• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN: USAHATANI GUREM DAN KEPUTUSAN ALOKASI TENAGA KERJA KELUARGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN: USAHATANI GUREM DAN KEPUTUSAN ALOKASI TENAGA KERJA KELUARGA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN:

USAHATANI GUREM DAN KEPUTUSAN ALOKASI TENAGA KERJA KELUARGA

Tatiek Koerniawati Andajani, SP.MP.

Laboratorium Ekonomi Pertanian, FP-Universitas Brawijaya Email : tatiek.fp@ub.ac.id

DESKRIPSI MODUL

Modul ini mencoba memaparkan salah satu realitas dalam praktek usahatani berskala kecil yang lazim dilakukan oleh petani gurem di negara-negara sedang berkembang, tak terkecuali di Indonesia. Dalam menjalankan usahatani, petani gurem biasanya bekerja bersama dengan anggota keluarga yang tidak diupah. Oleh karena itu banyak model produksi pertanian berskala kecil dibangun dengan asumsi ketiadaan pasar tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan sumberdaya yang penting setelah lahan usahatani khususnya bagi petani gurem. Keputusan alokasi tenaga kerja keluarga berdasarkan merupakan keputusan manajerial penting dalam produksi pertanian.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Kompetensi dasar yang harus dikuasai mahasiswa setelah: 1. Membaca modul dan pustaka yang disarankan

2. Mengerjakan tugas terstruktur mandiri 3. Melaksanakan tutorial online

adalah sebagai berikut:

1. Memahami konsep alokasi kerja pada rumahtangga petani gurem

2. Menganalisis respon rumahtangga petani sebagai unit pengambil keputusan usahatani dalam mengalokasikan kerja di antara anggota rumahtangga

3. Menjelaskan alternatif solusi berbasis intervensi pengembangan kesempatan bekerja dan berusaha bagi anggota rumahtangga

10

SEL

F-PROP

AG

ATIN

G

ENTR

EPRE

NEURI

A

L E

DUCATIO

N

DEVEL

OP

ME

NT (

SPEE

D)

(2)

Page 2 of 21

10.1. Keputusan Rumahtangga pada Pasar Tenaga Kerja

Tidak adanya pasar tenaga kerja merupakan asumsi kunci teori Chayanov. Hal ini dimaksudkan agar produksi rata-rata dan produksi marginal tenaga kerja dapat diprediksi1. Selain itu dalam model berlaku asumsi fleksibilitas terhadap lahan pertanian sehingga dampak diminishing

marginal return tenaga kerja dapat dianggap tidak berubah selama periode

analisis. Dengan asumsi ini, rumahtangga petani dianggap mampu menyesuaikan luas usahatani dengan banyaknya anggota rumahtangga sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup. Model Chayanov ini dibangun untuk menjelaskan pengambilan keputusan rumahtangga petani pada pasar tenaga kerja.

Gambar 10.1 (a) dan (b) model Chayanov mengilustrasikan respon yang terjadi jika rumahtangga bebas mempekerjakan tenaga kerja upahan atau sebaliknya menawarkan tenagakerja keluarga pada usahatani lain dengan tingkat upah pasar yang berlaku. Pada kasus ini, adanya pasar persaingan digambarkan sebagai garis upah ww‟. Secara teoritis, garis upah ini menunjukkan biaya peluang (opportunitas) atas beberapa alternatif penggunaan waktu tenaga kerja keluarga seperti misalnya kegiatan “rumah tangga”, kegiatan usahatani, ataupun pekerjaan lain diluar kegiatan usahatani.

Salah satu alternatif penggunaan tenaga kerja keluarga adalah untuk kegiatan rumah tangga dan leisure(non working time). Dengan demikian telah ada upaya untuk meredefinisi kerja dengan memasukkan aktivitas domestik sebagai kegiatan kerja tak berupah yang juga membutuhkan alokasi waktu dan curahan tenaga kerja anggota keluarga. Dalam jangka panjang hal ini dilakukan untuk menghilangkan beberapa konotasi negatif bahwa satu-satunya alternatif alokasi tenaga kerja selain bekerja diluar usahatani adalah menganggur, bersantai atau leisure (non working time).

Dampak masuknya aspek biaya opportunitas tenaga kerja adalah bahwa alokasi tenaga kerja rumahtangga tidak lagi hanya ditentukan oleh variabel struktur keluarga, tetapi sudah lebih berorientasi pada pasar. Selanjutnya hal ini membuka peluang analisis keputusan petani dalam

1

Asumsi tersebut dimaksudkan agar alokasi waktu kerja anggota rumahtangga hanya dicurahkan pada usahatani keluarga, tidak pada kerja upahan lainnya.

(3)

Page 3 of 21

memaksimumkan utilitas alokasi penggunaan tenaga kerja dan pendapatan sebagai dua variabel penyusun kurva indiferen petani gurem. Ini dimungkinkan sebab terbuka peluang bagi petani untuk menyewa atau menyewakan tenaga kerja pada tingkat harga pasar.

Pada Gambar 10.1 (a) jumlah tenaga kerja keluarga yang disediakan untuk melakukan produksi usahatani ditunjukkan oleh Le dimana pendapatan rumah tangga (Y) yang bersedia dikorbankan untuk tambahan satu jam kegiatan rumah tangga (Z), yaitu dy/dz, adalah sama dengan upah pasar. Hal ini ditunjukkan oleh titik singgung antara kurva indiferen dengan garis upah. Di lain pihak, penggunaan tenagakerja optimum pada usahatani adalah sebesar LT dimana produksi marginal tenaga kerja sama dengan tingkat upah yang berlaku di pasar. Dengan demikian maka jumlah tenaga kerja upahan yang dibutuhkan oleh rumahtangga adalah sebesar selisih antara LT dan Le. Hal yang sama ditunjukkan pada gambar 10.1.b. dimana jumlah tenaga kerja yang ingin ditawarkan rumahtangga petani ke pasar adalah sebesar selisih antara Le yakni tenaga kerja yang tersedia dalam keluarga dan LT yakni jumlah tenaga kerja optimum yang dapat dicurahkan untuk aktivitas usahatani pada tingkat upah pasar yang berlaku.

Kehadiran pasar tenaga kerja dengan demikian sangat berpengaruh dalam kinerja model usahatani keluarga.Oleh karena itu dapat dipahami bahwa selengkap apapun informasi mengenai alternatif konsumsi dan produksi yang dimiliki petani, apabila pasar tenaga kerja tidak ada maka respon output dan penggunaan tenaga kerja terhadap perubahan harga dan biaya cenderung negatif (Barnum & Squire, 1979: 26-36). Sebaliknya, apabila aspek pasar dimasukkan pada sistem pengambilan keputusan petani, maka keputusan tersebut bersifat independen terhadap keputusan konsumsi dan respon rumahtangga terhadap perubahan pasar akan dapat diprediksi dengan jelas.

(4)

Page 4 of 21 a) I1 I1 w' w TVP Yr 0 Le Lr ou tp ut /p en da pa ta n Y ou tp ut /p en da pa ta n Y Waktu Kerja (L) Waktu Domestik Z (kerja di rumah) I1 I1 w' w TVP ou tp ut / pe nd ap at an Y ou tp tu t/ pe nd ap at an Y Ye 0 Lr Le L waktu domestik (Z) waktu kerja b)

Gambar 10.1. a) Rumahtangga Petani Mempekerjakan Tenaga Kerja Keluarga; b) Rumahtangga Petani Mempekerjakan Tenaga Kerja Upahan

10.2. Ilmu Ekonomi Rumahtangga

Sama halnya dengan teori rumah tangga yang dikembangkan oleh Chayanov, model pengambilan keputusan usahatani rumah tangga yang selanjutnya dikaji dalam modul ini adalah cabang dari teori ekonomi neoklasik yang sering dirujuk sebagai new home economics. Pada dasarnya cabang ilmu ekonomi ini diperkenalkan oleh Becker (1965) dalam

(5)

Page 5 of 21

tulisannya mengenai mengenai alokasi waktu rumah tangga yang dipublikasikan pada tahun 1960‟an. Pendekatan perhitungan sederhana yang diberikan mengikuti formulasi yang disusun oleh Michael & Becker (1973).

Pengertian fungsi utilitas dalam konsep ekonomi rumahtangga sedikit banyak telah berubah dari teori ekonomi sebelumnya. Pada teori new

home economics kepuasan rumah tangga tidak lagi didasarkan pada

kepuasan yang dapat diperoleh dari kombinasi dua komoditas sebagaimana yang diuraikan oleh teori utilitas konvensional. Pada teori yang baru ini kepuasan konsumsi rumah tangga merupakan kepuasan maksimum yang dapat diperoleh dari kombinasi konsumsi barang jadi dan jasa. Ciri-ciri pokok dari new home economics adalah:

a. Rumah tangga merupakan himpunan individu, sehingga unit analisis maksimisasi utilitas adalah keputusan kolektif yang dilakukan oleh seluruh anggota keluarga bukan secara individual;

b. Utilitas tidak hanya diperoleh atas konsumsi komoditi pasar (yang dijual) tetapi juga diperoleh dari konsumsi barang akhir yang diproduksi oleh rumah tangga;

c. Penggunaan „nilai‟ barang Z untuk membedakannya dari barang yang diperoleh dengan membeli (barang-X), sehingga fungsi utilitas dirumuskan sebagai berikut:

U = f(Z1, Z2, …, Zn);

d. Produksi barang-Z oleh rumah tangga membutuhkan input waktu rumah tangga serta barang dan jasa yang diperoleh dengan membeli, sehingga penekanan utama dari teori ini adalah alokasi penggunaan waktu oleh rumah tangga untuk memproduksi barang Z dan kerja upahan;

e. Rumah tangga memproduksi barang Z dari input yang dibeli dari pasar (xi) dan waktu yang dipakainya (Ti), untuk itu fungsi produksi rumah tangga disajikan dalam bentuk: Z = f(xi, Ti).

f. Rumah tangga dalam memaksimumkan utilitas tidak dibatasi oleh kendala anggaran, tetapi oleh fungsi produksi, total waktu yang tersedia, dan kendala pendapatan tunai.

(6)

Page 6 of 21

g. Kendala total waktu (T) ditentukan berdasarkan waktu kerja di luar rumah tangga (Tw) dan jumlah waktu yang dicurahkan untuk memproduksi barang Z ( Ti): T = Tw + Ti

h. Kendala pendapatan tunai (Y) ditentukan oleh perkalian tingkat upah pasar dengan alokasi waktu kerja yang tersedia (wTw). Pada kondisi keseimbangan pendapatan tunai ini memiliki nilai yang sama dengan nilai barang–x yang digunakan sebagai input untuk produksi barang-Z (pixi), dimana pi adalah harga dari barang x: Y = wTw = pixi;

i. Dengan membandingkan seluruh waktu yang tersedia dengan tingkat upah pasar, maka kendala waktu dan kendala pendapatan dapat digabungkan membentuk persamaan full income yang diformulasikan sebasgai F = wT = wTi + pixi;

j. Dapat dilihat bahwa keseimbangan dari rumah tangga diperoleh pada saat rasio dari marginal utilitas setiap pasangan barang Z (marginal rate

of substitution) sama dengan ratio dari full marginal cost produksi

(MCi/MCj). Dalam hal ini full marginal cost setiap barang Z (Zj) adalah penjumlahan hasil kali tingkat upah dengan produksi marginal waktu rumahtangga. Kedua harga pasar kemudian dikalikan produksi marginal barang pasar yang digunakan sebagai input.

Dengan demikian dapat dilihat bahwa struktur logika dari teori new

home economics tidak berbeda dari berbagai bentuk model ekonomi

rumahtangga petani yang telah dibahas sebelumnya. Kerangka teori dari model ekonomi ini disajikan pada Gambar 10.2.

(7)

Page 7 of 21 H C I1 TPP F w P rod uk si R um aht ang ga Z B A D 0 T1 T2 T P rod uk si R um aht ang ga Z waktu domestik Tz Upah Tw Leisure TH w'

Gambar 10.2. Model Produksi Rumahtangga

Misalkan waktu total yang tersedia dalam keluarga adalah sebesar T. Total waktu tersebut dialokasikan kedalam tiga komponen penggunaan yakni untuk aktivitas rumah tangga (Tz), waktu kerja upahan (Tw) dan Leisure (TH). Biaya oportunitas disamakan dengan upah riil pasar, w/p, dimana w adalah upah, dan p adalah tingkat harga barang yang dibeli. Garis OF, dengan slope w/p, menggambarkan kenaikan total pendapatan riil sebagai bertambahnya jam kerja. Titik F menunjukkan biaya opportunitas waktu rumah tangga yang diturunkan dari total waktu tersedia (T) pada upah riil. Biaya oportunitas ini sama dengan wT/p. Gambar 10.2 juga memuat fungsi produksi yang menunjukkan transformasi waktu kerja pada output akhir, Z. Kurva indiferen, I, menunjukkan tingkat kepuasan yang diperoleh dari kombinasi leisure dan Z, sedangkan garis yang menggeser upah nyata, ww, menunjukkan biaya opportunitas waktu pada harga pasar yang berlaku.

(8)

Page 8 of 21

Keseimbangan rumah tangga dalam memproduksi Z terjadi pada titik A, dimana MPP aktivitas domestik sama dengan upah riil: MPP = w/p atau MVP = w. Konsep tersebut menyamakan teori usahatani dengan teori perusahaan, di mana total biaya untuk komponen kegiatan domestik dalam memproduksi Z adalah H. Titik keseimbangan rumah tangga dalam mengkonsumsi Z ditunjukkan oleh titik B, dimana marginal rate of

substitution leisure terhadap Z ( MUL/MUZ) sama dengan ratio biaya opurtunitas leisure terhadap harga pasar barang Z (w/p).

Perhatikan bagaimana diagram tersebut dapat memenuhi berbagai kendala maksimisasi utilitas dalam model ekonomi rumahtangga. Kendala waktu dipenuhi dengan penjumlahan tiga komponen waktu yang digambarkan pada garis horizontal. Kendala pendapatan CH pada grafik sama dengan upah pasar, w, dikalikan dengan waktu bekerja, TW. Pendapatan total rumah tangga “ household full income” ditunjukan oleh F yang bergeser keatas pada w untuk memasukkan nilai bersih tenaga kerja yang dicurahkan untuk kegiatan rumah tangga. (=jarak AD “profit” dalam teori ekonomi produksi konvensional).

Model ekonomi rumahtangga dapat digunakan untuk mengkaji pengaruh beberapa perubahan yang terjadi pada variabel eksogeneous rumahtangga. Berbagai kegiatan lain juga dapat dimasukkan sebagai komponen Z seperti misalnya mengasuh anak, pendidikan, kegiatan sosial dan ataupun rekreasi. Berikut, secara singkat disajikan beberapa kesimpulan teoritis :

a. Pada gambar 10.2. diilustrasikan pengaruh kenaikan upah pasar. Kenaikan upah akan meningkatkan slope garis upah, ww. Pengaruh pertama adalah penurunan komponen produksi Z yang dihasilkan rumahtangga dan meningkatkan komponen pasarnya, sebab biaya marginal waktu domestik relatif meningkat dibandingkan biaya marginal input yang dibeli. Pengaruh kedua adalah pendapatan rumahtangga meningkat sehingga rumahtangga berpindah ke kurva indiferen yang lebih tinggi. Pengaruh ketiga, adalah tersedianya waktu ekstra yang dapat digunakan untuk menambah pekerjaan upahan, atau untuk leisure, ataupun kombinasi keduanya.

(9)

Page 9 of 21

b. Terlihat bahwa peningkatan upah dan ataupun penurunan harga pasar memiliki efek pendapatan dan berbagai efek subsitusi yang berbeda c. Lebih umum, adalah lebih berguna untuk membedakan antara berbagai

jenis barang Z, seperti misalnya anatara barang yang membutuhkan tenaga kerja tinggi (padat karya) tapi hanya membutuhkan sejumlah kecil input dan barang lain yang membutuhkan input pasar tinggi tapi hanya membutuhkan sedikit tenaga kerja keluarga untuk menghasilkannya.

d. Seperti misalnya penerapan pada tugas di sekitar pemeliharaan anak (merawat, memasak, mencuci dan seterusnya), yang mana kegiatan ini lebih membutuhkan penggunaan waktu intensif, model menyarankan bahwa kenaikan upah seharusnya dapat memotivasi untuk mengurangi jumlah anak dalam keluarga. (Evenson, 1981). Terlepas dari pendekatan teoritis sebagaimana telah dipaparkan di atas, hal ini merupakan suatu isu yang rumit sebab banyak dipengaruhi oleh anggapan perlunya memiliki anak seperti misalnya: (a) anak dipandang sebagai konsumsi atau investasi dan (b) peran alamiah dari laki-laki dan perempuan pada rumah tangga.

10.3. Model Rumahtangga Petani :Barnum-Squire

Barnum dan Squire (1979) mengembangkan dan mengaplikasikan model rumahtangga. Model ini menjadi framework untuk memprediksi respon rumahtangga petani terhadap perubahan-perubahan domestik (ukuran keluarga dan struktur keluarga) dan variabel pasar (harga output, harga input, tingkat upah, dan teknologi). Model Barnum-Squire didasarkan pada asumsi yang berbeda dengan model Chayanov, yaitu:

1. Ada pasar tenagakerja

2. Tanah yang tersedia untuk berusahatani konstan

3. Kegiatan rumah (produksi Z-goods) dan leisure dikombinasikan atau dipertukarkan untuk mencapai utilitas maksimum

4. Pilihan rumahtangga yang penting adalah memilih antara output yang dikonsumsi sendiri atau dijual untuk mendapatkan barang konsumsi non-pertanian yang dibutuhkan (misalnya Manufaktur)

(10)

Page 10 of 21

Selanjutnya terdapat tiga aspek dalam fungsi utilitas, yaitu:

1. Waktu digunakan untuk memproduksi kombinasi Z-goods dan leisure (Tz) 2. Konsumsi terdiri dari konsumsi output domestik (C), dan barang-barang

konsumsi yang dibeli (M). Sehingga fungsi utility sbb: U = f(Tz, C, M) 3. Preferensi diantaranya dipengaruhi ukuran rumahtangga dan rasio

ketergantungan (dependency ratio) . Fungsi produksi adalah: Y = f(A,L,V), dimana A adalah tanah (diasumsikan konstan), L adalah total tenagakerja (baik dari rumahtangga maupun menyewa) yang digunakan dalam berproduksi, dan V adalah variabel input lainnya dalam produksi.

Utilitas dimaksimumkan terhadap fungsi produksi, kendala waktu, dan kendala pendapatan. Kendala waktunya dalam bentuk:

T = Tz + Tf + Tw

Dimana Tz adalah waktu yang dialokasikan untuk Z-goods dan leisure (kombinasi), Tf adalah waktu alokasi untuk bekerja di pertanian, dan Tw adalah upah kerja yang nilainya bisa positip atau negatip. Jika tenagakerja dipekerjakan dalam usahatani sendiri (Tw>0) dampaknya akan terjadi peningkatan ketersediaan waktu total, sementara itu bila tenagakerja disewakan ke luar usahatani (Tw<0) waktu total yang tersedia dalam rumahtangga berkurang. Dalam teori ekonomi konvensional, umumnya waktu rumahtangga Tz dan Tf dijumlahkan sebagai G.

Kendala pendapatan menyatakan bahwa penghasilan bersih rumahtangga sama dengan pengeluaran untuk barang pasar.

P(Q –C)  wTw –vV = mM

Dimana p adalah harga output, (Q-C) adalah kuantitas total output yang dijual, w adalah upah pasar, dan wTw menggambarkan tambahan pendapatan (jika tenagakerja disewakan), v adalah harga input lainnya sedangkan V dan m adalah harga rata-rata M.

Dalam model ekonomi ada dua kendala yang diturunkan dari persamaan full

income yang kemudian dimasukkan dalam kendala pengeluaran (F‟):

F‟ = wTz + pC +mM =  + wG

Dimana wTz adalah oppurtunity cost dari waktu yang digunakan untuk memproduksi Z-goods, pC adalah nilai pasar konsumsi output rumah , dan

(11)

Page 11 of 21

mM adalah nilai pasar yang dihasilkan. Ini sama dengan pendapatan pertanian bersih atau profit  ditambah dengan nilai implisit total waktu rumahtangga.

Kondisi keseimbangan model yang mengikuti standar ekonomi untuk produksi dan konsumsi dapat kita lihat pada bab 2, yaitu bahwa:

a. MVPL = w

b. MVPv = v (harga rata-ratanya) c. MRTS antara C dan M = p/m

Adanya dua proses pertukaran konsumsi dengan tiga sumber yang ada dalam fungsi produksi mengartikan bahwa model ini tidak dapat dieksposisikan dalam gambar tunggal namun masih dapat ditunjukkan oleh grafik yang mengkombinasikan elemen gambar 10.1 dan 10.2. Pada Gambar 10.3 kita mengilustrasikan komponen model yang berisi:

1. pilihan antara C yang lebih besar daripada Tz

2. fungsi produksi untuk single farm output dengan tenagakerja sebagai single input

3. kasus dimana tenagakerja yang dipekerjakan sendiri lebih besar daripada disewakan ke luar usahatani

(12)

Page 12 of 21 I1 I1 Q B TPP F' F A w' w 0 T1 T2 T C Tenaga kerja keluarga TF tenaga kerja

upahan Tw Tenaga kerja keluarga Tz

Aktivitas Pertanian domestikAktivitas

o u tp u t p er ta n ia n Y O u tp u t Pe rt an ia n Y

Gambar 10.3. Model Usahatani Keluarga Barnum-Squire

Pada Gambar 10.3 total waktu rumahtangga petani dinyatakan sebagai T, sepanjang garis horisontal. Waktu ini dibagi antara kerja di pertanian oleh anggota keluarga (Tf), menyewa tengakerja (tw) dan waktu domestik (Tz).

Opportunity cost waktu ditetapkan sebagai w/p, dimana w adalah upah

nominal dan p adalah harga output pertanian. Garis OF dengan slope w/p menggambarkan kenaikan biaya total tenagakerja bila penggunaannya meningkat.. Titik F menunjukkan total cost waktu yang tersedia pada rumahtangga, baik apakah berasal dari dalam keluarga atau menyewa. Gambar juga memuat fungsi produksi dari output pertanian (TPP), kurva indeferen yang diturunkan dari kombinasi waktu dan konsumsi domestik, serta gerakan garis upah ww‟ yang menunjukkan biaya upah relatif. Keseimbangan rumahtangga dalam produksi ada pada titik B, yang sekaligus menunjukkan persamaan full income (F‟). Keseimbangan rumahtangga dalam konsumsi tercapai pada titik A, yang terdiri dari

(13)

Page 13 of 21

konsumsi domestik (C) dan penawaran pasar (Q-C). Model Barnum-Squire ini mampu memprediksi dampak perubahan tingkat upah atau harga output dalam keputusan rumahtangga petani.

Pengaruh peningkatan upah atau harga output pada gambar 10.3. dapat dijelaskan sbb:

1. Kenaikan upah pasar meningkatkan ratio w/p, dan menyebabkan pergeseran garis biaya upah (ww‟) sehingga:

a. output dan full income turun.

b. alokasi waktu kerja anggoata rumahtangga pada usahatani keluarga meningkat dan penggunaan tenagakerja sewa menurun

c. meningkatkan konsumsi rumahtangga dan menurunkan penjualan output

2. Kenaikan harga pasar output mengurangi rasio harga w/p dan membuat pergeseran ww‟. Ini mengakibatkan:

a. kenaikan output dan full income

b. menurunkan aktivitas usahatani keluarga dan meningkatkan pengunaan tenagakerja sewa upahan

c. menurunkan konsumsi konsumsi rumahtangga dan meningkatkan penawaran pasar.

Dengan referensi model yang lengkap, prediksi-prediksi di atas dapat diturunkan dari preferensi relatif rumahtangga antara waktu domestik dengan komoditi pasar. Slope kurva indeferen menjelaskan hal-hal sbb: 1. bila rumahtangga menunjukkan kecenderungan preferensi yang tinggi

pada aktivitas rumahtangga maka harus lebih banyak buruhtani disewa, akibatnya profit usahatani berkurang sehingga tidak tersisa surplus pendapatan untuk membeli barang-barang konsumsi

2. bila rumahtangga menunjukkan preferensi yang tinggi untuk mengusahakan komoditi usahatani yang komersial maka tenaga kerja keluarga lebih banyak dicurahkan untuk aktivitas usahatani, akibatnya jumlah input tenaga kerja yang disewa berkurang, selanjutnya profit usahatani meningkat sehingga rumahtangga memiliki surplus pendapatan untuk dibelanjakan barang konsumsi

(14)

Page 14 of 21

Independensi keputusan produksi dan konsumsi dalam model Barnum-Squire memungkinkan beberapa solusi sbb:

1. Fungsi produksi dapat diestimasi, selanjutnya fungsi produksi tersebut digunakan untuk menghitung output dan pendapatan usahatani yang dapat diproduksi petani

2. Fungsi permintaan dari tiga pilihan konsumsi dalam fungsi utilitas dapat diestimasi. Fungsi permintaan ini memuat beberapa variabel seperti tingkat upah, harga, ukuran dan komposisi keluarga yang memberikan dampak pada keputusan konsumsi. Fungsi permintaan ini dibatasi oleh kebutuhan konsumsi minimum yang dapat dipenuhi dari hasil usahatani sendiri, alokasi waktu domestik dan produk konsumsi yang dibeli. Dari fungsi permintaan dapat diperoleh estimasi elastisitas permintaan terhadap sejumlah variabel eksogenous

3. Interaksi antara keputusan produksi dan konsumsi dapat diamati dari respon individual yang dietimasikan dari elastisitas permintaan

Tabel 10.1. Elastisitas Respon Rumahtangga

Variabel Output Padi

Output Padi yang dijual Output Padi yang dikonsumsi sendiri Input Tenaga Kerja Keluarga Permintaan input tenaga kerja luar keluarga Pasar Harga Padi Tingkat upah 0,61 -0,47 0,66 -0,55 0,38 -0,08 -0,57 0,11 1,61 -1,47 Domestik Tanpa pekerja Tanpa beban tanggungan - - -0,09 -0,50 0,44 0,23 0,62 0,12 - - Sumber: Barnum dan Squire, 1979

Barnum dan Squire (1979) melakukan penelitian dengan sampel tanaman padi di desa Muda River-Malaysia. Pada tabel 10.1 dapat diketahui nilai elastisitas respon rumahtangga, yang merupakan persenatse respon keputusan rumahtangga terhadap satu persen kenaikan variabel

(15)

Page 15 of 21

eksogenous.Misalkan kenaikan harga padi sebesar 10 persen menyebabkan 6,1 persen peningkatan total output padi, 6,6 persen peningkatan penawaran padi, 3,8 persen menaikan konsumsi padinya sendiri, 5.7 persen menurunkan input tenagakerja dari rumahtangganya sendiri, i.61 menaikkan sewa tenagakerja.

Elastisitas respon pasar dapat dilihat pada Tabel 10.2. Misalkan harga padi ditawarkan naik 10 persen akan menyebabkan tingkat prediksi respon rumahtangga 6.6 persen menjadi –0.8 persen. Ini merupakan dampak dari kenaikan harga pada upah di desa: tidak ada pada tabel.

Keunggulan dari model barnum-Squire terletak pada kapasitasnya dalam mengejar dampak join antara keputusan produksi dan konsumsi dalam rumahtangga ke sistem ekonomi yang leih besar. Dengan kata lain, ini menghasilkan dasar analisis “general equilibrium” rumahtangga petani kecil.

10.4. Usahatani Keluarga Model LOW

Low membuat model usahtani keluarga sedikit berbeda dengan yang diuraikan terlebih dahulu. Namun demikian model ini masih merupakan pengembangan dari model Chayanov dan New Home Ekonomi tetapi didasari dengan asumsi yang berbeda dari Barnum-Square model. Situasi yang melatarbelakangi model Low adalah system usahatani di suatu wilayah perbatasan Afrika Selatan dimana terdapat pasr tenaga kerja upahan yang sudah tertata dengan lebih baik. Secara ringkas, beberapa sitiasi system usahatani di daerah tersebut digambarkan sebagai berikut:

 Terdapat pasar tenaga kerja yang menawarkan upah berbeda pada beberapa kategori tenaga kerla (labor), hal ini berbeda dengan asumsi Barnum yang mengasumsikan single rate of wage. Asumsi ini secara implisit menunjukkan bahwa setiap anggota keluarga memiliki potensi yang berbeda dalam memperoleh imbalan upah. Lebih jauh lagi, dapat dikatakan bahwa TK tertentu dalam rumah tangga petani memiliki nilai komparativ yang lebih besar dalam bekerja sebagai buruh upahan dibandingkan dengan anggota keluarga lainnya.

(16)

Page 16 of 21

luyas usahatani dapat bervariasi sesuai dengan ukuran besarnya rumah tangga petani. Hal ini sama dengan model Chayanov dan berbeda dengan model Barnum. Asumsi ini secara implisit mengatakan banha terdapat peluang meningkatkan luas areal usahatani sesuai dengan potensi tenaga kerja yang dimiliki. Lebih jauh lagi hal ini dapat berarti konsep diminshing return dapat lebih ditekan. MPPL dapat dipertahankan constant hingga level yang lebih jauh.

 Usahatani keluarga bersifat semi subsisten, dimana hal ini dicirikan dengan harga bahan pangan berbeda pada tingkat gerbang petani dan di pasar konsumen. Hal ini berbeda dengan asumsi harga yang tetap oleh barnum

 Rumah tangga petani dicirikan oleh defisit bahan pangan dan status sebagai buruh tani. Hal ini juga berbeda dengan model Barnum yang mengasumsikan rumah tangga petani sebagai produsen mengalami surplus bahan pangan dan defisit TK. Asumsi ketiga dan keempat ini secara bersama-sama menunjukkan bahwa defisit bahan pangan dan keputusan untuk mencari upah dengan berburuh tani tidak tergantung pada harga hasil produksi ditingkat gerbang petani tetapi lebih dipengaruhi oleh ratio anatar upah dengan harga bahan pangan pada tingkat pengecer.

Konsep kerja dari model LOW dapat dilihat pada gambar 10.4. Sebagai misal, diasumsikan bahwa TKDK petani berdasarkan tingkat upah yang dapat diperoleh dibagi kedalam tiga kategori yakni A,B,dan C, namun memiliki produktivitas yang sama apabila bekerja di usahatani sendiri. TPP dianggap memiliki fungsi garis lurus sehingga MPP adalah konstan. Garis OW menunjukkan pola total pendapatan upah yang didasarkan pada upah real (w/p). Garis OW pada setiap segmen adalah sejajar dengan garis ww‟ yang merupakan biaya oportunitas dari masing-masing TK anggota keluarga tersebut (A,B, dan C).

(17)

Page 17 of 21

Gambar 10.4 Model Low

Secara grafis dapat dilihat bahwa titik E yang merupakan titik singgung antara garis ww‟ dengan TPP. Pada titik E tercapai jarak terjauh antara garis produksi TPP dengan garis OW. Implikasinya jelas yang berarti bahwa hanya tenaga kerja A dan B yang memiliki oportunitas biaya lebih rendah dari MPPL yang akan bekerja pada lahan usahatani keluarga, sebab dengan memperkerjakan C ke tempat lain maka keluarga akan memperoleh total pendapatan keluarga yang lebih besar. Implikasi lebih jauh dari konsep ini adalah bahwa apabila upah real (w/p) < MPP maka anggota keluarga akan lebih bermanfaat jika bekerja mengusahakan lahan pertaniannya sendiri, sebaliknya jika w/p > dari MPP maka adalah lebih menguntungkan untuk bekerja di luar usahatani sendiri. Dengan mudah dapat dipahami misalnya jika upah meningkat atau harga bahan pangan ditingkat pengecer turun maka ratio w/p akan semakin besar sehingga ww‟ akan berotasi ke kiri menjadi mm‟. Pada situasi pasar yang baru ini maka anggota keluarga berikutnya (B) akan memasuki pasar dan meninggalkan lahan pertaniaan keluarga.

A B C Labour time T T1 T2

Real Income Y Real Income Y

W m’ w’

(18)

Page 18 of 21

10.5. Aspek Kebijakan

Satu hal yang perlu dicermati dari ulasan tentang berbagai model yang dibahas diatas adalah: Implikasi kebijakan tidak dapat dipisahkan dari data empiris. Meskipun pemahaman logis dari beberapa model tersebut dapat menghasilkan prediksi tentang respon dari rumahtangga, perilaku agregatif adalah tergantung pada besarnya elastisitas respon dan interaksi mereka terhadap situasi perekonomian yang lebih luas. Hal ini sudah barang tentu sangat bervariasi pada berbagai lingkup masyarakat, wilayah, dengan perilaku pasar yang dimilikinya.

Temuan Barnum, yang kebetulan merupakan kasus di Indonesia, menunjukkan bahwa dengan peningkatan sebesar 10 % pada harga output hanya memberikan respon penawaran pasar yang sedikit lebih rendah (6,3 %) dibandingkan dengan respon penawaran petani yakni 9 %.

Berbagai Model yang didiskusikan diatas kelihatannya dapat memberikan pandangan yang lebih luas lagi mengenai perbedaan perhitungan ekonomis anatara petani keluarga dengan perusahaan pertanian yang lebih besar. Anggapan tentang keunikan petani yang mana menjadi landasan model Chayanov tampaknya sangat tergantung pada asumsi ketidak hadiran pasar tenaga kerja. Begitu pasar tenaga kerja dihadirkan maka petani akan berperilaku sebagaimana layaknya perusahaan pertanian dalam mengambil keputusan.

Model Barnum-Squire cenderung bergerak pada arah yang berlawanan dengan Chayanov. Model ini mengasumsikan pasar dan faktor produksi bekerja secara penuh. Disatu sisi uraian model ini lebih mendekati usahatani keluarga komersil, Disisi lain, kemampuan petani untuk mempekerjakan TK upahan membawa model ini lebih dekat pada perusahaan pertanian kapitalis.

10.6. Ringkasan.

Beberapa poin yang dapat dijadikan sebagi ringkasan dari bab ini adalah: 1. Model Chayanov mengenalkan petani sebagai pemasok dan pengguna

TK.

(19)

Page 19 of 21

keputusan produksi optimum berdasarkan penggunaan TK dapat dipisahkan dengan pengambilan keputusan konsumsi optimum yang didasarkan pada variabel pendapatan dan alternatif penggunaan waktu. 3. Bab ini mengenalkan teori ekonomi rumah tangga yang baru.

4. Teori ekonomi rumah tangga baru ini meletakkan rumahtangga sebagai unit produksi

5. Dalam bab ini diulas model usahatani rumahtangga Barnum yang memiliki tiga tujuan dalam fungsi utility rumahtangga.

6. Kekuatan model Barnum terletak pada kemampuannya memberikan analisis keseimbangan umum dalam ekonomi usahatani keluarga yang lebih luas.

7. Dalam bab ini juga dikenalkan model LOW dengan konsep yang membedakan biaya oprtunitas dari masing-masing tenaga kerja dalam keluarga sebagaimana kasus yang ditemuinya di sutu daerah perbatasan Afsel.

8. Baik model Barnum-Squire dan Low menekankan pada keberadaan pasar TK dalam kinerja perekonomian rumahtangga petani gurem

9. Model LOW menjelaskan pembagian TK berdasarkan pria –wanita yang dikaikan pada konsep keuntungan komparatif.

TUGAS DAN DISKUSI

1. Cari dan himpunlah informasi tentang konsep kerja on farm, off farm dan non farm. Selanjutnya secara berkelompok susunlah makalah tentang konsep alokasi tenaga kerja keluarga dalam usahatani skala kecil (on farm) dan alternatif kegiatan ekonomi lain baik off farm maupun non farm. Pada makalah ini diwajibkan adanya referensi berupa skripsi, thesis atau jurnal yang relevan.

2. Jelaskan opini Anda tentang keterkaitan antara urbanisasi,migrasi tenaga kerja perempuan ke luar negeri dengan konsep diminishing

(20)

Page 20 of 21

REFERENSI

Debertin, D.L., 1996, Agricultural Production Economics, Macmillan Publishing Company, New York

Ellis, Frank., 1989,Peasant Economics: Farm Household and Agrarian Development.

Samuelson, P.A., 1970, A Foundation of Economics Analysis, Atheneum, New York

RANCANGAN TUGAS

Tujuan Tugas :

Menjelaskan kembali definisi dan memahami konsep teoritis bahan kajian pada modul serta mengaplikasikan konsep teoritis tersebut pada fenomena empiris atau kasus-kasus yang relevan di bidang produksi pertanian.

Uraian Tugas:

1. Obyek garapan: tugas dan latihan soal pada modul 10 2. Batasan tugas:

a. Tugas yang diberikan pada modul 10 adalah tugas kelompok dikumpulkan dalam waktu satu minggu melalui e-learning dan dipresentasikan pada agenda praktikum

b. Menghimpun dan mengelola informasi dalam urutan yang logik dan mengelola informasi agar dapat menjadi sumber pembelajaran yang baik adalah salah satu learning skill yang harus dimiliki oleh mahasiswa. Oleh karena itu seluruh materi belajar yang telah dihimpun akan dievaluasi oleh tim dosen sebagai indikator proses belajar Anda. 3. Metodologi dan acuan tugas:

a. Tugas kelompok dalam bentuk paper diketik dengan margin kiri dan kanan masing-masing 3 cm. Tuliskan nama anggota kelompok, kelas dan NIM pada halaman cover. Berikan nomor halaman pada lembar kerja Anda di sudut kanan bawah. Jangan lupa menuliskan keterangan tugas yang Anda kerjakan dan pengerjaan harus berurutan dari tugas nomor 1,2 dan seterusnya.

(21)

Page 21 of 21

b. Tugas individu dikumpulkan tiap minggu, pengaturan jadual pengumpulan tugas diumumkan secara online pada e-learning

4. Keluaran tugas: satu dokumen tugas kelompok yang diupload dalam format PDF dan satu file ppt untuk presentasi kelas yang juga di upload dalam format PDF.

Kriteria Penilaian:

1. Kejelasan dan kelengkapan penguasaan konsep-konsep utama modul 10.

2. Kemampuan mengomunikasikan gagasan kreatif dan partisipasi pada diskusi online

3. Dinamika kelompok dalam presentasi di kelas yang dipandu oleh asisten

Gambar

Gambar  10.1.  a)  Rumahtangga  Petani  Mempekerjakan  Tenaga  Kerja   Keluarga; b) Rumahtangga Petani Mempekerjakan Tenaga Kerja Upahan  10.2
Gambar 10.2. Model Produksi Rumahtangga
Gambar 10.3. Model Usahatani Keluarga Barnum-Squire
Tabel 10.1. Elastisitas Respon Rumahtangga
+2

Referensi

Dokumen terkait

Level suplementasi ekstrak daun katuk menunjukkan pengaruh tidak nyata (P&gt;0,05) terhadap konsumsi pakan, konsumsi protein, konversi dan pertambahan berat badan.. Tidak

Adapun analisis data yang dilakukan adalah melalui penilaian dan pengukuran sebelum terapi yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana pola distorsi kognitif yang dialami oleh pasien

Adapun tujuan worskshop ini yang pertama adalah untuk mendorong hak-hak Penyandang Disabilitas untuk mendapatkan penghormatan, perlindungan, pemenuhan dan pemajuan

Semua kegiatan di atas adalah berkembang melalui proses perjuangan, mulai dari pengenalan makna ekonomi Islam, penerapan sebagian dari ekonomi tersebut

Sehingga juga mempengaruhi harga saham dari perusahaan, apakah akan terjadi peningkatan harga saham atau sebaliknya pada perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kesempatan investasi, struktur kepemilikan, leverage, ukuran perusahaan, kualitas auditor eksternal, dan profitabilitas

Abstrak− Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui (1) perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Treffinger

Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa kelincahan merupakan kemampuan seseorang atlit dalam merubah gerak tubuhnya dengan cepat,