COnaUUNITY
or
PUBLISHING
II.I
NURSING
VoruruE
4
llNoruon
2l,2016
DAFTAR
ISI
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG
RoKoK,
TEMANseeAya,
oRANG
iuavnruc
MERoKoK,
DANIKLAN
RoKoK
TERHADAPPERILAKUMERoKoKPADAMAHASISWAAKADEMI
KESEHATAN
X DI RANGKASBITUNGSarma Eko Natalia Sinaga
GAMBARANPERUBAHANPoSTURTUBUHPADASISWASEKoLAH
MENENGAH PERTAMA (SMP)
AKIBAT
PENGGUNAAN TAS PUNGGUNG BERATI Gusti Ayu Puja Astuti Dewi, lda Ayu Putu Widyastuti
MANFAAT VAKSINASI DAN PENCEGAHAN MALARIA PADA
WISATAWANDENGANPERJALANANINTERNASIoNAL:KAJIAN
iu srnxa
DALAM PERSPEKTIF KEPERAWATAN Nyoman Agus Jagat RaYaKARAKTERISTIKPERAWATPRoFESIoNALYANGDIHARAPKAN
MASYARAKATUNTUKMENINGKATKANKEPUASANPASIENRAWAT
INAP
Ni Made Bela Utari, I Gusti Ayu Puja Astuti Dewi
PELATIHAN
ORAL
HYGIENEPADA PETUGAS DAN PENDAMPING PASIEN BIBIR StiTVTiTHC DI YAYASAN SENYUM' SANGLAH'DENPASAR
NiPutuGiriKarmany,NiKetutNataliaKristianingsih,NiKadekDanis
Lisyaningsih, Desak Made Widyanthari
TERAPISENIMENGGAMBARSEGARAKLINISBERPENGARUH
TERHADAPGANdGUIII
ETUOSI {EIVTA'IA DI SMPN 3DEPOK'SLEMAN'
YOGYAKARTA
NindithyaWahyuPradina,WahyuRochdiatMurdiyono'Muflih
TERAPIMUSIKRELAKSASTMENINGKATKANKUALITAS.TIDURPADA
LANSIA DI
PANiilGiAf
TNESNAWERDHA JARA
MARA PATISINGARAJA
-a: A.... r-r.,+,,Tri,a
'Ni Putu Emy Darma
Yanti,
Ni Made Aries Minarti, Ni Gusti Ayu Putu TriyaniSTUDIFENOMENOLOGI:MAKNACARINGPERAWATDALAM
MERAWAT
PAdiiN
LUXABAKAR
DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP SANGLAH DENPASARI Kadek Artawan 13 21 6 3C
4;
DAFTAR
ISI
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG ROKOK, TEMAN SEBAYA, ORANG TUA YANG MEROKOK, DAN
IKLAN
ROKOK TERHADAP PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWA AKADEMIKESEHATAN
X DI RANGKASBITUNGSarma Eko Natalia Sinaga
GAMBARAN PERUBAHAN POSTUR TUBUH PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
AKIBAT
PENGGUNAAN TASPUNGGUNG BERAT
I Gusti Ayu Puja Astuti Dewi, lda Ayu Putu Widyastuti
MANFAAT VAKSINASI DAN PENCEGAHAN MALARIA PADA WISATAWANDENGAN PERJALANAN INTERNASIONAL: KAJIAN PUSTAKA DALAM PERSPEKTIF KE PERAWATAN
Nyoman Agus Jagat Raya
KARAKTERISTIK PERAWAT PROFESIONAL YANG DIHARAPKAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP
Ni Made Bela Utari, I Gusti Ayu Puja Astuti Dewi
PELATIHAN
ORAI
HYGIENE PADA PETUGAS DAN PENDAMPING PASIEN BIBIR SUMBING DI YAYASAN SENYUM, SANGLAH, DENPASARNi Putu Giri Karmany, Ni Ketut Natalia Kristianingsih, Ni Kadek Danis Lisyaningsih, Desak Made Widyanthari
TERAPI SENI MENGGAMBAR SECARA KLINIS BERPENGARUH
TERHADAP GANGGUAN EMOSI REMAJA DI SMPN
3
DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTANlndithya Wahyu Pradina, Wahyu Rochdiat Murdiyono, Muflih
TERAPI MUSIK RELAKSASI MENINGKATKAN KUALITAS TIDUR PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL
TRESNAWERDHAJARA
MARA PATISINGARAJA
Ni Putu Emy Darma
Yanti,
Ni Made Aries Minarti, Ni Gusti Ayu Putu Triyani STUDI FENOMENOLOGI:MAKNA
CARINGPERAWAT DALAMMERAWAT
PASIEN
LUKABAKAR
DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP SANGLAH DENPASARCommunity of Publishing in Nursing (COP[NG), ISSN: 2303'1298
TERAPI MUSIK RELAKSASI MENINGKATKAN KUALITAS TIDUR PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA
JARA
MARA PATI SINGARAJANi
putu Emy
DarmaYantil,
Ni MadeAries
Minarti2,NiGusti Ayu
Putu Triyani3lprogram Studi llmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Unircrsitas Udayana 2Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar
3Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Denpasar Email: emydarmaYa
ABSTRACT
Elderly is the age most ullnerable to disease. Most elderly people have psychological disturbances due to the
tension because it is not able to adapt to the changes experienced. one of the impacts caused by stress or
emotional tension is sleep disturbance. To solre thJemotional stress is needed relax condition that can make elderly to sleep. rnis siuiy aims to determine the effect of relaxation music therapy on sleep quality in elderly'
The method used in this study was pre-experimental design with one-group pretest-posttest design' The
sampleamountedto30peoplewhogotthroughpurposilesamplingtechnique,.Datacollectedthrough inteniews using rhe sMH (sf. Many's
noipilrig,;ep
Quetionnarre). Results obtained before action 40%elderly hare less quality of sleep, no elderly who harc a good sleep quality' After the action 50% elderlv hare
good sleep quality and-no longer has tne quatitv of steep"or less. Relaxat'on music therapy gires the effect of improrement on sleep quality in elderly. me statisticaltest used the Wilcoxon Sign Rank test (p < 0'05)' After analyzing the data, tne results obtained, there was an effect of relaxation music therapy on sleep quality in
elderly. Based on these results, it is suggested to the nurses to use these relaxation music therapy as an
alternatirc therapy in treating sleep problems in elderly'
Keywords: Elderly, Relaxation Music Therapy, Sleep Quality of Elderly
jumlah lanjut
usia
(lansia)
di
Indonesia -setiaptahun selalu mengalami peningkatan' Penduduk
lansia
di
lndonesia tahun 2010diperkirakan berjumlah
23,9
juta
jiwa denganusia
harapan hidup67
tahun danpad;
tahun
2O2Odiperkirakan
se.banyak28,81rt
jiwa dengan usia harapan hidup 71tahun (Departemen Kesehatan
Rl,
2006;Menteri Koordinator
Bidang
PembangunanManusia
dan
Kebudayaan,2006)'
Badan PusatStatistik Provinsi
Bali
mendapatkan data hasil proyeksi penduduk lansiadi
Bali tahun2009
sebanyak932.100 orang
dantahun
2O1Omeningkat menjadi
966'900 orang.Semakin
banYaknYajumlah
lansiaternyata
juga
mempunyai
beberaPadampak
yang
kurang
menggembirakan'Lansia
dipai
menimbulkan masalah
dibidang
kesehatan. Banyak penyakit
dankelainln yang
prevalensinya
meningkat disebabkan karena organ-organ tubuh yangmengalami
Proses
Penuaan
akanmengalami
penurunan
fungsi
sehingga menjadi rentan terhadap timbulnya penyakityang
bersifat
multiorgan
(Wold,
20Aq'
i'enltiti
Andres dan Tobin
mengintroduksi 42PENDAHULUAN
Seiring dengan
keberhasilanpemerintah
dalam
Pembangunankesehatan,
telah
mewujudkan
berbagaikeberhasilan
yang positif
di
berbagaibidang, Yaitu adanya
kemajuan
baikdibidang politik, ekonomi, sosial,
budaya,perbaikan lingkungan
hidup,
serta
yangiidrt
trtuh
pentingnyayaitu
kemajuan dibidang
ilmu
pengetahuan dan . teknologi(IPTEk)
terutama
dibidang
kesehataniermasuk
di
dalamnya bidang keperawatansehingga
mengakibatkan
meningkatnyakualitii
kesehatan penduduk,
sertameningkatkan
umur
haraPan
hiduPpenduduk. Kemajuan
teknologi
di
bidang kesehatanini
menimbulkan beftambahnyajumlah
penduduk
yang
berusia
lanjut (Darmojo, 2009).Fakta
memberikan gambaran bahwapada tahun
2000
pendudukusia
lanjut (60 iahunke
atas) diseluruh dunia diperkirakan sebanyak426
iutajiwa
atausekitar
6,80/0' Jumlahini
meningkat hampirdua kali
lipat pada tahun 2005 yaitu menjadi 828 juta jiwa atau sekitar 9,7% dari total penduduk dunia(Nugroho,
2008). Sama
halnya
dengan"hukum
1o/o"
yang
menyatakan
bahwafungsi
organ-organ
akan
menurunsebanyak
satu
persen
setiap
tahunnyasetelah
usia
30
tahun (Whitehead,
1gg5dalam
Darmojo,
2009).
Tidak
hanyaperubahan
kondisi
fisik
(sistem
organ),perubahan
kondisi
mentaldan
psikososialjuga
dapat terjadi
pada
lanjut
usia(Mubarak, Chayatin,
&
Santoso,
2013).Bliwise (1993, dalam Potter, Perry,
&
Hall,2012)
mengungkapkan perubahan kualitastidur
merupakansalah
satu
permasalahan yang banyak dialami para lansia.Survey
yang
dilakukanoleh
National lnstitutof
Health
di
Amerika
menyebutkanbahwa
pada
tahun 1970,
presentase penderitayang
mengalami gangguan tidur lebih tinggi dialami oleh lansia, dimana satudari
empat orang
pada
usia
60
tahunmengalami
sulit
tidur
yang
serius. Penanganan gangguantidur yang
selamaini
dialami
oleh
lansia
pada
umumnyadiatasi secara
farmakologis
denganpemberian
obat
tidur.
Akan
tetapi,
efek sampingdari
pemberianobat tidur
dalamjangka waktu
yang
lama
sangatmengkhawatirkan.
Efek
samping
yangdapat
ditimbulkan
seperti
mengantuk berlebihan sepanjang hari, kelemahan otot,ataksia,
dan
reaksi
paradoksikal
(lkatanSarjana Farmasi lndonesia, 2009).
Berkenaan
dengan
hal
di
atas,penyembuhan
secara
nonfarmakologis terhadap gangguan tidur pada lansia sangat diperlukan untuk meminimalkanefek
terapi farmakologis (Lumbantobing, 2004). Terapimusik
merupakan penggunaan
musik peralatanterapis
untuk memelihara, memperbaiki,mengembangkan
mental,
flsik,
dan kesehatan emosi seseorang (Djohan, 2006; Jin & Xudong, 2008).Potter,
Perry,
dan
Hall
(2012) menyebutkansalah satu faktor
yang dapat menyebabkan gangguantidur
adalah stresemosional.
Stres emosional
menyebabkanseseorang menjadi
tegang
dan
apabilaterus
berlanjut
dapat
mempengaruhikualitas tidurnya (lsaacs,
2005).
Pemilihan musik yang sederhana, menenangkan danmempunyai
tempo
teratur
seperti
musikrelaksasi, musik alam sekitar atau
musikVolume 4, Nomor 2, Agustus 2016
Community of Publishing in Nursing (COptNG), ISSN: 2303-129g
meditatif merupakan salah
satu cara
untukmengatasi
stres
dan
menimbulkan kondisi rileks pada seseorang (Johnson,2003;
Lai, & Good, 2005; Mucci & Mucci, 2002).Terapi
musik relaksasi
memberirespon
melawan
/nass
discharge(pelepasan impuls
secara
massal)
padarespon stres emosional
dari
sistem
sarafsimpatis.
Hal
ini
akan
memberikan pengaruhperlambatan aliran
darah
yangmelewati
arteriol
dan
kapiler,
sehinggamemberi
cukupwaktu
untuk mendistribusioksigen
dan
nutrisi
ke sel
atau
jaringan,terutama
jaringan
otak atau
jantung
danmenyebabkan metabolisme
sel
menjadilebih
baik
karena produksi
AdenosineTriphosphate
(ATP)
meningkat.
Terapimusik relaksasi juga
bisa
memicu
terjadisinkronisasi getaran seluruh
sel
tubuh dangelombang medan bioelektrik
pun
menjadisangat
tenang
dan
memberikan
efek peningkatan pada gelombang alfa sehinggalansia dapat lebih
mudahjatuh
kekondisi tidur (Guyton & Hall, 2014).Berdasarkan
latar belakang
di
atas,penulis
ingin
meneliti tentang
"PengaruhTerapi Musik
Relaksasiterhadap
KualitasTidur pada Lansia
di
Panti Sosial
TresnaWerdha
Jara
Mara
Pati
Singaraja"
guna mengetahui seberapa jauh pengaruh terapimusik
relaksasi
ini
dalam
mememenuhikebutuhan
tidur
khususnya
kualias
tidur pada lansia.METODE PENELITIAN
Rancangan
PenelitianPenelitian
ini
merupakan
Pre-Eksperimen dengan
rancangan onegrouppreiest dan
posf-fesf
design
tanpakelompok kontrol
yang
bertujuan
untukmengetahui
pengaruh
terapi
musik relaksasi terhadap kualitas tidur pada lansiadi Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Jara Mara Pati Singaraja.
Populasidan
SampelPopulasi penelitian ini adalah lansia di
PSTW
Jara
Mara
Pati
Singarajaberumurminimal
60
tahun
yang
mengalamigangguan
tidur.
Sampel
pada
padapenelitian
ini
berjumlah
30
orang
yang dipilih dengan teknik purposive sampling.Pengumpulan
data
dilakukan denganwawancara terstruktur
menggunakankuesioner
The
SMH
(St. Marry's
Hospital S/eep Quetionnaire). Peneliti menggunakanalat
penunjangseperti audiotape
denganmusik
relaksasi berjenis
gambelan
Balirindik
berjudul
Putri
Cening
Ayu
untuk pelaksanaan intervensi terapi musik.Prosedur
Pengumpulan
dan
Analisis
Data
Prosedur
pengumpulandata
diawalidengan
penjelasan
tentang
tujuan
danpelaksanaan
penelitian
kepada
calonresponden.
Calon
responden
kemudianakan
menandatanganiinformed
consentapabila bersedia menjadi
responden.Pengambilan
data
dilakukandengan
carawawancara
tentang kualitas
tidur
pada lansia sebelum dan setelah dilakukan terapimusik
relaksasi
menggunakan
skalaordinal.
Respondenakan diberikan
terapi musik satu kali sehari dengan durasi musik 30 menit selama 10 hari.Setelah
data
terkumPulmaka
datadideskripsikan
dan
diberikan
penilaian diantaranyakualitas tidur
baik
(skor
0-6),kualitas
tidur
sedang
(skor
7-12),
dankualitas tidur kurang (skor 13-16). Pengaruh
terapi musik
relaksasi terhadap
kualitas tidur pada lansia dianalisis menggunakan ujistatistik non paramelrtkWilcoxon Sign Rank
fesf
dengan tingkat signifikansi o=0,05 danti ngkat kepercaya an 95o/o.
HASIL PENELITIAN
Sebelum
diberikan
teraPi
musik relaksasi tidak ada satupun responden yangmemiliki kualitas tidur
baik
dan terdapat 12responden
(40o/o)yang
memiliki
kualitastidur
kurang. Sedangkan setelah diberikanterapi musik
relaksasi
terjadi
perubahanyang signifikan yaitu kualitas
tidur
lansiamenjadi meningkat dimana sebanyak
15 responden (50%) memiliki kualitas tidur baikdan tidak
ada
satupun responden
yang memiliki kualitas tidur kurang.Rata-rata
kualitas
tidur
sebelumdilakukan
terapi
musik
relaksasi
adalah12,23 sedangkan rata-rata kualitas
tidursetelah dilakukan
terapi musik
relaksasiadalah
6,87 dan
perbedaan
rata-rata kualitas tidur sebelum dan setelah dilakukanVolume 4, Nomor 2, Agustus 2016
Community of Publishing in Nursing (COPING), ISSN: 2303-1298
terapi musik
relaksasisebesar 5,367.
Haltersebut
menunjukkan
terjadinYapenurunan
skor
kualitas
tidur
setelah dilakukan terapi musik relaksasi.Hasil
uji
statistik didapatkan
nilai
zhitung alau
z
output>z
tabel (-4,810
>
-1,736)
dan nilai
Asymp.
Sig
(2-tailed) adalah 0,000 yang berarti nilai p< 0,05. Haltersebut
dapat
disimpulkan
bahwa
adapengaruh
terapi musik relaksasi
terhadapkualitas
tidur pada
lansia
diPanti
Sosial Tresna Werdha Jara Mara Pati Singaraja.PEMBAHASAN
Sebelum dilakukan
teraPi
musik relaksasi tidak ada responden yang memilikikualitas
tidur baik,
18
responden
(60%)memiliki
kualitas
tidur
sedang
dan
12responden (40Yo) memiliki kualitas
tidurkurang.
Potter, Perry,
dan
Hall
(2012)menyatakan
bahwa
kualitas
tidur
dapatdipengaruhi
oleh
ritmik
sirkadian
tidur-bangun
lansia. Ritmik
sirkandian
tidur-bangun
lansia sering
terganggu.
Jambiologis
lansia
lebih
pendek
dan
fase tidurnya lebih maju.Tanruoto
dan
Wartonah
(2006)menyatakan
bahwa
gangguan
ritmiksirkadian
tidur
ini
dapat
berpengaruhterhadap
kadar
hormon
yaitu
terjadpenurunan
sekresi
hormon
pertumbuha^prolaktin,
tiroid,
dan
melatonin.
Hormor-hormon tersebut disekresikan
pada
saa:tidur
dalam terutama
pada
malam
ha-sehingga penurunan kadar hormon
ini
aka-menyebabkan
lansia sulit
unf-" mempertahankan tidur.Gangguan
tidur
Pada lansia
daPa:disebabkan
oleh faktor
psikis
ber":=
kecemasan,
stres
psikologis,
ketakui;-dan
ketegangan emosional
seP3l
ketidakmampuan
beradaPtasi
deteman sekamar, penghuni lain,
stafpengelola
panti,
kegiatan
di
Panttaturan yang berlaku
di
Panti Yanglansia
tidak
dapat santai
atausehingga
tidak dapat
memunculkarkantuk (lsaacs,
2005;
Meine' Lueckenotte, 2006).Setelah diberikan
teraPirelaksasi
didapatkan
sebanYa <kualitas tidur menjadi kualitas tidur
baik,
15 responden (50%) masih mengalami kualitastidur sedang dan
tidak ada lagi
responden yang mengalami kualitas tidur kurang. Hasilanalisis statistik
menunjukkan
adapengaruh
terapi musik relaksasi
terhadap kualitas tidur pada lansiadi
di
panti
Sosial Tresna Werdha Jara Mara Pati Singaraja.Darmojo
(2009)
menyatakan
bahwagangguan
tidur pada lansia dapat
diatasidengan
penatalaksanaangangguan
tidur diantaranyadengan merubah
gaya
hidup(life
style)
yang
dipertukan
untukmemperbaiki faktor
fisik
dan
psikis
yangmendasari terladinya gangguan
tidur
padalansia. Lansia
yang
mempelajari
teknikrelaksasi ataupun
terapi
nonfarmakologiIainnya
yang dapat
menimbulkan kondisirileks akan
sangat
membantu
lansiamengatasi gangguan
tidur yang
dialami (Johnson, 2003; Lai, & Good, 2005; Mucci & Mucci, 2002).Potter, Perry,
dan
Hall
(2012) menjelaskanbahwa
untukdapat
membuatseseorang mudah untuk
tertidur
makafaktor-faktor
yang dapat
menimbulkan kelelahan yang berlebihan seperti kerja ataulatihan
fisik
yang
meletihkanatau
penuhstres
harus
dihindari.
Lingkungan
fsik
seperti ventilasi, posisi tempat tidur, tingkat cahaya,dan
pengaturan suhu ruangan jugadapat
mempengaruhi
tidur
seseorang (Potter, Perry,&
Hall, 2012). Pemeliharaan lingkunganflsik
yang baik
tentunya dapat meningkatkan kualitas tidur seseorang.Salah
satu
efek
dari terapi
musikrelaksasi
adalah
membuat
seseorang menjadi lebih rileks dan dapat memperbaikimasalah
tidur
khususnya
kualitas
tidurseseorang
(Johnson,2003;
Lai,
&
Good,2005; Mucci
&
Mucci, 2002). Kondisi rileks yang dirasakan tersebut dikarenakan terapi musik relaksasi dapat menurunkan produksikortisol dalam darah,
mengembalikanpengeluaran
hormon
yang
secukupnyasehingga memberi keseimbangan
emosidan
ketenangan
pikiran
dan
akhirnya membuat seseorang dapat beristirahat dan tertidur (Potter, Perry, & Hall, 2012).Terapi
musik
relaksasi
dapatmemberikan
pengaruh
perlambatan alirandarah yang melewati arteriol
dan
kapiler,Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
Community of Publishing in Nursing (COptNG), ISSN: 2303-129g
sehingga memberi
cukup
waktu
untuk mendistribusikan oksigendan
nutrisike
sel ataujaringan,
terutamajaringan otak
atau jantungdan
menyebabkan metabolisme selmenjadi lebih baik sehingga lansia
dapat lebih mudah jatuh ke kondisi tidur (Guyton & Hall,2014).Stanley dan Beare (2007) menyatakan
bahwa adanya
perbedaanyang
signifikanantara
kualitastidur
sebelumdan
setelahdilakukan
terapi
musik relaksasi
tersebut menunjukkan bahwaterapi musik
relaksasidapat
digunakansebagai
alternatif dalammemberikan
intervensi
pada
lansiakhususnya
bagi
lansia yang
mengalami gangguan tidur dan istirahat.SIMPULAN DAN SARAN
Terapi musik
relaksasidapatmeningkatkan kualitas
tidur
pada
lansiadimana ditemukan
15
responden
(50%)memiliki
kualitastidur baik,
15
responden(50%) memiliki
kualitastidur sedang,
dantidak ada
responden yang memiliki kualitastidur
kurang setelah dilakukanterapi
musikrelaksasi. Hasil analisis
data
menggunakanqi
Wilcoxon
SignRank
Iesf
mendapatkannilai
p<
0,05yang
artinya
ada
pengaruhterapi musik
relaksasi terhadap
kualitastidur
pada
lansiadi
di
Panti Sosial Tresna Werdha Jara Mara Pati Singaraja.Penelitian
ini
terbukti
ada
pengaruhpemberian
terapi
musik relaksasi terhadap kualitas tidur pada lansia, maka disarankankepada petugas panti
agar
penelitian
inidapat
menjadi
dasar
pemikiran
bagipetugas
panti
untuk
menggunakan terapi musik relaksasi ini sebagai salah satu terapialternatif untuk mengatasi
gangguan tidurpada
lansiadan
meminimalkanefek
terapifarmakologis.
Bagi
lansia
agar
mengikutiterapi musik relaksasi secara teratur teratur terutama setiap kali memiliki kesulitan untuk
memulai
tidur
dan
saat
mengalamiketegangan atau stress,
dan basgi
penelitiselanjutnya dianjurkan
untuk
melakukanverifikasi
secara objektif
terhadapgangguan
tidur
yang
dirasakan
selainpenilaian secara subjektif sehingga
hasil penelitian menjadi Iebih akuratbaik
secara kuantitatif maupun kualitatif.DAFTAR PUSTAKA
Darmojo,
R.
B.
(2009).Buku aiar
geriatri:llmu
kesehatanusia laniut. Edisi
3.Jakarta: FKUI.
Departemen
Kesehatan
Rl.
(2006). Pedoman pembinaan kesehataniirta
usialanjut
bagipetugas
kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial.Djohan. (2006). Terapi
musik, teori
dan apl ikasi. Yogyakarta: Galangpress. Guyton, A. C.&
Hall, J. E. (2014). Buku aiarfisiologi kedokteran
Edisi
12. Singapura: Elsevier.lkatan Sarjana Farmasi Indonesia
(IFSI).(2009).
/SO
(lnformasi
Spesia/ife Obat) lndonesia. Jakarta: PT |SFLlsaacs,
A.
(2005). Keperarmtan kesehatan jivta & psikiatrik. Edisi ketiga, Jakarta:EGC.
Jin, L.&
Xudong,W.
(2008). Evaluation onthe
effectsof
relaxing musicon
therecovery
from
aerobic
exercise-induce fatigue.
Joumal
of
SPorfsMedicine and PhYsical
Fitness, 48 (1): 102-106.Johnson,
J.
E. (2003). The useof
music topromote
sleep
in
older
women.Joumal
of
CommunitY
HealthNursing,20 (1): 27-35.
Lai, H.
&
Good, M. (2005). Music lmprovesSleep Quality
in
Older Adult. Joumalof Advanced Nursing Practice, a9 (3): 234-244.
Community of Publishing in Nursing (COPING), ISSN: 2303-1 298
Lumbantobing,
S.
M.
(2004).
Gangguan tidur. Jakarta: Balai Penerbit FK-Ul.Meiner,
S.&
Lueckenotte,
A.
(2006).Gerontologic
nursing. Third
edition. Amerika: Mosby.Menteri Koordinator
Bidang
PembangunanManusia
dan
KebudaYaan. (2006).Peningkatan
Jumlah
PendudukLansia
diI n d o n e si a .http ://www. me nko kesra. g
o.id.
Mubarak,
W.
1., Chayatin, N.,&
Santoso, B.A.
(2013).
llmu
kePerartatankomunitas: KonseP,
dan
aPlikasi. Buku 2. Jakarta: Salemba Medika. Mucci,K.
&
Mucci, R.(2002).
The healingsound of music'. Manfaatmusik untuk
kesembuhan, kesehatan,
dankebahagiaan
anda.
Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.Nugroho.
W.
(2008). Keperavatan gerontik dan geriatrik. Edisi 3. Jakarta: EGC. Potter, P. A., Perry,A.
G.,&
Hall,A.
(2012).Fundamentals
of
nursing.
Eight edition. St. Louis Missouri: Mosby. Stanley, M. & Beare, P. G. (2007). Buku aiarkeperavwtan
gerontik Edisi
kedua. Jakarta: EGC.Tanryoto
&
Wartonah. (2006).
Kebutuhandasar
manusia
dan
Proseskeperavvatan.
Jakarta.
Salemba Medika.Wold, G. H. (2004). Basic geriatric nursing Third edition. Amerika: MosbY.