• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SWOT IMPLEMENTASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM BERKELANJUTAN (GREEN SPAM) PADA SPAM REGIONAL KEBUREJO DI JAWA TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS SWOT IMPLEMENTASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM BERKELANJUTAN (GREEN SPAM) PADA SPAM REGIONAL KEBUREJO DI JAWA TENGAH"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SWOT IMPLEMENTASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

BERKELANJUTAN (GREEN SPAM) PADA SPAM REGIONAL KEBUREJO

DI JAWA TENGAH

Anom Guritno

Program Magister Ilmu Lingkungan, Universitas Diponegoro, Semarang-Indonesia Email : anomguritno@yahoo.com

ABSTRACT

The Development in Indonesia is currently growing very rapidly accompanied by a variety of issues that arise. One of the important issues in Development in Indonesia is the low implementation of the Sustainable Water Supply System in water supply buildings. This study aims to analyse internal and external factors (SWOT Analysis) related to the Implementation of Keburejo Regional Water Supply System in Central Java. Study locations are in Kebumen District and Purworejo District. Regional Water Supply System is one of the regionalization Water Supply System programs involving 2 districts, namely Kebumen District and Purworejo District with raw water total capacity of 600 liters/second. From the development of the Keburejo Regional Water Supply System, the total can serve 48.000 home connection or 240.000 people. Data analysis method used in this research is descriptive analysis through SWOT matrix, data collection is obtained by interview, observation, and study planning documents. After identification, the results of the analysis show that by using SWOT analysis the position of Keburejo Regional WSS is in quadrant II, meaning that the implementation of Green WSS is in good condition, to improve these conditions it is necessary to develop WSS strategies. The development strategy that is suitable to be applied to the Green WSS Implementation in the Keburejo Regional WSS is to use the SO strategy. The SO strategy is carried out by utilizing the strengths of the Keburejo Regional WSS to capture the current opportunities for WSS development.

Keywords : SWOT Analysis, Sustainable Water Supply System

INTISARI

Pembangunan di Indonesia saat ini berkembang sangat pesat diiringi dengan berbagai macam isu yang muncul. Salah satu isu penting dalam Pembangunan di Indonesia yaitu masih rendahnya Implementasi Sistem Penyediaan Air Minum Berkelanjutan (Green SPAM) pada bangunan penyediaan air minum. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor internal dan eksternal (Analisis SWOT) terkait Implementasi Green SPAM pada SPAM Regional keburejo di Jawa Tengah. Lokasi studi berada di Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Purworejo. SPAM Regional ini merupakan salah satu program regionalisasi SPAM yang melibatkan 2 kabupaten yaitu Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Purworejo dengan total kapasitas air baku sebesar 600 liter/detik. Dari pembangunan SPAM Regional Keburejo ini, total dapat melayani 48.000 SR atau sejumlah 240.000 jiwa. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif melalui matriks SWOT, pengumpulan data didapatkan dengan cara interview, observasi, dan studi dokumen perencanaan. Setelah melakukan identifikasi, hasil analisis menunjukkan bahwa dengan menggunakan analisis SWOT posisi SPAM Regional Keburejo berada pada kuadran II, artinya penerapan/implementasi Green SPAM berada pada kondisi yang baik, untuk meningkatkan kondisi tersebut perlu dilakukan strategi - strategi pengembangan SPAM. Strategi pengembangan yang cocok diterapkan pada Implementasi Green SPAM pada SPAM Regional Keburejo adalah dengan menggunakan strategi SO. Strategi SO dilakukan dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki SPAM Regional Keburejo guna menangkap peluang pengembangan SPAM yang ada saat ini.

Kata Kunci : Analisis SWOT, Sistem Penyediaan Air Minum Berkelanjutan

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

Pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. Salah

(2)

satu upaya dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan yaitu dengan melaksanakan pembangunan pada Bidang Air Minum.

Penyediaan Air Minum adalah kegiatan menyediakan Air Minum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif. Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disingkat SPAM merupakan satu kesatuan sarana dan prasarana penyediaan Air Minum. Pemenuhan sarana dan prasarana penyediaan air minum yaitu dengan kegiatan penyelenggaraan SPAM. Penyelenggaraan SPAM adalah serangkaian kegiatan dalam melaksanakan pengembangan dan pengelolaan sarana dan prasarana yang mengikuti proses dasar manajemen untuk penyediaan Air Minum kepada masyarakat. Salah satu bentuk penyelenggaran SPAM yang saat ini sudah berjalan yaitu Pembangunan Bidang Air Minum di Provinsi Jawa Tengah.

Kondisi pelayanan air minum perpipaan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013 sebesar 42,76 %, maka perlu peningkatan sebesar 57,24 % untuk mencapai target yaitu sebesar 100 % selama kurun waktu 5 tahun atau pada tahun 2019. Pada tahun 2013 jumlah penduduk yang memiliki akses air minum layak sebesar 63,99 % untuk perkotaan dan akses air minum layak untuk pedesaan yaitu 49,13 %. Sementara untuk target MDG’s Provinsi Jawa Tengah tahun 2015 yaitu sebesar 75,00 % untuk akses aman air minum layak perkotaan dan 52,80 % untuk akses aman air minum layak perdesaan. Sasaran akses aman air minum tahun 2019 baik perkotaan dan perdesaan ialah sebesar 100 %

Dengan melihat kondisi tersebut, pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) yang diwakili Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (DJ SDA) dan Direktorat Jenderal Cipta Karya (DJ CK) bersama Pemerintah Daerah (Pemda) mengadakan kerjasama dalam program Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional guna mempercepat target 100% pelayanan air minum sehingga program SPAM Regional ini menjadi program unggulan Pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan air minum. Pengembangan SPAM Regional dimaksudkan mengatasi keterbatasan air baku di tiap daerah, pengelolaan dan pembiayaan dengan menyatukan SPAM dari beberapa kabupaten/kota menjadi satu SPAM terintegrasi secara terpadu dan baik dengan satu pengelolaan induk di tingkat Provinsi (PP No. 122 Tahun 2015). Dalam mewujudkan program pembangunan SPAM Regional perlu direncanakan konstruksi infrastruktur yang lebih efisien dan ramah lingkungan (Kementerian PUPR, 2016).

Studi ini akan meninjau pemenuhan air bersih di Provinsi Jawa Tengah dan perlunya penerapan Implementasi Green SPAM pada SPAM Regional di Jawa Tengah (Studi Kasus SPAM Regional Keburejo). Implementasi Green SPAM pada SPAM Regional meliputi penerapan green open space di wilayah bangunan IPA, pemanfaatan sumber energi terbarukan (green energy), dan upaya pengembangan bangunan hemat energi dan ramah lingkungan (green building) pada bangunan IPA, dengan penerapan aspek K3 pada proses konstruksinya

Diharapkan dengan terlaksananya Implementasi Green SPAM pada pembangunan SPAM Regional di Jawa Tengah dapat meningkatkan pelayanan air minum yang diikuti dengan perkembangan ekonomi secara signifikan.

1.2. Tujuan Penelitian

a.) Mendeskripsikan dan menganalisis Implementasi Green SPAM pada SPAM Regional Regional Keburejo

(3)

b.) Membangun instrumen (analisis SWOT) Implementasi Green SPAM dalam proses pengembangan SPAM Regional Keburejo

1.3. Tinjauan Pustaka

1.3.1. Penjelasan Singkat Tentang Indikator Bangunan Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan

Konstruksi ramah lingkungan (Green Construction) merupakan upaya menghasilkan bangunan dengan menggunakan proses ramah lingkungan, penggunaan sumber daya secara efisien mulai dari perencanaan, pembangunan, operasional, renovasi bahkan pembongkaran. Definis Green Construction menurut Glavinich (2008) adalah suatu perencanaan dan pelaksanaan proses konstruksi yang didasarkan pada dokumen kontrak untuk meminimalkan dampak negatif proses konstruksi terhadap lingkungan agar terjadi keseimbangan antara kemampuan lingkungan dan kebutuhan hidup manusia untuk generasi sekarang dan mendatang.

Keberlanjutan didefinisikan sebagai continues-to-work-over-time (Carter et al, 1999), yaitu sifat atau ciri terus menerus kegiatan dari, oleh, dan untuk masyarakat pengguna mandiri dengan mempertimbangkan masyarakat pengguna secara mandiri. Pada keberlanjutan untuk pembangunan air minum dan sanitasi terdapat 5 (lima) aspek, yaitu teknis, keuangan, sosial, kelembagaan, dan lingkungan (Mukherjr, N & van Wijk, 2003).

Gambar 1. Kunci aspek Keberlanjutan Sarana Air Minum

Dalam penelitian ini, Green Construction adalah sebuah gerakan berkelanjutan yang mencita-citakan terciptanya bangunan ramah lingkungan (green building) dari tahap perencanaan, tahap konstruksi dan tahap operasional & pemeliharaan. Untuk mewujudkan gerakan tersebut diperlukan indikator penilaian pada masing-masing pentahapan. Penentuan indikator pada tahap perencanaan, tahap konstruksi, dan tahap operasional & pemeliharaan meliputi 4 aspek yaitu aspek teknis, hukum dan peraturan, kelembagaan, dan keuangan.

Indikator adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau kemungkinan dilakukan pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk atau indikasi tentang keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan. Indikator harus bersifat, Sederhana, tepat waktu,terukur, bermanfaat, dan terpercaya.

1.3.2. Pengertian SPAM dan SPAM Regional

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 122 Tahun 2015 Tentang Sistem Penyediaan Air Minum, pasal 1 ayat 4 menyebutkan bahwa penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan Air Minum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih, dan

(4)

produktif. Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disingkat SPAM merupakan satu kesatuan sarana dan prasarana penyediaan Air Minum.

SPAM diselenggarakan dengan tujuan untuk :

1. Tersedianya pelayanan air minum untuk memenuhi hak rakyat atas Air Minum

2. Terwujudnya pengelolaan dan pelayanan Air Minum yang berkualitas dengan harga yang terjangkau 3. Tercapainya kepentingan yang seimbang antara pelanggan dan BUMN, BUMD, UPT, UPTD,

Kelompok Masyarakat, dan Badan Usaha

4. Tercapainya penyelenggaraan Air Minum yang efektif dan efisien untuk memperluas cakupan pelayanan Air Minum.

Jenis SPAM terdiri dari SPAM jaringan perpipaan dan SPAM bukan jaringan perpipaan. SPAM jaringan perpipaan meliputi unit air baku, unit produksi, unit distribusi, dan unit pelayanan, sedangkan SPAM bukan jaringan perpipaan terdiri atas sumur dangkal, sumur pompa, bak penampungan air hujan, terminal air, dan bangunan penangkap air.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 27/PRT/M/2016 Tentang Penyelanggaraan Sistem Penyediaan Air Minum, pasal 10 ayat (6) menyebutkan bahwa Penyusunan Rencana Induk SPAM Lintas Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat pengelompokan wilayah di lintas provinsi terkait yang memiliki kelebihan ataupun kekurangan sumber air baku.

Selanjutnya dijelaskan pada ayat (7) bahwa Pengelompokan wilayah di lintas provinsi terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (6) menjadi dasar dilaksankannya SPAM Regional.

Penyelenggaraan SPAM dilaksanakan untuk menjamin hak rakyat atas air minum, akses terhadap pelayanan air minum dan terpenuhinya kebutuhan pokok air minum sehari-hari bagi masyarakat.

Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan, melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau dan/atau mengevaluasi system fisik (teknik) dan non-fisik penyediaan air minum. Pengembangan SPAM regional adalah pengembangan SPAM lintas Kabupaten/Kota dan/atau lintas Provinsi (Permen PU No. 27/2016).

Penyelenggaraan pengembangan SPAM mengacu pada rencana induk pengembangan SPAM. Rencana induk pengembangan SPAM dapat berupa:

a) Rencana Induk Pengembangan SPAM di Dalam Satu Wilayah Admintrasi Kabupaten atau Kota. b) Rencana Induk Pengembangan SPAM Lintas Kabupaten dan/atau Kota.

c) Rencana Induk Pengembangan SPAM Lintas Provinsi.

Sistem regional dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM mengacu pada Rencana Induk yang kedua yaitu Rencana Induk Pengembangan SPAM Lintas Kabupaten dan/atau Kota. Rencana Induk tersebut ditetapkan oleh Gubernur dengan didukung oleh Surat Keputusan Bersama kepala daerah masing-masing.

Rencana Induk Pengembangan SPAM Lintas Kabupaten/Kota mencakup wilayah pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah administrasi kabupaten dan/atau kota dalam satu provinsi. Rencana induk ini disusun dengan memeperhatikan kebijakan dan strategi daerah masing-masing kabupaten/kota yang telah ditetapkan serta kesepakatan antar kabupaten/kota terkait dengan memberitahukan kepada pemerintah provinsi terkait. Jika kesepakatan antara kabupaten/kota terkait tidak tercapai, pemerintah provinsi dapat memfasilitasi terselenggaranya kerja sama dalam perencanaan pengembangan SPAM lintas kabupaten/kota. Namun, apabila kerja sama sebagaimana

(5)

dimaksud di atas tetap tidak tercapai, Pemerintah Pusat dapat menetapkan kesepakatan kerja sama sebagai dasar penyusunan rencana induk pengembangan SPAM lintas kabupaten/kota. Untuk selanjutnya kesepakatan kerjasama tersebut disebut dengan MOU.

Dalam hal ketersediaan air baku, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah wajib menjamin ketersediaan air baku. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dapat melakukan kerja sama antar daerah dalam rangka efisiensi pemanfaatan air baku.

1.3.3. Pengertian Green SPAM

Sistem Penyediaan Air Minum ramah lingkungan (Green SPAM) menjadi isu penting dalam pembangunan di Indonesia terkait masih rendahnya implemantasi green SPAM pada bangunan penyediaan air minum yang sudah ada. Pada dasarnya penerapan Green SPAM tidak bisa terlepas dari green construction yang merupakan langkah dasar penetuan indikator untuk menghasilkan bangunan ramah lingkungan (green building).

Green building adalah konsep untuk ‘bangunan berkelanjutan’ dan mempunyai syarat tertentu, yaitu lokasi, sistim perencanaan dan perancangan, renovasi dan pengoperasian, yang menganut prinsip hemat energi serta harus berdampak positif bagi lingkungan, ekonomi dan sosial. (Kementerian Lingkungan Hidup, 2001). Dalam perencanaan bangunan SPAM, green building dimulai pada tahap perencanaan, pembangunan, pengoperasian hingga operasional pemeliharaan dengan memperhatikan aspek-aspek dalam melindungi, menghemat, mengurangi penggunaan sumber daya alam, menjaga mutu kualitas udara di dalam ruangan dan memperhatikan kesehatan penghuninya. (Helmizulhar.blogspot.com, 2012).

2. METODE PENELITIAN

2.1. Identifikasi Indikator Green SPAM

Metode ini dilaksanakan dengan menganalisis Implementasi Green SPAM pada SPAM Regional Keburejo. Dalam penentuan apakah suatu proyek konstruksi bisa dikatakan telah melaksanakan green construction atau tidak, perlu adanya acuan dalam penerapan green construction tersebut. Salah satu standar yang sudah mengeluarkan faktor-faktor dalam penerapan green construction adalah Green Building Council Indonesia (GBCI). Kriteria penilaian sistem rating/Greenship menurut GBCI meliputi :

- Tepat Guna Lahan

- Konservasi dan Penghematan Energi - Konservasi Air

- Siklus dan Sumber Material - Kenyamanan di Dalam Ruangan - Manajemen Lingkungan Bangunan

Analisis ini akan membahas tentang kondisi SPAM Regional Keburejo saat ini dengan mengacu pada 3 tahap indikator Green SPAM yang meliputi aspek teknis, hukum dan peraturan, kelembagaan, dan keuangan. Masing-masing indikator terdiri dari beberapa rating yang mengandung kredit yang memiliki muatan nilai tertentu dan akan diolah untuk menentukan nilai akhir.

Dalam pemilihan isu dan indikator yang akan digunakan telah dilaksanakan survei lokasi berdasarkan keadaan sesungguhnya hingga didapatkan indikator sebagai berikut :

(6)

No Aspek Indikator Skor

1 Aspek Teknis Tahap Perencanaan 1-5

Tahap Konstruksi 1-5

Tahap Operasional & Pemeliharaan 1-5

2 Aspek Hukum Tahap Perencanaan 1-5

Tahap Konstruksi 1-5

Tahap Operasional & Pemeliharaan 1-5

3 Aspek Kelembagaan Tahap Perencanaan 1-5

Tahap Konstruksi 1-5

Tahap Operasional & Pemeliharaan 1-5

4 Aspek Keuangan Tahap Perencanaan 1-5

Tahap Konstruksi 1-5

Tahap Operasional & Pemeliharaan 1-5

5 Aspek Sosial Tahap Perencanaan 1-5

Tahap Konstruksi 1-5

Tahap Operasional & Pemeliharaan 1-5 Source : Data diolah, 2018

Dari indikator Green SPAM diatas, selanjutnya akan dianalisis dengan cara penilaian dari setiap jawaban pada masing-masing substansi yang telah ditentukan, yaitu

a.) skor 1-5 jika mendukung Green SPAM (sesuai dengan rating yang memiliki muatan nilai yang sudah ditentukan)

b.) skor 0 jika tidak mendukung Green SPAM contoh :

Apabila memiliki dokumen Feasibility Study (FS) maka dinyatakan mendukung Green SPAM, lalu berdasarkan kategori

- Studi Kelayakan Lengkap, skor 5 - Studi Kelayakan Sederhana, skor 3 - Justifikasi Teknis dan Biaya, skor 1

Dikarenakan Green SPAM termasuk kedalam Green Construction maka standar yang dipakai dalam penentuan nilai pada indikator Green SPAM Regional Keburejo mengacu pada kriteria Greenship, yaitu memuat 6 aspek yaitu : Tepat Guna Lahan, Konservasi dan Penghematan Energi, Konservasi Air, Siklus dan Sumber Material, Kenyamanan di Dalam Ruangan, dan Manajemen Lingkungan Bangunan.

Berdasarkan pertimbangan diatas, untuk menentukan apakah suatu bangunan dapat dinyatakan memiliki kriteria bangunan ramah lingkungan yaitu hasil akhir skoring analisis indikator nilai skoring total sebesar ≥75% dari total 100%.

2.2. Metode Pengumpulan Data (dokumen, wawancara, survei) Teknik pengumpulan data yang dilaksanakan, antara lain: a. Observasi (Pengamatan)

Yaitu mengumpulkan data dengan mengadakan pengamatan langsung ke obyek atau lokasi penelitian untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti. Unsur-unsur yang diamati antara

(7)

lain pengamatan terhadap sumber air baku, rencana daerah pelayanan, lokasi Unit air baku, unit transmisi air baku, unit produksi, unit trasnmisi air bersih, dan unit reservoir distribusi. Dalam penelitian ini penulis akan melakukan pengamatan di sekitar obyek bersama-sama dengan instansi terkait.

b. Wawancara

Wawancara dapat diartikan sebagai cara mengumpulkan data dengan bertanya langsung kepada responden, dan jawaban-jawaban dicatat atau direkam dengan alat perekam (Kusmaryadi dan Sugiarto, 2000).

Dilakukan dengan wawancara mendalam yang dilakukan kepada pihak-pihak yang berkompeten dan memiliki pengetahuan yang cukup baik dalam menyusun strategi dalam Program Penyediaan Air Bersih Di Jawa Tengah khususnya Keburejo.

c. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah kegiatan mengumpulkan berbagai data penunjang meliputi laporan studi dan penelitian, publikasi ilmiah, peraturan perundangan, peta dan bentuk publikasi lainnya yang terkait dengan penelitian.

2.3. Metode Analisis Data (Indikator Skoring, Analisis SWOT)

Metode analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan mengelompokan data, menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.(Bogdan & Biklen, 1982). Pada tahap analisis, data yang diperoleh akan diolah sesuai dengan pengelompokannya.

Tabel 2. Metode Analisis Data

INPUT DATA PROSES HASIL

Mendeskripsikan dan menganalisis implementasi Green SPAM pada SPAM Regional Keburejo

1. Mengkaji implementasi Green SPAM pada teknologi SPAM Regional Keburejo

2. Mengkaji pengaruh implementasi Green SPAM pada aspek teknis, peraturan/hukum, kelembagaan dan keuangan.

Memperoleh deskripsi analisis implementasi Green SPAM pada SPAM Regional yang mencakup 5 aspek.

Memperoleh skor indikator Green SPAM Regional Keburejo Membangun Instrumen (Analisis

SWOT) Dalam Proses Pengembangan SPAM (Studi Kasus SPAM Regional Keburejo)

Identifikasi faktor internal dan eksternal untuk analisis implementasi Green SPAM pada SPAM Regional.

Rekomendasi peningkatan implementasi Green SPAM untuk SPAM Regional.

Sumber : Data diolah, 2018

Analisis SWOT dijabarkan secara deskriptif dari data observasi dan wawancara pengelola yang dianalisis berdasarkan kriteria GCBI. Secara kualitatif, analisis SWOT digunakan dalam menganalisis faktor internal dan eksternal untuk merumuskan kekuatan dan kelemahan yang ada dan peluang serta ancaman yang harus dihadapi. Analisis secara kuantitatif dalam SWOT dilakukan dengan pemberian bobot dan rating sehingga menghasilkan matriks SWOT (David, 2009).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Skoring Indikator Green SPAM

(8)

Dari hasil analisis yang telah dilaksanakan, didapatkan nilai skoring indikator pada masing-masing aspek yang telah ditentukan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3. Skoring Indikator Green SPAM Regional Keburejo

No Tahap Indikator Skoring

ASPEK TEKNIS

1 Tahap Perencanaan Ketersediaan Rencana Induk Sistem Penyedaan Air Minum (RI SPAM)

4 Ketersediaan Dokumen Kelayakan (Feasibility Study) 5 Ketersediaan Detailed Engineering Design (DED) 5 Ketersediaan Dokumen Ijin Lingkungan

(Amdal/UKL-UPL) 5

2 Tahap Konstruksi Kesesuaian penggunaan lahan di lapangan apakah

sesuai dengan perencanaan? 5

Kesesuaian sistem di lapangan apakah sesuai dengan

perencanaan? 4

Penggunaan material bangunan berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan atau tidak?

5 Penggunaan energi 3 Pengelolaan limbah 4 Kerusakan lingkungan 5 Penerapan SMK3 4 3 Tahap Operasional

dan Pemeliharaan Kuantitas, kualitas, dan kontinuitas SPAM temasuk kebocoran air 4

Penggunaan Energi 5

Pengelolaan limbah 5

Kerusakan lingkungan 5

Penerapan SMK3 - SOP

- Standar alat kerja

4

Upaya dari pihak pengelola terkait konservasi air 5

JUMLAH 77

ASPEK PERATURAN

1 Tahap Perencanaan Ketersediaan peraturan nasional tentang SPAM regional 5 Ketersediaan peraturan khusus SPAM Regional

Keburejo

5 Ketersediaan peraturan kelembagaan langsung 5

2 Tahap Konstruksi Ketersediaan SOP 5

Kesesuaian dengan dokumen spesifikasi teknis 5

Penerapan SMK3 5

3 Tahap Operasional

dan Pemeliharaan Ketersediaan Standar operasional Prosedur (SOP) 5

Penerapan SMK3 3

JUMLAH 37

ASPEK KELEMBAGAAN

Tahap Perencanaan Bentuk dukungan pemerintah 5

Kejelasan calon pengelola 5

Keberadaan lembaga bertanggung jawab penuh 5

Keberadaan lembaga pengawasan resmi 5

Tahap Konstruksi Kriteria kontraktor 4

Keberadaan pengawas lapangan 4

Koordinasi dengan konsultan perencana 5

Keterlibatan calon pengelola 5

Keterlibatan stakeholder lain 4

Tahap Operasional

(9)

No Tahap Indikator Skoring Struktur Organisasi pengelola SPAM Keburejo 3

Lembaga pengawas khusus SPAM Keburejo 4

Keterlibatan stakeholder dan masyarakat 4

JUMLAH 58

ASPEK KEUANGAN

Tahap Perencanaan Survey harga satuan setempat atau harga pemerintah 5 Analisis biaya konstruksi sesuai kebutuhan lapangan

atau tidak 5

Biaya Investasi 5

Sumber pendanaan menringankan pengelola atau tidak 5

Kelayakan keuangan 5

Tahap Konstruksi Kesesuaian dengan biaya investasi pada DED 5 Tahap Operasional

dan Pemeliharaan Biaya OM 5

Tarif 5

JUMLAH 40

ASPEK SOSIAL

Tahap Perencanaan Sosialisasi kepada masyarakat 5

Pendekatan khusus pada masyarakat 4

Keterlibatan masyarakat dalam perencanaan desain 3

Tahap Konstruksi Sosialisasi menjelang konstruksi 5

Keterlibatan warga lokal dalam proses konstruksi 3 Gangguan dari warga selama konstruksi berlangsung 5

Keterlibatan CSR 4

Pengawasan dari masyarakat 5

Tahap Operasional dan Pemeliharaan

Sosialisasi menjelang kegiatan operasional berlangsung 3 Keterlibatan warga dalam kegiatan operasional 3 Gangguan dari warga selama operasional berlangsung 5

JUMLAH 45

TOTAL 257

Sumber : Hasil Analisis, 2018

Dari hasil analisis diatas dihasilkan nilai total dari 5 aspek Indikator Green SPAM adalah 257 atau sebesar 90% yang mengindikasikan bahwa Infrastruktur SPAM Regional Keburejo masuk kedalam kategori Hijau. Klasifikasi Nilai Indikator Green SPAM:

0-56 (0-20%) : Black 57-113 (21-40%) : Red 114-170 (41-60%) : Blue 171-227 (61-80%) : Yellow 228-285 (61-100%) : Green 3.2. Analisis SWOT

3.2.1. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal

Berdasarkan hasil identifikasi diketahui bahwa permasalahan utama SPAM Regional Keburejo adalah kurangnya penerapan implementasi Green SPAM pada Infrastruktur SPAM. Pembahasan akan dilakukan dengan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal/Analisis SWOT. Faktor Internal dan eksternal pada Implementasi Green SPAM Regional Keburejo sebagai berikut:

a. Kekuatan

(10)

- Komitmen Pemerintah Daerah dalam mewujudkan program pembangunan SPAM - Adanya peraturan khusus SPAM Regional (PKS, Pergub)

- Adanya lembaga pengelola khusus

- Keinginan masyarakat mendapatkan pelayanan air bersih b. Kelemahan

- Biaya Investasi yang lebih besar dari SPAM Non Regional - Terkendala masalah pendanaan

- Penyerapan SR relatif lama (10 tahun)

- Pengoperasian sistem yang belum maksimal, mengikuti penyerapan SR

- Belum ada peraturan khusus dari PDAB untuk pengelolaan SPAM Regional Keburejo c. Peluang

- Peluang anggaran dari pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten - Peluang pembentukan pengelola pada unit baru (Keburejo) - Meningkatkan perekonomian daerah

- Memfasilitasi daerah yang kekurangan sumber air baku - Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat

d. Ancaman

- Pembangunan SPAM Regional Keburejo terhambat akibat finansial yang belum disepakati - Struktur Organisasi di Unit Keburejo belum ada sehingga mempengaruhi kinerja pegawai - Konflik sosial akibat belum dilayani SR

- Resiko kebocoran tinggi karena pipa JDU menggunakan pipa pVC - Konflik pembayaran retribusi

3.2.2. Penilaian Faktor Internal dan Eksternal

Analisis yang digunakan untuk mengetahui kondisi internal dan eksternal perusahaan melalui analisis IFE dan EFE dengan cara pemberian bobot dan rating berdasarkan tingkat kepentinganya. Penentuan nilai bobot merupakan pendapat masing-masing responden terhadap faktor internal dan eksternal.

Tabel 4. Penentuan Nilai bobot faktor internal

No Faktor Internal Bobot Jumlah Responden Rata-rata Bobot 1 2 3 4

Kekuatan

1 Kualitas dan kuantitas air baku yang baik 2 3 2 7 3,0 0,096

2 Komitmen Pemerintah Daerah dalam mewujudkan program pembangunan SPAM 2 2 3 7 3,1 0,101

3 Adanya peraturan khusus SPAM Regional (PKS, Pergub) 1 3 3 7 3,3 0,106

4 Adanya lembaga pengelola khusus 4 3 7 3,4 0,110

(11)

No Faktor Internal Bobot Jumlah Responden Rata-rata Bobot 1 2 3 4

bersih

Kelemahan

1 Biaya Investasi yang lebih besar dari SPAM Non Regional 2 2 3 7 3,1 0,101

2 Terkendala masalah pendanaan 2 3 2 7 3,0 0,096

3 Penyerapan SR relatif lama (10 tahun) 2 3 2 7 3,0 0,096

4 Pengoperasian sistem yang belum maksimal, mengikuti penyerapan SR 1 1 2 3 7 3,0 0,096

5 Belum ada peraturan khusus dari PDAB untuk pengelolaan SPAM Regional Keburejo 1 3 3 7 3,3 0,106

31,1 1

Sumber : Hasil Analisis, 2018

Tabel 5. Penentuan Nilai bobot faktor internal

No Faktor Eksternal Bobot Jumlah Responden Rata-rata Bobot 1 2 3 4

Peluang

1 Peluang anggaran dari pemerintah Pusat, Provinsi,

dan Kabupaten 3 4 7 3,6 0,103

2 Pembentukan pengelola pada unit baru (Keburejo) 2 5 7 3,7 0,107

3 Meningkatkan perekonomian daerah 3 4 7 3,6 0,103

4 Memfasilitasi daerah yang kekurangan sumber air baku 1 1 2 3 7 3,0 0,086

5 Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat 2 5 7 3,7 0,107

Ancaman

1 Pembangunan SPAM Regional Keburejo terhambat

akibat finansial yang belum disepakati 2 2 3 7 3,1 0,091

2 Struktur organisasi di Unit Keburejo belum ada

sehingga mepengaruhi kinerja pegawai 2 5 7 3,7 0,107

3 Konflik Sosial akibat belum dilayani SR 1 3 3 7 3,3 0,095

4 Resiko kebocoran tinggi karena pipa JDU

menggunakan pipa PVC 2 5 7 3,7 0,107

5 Konflik pembayaran retribusi 1 3 3 7 3,3 0,095

34,7 1

Sumber : Hasil Analisis, 2018

Tabel 6. Tingkat Kepentingan Faktor Internal

No Faktor Internal Rating

Rata-rata R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7

Kekuatan

1 Kualitas dan kuantitas air baku yang baik 4 3 4 3 3 2 2 3,0

2 Komitmen Pemerintah Daerah dalam mewujudkan program pembangunan SPAM 3 3 2 4 4 3 3 3,1

3 Adanya peraturan khusus SPAM Regional (PKS, Pergub) 4 2 3 3 3 3 4 3,1

4 Adanya lembaga pengelola khusus 3 4 3 3 2 4 3 3,1

(12)

No Faktor Internal Rating

Rata-rata R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7

Kelemahan

1 Biaya Investasi yang lebih besar dari SPAM Non Regional 4 4 3 2 3 3 2 3,0

2 Terkendala masalah pendanaan 2 3 3 3 4 4 2 3,0

3 Penyerapan SR relatif lama (10 tahun) 2 3 3 4 3 2 3 2,9

4 Pengoperasian sistem yang belum maksimal, mengikuti penyerapan SR 3 3 2 2 2 3 3 2,6 5 Belum ada peraturan khusus dari PDAB untuk pengelolaan SPAM Regional Keburejo 4 2 3 4 3 2 3 3,0 Sumber : Hasil Analisis, 2018

Tabel 7. Tingkat Kepentingan Faktor Eksternal No Faktor Eksternal Rating

R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 Rata-rata Peluang

1 Peluang anggaran dari pemerintah Pusat, Provinsi, dan

Kabupaten 4 4 4 2 4 3 3 3,4

2 Pembentukan pengelola pada unit baru (Keburejo) 3 4 4 4 3 3 3 3,4

3 Meningkatkan perekonomian daerah 4 4 2 4 3 4 3 3,4

4 Memfasilitasi daerah yang kekurangan sumber air baku 3 2 3 3 4 4 3 3,1

5 Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat 4 4 3 4 3 3 4 3,6

Ancaman

1 Pembangunan SPAM Regional Keburejo terhambat akibat

finansial yang belum disepakati 4 4 4 3 4 3 3 3,6

2 Struktur organisasi di Unit Keburejo belum ada sehingga

mepengaruhi kinerja pegawai 4 3 4 4 3 3 2 3,3

3 Konflik Sosial akibat belum dilayani SR 3 3 3 4 4 3 2 3,1

4 Resiko kebocoran tinggi karena pipa JDU menggunakan

pipa PVC 2 4 3 4 4 3 3 3,3

5 Konflik pembayaran retribusi 4 2 4 3 3 2 3 3,0

Sumber : Hasil Analisis, 2018

3.2.3. Matriks Internal Faktor Evaluation (IFE) dan Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)

Matriks ini berfungsi untuk mengukur besarnya peranan faktor internal dan eksternal pada implementasi Green SPAM pada SPAM Regional Keburejo. Berdasarkan penilaian bobot pada faktor internal dan eksternal dibuat matriks IFE dan EFE.

Tabel 8. Matriks Internal Faktor Evaluation (IFE)

No Faktor Internal Bobot Rating Skor

1 2 3

Kekuatan

1 Kualitas dan kuantitas air baku yang baik 0,096 3,0 0,289

2 Komitmen Pemerintah Daerah dalam mewujudkan program pembangunan SPAM 0,101 3,1 0,317

3 Adanya peraturan khusus SPAM Regional (PKS, Pergub) 0,106 3,1 0,332

4 Adanya lembaga pengelola khusus 0,110 3,1 0,346

(13)

No Faktor Internal Bobot Rating Skor

1 2 3

Kelemahan

1 Biaya Investasi yang lebih besar dari SPAM Non Regional 0,101 3,0 0,303

2 Terkendala masalah pendanaan 0,096 3,0 0,289

3 Penyerapan SR relatif lama (10 tahun) 0,096 2,9 0,275

4 Pengoperasian sistem yang belum maksimal, mengikuti penyerapan SR 0,096 2,6 0,248 5 Belum ada peraturan khusus dari PDAB untuk pengelolaan SPAM Regional Keburejo 0,106 3,0 0,317

Total Nilai 2,99

Sumber : Hasil Analisis, 2018

Tabel 9. Matriks Eksternal Faktor Evaluation (EFE)

No Faktor Eksternal Bobot Rating Skor

1 2 3

Peluang

1 Peluang anggaran dari pemerintah Pusat, Provinsi, dan

Kabupaten 0,103 3,4 0,353

2 Pembentukan pengelola pada unit baru (Keburejo) 0,107 3,4 0,367

3 Meningkatkan perekonomian daerah 0,103 3,4 0,353

4 Memfasilitasi daerah yang kekurangan sumber air baku 0,086 3,1 0,272

5 Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat 0,107 3,6 0,382

Ancaman

1 Pembangunan SPAM Regional Keburejo terhambat akibat

finansial yang belum disepakati 0,091 3,6 0,323

2 Struktur organisasi di Unit Keburejo belum ada sehingga

mepengaruhi kinerja pegawai 0,107 3,3 0,352

3 Konflik Sosial akibat belum dilayani SR 0,095 3,1 0,297

4 Resiko kebocoran tinggi karena pipa JDU menggunakan

pipa PVC 0,107 3,3 0,352

5 Konflik pembayaran retribusi 0,095 3,0 0,284

3,33

Sumber : Hasil Analisis, 2018

Berdasarkan hasil analisis Matriks IFE dan EFE, matriks IFE memiliki skor total 2,99 dan matriks EFE memiliki skor total 3,33. Posisi SPAM Regional Keburejo berada dalam Kuadran II, yang mengindikasikan sedang berada dalam posisi tumbuh dan membangun (grow and built).

(14)

Gambar 2. Matriks IE

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Kekuatan (Strengths) :

1. Kualitas dan kuantitas air baku yang baik

2. Komitmen Pemerintah Daerah dalam mewujudkan program pembangunan SPAM

3. Adanya peraturan khusus SPAM Regional (PKS, Pergub)

4. Adanya lembaga pengelola khusus 5. Keinginan masyarakat mendapatkan

pelayanan air bersih

Kelamahan (Weaknesses) :

1. Biaya Investasi yang lebih besar dari SPAM Non Regional

2. Terkendala masalah pendanaan 3. Penyerapan SR relatif lama (10

tahun)

4. Pengoperasian sistem yang belum maksimal, mengikuti penyerapan SR 5. Belum ada peraturan khusus dari

PDAB untuk pengelolaan SPAM Regional Keburejo

Peluang(Opportunity) :

1. Peluang anggaran dari pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten 2. Peluang pembentukan pengelola pada

unit baru (Keburejo)

3. Meningkatkan perekonomian daerah 4. Memfasilitasi daerah yang

kekurangan sumber air baku

5. Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat

Strategi SO:

1. Mengembangkan potensi sumber air

2. Meningkatkan kinerja pemerintah dalam penyelenggaraan SPAM 3. Menarik minat masyarakat untuk

berpartisipasi dalam memenuhi kebutuhan air minum

4. Membentuk struktur organisasi pada unit SPAM Regional Keburejo

5. Sosialisasi penggunaan air bersih

Strategi WO :

1. Memprioritaskan Pembangunan SPAM Regional

2. Membuka peluang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha 3. Promosi untuk masyarakat terkait

SR

4. Membentuk tim khusus untuk menyusun peraturan pengelolaan SPAM Regional Keburejo

5. Mempioritaskan daerah yang belum tersedia SPAM

Ancaman(Treaths) :

1. Pembangunan SPAM Regional Keburejo terhambat akibat finansial yang belum disepakati

2. Struktur Organisasi di Unit Keburejo belum ada sehingga mempengaruhi kinerja pegawai

3. Konflik sosial akibat belum dilayani SR

4. Resiko kebocoran tinggi karena pipa JDU menggunakan pipa pVC

5. Konflik pembayaran retribusi

Strategi ST :

1. Menyusun kesepakatan terkait pendanaan

2. Membentuk struktur organisasi pada unit SPAM Regional Keburejo

3. Memprioritaskan calon pelanggan (daftar tunggu) SPAM

4. Melakukan pemeliharaan secara berkala

5. Kesepakatan tarif

Strategi WT:

1. Membuka peluang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha 2. Membentuk struktur organisasi

pada unit SPAM Regional Keburejo 3. Memprioritaskan calon pelanggan

(daftar tunggu) SPAM 4. Pembuatan SOP Unit Keburejo 5. Penetapan tarif

(15)

4. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil Identifikasi Indikator Green SPAM

Berdasarkan hasil analisis skoring indikator Green SPAM, SPAM Regional Keburejo mendapatkan nilai sebesar 257 dari total 285 (kategori hijau),

2. Analisis SWOT

Berdasarkan analisis SWOT, berada pada kuadran II, artinya penerapan Implementasi Green SPAM berada pada kondisi yang baik, untuk meningkatkan kondisi tersebut telah dirumuskan strategi-strategi pengembangan dan pengelolaan SPAM Regional Keburejo.

UCAPAN TERIMAKASIH

Terimakasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian penelitian ini. PDAB provinsi Jawa Tengah selaku pengelola SPAM Regional Keburejo dan para kolega.

DAFTAR PUSTAKA

Carter et al., 1999. J. Sci. Food Agric., 79 (11): 1431-1440

Bogdan, Robert C. dan Biklen Kopp Sari, 1982, Qualitative Research for Education: An Introduction to Theory and Methods. Allyn and Bacon, Inc.: Boston London.

David, Fred R. 2009. Strategic Management: Manajemen Strategis Konsep. Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat. Glavinich, T. E., 2008, Contractor's Guide to Green Building Construction, John Wiley.

Indonesia. 2009. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta : Menteri Hukum dan HAM

Indonesia. 2016. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat Nomor 27 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum. Jakarta : Kementerian Hukum dan HAM

Indonesia. 2015. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum. Jakarta : Menteri Hukum dan HAM

Kementerian Lingkungan Hidup’s Article, 2001

Kusmayadi dan Sugiarto, E., 2000, Metodologi Penelitian dalam Bidang Kepariwisataan, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Mukherjr, N & C. van Wijk, 2003. Sustainability Planning and Monitoring in Community Water Supply and Sanitation : A Guide on the Methodology for Participatory Assesment (MPA) for Community-driven Development Programs, Water and Sanitation Program, World Bank and IRC, The Netherlands Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Kebijakan dan Strategi Daerah Pengembangan

Sistem Penyediaan Air Minum provinsi Jawa Tengah. Semarang : Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah

Purnomo, Wika D. 2013. Evaluasi Pengelolaan Lanskap Berdasarkan Aspek Tepat Guna Lahan Bagi Bangunan Hijau Di P.T. Dahana, Bogor : IPB

(16)
(17)

Gambar

Gambar 1. Kunci aspek Keberlanjutan Sarana Air Minum
Tabel 2. Metode Analisis Data
Tabel 3. Skoring Indikator Green SPAM Regional Keburejo
Tabel 4. Penentuan Nilai bobot faktor internal
+5

Referensi

Dokumen terkait