• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

25

BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April pada semester II pada tahun ajaran 2011/2012 untuk materi Garis Singgung Persekutuan Dua Lingkaran. Lokasi penelitian dilakukan di SMP N 1 Gemawang yang terletak di Jln. Muncar Gemawang Kabupaten Temanggung. Pemilihan tempat didasarkan pada pertimbangan bahwa di kelas VIIA SMP N 1 Gemawang masih mengalami masalah dalam hal prestasi siswa pada mata pelajaran matematika yang masih rendah.

B. Subjek Penelitian

Penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIIIA. Kelas VIIIA yang berjumlah 28 siswa yang terdiri dari 14 laki-laki dan 14 perempuan. C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini ialah data primer dan sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh dari wawancara, observasi dan nilai tes formatif siswa. Data sekunder didapat melalui wawancara dengan guru pengampu matematika.

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah dengan menggunakan tes dan catatan harian. Tes merupakan sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologi di dalam dirinya. Catatan harian adalah catatan pribadi tentang pengamatan, perasaan, tanggapan, penafsiran, refleksi, firasat, hipotesis, dan penjelasan (Kemmis dalam Wiriaatmadja, 2005). Catatan harian juga tidak hanya berisi tentang kejadian yang lugas, melainkan pengungkapan perasaan ketika penelitian dan kejadian khusus, seperti percakapan, instropeksi perasaan, sikap motivasi, pemahaman waktu berinteraksi terhadap sesuatu, kondisi, serta segala sesuau yang merekontruksi apa yang terjadi saat penelitian berlangsung.

(2)

26

E. Prosedur Penelitian

1. Siklus I

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ada beberapa hal yang dilakukan antara lain: menemui guru pengampu matematika sebelum melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa, membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), membuat media pembelajaran, membuat lembar kerja siswa, membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK dan menyusun alat evaluasi pembelajaran.

b. Pelaksanaan

Tahap placement test, dilakukan sebelum pembelajaran dimulai di kelas dengan melihat nilai rata-rata pada materi prasyarat. Pertemuan pertama, diawali dengan apersepsi, guru mengucapkan salam pembuka, guru menyampaikan tujuan pembelajaran, guru memotivasi siswa dengan memberikan contoh pemanfaatan prinsip garis singgung dalam kehidupan sehari-hari, kemudian guru menginformasikan pengelompokan siswa (tahap team).

Eksplorasi, guru mengingatkan kepada siswa tentang materi teorema Pythagoras dan garis singgung yang di tarik dari satu titik di luar lingkaran kemudian memberi gambaran awal materi garis singgung lingkaran yang disebut dengan teaching group. Elaborasi, meliputi tahap curriculum materials, guru membagikan LKS kepada setiap individu. Siswa kemudian mempelajari LKS dan mengerjakan soal yang ada pada LKS secara individu dan dilanjutkan berdiskusi dengan kelompok (team study). Pada team study, guru memberikan bantuan secara individu kepada siswa yang mengalami kesulitan.

Tahap konfirmasi, siswa diminta mengerjakan tes evaluasi secara individu yang dinamakan dengan tahap fact test. Tahap terakhir yaitu team score and team recognition dengan guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya. Whole class unit, guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari. Akhir pembelajaran guru memberikan salam penutup.

(3)

27

Placement test, melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada materi prasyarat atau materi sebelumnya. Hal ini dilakukan pelaksanaan pembelajaran di kelas. Pertemuan kedua, apersepsi yaitu guru mengucapkan salam pembuka, guru menyampaikan tujuan pembelajaran, guru memotivasi siswa dengan memberikan contoh pemanfaatan prinsip garis singgung dalam kehidupan sehari-hari, kemudian tahap teams guru menginformasikan pengelompokkan siswa masih berdasarkan pembagian sebelumnya.

Eksplorasi, guru mengingatkan kepada siswa tentang materi teorema Pythagoras kemudian dan memberi gambaran awal tentang materi garis singgung persekutuan luar dan dalam yaitu dengan membahas pengertian garis singgung atau teaching group. Elaborasi, meliputi tahap curriculum materials, guru membagikan LKS materi menghitung panjang garis singgung persekutuan luar dan dalam lingkaran kepada setiap individu. Siswa kemudian mempelajari dan mengerjakan soal yang ada pada LKS secara individu dan dilanjutkan berdiskusi dengan kelompok (team study). Pada team study, guru memberikan bantuan secara individu kepada siswa yang mengalami kesulitan.

Tahap konfirmasi, siswa diminta mengerjakan tes evaluasi secara individu yang dinamakan dengan tahap fact test. Tahap terakhir yaitu team score and team recognition dengan guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan rata-rata nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya kemudian guru memberikan salam penutup pada akhir pembelajaran. Whole class unit, guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari. c. Pengamatan atau observasi

Pengamatan yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang perlu diamati antara lain adalah ketika siswa belajar materi secara individu, kemudian saat berdiskusi dalam kelompok dan hambatan-hambatan yang dialami selama pembelajaran berlangsung.

Observasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya, dan seberapa jauh proses yang terjadi dapat diharapkan menuju sasaran yang diharapkan. Sebenarnya observasi atau pengamatan tidak terpisah dengan pelaksanaan tindakan. Jadi observasi dan pelaksanaan dilakukan dalam waktu bersamaan.

(4)

28

d. Refleksi

Releksi dalam penelitian tindakan kelas adalah usaha untuk mengkaji peristiwa yang telah dan atau yang tidak terjadi, apa yang telah dihasilkan atau yang belum dihasilkan atau yang belum berhasil dituntaskan oleh tindakan perbaikan yang dilakukan. Hasil refleksi digunakan untuk menentukan langkah lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan PTK.

Analisis data pada tahapan refleksi diperoleh dari dampak pelaksanaan tindakan dan hambatan yang muncul dan mendiskusikan rencana selanjutnya untuk memperbaiki hal-hal yang masih kurang.

Refleksi memiliki aspek evaluatif, untuk menilai apakah pengaruh tindakan memang sesuai yang diinginkan dan memberi saran-saran tentang cara-cara untuk meneruskan pekerjaan. Refleksi juga mengandung pengertian deskriptif, yaitu memungkinkan dilakukannya peninjauan, pengembangan gambaran yang baik.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ada beberapa hal yang dilakukan antara lain: membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) sesuai dengan hasil perbaikan pada siklus I, membuat alat peraga yang lebih menarik daripada siklus I, membuat media pembelajaran, membuat lembar kerja siswa, membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK dan menyusun alat evaluasi pembelajaran.

b. Pelaksanaan

Placement test, dilaksanakan sebelum pelaksanaan pembelajaran di kelas, melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada materi prasyarat. Pelaksanaan RPP pada pertemuan ketiga terdiri dari apersepsi, guru mengucapkan salam pembuka, guru menyampaikan tujuan pembelajaran, guru memotivasi siswa dengan memberikan contoh pemanfaatan prinsip garis singgung dalam kehidupan sehari-hari, kemudian guru menginformasikan pengelompokan siswa (tahap team).

Tahap eksplorasi, guru mengingatkan kepada siswa tentang materi teorema Pythagoras dan garis singgung yang di tarik dari satu titik di luar lingkaran kemudian memberi masalah untuk mencari panjang lilitan

(5)

29

minimum dengan mengaitkan dengan materi garis singgung persekutuan luar dan panjang busur lingkaran (teaching group).

Elaborasi, meliputi tahap curriculum materials, guru membagikan LKS kepada setiap individu. Siswa kemudian mempelajari LKS dan mengerjakan soal yang ada pada LKS secara individu dan dilanjutkan berdiskusi dengan kelompok (team study). Pada team study, guru memberikan bantuan secara individu kepada siswa yang mengalami kesulitan.

Tahap konfirmasi, siswa diminta mengerjakan tes evaluasi secata individu yang dinamakan dengan tahap fact test. Tahap terakhir yaitu team score and team recognition dengan guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya. Whole class unit, guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari. Akhir pembelajaran guru memberikan salam penutup.

Tahap placement test, melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada materi prasyarat dilaksanakan sebelum pembelajaran di kelas. Pertemuan keempat, apersepsi yaitu guru mengucapkan salam pembuka, guru menyampaikan tujuan pembelajaran, guru memotivasi siswa dengan memberikan contoh pemanfaatan prinsip garis singgung dalam kehidupan sehari-hari, kemudian tahap teams. guru menginformasikan pengelompokan siswa masih berdasarkan pembagian sebelumnya.

Eksplorasi, guru memberi gambaran awal untuk materi menghitung panjang jari-jari lingkaran di dalam dan luar segitiga dengan mengaitkan dengan materi luas dan keliling lingkaran. Elaborasi, meliputi tahap curriculum materials, guru membagikan LKS kepada setiap individu. Siswa kemudian mempelajari LKS dan mengerjakan soal yang ada pada LKS secara individu dan dilanjutkan berdiskusi dengan kelompok (team study). Pada team study, guru memberikan bantuan secara individu kepada siswa yang mengalami kesulitan.

Tahap konfirmasi, siswa diminta mengerjakan tes evaluasi secata individu yang dinamankan dengan tahap fact test. Tahap terakhir yaitu team score and team recognition dengan guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya. Whole class unit, guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan

(6)

30

penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari kemudian guru memberikan salam penutup pada akhir pembelajaran.

c. Pengamatan atau observasi

Pengamatan yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang perlu diamati antara lain adalah ketika siswa belajar materi secara individu, kemudian saat berdiskusi dalam kelompok dan hambatan-hambatan yang dialami selama pembelajaran berlangsung.

d. Analisis dan Refleksi

Hasil observasi pada siklus II yang telah diperoleh kemudian digunakan untuk mengevaluasi atau merefleksi hal-hal yang berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus berikunya. Proses refleksi terdiri dari analisis, pemaknaan, penjelasan, penyusunan dan identifikasi tindak. Hasil analisis dan refleksi akan menentukan tindakan yang telah dilaksanakan dapat mengatasi masalah yang memicu penelitian tindakan kelas. Pada siklus II ini permasalahannya sudah terselesaikan oleh karena itu tidak perlu dilanjutkan dengan siklus ketiga akan tetapi bila siklus kedua masalahnya belum selesai maka perlu dilaksanakan siklus ketiga dan seterusnya (Suwandi,2011).

(7)

31

F. Validasi Data

Penelitian yang akan dilakukan ini menggunakan validitas isi instrumen sebagai alat pengukur kevaliditasan data yang merupakan ukuran yang menunjukkan tingkatan-tingkatan kevalidan suatu instrumen. Uji validitas yang akan digunakan pada penelitian ini adalah uji validitas isi. Instrumen dengan validitas yang tinggi dapat diperoleh melalui uji yang dilakukan oleh dosen pembimbing dan guru pengampu matematika.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif komparatif yaitu dengan melakukan membandingkan nilai tes formatif pada kondisi awal silkus I dan II masing masing siswa dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) untuk mengetahui prestasi belajar siswa. Refleksi juga dilaksanakan untuk membandingkan proses pembelajaran yang dilakukan pada kondisi awal, siklus I dan siklus II.

H. Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah suatu kriteria yang digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan PTK dalam rangka meningkatkan mutu proses belajar mengajar di kelas. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah adalah dengan nilai 72 dan prosentase ketuntasan secara klasikal 80%.

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu masalah dalam desalinasi nuklir adalah konsentrat desalinasi yang merupakan limbah multi komponen, jika tidak diolah dengan tepat dan dibuang langsung

Hasil penelitian dan pembahasan pemberian ekstrak kacang merah (Phaseolus vulgaris, L.) terhadap perkembangan jumlah folikel ovarium tikus putih (Rattus norvegicus, L.)

CATATAN HARIAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN SMA N 1

Untuk analisis konstribusi dinding bata dalam struktur rangka, sebuah metoda telah dikembangkan oleh Maidiawati dan Sanada (2016) yang dapat diaplikasikan untuk mengevaluasi

Senyawa hidrokarbon dari beberapa sumur minyak tua peninggalan Belanda yang ada di sekitar semburan Metatu berasal dari sumber yang sama, yaitu secara genetik berasal dari

Penempatan logo berada pada kanan atas, bagian kiri atas dipilih karena memiliki area yang tepat dan cenderung “clear”, dengan warna logo yang keseluruhan hitam,

Hasil penelitian menunjukkan kelompok telur yang dilakukan pembungkusan sebelum dilakukan penyimpanan nilai Haugh unit, nilai indeks kuning telur, pH telur,

Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kepemilikan kas perusahaan dengan menggunakan 357 sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar