• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah proses bertukar pikiran, opini, atau informasi secara lisan, tulisan, atau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah proses bertukar pikiran, opini, atau informasi secara lisan, tulisan, atau"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi adalah proses bertukar pikiran, opini, atau informasi secara lisan, tulisan, atau pun isyarat (Harapan dan Syarwani, 2014 : 1). Edward mengatakan bahwa komunikasi sebagai proses penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu, mengandung arti, yang dilakukan oleh penyampai pesan pada penerima pesan (Saku Bouk, 2011 : 15). Dari pengertian tentang komunikasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa proses komunikasi yang didalamnya menunjukkan arti pengetahuan yang dipindahkan dari seorang kepada orang lain berupa pesan, dengan maksud mencapai tujuan bersama.

Komunikasi terjadi dalam setiap proses kegiatan, baik dalam lingkungan komunitas maupun di luar lingkungan komunitas. Menurut Devito (2011 : 41) komunikasi hanya dapat terjadi apabila para komunikatornya menggunakan sistem isyarat yang sama. Dalam lingkungan komunitas, masing-masing orang pada dasarnya ingin mempertahankan hubungan persahabatan dengan sesamanya, misalnya hubungan antar petugas asuransi, manager, nasabah dalam perusahaan asuransi, dengan menjalin komunikasi yang baik.

Komunikasi antarpribadi merupakan proses pertukaran informasi yang dianggap paling efektif dan prosesnya dapat dilakukan dengan cara sangat sederhana. Dalam hal ini Gary D’Angelo (Harapan & Syarwani, 2014 : 5) memandang komunikasi antarpribadi berpusat pada kualitas pertukaran informasi antarorang-orang yang terlibat. Para partisipan yang saling berhubungan merupakan pribadi yang unik, mampu memilih, mempunyai perasaan, bermanfaat dan dapat merefleksikan kemampuan diri masing-masing. Setiap orang senantiasa membutuhkan

(2)

dan berusaha membuka serta menjalin komunikasi dengan orang lain. Adanya sejumlah kebutuhan di dalam diri setiap individu hanya dapat dipuaskan melalui kegiatan komunikasi antarsesamanya. Oleh karena itu, penting bagi semua orang untuk memiliki keterampilan berkomunikasi, tanpa dibatasi oleh jabatan, status sosial maupun stratifikasi dalam kehidupan sosial. Komunikasi antarpribadi tidak hanya terjadi dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat awam, tetapi juga terjadi dalam suatu organisasi. Hal ini dibenarkan oleh Abizar (Harapan & Syarwani, 2014 : 5) bahwa komunikasi antarpribadi merupakan unsur yang paling penting dalam setiap organisasi.

Saat ini peran perusahaan asuransi memiliki banyak manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat luas. Hal tersebut berkaitan dengan semakin lengkapnya produk dan layanan asuransi yang ditawarkan kepada nasabah serta diikuti dengan semakin banyaknya peraturan yang mengatur mengenai perbankan dan asuransi. Persaingan di dunia bisnis untuk saat ini dapat dikatakan semakin ketat. Semakin bertambahnya jumlah perusahaan yang bergerak di bidang yang sama, maka persaingan itu pun semakin terasa. Strategi pemasaran dan lainnya menjadi bagian penting ketika berhadapan dengan situasi tersebut. Asuransi sebagai salah satu perusahaan pun tentu tidak terlepas dari hal tersebut. Karyawan-karyawan yang bekerja dalam perusahaan tersebut harus mampu bersaing dengan usaha sejenis lainnya. Oleh karena itu, penting untuk membangun hubungan yang baik antara agen dengan nasabahnya dalam mencapai kesepakatan bersama yang menguntungkan keduanya. Komunikasi antarpribadi di dalamnya sangat berpengaruh dalam mengidentifikasi, menciptakan dan menjalin hubungan timbal-balik dalam mencapai keputusan bersama.

Agency Flobamora Kupang authorized by PT. Prudential Life Assurance merupakan salah satu perusahaan jasa keuangan yang tidak terlepas dari pentingnya peranan komunikasi

(3)

antarpribadi dalam kegiatan organisasi. Petugas asuransi sebagai tulang punggungnya asuransi, justru seakan dituntut untuk mampu dan mahir dalam menggunakan komunikasi antarpribadi. Para petugas asuransi yang bersusah payah mencari nasabah baru. Banyak atau sedikit jumlah calon nasabah yang masuk menjadi nasabah adalah bagian dari kerja kerasnya para petugas asuransi di lapangan. Hal ini juga termasuk besar atau kecilnya jumlah simpanan nasabah ke perusahaan. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa kerja keras para petugas untuk mencari dan mempertahankan nasabah menjadi tolak ukur maju mundurnya perusahaan. Oleh karena itu, petugas asuransi sudah semestinya bekerja keras untuk mendapat nasabah sebanyak mungkin, guna menambah jumlah simpanan. Kerja keras petugas asuransi yang dimaksud adalah bagaimana petugas menjalankan komunikasi yang baik dalam mencari dan mempertahankan nasabah guna meningkatkan jumlah simpanan. Kedalaman dari pada penjelasan tentang komunikasi antarpribadi petugas asuransi pada Agency Flobamora Kupang authorized by PT. Prudential Life Assurance adalah bagaimana komunikasi antarpribadi dijalankan untuk memperoleh keuntungan (memperoleh nasabah baru, jumlah simpanan meningkat). Proses komunikasi petugas asuransi inilah menjadi bagian penting untuk diteliti.

Sesuai penelitian awal, petugas asuransi hanya akan merasa senang jika ada nasabah baru yang masuk, dan merasa sedih jika sangat sulit mengajak orang untuk menjadi nasabah. Sangat jarang seorang petugas menyalahkan sendiri, dan lebih cenderung menyalahkan orang yang tidak bersedia menjadi nasabah. Padahal jika dilihat secara mendalam, maka dapat dikatakan bahwa proses komunikasi antarpribadi petugas belum dikatakan berjalan dengan baik. Hakekatnya adalah calon nasabah akan mengikuti apa yang petugas asuransi inginkan, apabila yang disampaikan oleh petugas dapat dimengerti. Sehingga, yang menjadi akar permasalahan dalam

(4)

penelitian ini adalah tentang proses komunikasi antarpribadi petugas asuransi Agency Flobamora Kupang authorized by PT. Prudential Life Assurance yang belum baik dan tepat sasaran.

Penjelasan tentang petugas asuransi di atas mampu memberi perhatian tersendiri pada teori komunikasi antarpribadi, khususnya pendekatan humanistik dari komunikasi antarpribadi menurut Joseph A. Devito yang secara mendalam dapat menjadi tolak ukur untuk mengetahuikomunikasi antarpribadi yang dibangun oleh petugas asuransi dan nasabah dalam pemasaran produk jasa asuransi di Agency Flobamora Kupang authorized by PT. Prudential Life Assurance. Menggunakan tiga pendekatan humanisitik tersebut.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis tertarik memilih judul penelitian ini dalam bentuk skripsi sebagai berikut :“Komunikasi Antarpribadi Petugas Asuransi Terhadap Calon Nasabah Dalam Pemasaran Produk Jasa Asuransi Di Agency Flobamora Kupang authorized by PT. Prudential Life Assurance” (Analisis Komunikasi Antarpribadi Dari Sudut Pandang Humanistik JosephA. Devito). Penelitian ini yaitu dengan melihat seluruh aktivitas komunikasi antarpribadi petugas Asuransi terhadap Calon Nasabah Dalam Pemasaran Produk Jasa Asuransi Di Agency Flobamora Kupang authorized by PT. Prudential Life Assurance.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah bagaimana komunikasi antarpribadi petugas asuransi terhadap calon nasabah dalam pemasaran produk jasa asuransi di Agency Flobamora Kupang authorized by PT. Prudential Life Assurance menggunakan pedekatan Komunikasi Antarpribadi dari Sudut Pandang Humanistik Joseph A. Devito?

(5)

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui komunikasi antarpribadi dari sudut pandang humanistik, petugas asuransi terhadap calon nasabah dalam pemasaran produk jasa asuransi Agency Flobamora Kupang authorized by PT. Prudential Life Assurance.

1.4 Kegunaan Penelitan 1.4.1 Kegunaan Akademis

 Diharapkan memberi sumbangan pemikiran tentang hubungan profesioal dalam hubungan organisasi, terkait tentang pengembangan teori - teori dalam Ilmu Komunikasi khususnya pada bidang komunikasi antarpribadi Joseph A. Devito.  Diharapkan dapat berguna bagi peneliti lain dalam mengembangkan teori ilmu

komunikasi terutama komunikasi khususnya pendekatan humanistik dalam bidang komunikasi antarpribadi menurut Joseph A. Devito.

1.4.2 Kegunaan Praktis

 Sebagai bahan masukan bagi petugas perusahaan Agency Flobamora Kupang authorized by PT. Prudential Life Assurance dalam membangun komunikasi antarpribadi dengan calon nasabah.

 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumbangan pengetahuan bagi peneliti - peneliti lain yang tertarik pada bidang kajian komunikasi antarpribadi.

(6)

1.5 Kerangka Pemikiran

Pada dasarnya, kerangka pemikiran mengembangkan jalan pemikiran dan landasan rasional dari pelaksanaan penelitian tentang bagaimanakah komunikasi antarpribadi dari sudut pandang humanistik, petugas asuransi terhadap calon nasabah dalam pemasaran produk jasa asuransi di Agency Flobamora Kupang authorized by PT. Prudential Life Assurance. Petugas

sebagai salah satu bidang kerja yang paling penting dalam sebuah perusahaan asuransi seperti di Agency Flobamora Kupang authorized by PT. Prudential Life Assurance, mempunyai tugas yang lumayan banyak, karena para petugaslah yang menentukan maju dan mundurnya perusahaan tersebut.

Komunikasi antarpribadiyang dilakukan oleh petugas asuransi pada calon adalah sebagai bagian dari usaha para petugas untuk mencari nasabah. Proses komunikasi antarpribadi tersebut antara seorang komunikator dengan seorang komunikan. Jenis komunikasi ini dianggap paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku manusia berhubung prosesnya yang dialogis, berupa percakapan dengan arus balik bersifat langsung. Komunikasi antarpribadi ini sangat efektif antara seorang petugas dengan nasabah. Dalam hal ini, bagaimana cara penyampaian pesan, isi pesan dan cara penyampaian pesan dapat disampaikan dengan baik oleh

petugas kepada nasabah, agar nasabah dengan mudah memahami apa produk yang ditawarkan,

manfaat yang diperoleh, sampai pada menggugah keinginan dan kebutuhan nasabah atau produk asuransi yang ditawarkan.

Kemudian, untuk mengetahui tentang komunikasi antarpribadi yang dibangun, maka perlu digali beberapa hal yang merupakan ciri dari komunikasi yang dilihat dari tiga sudut pandang yaitu sudut pandang humanistik yang dibagi dalam lima kualitas umum yaitu (1) keterbukaan

(7)

(kemauan menanggapi dengan senang hati informasi yang diterima di dalam menghadapi hubungan antarpribadi). (2) Empati (kemampuan untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi orang lain). (3) Sikap Mendukung (setiap pendapat, ide/gagasan yang disampaikan mendapat dukungan dari pihak-pihak yang berkomunikasi. Dengan demikian keinginan/hasrat yang ada dimotivasi untuk mencapainya. Dukungan membantu seseorang untuk lebih bersemangat dalam melaksanakan aktivitas serta meraih tujuan yang diinginkan. (4) Sikap Positip/ Rasa Positip (setiap pembicaraan yang disampaikan dapat tanggapan positif, rasa positif menghindarkan pihak-pihak yang berkomunikasi untuk tidak curiga/berprasangka yang dapat menggangu jalinan interaksi). (5) Kesetaraan/ Kesamaan (suatu komunikasi lebih akrab dan jalinan pribadi pun lebih kuat apabila memiliki kesamaan tertentu seperti kesamaan pandangan, sikap, usia, idelogi dan sebagainya).

Dari uraian di atas, kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 1.1 : Kerangka Pemikiran

1.6 Asumsi Penelitian

Calon Nasabah di Agency Flobamora Kupang authorized

by PT. Prudential Life Assurance Petugas Asuransi di Agency

Flobamora Kupang authorized by PT. Prudential Life

Assurance

Karakteristik Komunikasi Antarpribadi Joseph A. Devito :

Humanistic, (keterbukaan, Empati, Sikap Mendukung,

(8)

Asumsi penelitian kualitatif berasumsi bahwa perilaku terikat konteks dimana hal itu terjadi dan kenyataan sosial tidak bisa direduksi menjadi variabel-variabel sama dengan kenyataan fisik. Berupaya mencari pemahaman tentang kenyataan dari segi perspektif orang dalam, menerima subjektifitas dari peneliti dan pemeran-serta (Moleong, 2005 : 6). Oleh karena itu, asumsi yang dipegang peneliti sebelum melakukan penelitian ini adalah petugas asuransi Agency Flobamora Kupang authorized by PT. Prudential Life Assurance membangun hubungan komunikasi antarpribadi terhadap calon nasabah.

1.7 Hipotesis

Hipotesis adalah kesimpulan sementara sebelum melakukan penelitian. Penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam yang di dalamnya mencakup kegiatan tatap muka. Metode ini menggunakan pendekatan konstruktivis yang secara langsung mencakup metode observasi dengan menganggap bahwa realitas ada dalam pemikiran subjek yang diteliti. Oleh karena itu yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah petugas asuransi Agency Flobamora Kupang authorized by PT. Prudential Life Assurance membangun hubungan komunikasi antarpribadi model Joseph A. Devito terhadap calon nasabah.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis keterkaitan antar sektor dalam perekonomian Kabupaten Jember, mengetahui sektor apa sajakah yang menjadi sektor

Kemudian karena semua itu tidak berjalan, mereka yang tua tetap maju terus melalui partai, aku dengan teman-teman masuk untuk merombak yang legal konsstitusionalnya yaitu

10 ml Fehling A dan 10 ml Fehling B dicampurkan dalam tabung reaksi, kemudian ke dalam 4 tabung reaksi yang berbeda, masing-masing dimasukkan reagen fehling yang

I I pening (PMTDB triwulan diperkira Nasiona dilaksan tercerm peningk P menyat investas usaha,m industri itu, dari Bengkul Namun pulih me laporan, I konsum pada tr sebesar

Definisi lain mengatakan bahwa aditif makanan atau bahan tambahan makanan adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecil, dimana bahan aditif

Pada praktikum kali ini bertujuan untuk memahami kerja alat spektrofotometer ultraviolet- visible, mencari panjang gelombang maksimum dan optimum suatu seyawa obat,

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, wujud kesantunan pada iklan radio berbahasa Jawa ditemukan berupa: a) pemenuhan maksim kearifan (taxt maxim),

Pemimpin yang humanis dapat membangun hubungan yang baik antara sesama rekan kerja, atasan dan bawahan, sehingga kondisi ini diharapkan akan membangun budaya oraganisasi,