• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN MOTIVASI PENDIRIAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA PERUSAHAAN JASA KONTRAKTOR DI KOTA BANDA ACEH (073K)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN MOTIVASI PENDIRIAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA PERUSAHAAN JASA KONTRAKTOR DI KOTA BANDA ACEH (073K)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN MOTIVASI PENDIRIAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA PERUSAHAAN

JASA KONTRAKTOR DI KOTA BANDA ACEH

(073K)

Buraida

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala Jln. Syech Abdul Rauf No. 7 Darussalam - Banda Aceh

e-mail: farizfdy@yahoo.com

ABSTRAK

Pertumbuhan suatu kota dapat dilihat dari perkembangan pembangunan insfrastruktur. Pembangunan yang ditujukan untuk kemakmuran kehidupan masyarakat dapat berarti dengan peningkatan taraf hidup. Begitu juga dengan pertumbuhan perusahaan jasa kontraktor yang mendukung pembangunan kota. Kemudahan dalam hal pendirian perusahaan membangkitkan minat untuk membentuk sebuah perusahaan jasa kontraktor yang juga akan mempekerjakan banyak sumber daya manusia. Bergerak dari hal tersebut ingin diketahui motivasi yang bagaimana yang mendorong terbentuknya suatu perusahaan dan bagaimana sumber daya manusia yang terlibat didalamnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi awal yang dikembang oleh pendiri perusahaan dan kinerja sumber daya manusia yang ada di perusahaan. Penelitian deskriptif ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 32 orang direktur /pemilik perusahaan jasa kontraktor di Kota Banda Aceh. Kuesioner dirancang berdasarkan teori Maslow diantaranya penghasilan yang lebih baik dan memuaskan, pendidikan dan keahlian yang dimiliki dan lain-lain. Data kuesioner tersebut diolah berdasarkan tingkat aspirasi dan nilai yang dominan muncul. Hasil berupa tingkat motivasi yang cenderung berdasarkan penghasilan yang lebih baik dan keahlian yang dimiliki. Sedangkan sumber daya manusia yang terlibat rata-rata memiliki keahlian dalam bidangnya.

Kata kunci: motivasi, sumber daya manusia dan perusahaan jasa kontraktor

1. PENDAHULUAN

Setiap pembangunan proyek konstruksi melibatkan berbagai unsur seperti pemilik proyek, konsultan perencana/pengawas dan kontraktor pelaksana. Keterlibatan ini membentuk suatu rantai kerja yang saling berhubungan dan tidak dapat berdiri sendiri. Salah satu unsur tersebut yaitu kontraktor pelaksana menjadi pelaksanaa utama di lapangan untuk mewujudkan perencanaan menjadi hasil nyata. Pertumbuhan perusahaan kontraktor meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 tercatat di LPJK Kota Banda Aceh terdapat 1661 perusahaan jasa konstruksi. Ada berbagai dasar dan motivasi yang dipakai oleh pemilik perusahaan dalam mendirikan perusahaan jasa kontraktor diantaranya karena sesuai dengan keilmuan yang dimiliki, untuk mencari keuntungan yang besar, atau dianggap lebih prestisius menjadi kontraktor. Motivasi sebagai dorongan untuk pencapaian suatu kebutuhan yang akan menimbulkan kepuasan bagi seseorang. Keberagaman motivasi ini menimbulkan permasalahan yaitu motivasi yang bagaimana yang dipilih oleh pendiri perusahaan ketika mendirikan perusahaan dan bagaimana kinerja dari sumber daya manusia yang bekerja dalam perusahaan tersebut.

Pendirian perusahaan jasa kontraktor diawali dengan pemikiran tentang wadah/bentuk badan usaha, tempat usaha untuk menjalankan suatu organisasi. Menurut UU RI Nomor 8 tahun 1997 tentang dokumen perusahaan,” perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus menerus dengan tujuan memperoleh keuntungan, baik yang diselenggarakan oleh perseorangan maupun badan usaha yang berbentuk hukum

atau bukan badan hukum, yang didirikan dan berkedudukan dalam wilayh Negara Republik Indonesia”. Bisnis jasa

pelaksana konstruksi di Indonesia saat ini di Kota Banda Aceh lebih didominasi oleh proyek-proyek pemerintah. Menurut Malik (2010:44) perlu pertimbangan dalam memilih bentuk perusahaan yang akan didirikan yang disesuaikan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah kota. Jika target dan sasaran usaha adalah untuk mendapatkan proyek-proyek berskala kecil , maka akan lebih bijaksana jika memilih mendirikan badan usaha dengan syarat dan prosedur pendirian yang lebih sederhana.

Ervianto (2005:45) mendefinisikan perusahaan kontraktor adalah orang/badan yang menerima pekerjaan dan menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai biaya yang telah ditetapkan berdasarkan gambar rencana dan

(2)

peraturan serta syarat-syarat yang telah ditetapkan. Kontraktor dapat berupa perusahaan perseorangan yang berbadan hukum atau sebuah badan hukum yang bergerak dalam bidang pelaksanaan pekerjaan. Menurut Undang-undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, Pelaksana konstruksi adalah penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang pelaksanaan jasa konstruksi yang mampu menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi bentuk bangunan atau bentuk fisik lain.

Banyak alasan pendirian perusahaan jasa kontraktor, menurut Malik (2010:1) ada beberapa alasan diantaranya: sangat mudah untuk terjun ke bisnis ini , tidak perlu pendidikan khusus; tertarik melihat keberhasilan orang lain; tidak perlu modal besar karena ada uang muka kerja; bisnis ini menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat dan para kontraktor bisa hidup mewah dan berkecukupan. Alasan di atas tidaklah tepat, karena bisnis konstruksi adalah bisnis yang sangat rasional, kompetitif, negosiatif, mobilitas tinggi, sangat dinamis keras dan sensitif. Diperlukan profesionalisme, kerjasama tim, memerlukan banyak relasi, banyak memakai sumber daya, lintas disiplin ilmu, diatur oleh peraturan perundang-undangan, terikat kontrak kerja, waktu yang terbatas, ada tuntutan kualitas, rentan kecelakaan dan dan risiko kerja, sangat kondisional dan situasional, dipengaruhi cuaca dan lingkungan, sehingga perlu dijiwai secara total. Alasan-alasan tersebut dapat dikatagorikan sebagai motivasi awal pendirian perusahaan jasa kontraktor.

Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan usaha untuk mencapai suatu tujuan ( Robbins, 2008). Selanjutnya motivasi sebagai hasil interaksi antara individu dengan situasi di mana setiap individu memiliki dorongan motivasional dasar yang berbeda-beda. Menurut Robbins (1996: 198) motivasi sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi ke arah tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan untuk memenuhi sesuatu kebutuhan individu. Ada tiga unsur kunci dari pengertian diatas yaitu upaya, tujuan organisasi dan kebutuhan. Unsur upaya merupakan ukuran intensitas yang berarti bahwa seseorang yang termotivasi akan berusaha sekuat-kuatnya untuk mencapainya, dalam organisasi adalah pencapaian tujuan oraganisasi secara keseluruhan. Akhirnya motivasi diperlakukan sebagai proses pemenuhan kebutuhan. Suatu kebutuhan berarti sesuatu keadaan internal yang menyebabkan hasil-hasil tertentu tampak menarik. Suatu kebutuhan yang tak terpuaskan menciptakan semangat yang memunculkan dorongan-dorongan di dalam diri individu. Dorongan ini menimbulkan suatu perilaku pencarian untuk menemukan tujuan-tujuan tertentu, yang jika tercapai, akan mengurangkan ketegangan dan semangat pencapaiannya.

Teori motivasi yang terkenal adalah hirarki kebutuhan Maslow di mana setiap manusia mempunyai hirarki kebutuhan yang terdiri atas lima kebutuhan yaitu :

a. fisiologis: meliputi kebutuhan dasar kehidupan manusia, seperti makanan, tempat tinggal, pakaian, dan kebutuhan-kebutuhan dasar lainnya.

b. rasa aman : meliputi rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional c. sosial: meliputi rasa kasih saying, kepemilikan, penerimaan dan persahabatan

d. penghargaan : meliputi faktor-faktor pengharaan internal seperti hormat diri, otonomi dan pencapaian dan faktor-faktor penghargaan eksternal seperti: status, pengakuan dan perhatian.

e. aktualisasi diri: dorongan untuk menjadi seseorang sesuai kecakapannya meliputi pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang dan pemenuhan diri sendiri.

Menurut Oberlender (2000: 25) teori Maslow telah digunakan oleh para manager untuk mencoba mengerti mengapa orang bereaksi terhadap apa yang dikerjakan, bagaimana motivasinya dan bagaimana meraih komitmen mereka. Maslow mengemukakan pada tingkat kebutuhan dasar orang akan memenuhi kebutuhan fisiknya seperti makanan, pakaian dan tempat tinggal. Setelah itu terpenuhi maka akan naik ke level selanjutnya yaitu keamanan. Kemudian meningkat ke level ketiga yaitu sosial, level keempat penghargaan dan terakhir aktualisasi diri.

Menurut Cox (2006:152), secara umum dapat diterima bahwa tenaga kerja konstruksi dapat dimotivasi. Berbagai teknik seperti pencapaian target yang sudah ditentukan dan insentif/sistem penghargaan telah menunjukan sebagai bagian dari usaha memotivasi tenaga kerja konstruksi apabila pengaturannya dilakukan secara efektif. Para tenaga kerja menghargai motivasi dengan merasa nyaman sesuai dengan kemampuan mereka dan penghargaaan yang mereka harapkan dalam bentuk uang. Motivasi kerja berpengaruh kuat terhadap prestasi kerja dan kepuasan kerja staff perusahaan konstruksi (Andriandi).

(3)

2. METODE PENELITIAN

Objek penelitian adalah motivasi dan sumber daya manusia pada perusahaan jasa kontraktor. Lokasi pada penelitian ini di daerah Kota Banda Aceh. Lokasi ini dipilih karena berdasarkan pertimbangan bahwa Kota Banda Aceh sedang mengalami kemajuan pesat terutama dibidang pembangunan proyek konstruksi. Dengan demikian data yang ingin diperoleh akan lebih mudah didapat dan sesuai dengan penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner. Kuesioner disusun dalam bentuk kuesioner terbuka, yang ditujukan kepada responden yang merupakan pendiri perusahaan jasa kontraktor di Kota Banda Aceh, yang didapat dari LPJK tahun 2012-2013, memiliki pengalaman kerja minimal 3 tahun, serta pernah/ada mengerjakan proyek sejak Tahun 2009 s/d 2012 di Kota Banda Aceh.

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini berupa data primer dan sekunder, yaitu: 1. Data primer

Data primer diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada responden yang merupakan pendiri perusahaan jasa kontraktor di Kota Banda Aceh serta karakteristik responden. Kuesioner motivasi di susun berdasarkan Teori Hierarki Kebutuhan Maslow (Maslow’s Hierarchy of Needs Theory) yang di uraikan diantaranya: a. Kebutuhan fisik (physiological needs).

- Penghasilan yang banyak.

- Pendidikan dan Keahlian yang dimiliki. - Faktor situasi dan kondisi lingkungan.

b. Kebutuhan keamanan dan keselamatan (safety and security needs). - Kesuksesan dan kelancaran pekerjaan sudah terjamin.

- Tanggung jawab pekerjaan serta resiko yang rendah. c. Kebutuhan sosial (social or affiliation needs).

- Hubungan kerja yang baik antara sesama perusahaan konstruksi. d. Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs).

- Lebih prestisius dan terhormat dibanding usaha lain. - Menambah pengalaman dan wawasan.

e. Kebutuhan akan jati diri (self actualization needs).

- Kesempatan melakukan dan memberikan yang terbaik. - Pekerjaan yang menantang dan patut di coba.

Kuesioner sumber daya manusia di susun berdasarkan faktor diantaranya : a. pendidikan penanggung jawab badan usaha,

b. pendidikan penanggung jawab teknik badan usaha, c. sertifikat penanggung jawab teknik badan usaha, d. jumlah tenaga kerja,

e. asal tenaga kerja,

f. status tenaga ahli perusahaan, g. masa perekrutan karyawan 2. Data sekunder

Data sekunder berupa data mengenai nama dan jumlah perusahaan jasa kontraktor didapat dari LPJK tahun 2012-2013.

Pengumpulan data dilakukan selama 2 bulan. Kuesioner disebarkan langsung kepada responden yang merupakan pendiri perusahaan jasa kontraktor. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Data yang dikumpulkan dari kuesioner ada 2 (dua) bagian, Bagian pertama adalah kuesioner motivasi. Dalam penelitian ini, kuesioner motivasi diukur berdasarkan skala ordinal. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pertanyaan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata dalam dimensi angka yang diurutkan dimulai dari 1 hingga 10 dengan kriteria interprestasi nilai 1 merupakan nilai tertinggi (sangat penting sebagai motivasi) hingga 10 yang terendah (tidak penting sebagai motivasi). Pertanyaan kuesioner motivasi ini disusun berdasarkan Teori Hierarki Kebutuhan Maslow. Responden menjawab berdasarkan tingkat aspirasi masing-masing. Menurut Mangkusubroto (1989:72), dalam menghadapi situasi keputusan, pengambilan keputusan mungkin mempunyai suatu target yang harus dicapai, suatu tingkat aspirasi. Bila keadaannya demikian, maka pilihan langsung dapat dilakukan dengan membandingkan tingkat aspirasi

.

(4)

Tabel 1. Kuesioner Motivasi

No. Motivasi Anda mendirikan perusahaan kontraktor : Angka

a Penghasilan yang banyak ...

b Pendidikan dan keahlian yang dimiliki ...

c Faktor situasi dan kondisi lingkungan ...

d Kesuksesan dan kelancaran pekerjaan sudah terjamin ...

e Tanggung jawab pekerjaan serta resiko yang rendah ...

f Hubungan kerja yang baik antara sesama perusahaan konstruksi ... g Lebih prestisius dan terhormat dibanding usaha lain ...

h Menambah pengalaman dan wawasan ...

i Kesempatan melakukan dan memberikan yang terbaik ...

j Pekerjaan yang menantang dan patut di coba ...

Bagian kedua merupakan kuesioner mengenai sumber daya manusia pada perusahaan kontraktor dengan pilihan jawaban ganda. Responden diminta untuk memberikan jawaban dengan memilih salah satu dari alternatif pilihan jawaban yang sudah disediakan dengan cara memberi tanda silang. Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan alat bantu komputasi yaitu Software Microsoft Excel dan hasilnya ditampilkan dalam bentuk tabulasi.

Tabel 2. Kuesioner Faktor sumber daya manusia Perusahaan No

Pertanyaan

1 Tingkat pendidikan penanggung jawab perusahaan 2 Tingkat pendidikan penanggung jawab teknik perusahaan

3 Sertifikat yang dimiliki oleh penanggung jawab teknik perusahaan 4 Jumlah tenaga kerja (teknik/non teknik)

5 Asal tenaga kerja yang dipekerjakan

6 Status tenaga ahli yang dipekerjakan di perusahaan

7 Waktu yang dibutuhkan untuk merekrut tenaga kerja yang bekerja di perusahaan

Analisa frekuensi secara umum menunjukkan persentase bagi setiap pertanyaan pada penelitian ini. Melalui analisa ini, setiap faktor –faktor yang mempengaruhi mempunyai persentase berdasarkan jumlah responden yang menjawab pertanyaan dengan jawaban yang sama. Melalui nilai persentase yang diperoleh, persentase faktor yang dijawab oleh responden akan dapat dilihat dan ini menunjukkan faktor-faktor motivasi yang paling dominan digunakan oleh pendiri perusahaan dan kinerja perusahaan kontraktor. Peringkat atau rangking tertinggi diberikan kepada faktor yang memiliki nilai modus tertinggi, demikian untuk rangking selanjutnya diikuti oleh faktor yang yang mempunyai data dengan nilai modus yang lebih kecil. Pemberian rangking ini dalam pengertiannya adalah, semakin tinggi rangking yang diperoleh oleh suatu faktor maka artinya semakin penting faktor tersebut sebagai motivasi pendirian perusahaan. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah rangking yang dimiliki oleh suatu faktor berarti motivasi pendirian perusahaan terendah yang dipilih. Pengolahan data kuesioner motivasi ini akan ditampilkan dalam bentuk tabel pengolahan nilai modus. Sedangkan untuk kuesioner sumber daya manusia, pengolahan data berupa perhitungan besar persentase dari masing-masing pilihan jawaban yang selanjutnya data persentase ini akan ditampilkan dalam bentuk tabel.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah perusahaan jasa konstruksi yang melaksanakan proyek di Kota Banda Aceh sejak Tahun 2009 s/d 2012, terdaftar di Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK). Karakteristik responden dalam penelitian ini dikelompokkan berdasarkan data umum responden seperti umur, jenis kelamin, latar belakang pendidikan terakhir dan pengalaman kerja. Untuk profil perusahaan dikelompokkan atas kualifikasi perusahaan dan tahun berdiri perusahaan. Jumlah kuesioner yang disebarkan untuk 32 responden. Untuk lebih jelasnya identitas responden berdasarkan karakteristik dan profil perusahaan tersebut dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut:

(5)

Tabel 3. Karakteristik Responden

No Demografi Frekuensi Persentase

A Profil Responden 1. Jenis Kelamin Pria 31 97 % Wanita 1 3 % Total 32 100 % 2. Usia 15 tahun - 25 tahun 1 3 % 26 tahun - 30 tahun 3 9 % 31 tahun - 35 tahun 3 9 % > 35 tahun 25 79 % Total 32 100 %

3. Latar Belakang Pendidikan Terakhir

(S1/S2/S3) Teknik 12 38% Diploma Teknik (D3) 1 3 % STM/SMA 5 15 % Non Teknik 14 44 % Total 32 100 % 4. Pengalaman Kerja 1 tahun – 5 tahun 13 41 % 6 tahun – >10 tahun 19 59 % Total 32 100 % B Profil Perusahaan 1. Kualifikasi Perusahaan Grade 2 5 15 % Grade 3 17 54 % Grade 4 7 22 % Grade 5 3 9 % Total 32 100 % 2. Tahun Berdiri 2009 0 0 % 2008 8 25 % 2007 8 25 % 2006 11 35 % 2005 3 9 % 2004 2 6 % Total 32 100 %

Tabel di atas memaparkan karakteristik yang menunjukan bahwa responden terbesar dari jenis kelamin laki-laki dan pengalaman kerja tertinggi sebanyak 19 perusahaan telah bekerja selama 6->10 tahun. Sedangkan kualifikasi grade terbanyak adalah perusahaan dengan grade 3.

Pemberian skor motivasi pada pendirian perusahaan kontraktor diurutkan oleh responden dari 1 hingga 10 dan diisi berdasarkan aspirasi mereka yang berbeda dalam menentukan pilihannya. Pemberian skor 1 menunjukkan motivasi paling penting dalam pendirian perusahaan kontraktor dan selanjutnya tingkat kepentingan motivasinya berkurang hingga skor terendah 10 yang berarti motivasi rendah sekali. Banyaknya responden yang menentukan pilihan skor 1 kemudian bisa ditentukan besar modus-nya. Modus merupakan frekuensi atau pengulangan nilai yang sering muncul, maka penentuan modus didasarkan pada pilihan jawaban responden yang paling banyak dipilih atau dengan kata lain jawaban motivasi paling penting dengan pemberian skor 1 dihitung frekuensi kemunculannya untuk kemudian dijadikan sebagai nilai modus.

Berdasarkan tabulasi data kuesioner motivasi pada tabel 1 di atas, maka besarnya nilai modus dan peringkat motivasi pendirian perusahaan jasa kontraktor di Kota Banda Aceh dapat dianalisa menggunakan Tabel 4 di bawah ini:

(6)

Tabel 4. Pengolahan Nilai Modus dan Peringkat Motivasi

No Faktor yang mempengaruhi motivasi Modus Persentase Peringkat

I. Kebutuhan fisik (physiological needs).

1 Penghasilan yang banyak 12 38% 1

2 Pendidikan dan Keahlian yang dimiliki 9 29 % 2

3 Faktor situasi dan kondisi lingkungan 2 6 % 4

Nilai total modus 24

II. Kebutuhan keamanan dan keselamatan (safety and security needs). 4 Kesuksesan dan kelancaran pekerjaan sudah

terjamin 0 0%

-5 Tanggung jawab pekerjaan serta resiko yang rendah 0 0%

-Nilai total modus 0

III. Kebutuhan social (social or affiliation needs). 6 Hubungan kerja yang baik antara sesama

perusahaan konstruksi 0 0%

-Nilai total modus 0

IV. Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs).

7 Lebih prestisius dan terhormat dibanding usaha lain 0 0

-8 Menambah pengalaman dan wawasan 2 6% 4

Nilai total modus 2

V. Kebutuhan akan jati diri (self actualization needs). 9 Kesempatan melakukan dan memberikan yang

terbaik 7 21 % 3

10 Pekerjaan yang menantang dan patut di coba 0 0

-Nilai total modus 7

Total Keseluruhan 32 100%

-Pemaparan di atas menyatakan bahwa motivasi penting ketika mendirikan perusahaan adalah memnuhi kebutuhan fisik yaitu mendapatkan penghasilan yang banyak. Pendidikan dan keahlian yang dimiliki mendapat peringkat ke dua. Motivasi yang ketiga adalah kebutuhan akan jati diri berupa kesempatan melakukan dan memberikan yang terbaik. Adapun kebutuhan keamanan dan keselamatan, sosial tidak merupakan motivasi yang penting dalam awal pendirian perusahaan.

Tabel 5. Persentase Faktor Sumber Daya Manusia

No Demografi Frekuensi Persentase

1. Pendidikan penanggung jawab badan usaha

S1/S2/S3 teknik 14 44 %

STM/SMA 5 15 %

Non teknik 13 41 %

Total 32 100 %

2. Pendidikan penanggung jawab teknik badan usaha

S1/S2/S3 teknik 24 75 %

Diploma teknik 8 25 %

Total 32 100 %

3. Sertifikat penanggung jawab teknik badan usaha

(7)

No Demografi Frekuensi Persentase

10-15 orang 8 25 %

15-20 orang 9 29 %

Total 32 100 %

5. Asal tenaga kerja

Sekitar lokasi perusahaan 12 38 %

Lintas kabupaten 20 62 %

Total 32 100 %

6. Status tenaga ahli perusahaan

Karyawan tetap 10 31 %

Karyawan tidak tetap 22 69 %

Total 32 100 %

7. Masa perekrutan karyawan

< 6 bulan 24 75 %

6 – 12 bulan 8 25 %

Total 20 100 %

Pendidikan yang dimiliki oleh penanggung jawab usaha adalah sarjana S1 yang terbagi dua yaitu teknik dan nonteknik, sedangkan untuk penanggung jawab teknik haruslah orang yang mengerti ilmu teknik konstruksi dan harus memilki sertifikat kerja. Agar organisasi dapat berjalan maka masa perekrutan karyawan yang terbesar adalah kurang dari 6 bulan.

Pembahasan yang dapat dilakukan dari hasil penelitian ini adalah motivasi yang penting dari pendirian perusahaan adalah penghasilan yang banyak. Ini sesuai dengan kualifikasi perusahan grade 3 merupakan perusahaan dalam kelompok kecil yang dapat bekerja pada batas nilai pekerjaan konstruksi dari Rp. 0 sampai dengan Rp. 600.000.000,-. Perusahaan grade 3 masih mendominasi pencapaian kebutuhan fisik. Sedangkan motivasi lain seperti rasa aman, sosial menduduki peringkat dibawah jika dibandingkan dengan kebutuhan akan penghargaan dan jati diri. Sumber daya manusi yang ada di perusahaan terlihat masih tingginya pemilik perusahaan bukan dari pendidikan teknik. Di sini manajemen berperan yang artinya perusahaan akan terus berjalan dengan mempekerjakan karyawan dengan pendidikan teknik. Terlihat juga bahwa tenaga kerja dalam perusahaan masih banyak karyawan yang tidak tetap yang bekerja jika ada proyek konstruksi yang dimenangkan. Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan juga sedikit karena kemampuan pengerjaan proyek yang juga kecil.

4. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil bahwa teori kebutuhan Maslow yang digunakan sebagai acuan menunjukan kebutuhan fisik masih mendominasi alasan perusahaan didirikan sebanyak 38 %. Sedangkan peringkat motivasi lainnya tidak menjadi pilihan utama responden. Sumber daya manusia perlu ditingkatkan agar perusahaan kontraktor tetap dipimpin oleh orang yang berpendidikan teknik.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1999, Undang-Undang Jasa Konstruksi, DPU, Jakarta.

Cox, R. F., Issa, R. A & Frey, A. ‘ Proposed Subcontractor - Based Employee Motivational Model’, Journal

Of Construction Engineering And Management©ASCE, vol 132, pp. 152-153. Ervianto, W. I., 2005, Manajemen Proyek Konstruksi, Penerbit Andi, Yokyakarta. Malik, A, 2010, Pengantar Bisnis Jasa Pelaksana Konstruksi, Penerbit Andi, Yokyakarta. Mangkusubroto, K., dan Trisandi, C., L., 1989, Analisa Keputusan, Ganeca Exact, Bandung.

Oberlender. D. G., 2000, Project Management for Engineering and Construction, McGraw Hill, Singapore. Robbins, S. P. & Judge, T. A. 2008, Perilaku Organisasi, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Gambar

Tabel 1.  Kuesioner Motivasi
Tabel 3.   Karakteristik Responden
Tabel 4. Pengolahan Nilai Modus dan Peringkat Motivasi

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang baik maka sangat diperlukan semangat kerja karyawan, oleh karena itu perusahaan harus mampu mengatur karyawan tersebut dalam

nabati untuk mematikan hama Siput Murbei (P. canaliculata) tidak ada yang mati dan mengalami perkembangbiakan, sedangkan yang diberi kulit buah jengkol pada hari ke-

Pada gambar 1 diperlihatkan bahwa lama kelamaan, komunikasi pembangunan akan sampai pada titik equilibrium (keseimbangan) dimana masyarakat sudah memiliki power

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa konsep tanggung jawab mempunyai mempunyai hubungan dengan konsep keimanan, oleh karena itu, maka segala aktivitas yang dilakukan

Data hasil penelitian variabel Keputusan Pembelian (Y2) seperti tampak pada tabel 4.21 gambaran rinci jawaban responden tentang variabel Keputusan Pembelian pada

Apakah jalur/jalan yang jelas dan tidak terhalang untuk memungkinkan akses siap keluar dari daerah dalam kasus kebakaran atau keadaan darurat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi konsentrasi BAP dan panjang setek memberikan respon dalam meningkatkan pertumbuhan bibit setek tanaman buah naga pada umur

Kriteria pemilihan model terbaik yang digunakan pada penelitian ini, antara lain yaitu koefisien determinasi ( ) dan Akaike’s Information Criterion (AIC). Koefisien