• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA dan PENGHUNINYA, TERJADINYA GALAKSI, TERJADINYA BUMI DAN SISTEM TATA SURYA MAKALAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROSES TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA dan PENGHUNINYA, TERJADINYA GALAKSI, TERJADINYA BUMI DAN SISTEM TATA SURYA MAKALAH"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PROSES TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA dan

PENGHUNINYA, TERJADINYA GALAKSI, TERJADINYA BUMI

DAN SISTEM TATA SURYA

MAKALAH

PROSES TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA

dan PENGHUNINYA,

TERJADINYA GALAKSI,

TERJADINYA BUMI DAN SISTEM TATA SURYA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Dari

Mata Kuliah “IASBD” Dosen Pembimbing: Drs. H. Athor Subroto, M.Si

Disusun Oleh:

M. KHOIRUDIN

ERVIANA ZAIDA KUMALA MUHAMMAD ZAENAL MU‟IN

SITI NUR WASI‟AH ARBA‟ATUN

Penugasan Pertama

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM “MIFTAHUL „ULA”

( STAIM)

NGLAWAK KERTOSONO NGANJUK

2012/2013

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Pernahkah kamu bayangkan betapa luas alam semesta tempat kita tinggal? Mungkin kamu memang belum banyak tahu tentang hal itu. Kalaupun pernah, kamu tentu masih sangat sulit membayangkan betapa besar ukuran alam semesta ini. Akan kami terangkan seberapa besar alam semesta ini dengan menggunakan suatu contoh. Seberapa jauhkah jarak yang dapat kamu bayangkan? Jarak antara batas kota tempat kamu tinggal mungkin tampak begitu besar bagimu. Anggap saja kamu sedang melintasi seluruh jalan-jalan di kotamu, dari timur ke barat, dan kamu akan terkagum-kagum oleh keluasannya. Mungkin diantara kalian ada yang pernah bepergian ke kota lain yang jauh jaraknya. Tapi, camkan satu hal! Meskipun kamu pergi mengelilingi dunia, tetap saja masih sulit untuk membantumu membayangkan betapa luas alam semesta ini. Karena ukuran bumi hanyalah sebesar debu jika dibandingkan dengan ukuran alam semesta yang teramat sangat luas ini.

Mungkin kamu terkejut, tapi memang itu kenyataannya; planet bumi hanyalah sebutir debu jika dibandingkan dengan luas seluruh alam semesta.

B.RUMUSAN MASALAH

Untuk memfokuskan makalah ini penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut :

(3)

2.Apakah ada perbedaan terbentuknya alam semesta dan penghuninya ? 3.Bagaimanakah bentuk alam semesta ?

4.Seperti apakah kehidupan yang terjadi dibumi ?

C. TUJUAN PENULISAN

Penulis makalah ini memilih beberapa tujuan antara lain adalah :

1.Untuk mengetahui/memahami terciptanya alam semesta serta terjadinya kehidupan di muka bumi.

2.Agar kita bisa mengambil hikmah dari apa terjadi bebera tahun silam berkaitan dengan terciptanya alam semesta ini.

3. Untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya alam semesta dan penghuninya.

D. MANFAAT

Adapun manfaat yang akan diperoleh dalam makalah ini adalah kita bisa mengetahui bagaimana proses terbentuknya alam semesta dan penghuninya serta bisa menambah wawasan kita untuk berfiir lebih luas.

(4)

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ALAM SEMESTA

Alam semesta menurut orang Babylonia (kurang lebih sekitar tahun 700-600 SM) merupakan suatu ruangan atau selungkup dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan langit dan bintang sebagai atapnya yang di dalamnya terdapat kehidupan yang biotic dan abiotic, serta di dalamnya terjadi segala peristiwa alam baik yang dapat diungkapkan manusia ataupun yang tidak.

B. TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA DAN PENGHUNINYA

1. Terbentuknya Alam Semesta

1.1 Teori Terbentuknya Alam Semesta

Alam semesta terjadi pada tahun lampau bersamaan dengan berbagai letusan besar.

a. Teori Dentuman Atau Ledakan

Mengutamakan bahwa adanya suatu massa yang sangat besar dijagat raya dan mempunyai jenis yang sangat besar, meledak dengan hebatnya akibat adanya reaksi inti, massa yang meledak berserekan dan mengembang dengan sangat cepat serta menjauhi pusat ledakan, massa yang berserakan itu berbentuk kelompok dengan berat jenis relatif kecil dari massa semula yang kita kenal sebagai galaksi-galaksi ini terus bergerak menjauhi titik Intinya.

b. Teori Ledakan Besar (Big-Bang Theory)

Teori Big Bang yaitu teori yang bisa diterima secara ilmiah sekarang untuk menjelaskan asal mula terbentuknya alam semesta (universe).Teori ini berbunyi:

“ Alam semesta diciptakan kira-kira 15.000.000.000 (lima belas trilyun) tahun yang lalu,kejadiannya berawal dari meledaknya atom prima atau atom awal

(5)

(Primeval Atom). Ledakan itu sangat besar dan dasyat yang menyebabkan berhamburannya seluruh isi (Materi dan energi)atom prima itu ke segala arah.”

Dengan dasar teori Big Bang itu, para ahli sekarang berhasil mereka ulang pembentukan alam semesta dari waktu ke waktu, dimulai dari pristiwa Big Bang bahkan saat ini mereka dapat memperkirakan bagaimana bentuk alam semesta ini beberapa abad nanti, contohnya jika Galaksi Bimasakti (Milkyway) tempat kita berpijak dan galaksi tetangga yang paling dekat yaitu Galaksi Andromeda akan saling bergerak mendekat dan suatu saat mereka akan bertabrakan.

c. Teori Ekspansi Dan Kontraksi

Dalam jangka waktu 30.000 juta tahun dalam masa ekspansi, terbentuklah galaksi beserta bintang-bintangnya. Ekspansi tersebut didukung oleh adanya tenaga yang bersumber dari reaksi inti hydrogen yang pada akhirnya membentuk berbagai unsur lain yang kompleks pada masa kontraksi, terjadi galaksi dan bintang-bintang yang terbentuk menyusut dengan menimbulkan tenaga berupa panas yang sangat tinggi.

1.2 Proses Terbentuknya Alam Semesta

Setelah terjadinya ledakan (big Bang), terjadilah semacam bencana alam semesta (cosmic cataclysm). Alam semesta dipenuhi oleh bola-bola api yang sangat panas dan padat. Dari bola-bola api inilah kemudian terbentuk partikel-partikel dasar dan muatan-muatan energi, dari muatan-muatan energi ini kemudian terbentuk daya-daya kekuatan di alam semesta. Daya kekuatan alam yang diperkirakan pertama kali terbentuk adalah daya gravitasi, kemudian daya nuklir serta daya electromagnetis.

Partikel-partikel dasar yaitu elektron, photon, neutron dan lain-lain saling bertubrukan untuk kemudian membentuk proton dan neutron. Selama masa ini sebagian besar energi masih berbentuk radiasi (percikan-percikan cahaya dari bola-bola api).

(6)

Alam semesta terus mengembang dan perlahan-lahan mulai mendingin. Pada tahap ini, inti atom hidrogen, helium dan litium mulai membentuk. Tahap selanjutnya alam semesta mulai memasuki tahap suhu yang cukup dingin sehingga partikel-partikel elektron yang bermuatan negatif dapat berkait dan menyatu dengan inti-inti atom hidrogen dan helium yang bermuatan positif untuk kemudian membentuk atom-atom yang netral.

Karena alam semesta terus membesar, kepadatannya otomatis semakin berkurang dan suhunya juga semakin mendingin.

Proses pengembangan alam semesta terus berlanjut dengan tingkat kecepatan yang tinggi. Daya gravitasi mulai mempengaruhi tingkat kepadatan gas-gas yang terbentuk akibat Big Bang, sehingga menciptakan gumpalan-gumpalan awan gas. Saat gumpalan-gumpalan ini semakin memadat, inti gumpalan gas tersebut juga bertambah padat berlipat-lipat dengan suhu yang juga terus meningkat panas sampai akhirnya menyala sebagai bentuk awal sebuah bintang. Saat semua kantong-kantong gas mengalami proses serupa maka kelompok bintang-bintang muda ini membentuk menjadi sebuah gugusan bintang (galaksi). Seluruh proses di atas, dari Big Bang hingga terbentuknya planet, bintang serta galaksi berlangsung dalam kurun waktu milyaran tahun.Seperti halnya proses pembentukan bintang-bintang yang lain, bintang kita, yang kita kenal dengan nama Matahati (sun) juga terbentuk dari gumpalan atau kantong awan gas. Gumpalan awan gas yang berbentuk piringan yang sangat luas ini beterbangan berputar-putar. Bagian tengahnya mulai padat dan memanas untuk kemudian menyala menjadi bintang sementara materi sisa disekelilingnya saling bertumbukan, menyatu dan menggumpal membentuk planet-planet, bulan-bulan dan asteroid. Bumi yang merupakan bagian kecil dari material yang menggumpal ini menjadi planet ke tiga. Dengan suhunya yang relatif lebih dingin, memungkinkan terbentuknya atmosfer pendukung kehidupan.

1.3 Terbentuknya Materi Padat

Setelah big bang sampai 300.000 tahun kemudian, bentuk materi masih berupa gas. Dari gumpalan-gumpalan gas ini selanjutnya bintang-bintang berukuran

(7)

sangat besar mulai terbentuk tetapi hanya berusia pendek karena kemudian meledak (supernova). Setelah meledak gas-gasnya menggumpal lagi, menjadi padat, kemudian menyala dan terbentuk bintang-bintang lagi yang berukuran lebih kecil,

meledak kembali, demikian terus menerus untuk beberapa kali sampai akhirnya terbentuk materi-materi berat di inti bintang-bintang yang meledak. Materi-materi padat inilah yang kemudian membentuk benda-benda di alam semesta seperti yang sekarang ini seperti planet-planet dll bahkan unsur-unsur pembentuk tubuh kita sebagian besar dari materi-materi berat ini.

Jadi, materi-materi padat dibentuk di dalam inti bintang melalui proses fusi nuklir (peleburan / penyatuan materi nuklir) dan dimulai dari materi-materi ringan seperti hidrogen dan helium. Sementara materi-materi yang lebih berat seperti karbon, oksigen, nitrogen hingga besi dibentuk di dalam inti bintang karena memang suhu dan tekanannya lebih memungkinkan. Materi-materi ini terlempar ke luar angkasa saat bintang-bintang tersebut meledak.

1.4 Evolusi Alam Semesta

Naluri manusia selalu ingin mengetahui asal usul sesuatu, termasuk asal-usul alam semesta. Berbagai hasil pengamatan dianalisis dengan dukungan teori-teori fisika untuk mengungkapkan asal-usul alam semesta. Teori yang kini diyakini bukti-buktinya menyatakan bahwa alam semesta ini bermula dari ledakan besar (Big Bang) sekitar 13,7 milyar tahun yang lalu. Semua materi dan energi yang kini ada di alam terkumpul dalam satu titik tak berdimensi yang berkerapatan tak berhingga. Tetapi ini jangan dibayangkan seolah olah titik itu berada di suatu tempat di alam yang kita kenal sekarang ini. Yang benar, baik materi, energi, maupun ruang yang ditempatinya seluruhnya bervolume amat kecil, hanya satu titik tak berdimensi.

Tidak ada suatu titik pun di alam semesta yang dapat dianggap sebagai pusat ledakan. Dengan kata lain ledakan besar alam semesta tidak seperti ledakan bom yang meledak dari satu titik ke segenap penjuru. Hal ini karena pada hakekatnya seluruh alam turut serta dalam ledakan itu. Lebih tepatnya, seluruh alam semesta

(8)

mengembang tiba tiba secara serentak. Ketika itulah mulainya terbentuk materi, ruang, dan waktu.

Materi alam semesta yang pertama terbentuk adalah hidrogen yang menjadi bahan dasar bintang dan galaksi generasi pertama. Dari reaksi fusi nuklir di dalam bintang terbentuklah unsur-unsur berat seperti karbon, oksigen, nitrogen, dan besi. Kandungan unsur-unsur berat dalam komposisi materi bintang merupakan salah satu "akte" lahir bintang. Bintang-bintang yang mengandung banyak unsur berat berarti bintang itu "generasi muda" yang memanfaatkan materi-materi sisa ledakan bintang-bintang tua. Materi pembentuk bumi pun diyakini berasal dari debu dan gas antar bintang yang berasal dari ledakan bintang di masa lalu. Jadi, seisi alam ini memang berasal dari satu kesatuan.

Bukti-bukti pengamatan menunjukkan bahwa alam semesta mengembang. Spektrum galaksi galaksi yang jauh sebagian besar menunjukkan bergeser ke arah merah yang dikenal sebagai red shift (panjang gelombangnya bertambah karena alam mengembang). Ini merupakan petunjuk bahwa galaksi galaksi itu saling menjauh. Sebenarnya yang terjadi adalah pengembangan ruang. Galaksi galaksi itu (dalam ukuran alam semesta hanya dianggap seperti partikel partikel) dapat dikatakan menempati kedudukan yang tetap dalam ruang, dan ruang itu sendiri yang sedang berekspansi. Kita tidak mengenal adanya ruang di luar alam ini. Oleh karenanya kita tidak bisa menanyakan ada apa di luar semesta ini.

Secara sederhana, keadaan awal alam semesta dan pengembangannya itu dapat diilustrasikan dengan pembuatan roti. Materi pembentuk roti itu semula terkumpul dalam gumpalan kecil. Kemudian mulai mengembang. Dengan kata lain "ruang" roti sedang mengembang. Butir butir partikel di dalam roti itu (analog dengan galaksi di alam semesta) saling menjauh sejalan dengan pengembangan roti itu (analog dengan alam).

Dalam ilustrasi tersebut, kita berada di salah satu partikel di dalam roti itu. Di luar roti, kita tidak mengenal adanya ruang lain, karena pengetahuan kita, yang

(9)

berada di dalam roti itu, terbatas hanya pada ruang roti itu sendiri. Demikian pulalah, kita tidak mengenal alam fisik lain di luar dimensi "ruang waktu" yang kita kenal.

Bukti lain adanya pengembangan alam semesta di peroleh dari pengamatan radio astronomi. Radiasi yang terpancar pada saat awal pembentukan itu masih berupa cahaya. Namun karena alam semesta terus mengembang, panjang gelombang radiasi itu pun makin panjang, menjadi gelombang radio. Kini radiasi awal itu dikenal sebagai radiasi latar belakang kosmik (cosmic background radiation) yang dapat dideteksi dengan teleskop radio.

C. TERJADINYA GALAKSI

Galaksi adalah calon bintang atau kelompok bintang yang jumlahnya ribuan juta dan terdapat di alam semesta.

Menurut fowler kira-kira 12.000 juta tahun yang lalu, galaksi di alam semesta yang jumlahnya rubuan tidaklah seperti galaksi yang ada pada saat ini. Pada waktu galaksi masih merupakan kabut gas hydrogen yang sangat besar, kabut gas hedrogen tersebut bergerak berlahan-lahan dan berpitar pada porosnya,sehingga seolah-olah berbentuk bulat karena gaya beratnya, kabut gas hydrogen mengadakan kontraksi sehingga bagian luar dari kabut gas hydrogen tersebut banyak yang tertinggal, pada tempat yang berotasinya lambat atau berat jenisnya yang besar. Terbentuk lah bintang-bintang gumpalan kabut hydrogen yang sudah menjadi bintang juga melakukan kontraksi secara perlahan, panas yang dipancarkan dari bintang-bitang yang terbentuk tadi suhunya semakin menurun, kemudian setelah berjuta-juta tahun bintang-bintang tersebut mempunyai bentuk seperti benda langit sekarang ini.

Menurut macamnya galaksi dibedakan menjadi 3 macam yaitu : 1. Galaksi berbentuk spikal

(10)

3. Galaksi berbentuk tak beraturan

D. TERJADINYA BUMI DAN SISTEM TATA SURYA

Mula-mula Ptolomeus ilmuan Yunani abad ke-II M berpendapat bahwa semua benda di angkasa bergerak mengelilingi bumi yang disebut teori geosentris. Kemudian dibetulkan oleh Nicolai Copernicus astronom Polandia dengan teorinya heliosentris mengatakan bahwa semua benda angkasa bergerak mengelilingi matahari, dengan orbit yang berbentuk leingkaran. Johanes Keplier, astronom dan matematikawan Jerman berpendapat bahwa orbit bumi dalam mengelilingi matahari berbentuk elips. Galelio dengan bantuan teleskop membenarkan teori Copernicus yang telah diralat oleh kepler. Issac Newton, dengan teori gravitasinya menjelaskan bahwa bumi dan planet-planet mengorbit karena prinsip gravitasi.

a) Immanuel Kant (1724-1804)

Dalam bukunya Allgemeine Naturgeschichechte und theorie de himmels nach

newtonischen grundsatzen behandelt (sejarah umum dan teori tentang tata surya

berdasarkan hukum Newton) mengatakan jika bumi (planet-planet serta bintang) proses terjadinya selalu menurut hukum alam.

b) Piere Simon Marquis De Laplace (1749-1827)

Terdapat kabut asal yang telah berputar, berpijar dan panas. Putaran kabut itu perlahan menjadi dingin karena gaya gravitasi, bentuk gumpalan gas dibagian tengah tidak begitu besar sehingga terjadi pemisahan fragmen-fragmen tersebut berbentuk seperti cincin atau gelang yang bergerak mengelilingi kabut induknya. Gelangan fragmen pertama terlepas dari induknya. Terlepas pula cincin fragmen yang kedua, ketiga, dan seterusnya sampai kesembila. Cincin itu semakin mendingan, menyusut, lalu membentuk planet.

c) Hipotesis Planetesimal

Lebih kurang 100 tahun setelah teori kabut Kant, Laplace, Thomas C chmaberlin (geologiawan) dan Forest R. Moulton (astronom) dari Cicago, USA mengemukakan teori baru yang disebut teori planetesimal, yaitu pada awalnya ada matahari kemudian didekati bintah sehingga terjadilah gaya tarik menarik dan

(11)

terjadilah peledakan hebat yang menyebabkan banyak gas mencuat keluar dari atmosfer matahari, sehingga berbentuk seperti kabut pilin (spiral), lalu mengembun dan membeku menjadi planetsimal.

d) Hipotesis Pasang-Surut Gas.

Sir James M. Jeans Dan Hardz Jeffrey mengemukakan bahwa matahari didekati oleh bintang yang besar tetapi tek saling bertabrakan. Karenagaya tarik-menarik, terjadilah tonjolan lidah api yang berpijar dan merupakan gas yang panas sehingga disebut hipotesis pasang-surut gas.

e) Bumi Dan Perkembangannya

Setelah bumi dan planet terlepas dari matahari, bumi masih dalam keadaan stadia kabut. Kabut ini mulai-mula berbentuk tenaga penyinaran (cahaya), bukan berbentuk materi atau zat kemudian energi atau tenaga berubah menjadi materi. Kabut kosmos ini mula-mula merupakan kabut gelap yang temperaturnya hanya beberapa derajat di atas titik nol mutlak.

E. MATAHARI

Matahari bukanlah benda padat, tetapi merupakan lapisan dari beberapa macam gas dengan tekanan dan temperature yang sangat tinggi. Matahari melepaskan lapisan luar, menghasilkan awan besar (nebula planet), dan sisanya mendingin, menyusut dan menjadi blackhole, gila bahan bakar habis ferkurad, bintang (matahari) menjadi labil, meledak dan menjadi supernova.

F. BUMI

Dibandingkan dengan planet lain, bumi merupakan planet yang istimewa. Medan magnet bumi dapat menangkap Dzarah yang merusak (electron_ yang berasal dari matahari dan angkasa luar sehingga Dzarah tersebut terkumpul dalam zona yang disebut Sabuk Van Allen.

G. BULAN

Bulan beredar mengelilingi bumi sekali dan juga berotasi sekali. Gravitasi bumi memperlambat perputaran bulan revolusi dan rotasi terjadi pada waktu yang

(12)

sama. Gravitasi bulan menyebabkan pasang naik di bawah Bulan, sementara pasang surut naïf terjadi pula pada sisi bumi yang berlawanan.

Gravitasi bulan kurang lebih sama dengan 1/i6 temperatur pada siang hari 100

0

C dan pada waktu malam, temperaturnya turun sampat 150 0C bulan tidak mempunyai atmosfer dan juga air sehingga merupakan daerah yang kering dan mati.

BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

1. Proses Terbentuknya Alam Semesta dan Penghuninya

Alam Semesta menurut orang Babylonia merupakan suatu ruangan atau selungkup dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan langit dan bintang sebagai atapnya dan menurut teori terbentuknya ada 2 macam

a) Teori dentuman dan ledakan b) Teori ekspansi dan kontraksi 2. Terjadinya Galaksi

(13)

Galaksi adalah calon bintang atau kelompok bintang yang jumlahnya ribuan juta dan terdapat di alam semesta.

Menurut fowler kira-kira 12.000 juta tahun yang lalu, galaksi di alam semesta yang jumlahnya rubuan tidaklah seperti galaksi yang ada pada saat ini. Pada waktu galaksi masih merupakan kabut gas hydrogen yang sangat besar, kabut gas hedrogen tersebut bergerak berlahan-lahan dan berpitar pada porosnya,sehingga seolah-olah berbentuk bulat karena gaya beratnya, kabut gas hydrogen mengadakan kontraksi sehingga bagian luar dari kabut gas hydrogen tersebut banyak yang tertinggal,

Menurut macamnya galaksi dibedakan menjadi 3 macam yaitu : - Galaksi berbentuk spiral

- Galaksi berbentuk Elips

- Galaksi berbentuk tak beraturan. 3. Terjadinya Bumi dan Sistem Tata Surya

Terjadi bumi dan sistem tata surya banyak tokoh yang menjelaskan terjadinya bumi dan tata surya diantaranya : Immanuel Kant dan Piere Simon Marquis

B.SARAN-SARAN

1. Hendaknya kita sebagai manusia harus bisa menikmatidan menjaga sebaik-baiknya segala sesuatu yang telah tercipta (alam semesta beserta isinya).

2.Sebaiknya ilmu pendidikan yang kita pergunakan tidak terlepas dari koridor keilmuan.

DAFTAR PUSTAKA

(14)

Dr. Mawardi. Dkk. Buku IAD, ISD, IBD Penerbit Pustaka Setia. See. Harun Yahya, The Evolution Deceit: The Scientific Collapse of Darwinism and Its Ideological Background, Istanbul, 1998.

Cronin, Vincent, The View from Planet Earth: Man Looks at the Cosmos, New York:

William Morrow & Company, Inc., 1981, ISBN 0-688-00642-6

Roos, Matts Introduction to Cosmology. John Wiley & Sons, Ltd, Chichester: 2003.

Hawley, John F. & Katerine A. Holcomb Foundations of Modern Cosmology. Oxford

University Press, Oxford: 1998.

Hetherington, Norriss S. Cosmology: Historical, Literary, Philosophical, Religious, and

Scientific Perspectives. Garland Publishing, New York: 1993.

Gal-Or, Benjamin, Cosmology, Physics and Philosophy, Springer Verlag, 1981, 1983, 1987, New York.

http://hadirukiyah2.blogspot.com/2010/01/terbentuknya-alam-semesta-dan.html

http://zennuindotmuzain.blogspot.com/2012/10/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_9969.html

Referensi

Dokumen terkait