• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian ASI

ASI atau Air Susu Ibu merupakan minuman ideal yang sangat diperlukan seorang bayi pada tahun pertama kehidupannya. ASI merupakan makanan dasar pada bayi dalam 6 bulan pertama, oleh sebab itu ASI sangat dianjurkan diberi sesegera mungkin pada bayi ketika ia dilahirkan ke dunia (Soetjiningsih,1997).

Air Susu Ibu bukan sekedar makanan bagi bayi, tapi lebih dari itu ASI merupakan cairan yang berisi sel-sel yang hidup seperti darah. Hal itu karena selain mengandung nutrisi yang tinggi, ASI ternyata mengandung sel darah putih dan antibodi. Karena adanya bahan ini di dalam ASI memberikan pertahanan yang luar biasa pada awal kehidupan bayi (Roesli, 2005 dalam Gultom, 2009).

2.2 Pembentukan air susu

Pada seorang ibu yang menyusui dikenal 2 refleks yang masing-masing berperan sebagai pembentukan dan pengeluaran air susu yaitu refleks prolaktin dan refleks let down (Lawrence RA, 1995 dalam Kari, 1997).

a. Refleks prolaktin

Menjelang akhir kehamilan, hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat kolostrum, namun jumlah kolostrum terbatas, karena aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesterone yang kadarnya memang tinggi. Setelah partus berhubung lepasnya plasenta dan kurang berfungsinya korpus luteum maka estrogen dan progesterone sangat berkurang, ditambah lagi dengan adanya isapan bayi yang merangsang puting susu dan kalang payudara, akan merangsang ujung-ujung saraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik. Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla spinalis dan mesensefalon. Hipotalamus akan menekan pengeluaran faktor-faktor yang menghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang pengeluaran faktor-faktor yang memicu sekresi prolaktin. Faktor-faktor yang memacu sekresi prolaktin akan merangsang adenohipofise (hipofise anterior) sehingga keluar prolaktin (Despopoulos, 2003).

Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu. Kadar prolaktin pada ibu yang menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walaupun ada

(2)

isapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap berlangsung. Pada ibu yang melahirkan anak tetapi tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 2-3. Pada ibu yang menyusui, prolaktin akan meningkat dalam keadaan-keadaan seperti stress atau pengaruh psikis, anastesi, operasi, rangsangan puting susu, hubungan kelamin, obat-obatan tranqulizer hipotalamus seperti reserpin, klorpromazin, fenotiazid. Sedangkan keadaan-keadaan yang menghambat pengeluaran prolaktin adalah gizi ibu yang jelek, obat-obatan seperti ergot, l-dopa (Vander, 2001).

.

b. Refleks let down (milk ejection reflex)

Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh adenohipofise, rangsangan yang berasal dari isapan bayi ada yang dilanjutkan ke neurohipofise (hipofise posterior) yang kemudian dikeluarkan oksitosin. Melalui aliran darah, hormone ini diangkut menuju uterus yang dapat menimbulkan kontraksi pada uterus sehingga terjadi involusi dari organ tersebut. Oksitosin yang sampai pada alveoli akan mempengaruhi sel mioepitelium. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan masuk ke system duktulus yang untuk selanjutnya mengalir melalui duktus laktiferus masuk ke mulut bayi. Faktor-faktor yang meningkatkan refleks let down adalah: melihat bayi, mendengarkan suara bayi, mencium bayi, memikirkan untuk menyusui bayi. Sedangkan faktor-faktor yang menghambat refleks let down adalah stress seperti keadaan bingung, pikiran kacau, takut, cemas (Kari, 1997)

2.3 Air Susu Ibu Menurut Stadium Laktasi Menurut Kari, dibagi menjadi 3 jenis yaitu:

2.3.1 Kolostrum

Merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar payudara, mengandung

tissue debris dan residual material yang terdapat dalam alveoli dan duktus dari kelenjar

payudara sebelum dan setelah masa puerperium. Disekresi oleh kelenjar payudara dari hari pertama sampai hari ketiga atau keempat.

2.3.2 Air Susu Masa Peralihan

Merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI yang matur. Disekresi dari hari keempat sampai hari kesepuluh dari masa laktasi, tetapi ada pula pendapat yang mengatakan bahwa ASI matur baru terjadi pada minggu ketiga sampai minggu kelima.

(3)

Kadar protein makin merendah sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin meninggi disertai volume yang makin meningkat.

2.3.3 Air Susu Matur

Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke-10 dan seterusnya, komposisi relatif konstan (ada pula yang menyatakan bahwa komposisi ASI relatif konstan baru mulai minggu ke-3 sampai minggu ke-5). Pada ibu yang sehat dimana produksi ASI cukup, ASI ini merupakan makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk byi sampai umur 6 bulan. Merupakan suatu cairan berwarna putih kekuning-kuningan yang diakibatkan warna dari garam Ca-caseinat, riboflavin dan karoten yang terdapat di dalamnya.

2.4 Komposisi ASI

ASI mengandung berbagai komposisi sebagai berikut: 2.4.1 Protein

ASI mengandung protein lebih rendah dari Air Susu Sapi (ASS), tetapi protein ASI ini mempunyai nilai nutrisi yang tinggi (lebih mudah dicerna).

Keistimewaan dari protein pada ASI ini adalah: Rasio protein ‘whey’ : kasein = 60:40, dibandingkan dengan ASS yang rasionya 20:80. Hal ini menguntungkan bagi bayi karena pengendapan dari protein ‘whey’ lebih halus daripada kasein sehingga protein ‘whey’ lebih mudah dicerna. ASI mengandung alfa-laktalbumin, sedangkan ASS mengandung juga beta-laktoglobulin dan bovine serum albumin yang sering menyebabkan alergi. ASI juga mengandung asam amino esensial taurin yang tinggi, yang penting untuk pertumbuhan retina dan konjugasi bilirubin. Kadar methionin dalam ASI lebih rendah dari ASS, sedangkan sistin lebih tinggi. Hal ini sangat menguntungkan karena enzim sistationase yaitu enzim yang akan mengubah methionin menjadi sistin pada bayi sangat rendah atau tidak ada. Sistin ini merupakan asam amino yang sangat penting untuk pertumbuhan otak bayi. Kadar tirosin dan fenilalanin pada ASI rendah, suatu hal yang sangat menguntungkan untuk bayi terutama prematur karena pada bayi prematur kadar tirosine yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan otak.

2.4.2 Karbohidrat

ASI mengandung karbohidrat relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan ASS (6,5-7 g%). Karbohidrat yang utama terdapat dalam ASI adalah laktosa. Kadar laktosa yang tinggi ini sangat menguntungkan karena laktosa ini oleh fermentasi akan diubah menjadi asam laktat.

(4)

Adanya asam laktat ini memberikan suasana asam di dalam usus bayi. Dengan suasana asam di usus bayi ini memberikan beberapa keuntungan:

a. Penghambat pertumbuhan bakteri yang patologis

b. Memacu pertumbuhan mikroorganisme yang memproduksi asam organik dan mensintesis vitamin

c. Memudahkan terjadinya pengedapan Ca-caseinat

d. Memudahkan absorpsi dari mineral contohnya kalsium, fosfor dan magnesium.

Laktosa ini juga relatif tidak larut sehingga sewaktu proses digesti di dalam usus bayi lebih lama tapi tak dapat diabsorbsi dengan baik oleh usus bayi. Selain laktosa yang merupakan 7% dari total ASI juga terdapat galaktosa, glukosa dan glukosamin. Galaktosa ini penting untuk pertumbuhan otak dan medulla spinalis, oleh karena pembentukan myelin di medulla spinalis dan sintesis galaktosida di otak membutuhkan galaktosa. Glukosamin merupakan bifidus factor, disamping laktosa, jadi ini memacu pertumbuhan Laktobasilus bifidus yang sangat menguntungkan bayi.

2.4.3 Lemak

Kadar lemak dalam ASI dan ASS relatif sama, merupakan sumber kalori yang utama bagi bayi, dan sumber vitamin yang larut dalam lemak (A,D,E dan K) dan sumber asam lemak yang esensial. Keistimewaan lemak dalam ASI jika dibandingkan dengan ASS adalah bentuk emulsi lebih sempurna yang disebabkan karena ASI mengandung enzim lipase yang memecah trigliserida menjadi digliserida dan kemudian menjadi monogliserida sebelum pencernaan di usus terjadi. Kadar asam lemak tak jenuh dalam ASI 7-8x dalam ASS. Yang terpenting disini adalah:

a) Rasio asam linoleik : oleic yang cukup akan memicu absorpsi lemak dan kalsium, dan adanya garam kalsium dari asam lemak ini akan memacu perkembangan otak bayi dan mencegah terjadinya hipokalsemia.

b) Asam lemak rantai panjang (arachidonic dan docadexaenoic) yang berperan dalam perkembangan otak.

c) Kolesterol yang diperlukan untuk mielinisasi susunan saraf pusat dan diperkirakan juga berfungsi dalam pembentukan enzim untuk metabolisme kolestrol yang akan mengendalikan kadar kolesterol di kemudian hari (mencegah arteriosklerosis di usia muda)

(5)

d) Asam palmitat terdapat dalam bentuk yang berlainan dengan asam palmitat dari ASS yang kemudian bereaksi dengan kalsium menjadi garam Ca-palmitat yang akan mengendap dalam usus dan terbuang bersama feses.

2.4.4 Mineral

ASI mengandung mineral yang lengkap walaupun kadarnya relatif rendah tetapi cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. Total mineral selama masa laktasi adalah konstan, tetapi beberapa mineral yang spesifik kadarnya tergantung dari diet dan stadium laktasi. Fe dan Ca paling stabil, tapi tidak dipengaruhi oleh diet ibu. Garam organik yang terdapat didalam ASI terutama adalah kalsium, kalium dan natrium dari asam klorida dan fosfat. Yang terbanyak adalah kalium sedangkan kadar Cu, Fe dan Mn yang merupakan bahan untuk pembuat darah relatif sedikit. Ca dan P yang merupakan bahan pembentuk tulang kadarnya dalam ASI cukup.

2.4.5 Air

Kira-kira 88% dari ASI terdiri dari air. Air ini berguna untuk melarutkan zat-zat yang terdapat didalamnya. ASI merupakan sumber air yang secara metabolik adalah aman. Air yang relatif tinggi dalam ASI ini akan meredakan rangsangan haus pada bayi.

2.4.6 Vitamin

Vitamin dalam ASI dapat dikatakan lengkap yaitu A, D dan C cukup, sedangkan golongan vitamin B, kecuali riboflavin dan asam pantothenik adalah kurang.

2.4.7 Kalori

Kalori ASI relatif rendah, hanya 77 kalori/ 100ml ASI. Sembilan puluh persen berasal dari karbohidrat dan lemak, sedangkan 10% berasal dari protein.

2.4.8 Unsur-unsur lain dalam ASI

Laktokrom, keratin, kreatinin, urea, xanthin, ammonia dan asam sitrat. Substansi tertentu di dalam plasma darah ibu dapat juga berada dalam ASI, misalnya minyak volatile dari makanan tertentu (bawang merah), juga obat-obatan tertentu seperti sulfonamide, salisilat, morfin dan alkohol, juga elemen-elemen anorganik misalnya As, Bi, Fe, I, Hg, dan Pb.

(6)

2.5 Pengertian Kolostrum

Kolostrum merupakan cairan yang dikeluarkan dari kelenjar payudara pada saat hari pertama kelahiran sampai dengan hari ketiga atau keempat. Merupakaan cairan berwarna kekuning-kuningan, lebih kuning dibandingkan ASI matur. Kolostrum biasanya kental. Komposisi yang terdapat di dalam kolostrum berbeda dari hari ke hari hal ini tergantung daripada perkembangan bayi tersebut (Soetjiningsih, 1997).

Kolostrum yang dihasilkan tidak terlalu banyak. Kolostrum yang dikeluarkan rata-rata 10-40 ml/harinya. Kandungan yang terdapat dalam kolostrum juga sangat bermanfaat bagi bayi. Oleh sebab itu, dengan jumlah yang sedikit ini seorang ibu harus memahami pentingnya kolostrum dan memberikan pada anaknya pada saat setelah melahirkan (Suharyono, 1992).

Kolostrum mengandung berbagai zat, diantaranya karoten yang dipercayai memberikan warna kuning pada kolostrum. Secara mikroskopis kolostrum mengandung sel-sel yang besar dan berlemak. Kadar globulin pada kolostrum juga tinggi dan laktosa pada kolostrum lebih tinggi dari pada ASI pada stadium lain (Danuatmaja, 2008).

2.6 Komposisi Kolostrum 2.6.1 Protein

Kandungan protein di dalam kolostrum lebih tinggi daripada jenis ASI lain (ASI matur). Jenis protein yang dikandung oleh kolostrum adalah gamma globulin yang menyebabkan kandungan kolostrum menjadi pekat atau padat sehingga bayi akan merasa kenyang walaupun diberikan sedikit kolostrum (Hubertin, 2004).

Terdapatnya tripsin inhibitor, hidrolisis protein di dalam usus bayi menjadi kurang sempurna. Hal ini sangat menguntungkan pada bayi. Protein lain yang masuk akan terhambat sehingga dapat mencegah alergi. (Widjaja, 2002).

2.6.2 Karbohidrat

Kadar karbohidrat dalam kolostrum lebih sedikit dibandingkan dengan ASI matur. Hal ini disebabkan pada hari-hari pertama aktivitas bayi tidak terlalu banyak sehingga tidak diperlukan energi yang begitu besar. Total kalori dalam kolostrum adalah 58 kal/100 ml. (Soetjiningsih, 1997).

(7)

Kandungan lemak di dalam kolostrum lebih banyak mengandung kolesterol dan

linositol. Kandungan itu menyebabkan sejak di bayi sudah terlatih untuk mengolah

kolesterol. Kolesterol di dalam tubuh bayi berfungsi untuk membangun enzim yang mencerna kolesterol itu kembali (Hubertin, 2004).

2.6.4 Mineral dan vitamin

Terdapat bermacam-macam mineral dalam kolostrum, diantaranya natrium, kalium, dan klorida yang kadarnya lebih tinggi dibandingkan dengan ASI matur. Vitamin yang terlarut dalam lemak lebih tinggi dibandingkan dengan ASI matur, sedangkan vitamin yang terlarut dalam air dapat lebih tinggi atau lebih rendah (Verrals, 2003).

2.6.5 Zat Antibodi

Kolostrum adalah ASI yang sangat bermanfaat terutama fungsinya untuk mencegah terjadinya infeksi. Zat pencegah infeksi ini disebut antibodi dimana kemampuan zat tersebut bekerja di dalam tubuh bayi sekitar 6 bulan. Kadar IgA dari kolostrum sekitar 335,9 mg/100ml, lebih tinggi kadarnya daripada ASI matur yang hanya 119,6 mg/ 100 ml. Begitu juga dengan IgM dan IgG kandungan zat tersebut lebih tinggi pada kolostrum daripada ASI matur (Suhardjo, 1992).

2.7 Keuntungan Pemberian ASI

Menyusui merupakan suatu proses yang alamiah yang dialami berjuta-juta ibu-ibu di seluruh dunia. Banyak keuntungan baik bagi ibu maupun si bayi terhadap pemberian ASI (menyusui).

Keuntungan bayi terhadap pemberian ASI (Besar & Eveline, 2008):

1. ASI mengandung antibodi (IgA) dan berbagai protein yang sangat penting untuk memberi pertahanan terhadap infeksi terutama yang disebabkan oleh E.coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.

2. ASI merupakan sumber nutrisi yang sangat banyak dan bermanfaat bagi pertumbuhan si bayi.

3. ASI sebagai sumber makanan yang tidak menimbulkan alergi 4. ASI sangat mudah dicerna

5. ASI tidak mengandung patogen

(8)

7. ASI dapat meningkatkan kecerdasaan karena mengandung hemat rantai panjang yang berfungsi untuk perkembangan jaringan otak.

8. Dapat meningkatkan kemampuan melihat dan kepandaian bicara (Drife, 2004).

Keuntungan untuk ibu :

1. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan. Hal ini terjadi karena pada saat menyusui terjadi peningkatan dari kadar oksitosin (hormon) yang berguna juga untuk kontriksi dan penutupan pembuluh darah sehingga perdarahan akan berhenti. Dengan demikian, menyusui juga dapat menurunkan angka kematian karena melahirkan.

2. Mengurangi terjadinya anemia 3. Menjarangkan kehamilan 4. Mengecilkan rahim

5. Lebih cepat langsing kembali

6. Mengurangi kemungkinan menderita kanker 7. Lebih ekonomis

8. Tidak merepotkan dan hemat waktu 9. Praktis

10. Memberi kepuasan pada ibu.

2.8 Konsep Perilaku

Secara biologis yang dinamakan perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas mahluk hidup yang bersangkutan. Oleh sebab itu, secara biologis manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan mempunyai perilaku karena mereka mempunyai aktivitas sendiri-sendiri. Yang dimaksud dengan perilaku manusia adalah tindakan manusia itu yang mempunyai bentangan yang sangat luas. Skiner (1938), menyimpulkan perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Berdasarkan konsep perilaku dari skiner maka perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta lingkungan. Perilaku dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok :

a) Perilaku pemeliharaan kesehatan (Health Maintanance)

Perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit.

b) Perilaku pencegahan penyakit dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.

(9)

c) Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat. Perlu dijelaskan disini, bahwa kesehatan itu sangat dinamis dan relatif, maka dari itu orang yang sehatpun perlu diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan yang seoptimal mungkin.

2.8.1 Domain Perilaku Kesehatan: Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior).

Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yakni :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu” ini adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan, menguraikan, mendifinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja : dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

(10)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya: dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu criteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya: dapat membandingkan antara anak-anak yang cukup gizi.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hal tersebut dan pokok-pokok kaidah hukum dalam Batang Tubuh UUD 1945 (termasuk setelah Perubahan), negara Republik Indonesia: (1) lebih banyak

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya atas rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul

Dari hasil pembahasan masalah yang telah diuraikan dapat disimpulkan sebagai berikut dengan adanya Sistem Informasi Akademik yang baru berbasis web pada Politeknik

Misalnya di dalam menetukan kebijakan dosen dengan kinerja terbaik per semester, mana yang lebih penting antara faktor Penilaian Mahasiswa dengan Kehadiran dosen?,

Pada penelitian terdahulu, Dewi (2013) mengungkapkan tentang sejarah munculnya sisingaan yang disebutnya berbarengan dengan ditetapkannya Subang menjadi tanah swasta

Pada perlakuan pyraclostrobin dan azoxystrobin tidak menunjukkan hasil yang berbeda nyata, sehingga dapat dikatakan bahwa peran fungisida yang memiliki bahan aktif

Hipotesa diterima yang menyatakan bahwa hasil sarang burung oleh pe- ngusaha intensif 1ebih besar dari- pada pengusaha yang tidak inten.. s

Setelah dilakukan penelitian, diperoleh data kebutuhan siswa dan guru terhadap bahan ajar menyunting karangan narasi yang selanjutnya dirumuskan ke dalam prinsip-prinsip