya
pembiayaan properti oleh perbankan umum pada sektor yang pada dasarnya tidak
mempunyai likuiditas yang baik, terjadinya kejenuhan dan oversupply pruduk
properti yang ditunjukkan dengan menurunnya penjualan perumahan pada tahun
1997, menurunnya daya beli masyarakat, meningkatnya suku bunga seta
memburuknya kegiatan produksi dan investasi. Setelah melalui masa-masa lesu
akibat krisis, sektor properti mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Semakin
bergeraknya sektor properti dan real estate ini diantaranya adalah perbankan mulai
mengucurkan kredit kepemilikan rumah dengan suku bunga yang menarik investasi,
dan meningkatnya daya serap pasar terhadap produk properti
(www.tempointeracive.com).
Perusahaan publik berkewajiban menyampaikan laporan keuangan tahunan
secara rutin maupun laporan lain jika ada kejadian penting kepada BAPEPAM dan
BEI. Seluruh laporan yang disampaikan oleh emiten kepada bursa, yaitu laporan
adanya kejadian penting, secepatnya akan dipublikasikan oleh bursa kepada
masyarakat pemodal melalui pengumuman di lantai bursa maupun melalui papan
informasi. Masyarakat pemodal dapat memperoleh informasi tersebut melalui
perusahaan pialang. Hal ini penting karena sebagian besar investor tidak memliki
akses langsung kepada emiten. Untuk mengetahui kinerja perusahaan, investor sangat
bergantung pada informasi tersebut. Oleh karena itu, kewajiban pelaporan
dimaksudkan untuk penyebaran informasi, sehingga informasi tersebut dapat sampai
secara tepat waktu dan tepat guna kepada investor. Kewajiban pelaporan ini
merupakan pelaksanaan keterbukaan informasi dari emiten yang disampaikan kepada
BAPEPAM dan bursa untuk dipublikasikan kepada masyarakat pemodal. (Darmaji
dan Fakhruddin, 2001:69)
Studi mengenai hubungan antara laba akuntansi dengan returns saham sudah
banyak dilakukan sebelumnya. Penelitian yang pertama kali dilakukan oleh Ball dan
Brown (1968) terhadap 261 saham yang terdaftar di New York Stock Exchange
(NYSE) dalam periode 1957 – 1965. Mereka menyediakan bukti ilmiah yang
meyakinkan bahwa harga pasar sekuritas suatu perusahaan merespon kandungan
informasi laporan keuangan. Mereka mengukur kandungan informasi laba. Ukuran
yang mereka gunakan masih kasar, yaitu melihat apakah laba yang dilaporkan lebih
(Bad News) (Kwang en, 2002:66). Pada tahun 1989, hasil penelitian Beaver juga
menunjukkan adanya reaksi pasar terhadap pengumuman laba. Reaksi tersebut
ditunjukkan oleh lebih tingginya varians tingkat keuntungan abnormal pada periode
pengumuman laba dibanding periode lainnya.
Beberapa peneliti mempertanyakan kelemahan-kelemahan relevansi nilai
dari laba-rugi akuntansi yang berdasar akural karena penekanannya pada informasi
historis. Pos-pos perhitungan rugi-laba dan neraca yang diukur atas dasar akrual,
biasanya dianjurkan dan diterima dengan alasan bahwa pos-pos itu menghasilkan
pengukuran yang berguna mengenai efisiensi perusahaan dan informasi yang relevan
untuk peramalan kegiatan perusahaan dan pembayaran deviden pada masa datang.
karena bias yang diakibatkan oleh prosedur alokasi dan harga-harga transaksi historis,
maka terdapat keraguan apakah memang metode akuntansi tradisional sudah
memadai untuk melaporkan kegiatan ekonomi yang rumit dewasa ini (Gultom,
1999:81).
Fenomena di atas menimbulkan minat peneliti untuk menguji manfaat
laporan laba akuntansi bagi pemakai laporan di pasar modal. Hasil penelitian ini
diharapkan akan memberikan manfaat bagi pemodal untuk mengambil keputusan
investasi di bisnis properti. Investor dihadapkan pada situasi ketidakpastian dalam
setiap pengambilan keputusan investasinya, oleh karena itu investor membutuhkan
informasi untuk memperkecil ketidakpastian tersebut. Informasi dapat diperoleh
investor dari berbagai sumber. Laba akuntansi merupakan salah satu sumber
Manfaat laba akuntansi dapat dilihat melalui reaksi investor terhadap
publikasi laba akuntansi. Laba akuntansi dikatakan memiliki kandungan informasi
tambahan jika menyebabkan para investor bereaksi dalam bentuk melakukan
penjualan atau pembelian saham. Informasi dianggap bermanfaat jika informasi
tersebut mampu mengubah kepercayaan (beliefs) para pengambil keputusan. Adanya
suatu informasi baru akan membentuk suatu kepercayaan baru di kalangan investor.
Kepercayaan baru ini akan mengubah harga melalui perubahan permintaan dan
penawaran surat-surat berharga (www.akuntan-publik-wartono.com).
Penelitian untuk menguji kandungan informasi laba akuntansi sebagian besar
dilakukan dengan mengukur kekuatan hubungan antara laba akuntansi dengan harga
atau return saham. Cara lain untuk menguji kandungan suatu informasi adalah dengan
melihat perilaku reaksi pasar. Sehingga menarik minat peneliti untuk melakukan
penelitian tentang reaksi pasar untuk menguji kandungan informasi laba akuntansi.
Laba akuntansi dapat memberi sinyal positif (good news), bila terjadi
perubahan positif dari laba tahun sebelumnya, dan sinyal negatif (bad news), bila
terjadi perubahan negatif dari laba tahun sebelumnya (Lako, 2003:86). Bila investor
menangkap sinyal positif dari laba perusahaan, maka investor akan menilai bahwa
perusahaan tersebut memiliki kinerja yang bagus. Investor tentu berminat untuk
memiliki saham perusahaan itu. Dan bila saat itu perusahaan tidak menambah jumlah
saham yang beredar (dengan kata lain penawaran saham perusahaan itu tetap), maka
akan terjadi ketidakseimbangan antara jumlah permintaan dan penawaran. Jumlah
pasar saham itu. Reaksi investor ini akan tercermin dengan adanya abnormal return
positif, yaitu pendapatan aktual yang diterima investor lebih besar daripada
pendapatan yang diharapkan.
Bila investor menangkap sinyal negatif dari pengumuman laba perusahaan,
maka investor akan menilai perusahaan tersebut berkinerja buruk. Hal ini akan
mendorong jumlah permintaan terhadap saham perusahaan itu menjadi berkurang.
Sedangkan investor yang telah memiliki saham perusahaan itu tentu akan berniat
untuk menjual saham yang dipegangnya. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan
antara jumlah permintaan dan penawaran saham. Jumlah penawaran yang lebih besar
dari jumlah permintaan akan mendorong turunnya harga pasar saham tersebut. Reaksi
investor ini akan tercermin dengan adanya abnormal return negatif, yaitu pendapatan
aktual yang diterima investor lebih kecil daripada pendapatan yang diharapkan.
Pada survei pendahuluan terhadap perusahaan properti dan real estate
terdapat beberapa perusahaan yang mengalami reaksi negatif yang tercermin dengan
adanya abnormal return negatif pada perusahaan berkondisi good news, serta terdapat
pula beberapa perusahaan yang mengalami reaksi positif yang tercermin dengan
adanya abnormal return positif pada perusahaan berkondisi bad news. Hal ini
menarik minat peneliti untuk menguji kandungan informasi laba akuntansi berkondisi
good news dan bad news. Berikut data perusahaan properti dan real estate yang
Tabel 1.1: Perubahan Abnormal Return periode 2004-2006 Abnormal Return
No. Nama Perusahaan
2004 2005 2006
Kondisi Good News :
1 Ciptojaya Kontrindoreksa Tbk -0,0403 -0,1845 -0,0377
2 Ciputra Surya Tbk -0,0203 -0,0056 -0,0137
Kondisi Bad News :
1 Bintang Mitra Semestaraya Tbk 0,01519 0,00567 0,07293
2 Karka Yasa Profilia Tbk 0,03034 0,19812 0,03174
3 Pudjiadi Prestige Limited Tbk 0,0121 0,08631 0,01322
Sumber: Bursa Efek Indonesia
Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini mengambil judul
“Pengujian Reaksi Pasar Terhadap Pelaporan Laba Akuntansi Berkondisi Good News
Dan Bad News Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia”.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan informasi laba akuntansi dengan
melihat perilaku reaksi pasar terhadap pengumuman laba akuntansi berkondisi good
news dan bad news. Hal ini berbeda dengan penelitian tentang kandungan informasi
laba akuntansi lainnya yang menguji dengan mengukur kekuatan hubungan laba
akuntansi dengan return saham.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, rumusan masalah dari
penelitian ini adalah :
Apakah terdapat reaksi pasar saham terhadap pelaporan laba akuntansi berkondisi
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji kandungan informasi laba
akuntansi dengan mengetahui adanya reaksi pasar terhadap pengumuman laba
akuntansi dalam kondisi good news dan bad news di sekitar tanggal publikasi laba
akuntansi.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan, antara lain:
a. Bagi calon investor. Dapat memberikan wawasan mengambil keputusan
dalam melakukan investasi.
b. Peneliti lain. Bagi pihak lain dapat menggunakan penelitian ini sebagai
referensi atau informasi untuk penelitian selanjutnya.
c. Bagi peneliti. Penelitian ini memberikan pengalaman dan pembelajaran yang
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai acuan
penelitian, pada penelitian ini mengacu pada tiga penelitian yang dilakukan oleh, Tan
kweng En (2002), Juniarti dan Rini Limanjaya (2005), serta C.D. Gultom (1999)
Penelitian tentang kandungan informasi pada laporan keuangan, terutama
pada laba bersih dan arus kas telah banyak dilakukan. Penelitian-penelitian tersebut
menyimpulkan hasil yang bervariasi satu sama lainnya, ada beberapa penelitian
yang benar-benar menyimpulkan hasil yang sama dan ada juga kesimpulan yang
bertolak belakang dari penelitian yang sejenis.
1. Tan kweng En (2002)
a) Judul
“Pengaruh Koefisien Respon Laba Akuntansi Terhadap Harga Saham
Dalam Masa Krisis Ekonomi Di Indonesia”
b) Rumusan masalah
Apakah laba yang berkualitas memiliki pengaruh terhadap kinerja
perusahaan, dalam hal ini adalah harga saham, selama masa krisis
ekonomi di Indonesia.
c) Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return abnormal
kumulatif (CAR), unexpected earnings (UE), CAR = Proksi harga
saham., UE = Proksi laba akuntansi.
d) Hasil Penelitian
Pada periode 1997-1998 dimana krisis ekonomi melanda, kualitas laba
dalam hal ini koefisien respon laba akuntansi tidak memiliki pengaruh
ataupun tidak mampu menjelaskan harga saham dengan baik, seperti
pada saat kondisi perekonomian normal.
2. Juniarti dan Rini Limanjaya (2005)
a) Judul
“Mana Yang Lebih Memiliki Value-Relevant: Net Income atau Cash
Flows (Studi Terhadap Siklus Hidup Organisasi)”
b) Rumusan masalah
Manakah yang lebih memiliki value-relevant: net income atau cash
flows bila dikaitkan dengan siklus hidup perusahaan?
c) Variabel
Market Value Equity,Book Value Equity, Net Income, Operating Cash
Flows,Investing Cash Flows,dan Financing Cash Flows.
d) Hasil Penelitian
Pada tahap Growth, hasil pengujian yang dilakukan mendukung
laba, dan pada saat mature, net income tidak dapat dibuktikan lebih
memiliki value-relevant dibandingkan dengan cash flows.
3. C.D. Gultom (1999)
a) Judul
“Relevansi Nilai Arus Kas Operasi Terhadap Unexpected Return
Studi Di Bursa Efek Jakarta”
b) Rumusan masalah
1. Apakah arus kas dari aktivitas operasi yang dilaporkan mempunyai
relevansi nilai tambahan selain laporan laba-rugi akrual dalam
menjelaskan pengembalian pasar sekuritas.
2. Apakah arus kas dari aktivitas operasi yang diestimasi dengan
menggunakan laporan neraca dan laporan laba-rugi mempunyai
relevansi nilai terhadap unexpected return.
3. Untuk meneliti relevansi nilai dari informasi arus kas dari
aktivitas operasi yang dilaporkan, yang melebihi informasi arus
kas dari aktivitas operasi yang diestimasi dengan menggunakan
data laporan keuangan yang lain.
c) Variabel
Laba akuntansi akrual, arus kas operasi yang dilaporkan dan
d) Hasil Penelitian
Arus kas operasi yang dilaporkan memiliki nilai tambah dibanding
laba. Arus kas operasi tidak mempunyai relevansi nilai tambahan
dalam hubungannya dengan unexpected return ketika diregresikan
bersama-sama dengan laba akuntansi akrual dan arus kas operasi yang
dilaporkan. Arus kas operasi yang dilaporkan memiliki nilai tambah
lebih baik dibanding arus kas operasi yang diestimasi.
Penelitian-penelitian sebelumnya menguji kandungan informasi laporan laba
akuntansi dengan metode regresi linier. Tujuannya adalah mengukur kuatnya
pengaruh laporan laba akuntansi dengan harga atau return saham. Metode ini tidak
dapat memperlihatkan apakah laporan laba akuntansi yang mengalami perubahan
positif (good news) akan berpengaruh secara positif terhadap return saham.
Sebaliknya apakah perubahan negatif (bad news) laporan laba akuntansi akan
berpengaruh negatif terhadap return saham. Kelebihan penelitian ini dibanding
penelitian sebelumnya adalah penelitian ini akan memperlihatkan apakah laporan laba
akuntansi good news akan direaksi secara positif oleh pasar, sedangkan laporan laba
akuntansi operasi bad news akan direaksi secara negatif oleh pasar.
Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan
penelitian-penelitian sebelumnya. Persamaan penelitian-penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya
adalah meneliti mengenai kandungan informasi laporan laba akuntansi. Pengujian
kandungan informasi laporan laba akuntansi dilakukan untuk mengetahui apakah
memberikan kontribusi bagi para pemodal di bisnis properti. Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya adalah terletak pada cara pengujiannya.
Penelitian-penelitian sebelumnya menguji kandungan informasi laporan laba akuntansi dengan
mengukur kuatnya pengaruh laporan laba akuntansi terhadap harga atau return saham.
Sedangkan penelitian ini menguji kandungan informasi dengan melihat reaksi pasar
terhadap pengumuman laporan laba akuntansi.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pelaporan Laba akuntansi
Menurut Kieso dan Weygandt (2002:150) laporan laba rugi atau yang juga
disebut statement of income atau statement of earnings adalah laporan yang
mengukur keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu tertentu. Komunitas
bisnis dan investasi menggunakan laporan ini untuk menentukan profabilitas, nilai
investasi, dan kelayakan kredit atau kemampuan perusahaan melunasi pinjaman.
Laporan laba rugi menyediakan informasi yang diperlukan oleh para investor dan
kreditor untuk membantu mereka mempredisikan jumlah, penetapan waktu dan
ketidakpastian dari arus kas masa depan.
Menurut PSAK (2009:25.1) laporan laba rugi merupakan laporan utama untuk
melaporkan kinerja dari suatu perusahaan, terutama tentang profabilitas, dibutuhkan
untuk mengambil keputusan tentang sumber ekonomi yang akan dikelola oleh suatu
perusahaan di masa depan, informasi tersebut juga sering sekali digunakan untuk
disamakan dengan kas di masa depan, informasi tentang kemungkinan perubahan
kinerja juga penting dalam hal ini.
Menurut Belkaoui (2007:229) laba akuntansi sendiri merupakan perbedaan
antara pendapatan dengan biaya tertentu. Dari definisi ini dapat dilihat dari laba,
yaitu:
1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi. Yaitu
timbulnya hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil tersebut.
2. Laba akuntansi didasarkan pada postulat “periodik” laba itu artinya
merupakan prestasi perusahaan itu pada periode tertentu.
3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan batasan
tersendiri tentang apa yang termasuk hasil.
4. Laba memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk biaya historis
yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil tertentu.
5. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip “matching”, artinya hasil dikurangi
biaya yang diterimanya atau dikeluarkan pada periode yang sama.
2.2.2. Return Tidak Normal (Abnormal Return)
Abnormal return adalah selisih antara return aktual dan return yang
diharapakan (expected return) yang dapat terjadi sebelum informasi resmi diterbitkan
atau telah terjadi kebocoran informasi (leakage of information) sesudah informasi
resmi diterbitkan (Samsul, 2006:275)
Menurut Jogiyanto (2000:415) Abnormal return atau excess return
Return normal adalah return ekspektasi (return yang diharapkan oleh investor).
Dengan demikian, return tidak normal dapat dirumuskan sebagai berikut :
ARi,t = Ri,t – E [Ri,t] ... (2-1)
Notasi :
ARi,t = abnormal return sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t.
Ri,t = return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada peristiwa ke-t.
E [Ri,t] = return ekspektasi sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t.
Menurut Jogiyanto (2000:416) Return sesungguhnya merupakan return yang
terjadi pada waktu ke-t yang merupakan selisih harga sekarang relatip terhadap harga
sebelumnya atau dapat dihitung dengan rumus :
Ri,t =
Sedangkan return ekspektasi merupakan return yang harus diestimasi. Ada
tiga model yang dikembangkan oleh Brown dan Warner (1985) untuk mengestimasi
return ekspektasi. Model tersebut yaitu mean-adjusted model, market model, dan
market-adjusted model (Jogiyanto, 2000:416).
Model disesuaikan rata-rata (mean-adjusted model) menganggap bahwa
return ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return realisasi
sebelumnya selama periode estimasi (Jogiyanto, 2000:416).
Perhitungan return ekspektasi dengan model pasar (market model) dilakukan
realisasi selama periode estimasi dan (2)menggunakan model ekspektasi ini untuk
mengestimasi return ekspektasi di periode jendela (Jogiyanto, 2000:421).
Model ekspektasi dapat dibentuk menggunakan teknik regresi OLS (Ordinary
Least Square) dengan persamaan :
Ri,j = αi + βi . RMj + εi,j ………..(2-3)
Notasi :
Ri,j = return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j.
αi = intercept untuk sekuritas ke-i.
βi = koefisien slope yang merupakan Beta dari sekuritas ke-i.
RMj = return indeks pasar pada periode estimasi ke-j.
εi,j = kesalahan residu sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j.
Return indeks pasar dapat dihitung dengan rumus :
RMj =
IHSGj adalah Indeks Harga Saham Gabungan pada periode estimasi ke j.
Model disesuaikan-pasar (market-adjusted model) menganggap bahwa
penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks
pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu
sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar (Jogiyanto,
2000:427).
2.2.3. Laba Akuntansi dan Arus Kas
Juniarti dan Rini Limanjaya (2005:41) menguji tentang value-relevant antara
net income dengan cash flows pada siklus hidup organisasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Pada tahap Growth, cash flows lebih memiliki value-relevant
dibanding net income, dan pada saat mature, net income tidak dapat dibuktikan lebih
memiliki value-relevant dibandingkan dengan cash flows. Beaver (1989:138) dalam
penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat reaksi pasar terhadap pengumuman laba.
Reaksi tersebut ditunjukkan oleh lebih tingginya varians tingkat keuntungan
abnormal pada periode pengumuman laba dibanding periode lainnya. Beaver
mengemukakan kesimpulan yang mendukung kekuatan laba rugi akrual di banding
laporan arus kas, dimana :
1. Perubahan harga sekuritas dan perubahan laba rugi menunjukkan adanya
korelasi positif yang signifikan.
2. Perubahan harga lebih berhubungan dengan perubahan laba rugi daripada
arus kas, hal ini sangat sesuai dengan pernyataan bahwa laba rugi
merupakan indikator yang lebih baik untuk menunjukkan kemampuan
2.2.4 Saham
Saham merupakan suatu bentuk modal penyertaan atau bukti posisi
kepemilikan dalam suatu entitas. Saham merupakan cara perusahaan untuk menarik
investasi dan para investor. Saham yang bertujuan untuk menarik investor adalah
saham yang berbentuk emisi yang diperdagangkan secara umum (publicy traded
issues) kepada masyarakat umum dan dijual dipasar terbuka. Menurut Jogiyanto
(2000:67) jenis saham dapat di bedakan menjadi:
1. Saham Biasa (common stock)
Saham biasa merupakan suatu saham yang sudah dikenal di masyarakat,
yaitu suatu saham menyatakan bahwa pemilik atau pemegang saham adalah
pemilik sebagian perusahaan. Hak-hak pemegang saham perlu dipahami oleh
investor agar terhindar dari praktik yang merugikan. Ada beberapa hak yang
dimiliki oleh saham biasa, yaitu:
a.) Hak kontrol
Hak kontrol saham merupakan hak pemegang saham biasa untuk memilih
pimpinan perusahaan.
b.) Hak menerima pembagian keuntungan
Merupakan hak pemegang saham biasa untuk mendapatkan bagian dari
keuntungan perusahaan.
c.) Hak preventive
Merupakan hak untuk mendapatkan presentasi kepemilikan yang sama jika
kontrol dari pemegang lama dan melindungi harga saham dari penurunan
nilai.
2. Saham preferen (preferent stock)
Saham preferen merupakan saham yang mempunyai hak istimewa
dibanding pemegang saham biasa. Hak-hak istimewa tersebut tergantung
perjanjian kontrak dengan manajemen. Ada beberapa karakteristik dari saham
preferen, antara lain:
a.) Preferen terhadap deviden
Hak preferen terhadap deviden merupakan hak untuk menerima deviden
terlebih dahulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa.
b.) Preferen pada waktu likuiditas
Merupakan hak saham preferen untuk mendapatkan terlebih dahulu aktiva
perusahaan dibandingkan dengan saham biasa pada saat terjadi likuiditas.
2.2.5 Kriteria Good News dan Bad News
Lako (2003:86) mengklasifikasikan laba menjadi good news dan bad news
dengan mengacu pada sifat laba tahunan. Klasifikasi good news mengacu pada laba
yang bernilai positif dan mengalami peningkatan laba tahunan periode pengamatan
dibanding periode sebelumnya. Demikian sebaliknya, klasifikasi bad news mengacu
pada laba tahunan yang bernilai negatif dan mengalami penurunan dibandingkan
periode sebelumnya.
Berdasarkan landasan tersebut, peneliti menggunakan metode yang sama
mengacu pada laba akuntansi yang mengalami peningkatan dari periode sebelumnya,
sedangkan arus laba akuntansi berkondisi bad news mengacu pada laba akuntansi
yang mengalami penurunan dari periode sebelumnya.
2.3. Event Study
Pengertian event study menurut beberapa penulis diantaranya : menurut
Tandeilin (2001:126) : event study adalah penelitian yang mengamati dampak dari
pengumuman informasi terhadap harga saham dan umumnya berkaitan dengan
seberapa cepat suatu informasi yang masuk ke pasar dapat tercermin pada harga
saham. Event study merupakan suatu studi yang melakukan analisis terhadap perilaku
harga saham di seputar waktu pengumuman suatu informasi atau suatu event tertentu
(Jones,2000:351). Event study mempunyai tujuan mengestimasi abnormal return
disekitar tanggal publikasi yang berkaitan dengan informasi baru yang berpengaruh
terhadap saham yang diterbitkan oleh emiten ke bursa dan reaksi harga saham
terhadap informasi baru yang muncul di bursa.
Menurut Jogiyanto (2000:392), event study merupakan studi yang
mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa/event yang informasinya
dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event study dapat digunakan untuk
menguji kandungan informasi dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan
untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat.
2.3.1. Konsep Pengujian Kandungan Informasi
Menurut Jogiyanto (2000:392) studi tentang kandungan informasi bertujuan
membawa informasi, maka dikatakan bahwa peristiwa tersebut mempunyai
kandungan informasi (information content). Sebaliknya, jika suatu peristiwa tidak
membawa informasi, maka dikatakan bahwa peristiwa tersebut tidak mempunyai
kandungan informasi.
Menurut Jogiyanto (2000:392) Pengujian kandungan informasi dimaksudkan
untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung
informasi maka diharap pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut
diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga
sekuritas bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan abnormal
return. Jika abnormal return digunakan, maka dapat dikatakan bahwa suatu
pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan abnormal
return kepada pasar. Sebaliknya, yang tidak mengandung informasi tidak
Gambar 2.1.
Kandungan Informasi Suatu Pengumuman
Peristiwa Reaksi Pasar terhadap
Kandungan Informasi Hasil
Ada
Kandungan Informasi Ada Abnormal
Return
Pengumuman Peristiwa
Tidak Ada Kandungan Informasi Tidak Ada
Abnormal Return
Sumber : Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi (2000;393)
2.3.2. Konsep Pengujian Efisiensi Pasar
Menurut Jogiyanto (2000:393) Pengujian kandungan informasi hanya
menguji reaksi pasar, tetapi tidak menguji seberapa cepat pasar itu bereaksi. Jika
pengujian melibatkan kecepatan reaksi dari pasar untuk menyerap informasi yang
diumumkan, maka pengujian ini merupakan pengujian efisiensi pasar secara
informasi (informationally efficient market) bentuk setengah kuat. Pasar dikatakan
abnormal return dari informasi yang diumumkan atau jika memang ada abnormal
return, pasar harus bereaksi secara cepat untuk menyerap abnormal return dan
menuju ke harga keseimbangan yang baru. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat yang
hanya ditinjau dari informasi yang dipublikasikan ini disebut dengan efisiensi pasar
secara informasi. Dengan demikian pengujian efisiensi pasar secara informasi bentuk
setengah kuat seharusnya dilakukan setelah pengujian kandungan informasi.
Berdasarkan informasi, ada tiga macam bentuk efisiensi pasar. Fama (1970)
menyajikan tiga macam bentuk utama dari efisiensi pasar berdasarkan ketiga macam
bentuk informasi, yaitu informasi masa lalu, informasi saat ini yang sedang
dipublikasikan, dan informasi privat. Tiga macam bentuk efisiensi pasar tersebut
adalah efisiensi pasar bentuk lemah (weak form), efisiensi pasar bentuk setengah kuat
(semi-strong form), dan efisiensi pasar bentuk kuat (strong form) (Jogiyanto,
2000:353).
Efisiensi pasar bentuk lemah adalah pasar yang harga-harga sekuritasnya
secara penuh mencerminkan (fully reflect) informasi masa lalu. Bentuk efisiensi pasar
secara lemah ini berkaitan dengan teori langkah acak (random walk theory) yang
menyatakan bahwa data masa lalu tidak berhubungan dengan nilai sekarang. Jika
pasar efisien secara bentuk lemah, maka nilai-nilai masa lalu tidak dapat digunakan
untuk memprediksi harga sekarang. Ini berarti bahwa untuk pasar efisien bentuk
lemah, investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu untuk mendapatkan
Efisiensi pasar bentuk setengah kuat adalah pasar di mana harga-harga
sekuritasnya secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang
dipublikasikan termasuk informasi yang berada di laporan-laporan keuangan
perusahaan emiten. Informasi yang disajikan dapat berupa :
1. Informasi yang dipublikasikan, yang hanya mempengaruhi harga sekuritas
perusahaan yang mengumumkan informasi tersebut, merupakan informasi
dalam bentuk pengumuman oleh perusahaan emiten yang umumnya
berhubungan dengan peristiwa yang terjadi di perusahaan tersebut.
2. Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga-harga sekuritas
sejumlah perusahaan. Informasi ini dapat berupa peraturan pemerintah, atau
peraturan dari regulator yang hanya berdampak pada harga-harga sekuritas
perusahaan-perusahaan yang terkena regulasi tersebut.
3. Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga-harga sekuritas
semua perusahaan yang terdaftar di pasar saham. Informasi ini dapat berupa
peraturan pemerintah atau peraturan regulator yang berdampak pada semua
perusahaan emiten. (Jogiyanto, 2000:355).
Efisiensi pasar bentuk kuat adalah pasar yang harga-harga sekuritasnya
secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi termasuk informasi
privat. Jika pasar efisien dalam bentuk ini, tidak ada individual investor atau grup
dari investor yang dapat memperoleh keuntungan tidak normal (abnormal return)
2.4. Kerangka Pikir
Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan maka dapat
digambarkan dengan kerangka pemikiran pada Gambar 2.2. Laba bersih setelah pajak
yang memberi sinyal positif (good news) akan direaksi oleh pasar secara positif, yang
tercermin dengan adanya abnormal return positif. Sedangkan laba bersih setelah
pajak yang memberi sinyal negatif (bad news) akan direaksi pasar secara negatif,
yang tercermin dengan adanya abnormal return negatif.
Laba bersih setelah pajak
Good News Bad News
Reaksi Pasar Positif
Abnormal Return Positif
Abnormal Return Negatif
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Skripsi
2.5. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan permasalahan, tujuan penelitian, dan landasan teori, diajukan
hipotesis sebagai berikut :
1. Terdapat reaksi pasar yang ditunjukkan oleh average abnormal return positif
dan signifikan disekitar tanggal pengumuman laporan laba bersih setelah
pajak berkondisi good news.
2. Terdapat reaksi pasar yang ditunjukkan oleh average abnormal return negatif
dan signifikan disekitar tanggal pengumuman laporan laba bersih setelah
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan,
ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak
atau variabel tersebut (Nazir,2005:126).
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laba
akuntansi, yaitu laba bersih setelah pajak dan Reaksi pasar, yang didefinisikan
sebagai abnormal return, yaitu perubahan return saham di luar perubahan return
normalnya. Definisi operasional untuk tiap-tiap variabel yaitu:
1. Laba Akuntansi. Dalam penelitian ini laba akuntansi didefinisikan sebagai laba
bersih setelah pajak yang berkondisi good news dan bad news. Kondisi good news
terpenuhi bila laba bersih setelah pajak periode berjalan lebih besar atau
mengalami kenaikan daripada laba bersih setelah pajak periode sebelumnya. Laba
bersih setelah pajak good news dapat dihitung dengan persamaan :
LBat t – LBat t-1 > 0 ... (3-1)
Sedangkan kondisi bad news terpenuhi bila laba bersih setelah pajak periode
berjalan lebih kecil atau mengalami penurunan daripada laba bersih setelah pajak
periode sebelumnya. Laba bersih setelah pajak bad news dapat dihitung dengan
persamaan :
LBat t – LBat t-1 < 0 ... (3-2)
2. Reaksi pasar saham dapat diukur dengan merata-ratakan abnormal return
(average abnormal return) dari perusahaan-perusahaan property dan real estate
yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Average abnormal return (AAR) dapat
dihitung dengan rumus :
AARt =
3.2. Teknik Penentuan Sampel
3.2.1. Populasi
Adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,1999:72). Populasi dalam
penelitian ini adalah data keuangan perusahaan properti dan real estate yang berupa
laporan keuangan lengkap dan dipublikasikan pada Bursa Efek Indonesia mulai tahun
3.2.2. Sampel
Teknik pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive
sampling, dengan pendekatan Time Series. Bertujuan agar diperoleh sampel yang
representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Adapun kriteria penentuan
sampel adalah sebagai berikut :
1. Sampel adalah perusahaan properti dan real eatate yang terdaftar di BEI pada
tahun 2004 sampai 2006.
2. Emiten yang sahamnya aktif diperdagangkan di BEI, karena emiten yang
sahamnya tidak aktif diperdagangkan akan mengganggu proses analisa. Kriteria
yang digunakan didasarkan pada Surat Edaran PT BEJ No. SE-03/BEJ/II-1/1994,
yaitu apabila frekuensi perdagangan saham selama 3 bulan 75 kali atau lebih.
3. Selama periode peristiwa (event date) dan periode estimasi tidak melakukan
corporate action lain yang berupa pengumuman dividen, merjer/akuisisi, stock
split, dan pengeluaran obligasi.
4. Data yang dibutuhkan, yakni laba bersih setelah pajak perusahaan sampel periode
pengamatan dan periode sebelumnya, dapat diperoleh.
Kriteria-kriteria tersebut peneliti gunakan untuk menentukan sampel. Setelah
melakukan pengamatan, peneliti memperoleh jumlah sampel sebanyak 33 perusahaan
properti dan real estate untuk setiap periode selama 3 tahun. Adapun nama-nama
Tabel 3.1
Daftar Perusahaan Properti dan Real Estate
Kode No.
Emiten Nama Emiten
1 BIPP Bhuwanatala Indah Permai Tbk 2 BKSL Bukit Sentul Tbk
3 BMSR Bintang Mitra Semestaraya Tbk 4 CKRA Ciptojaya Kontrindoreksa Tbk 5 CTRA Ciputra Development Tbk
6 CTRS Ciputra Surya Tbk
7 DART Duta Anggada Realty Tbk 8 DILD Dharmala Intiland Tbk
9 DUTI Duta Pertiwi Tbk
10 ELTY Bakrieland Development Tbk 11 GMTD Gowa Makassar Tourism Dev. Tbk 12 JIHD Jakarta Intl Hotel & Dev. Tbk 13 JRPT Jaya Real Property Tbk 14 KARK Karka Yasa Profilia Tbk 15 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk 16 KPIG Kridaperdana Indahgraha Tbk 17 LAMI Lamicitra Nusantara Tbk
18 LPCK Lippo Cikarang Tbk 19 LPKR Lippo Karawaci Tbk 20 MAMI Mas Murni Indonesia Tbk 21 MDLN Modernland Realty Ltd. Tbk
22 MLND Mulialand Tbk
23 OMRE Indonesia Prima Property Tbk 24 PNSE Pudjiadi & Sons Estate Tbk 25 PTRA Putra Surya Perkasa Tbk 26 PUDP Pudjiadi Prestige Limited Tbk 27 PWON Pakuwon Jati Tbk
28 PWSI Panca Wiratama Sakti Tbk 29 RBMS Ristia Bintang Mahkotasejati T 30 SIIP Suryainti Permata Tbk
3.3. Teknik Pengumpulan Data
3.3.1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder.
Peneliti menggunakan data yang diambil dari Bursa Efek Indonesia berupa tanggal
pengumuman laporan keuangan, laba bersih setelah pajak, harga pasar saham harian
perusahaan sampel, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Data sekunder
merupakan data yang didapat secara tidak langsung dari objek yang diteliti.
3.3.2. Sumber Data
Data yang digunakan adalah data laba bersih setelah pajak, harga saham
harian, dan IHSG yang diperoleh dari www.idx.co.id.
3.3.3. Pengumpulan Data
Dalam usaha untuk mengumpulkan data yang diperlukan guna melakukan
penelitian, maka dilakukan :
1. Survey pendahuluan, untuk mengetahui apakah data yang diperlukan tersedia dan
mudah diperoleh.
2. Studi pustaka dengan mempelajari literatur-literatur dan jurnal-jurnal penelitian
yang akan digunakan sebagai pedoman teori.
3. Pengumpulan data dengan teknik dokumentasi, dikumpulkan, dan diseleksi untuk
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
3.4.1. Teknik Analisis
Penelitian ini menggunakan pendekatan event study untuk menganalisa ada
tidaknya reaksi pasar disekitar tanggal pengumuman laporan keuangan suatu
perusahaan yang memiliki laba bersih setelah pajak good news dan bad news. Reaksi
pasar ditunjukkan dengan ada tidaknya abnormal return di sekitar tanggal
pengumuman laporan laba akuntansi. Pembuktian ada tidaknya abnormal return
tersebut dilakukan dengan menggunakan analisa uji-t.
Metode untuk menguji apakah pasar bereaksi terhadap pengumuman laba
bersih setelah pajak good news dan bad news dapat dijelaskan dalam
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mengelompokkan perusahaan-perusahaan sampel ke dalam kelompok good news
dan bad news. Klasifikasi good news mengacu pada peningkatan laba bersih
setelah pajak periode berjalan dibandingkan dengan periode sebelumnya,
sedangkan bad news mengacu pada penurunan laba bersih setelah pajak periode
berjalan dibandingkan dengan periode sebelumnya.
2. Menentukan periode peristiwa selama 61 hari, yaitu 30 hari sebelum tanggal
pengumuman laba bersih setelah pajak dan 30 hari setelah tanggal pengumuman
laba bersih setelah pajak. Sedangkan periode estimasi expected return yang
digunakan adalah 200 hari. Penentuan periode ini didasarkan pada asumsi bahwa
penentuan periode ini untuk mewakili besarnya sampel yang diambil (Jogiyanto,
2000:417).
3. Menghitung koefisien alpha (
α
i) dan beta (β
i) menggunakan Ordinary LeastSquare (OLS) market model. Perhitungannya dapat menggunakan rumus pada
persamaan (2-3).
4. Menghitung return sesungguhnya (aktual) di sekitar tanggal pengumuman laba
bersih setelah pajak. Penghitungan return sesungguhnya dapat menggunakan
persamaan (2-2).
5. Menghitung expected return dengan menggunakan Single Index Model – SIM
(Jones, 2000) :
E[Rj] = αi + βi . E(RM) ... (3-4)
Dimana :
E[R
j]
= return ekspektasi dari sekuritas i pada periode j.
α
i = interceptβ
i = koefisien regresiE(R
M)
= nilai harapan index pasar pada periode j.6. Menghitung abnormal return dengan persamaan (2-1).
7. Menghitung average abnormal return (AAR). AAR dihitung dengan membagi
jumlah abnormal return seluruh sampel pada hari ke-t dengan jumlah sampel
3.4.2. Uji Hipotesis
Melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t. Uji statistik
tersebut digunakan karena data berupa data interval / rasio dan berjumlah kecil.
Langkah-langkah untuk melakukan pengujian hipotesis adalah :
a. Menentukan hipotesis.
H01 : AAR = 0, tidak terdapat Average Abnormal Return positif di sekitar
tanggal publikasi laporan keuangan pada perusahaan yang memiliki laba
bersih setelah pajak good news.
Ha1 : AAR > 0, terdapat Average Abnormal Return positif di sekitar tanggal
publikasi laporan keuangan pada perusahaan yang memiliki laba bersih
setelah pajak good news.
H02 : AAR = 0, tidak terdapat Average Abnormal Return negatif di sekitar
tanggal publikasi laporan keuangan pada perusahaan yang memiliki laba
bersih setelah pajak bad news.
Ha2 : AAR < 0, terdapat Average Abnormal Return negatif di sekitar tanggal
publikasi laporan keuangan pada perusahaan yang memiliki laba bersih
setelah pajak bad news.
b. Menentukan besarnya level of significance.
t-hitung =
Nilai SEE diperoleh dengan persamaan :
SEE =
d. Membandingkan antara t-hitung dengan t-tabel. Kriteria signifikansi AAR
adalah sebagai berikut : (1) pada kondisi meningkat (good news), AAR
signifikan bila nilai t-hitung > t-tabel, dan sebaliknya. (2) pada kondisi
menurun (bad news), AAR signifikan bila nilai – t-hitung < ─ t-tabel, dan
sebaliknya. Signifikansi yang dimaksud adalah bahwa average abnormal
return tersebut secara statistik signifikan tidak sama dengan nol (positif untuk
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1. Sejarah Perusahaan
1. PT Bhuwanatala Indah PermaiTbk
PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk didirikan pada tanggal 22
desember 1981 dengan berdasarkan akta Notaris No. 35 yang dibuat
dihadapan edi priyana,SH. PTBhuwanatala Indah Permai Tbk tahun 2006
memiliki jumlah aset sebesar Rp.293,890,209,335, dan modal sebesar
Rp.170,879,306,064, Sedangkan untuk laba bersih setelah pajak pada
tahun 2004 adalah sebesar Rp 34,526,104,721, tahun 2005 Rp
(15,509,642,606), dan pada tahun 2006 Rp (41,688,598,167).
2. PT Bukit SentulTbk
. PT Bukit Sentul Tbk didirikan pada tanggal 16 April 1993
dengan berdasarkan akta Notaris No. 311yang dibuat dihadapan Misahardi
Wilamarta S.H. PT Bukit Sentul Tbk tahun 2006 memiliki jumlah aset
sebesar Rp. 2,636,133,692,469, dan modal sebesar Rp. 2,170,852,102,030.
Sedangkan untuk laba bersih setelah pajak pada tahun 2004 adalah sebesar
Rp (81,372,418,866), tahun 2005 Rp (4,880,695,641), dan pada tahun
2006 Rp 14,042,185,217.
3. PT Bintang Mitra SemestarayaTbk
PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk didirikan pada tanggal 16
November 1989, dengan berdasarkan akta Notaris No. 240 yang dibuat
dihadapkan Siti Pertiwi Henny Shidki, S.H. PT Bintang Mitra
Semestaraya Tbk tahun 2006 memiliki jumlah aset sebesar Rp.
206,456,311,023, dan modal sebesar Rp. 171,225,713,333 Sedangkan
untuk laba bersih setelah pajak pada tahun 2004 adalah sebesar Rp
(1,231,246,051), tahun 2005 Rp (1,678,179,436), dan pada tahun 2006 Rp
(2,905,702,376).
4. PT Ciptojaya Kontrindoreksa Tbk
PT Ciptojaya Kontrindoreksa Tbk didirikan pada tanggal 19
September 1990 berdasarkan Akta Notaris Siti Pertiwi Henny Shidki, SH
No. 435. PT Ciptojaya Kontrindoreksa Tbk tahun 2006 memiliki jumlah
aset sebesar Rp. 48,859,187,849, dan modal sebesar Rp. 47,252,732,047.
Sedangkan untuk laba bersih setelah pajak pada tahun 2004 adalah sebesar
Rp 22,640,919, tahun 2005 Rp 50,352,735, dan pada tahun 2006 Rp
214,686,144.
5. PT Ciputra DevelopmentTbk
PT Ciputra Development Tbk didirikan pada tanggal 22 Oktober
Hobropoerwanto, SH. PTCiputra Development Tbk tahun 2006 memiliki
jumlah aset sebesar Rp. 5,153,111,576,546, dan modal sebesar Rp.
2,844,824,066,250. Sedangkan untuk laba bersih setelah pajak pada tahun
2004 adalah sebesar Rp (219,273,939,140), tahun 2005 Rp
79,231,045,950, dan pada tahun 2006 Rp 572,099,687,440.
6. PT Ciputra SuryaTbk
PT Ciputra Surya Tbk didirikan pada tanggal 1 Maret 1989 dengan
berdasarkan akta Notaris No. 1 yang dibuat dihadapan Komar
Hobropoerwanto, SH. PTCiputra Surya Tbk tahun 2006 memiliki jumlah
aset sebesar Rp. 1,798,801,360,514, dan modal sebesar Rp.
1,085,516,148,770. Sedangkan untuk laba bersih setelah pajak pada tahun
2004 adalah sebesar Rp 61,391,768,522, tahun 2005 Rp 119,778,048,940,
dan pada tahun 2006 Rp 169,114,824,630.
7. PT Duta Anggada RealtyTbk
PT Duta Anggada Realty Tbk didirikan pada tanggal 30 Desember
1983 dengan berdasarkan akta Notaris No. 196 yang dibuat dihadapan
Buniarti Tjandra, SH. PT Duta Anggada Realty Tbk tahun 2006 memiliki
jumlah aset sebesar Rp. 1,496,888,484,303, dan modal sebesar Rp.
397,267,489,460. Sedangkan untuk laba bersih setelah pajak pada tahun
2004 adalah sebesar Rp (85,044,467,264), tahun 2005 Rp
8. PT Dharmala Intiland DevelopmentTbk
PT Dharmala Intiland Development Tbk didirikan pada tanggal 10
Juni 1983 dengan berdasarkan akta Notaris No. 118 yang dibuat
dihadapan Kartini Muljadi, SH. PTIntiland Development Tbk tahun 2006
memiliki jumlah aset sebesar Rp. 1,909,927,945,169, dan modal sebesar
Rp.1,836,722,304 Sedangkan untuk laba bersih setelah pajak pada tahun
2004 adalah sebesar Rp (45,705,227,673), tahun 2005 Rp
(34,485,314,719), dan pada tahun 2006 Rp 80,229,873,493.
9. PT Duta PertiwiTbk
PT Duta Pertiwi Tbk didirikan pada tanggal 29 Desember 1972
dengan berdasarkan akta Notaris No. 237 yang dibuat dihadapan
Mohamad Said Tadjoedin, SH. PTDuta Pertiwi Tbk tahun 2006 memiliki
jumlah aset sebesar Rp. 4,518,811,475,406, dan modal sebesar Rp.
1,651,272,609,651, Sedangkan untuk laba bersih setelah pajak pada tahun
2004 adalah sebesar Rp 59,642,976,096, tahun 2005 Rp 60,856,737,158,
dan pada tahun 2006 Rp 72,943,280,735.
10.PTBakrieland Development Tbk
PT Bakrieland Development Tbk didirikan pada tanggal 12 Juni
John Leonard Waworuntu, SH. PT Bakrieland Development Tbk tahun
2006 memiliki jumlah aset sebesar Rp.2.076.763.393.928, dan modal
sebesar Rp. 1,318,830,174,668, Sedangkan untuk laba bersih setelah pajak
pada tahun 2004 adalah sebesar Rp 36,620,126,181, tahun 2005 Rp
92,554,816,500, dan pada tahun 2006 Rp 67,608,522,696.
11.PT Gowa Makassar Tourism DevelopmentTbk
PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk didirikan pada
tanggal 14 Mei 1991 dengan berdasarkan akta Notaris No. 34 yang dibuat
dihadapan Haji Abdullah Ashal, SH. PT Gowa Makassar Tourism
Development Tbk tahun 2006 memiliki jumlah aset sebesar Rp.
268,622,001,762, dan modal sebesar Rp. 80,618,387,765, Sedangkan
untuk laba bersih setelah pajak pada tahun 2004 adalah sebesar Rp
6,396,856,295, tahun 2005 Rp 6,604,549,242, dan pada tahun 2006 Rp
7,376,531,167.
12.PT Jakarta Int'l Hotel & DevelopmentTbk
PT Jakarta Int'l Hotel & Development Tbk didirikan pada tanggal 7
Nopember 1969 dengan berdasarkan akta Notaris No 8 yang dibuat
dihadapan Soetrono Prawiroatmodjo, SH. PT Jakarta Int'l Hotel &
Development Tbk tahun 2006 memiliki jumlah aset sebesar Rp.
4,806,879,468,000, dan modal sebesar Rp. 1,358,216,830,000. Sedangkan
430,879,391,000, tahun 2005 Rp (141,366,826,000), dan pada tahun 2006
Rp (58,513,146,000).
13.PT Jaya Real PropertyTbk
PT Jaya Real Property Tbk didirikan pada tanggal 25 Mei
1979dengan berdasarkan akta Notaris No. 36 yang dibuat dihadapan
Hobropoerwanto, SH. PT Jaya Real Property Tbk tahun 2006 memiliki
jumlah aset sebesar Rp. 1,682,386,172,000, dan modal sebesar Rp.
1,050,192,652,000. Sedangkan untuk laba bersih setelah pajak pada tahun
2004 adalah sebesar Rp 41,622,059,000, tahun 2005 Rp 67,226,436,000,
dan pada tahun 2006 Rp 84,119,953,000.
14.PT Karka Yasa Profilia Tbk
PT Karka Yasa Profilia Tbk didirikan pada tanggal 21 April 1994
dengan berdasarkan akta Notaris No. 221 yang dibuat dihadapan Ny.Siti
Pertiwi Henny Shiddki, SH. PT Karka Yasa Profilia Tbk tahun 2006
memiliki jumlah aset sebesar Rp. 72,778,611,050, dan modal sebesar Rp.
50,366,572,379. Sedangkan untuk laba bersih setelah pajak pada tahun
2004 adalah sebesar Rp 618,080,549, tahun 2005 Rp 203,016,370, dan
pada tahun 2006 Rp (287,104,608).
15.PT Kawasan Industri JababekaTbk
Januari 1989 dengan berdasarkan akta Notaris No. 18 yang dibuat
dihadapan Maria Kristiana Soeharyo, SH. PT Kawasan Industri Jababeka
Tbk tahun 2006 memiliki jumlah aset sebesar Rp. 1,907,309,856,631, dan
modal sebesar Rp. 1,621,682,646,808. Sedangkan untuk laba bersih
setelah pajak pada tahun 2004 adalah sebesar Rp 61,127,939,703, tahun
2005 Rp 133,990,509,624, dan pada tahun 2006 Rp 37,016,788,091.
16.PT Kridaperdana Indahgraha Tbk
PT Kridaperdana Indahgraha Tbk didirikan pada tanggal 11 Juni
1990 dengan berdasarkan akta Notaris No. 65 yang dibuat dihadapan
Achmad Bajumi, SH. PT Kridaperdana Indahgraha Tbk tahun 2006
memiliki jumlah aset sebesar Rp. 107,994,344,777, dan modal sebesar Rp.
93,058,915,462. Sedangkan untuk laba bersih setelah pajak pada tahun
2004 adalah sebesar Rp 2,472,482,510, tahun 2005 Rp 2,482,067,905, dan
pada tahun 2006 Rp 2,024,444,923.
17.PT Lamicitra NusantaraTbk
PT Lamicitra Nusantara Tbk didirikan pada tanggal 29 Januari
1988 dengan berdasarkan akta Notaris No. 32 yang dibuat dihadapan
Tjitra Sasanti Djatmiko,SH. PT Lamicitra Nusantara Tbk tahun 2006
memiliki jumlah aset sebesar Rp. 492,326,846,000, dan modal sebesar Rp.
162,899,507,000. Sedangkan untuk laba bersih setelah pajak pada tahun
pada tahun 2006 Rp 966,960,000.
18.PT Lippo CikarangTbk
PT Lippo Cikarang Tbk didirikan pada tanggal 20 Juli 1987 dengan
berdasarkan akta Notaris No. 43 yang dibuat dihadapan Hendra Karyadi,
SH. PT Lippo Cikarang Tbk tahun 2006 memiliki jumlah aset sebesar Rp.
1,161,979,825,867, dan modal sebesar Rp. 447,563,722,361. Sedangkan
untuk laba bersih setelah pajak pada tahun 2004 adalah sebesar Rp
28,936,338,681, tahun 2005 Rp 3,732,760,819, dan pada tahun 2006 Rp
3,269,855,164.
19.PT Lippo KarawaciTbk
PT Lippo Karawaci Tbk didirikan pada tanggal 15 Oktober 1990
dengan berdasarkan akta Notaris No. 233 yang dibuat dihadapan
Misahardi Wilamarta,SH. PT Lippo Karawaci Tbk tahun 2006 memiliki
jumlah aset sebesar Rp. 8,485,853,807,230, dan modal sebesar Rp.
2,962,488,557,445. Sedangkan untuk laba bersih setelah pajak pada tahun
2004 adalah sebesar Rp 292,914,373,144, tahun 2005 Rp
358,943,471,241, dan pada tahun 2006 Rp 324,836,371,332.
20.PT Mas Murni IndonesiaTbk
PT Mas Murni Indonesia Tbk didirikan pada tanggal 27 Juli 1970
Sioe Liep, SH. PTMas Murni Indonesia Tbk tahun 2006 memiliki jumlah
aset sebesar Rp. 620,624,325,764, dan modal sebesar Rp.
606,572,996,720. Sedangkan untuk laba bersih setelah pajak pada tahun
2004 adalah sebesar Rp 130,202,108,832, tahun 2005 Rp 4,795,863,155,
dan pada tahun 2006 Rp 12,339,747,679.
21.PT Modernland Realty Ltd Tbk
PT Modernland Realty Ltd Tbk didirikan pada tanggal 12
desember 1989 dengan berdasarkan akta Notaris No 225 yang dibuat
dihadapan arief sihombing, SH. PT Modernland Realty Ltd Tbk tahun
2006 memiliki jumlah aset sebesar Rp. 1,683,725,152,296, dan modal
sebesar Rp. 713,620,591,687. Sedangkan untuk laba bersih setelah pajak
pada tahun 2004 adalah sebesar Rp (45,978,592,620), tahun 2005 Rp
24,956,513,548, dan pada tahun 2006 Rp (2,833,488,570).
22.PT Mulialand Tbk
PT Mulialand Tbk didirikan pada tanggal 21 september 1987
dengan berdasarkan akta Notaris No 25 yang dibuat dihadapan Shinta
Setiawati, SH. PT Mulialand Tbk tahun 2006 memiliki jumlah aset
sebesar Rp. 1,345,848,732,934, dan modal sebesar Rp. (367,838,549,664).
Sedangkan untuk laba bersih setelah pajak pada tahun 2004 adalah sebesar
Rp (166,646,209,485), tahun 2005 Rp (120,403,527,861), dan pada tahun
23.PT Indonesia Prima PropertyTbk
PT Indonesia Prima Property Tbk didirikan pada tanggal 23 April
1983dengan berdasarkan akta Notaris No. 31 yang dibuat dihadapan
Sastra Kosasih, SH PT Indonesia Prima Property Tbk tahun 2006
memiliki jumlah aset sebesar Rp. 724,081,949,781, dan modal sebesar Rp.
242,272,274,949. Sedangkan untuk laba bersih setelah pajak pada tahun
2004 adalah sebesar Rp 215,001,471,325, tahun 2005 Rp
(23,851,885,127), dan pada tahun 2006 Rp 21,997,139,233.
24.PT Pudjiadi & Sons EstateTbk
PT Pudjiadi & Sons Estate Tbk didirikan pada tanggal 17
Desember 1970 dengan berdasarkan akta Notaris No. 34 yang dibuat
dihadapan Ridwan Suselo, SH. PTPudjiadi & Sons Estate Tbk tahun 2006
memiliki jumlah aset sebesar Rp. 202,140,201,925, dan modal sebesar Rp.
67,088,200,779. Sedangkan untuk laba bersih setelah pajak pada tahun
2004 adalah sebesar Rp 3,558,885,657, tahun 2005 Rp 2,436,919,938, dan
pada tahun 2006 Rp 8,919,159,986.
25.PT Putra Surya Perkasa Tbk
PT Putra Surya Perkasa Tbk didirikan pada tanggal 15 Mei 1981
dengan berdasarkan akta Notaris No. 23 yang dibuat dihadapan Raden
memiliki jumlah aset sebesar Rp. 703,807,654,689, dan modal sebesar Rp.
212,329,914,747. Sedangkan untuk laba bersih setelah pajak pada tahun
2004 adalah sebesar Rp (121,669,605,815), tahun 2005 Rp
(445,421,787,853), dan pada tahun 2006 Rp 8,025,198,756.
26.PT Pudjiadi Prestige LimitedTbk
PT Pudjiadi Prestige Limited Tbk didirikan pada tanggal 11
september 1980 dengan berdasarkan akta Notaris No 21 yang dibuat
dihadapan miryam magdalena,SH. PT Pudjiadi Prestige Limited Tbk
tahun 2006 memiliki jumlah aset sebesar Rp. 257,412,207,110, dan modal
sebesar Rp. 196,740,748,038. Sedangkan untuk laba bersih setelah pajak
pada tahun 2004 adalah sebesar Rp 3,382,818,480, tahun 2005 Rp
3,325,778,337, dan pada tahun 2006 Rp 288,106,287.
27.PT Pakuwon JatiTbk
PT Pakuwon Jati Tbk didirikan pada tanggal 20 september 1982
dengan berdasarkan akta Notaris No 281 yang dibuat dihadapan kartini
mudjadi, SH. PT Pakuwon Jati Tbk tahun 2006 memiliki jumlah aset
sebesar Rp. 2,721,499,590,000, dan modal sebesar Rp. 929,724,777,000.
Sedangkan untuk laba bersih setelah pajak pada tahun 2004 adalah sebesar
Rp 45,247,145,000, tahun 2005 Rp 642,910,669,000, dan pada tahun 2006
Rp 218,735,781,000
28.PT Panca Wiratama SaktiTbk
PT Panca Wiratama Sakti Tbk didirikan pada tanggal 1 september
1986 dengan berdasarkan akta Notaris No 8 yang dibuat dihadapan mirah
dewi, SH. PTPanca Wiratama Sakti Tbk tahun 2006 memiliki jumlah aset
sebesar Rp. 314,695,619,432, dan modal sebesar Rp. (254,741,722,056).
Sedangkan untuk laba bersih setelah pajak pada tahun 2004 adalah sebesar
Rp (19,010,264,516), tahun 2005 Rp (29,773,209,585), dan pada tahun
2006 Rp (29,294,371,765).
29.PT Ristia Bintang MahkotasejatiTbk
PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk didirikan pada tanggal 22 mei
1985 dengan berdasarkan akta Notaris No 114 yang dibuat dihadapan
lieke liana dewi, SH. PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk tahun 2006
memiliki jumlah aset sebesar Rp. 204,676,893,280, dan modal sebesar Rp.
151,553,258,539. Sedangkan untuk laba bersih setelah pajak pada tahun
2004 adalah sebesar Rp (1,473,116,701), tahun 2005 Rp (2,255,316,506),
dan pada tahun 2006 Rp 180,011,133
30.PT Suryainti PermataTbk
PT Suryainti Permata Tbk didirikan pada tanggal 14 februari 1990
dengan berdasarkan akta Notaris No. 74 yang dibuat dihadapan ending
aset sebesar Rp. 697,032,396,178, dan modal sebesar Rp.
626,777,229,691. Sedangkan untuk laba bersih setelah pajak pada tahun
2004 adalah sebesar Rp 55,202,352,948, tahun 2005 Rp 77,638,752,183,
dan pada tahun 2006 Rp 93,683,793,133.
31.PT Suryamas DutamakmurTbk
PT Suryamas Dutamakmur Tbk didirikan pada tanggal 21
september 1989 dengan berdasarkan akta Notaris No. 322 yang dibuat
dihadapan benny kristianto, SH. PT Suryamas Dutamakmur Tbk tahun
2006 memiliki jumlah aset sebesar Rp. 2,009,120,889,091, dan modal
sebesar Rp. 329,720,338,450. Sedangkan untuk laba bersih setelah pajak
pada tahun 2004 adalah sebesar Rp (1,631,206,831), tahun 2005 Rp
(64,637,478,933), dan pada tahun 2006 Rp 43,901,229,259.
32.PT Summarecon AgungTbk
PT Summarecon Agung Tbk didirikan pada tanggal 26 november
1975 dengan berdasarkan akta Notaris No. 308 yang dibuat dihadapan
ridwan suselo, SH. PT Summarecon Agung Tbk tahun 2006 memiliki
jumlah aset sebesar Rp. 2,191,817,465,000, dan modal sebesar Rp.
975,741,538,000. Sedangkan untuk laba bersih setelah pajak pada tahun
2004 adalah sebesar Rp 147,014,773,000, tahun 2005 Rp