• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA KOTA MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA KOTA MAKASSAR"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

7

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM PEMBINAAN

PEDAGANG KAKI LIMA KOTA MAKASSAR

Abd.Rahman1,MuhlisMadani2,JaelanUsman3 1,2,3

UniversitasMuhammadiyahMakassar e-mail:[email protected]

Abstrak

Penelitian ni bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk strategi pemerintah daerah dalam menangani pedagang kaki lima di Pantai Losari Kota Makassar. Pendekatan penelitian menggunakan Deskriptif Kualitatif.Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. nforman penelitian berjumlah 10 orang yang dipilih secaraipurposive.Teknik Analisis Data mengunakan Model nteraktif Miles.

Hasil penelitian ni menunjukan bahwa strategi pemerintah daerah Kota Makassar dalam menangani pedagang Kaki Lima melalui 3 bentuk yaitu: 1) Penataan. Menetapkan daerah Metro Tanjung Bunga sebagai lokasi berjualan secara tidak permanen setiap hari minggu dengan aturan yang berlaku. 2) Pembinaan. Dilakukan melalui organisasi Appatangkasa dengan bekerja sama satpol pp dengan menberikan penyuluhan secara berkelanjutan agar pedagang kaki lima senantiasa taat terhadap lokasi tempat berjualan sesuai dengan ketetapan pemerintah. 3) Pengawasan.’Dilakukan melalui Satpol PP dengan menertipkan Pedangang Kaki Lima jika melanggar aturan demi menegakkan keamanan dan ketertiban jualan di daerah Metro Tanjung Bunga.

Keywords:pemerintah,Penataan,Pedagang

Abstrak

ThisstudyaimstodescribetheformoflocalgovernmentstrategyndealingwithstreetvendorsnMakassarCity. Theresearchapproachusesdescriptivequalitative.Datacollectiontechniquesthroughobservation,nterviews,and documentation.Theresearchnformantswere10peoplewhowereselectedpurposively.Thedataanalysistechnique usesthenteractiveMilesModel.

Theresultsofthisstudyndicatethatthe strategyoftheMakassarCitylocalgovernmentndealingwith street vendorsthrough3forms,namely:1)Arrangement.'DeterminingtheTanjungBungaMetroareaasalocationfor selling non-permanent every Sunday with applicable regulations. 2) Guidance. 'Conducted through the Appatangkasaorganizationncollaborationwiththemunicipalpolicebyprovidingcontinuouscounselingsothat streetvendorsarealwaysobedienttothelocationwheretheysellnaccordancewithgovernmentregulations.3) Supervision.'ConductedthroughSatpolPPbymposingstreetvendorsftheyviolatetherulesnordertoenforce securityandordernsales

Keywords:Government,Structuring,Vendors

1. PENDAHULUAN

Pembangunan adalah suatu proses perubahandarisesuatukondisiyangkurangbaik ke arah yang lebih baik atau pembangunan merupakan suatu proses perubahan dari suatu kondisi nasional yang lain yang harus dinilai lebih baik dari keadaan sebelumnya. Pembangunan mengandung berbagai makna baik dari segi ekonomi, sosial, politik dan budaya yang kesemuanya mengandung arti masing-masing.

Begitu halnya juga pembangunan ditiap wilayah ataudaerah,didalam wilayahNegara Kesatuan Republik ndonesia pembangunan dilaksanakansecaraterstruktur,baikdari pusat-pusat Kota sampai kepada daerah-daerah pedesaan yang semuanya bertujuan untuk meningkatkan harkat dan martabat kehidupan masyarakat kearah yang lebih baik. Menurut Sedarmayanti (2010), Penyelenggaraan pembangunan yang baik dalam setiap daerah jugatidaklepasdarikinerjaparapegawainegeri sipil,semakinbaikkinerjapegawainegerisipil di setiapdaerahmakapembangunan didaerah

(2)

8 tersebut akan semakin maju dan berkembang, dimana kinerja di definisikan sebagai catatan mengenai out come yangdihasilkandarisuatu aktivitastertentu, selamakurunwaktutertentu pula (performance s defined as the record of

outcomesproducedonaspecificijobfunctionor

activityduringaspecifictimeperiod).

Makassar merupakan pusat Kota yang terletakdi antaraKabupatenGowadanMaros

denganjumlahpenduduksebanyak1,339 jiwa berdasarkanhasilsensusBadan PusatStatistik Sulsel padatahun2019Makassar sebagaimana pusat Kota lainnya merupakan sentral dari beragamaktivitaskemasyarakatan,baiksebagai tempatbermukim,pemerintahan,perekonomian, perpolitikan,keagamaan,maupunkebudayaan. Beragamcarayangdilakukanmasyarakat Kota Makassar untuk bertahan hidup di tengah gempuranpersaingandanperkembanganzaman, menyempitnya lapangan pekerjaan, serta bertransformasinya sumber daya terampil menjadimesin.

Keanekaragamanyangadamenjadipotret heterogen perkotaan, termasuk dalam hal mencari nafkah yang di antaranya tercermin melaluifenomenaKeberadaanPKLdiAnjungan Pantai Losari pada dasarnya adalah salahsatu elemenpentingdalammenarikminatPKLuntuk berjualan di kawasan Anjugan pantai losari untukmenjajakanbarangdaganganya,dimana

Anjuganpantai Losari selaluramaidi kunjugi Masyarakat tentu saja ni menjadi salah satu alasanPKLuntukberjualan PantaiLosari.

KeberadaanPKLdiAnjunganPantaiLosari yang tidak sejalan dengan perencanaan tata ruangtelahmenjadibebanbagiruangtersebut. PKLberaktivitaspadaruang-ruangpubliktanpa mengindahkan kepentingan umum, sehingga terjadinya distorsi fungsi dari ruang tersebut. Pada akhirnya kesesuaian tatanan fisik massa dan ruang kawasan dalam menciptakan keserasian lingkunganseringkalitidaksejalan sehinggamenyebabkankesumpekan.Selaintu, secara tidak langsung keberadaan PKL di Anjungan Pantai Losari menjadi alasan banyaknya sampah yang berserakan yang menciptakan kesan jorok pada kon kota Makassarni.KeberadaanPKLdiKotaMakassar bukanlah tanpa sebab, maraknya PKL yang menjajakandagangannyaseiringsejalandengan perkembanganpopulasimanusiaperkotaanyang kian meningkat tanpa diimbangi dengan

ketersediaan lapangan pekerjaan maupun sumbermatapencaharianlainnya.

Begitupun halnya dalam bidang pembangunan ekonomi kemasyarakatan, masyarakat juga diharapkan kut berpartisipasi dalam pembangunan kota, daerah melalui lembaga-lembaga social ekonomi kemasyarakatan, dan berusaha untuk meningkatkan derajat kehidupan masyarakat seperti halnyadi Kota Makassarkhususnya di Anjugan Pantailosariyangbiasanyapedagang

kaki lima Appatangkasa, Dengan semakin banyaknya pertumbuhan gerakan ekonomi kemasyarakatan, di berbagai sudut kehidupan masyarakat sepertihalnyadalambidangusaha, khususnya pedagang kaki lima atau sector nformal. Masalahpedagangkakilimasendiri, tidak kunjung selesai di setiap daerah diIndonesiakhususnyaparapedagangkakilima diAnjuganpantailosari KotaMakassar.

Berdasarkan undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, otonomi yang seluas-luasnya bagi pemerintah kabupaten merupakan peluang dan sekaligus tantangan. Peluang disini bagi pemerintahan daerahyangmemilikipotensisumberdayaalam yangmemadaiuntukmengelolasendiripotensi tersebut, sedangkan bagi pemerintah daerah yang mempunyai sumber daya alam yang kurang memadai justru merupakan tantangan. UsahakecildalamPenjelasanUUNo.23Tahun 2014 adalah Pemerintah daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya sesuai dalam sistem Negara Kesatuan Republik ndonesia.

Nomor 5 Tahun 2009 bertujuan agar pedagangkakilimatidakmenempatilokasiyang dapat mengganggu ketertiban dan tata ruang kota. Pemerintah Daerah bertujuan untuk mewujudkan alokasi tempat usahayang layak untuk memberikan kesempatan usaha bagi pedagang serta menciptakan lingkungan yang ndah dan bersih, namun juga dapat memberdayakankeberadaanpedagangkakilima untukmenopangekonomidaerah.

Upaya Penataan pedagang kaki lima Appatangkasa dalam Pemberdayaan PKL .KehadiranPKL disuatu Kotapada dasarnya tidak direncanakan sehingga memunculkan permasalahan bagi suatu Kota karena tidak tertata dengan rapi. Untuk mengembalikan

(3)

9 ketertibansuatukotamunculgagasanpenataan. Relokasi yaitu suatu upaya menempatkan kembali suatukegiatan tertentukelahan yang sesuai dengan peruntukannya (Ji.Salusui2016i:48) menerangkan ada empat indicator strategi pemeritah yang menjadi pertimbangan dalam penentuan penataan relokasi pedangang kaki lima Appatangkasa PKL,yaitu:

a. Penetapantujuan pemerintah menetapkan lokasiiberjualaniuntukparapedagangkaki limaagarbisaimenempatilahanyangisudah disediakanolehpemerintah.

b. Pencapaiantujuanterlaksananyapenataan pedagang kaki lima yang terkendali dan terciptanya kenyamanan dengan memberikan pemahaman kepada pedangang kaki lima dan masyarakat terhadap ketertiban dan keindahan lingkungan.

c. Pengambilankeputusansuatuprosesyang harus dijalankan pemerintah untuk mendapatkan keputusan yang dapat menyelesaikanipermasalahansesuaiidengan kondisilingkunganyangada.Pengambilan keputusandapatdilakukandenganberbagai cara salah satunya adalah diskusi dengan para pedagang kaki lima untuk menentukan sebuah keputusan menjadi penting karena harus dapat menampung seluruh aspirasi dan harapan dari seluruh pihakdalammengambilkeputusan. d. Sumber Daya dan Lingkungan

memanfaatkanlahanyangkurangproduktif menjadilokasiberjualanPKL.

Pedagang kaki lima adalah suatuiusaha yangmemerlukanmodalrelatifisedikit,berusaha dalam bidang produksi dan penjualan untuk memenuhi kebutuhan kelompok konsumen tertentu. Usahanya dilaksanakan pada tempat-tempat yang dianggap strategis dalam lingkungan yang nformal.Pedagang kaki lima menurut An-nat (2003:30) bahwa stilah pedagangkakilimamerupakanpeninggalandari zamanpenjajahan nggris.stilahnidiambildari ukuranlebartrotoaryangwaktuidihitungdengan

feet (kaki) yaitu kurang lebihi31icmilebih

sedikit, sedang lebar trotoar pada waktu tu adalah lima kaki atau sekitar 1,5 meter lebih sedikit.iJadi orang berjualan diiatasi trotoar kemudiandisebutpedagangikakilima(PKL).

Hax dan Majluf mencobamenawarkan rumusan yang komprehensif tentang strategi sebagaiberikut.Strategi:

a. suatu pola keputusan yang konsisten, menyatu,danntegral

b. menentukan dan menampilkan tujuan organisasi dalam artian sasaran jangka panjang, program bertindak, danprioritas alokasisumberdaya

c. menyeleksiibidangiyangiakanidigelutiiataui

akan digeluti organisasi; mencoba mendapatkan keuntungan yang mampu bertahanlama, dengan memberikanrespon yangtepat.

DefinisistrategimenurutChandleradalah merupakan alatuntuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangkapanjang, program tindak lanjut, serta prioritasalokasisumberdaya

Hadari Nawawi mengemukakan bahwa ”strategi dalamsebuah manajemen sebuah organisasidapatdiartikansebagaikiat,caradan

Fuchsandhiscolleaguesmengemukakanbahwa

”The key dimensions of effective strategy

development andimplementation as

orchestratingalltheelementsofstrategyaround

a powerful core theme and alignment of

coherent productmarketfocus supported by

operating capabilitiesand resources. Dalam

jurnaltersebut,dijelaskanbahwadimensikunci darimembangundanmplementasistrategiyang efektiftusepertimengarangmusiksemuaunsur disekitar nti tema yang kuat dan hubungan fokusproduk pemasaran yang berurutan didukungolehkemampuanberoperasi

MenurutConuPumpin(2008) lmustrategi

berasaldaribuku“SeniBerperang”yangditulis

oleh SunTzu. aseorangjenderalTiongkokyang

hidup pada 2500 tahun yanglalu.lmustrategi yangdiajarkanolehSunTzubanyakdiikutioleh parajenderaluntukmemenangkanpertempuran, dan umumnya banyak yang sukses. Hal ni menyebabkankaidah-kaidahseniberperangdari

Sun Tzu banyak dipakai oleh para jenderal sampai saat sekarang. Setiap pakar mendefinisikan strategi secara berbeda-beda, tetapi pada ntinya adalah sama seperti yang dijelaskanpadamaknastrategi.

LawrenceR. JauchdanWilliamF.Glueck

mendefinisikanstrategiadalah:“strategiadalah

sebuah rencana yang disatukan, luas dan terintegrasiyangmenghubungkan keunggulan

(4)

10 perusahaandengantantanganlingkungan serta dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Sedangkan menurut J. Salusu yang mengutip daripemahamanMc. Nicholsadalah: ”strategi adalahsuatusenimenggunakankecakapandan sumber daya suatuorganisasi untuk mencapai sasarannya melalui hubungan yang efektif denganlingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan”.

Menurut Chandler (2015 ), strategi

merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut serta prioritas alokasi sumber daya. Sedangkan menurutPorter(2013)strategi adalahalatyang sangat penting untuk mencapai keuunggulan bersaing.MenurutStephanieK.Marrus,strategi didefenisikan sebagai suatu proses penentuan

rencana para pemimpinpuncakyang berfokus padatujuanjangkapanjang organisasi,disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agartujuan tersebutdapatdicapai. Selaintuada jugadefenisiyanglebihkhusus,misalnyapakar strategi, Hamel dan Prahalad (2010 ), yang mengangkatkompotensintisebagaihal penting. Mereka berdua mendefinisikan strategi yang terjemahannya sebagai berikut: “Strategi

merupakan tindakan yang bersifat ncremenal

(senantiasameningkat)danterus-menerus,serta dialakukanberdasarkansudutpandangtentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan.Dengan demikian, strategi selalu dimulai dariapa yangdapat terjadidan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatannovasipasaryangbarudanperubahan pola konsumen memerlukan kompetensi nti (corecompetencies). Perusahaanperlumencari kompotensintididalambisnisyangdilakuka.

Sedangkan Karafir (2007:4) mengemukakan bahwa pedagang kaki lima adalahpedagangyangberjualandisuatutempat umum sepertitepi jalan,taman-taman, emper-emper tokodanpasar-pasar tanpaatau adanya zin usahadaripemerintah.Darikeduapendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pedagang kaki lima adalah mereka yang berusaha di tempat-tempatumumtanpa atauadanyazindari pemerintah.SecaragarisbesarkarakteristikPKL (Ismawan:2002),digambarkansebagaiberikut: a. Informalitas. SebagianbesarPKL bekerja

diluarkerangkalegaldanpengaturanyang

ada, maka keberadaan mereka pun tak diakuiolehpemerintahsetempat.

b. Mobilitas.AspeknformalitasdariPKLjuga membawa konsekuensi tiadanya jaminan keberlangsungan aktifitas yang dijalani, sehinggausahanimerupakan sektoryang relatif mudah dimasuki dan ditinggalkan. Apabila terdapat peluang maka dengan banyakpelakuyangturutserta,sebaliknya apabila terjadiperubahanpeluangkearah negatifpelakunyaakanberkurang.

c. Kemandirian. Umumnya para pedagang mencarimodalsendiriitanpamendapatkan bantuan dari pemerintah. Lembaga keuanganlocaldenganberbagaiperaturan dan prinsip keberhati-hatian membatasi kemungkinan berhubungan dengan para PKL, karena tiadanya jaminan yang dimilikimereka.

Hubungandengansektorformal.Meskipun kehadiranmerekatidakdiakui,namunperanan mereka dalam membantu sektor formal sangatlah besar, terlebih lagi dalam hal pendistribusianbarangkepadakonsumen

Ramli(2003:58)melihatkarateristikPKL daripoladaganganyayaitu:

a. Kebanyakan PKL menjual barang dagangnya dengan harga luncur (sliding

pricesystem).

b. Terdapat proses tawar menawar yang merefleksikan penetapan harga secara perkiraansajadantanpapembukuanyang ketat.

c. Berusaha mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dari jual beli yang dilakukan dan bukan untuk mencari langganantetap.

Ada mekanismeutang-mengutangkepada grosir atau kreditor. Disamping tu menurut KurniadidanTangkilisan(2003)lebihmerinci lagikarakteristikdariPKLyaitu

a. Kelompok ni merupakan pedagang yang kadang-kadang juga berarti produsen sekaligus;

b. Peralatan kaki lima yang memberikan konotasi, bahwa mereka pada umumnya menjajakanbarang-barangdaganganpada tikar di pinggir jalan, atau dimuka toko yangdianggapstrategis

c. Pedagang kaki lima umumnya bermodal kecil, bahkan tidak jarang mereka hanya

(5)

11 merupakan ”alat” bagi pemilik modal dengan mendapatkan sekedar komisi sebagaimbalanjerihpayah

d. Pada umumnya kualitas barang yang diperdagangkan oleh para pedagang kaki lima yang mengkhususkandiri dalam hal penjualan barang-barang cacat sedikit denganhargayangjauhlebihmurah. e. Omset pedagang kaki lima ni pada

umumnyamemangtidakbesar.

f. Parapembeliumumnyaparapembeliyang mempunyaidayabelirendah(berasaldari apayangdinamakan lowerncomepockets).

g. Kasusdimanapedagangkakilimaberhasil secara ekonomi, sehingga akhirnya dapat menaiki tangga dalam jenjang hierarki pedagangyangsukses,agaklangka. h. Padaumumnyausahapara pedagangkaki

lima merupakan famili enterprise, atau malah onemanenterprise.

i. Barang yang ditawarkan pedagang kaki lima biasanya tidak standar, dan shifting jenis barang yang diperdagangkan para pedagangseringkaliterjadi.

j. Tawar menawar antar pedagang dan pembeli merupakan ciri khas usaha perdaganganpedagangkakilima.

Masalahdan keuntunganyangmunculdari kehadiran PKL bagi perkotaan (Soegijoko:2001). Dewanto (2004) dalam skripsinya menjelaskanmasalah-masalahyang ditimbulkanolehPKL,yaitu:

a. MenurunkanKualitasfisiksuatukawasan tertentukarenatidaktertata,

b. Mengganggu sirkulasi pergerakan masyarakat,

c. Menimbulkankesankumuh,

d. Terganggunya lahan parker karena digunakanisebagailahanusahaolehPKL. e. Penggunaan trotoar sesuai fungsi

peruntukannya

f. Kehadiran PKL menimbulkan sampah

yangtidaksedikitsetiapharinya.

Menurut FredR. David(2007) jenis-jenis strategiterbagiatas:

a. Strategintegrasi,antaralainterdiridari: 1) Integrasi ke depan yaitu memperoleh

kepemilikan atau meningkatkan kembali padadistributorataupengecer.

2) Integrasi kebelakangadalahstrategiyang menari kepemilikan atau kendali lebih besar daripada perusahaan pemasok. Strategini terutamatepatkalauperusahaan pemasok saat ni tidak dapat diandalkan, terlalu mahal, atau tidakdapatmemenuhi keperluanmereka.

3) Integrasi horisontal merujukpada strategi mencari kepemilikan dari atau kendali lebihbessaratauperusahaanpesaing.Salah satu kecenderungan paling signifikan dalam manajemen strategis dewasa ni adalahbertambahnyapenggunaanntegrasi horizontal sebagaisuatupertumbuhan.

Thomas R. dye (Winarno, 2012). Dye

mendefinisikan kebijakan public sebagai

whatevergovernmentchoosetodoornottodo

(apa pun yang dipilih pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan). Dye mengatakan bahwa bila pemerintah memilih untukmelakukansesuatumakaharusadatujuan dan kebijaksanaan Negara tu harus meliputi semuatindakanpemerintah,bukansemata-mata pernyataan keinginan pemerintah atau pejabat pemerintah saja. Sesuatu yang tidak dilaksanakan oleh pemerintah pun termasuk kebijaksanaanNegara.Sebabhaltersebutakan mempunyaipengaruh atau dampak yangsama besarnya dengan sesuatu yang dilakukan oleh pemerintah (Agustino, 2006) Kebijakan merupakanserangkaiantujuandansasarandari program-program pemerintah, yang menurut

Edward II dan Sharkansky dapat ditetapkan

secara jelas dalam peraturan-peraturan perundangundanganataudalambentuk pidato-pidatopejabatteraspemerintahataupunberupa program-program dan tindakan-tindakan yang dilakukan pemerintah. Kebijaksanaan Negara adalah kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dikembangkan oleh badan-badan dan pejabat-pejabatpemerintah(Agustino,2006).

Menurut David Easton dalam Winanrno

(2012)mendefinisikankebijakansebagaiakibat aktifitas pemerintah (thempactof government

activity). Menurut Carl . Friedrich dalam

Agustino (2006) mendefinisikannya sebagai rangkaian tindakan yang diusulkan seseorang, kelompok, atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu, dengan ancaman dan peluang yang ada.Kebijakan yang diusulkan tersebutditujukanuntukmemanfaatkanpotensi sekaligusmengatasihambatanyangadadalam

(6)

12 rangka mencapai tujuan tertentu. Untuk mendefinisikantentangmasalahkebijakankita harus merujuk pada definisi dari kebijakan publiktusendirisepertiyangtelahdijelaskandi atas.Masalah kebijakan merupakan sebuah kesenjangandarimplementasisebuahkebijakan didalammasyarakat.Terjadinyaketidakserasian antarasidarikebijakanterhadapapayangterjadi dilapangan merupakan masalahdari kebijakan tersebut.

Ardhiansyah(2003)menerangkanterdapat beberapa faktor yang mempengaruhi lokasi kegiatandagangPKL,yaitu:

1. FaktorKeramaianLokasi.

2. Kemungkinankonsumenberbelanjatinggi.i

3. Kenyamanandankeamanan

4. Lokasi dagangPKL yangdianggap aman dannyaman,iyaitu lokasiyangbebasdari ancamaniyangimengganggu.iSeperti penertibaniatauigangguan

dariipremanpreman.

Menurut VanMeterdanVanHorndalam Abdul Wahab (2005, h. 55) mplementasi kebijakantumerupakantindakan-tindakanyang dilakukan oleh ndividu-individu, pemerintah maupunswastayangdiarahkanuntukmencapai tujuan-tujuan yang telah di tetepkan dalam keputusan kebijakan-kebijakan sebelumnya. Sementaratu,dalamAbdulWahab(2005,h.65) mengikutipandanganMazmaniandanSebatier bahwa proses mplementasi kebijaksanaan tu sesungguhnyatidakhanyamenyangkutperilaku badan-badan administratif yang bertanggung jawab untuk melaksanakan program dan menimbulkan ketataan pada diri kelompok sasaran, melainkan pula menyangkut jaringan kekuatan-kekuatanpolitik,ekonomi,sosial,yang langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhiperilakudarisemuapihakyang terlibat,yangpadaakhirnyaberpengaruhkepada dampak baik yang diharapkan maupun yang tidakdiharapkan.(Maulana:2004),yaitu: a. Memberikan kebijakan yangimelindungi

keberadaanPKL,

b. Memanfaatkanlahanyangkurangproduktif menjadilokasiberjualaniPKL,

c. Merelokasi tempat-tempat berjualan para PKL,

d. Melakukan penyuluhan dan pelatihan yang dilakukan oleh pemerintah, untuk mengembangkankeahlianparaiPKL.

Istilah sektor nformal pertama kali dilontarkan oleh Keith Hart (1971) dengan menggambarkansektornformalsebagaibagian angkatan kerja kota yang berada diluar pasar tenagaterorganisasi.Aktifitas-aktifitasnformal tersebut merupakan cara melakukan sesuatu yangditandaidengan,Mudahuntukdimasuki; Bersandarpadasumberdayalokal;Usahamilik sendiri; Operasinya dalam skala kecil; Padat karya dan teknologinya bersifat adaptif; Keterampilan dapat diperoleh diluar sistem sekolah formal; dan Tidak terkena secara langsung oleh Regulasi dan pasarnya bersifat kompetitif.

Soedjana (2005 ) secara spesifik yangdi maksudpedagangkakilimaadalahsekelompok orangyangmenawarkanbarangdanjasauntuk dijualdiatastrotoaratautepi/dipinggirjalan,di sekitar pusat perbelanjaan /pertokoan,pusat rekreasi atau hiburan, pusat perkantoran dan pusatpendidikan,baiksecaramenetapataupun tidak menetap, berstatus tidak resmi atau setengah resmidandilakukanbaikpagi,siang, soremaupunmalamhari.

SelanjutnyapenelitianDewidanYunuardi (2013) mplementasi kebijakan penataan pedagang kaki lima di kawasan Malioboro masihterdapatbeberapakelemahanyangsangat mendasar antara lain nstrument pendukung peraturan yang tidak lengkap, permasalahan mengenaipenentuanlokasiusahapedagangkaki lima, banyaknya pedagang kaki lima yang melakukanpelanggaranterkaitlebardantinggi dagangan, pemberian surat zin pedagang kaki lima yang sudah terhenti selama 2 tahun terakhir, pelanggaran pedagang kaki lima di Malioboro dinilai masih cukup tinggi. Faktor pendukung mplementasi penataan pedagang kaki lima yaitusumber dayamanusia maupun sumber daya anggaran yang memadai, dan adanya sikap dukungan positif mple-mentor kebijakan dan efisiensi birokrasi.Kadangkala keberadaan Pedagang Kaki Lima tersebut menimbulkan ketid-aknyamanan terhadap jalannyalalulintasdisekitar.Pemerintahdaerah dalamhalnimempunyaikewenanganmengatur permasalahan tersebutuntuk mewujudkan Pemerintahan yang Baik (Good Govern-ance) sesuai dengan asas-asas penyeleng-garaan PemerintahanyangBaik(Erlinda,dkk.2014).

Penelitian Cicik Triwulan (Mahasiswa jurusanlmuPemerintahanFakultas lmuSosial dan lmu Politik Universitas Muhammadiyah

(7)

13 Malang) yang dilakukan pada tahun 2018 denganjudulskripsiyaitu“implementasiPerda

No.5Tahun2005TentangPenertibanPedagang Kaki Lima di Kota Mojokerto.” Hasil dari penelitianCicikTriwulanhampirsamadengan

peneliti, hanya saja penelitian yang dilakukan lebih pada penertiban PKL dan hambatan pemerintahdalammerolokasi.Sedangkanfokus penelitipada strategipeningkatankesejahteraan pedagang kaki lima berbasis wisata kuliner di Kota Blitar.

2. METODE

Menurut Sugiyono (2013), Metode penelitian pada dasarnya merupakan caralmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ni dilakukan di Anjugan Pantai Losari . Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian kualitatif, artinya suatu jenis penelitian yang berusaha memberikan penjelasan dengan gambaran mengenai berbagai macam data yang telah dikumpulkan dari objek penelitian yang berkaitan dengan Strategi Pemerintah Daerah

dalam penataanpedagang kaki lima DiPantai Losari Kota Makassar.Tujuan kebijakan pada prinsipnya adalah melakukan ntervensi. Oleh karena tu, mplementasi kebijakan sebenarnya adalah tindakan (action) ntervensi tu sendiri. Keberhasilan suatu mplementasi kebijakan publikditentukanolehtingkatmplementability kebijakantusendiri,yangterdiriatas contentof

policydan con-textofipolicy. Contentofpolicy

menurut Grindle adalah : (a) nterest affected (kepentingan-kepentinganyangmempengaruhi), (b)Typeofbenefit(tipemanfaat),(c) Extentof

changeenvi-sion(derajat perubahan yangngin

dicapai), (d) Site of decision making (letak pengambilan keputusan), (e) Program mplementer (pelaksanaan program), (f)

Resource committed (sumber daya yang

digunakan). ContextofPolicymenurutGrin-dle

adalah:(a) Power,nterestandSrategyofactor

nvolved (kekuasaan, kepentingan-kepentingan,

danstrategidarikepentinganyangterlibat),(b) nstitutionandregimecharacteristic(karakteristik lembagadanrezimyangberkuasa),(c) Compli-anceandResponsiveness(tingkatkepatuhandan adanyarespondaripelaksana).(Nugroho2009).

Pedagangkakilimadisebutjugapedagangliar atau pedagang eceran yaitu pedagangiyang berjualandipinggir-pinggirjalan,emperan

toko-toko, di halaman bangunan pasar, lapangan-lapangan terbuka dantempat-tempat lainyang sifatnya sementara dan belum mendapat zin resmi dari pemerintah.Menurut Karafir(2007) pedagang kaki lima adalah pedagang yang berjualan di suatu tempat umum seperti tepi jalan, taman-taman, emper-emper toko dan pasar-pasar tanpa atau adanya zin usaha dari pemerintah.KemudiansesuaiPera-turanDaerah Kota Makassar Nomor 5 Tahun 2009 tentang PenataandanPembinaanPedagangKakiLima, yang dimaksud dengan pedagang kaki lima adalahorangyangmelakukanusahadagangdan atau jasaditempatumum,yaitutepi-tepijalan umum,lapangansertatempatlaindiatastanah yang ditetapkan oleh Wali Kota Makassar Penataan pedagang kaki lima dalam Peraturan Daerahtersebutmempunyai duaperanan yang sangat penting, yaitu satu sisi merupakan perlindungan dan pengakuan terhadap keberadaan pedagang kaki lima di Kota Makassar,sedangkan di sisi lainnya Peraturan Daerah ni merupakan dasar hukumyang kuat bagi Pemerintah Daerah untuk melakukan penetapan Tujuan /pencapaian Tujuan, pegambilankeputusan terhadappedagangkaki lima.Strategi merupakanalat untukmencapai Tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan Tujuanijangka panjang. Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan karena yang satu tergantung padayanglaindansebaliknya(Soekanto,2009). Levinson dalam Soekanto (2009) mengatakan Strategi mencakup tiga hal, antara lain : (1) Strategi suatu pola keputusan yang konsisten menyatu,dan ntergral (2) menentukan dan menampilkan tujuan organisasi dalam arti sasaranjangkapanjang,programbertindak,dan prioritasalokasisumber daya.(3) menyeleksi bidang yang akan digeluti atau akan digelutiorganisasi;mencoba mendapatkan keuntunganyangmampubertahanlama,dengan memberikanresponyangtepatterhadapAdapun teknikpengumpulandatayangmerupakansalah satu unsur penting dalam melakukan suatu penelitian. Teknikyang digunakandilapangan adalahsebagaiberikut,Observasi,Wawancara, Dokumentasi penelitian terdahulu seperti penelitianMuhammmadNur,AbdulYuliAndi Gani, dan M. Saleh Soeidy dengan judul mplementasikebijakanpemerintahKotadalam penertiban pedagang kaki lima (Studi Pada Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Makassar). Dimana focus penelitian mengacu

(8)

14 pada masalah dan tujuan penelitian yang dilakukan. Adapun tinjauan analisis dalam penelitiannimenggunakanmodelmplementasi kebijakan A Framework foriImplementation

Analysis oleh Daniel Mazmanian dan Paul A.

Sebatierdenganmenganalisistigakategoribesar yaitu:

(1) Mudahtidaknyamasalahdikendalikan. (2) Kemampuanikebijakaniuntukmenstruktur

mplementasisecaratepat.

(3) Variabel di luar kebijakan yang memengaruhiiprosesiimplementasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa deskripsiidanianalisis mplementasi kebijakan PemerintahKotadalampenertibanPKLdiiKota Makassarikurangiberjalanidengan baik sebagaimana tujuan dan maksud mplementasi kebijakan. Kebijakan yang ada belum mampu mengurai persoalanb disebabkan substansi kebijakan yang ada kurang relevan dengan kompleksitas persoalanipenanganan PKL. Diperlukan adanya kebijakan yang mampu memberikan solusi komprehensif terhadap persoalaniPKLiterutamaadanyasolusiterhadap eksistensiPKLdiKotaiMakassar.

3. HASILDANPEMBAHASAN

Strategi Pemerintah Daerah Dalam

Penataan Pedagang Kaki Lima Di Kota

Makassar

Strategi Pemerintah Daerah Dalam Penataan Pedagang Kaki Lima Di Kota Makassarterjabarkandalambeberapapoinyaitu ?

a. Strategiipemerintahipenataantempatiusaha pedagang kaki lima Penetapan Tujuan atauiLokasi tempat berjualan secara permanen denganmenunjukidaerah Metro Tanjung bunga sebagaitempat berjualan, pedagang kaki lima”Appatangkasa“ di depan Anjugan pantai Losari Kota Makassar . Dalam melakukan penataan pedagang kaki lima pemerintah setempat melakukan Upaya penertiban pedagang kakilimadengancaramenberikantempat berjualan,Mulaiwaktupukul5 pagi– 10 pagiapabilamasihadapedagangkakilima melakukan aktifitas jual beli maka pemerintah setempat menberikan peringatan berubah teguran terhadap pedagang kaki lima yang masih

berjualan.’Menurut TioriJ.Salusu tentang Strategi penetapan Tujuan menunjukan bahwa Strategi dalan penetapan Tujuan sudah berjalan denganibaik dimana pemerintahsetempatmenberikankebijakan berupaLokasihtempatberjualanterhadap pedagangKakiLima.

b. Strategi pemerintah dalam Pembinaan

pedagang kaki lima “Dilakukan dengan cara berkoordinasi antara Dinas Perindustrian dan Perdagangan denganAsosiasi”Appatangkasa” PK5 Di Anjugan Pantai Losari pemerintah

setempat sebelum merelokasi pedagang kaki lima di Anjugan Pantai Losari PemerintahDaerahmalakukanpertemuan dan sosialisasi kepada pedagang tentang penataantempatusahaagarpedagangtidak merasadirugikan karenaadanyapenataan tersebut Pemerintah Daerahdalam halni DinasPerindustriandanPerdaganganKota Makassar melakukan pembinaan kepada pedagang kaki lima dengan memberikan sosialisasi penempatan dan pengelompokkan pedagang berdasarkan jenis jualan mereka. Pengelompokkan tersebut dilakukan agar memudahkan pengawasan dan menjadikan kawasan AnjuganpantaiLosari agartertatadengan baik.Menurut“Dewanto”tentangStrategi pencapaian Tujuan menunjukan bahwa StrategiyangdilakukanDinasperindustrian dan perdagang terhadap pedagang kaki lima“Appatangkasasudahberjalandengan baikdimanapemerintahdanpedagangkaki lima saling berkoordinasidalam penataan tempatberjualansehinggatidakadapihak yangdirugikanterhadapsuatukebijakan. c. Strategi pemerintah dalam Pengawasan

berupa pemberian saksi pencabutan zin usaha bagi pedagang kaki lima (PK5)

yang berjualan di Lokasi yang sudah di tetapkan oleh . pemerintah Daerah telah melaksanakanpenataanpedagangkakilima sesuaidenganpera-turanyangada,namun masih kurangnya pemahamanmasyarakat dalam hal ni pedagang kaki lima tentang aturan tersebut sehingga tidak jarang pedagang melakukan upaya apapundemi mempertahankan tempat usaha mereka yang sebenarnya menjadi lokasi yang di larang untuk berjualan. Permasalahan tersebut tentunya juga tidak terlepas dari

(9)

15 adanya penegakan peraturan yang baik dilakukan oleh Badan Satuan Polisi Pamong Praja sebagai pembantu Pemerintah Daerah dalam bidang ketentraman.BadanSatuanPolisiPamong Praja berkewajiban untuk melakukan penataanterhadappedagangkakilimayang melanggarperaturantersebut.

Menurut “Ramli” tentang strategi Pengambilan Keputusan menunjukan bahwa strategi dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pemerintah setempat dalam penataan pedagang kaki lima sudah berjalan denganbaikdimanapemerintahbersikaptegas terhadappedagangkakilima berupapemberian samsiyaitupencabutanzinusahapedagangkaki limayangmelanggar.

4. KESIMPULAN

a. Tujuan Strategi penetapan Tujuan menunjukan bahwa Strategi dalan penetapan Tujuan sudah berjalan dengan baik dimana pemerintah setempat menberikan kebijakan berupa Lokasih tempatberjualan terhadappedagang Kaki Lima.

b. Strategi pencapaian Tujuan menunjukan bahwa Strategi yang dilakukan Dinas perindustrian dan perdagang terhadap pedagangkaki lima“Appatangkasasudah berjalan dengan baik dimana pemerintah dan pedagang kaki lima saling berkoordinasi dalam penataan tempat berjualan sehingga tidak ada pihak yang dirugikanterhadapsuatukebijakan c. strategi Pengambilan Keputusan

menunjukan bahwa strategi dalam pengambilan keputusan yang dilakukan

olehpemerintahsetempatdalampenataan pedagangkakilimasudahberjalandengan baik dimana pemerintah bersikap tegas terhadap pedagang kaki lima berupa pemberian samsi yaitu pencabutan zin usahapedagangkakilimayangmelanggar.

5. REFERENSI

Abdul Wahab. 2005. Analisis Kebijaksanaan

dari Formulasi ke mplementasi

Kebijaksanaan Negara, Jakarta: Bumi

Aksara

Ardhiansyah 2006. Dasar - dasar Kebijakan

Publik. Bandung: Alfabeta. An-nat, B.

2003. mplementasi Kebijakan Penanganan PKL: Studi Kasus di Yogyakarta dan DKI – Jakarta. Beberapa koleksi hasil penelitian program Pascasarjana Magister Administrasi Publik, UGM.

Apriyanto, Sarjono Yetti. 2003.Pergulatana

Pedagang Kaki Lima di Perkotaan.

Jakarta. Muhammadiyah University Press. Ardhiansyah, Juli Soemirat.

2003. Kesehatan

Lingkungan.Yogyakarta.Gadjamada.Un

iversity Press.

Azhary.2005. Negara Hukum ndonesia Analisis

Normatif Tentang Unsur

Unsurnya.Jakarta: UIPress.

Chandler Reseach Design Qualitative and

Quantitative Approach. Penerjemah

Achmad Fawaid. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Dewanto.2004. Potret Kehidupan Pedagang Kaki Limadi Pantai Losari, Makassar: Universitas Hasanuddin.

Hanitijo, Ronny Soemitro, Metodologi

Penelitian Hukum, Jakarta: Ghalia ndonesia.

Harianto, Hadari Nawawi 2001. .Reseach Design Qualitative and Quantitative Approach. Penerjemah Achmad Fawaid. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ismawan.2002. Urbanisasi, Pengangguran, dan

Sektor nformal di Kota, Jakarta: Yayasan Obor ndonesia

J Salusu 2006 pengambilan keputusan srategik untuk organisasi public dan organisasi non profit .Grasindo .Jakarta

Karafir.2007.Pembangunan Masyarakat, Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. Malano, Herman. 2011. Selamatkan Pasar

Tradisional, Potret Ekonomi Rakyat Kecil, Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.

Maulana.2004. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Bandung: PT Refika Aditama.

Muhammad drus2004 .Gerak penduduk pembangunan dan perubahan sosial, Jakarta: UI-Press. Perwira, Gilang. 2004.Pedagang Kaki Lima, Riwayatmu

(10)

16 Ramdhani.2005. Ketertiban Umum dan

Pedagang Kaki

Lima.Yogyakarta.YPAPI.

Ramli 2003. Pemikiran dan Permasalahan

Ekonomi di ndonesia dalam Setengah Abad Terakhir,Yogyakarta

Stephanie K. Marrus Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Bandung: PT Refika Aditama.

Sedarmayanti (2010 Selamatkan Pasar Tradisional, Potret Ekonomi Rakyat Kecil, Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama

Jurnal

Gani, Abdul Yuli, Andi. 2006. Memunculkan

Tindakan Kolektif dalam Proses

Pembuatan Kebijakan Publik (Suatu Studi Tentang Penataan PKL di Kota

Malang dengan Melibatkan

Stakeholders) dalam Jurnal lmu

Administrasi Publik.Vol. V, No. 2,

Maret-Agustus 2006, Hal: 371-382. Handam, H., & Tahir, M. M. (2016). Peran

Pemerintah Daerah dalam Pelaksanaan Penataan Pedagang Kaki Lima di Pasar Minasamaupa Kabupaten Gowa.

Otoritas : Jurnal lmu Pemerintahan, 6(1),28.

https://doi.org/10.26618/ojip.v6i1.38

Undang-Undang

Referensi

Dokumen terkait

Sosialisasi program penataan dan pembinaan pedagang kaki lima serta sanksi sanksi yang diberikan terhadap pedagang kaki lima yang melanggar peraturan. Mempertegas

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai permasalahan” “Efektifitas Kebijakan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kota Makassar” maka dari

Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima.. Jawab: Perda Nomor 4 Kota Binjai Tahun 2011 tentang Retribusi Umum, Peraturan Walikota Binjai Nomor 511 tahun 2009

Berdasarkan uraian tersebut maka Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 04 Tahun 2011 Tentang Penataan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima merupakan produk dari kelompok pelaku

Hasil penelitian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Implementasi Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2000 Tentang Pengaturan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima Kota

dikeluarkannya peraturan daerah kota Bukittinggi nomor 8 tahun 2014 tentang penataan dan pemberdayaan pedagang kaki lima di kota Bukittinggi, masih banyak terdapat

1. Implementasi Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2000 terhadap Pengaturan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima di Kota Semarang, Satuan Polisi Pamong Praja selalu menggunakan metode

Skripsi ini mengkaji peran Pemerintah Kota Metro dalam melakukan penataan terhadap keberadaan pedagang kaki lima (PKL) di perspektif Peraturan Daerah (Perda) Nomor 09 Tahun