• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA APOTEK MANDIRI FARMA PAMEKASAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA APOTEK MANDIRI FARMA PAMEKASAN."

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP

KEPUASAN PELANGGAN PADA APOTEK MANDIRI

FARMA PAMEKASAN

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

0712010002 / FE / EM

DWI NOVIATI SUNDARI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(2)

i

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah dan terima kasih kepada junjungan tertinggi,

ALLAH SWT atas kemampuan dan kasih karunia-Nya yang diberikan sehingga

penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “PENGARUH

KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA

APOTEK MANDIRI FARMA PAMEKASAN”.

Penyusunan skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk dapat

memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen di Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Dengan selesainya penulisan

skripsi ini penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang bersedia untuk

memberikan bantuan dan dukungannya baik secara materiil maupun moril kepada

penulis, untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak

terima kasih kepada :

1.

Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, M.P, selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2.

Bapak Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3.

Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Jurusan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(3)

ii

5.

Seluruh staf Dosen dan Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

7.

Bapak Ach Hidayat dan Ibu Nur Hasanah selaku orang tua serta

Saudara-saudaraku tercinta (selvi,nana) kakak ipar ku mas eko dan om Syaiful Arief

yang selalu memberikan doa restunya kepada penulis.

8.

Sahabat-Sahabat ku (tasya, rya, deby,mutiara) yang slalu memberi warna

menemani selama penulisan.

9.

Davied yang selalu setia memberi semangat dan keyakinan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

10. Serta saudara sepupu aku yang tercinta (kakak wiwit,mbak windi dan mbak

yeyen) ponakan ku ale yang saling mendukung slama ini dan semua

teman-teman yang tak bisa disebutkan satu persatu.

Pada akhirnya penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih ada

kekurangan dan perlu adanya perbaikan, oleh karenanya penulis senantiasa

mengharapkan kritik dan saran serta masukan-masukan bagi peneliti yang lain di

masa yang akan datang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi pembaca.

Surabaya, Desember 2010

(4)

iii

Halaman

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 10

2.2 Landasan Teori ... 11

2.2.1 Kualitas Pelayanan ... 11

2.2.1.1 Pengertian Kualitas Layanan ... 11

2.2.1.2 Dimensi Kualitas Layanan ... 13

2.2.1.3 Model Kualitas Layanan ... 18

2.2.1.4 Strategi Peningkatan Kualitas Layanan ... 23

2.2.1.5 Faktor-faktor Hambatan dan Faktor yang

Mempengaruhi Tingkat Layanan ... 29

2.2.2 Kepuasan Pelanggan ... 31

2.2.4.1 Pengertian Kepuasan Pelanggan ... 31

2.2.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan

Pelanggan ... 35

(5)

iv

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 43

3.1.1 Definisi Operasional Variabel ... 43

3.1.2 Pengukuran Variabel ... 46

3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 46

3.2.1 Populasi ... 46

3.2.2 Sampel ... 46

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 47

3.3.1 Jenis Data ... 47

3.3.2 Sumber Data ... 48

3.3.3 Pengumpulan Data ... 48

3.4 Teknik Analisa dan Uji Hipotesis ... 49

3.4.1 Normalitas Data dan Linearitas ... 55

3.4.2 Evaluasi Outlier ... 55

3.4.3 Deteksi Multicollinearity dan Singularity ... 57

3.4.4 Uji Validitas ... 57

3.4.5 Uji Reabilitas ... 58

3.4.6 Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal ... 58

3.4.7 Pengujian Model dengan Two-Swtp Approach ... 59

3.4.8 Evaluasi Model ... 60

(6)

v

4.1.1 Gambaran Umum Apotik Mandiri Farma ... 64

4.1.2 Fisi dan Misi Apotik Mandiri Farma ... 64

4.1.3 Struktur Organisasi ... 65

4.1.4 Organisasi dan Personalia ... 67

4.1.5 Tujuan Perusahaan ... 70

4.1.6 Diskripsi Responden ... 71

4.1.7 Diskripsi Variabel Penelitian ... 74

4.2 Analisis Statistik Inferensial ... 79

4.2.1 Evaluasi terhadap asumsi-asumsi SEM ... 79

4.2.2 Analisis Konfirmatori terhadap variabel penelitian ... 81

4.3 Pengujian Sctruktural Equation Modeling (SEM) ... 86

4.4 Pengujian Hipotesis ... 89

4.5 Interpretasi ... 90

BAB V Kesimpulan Dan Saran

5.1 Kesimpulan ... 98

5.2 Saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA

(7)

vi

Halaman

Tabel 1.1 Hasil Penjualan ... 2

Tabel 1.2 Jenis dan Jumlah Komplain Pelanggan Tahun 2005-2009 ... 4

Tabel 3.1 Indeks Pengujian Kelayakan Model dalam

Structural Equation Modelling (SEM) ... 61

Tabel 4.1 Komposisi Karyawan Apotek Mandiri Farma Pamekasan ... 68

Tabel 4.2 Tingkat Pendidikan Karyawan Apotek Mandiri Farma Pamekasan ... 69

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 72

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 72

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 73

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan

Pendapatan per 3 Bulan Terakhir ... 74

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Variabel Kualitas layanan (X1) ... 75

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Variabel Kepuasan Pelanggan (Y) ... 77

Tabel 4.8 Loading Factor Pengukuran Kualitas Layanan ... 83

Tabel 4.9 Loading Factor (

λ) Pengukuran Kepuasan Pelanggan

(Y) ... 84

Tabel 4.10 Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices (Overall) ... 88

(8)

vii

Halaman

Gambar 2.1 : Model Konseptual Service Quality ... 20

Gambar 2.2 : Model Service Quality yang di Perluas ... 22

Gambar 2.3 : Konsep Kepuasan Pelanggan ... 34

(9)

viii

Lampiran 1 : Kuesioner

Lampian 2 : Hasil Penyebaran Kuesioner

(10)

ix

Oleh :

Dwi Noviati Sundari

ABSTRAKSI

Setiap perusahaan berlomba untuk tetap meningkatkan kualitas layanannya,

hal ini karena nama baik yang diperoleh dari masyarakat dunia usaha dan

penghargaan yang diberikan oleh pelanggan seringkali dikarenakan kualitas

layanan yang dianggap memuaskan. Adapun pengukuran

service quality

yaitu

meliputi : bukti fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan dan Empati. Hal ini,

karena pelanggan merupakan aset berharga bagi perusahaan, dan dalam

kenyataannya tidak ada satupun perusahaan atau apotek yang akan mampu

bertahan hidup bila ditinggalkan pelanggannya, maka dari itu Apotek Mandiri

Farma Pamekasan juga perlu meningkatkan kualitas palayanannya. Salah satunya

adalah dengan mempertahankan maupun meningkatkan pelayanan terbaiknya

kepada pelanggan, agar pelanggan selalu terpuaskan. Penelitian ini bertujuan

untuk menganalisis pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan pada

Apotek Mandiri Farma Pamekasan.

Data yang digunakan berasal dari kuesioner yang kembali dan layak untuk

diolah sejumlah 114 responden, yang merupakan pelanggan Apotek Mandiri

Farma Pamekasan. Data direkap dengan perangkat lunak SPSS 12 dan

menggunakan LISREL 8,80 untuk mengolah data secara statistik dengan metode

Structural Equation Modeling

(SEM).

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa variabel kualitas layanan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan yang ditunjukkan

dengan nilai t hitung lebih besar dari t tabel (2,96 > 1,98), besarnya pengaruh

sebesar 1,49 yang berarti bahwa semakin baik kualitas layanan Apotek Mandiri

Farma Pameksan akan meningkatkan kepuasan pelanggan.

(11)

1

1.1.Latar Belakang

Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan dari organisasi asing

semakin takterelakkan, maka peningkatan kualitas produk, pelayanan juga

harus disesuaikan dengan standart international, yaitu dengan mendapatkan

sertifikat ISO yang merupakan suatu jaminan terhadap suatu mutu atau

kualitas. Untuk mencapai hal tersebut tentulah tidak mudah dan dibutuhkan

kerja keras untuk melakukan peningkatan di segala bidang termasuk sumber

daya manusia pengelolanya.

Perkembangan dan peningkatan perusahaan yang bergerak di bidang

penjualan obat dari tahun ke tahun semakin menjadi perhatian masyarakat

dunia usaha. Hal ini dapat dilihat dari ketatnya persaingan kualitas layanan

diantaranya : bukti fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan dan empati.

Kualitas layanan jasa yang diberikan merupakan sasaran utama dari semua

taktik dan strategi pemasaran untuk mempengaruhi perilaku konsumen, karena

sasaran utama adalah perubahan perilaku, untuk itu perlu perencanaan strategi

dimulai dengan memahami perilaku konsumen tentang apa yang menjadi

kebutuhan dan keinginan konsumen.

Dalam kehidupan manusia tidak bisa lepas dari bermacam-macam

tingkat kebutuhan, baik kebutuhan untuk kesehatan, kebutuhan rasa aman,

(12)

mengaktualisasikan diri. Dari beberapa kebutuhan tersebut kebutuhan

manusia akan kesehatan merupakan kebutuhan yang tidak dapat diabaikan

lagi pemenuhannya. Masyarakat sebagai pelanggan akan dihadapkan pada

pelbagai macam pilihan pembelian obat untuk memenuhi kebutuhan akan

kesehatan fisiknya. Hal ini didukung dengan banyaknya toko obat dan Apotek

yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Untuk itu

yang menjadi persoalan adalah apakah toko obat atau Apotek yang tersedia

dapat sesuai dengan keinginan atau selera pelanggan sehingga pelanggan

tertarik untuk membelinya.

Menurut Bapak Zainal Fatah pemilik Apotek Mandiri Farma

Pamekasan menyebutkan bahwa perkembangan dari tahun ke tahun

mengalami penurunan, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.1

Hasil Penjualan

No Tahun Hasil Penjualan

1 2004 – 2005 Rp. 1.285.724.700

2 2005 – 2006 Rp. 1.134.770.400

3 2006 – 2007 Rp. 1.048.290.600

4 2007 – 2008 Rp. 981.840.150

5 2008 – 2009 Rp. 862.687.200

Sumber : Apotek Mandiri Farma.

Dari data di atas dapat diketahui dari tahun ke tahun penghasilan

penjualan cenderung mengalami penurunan, hal ini menjadi permasalahan

bagi manajemen Apotek Mandiri Farma untuk mengelola Apotek dengan

(13)

Pamekasan. Padahal dari segi harga dan ketersediaan obat-obatan Apotek

Mandiri Farma relatif lebih murah dan lebih lengkap dibanding apotek yang

lain. Fenomena penurunan ini diperkirakan disebabkan antara lain semakin

baiknya tingkat kesehatan masyarakat Kabupaten Pamekasan, meningkatnya

persaingan antar apotek, juga bertambahnya jumlah apotek di daerah

Pamekasan. Dalam kondisi persaingan yang ketat tersebut, hal utama yang

harus diprioritaskan adalah kepuasan pelanggan agar perusahaan dapat

bertahan, bersaing dan menguasai pangsa pasar. Perusahaan harus tahu

hal-hal apa saja yang dianggap penting oleh pelanggan dan perusahaan berusaha

untuk mengukur kepuasan pelanggan untuk meningkatkan penjualan tersebut

dan menghasilkan kinerja (performance) sebaik mungkin, sehingga dapat

memuaskan pelanggan. Di samping itu ada beberapa komplain yang pernah

diterima Apotek Mandiri Farma, misalnya :

1. Menunggu obat terlalu lama

2. Tidak adanya nomor antrian pembelian obat

3. Ruang tunggu yang terlalu padat pengunjung sehingga banyak yang tidak

kebagian tempat duduk

4. Sebagian pelanggan pernah mempertanyakan kualitas obat karena setelah

meminum obat ada yang belum sembuh-sembuh.

5. Terdapat sebagian karyawan Apotek Mandiri Farma yang kurang telaten

dan kurang sabar.

Adapun jenis dan jumlah komplain pelanggan pada Apotek Mandiri

Farma Pamekasan yang disampaikan pelanggan baik secara lisan maupun

melalui kotak saran pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 disajikan

(14)

Tabel 1.2

Jenis dan Jumlah Komplain Pelanggan

Tahun 2005 - 2009

No Jenis Komplain Pelanggan Tahun

2005 2006 2007 2008 2009 1 Menunggu obat terlalu lama 8 7 15 13 10 2 Tidak adanya nomor antrian

pembelian obat

15 16 18 21 24

3 Ruang tunggu yang terlalu padat pengunjung

9 8 8 11 12

4 Mempertanyakan kualitas obat karena setelah meminum obat ada yang belum sembuh-sembuh

17 9 13 8 10

5 Karyawan Apotek Mandiri Farma yang kurang telaten dan kurang sabar

8 7 12 14 15

Jumlah 57 47 66 67 71

Sumber data : Apotek Mandiri Farma Pamekasan.

Komplain yang diterima merupakan masukan yang berharga bagi

Apotek Mandiri Farma sebagai pedoman untuk lebih meningkatkan kualitas

apotek dan pelayanan kepada pelanggan. Apotek Mandiri Farma mempunyai

harapan yaitu pelanggan merasa puas atas pelayanan yang diberikan. Oleh

karena itu Apotek Mandiri Farma terus berusaha untuk meningkatkan kualitas

pelayanannya.

Dari berbagai fenomena tersebut di atas, maka peneliti memandang ini

sangat penting untuk dijadikan penelitian, apakah penurunan pembelian obat

ini akibat dari pengaruh kualitas layanan sehingga akan mempengaruhi

kepuasan pelanggan, hal ini menimbulkan permasalahan mengapa minat

pelanggan menurun untuk membeli obat dan menebus resep dokter di Apotek

Mandiri Farma Pamekasan.

Kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan menjadi topik yang hangat

(15)

kualitas jasa yang dikehendaki pelanggan, sehingga jaminan kualitas menjadi

prioritas utama dan dijadikan sebagai tolok ukur keunggulan daya saing

perusahaan. Pada dasarnya, pengertian kepuasan atau ketidakpuasan

pelanggan merupakan perbedaan antara harapan dan kinerja yang dirasakan.

Jadi, pengertian kepuasan pelanggan berarti bahwa kinerja suatu jasa

sekurang-kurangnya sama dengan yang diharapkan atau melebihi dari apa

yang diharapkan.

Sejalan dengan itu, kemajuan jaman juga menuntut adanya suatu kinerja

yang baik dalam hal service quality atau kualitas layanan. Setiap perusahaan

berlomba untuk tetap meningkatkan kualitas layanannya, hal ini karena nama

baik yang diperoleh dari masyarakat dunia usaha dan penghargaan yang

diberikan oleh pelanggan seringkali dikarenakan kualitas layanan yang

dianggap memuaskan. Adapun pengukuran service quality yaitu meliputi :

bukti fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan dan Empati. Hal ini, karena

pelanggan merupakan aset berharga bagi perusahaan, dan dalam kenyataannya

tidak ada satupun perusahaan atau apotek yang akan mampu bertahan hidup

bila ditinggalkan pelanggannya, maka dari itu Apotek Mandiri Farma

Pamekasan juga perlu meningkatkan kualitas palayanannya. Salah satunya

adalah dengan mempertahankan maupun meningkatkan pelayanan terbaiknya

kepada pelanggan, agar pelanggan selalu terpuaskan.

Produk atau jasa yang bisa memuaskan adalah produk atau jasa yang

dapat memberikan sesuatu yang dicari oleh pelanggan sampai pada tingkat

cukup. Dalam konteks teori perilaku pelanggan, kepuasan lebih banyak

(16)

atau menggunakan suatu produk atau jasa. Kepuasan tidak akan pernah

berhenti pada satu titik, bergerak dinamis mengikuti tingkat kualitas produk

dan layanannya dengan harapan-harapan yang berkembang di benak

pelanggan. Harapan pembeli dipengaruhi oleh pengalaman pembelian mereka

sebelumnya, nasehat teman dan kolega, serta janji dan informasi pemasar dan

pesaingnya (Palilati, 2007:74).

Penelitian Hidayat (2009:106) menunjukkan bahwa kualitas layanan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan nasabah. Hal ini berarti

semakin baik kualitas produk yang diberikan oleh bank maka nasabah

semakin merasa puas terhadap produk bank tersebut. Nasabah adalah penilai

kualitas suatu produk perbankan. Banyak ukuran yang bisa dipakai nasabah

dalam menentukan kualitas suatu produk perbankan. Namun tujuan akhir

yang dicapai adalah sama yaitu mampu memberikan rasa puas kepada

nasabah.

Menurut Wijaya (2002:25) dalam jurnalnya menyatakan bahwa

dimensi layanan yang berpengaruh lebih besar terhadap kepuasan manajer

menengah adalah empati dan disusul bukti fisik. Namun demikian,

berdasarkan fakta empirik bahwa kepusan manajer menengah di Bank

Danamon dipengaruhi oleh semua dimensi layanan secara merata, dengan

kata lain ada dimensi layanan yang berpengaruh dominan.

Dalam jurnalnya Triatmanto dan Idayanti (2006:82) menyatakan bahwa

kualitas pelayanan merupakan bagian yang paling penting dari kegiatan

pemasaran produk. Pelayanan yang baik akan sangat membantu dalam

(17)

mempertahankan kemauan pelanggan akan sedikit jika dibandingkan biaya

untuk merebut kembali pelanggan yang telah hilang atau untuk menarik

pelanggan yang baru yang biasanya lebih besar.

Apotek Mandiri Farma Pamekasan menilai bahwa manfaat produk atau

jasa bagi calon pembeli atau pembeli tanpa adanya pelayanan yang baik,

maka pelanggan tidak akan membeli produk atau jasa tersebut untuk kedua

kalinya. Untuk itu Apotek perlu melakukan pelayanan terbaiknya dengan

menetapkan konsep pelayanan, sehingga dapat mempengaruhi secara

langsung calon pelanggannya dengan cara menanamkan kepercayaan,

sehingga pelayanan yang diberikan tidak mengecewakan pelanggan atau

dengan kata lain dapat meningkatkan kepuasan pelanggan. Sedangkan bagi

pelanggan, kepuasan terhadap suatu barang atau jasa merupakan suatu

bentuk komitmen yang ditunjukkan dengan kemauan untuk membeli dan

menggunakan kembali suatu produk atau jasa, komitmen untuk berpindah

kepada pesaing, serta kemauan untuk menyatakan hal-hal yang positif dan

merekomendasikannya kepada orang lain. Terciptanya kepuasan pelanggan

dapat memberikan beberapa manfaat diantaranya hubungan antara perusahaan

dan pelanggannya menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi

pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan, dan membentuk suatu

rekomendasi dari mulut ke mulut (Word of mouth) yang menguntungkan

perusahaan (Tjiptono, 2002:24).

Peningkatan kualitas layanan diharapkan dapat meningkatkan kepuasan

(18)

perusahaan. Tujuan perusahaan untuk menciptakan penjualan melalui

kepuasan pelanggan sangat penting, karena penjualan perusahaan setiap saat

berasal dari dua kelompok, yaitu pelanggan baru dan pembeli ulang (repeat

customer). Biaya untuk menarik pelanggan baru lebih mahal daripada

mempertahankan pelanggan lama. Oleh karena itu, mempertahankan

pelanggan lebih penting daripada memikat pelanggan. Kunci untuk

mempertahankan pelanggan adalah kepuasan pelanggan. Seorang pelanggan

yang puas akan 1) membeli lagi; 2) mengatakan hal yang baik tentang

perusahaan kepada orang lain; 3) kurang memperhatikan merek dan iklan

produk pesaing; 4) cenderung membeli produk lain dari perusahaan yang

sama. Kepuasan pelanggan merupakan unsur mutlak paling dasar bagi setiap

kegiatan bisnis. Keunggulan dalam bersaing di pasar hiperkompetitif masa

kini apalagi masa depan adalah kemampuan untuk menciptakan suasana

loyalitas pelanggan yang dapat tercapai jika kepuasan pelanggan terpenuhi.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang telah diuraikan di atas,

maka judul yang dapat diambil dalam penelitian ini yaitu : “Pengaruh

Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Apotek Mandiri

Farma Pamekasan.”

1.2.Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini

adalah apakah kualitas layanan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan

(19)

1.3.Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan perumusan masalah yang telah dibahas sebelumnya,

maka yang menjadi tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk

menganalisis pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan pada

Apotek Mandiri Farma Pamekasan.

1.4.Kegunaan Penelitian

a. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan pertimbangan bagi pimpinan perusahaan dalam mengatasi

masalah yang berhubungan dengan manajemen pemasaran sebagai dasar

dalam proses pengambilan keputusan.

b. Bagi Peneliti

Sebagai suatu kesempatan bagi peneliti untuk melatih berfikir secara kritis

dan logis serta kesempatan untuk menerapkan segala ilmu yang didapat

dari bangku kuliah.

c. Bagi Pihak Lain

Sebagai informasi pengetahuan dalam mempelajari lebih jauh tentang

hasil penelitian dan sebagai bahan pertimbangan pada penelitian yang

akan datang.

(20)

10

2.1.Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Rizal (2008) dengan judul : “Pengaruh

Kualitas Layanan Jasa Terhadap Kepuasan pelanggan Pengguna Jasa,” hasil

penelitian menunjukkan bahwa tangibles, reliability, responsiveness,

assurance, dan empathy secara simultan maupun secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap kepuasan pelanggan pengguna jasa PT. DSU – Surabaya.

Variabel bebas yang paling berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan adalah

variabel reliability.

Selanjutnya penelitian Hidayat (2009) dalam jurnalnya yang berjudul :

“Pengaruh Kualitas Layanan, Kualitas Produk dan Nilai Nasabah Terhadap

Kepuasan dan Loyalitas Nasabah Bank di Jawa Timur,” hasil penelitian

menunjukkan bahwa kualitas layanan berpengaruh positif dan singifikan

terhadap kepuasan nasabah; kualitas produk berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kepuasan nasabah; nilai bagi nasabah berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kepuasan nasabah; kualitas layanan tidak

berpengaruh terhadap loyalitas nasabah; kualitas produk tidak berpengaruh

signifikan terhadap loyalitas nasabah; nilai bagi nasabah berpengaruh positif

dan signifikan terhadap loyalitas nasabah, kepuasan nsabah berpengaruh

positif dan signifikan terhadap loyalitas nasabah. Dengan demikian kualitas

layanan tidak berpengaruh signifikan secara langsung terhadap loyalitas

(21)

loyalitas nasabah dengan di antarai oleh kepuasan nasabah. Kualitas produk

berpengaruh negatif dan nonsignifikan terhadap loyalitas nasabah. Namun

kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas nasabah

dengan di antarai oleh kepuasan nasabah.

Persamaan penelitian Rizal (2001) dan Hidayat (2005), dengan

penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan variabel kualitas layanan

sebagai variabel independen dan kepuasan pelanggan sebagai variabel

dependen. Perbedaan penelitian Rizal (2001) dengan penelitian ini yaitu

terletak pada obyek penelitiannya, sedangkan perbedaan penelitian ini dengan

penelitian Hidayat yaitu pada variabel independen, pada penelitian Hidayat

menggunakan tiga variabel independen, sedangkan pada penelitian ini hanya

menggunakan kualitas layanan, perbedaan lainnya yaitu terletak pada obyek

penelitiannya.

2.2.Tinjauan Teori 2.2.1. Kualitas Layanan

2.2.1.1. Pengertian Kualitas Layanan

Pengertian kualitas jasa atau pelayanan berpusat pada upaya

pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketetapan

penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Kualitas

layanan menurut Stanton dengan alih bahasa Lamarto (1996:220)

adalah : Tingkat baik buruknya kegiatan yang dapat diidentifikasikan

(22)

merupakan pemenuhan kebutuhan dan tidak harus terikat pada penjualan

produk atau jasa lainnya. Untuk menghasilkan jasa mungkin perlu atau

tidak dipergunakan penggunaan benda nyata (tangible). Akan tetapi

sekalipun penggunaan benda itu perlu, namun tidak terdapat adanya

pemindahan hak milik atas benda tersebut.

Menurut Tjiptono (2002:59) yang dimaksud dengan pelayanan

adalah : Seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harpan pelanggan

atas layanan yang mereka terima atau peroleh. Keunggulan suatu produk

jasa tergantung pada keunikan serta kualitas yang diberikan oleh

penyedia jasa. Apakah telah sesuai atau belum dengan ekspektasi

pelanggan. Untuk mengukurnya diperluan servqual (service quality),

yang dibangun atas adanya perbandingan dua faktor utama yaitu persepsi

pelanggan atas layanan yang nyata mereka terima (perceived service)

dengan layanan yang sesungguhnya diharapkan atau diinginkan

(expected service). Jika kenyataan lebih dari yang diharapkan, maka

layanan dikatakan tidak bermutu. Dan apabila kenyataan sama dengan

harapan maka layanan disebut memuaskan.

Menurut Zeithaml dalam Tjiptono (2002:28) harapan pelanggan

sebagai berikut : Harapan diyakini memiliki peranan yang besar dalam

menentukan kualitas produk jasa dan kepuasan pelanggan. Pada dasarnya

ada korelasi yang erat antara penentuan kualitas dan kepuasan pelanggan.

Dalam mengevaluasinya, pelanggan akan menggunakan harapannya

sebagai standar atau acuan. Dengan demikian, harapan pelangganlah

(23)

dapat dinilai berbeda oleh pelanggannya. Dalam konteks pelanggan,

umumnya harapan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan

tentang apa yang diterimanya. Pengertian ini didasarkan pada pandangan

bahwa harapan merupakan standar prediksi. Selain standar prediksi,

adapula yang menggunakan harapan sebagai standar ideal.

2.2.1.2. Dimensi Kualitas Layanan

Ada beberapa pendapat mengenai dimensi kualitas layanan, antara

lain pendapat dari Zeithaml dalam Yamit (2002:231) ada lima dimensi

pokok dalam layanan yaitu :

a. Bukti langsung yaitu meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai,

dan sarana komunikasi.

b. Keandalan, yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan

segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan.

c. Daya tanggap yaitu mencakup keinginan para staf untuk membantu

para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.

d. Jaminan, yaitu mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat

dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, risiko ataupun

keragu-raguan.

e. Empati, yaitu meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,

komunikasi yang baik dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan

(24)

Sedangkan menurut Tandjung (2004:109) elemen-elemen

layanan sebagai berikut :

a. Keandalan

Dalam unsur ini, pemasar dituntut untuk menyediakan produk atau

jasa yang handal. Produk atau jasa jangan sampai mengalami

kerusakan atau kegagalan. Dengan kata lain, produk atau jasa

tersebut selalu update. Para anggota perusahaan juga harus jujur

dalam menyelesaikan masalah sehingga pelanggan tidak merasa

tertipu. Selain itu, pemasar juga harus tepat janji bila menjanjikan

sesuatu kepada pelanggan. Sekali lagi perlu diperhatikan bahwa

janji bukan sekedar janji, namun janji harus ditepati. Oleh karena

itu, time schedule perlu disusun dengan teliti.

b. Daya tanggap

Restoran cepat saji MC.Donald’s menggunakan jam pengukuran

sebagai komitmen untuk melayani pelanggan dengan layanan

cepat. Bila satu menit telah berlalu dan pelanggan belum menerima

menu pesanannya, maka pihak restoran akan memberikan bonus

menu lain. Para anggota perusahaan juga harus memperhatikan

janji spesifik kepada pelanggan. Unsur lain yang juga penting

dalam cepat tanggap ini adalah anggota perusahan selalu siap

membantu pelanggan. Apapun posisi seseorang dalam perusahaan

hendaknya selalu memperhatikan pelanggan yang selalu

(25)

c. Jaminan

Pada saat persaingan semakin kompetitif, anggota perusahaan

harus tampil lebih kompeten, artinya memiliki pengetahuan dan

keahlian di bidang masing-masing. Faktor securitym Tanggapan

Responden tentang memberikan rasa aman dan terjamin kepada

pelanggan merupakan hal yang penting pula. Dalam situasi banyak

pesaing, sangatlah berisiko bila menipu pelanggan. Selain itu

anggota perusahaan harus bersikap ramah dengan menyapa

pelanggan yang datang.

d. Empati

Setiap anggota perusahaan hendaknya dapat mengelola waktu agar

mudah dihubungi, baik melalui telpon ataupun bertemu langsung.

Dering telpon usahakan maksimum tiga kali, lalu segera dijawab.

Ingat, waktu yang dimiliki pelanggan sangat terbatas sehingga

tidak mungkin untuk menunggu telralu lama. Usahakan pula untuk

melakukan komunikasi individu agar hubungan dengan pelanggan

lebih akrab, misalnya dengan berolah raga bersama atau

mengucapkan selamat ulang tahun kepada pelanggan yang

berulang tahun, artinya pelanggan terkadang seperti anak kecil

yang menginginkan segala sesuatu untuk segera ada atau

pelanggan terkadang seperti orang tua yang cerewet. Dengan

memahami pelanggan, bukan berarti anggota perusahaan harus

(26)

tidak mencoba untuk melakukan kompromi bukan melakukan

perlawanan.

e. Bukti fisik

Prasarana yang berkaitan dengan layanan pelanggan juga harus

diperhatikan oleh manajemen perusahaan. Gedung yang megah

dengan fasilitas pendingin, alat telekomunikasi yang canggih atau

perabot kantor yang berkualitas dan lain-lain menjadi

pertimbangan pelanggan dalam memilih suatu produk atau jasa.

Menurut Lupiyoadi (2001:148) terdapat lima dimensi kualitas

layanan (Servqual) yaitu :

a. Bukti fisik yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan

eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan

sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan

sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh

pemberi jasa. Yang meliputi fasilitas fisik (gedung, gudang dan lain

sebagainya), perlengkapan dan peralatan yang dipergunakan

(teknologi), serta penampilan pegawainya.

b. Keandalan yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan

pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya.

Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan

waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan,

sikap yang simpafik, dan dengan akurasi yang tinggi.

c. Daya tanggap, atau ketanggapan yaitu suatu kemauan untuk

(27)

tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas.

Membiarkan konsurnen menunggu tanpa adanya suatu alasan yang

jelas menyebabkan persepsi yang negatif dalam kualitas layanan.

d. Jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan, kesopansantunan, dan

kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa

percaya para pelanggan kepada perusahaan. Terdiri dari beberapa

komponen antara lain komunikasi (communication), kredibilitas

(credibility), keamanan (security), kornpetensi (competence), dan

sopan santun (courtesy).

e. Empati, yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat.

Individual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan

berupaya memaharni keinginan pelanggan. Di mana suatu perusahaan

diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan,

memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu

pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.

Ada lima penentu mutu jasa yang disebut dengan SERVQUAL

menurut Kotler (2002b:499-450) yang disajikan secara berurut

berdasarkan tingkat kepentingannya, yaitu:

a. Keandalan, yakni kemampuan untuk melaksanakan jasa yang

dijanjikan secara terpercaya dan akurat.

b. Daya tanggap, yaitu kesediaan untuk membantu pelanggan dan

(28)

c. Kepastian, yaitu pengetahuan dan kesopanan karyawan serta

kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan.

d. Empati, yaitu kesediaan untuk peduli, memberikan perhatian pribadi

kepada pelanggan.

e. Berwujud, yaitu penampilan fasilitas fisik, peralatan, petugas, dan

materi komunikasi.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dari itu bisa dinyatakan bahwa

lima dimensi kualitas layanan yang harus diperhatikan, yaitu keandalan

merupakan kemampuan dalam melaksanakan jasa secara akurat. Daya

tanggap merupakan kemampuan dalam memberikan jasa dengan cepat.

Kepastian merupakan jaminan kemampuan dalam memberikan jasa

sehingga menimbulkan kepercayaan pelanggan. Empati merupakan

pemberian perhatian secara pribadi kepada pelanggan. Bukti langsung

yang merupakan penampilan fisik atau bukti langsung yang merupakan

kemampuan terkait dengan fasilitas yang tersedia untuk pelanggan.

Elemen-elemen pelayanan tersebut harus diramu dengan baik. Apabila

tidak, hal tersebut dapat menimbulkan kesenjangan antara perusahaan

dan pelanggan karena perbedaan persepsi tentang wujud pelayanan yang

diberikan mengalami perbedaaan dengan harapan pelanggan.

2.2.1.3. Model Kualitas Layanan

Berdasarkan hasil sintesis terhadap berbagai riset yang telah

dilakukan, Gronroos yang dikutip dalam Tjiptono (2005:261)

mengemukakan enam kriteria kualitas layanan yang dipersepsikan baik,

(29)

a. Profesionalism and Skills. Pelanggan mendapati bahwa penyedia

jasa, karyawan, sistem operasional, dan sumber daya fisik memiliki

pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk memecahkan

masalah mereka secara profesional (outcome-related criteria).

b. Attitudes and Behavior. Pelanggan merasa bahwa karyawan jasa

(customer contact personel) menaruh perhatian besar pada mereka

dan berusaha membantu memecahkan masalah mereka secara

spontan dan ramah (process-related criteria).

c. Accesibility and Flexibility. Pelanggan merasa bahwa penyedia jasa,

lokasi, jam operasi, karyawan dan sistem operasionalnya, dirancang

dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga pelanggan dapat

mengakses jasa tersebut dengan mudah. Selain itu, juga dirancang

dengan maksud agar dapat menyesuaikan permintaan dan keinginan

pelanggan secara luwes. (process-related criteria).

d. Reliability and Trustworthiness. Pelanggan memahami bahwa apapun

yang terjadi atau telah disepakati, mereka bisa mengandalkan

penyedia jasa beserta karyawan dan sistemnya dalam memenuhi janji

dan melakukan segala sesuatu dengan mengutamakan kepentingan

pelanggan (process-related criteria).

e. Recovery. Pelanggan menyadari bahwa bila terjadi kesalahan atau

sesuatu yang tidak diharapkan ada tidak diprediksi, maka penyedia

jasa akan segera mengambil tindakan untuk mengendalikan situasi

(30)

f. Reputation and Credibility. Pelanggan meyakini bahwa operasi dari

penyedia jasa dapat dipercaya dan memberikan nilai/ imbalan yang

sepadan dengan biaya yang dikeluarkan (image-related criteria).

Adapun Model Kualitas Jasa (Gap Model) tersebut adalah sebagai

berikut :

[image:30.612.133.523.288.690.2]

Gambar 2.1

Model Konseptual Service Quality

Sumber : Zeithaml dalam Tjiptono (2007:263).

Komunikasi Dari Mulut ke Mulut

Kebutuhan Pribadi

Pengalaman Yang Lalu

Jasa Yang Diharapkan

Jasa Yang Dipersepsikan

Penyampaian Jasa

Spesifikasi Kualitas Jasa

Persepsi manajemen atas harapan pelanggan

Komunikasi Eksternal pada

pelanggan

PEMASAR

GAP 5

GAP 1

GAP 3

GAP 2

(31)

Dari gambar model kualitas jasa dapat dijelaskan bahwa jasa

yang diharapkan pelanggan berasal dari komunikasi dari mulut ke

mulut, kebutuhan pribadi, pengalaman masa lalu dan komunikasi

eksternal. Sedangkan pemasar selalu berusaha agar dapat memberikan

jasa dengan kualitas yang tinggi. Oleh karena itu, pihak manajemen

harus bisa mempersepsikan secara tepat apa yang menjadi harapan

pelanggan, selanjutnya harus bisa dijabarkan secara spesifik dan

sekaligus dibutuhkan juga ketepatan dalam penyampaian jasa. Begitu

juga komunikasi eksternal yang disampaikan oleh perusahaan harus

sesuai dengan yang sebenarnya. Faktor utama yang mempengaruhi

kualitas jasa itu adalah yang diharapkan dan jasa yang dirasakan. Pihak

perusahaan berharap agar jasa yang dirasakan oleh pelanggan lebih

tinggi dari jasa yang diharapkan oleh pelanggan, sebab dengan

demikian kualitas jasa akan dipersepsikan sebagai kualitas jasa yang

ideal.

Hal-hal pokok yang perlu diperhatikan dalam model pada

Gambar 1 antara lain :

a. Identifikasi atribut kunci kualitas jasa dari sudut pandang

manajemen dan konsumen.

b. Penekanan pada kesenjangan (Gap) antara konsumen dan penyedia

jasa terutama pada persepsi dan harapan.

c. Pemahaman tentang implikasi teratasinya kesenjangan yang ada

(32)

Gap Model pada Gambar 2.1 kemudian dikembangkan lebih

lanjut menjadi gambar 2.2 dan menggambarkan faktor-faktor

inter-organisasional yang mempengaruhi setiap jenis kesenjangan. Dengan

demikian Gap Model yang baru dapat membantu analisis apa yang

[image:32.612.133.503.238.691.2]

menyebabkan kesenjangan dan solusinya.

Gambar 2

Model Service Quality yang Diperluas

Sumber : Zeithaml dalam Tjiptono (2007:264).

Marketing research orientation

Upward communication

Levels of management

GAP 1 GAP 2 Management commitment toService quality Goal setting Task standardization

Perception of feasibility

Teamwork Employee-job fit Technology-job fit Perceived control Supervisory Control systems Role ambiguity Role conflict Horizontal Communication

Propensity to over promise

(33)

Pada Gap 1, disebabkan oleh: Orientasi riset pemasaran yang tidak

seimbang, kurangnya komunikasi ke atas, dan fokus yang kurang

mencukupi. Gap 2, berupa perbedaan antara persepsi manajemen

terhadap harapan konsumen dan spesifikasi kualitas layanan (standards

gap) yang disebabkan oleh: Tidak adanya kelebihan permintaan. Gap 3,

perbedaan antara spesifikasi kualitas jasa dan adanya kelebihan

penyampaian jasa. Gap ini disebabkan oleh: Karyawan kurang terlatih

(kurangnya menguasai tugasnya), beban kerja terlampau berlebihan,

standar kinerja tidak dapat dipenuhi oleh karyawan, atau bahkan

karyawan tidak dapat bersedia memenuhi standar kinerja yang

ditetapkan. Gap 4, berupa perbedaan antara penyampaian jasa dan

komunikasi eksternal. Seringkali harapan pelanggan dipengaruhi iklan

dan pernyataan atau janji atau slogan yang dibuat perusahaan.

Sedangkan, Gap 5 adalah kesenjangan antara jasa yang dipersepsikan dan

jasa yang diharapkan. Gap ini terjadi apabila pelanggan mengukur

kinerja atau prestasi perusahaan dengan cara atau ukuran yang berbeda,

atau bisa juga mereka keliru mempersepsikan kualitas jasa tersebut.

2.2.1.4. Strategi Peningkatan Kualitas Layanan

Pada perusahaan jasa, kualitas memiliki peranan yang sangat vital

sebab dengan pelayanan yang berkualitas, kepuasan pelanggan bisa

terpenuhi dan apabila kepuasan telah terpenuhi maka mendorong

(34)

menyebabkan kualitas layanan menjadi buruk menurut Tjiptono

(1997:85-87). Faktor-faktor tersebut adalah :

a. Produksi dan konsumsi yang terjadi secara simultan.

Salah satu karakteristik jasa adalah inseparability, artinya jasa

diproduksi dan dikonsumsi pada saat yang bersamaan. Dengan kata

lain memberikan jasa dibutuhkan kehadiran dan partisipasi

pelanggan. Pada saat terjadi interaksi inilah terkadang timbul

masalah-masalah yang dapat mempengaruhi persepsi pelanggan

terhadap kualitas jasa.

b. Intensitas tenaga kerja yang tinggi.

Keterlibatan tenaga kerja yang intensif dalam penyampaian jasa dapat

pula menimbulkan masalah pada kualitas, yaitu tingkat variabilitas

yang tinggi.

c. Dukungan terhadap pelanggan internal (pelanggan perantara) kurang

memadai.

Karyawan front-line merupakan ujung tombak dari sistem pemberian

jasa. Supaya mereka dapat memberikan jasa yang efektif, meka

mereka perlu mendapatkan dukungan dari fungsi-fungsi utama

manajemen (operasi, pemasaran, keuangan dan sumber daya

manusia). Dukungan tersebut bisa berupa peralatan (perkakas,

material, pakaian seragam), pelatihan ketrampilan, maupun informasi

(35)

unsur pemberdayaan, baik terhadap karyawan front line maupun para

manajer.

d. Kesenjangan-kesenjangan komunikasi.

Komunikasi merupakan faktor yang paling essensial dalam kontak

dengan pelanggan. Bila terjadi gap/kesenjangan dalam komunikasi,

maka akan timbul penilaian atau persepsi negatif terhadap kualitas

jasa.

e. Memperlakukan semua pelanggan dengan cara yang sama.

Pelanggan adalah manusia yang bersifat unik karena mereka

memiliki perasaan dan emosi. Dalam hal ini interaksi dengan

pemberian jasa, tidak semua pelanggan bersedia menerima

pelayanan/jasa yang seragam (standardized sarvice). Sering terjadi

ada pelanggan yang menginginkan atau bahkan menuntut jasa yang

bersifat personal dan berbeda dengan pelanggan lain. Hal ini

memunculkan tantangan bagi perusahaan agar dapat memenuhi

kebutuhan-kebutuhan khusus pelanggan individual dan memahami

perasaan pelanggan sehubungan dengan pelayanan perusahaan

kepada mereka.

f. Perluasan atau pengembangan perusahaan secara berlebihan.

Di satu sisi, memperkenalkan jasa baru atau memperkaya dapat

meningkatkan peluang pemasaran dan menghindari terjadinya

pelayanan yang buruk. Akan tetapi bila terlampau banyak

(36)

maka hasil yang diperoleh tidaklah selalu optimal, bahkan tidak

menutup kemungkinan timbul masalah-masalah seputar standar

kualitas jasa.

g. Visi bisnis jangka pendek.

Visi jangka pendek (seperti orientasi pada pencapaian target

penjualan dan laba tahunan, penghematan biaya, peningkatan

produktivitas tahunan, dan lain-lain) bisa merusak kualitas jasa yang

sedang dibentuk untuk jangka panjang.

Untuk meningkatkan kualitas layanan, Tjiptono (1997:88-95)

menyarankan perusahaan untuk :

a. Mengidentifikasi Determinan Utama Kualitas Jasa.

Perusahaan perlu malakukan riset untuk mengidentifikasi determinan

jasa yang paling penting bagi pasar sasaran. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui posisi relatif perusahaan di mata pelanggan dibandingkan

dengan posisi para pesaing, sehingga perusahaan dapat memfokuskan

upaya peningkatan kualitasnya pada determinan-determinan tersebut.

b. Mengelola Harapan Pelanggan.

Sering kali perusahaan berusaha untuk melebih-lebihkan pesan

komunikasinya kepada pelanggan dengan maksud agar mereka

terpikat. Tetapi hal ini bisa menjadi ’bumerang’ bagi mereka.

Semakin banyak janji yang diberikan maka semakin besar pula

harapan pelanggan (bahkan bisa menjurus menjadi tidak realistis)

(37)

terpenuhinya harapan pelanggan tersebut. Untuk itu ada satu hal yang

dapat dijadikan pedoman yaitu ”Jangan janjikan apa yang tidak bisa

diberikan, tetapi berikan lebih dari yang dijanjikan”

c. Mengelola Bukti (Evidence) Kualitas Jasa.

Pengelolaan bukti kualitas jasa bertujuan untuk memperkuat persepsi

pelanggan selama dan sesudah jasa diberikan. Dari sudut pandang

perusahaan jasa, bukti kualitas meliputi segala sesuatu yang

dipandang konsumen sebagai indikator ’seperti apa jasa yang akan

diberikan’ (pre-service expectation) dan ’seperti apa jasa yang telah

diterima’ (post-service evaluation).

d. Mendidik Konsumen Tentang Jasa.

Membantu pelanggan dalam memahami suatu jasa merupakan upaya

yang sangat positif dalam rangka menyampaikan kualitas jasa.

Pelanggan yang lebih ’terdidik’ akan dapat mengambil keputusan

secara lebih baik. Oleh karenanya kepuasan mereka dapat tercipta

lebih tinggi.

e. Mengembangkan Budaya Kualitas.

Budaya kualitas merupakan sistem nilai organisasi yang menghasilkan

lingkungan yang kondusif bagi pembentukan dan penyempurnaan

kualitas secara terus-menerus. Budaya kualitas terdiri dari filosofi,

keyakinan, sikap, norma, nilai, tradisi, prosedur dan harapan yang

meningkatkan kualitas. Agar dapat tercipta budaya kualitas yang baik,

(38)

f. Menciptakan Automating Quality.

Adanya otomatisasi dapat mengatasi variabilitas kualitas jasa yang

disebabkan kurangnya sumber daya manusia yang dimiliki. Meskipun

demikian, sebelum memutuskan melakukan otomatisasi, perusahaan

perlu melakukan penelitian secara seksama untuk menentukan bagian

yang membutuhkan sentuhan manusia dan bagian yang memerlukan

otomatisasi. Perlu dihindari adanya otomatisasi yang mencakup

keseluruhan jasa.

g. Menindaklanjuti Jasa.

Menindaklanjuti jasa dapat membantu memisahkan aspek-aspek jasa

yang perlu ditingkatkan. Perusahaan perlu mengambil inisiatif untuk

menghubungi sebagian atau semua pelanggan untuk mengetahui

tingkat kepuasan dan persepsi mereka terhadap jasa yang diberikan.

Perusahaan dapat pula memberikan kemudahan bagi para pelanggan

untuk berkomunikasi, baik menyangkut kebutuhan maupun keluhan

mereka.

h. Mengembangkan Sistem Informasi Kualitas Jasa.

Mendengarkan ’suara’ pelanggan merupakan hal mutlak yang harus

dilakukan oleh perusahaan. Untuk memahami suara pelanggan

tersebut diperlukan riset mengenai harapan dan persepsi, baik

pelanggan maupun non-pelanggan. Melalui riset akan diperoleh

informasi tentang kekuatan dan kelemahan jasa perusahaan dari

(39)

2.2.1.5. Faktor-faktor Hambatan dan Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pelayanan

Persepsi pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan oleh

perusahan maupun instansi pelayanan umum merupakan dasar usaha

peningkatan pelayanan pelayanan. Penelitian terhadap berbagai pihak

yang berkepentingan dengan jasa pelayanan menghasilkan berbagai

faktor yang menjadi faktor penghambat peningkatan pelayanan.

Faktor-faktor penghambat tersebut menurut Yamit (2002:32) dapat

diidentifikasikan sebagai berikut :

a. Kurang otoritas yang diberikan pada bawahan

b. Terlalu birokrasi sehingga lambat dalam menangani keluhan

konsumen

c. Bawahan tidak berani mengambil keputusan sebelum ada izin dari

atasan

d. Petugas sering bertindak kaku dan tidak memberi jalan keluar yang

baik

e. Petugas sering tidak ada ditempat pada waktu jam kerja sehingga

sulit untuk dihubungi

f. Banyak interest pribadi

g. Kurang profesional (kurang trampil menguasai bidangnya)

h. Disiplin kerja sangat kurang dan tidak tepat waktu

i. Tidak ada keselarasan antara bagian dalam memberikan layanan

j. Ada diskriminasi dalam memberikan pelayanan

(40)

Keseluruhan faktor penghambat dalam pelayanan tersebut di atas

dapat dijadikan dasar bagi manajer untuk meningkatkan atau

memperbaiki pelayanan agar dapat mengurangi bahkan menghilangkan

kesenjangan yang terjadi antara pihak perusahaan dengan konsumen.

Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pelayanan tersebut,

menurut Yamit (2002:32-33) dapat menyangkut faktor-faktor sebagai

berikut :

a. Keandalan

1) Pengaturan fasilitas

2) Sistem dan prosedur dilaksanakan taat azas

3) Meningkatkan efektifitas jadwal kerja

4) Meningkatkan koordinasi antar bagian

b. Daya tanggap

1) Mempercepat pelayanan

2) Penelitian karyawan

3) Komputerisasi dokumen

4) Penyederhanan sistem dan prosedur

5) Pelayanan yang terpadu

6) Penyederhanaan birokrasi

7) Mengurangi pemusatan keputusan

c. Competence

1) Meningkatkan profesionalisme karyawan

(41)

d. Credibility

1) Meningkatkan sikap mental karyawan untuk bekerja giat

2) Meningkatkan kejujuran karyawan

3) Menghilangkan kolusi

e. Bukti fisik

1) Perluasan fasilitas

2) Penataan fasilitas

3) Peningkatan infrastruktur

4) Menambah peralatan

5) Menambah/menyempurnakan fasilitas lomunikasi

6) Perbaikan sarana dan prasarana

f. Understanding The Customers

1) Sistem dan prosedur pelayanan yang menghargai konsumen

2) Meningkatkan keperpihakan pada konsumen

g. Communication

1) Memperjelas pihak yang bertanggung jawab dalam setiap kegiatan

2) Meningkatkan efektifitas komunikasi dengan klien

3) Membuat sistem informasi manajemen yang terintegrasi.

2.2.2. Kepuasan Pelanggan

2.2.4.1. Pengertian Kepuasan Pelanggan

Di dalam hal ini pelanggan memegang peranan cukup penting

(42)

diberikan perusahaan. Untuk itu kita menjelaskan sedikit persepsi tentang

pengertian pelanggan. Pelanggan menurut, Cambridge Internasional

Dictionaries dalam Lupiyoadi (2001:143) adalah ”seseorang yang

membeli suatu barang atau jasa”. Sementara menurut Webster 1928

Dictionary dalam Lupiyoadi (2001:143) adalah ”seseorang yang

beberapa kali datang ke tempat yang sama untuk memenuhi apa yang

diinginkan.”

Jadi dengan kata lain, pelanggan adalah seseorang yang secara

kontinu dan berulang kali datang ke suatu yang sama untuk memuaskan

keinginan dengan memiliki suatu produk atau mendapatkan suatu jasa

dan membayar produk atau jasa tersebut.

Sedangkan kepuasan pelanggan sendiri memiliki pengertian sendiri

dimana dikemukakan oleh beberapa ahli, menurut Tjiptono (2002:24) :

Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat,

diantaranya perusahaan dan pelanggannya menjadi harmonis,

memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya

loyalitas pelanggan, dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke

mulut yang menguntungkan bagi perusahaan.

Menurut Kotler (2001:46) yang dialihbahasakan Hermawan

mengartikan bahwa ”kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan

seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan

dibandingkan dengan harapannya.”

Para ahli pemasaran mendefinisikan kepuasan pelanggan

(43)

a. Kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan

terhadap evaluasi ketidaksesuaian (disconfirmation) yang dirasakan

antara harapan sebelumnya (normal kerja lain) dan kinerja aktual

produk yang dirasakan setelah pemakaiannya.

b. Mendefinisikan sebagai suatu tanggapan emosional pada evaluasi

terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa.

c. Kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purna beli dimana alternatif

yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan

pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil (output)

tidak memenuhi harapan.

d. Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan

kinerja (atau hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya.

Sedangkan menurut Suhartanto (2001:43) : “Kepuasan pelanggan

merupakan suatu perasaan atau penilaian emosional dari pelanggan atas

penggunaan suatu produk barang atau jasa dimana harapan dan

kebutuhan mereka terpenuhi.”

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya

kepuasan pelanggan mencakup perbedaan antara harapan dan kinerja

atau hasil yang diharapkan. Pelanggan yang merasa tidak puas akan

bereaksi dengan tindakan yang berbeda. Ada yang mendiamkan saja dan

ada yang mengkomplain.

Ada kesamaan antara beberapa definisi di atas, yaitu menyangkut

komponen kepuasan pelanggan (harapan dan kinerja atau hasil yang

(44)

keyakinan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya bila ia membeli

atau mengkonsumsi suatu produk (barang atau jasa). Kinerja yang

dirasakan adalah persepsi pelanggan terhadap apa yang ia terima setelah

mengkonsumsi produk yang dibeli. Secara konseptual, kepuasan

pelanggan dapat digambarkan seperti berikut ini:

[image:44.612.155.507.251.478.2]

Gambar 2.3

Konsep Kepuasan Pelanggan

Sumber : Tjiptono (2002:25).

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa tujuan perusahaan

adalah menghasilkan produk dimana produk tersebut mempunyai nilai

lebih bagi pelanggan. Kebutuhan dan keinginan pelanggan akan

menimbulkan harapan pelanggan terhadap produk, dan perusahaan

berusaha untuk memenuhi harapan pelanggan tersebut dengan cara

membuat produk yang mempunyai nilai lebih bagi pelanggan sehingga

tercipta kepuasan pelanggan. Tujuan

Perusahaan

PRODUK

Nilai Produk Bagi Pelanggan

Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan

Harapan Pelanggan Terhadap Produk

(45)

2.2.4.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan

Menurut Carven (2001:9) faktor-faktor yang mempengaruhi

kepuasan pelanggan adalah : untuk mencapai kepuasan pelanggan yang

tinggi diperlukan pemahaman tentang apa yang diperlukan oleh

konsumen dan mengembangkan komitmen setiap orang yang berada

dalam organisasi untuk memahami kebutuhan ini. Pemuasan konsumen

harus disertai dengan pemantauan terhadap kebutuhan dan keinginan

mereka mengidentifikasi atribut produk dan dukungan pelayanan yang

dianggap penting oleh pembeli pada saat mereka membeli dan

menggunakan produk tersebut merupakan tujuan manajemen.

Menurut Supranto (1997:2) faktor yang mempengaruhi kepuasan

pelanggan antara lain :

a. Mutu produk dan pelayanannya

Adalah merupakan pengetahuan persepsi dan sikap pelanggan atas

mutu suatu produk atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhannya

(harapan pelanggan). Dalam hal ini mutu produk dapat dibedakan

menjadi dua yaitu :

1) Mutu desain (quality of design) yaitu bentuk mutu suatu yang

mencerminkan apakah suatu produk/ jasa memiliki suatu

penampilan/ penampakan.

2) Mutu kecocokan (quality of conformance) yaitu bentuk mutu

mencerminkan seberapa jauh produk/ jasa benar-benar cocok atau

(46)

b. Kegiatan penjualan

Kegiatan penjualan disini terdiri dari variabel pesan (sebagai

penghasil serangkaian sikap tertentu mengenai perusahaan, produk

dan tingkat kepuasan yang dapat diharapkan oleh pelanggan), sikap

(sebagai penilaian pelanggan atas perantara diharapkan oleh

pelanggan).

c. Pelayanan setelah penjualan

Pelayanan setelah penjualan ini terdiri dari variabel-variabel

pelayanan seperti penanganan keluaran dan pengembangan uang.

d. Nilai-nilai perusahaan

Nilai-nilai yang tercantum dalam perusahaan tidak hanya nilai resmi

saja yang dinyatakan dalam perusahaan sendiri, namun nilai-nilai

yang tidak resmi yang tersirat dalam segala tindakan perusahaan

sehari-hari.

Menurut Tjiptono (2001:34) metode-metode yang dapat digunakan

untuk memantau dan mengukur kepuasan pelanggan yaitu :

a. Sistem Keluhan dan Saran

Setiap organisasi yang berorientasi pada pelanggan (

customer-oriented) perlu memberikan kesempatan yang luas kepada

pelanggannya untuk menyampaikan saran, komentar, pendapat, dan

keluhan mereka. Media yang digunakan bisa berupa kotak saran yang

diletakkan di tempat-tempat strategis (yang mudah dijangkau atau

(47)

diserahkan langsung maupun yang dikirim via pos tanpa perangko

pada perusahaan), saluran telepon khusus bebas pulsa dan lain-lain.

Informasi-informasi yang diperoleh melalui metode ini dapat

memberikan ide-ide baru dan masukan yng berharga kepada

perusahaan, sehingga memungkinkannya untuk bereaksi dengan

tanggap dan cepat untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul.

Akan tetapi, karena metode ini bersifat pasif, mengakibatkan sulit

mendapatkan gambaran lengkap mengenai kepuasan atau ketidak

puasan pelanggan. Tidak semua pelanggan yang tidak puas akan

menyampaikan keluhannya. Bisa saja langsung beralih ke pemasok

yang lain dan tidak akan membeli produk perusahaan tersebut lagi.

Upaya mendapatkan saran yang bagus dari pelanggan juga sulit

diwujudkan dengan metode ini. Terlebih lagi jika perusahaan tidak

memberikan imbal balik dan tindak lanjut yang memadai kepada

mereka yang telah bersusah payah “berpikir” (menyumbangkan ide)

kepada perusahaan.

b. Ghost Shopping

Salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan

pelanggan adalah memperkerjakan beberapa orang (Ghost Shopper)

untuk berperan atau bersikap sebagai pelanggan atau pembeli

potensial produk perusahaan dan pesaing. Kemudian mereka

melaporkan temuan-temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan

produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka

(48)

Shopper juga dapat mengamati cara perusahaan dan pesaingnya

melayani permintaan pelanggan, menjawab pertanyaan pelanggan

dan menangani setiap keluhan. Ada baiknya para manajer terjun

langsung menjadi Ghost Shopper untuk mengetahui langsung

bagaimana karyawannya berinteraksi dan memperlakukan para

pelanggannya. Tentunya karyawan tidak boleh tahu kalau atasannya

sedang melakukan penelitian atau penilaian (misalnya dengan cara

menelpon perusahaannya sendiri dan mengajukan berbagai keluhan

atau pertanyaan). Bila mereka tahu sedang dinilai, tentu saja perilaku

mereka akan menjadi sangat “manis” dan hasil penilaian menjadi

bias.

c. Lost Customer Analysis

Perusahaan seyogyanya menghubungi para pelanggan yang telah

berhenti membeli atau yang telah beralih pemasok agar dapat dapat

memahami mengapa hal itu terjadi dan supaya dapat mengambil

kebijakan perbaikan atau penyempurnaan selanjutnya. Bukan hanya

exit interview saja yang perlu, tetapi pemantauan customer lost rate

menunjukkan kegagalan perusahaan dalan memuaskan pelanggan.

d. Survei Kepuasan Pelanggan

Umumnya banyak penelitian mengenai kepuasan pelanggan yang

dilakukan dengan penelitian survei, baik dengan survei melalui pos,

telepon, maupun wawancara pribadi. Melalui survei perusahaan akan

(49)

dari pelanggan dan juga memberikan tanda (signal) positif bahwa

perusahaan menaruh perhatian terhadap para pelanggannya.

Dalam menentukan tingkat kepuasan pelanggan, terdapat lima

faktor utama yang diperhatikan oleh perusahaan :

a. Kualitas Jasa

Pelanggan akan merasa puas bila kualitas layanan mereka menunjukan

bahwa jasa yang mereka rasakan berkualitas.

b. Kualitas layanan

Terutama untuk industri jasa pelanggan akan merasa puas bila mereka

mendapatkan pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang

diharapkan.

c. Emosional

Pelanggan akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa

orang lain akan kagum terhadap dia bila memanfaatkan jasa dengan

kualitas tertentu yang cenderung punya tingkat kepuasan yang lebih

tinggi.

d. Harga

Jasa yang memiliki kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang

relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada

pelanggannya.

e. Biaya

Pelanggan yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak

perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk / jasa

(50)

2.2.3. Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan

Pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan

diungkapkan oleh Tjiptono (2002:68) sebagai berikut : Pelayanan yang

berkualitas dan kepuasan pelanggan berkaitan sangat erat. Hal ini

memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan

hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang ikatan

seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama

harapan pelanggan serta kebutuhan mereka. Dengan demikian perusahaan

dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dimana perusahaan

memaksimumkan pengalaman yang menyenangkan dan meminimumkan

atau menjadikan pengalaman pelanggan yang kurang menyenangkan.

Selanjutnya penelitian Hidayat (2009) dalam jurnalnya yang berjudul :

“Pengaruh Kualitas Layanan, Kualitas Produk dan Nilai Nasabah

Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Nasabah Bank di Jawa Timur,” hasil

penelitian menunjukkan bahwa kualitas layanan berpengaruh positif dan

singifikan terhadap kepuasan nasabah.

Kualitas layanan merupakan faktor penting yang dapat

mempengaruhi kepuasan pelanggan. Kualitas layanan yang umum

diketahui adalah bukti langsung, keandalan, daya tanggap, jaminan dan

empati. Bukti langsung, meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, karyawan,

dan sarana komunikasi. Bukti langsung ini menunjang realiability pada

perusahaan. Keandalan, yakni kemampuan memberikan pelayanan yang

(51)

memuaskan perlu diimbangi dengan adanya daya tanggap yang baik, daya

tanggap, yaitu keinginan para karyawan untuk membantu para pelanggan

dan memberikan pelayanan dengan cepat, dan jaminan yang mencakup

pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang

dimiliki para karyawan; bebas dari bahaya, resiko, atau keragu-raguan.

Serta empati, meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,

komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para

pelanggan. Sehingga keterkaitan yang terjadi antara kualitas layanan ini

sangat berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Dengan adanya

kepuasan pelanggan ini maka pelanggan akan berminat untuk melakukan

pembelian ulang ataupun merangsang pembelian baru.

2.3.Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan

dalam suatu bagan yang menggambarkan bahwa variabel kualitas layanan

berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan pada Apotek Mandiri Farma

(52)
[image:52.612.133.520.150.466.2]

Gambar 2.2

Bagan Kerangka Konseptual

2.4.Hipotesis

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan landasan teori mengenai

kualitas layanan dan kepuasan pelanggan, maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah diduga kualitas layanan berpengaruh positif terhadap kepuasan

pelanggan pada Apotek Mandiri Farma Pamekasan. Keandalan

(X1.2) Bukti langsung

(X1.1)

Jaminan (X1.4) Daya tanggap

(X1.3)

Empati (X1.5)

Kualitas Layanan

(X1)

Kepuasan Pelanggan

(53)

43

3.1.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional

Untuk mempermudah dalam menyelesaikan permasalahan perlu

diketahui beberapa definisi operasional yang berhubungan dengan

penulisan usulan penelitian yaitu :

a. Kualitas layanan (X1)

Kualitas layanan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk

memenuhi kebutuhan konsumen yang tingkat pemuasannya hanya

dapat dirasakan oleh orang yang melayani maupun yang dilayani.

Subvariabel kualitas layanan menurut Zeithaml dalam Yamit (2002:3)

yaitu :

1) Bukti fisik (X1.1)

Bukti fisik merupakan penilaian konsumen terhadap

penampilan kualitas fisik, peralatan, personil, alat komunikasi.

indikator yang digunakan:

a) Kemutakhiran peralatan yang dimiliki

b) Kondisi kawasan, karyawan, kebersihan

c) Penampilan karyawan yang rapi dan menarik

d) Keselarasan tata ruang apotek

2) Keandalan (X1.2)

Keandalan merupakan penilaian konsumen terhadap

(54)

pelayanan yang dijanjikan secara tepat dan akurat indikator yang

digunakan:

a) Berusaha melakukan sesuatu tepat pada waktunya

b) Menyelesaikan masalah yang dihadapi konsumen dengan

sungguh-sungguh

c) Prosedur administrasi tidak berbelit-belit

3) Daya tanggap (X1.3)

Daya tanggap merupakan penilaian konsumen terhadap

respon atau kecepatan karyawan dalam melayani konsumen dan

kesadaran untuk membantu konsumen Apotek Mandiri Farma

Pamekasan indikator yang digunakan:

a) Kesediaan karyawan memberikan kejelasan jasa layanan

b) Kesediaan karyawan untuk memberikan pelayanan yang cepat

c) Kesediaan karyawan dalam membantu kesulitan yang dihadapi

konsumen

4) Jaminan (X1.4)

Jaminan merupakan penilaian konsumen terhadap

kemampuan dan sikap karyawan meliputi pengetahuan, kesopanan,

dan kepercayaan yang dimiliki karyawan dalam melayani

konsumen sehingga konsumen memiliki kepercayaan terhadap

Apotek Mandiri Farma indikator yang digunakan:

a) Kemampuan karyawan dalam bidangnya

b) Kemampuan karyawan menumbuhkan rasa aman selama

(55)

c) Karyawan bersikap sopan dan sabar dalam memberikan

layanan kepada konsumen

5) Empati (X1.5)

Empati merupakan penilaian konsumen terhadap perhatian

secara individual yang diberikan Apotek Mandiri Farma. indikator

yang digunakan:

a) Apotek Mandiri Farma memberikan perhatian kepada secara

pribadi konsumen

b) Apotek Mandiri Farma mempunyai karyawan yang dapat

memberikan perhatian secara pribadi kepada konsumen

c) Apotek Mandiri Farma mempunyai karyawan yang dapat

memahami kebutuhan dan harapan konsumen.

b. Kepuasan pelanggan (Y)

Kepuasan pelanggan merupakan tingkat perasaan seseorang

terhadap kesesuaian antara harapan dengan persepsi, pelayanan yang

diterima (kenyataan yang dialami). Menurut Kotler (2001:46) ada

empat indikator yang digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan

yaitu :

1) Pemberian pelayanan sesuai dengan harapan pelanggan

2) Merekomendasikan kepada orang lain

3) Kesesuaian harapan dan kenyataan yang diterima pelanggan

(56)

3.1.2. Pengukuran Variabel

Variabel ini diukur dengan data yang berskala interval, sedangkan

teknik pengukurannya menggunakan sematik diferensial yang mempunyai

skala 7 poin dengan pola sebagai berikut :

1 7 Sangat tidak setuju Sangat setuju

Keterangan : Jawaban dengan nilai 1 berarti kecederungan tidak

menyetujui pernyataan yang diberikan (negatif), jawaban

dengan nilai antara 7 berarti menyetujui pernyataan yang

diberikan (positif).

3.2.Teknik Penentuan Sampel

a. Populasi

Menurut Sugiyono (2008:80) populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempengaruhi kualitas dan

karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelanggan

Apotek Mandiri Farma Pamekasan.

b. Sampel

Teknik pengambilan sampel ini yaitu Accidental Random

Sampling. Accidental Random Sampling adalah tekhnik mengambil data

dari siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat

(57)

ditemui itu cocok sebagai sumber data (Santoso,Singgih dan Fandy

Tjiptono 2001).Sedangkan jenis pengambilan sampel didasari oleh asumsi

SEM bahwa besarannya sampel yaitu 5 – 10 kali parameter yang mana

diestimasi (Agustty, 2002:98) pada penelitian ini adalah 19 parameter

yang mana diperoleh dari indikator-indikator yang ada pada penelitian ini

yang diestimasi. Berdasarkan hal tersebut peneliti mengambil jumlah

sampel sebesar 114 data responden (19 indikator dikali 6 = 114

responden). Jumlah sampel disesuaikan dengan alat analisis yang

digunakan dalam penelitian ini, yaitu Structural Equation Modeling

(SEM). Hair et al., (2006:444) menyatakan bahwa “tidak ada ukuran

sampel yang tepat untuk SEM, tetapi jumlah yang disarankan adalah

antara 100 sampai 200.” Besarnya sampel juga akan mempertimbangkan

keterwakilan populasi.

3.3.Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data<

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2 Jenis dan Jumlah Komplain Pelanggan
Model Konseptual Gambar 2.1 Service Quality
Gambar 2 Model Service Quality yang Diperluas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) harga berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan, (2) kualitas produk berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan, (3)

Hasil analisis menunujukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan variabel kualitas produk, kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan terhadap loyalitas

Dari hasil uji kausalitas analisis kualitas produk dan kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan menunjukkan bahwa kualitas produk berpengaruh positif terhadap kepuasan

Hal tersebut dapat diketahui berdasarkan hasil analisis data yang menunjukkan bahwa kualitas layanan berpengaruh signifikan positif terhadap kepuasan pelanggan dan kepuasan

Hal tersebut dapat diketahui berdasarkan hasil analisis data yang menunjukkan bahwa kualitas layanan berpengaruh signifikan positif terhadap kepuasan pelanggan dan kepuasan

Jika dibahas dari segi pemasaran, variabel kualitas layanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan Kopi Kenangan di Kota Harapan Indah Bekasi

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah variabel kualitas layanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasaan pelanggan, variabel persepsi

Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa kualitas produk berpengaruh signifikan dan positif terhadap kepuasan pelanggan dan kualitas layanan yang meliputi