• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

Warung kopi, coffeeshop, cafe dan kopitiam mempunyai arti yang sama untuk menggambarkan sebuah tempat yaitu kedai kopi. Kata kopitiam memang kurang populer di pulau Jawa. Dalam dialek Hokkian, kedai kopi disebut “ka fe tien”. Orang-orang Melayu dan Chinese di Semenanjung Malaya lantas menyebutnya sebagai “kopitiam”. Oey adalah plesetan dari nama yang punya kedai kopi ini yaitu bapak Bondan Winarno. Seolah-olah “wi” di depan Winarno adalah dari nama marga Oey, Oey-narno.

Outlet pusat Kopitiam Oey berada di jalan H. Agus Salim, no. 16a (Sabang), Kebon Sirih, Jakarta Pusat, 10340. Sejauh ini, Kopitiam Oey sudah memiliki 24 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia. 16 outlet di daerah Jabodetabek, 1 outlet di Palembang, 1 outlet di Manado, 1 outlet di Bandung, 1 outlet di Surabaya, 1 outlet di Solo, 1 outlet di Jogjakarta, 1 outlet di Makassar, 1 outlet di Pekanbaru. Namun dalam penelitian ini, diambil pada salah satu outlet Kopitiam Oey di Surabaya yang terletak di jalan Embong Malang, Surabaya. Jualan utama pada Kopitiam Oey ini sebenarnya adalah kopi, sedikit kudapan dan keakraban. Itulah salah satu sebab mengapa sebuah kedai kopi tidak memiliki area yang cukup luas.

Kopitiam Oey mengusung tagline “koffie mantep harganja djoedjoer”. Jika dilihat dari kualitas kopi yang dijual, harga yang dipatok di kopitiam ini tidaklah mahal. Selain menjual beraneka minuman kopi, kedai ini juga menjual berbagai minuman lain seperti aneka minuman tradisional, jus buah, milo serta berbagai jenis teh. Mulai dari teh biasa, teh herbal, teh tarik, teh lemon, chai, dll. Namun dari semua minuman yang dijual, minuman yang paling populer dan patut dicoba adalah minuman “Kopi Indotjina”. Campuran tetesan kopi pekat dan susu kental manisnya sangat menggoda. Sebagai teman minum, Kopitiam Oey juga menjual beraneka jenis makanan. Menu makanan yang dijual disini dikategorikan menjadi 3 bagian yaitu ada menu sarapan, menu makan siang dan menu makan malam. Untuk menu sarapan atau pagi hari disediakan bubur ayam, bubur

(2)

kambing, nasi ireng, nasi tim dan roti bakar dengan aneka topping. Menu makan siang, Kopitiam Oey ini menyediakan soto tangkar, nasi briyani, mie kepiting, selat solo, spaghetti,dll. Sedangkan roast beef, nasi goreng kambing dan ayam merupakan salah satu menu untuk makan malam. Selain itu semua ada beraneka macam snack yang dijual disini seperti banana flambe, lumpia, kroket,dll

KISAH LOGO KOPITIAM OEY

Gambar 4.1 Logo Kopitiam Oey

Logo Kopitiam Oey ini di desain oleh (Alm.) Heri Mulyadi. Pada saat pertama kali menerima brief dari Pak Bondan untuk membuat logo Kopitiam Oey, beliau langsung bersemangat. Ada 2 hal yang akan menarik perhatian dalam proses pembuatannya di sini, yaitu :

1. Di zaman industri kuliner yang berlomba-lomba untuk menampilkan gaya moderen, sederhana, serba cepat. Kopitiam Oey berani untuk mengabaikan hal tersebut, dan tetap di jalan menampilkan kesan klasik kembali menjadi trend.

2. Di samping itu, Pak Bondan sendiri memberikan kebebasan penuh dalam berkreasi. Meskipun tetap sebagai klien, pak Bondan juga memiliki batasan-batasan yang tegas dan spesifik mengenai apa yang diinginkannya.

Berdasarkan brief yang diterima. Unsur yang menonjol dari Kopitiam Oey ini adalah unsur Cina Peranakan, yang menurut (Alm.) Heri Mulyadi menjadi ciri tersendiri yang menarik untuk digali bersama citra yang telah dimiliki Pak Bondan. Beliau memulai dengan alternatif logo yang mengambil bentuk dasar patkwa. Ditujukan sebagai penggambaran „menjaga‟, „limpahan rejeki‟, dan „arah mata angin‟. Menjaga dari segala ancaman luar dengan patkwa dan menjaga

(3)

kualitas produk secara internal. Hal ini digambarkan juga dengan atribut bunga kopi yang digunakan. Untuk mengingatkan bahwa kopi adalah produk utama yang ditawarkan Kopitiam Oey ini. Mendapatkan rejeki yang berlimpah dari segala penjuru, terutama dengan pemikiran jenis usaha yang dipilih adalah waralaba. Diharapkan Kopitiam Oey dapat berkembang dan menyebar usaha waralabanya ke segala penjuru.

Setelah melalui diskusi, berbagai pertimbangan dan penyesuaian, pilihan Pak Bondan Winarno jatuh pada alternatif ini. Dengan harapan Kopitiam Oey dapat merealisasikan seluruh objektifitas dari logo tersebut.

Kopitiam Oey juga menyediakan layanan jejaring sosial untuk memudahkan berkomunikasi dengan para pelanggannya. Jejaring sosial Kopitiam Oey bisa diakses di :

1. facebook : http://www.facebook.com/kopitiamoey 2. twitter : http://www.twitter.com/kopitiamoey 3. website : http://www.kopitiamoey.com

4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Untuk mengungkapkan aspek yang akan diteliti maka diperlukan alat ukur yang reliabel dan valid, sehingga kesimpulan dari hasil penelitian tidak menyimpang dan tidak memberikan gambaran yang jauh berbeda dari keadaan yang sebenarnya. Apabila variabel yang dimaksudkan dalam penelitian diungkap lewat alat ukur dimana reliabilitas dan validitasnya belum teruji, maka kesimpulan penelitian tidak sepenuhnya dapat dipercaya.

Suatu instrumen penelitian dikatakan valid, bila instrumen tersebut dapat mengukur dan mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tetap. Sementara hasil penelitian yang valid, bila terdapat kesamaan antara data terkumpul dengan data sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Suatu instrumen dikatakan valid, jika koefisien korelasi antara skor item dengan skor totalnya lebih besar dr r tabel sedangkan jika korelasi antara skor item dengan skor total kurang dari r tabel, maka item dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Dalam penelitian ini, dengan N = 30 responden didapat r tabelnya 0,361.

(4)

Sedangkan uji reliabilitas yang digunakan adalah dengan cronbach’s alpha, dimana suatu instrumen dinyatakan reliabel atau andal apabila memiliki koefisien kehandalan atau reliabilitas sebesar 0,6 atau lebih (Ari Kunto, 1998).

Hasil pengolahan uji validitas terhadap butir-butir pertanyaan yang telah diajukan kepada responden akan dipaparkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.1 Uji Validitas

Variabel Korelasi Pearson r tabel

Produk (X1) X1.1 0.637 0.361 X1.2 0.771 0.361 X1.3 0.726 0.361 X1.4 0.651 0.361 Harga (X2) X2.1 0.853 0.361 X2.2 0.819 0.361 X2.3 0.870 0.361 Lokasi (X3) X3.1 0.808 0.361 X3.2 0.902 0.361 X3.3 0.865 0.361 Kualitas Layanan (X4) X4.1 0.797 0.361 X4.2 0.775 0.361 X4.3 0.890 0.361 X4.4 0.835 0.361 X4.5 0.895 0.361

Keputusan Pembelian (Y)

Y1.1 0.918 0.361

Y1.2 0.890 0.361

(5)

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, maka dapat dilihat bahwa semua item pertanyaan pada variabel produk, harga, lokasi, kualitas layanan, dan keputusan pembelian adalah valid. Jadi ke 17 item pertanyaan pada variabel di atas dapat digunakan untuk analisa variabel produk, harga, lokasi, kualitas layanan, dan keputusan pembelian lebih lanjut.

Tabel 4.2 Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Ketetapan

Produk 0.644 0.60

Harga 0.800 0.60

Lokasi 0.819 0.60

Kualitas Layanan 0.891 0.60

Keputusan Pembelian 0.773 0.60

Sumber : Olahan Peneliti

Berdasarkan tabel 4.2 hasil tersebut menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai cronbach’s alpha yang cukup besar yaitu di atas 0,60. Sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur masing-masing variabel dari kuesioner adalah reliabel sehingga untuk selanjutnya item-item pada masing-masing konsep variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur.

4.3. Analisa Deskriptif

Berikut ini adalah hasil penyaringan dari data yang akan dipergunakan dalam penelitian:

Tabel 4.3 Hasil Screening Model

Screening Kriteria

Frekuensi Persentase (%) Screening

I

Apakah Anda penah mengunjungi Kopitiam Oey sebelumnya?

Pernah 120 100

Belum Pernah 0 0

(6)

Berdasarkan tabel 4.3, maka dapat diketahui bahwa dari 120 responden keseluruhannya telah memenuhi kriteria yang ditetapkan untuk menjadi sampel penelitian, yaitu pernah mengunjungi Kopitiam Oey sebelumnya.

4.3.1. Profil Responden

Berikut ini adalah uraian mengenai gambaran umum subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, frekuensi kunjungan dalam satu bulan terakhir, rata-rata pengeluaran setiap kali kunjungan, dan dengan siapa kunjungan dilakukan.

Tabel 4.4 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Pria 52 43.3

Wanita 68 56.7

Total 120 100

Sumber: Olahan Peneliti

Berdasarkan hasil distribusi jenis kelamin pada Tabel 4.4, dapat diketahui bahwa sebagian besar pengunjung Kopitiam Oey adalah wanita sebanyak 68 orang (56.7%), sedangkan pengunjung pria sebanyak 52 orang (43.3%).

Tabel 4.5 Profil Responden Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Persentase (%)

17 – 25 tahun 45 37.5 26 – 35 tahun 39 32.5 36 – 45 tahun 24 20.0 46 – 55 tahun 11 9.2 > 55 tahun 1 0.8 Total 120 100

(7)

Berdasarkan hasil distribusi usia pada tabel 4.5, dapat diketahui bahwa sebagian besar pengunjung Kopitiam Oey adalah orang yang berumur antara 17 – 25 tahun sebanyak 45 orang (37.5%). Sementara pengunjung lainnya adalah yang berumur 26 – 35 tahun sebanyak 39 orang (32.5%), yang berumur 36 – 45 tahun sebanyak 24 orang (20%), yang berumur 46 – 55 tahun sebanyak 11 orang (9.2%), dan hanya 1 orang (0.8%) yang berumur di atas 55 tahun.

Tabel 4.6 Profil Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

Pelajar/Mahasiswa 41 34.2

Pegawai Negeri Sipil 6 5.0

Pegawai Swasta 41 34.2

Wiraswasta 27 22.5

Profesional 3 2.5

Lainnya 2 1.7

Total 120 100

Sumber: Olahan Peneliti

Berdasarkan hasil distribusi pada Tabel 4.6, maka dapat diketahui bahwa sebagian besar pengunjung Kopitiam Oey didominasi oleh pelajar/mahasiswa dan pegawai swasta sebanyak masing-masing 41 orang (34.2%). Sedangkan pengunjung lainnya bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 27 orang (22.5%), pegawai negeri sipil sebanyak 6 orang (5.0%), bekerja sebagai professional sebanyak 3 orang (2.5%), dan jenis pekerjaan lainnya sebanyak 2 orang (1.7%).

(8)

Tabel 4.7 Profil Responden Berdasarkan Kunjungan dalam Satu Bulan Terakhir Jumlah Kunjungan

Satu Bulan Terakhir

Frekuensi Persentase (%)

1 kali 52 43.3

2 kali 52 43.3

3 kali 15 12.5

Lebih dari 3 kali 1 0.8

Total 120 100

Sumber: Olahan Peneliti

Berdasarkan hasil distribusi pada Tabel 4.7 diketahui bahwa sebagian besar pengunjung Kopitiam Oey setidaknya mengunjungi tempat ini dalam satu bulan terakhir sebanyak 1 kali dan 2 kali, masing-masing 52 orang (43.3%). Sementara pengunjung yang melakukan kunjungan 3 kali dalam satu bulan terakhir sebanyak 15 orang (12.5%), serta yang berkunjung lebih dari 3 kali dalam satu bulan terakhir hanya sebanyak 1 orang (0.8%).

Tabel 4.8 Profil Responden Berdasarkan Rata-rata Pengeluaran Tiap Kunjungan Rata-rata Pengeluaran Tiap Kunjungan Frekuensi Persentase (%) < Rp 50.000 11 9.2 Rp 50.001 – Rp 100.000 59 49.2 Rp 100.001 – Rp 150.000 40 33.3 Rp 150.001 – Rp 200.000 9 7.5 > Rp 200.000 1 0.8 Total 120 100

Sumber: Olahan Peneliti

Berdasarkan hasil distribusi pada Tabel 4.8 diketahui bahwa sebagian besar pengunjung Kopitiam Oey setidaknya mengeluarkan Rp 50.001 – Rp 100.000 tiap kali kunjungan sebanyak 59 orang (49.2%). Sedangkan yang memiliki rata-rata pengeluaran Rp 100.001 – Rp 150.000 sebanyak 40 orang

(9)

(33.3%), rata-rata pengeluaran < Rp 50.000 sebanyak 11 orang (9.2%), sebanyak Rp 150.001 – Rp 200.000 sebanyak 9 orang (7.5%). Dan hanya sebanyak 1 orang (0.8%) yang memiliki rata-rata pengeluaran > Rp 200.000 dalam setiap kunjungannya ke Kopitiam Oey.

Tabel 4.9 Profil Responden Berdasarkan Dengan Siapa Melakukan Kunjungan

Kunjungan Bersama Frekuensi Persentase (%)

Sendiri 16 13.3

Keluarga 34 28.3

Teman 70 58.3

Total 120 100

Sumber: Olahan Peneliti

Berdasarkan hasil distribusi pada Tabel 4.9 diketahui bahwa sebagian besar pengunjung Kopitiam Oey melakukan kunjungan bersama teman sebanyak 70 orang (58.3%). Sedangkan responden lain melakukan kunjungan dengan keluarga sebanyak 34 orang (28.3%) dan melakukan kunjungan sendiri sebanyak 16 orang (13.3%).

4.3.2. Analisis Deskriptif Jawaban Responden

Berikut ini adalah deskripsi tanggapan responden terhadap variabel produk, harga, lokasi, kualitas layanan, dan keputusan pembelian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan batasan nilai untuk setiap kelas maka dihitung menggunakan rumus Interval Kelas.

Karena dalam penelitian ini menggunakan skala Likert 1 sampai dengan 5, maka didapat hasil hitung sebagai berikut:

8 . 0 5 1 5  

Dalam penelitian ini terdapat lima kelas, yaitu : sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Maka batasan nilai untuk setiap kelas adalah 0.8 sehingga pembagian nilai untuk setiap kelas adalah sebagai berikut:

(10)

Tabel 4.10

Analisis Deskriptif Mean

Kategori Batasan Sangat Rendah 1<X1.8 Rendah 1.8<X2.6 Sedang 2.6<X3.4 Tinggi 3.4<X4.2 Sangat Tinggi 4.2<X5.0 Sumber: Olahan Peneliti

Berikut ini adalah deskripsi tanggapan responden terhadap variabel produk, harga, lokasi, kualitas layanan, dan keputusan pembelian.

4.3.2.1.Produk

Berikut ini adalah deskripsi tanggapan responden terhadap indikator variabel produk pada Kopitiam Oey:

Tabel 4.11 Distribusi Tanggapan, Mean, dan Standar Deviasi Variabel Produk

Dimensi Skor Jawaban Mean Standar

Deviasi

STS TS N S SS

Makanan yang disajikan memiliki rasa yang enak (X1.1)

1 16 47 49 7 3.38 0.821

Penampilan dari makanan

yang disajikan menarik (X1.2) 0 4 43 64 9 3.65 0.669 Makanan yang disajikan

menggugah selera (X1.3) 0 2 50 55 13 3.66 0.692 Tekstur dari makanan yang

disajikan sesuai (X1.4) 0 12 42 58 8 3.52 0.767

Rata-rata Produk (X1) 3.55 0.589

(11)

Dari hasil distribusi skor jawaban responden diketahui bahwa untuk variabel produk yaitu indikator X1.1 sampai dengan indikator X1.4 sebagian besar responden memilih pada skor 3 dengan nilai rata-rata terkecil 3.38 dan yang terbesar 3.66 serta rata-rata skor keseluruhan untuk variabel adalah sebesar 3.55. Dari hasil distribusi, mean, dan standar deviasi dapat disimpulkan bahwa menurut responden rasa, penampilan, dan tekstur makanan yang disajikan Kopitiam Oey sudah baik.

4.3.2.2.Harga

Berikut ini adalah deskripsi tanggapan responden terhadap indikator variabel harga pada Kopitiam Oey:

Tabel 4.12 Distribusi Tanggapan, Mean, dan Standar Deviasi Variabel Harga

Dimensi Skor Jawaban Mean Standar

Deviasi

STS TS N S SS

Harga makanan dan

minuman sesuai dengan yang didapatkan (X2.1)

0 7 46 55 12 3.60 0.749

Harga makanan dan

minuman sesuai porsi yang diberikan (X2.2)

0 3 48 57 12 3.65 0.694

Pelayaanan yang didapatkan sesuai dengan yang

dibayarkan (X2.3)

0 4 45 56 15 3.68 0.733

Rata-rata Harga (X2) 3.64 0.603

Sumber: Olahan Peneliti

Dari hasil distribusi skor jawaban responden diketahui bahwa untuk variabel harga yaitu indikator X2.1 sampai dengan indikator X2.3 sebagian besar responden memilih pada skor 4 dengan nilai rata-rata terkecil 3.60 dan yang terbesar 3.68 serta rata-rata skor keseluruhan untuk variabel adalah sebesar 3.64. Dari hasil distribusi, mean, dan standar deviasi dapat disimpulkan bahwa menurut

(12)

responden harga produk, kesesuain porsi, serta pelayanan yang diberikan Kopitiam Oey sudah sesuai dengan apa yang dibayarkan.

4.3.2.3.Lokasi

Berikut ini adalah deskripsi tanggapan responden terhadap indikator variabel lokasi pada Kopitiam Oey:

Tabel 4.13 Distribusi Tanggapan, Mean, dan Standar Deviasi Variabel Lokasi

Dimensi Skor Jawaban Mean Standar

Deviasi

STS TS N S SS

Kopitiam Oey terletak di temoat yang strategis / mudah dijangkau (X3.1)

0 8 40 66 6 3.58 0.693

Lokasi Kopitiam Oey mudah

ditemukan (X3.2) 3 10 30 60 17 3.65 0.913

Area parkir Kopitiam Oey

luas dan aman (X3.3) 10 23 33 46 8 3.16 1.077

Rata-rata Lokasi (X3) 3.46 0.723

Sumber: Olahan Peneliti

Dari hasil distribusi skor jawaban responden diketahui bahwa untuk variabel lokasi yaitu indikator X3.1 sampai dengan indikator X3.3 sebagian besar responden memilih pada skor 4 dengan nilai rata-rata terkecil 3.16 dan yang terbesar 3.65 serta rata-rata skor keseluruhan untuk variabel adalah sebesar 3.46. Dari hasil distribusi, mean, dan standar deviasi dapat disimpulkan bahwa menurut responden lokasi strategis, kemudahan menemukan tempat, dan area parkir yang diberikan Kopitiam Oey sudah baik.

4.3.2.4.Kualitas Layanan

Berikut ini adalah deskripsi tanggapan responden terhadap indikator variabel kualitas layanan pada Kopitiam Oey:

(13)

Tabel 4.14 Distribusi Tanggapan, Mean, dan Standar Deviasi Variabel Kualitas Layanan

Dimensi Skor Jawaban Mean Standar

Deviasi

STS TS N S SS

Staff berpenampilan rapi dan

menarik (X4.1) 0 6 58 56 0 3.42 0.588

Staff melayani permintaan

konsumen dengan cepat (X4.2) 0 4 46 68 2 3.57 0.590 Staff melayani konsumen

dengan senang hati (X4.3) 0 1 54 56 9 3.61 0.639 Staff bersikap sopan dalam

melayani konsumen (X4.4) 0 3 38 70 9 3.71 0.640 Staff memiliki rasa empati

yang tinggi (X4.5) 0 6 45 61 8 3.59 0.692

Rata-rata Kualitas Layanan (X4) 3.58 0.484

Sumber: Olahan Peneliti

Dari hasil distribusi skor jawaban responden diketahui bahwa untuk variabel kualitas layanan yaitu indikator X4.1 sampai dengan indikator X4.5 sebagian besar responden memilih pada skor 4 dengan nilai rata-rata terkecil 3.42 dan yang terbesar 3.71 serta rata-rata skor keseluruhan untuk variabel adalah sebesar 3.58.. Dari hasil distribusi, mean, dan standar deviasi dapat disimpulkan bahwa menurut responden penampilan staf, kesediaan staf untuk melayani dengan cepat, sopan, dan senang hati, serta rasa empati yang dimiliki staf Kopitiam Oey sudah baik.

4.3.2.5.Keputusan Pembelian

Berikut ini adalah deskripsi tanggapan responden terhadap indikator variabel keputusan pembelian pada Kopitiam Oey:

(14)

Tabel 4.15 Distribusi Tanggapan, Mean, dan Standar Deviasi Variabel Keputusan Pembelian

Dimensi Skor Jawaban Mean Standar

Deviasi

STS TS N S SS

Saya memutuskan untuk membeli makanan dan minuman di Kopitiam Oey daripada di tempat lain (Y1.1)

1 45 45 25 4 2.88 0.862

Saya mempunyai keinginan untuk melakukan pembelian ulang di Kopitiam Oey (Y1.2)

0 4 64 45 7 3.46 0.660

Rata-rata Keputusan Pembelian (Y) 3.17 0.684

Sumber: Olahan Peneliti

Dari hasil distribusi skor jawaban responden diketahui bahwa untuk variabel keputusan pembelian yaitu indikator Y1.1 sampai dengan indikator Y1.2 sebagian besar responden memilih pada skor 3 dengan nilai rata-rata terkecil 3.60 dan yang terbesar 3.68 serta rata-rata skor keseluruhan untuk variabel adalah sebesar 3.17. Dari hasil distribusi, mean, dan standar deviasi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memutuskan untuk melakukan pembelian dan akan melakukan pembelian ulang di Kopitiam Oey.

4.4. Uji Validitas dan Reliabilitas 4.4.1. Uji Validitas

Uji validitas kuesioner dilakukan untuk mengetahui ketepatan item pertanyaan dalam variabel atau dimensi yang akan diukur. Alat yang digunakan untuk menguji validitas item pertanyaan pada kuesioner adalah korelasi product moment pearson. Menuru Sugiyono (2009, p.106) bahwa syarat minimum yang dianggap memenuhi syarat valid adalah r = 0.30. Berikut adalah hasil dari uji validitas untuk setiap variabel:

(15)

Tabel 4.16 Uji Validitas Variabel Produk, Harga, Lokasi, dan Kualitas Layanan

Variabel Korelasi Pearson r tabel

Produk (X1) X1.1 0.834 0.30 X1.2 0.748 0.30 X1.3 0.800 0.30 X1.4 0.807 0.30 Harga (X2) X2.1 0.823 0.30 X2.2 0.831 0.30 X2.3 0.839 0.30 Lokasi (X3) X3.1 0.668 0.30 X3.2 0.867 0.30 X3.3 0.851 0.30 Kualitas Layanan (X4) X4.1 0.635 0.30 X4.2 0.738 0.30 X4.3 0.826 0.30 X4.4 0.832 0.30 X4.5 0.792 0.30

Sumber: Olahan Peneliti

Hasil uji validitas pada variabel produk, harga, lokasi, dan kualitas layanan diketahui bahwa nilai korelasi product moment pearson bernilai lebih besar dari r tabel 0.30, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan untuk penyusunan variabel produk, harga, lokasi, dan kualitas layanan telah memiliki validitas yang baik.

(16)

Tabel 4.17 Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian

Indikator Korelasi Pearson r tabel

Y1.1 0.345 0.30

Y1.2 0.317 0.30

Sumber : Olahan Peneliti

Hasil uji validitas pada variabel keputusan pembelian menunjukkan bahwa nilai korelasi product moment person bernilai lebih besar dari r tabel 0.30, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan untuk penyusunan variabel keputusan pembelian telah memiliki validitas yang baik.

4.4.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas menunjukkan konsistensi dalam pengukuran sebuah variabel. Konsistensi dalam pengukuran memiliki arti bahwa tanggapan yang diberikan pada responden satu dengan responden yang lain relatif tidak berbeda. Pengujian reliabilitas menggunakan nilai cronbach’s alpha, dimana hasil pengujiannya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.18 Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Ketetapan

Produk 0.808 0.60

Harga 0.776 0.60

Lokasi 0.712 0.60

Kualitas Layanan 0.824 0.60

Keputusan Pembelian 0.743 0.60

Sumber : Olahan Peneliti

Hasil uji reliabilitas untuk setiap pengukuran variabel produk, harga, lokasi, kualitas layanan, dan keputusan pembelian kesemuanya menghasilkan nilai cronbach’s alpha yang lebih besar dari 0,60. Dengan demikian pengukuran setiap variabel memiliki ukuran reliabilitas yang baik.

(17)

4.5. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi antara variabel produk, harga, lokasi, dan kualitas layanan terhadap keputusan pembelian konsumen dimaksudkan untuk mengetahui pola dan mengukur perubahan pengaruh variabel produk, harga, lokasi, dan kualitas layanan terhadap keputusan pembelian Kopitiam Oey. Berdasarkan pengolahan data hasil kuesioner dengan menggunakan komputerisasi program SPSS versi 16.0 diperoleh hasil seperti pada tabel 4.19 sebagai berikut:

Tabel 4.19 Analisis Variabel Produk, Harga, Lokasi, dan Kualitas Layanan Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen

Variabel Koefisien Regresi Sig.

(Constanta) 0.170 0.674

Produk (X1) 0.642 0.000

Harga (X2) 0.042 0.703

Lokasi (X3) 0.110 0.214

Kualitas Layanan (X4) 0.053 0.687

Sumber: Olahan Peneliti

Berdasarkan tabel 4.19 yang diperoleh dari hasil pengolahan data komputerisasi dengan menggunakan program SPSS versi 16.0, maka diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

4 3 2 1 0.042 0.110 0.053 642 . 0 170 . 0 X X X X Y     

Persamaan regresi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

B0 = 0.170 menunjukkan bahwa nilai produk, harga, lokasi, kualitas layanan

mempengaruhi keputusan pembelian sebesar 0.17%.

B1 = 0.642 menunjukkan bahwa jika nilai produk ditingkatkan satu satuan maka

dapat diikuti dengan peningkatan keputusan pembelian Kopitiam Oey sebesar 0.642%.

B2 = 0.042 menunjukkan bahwa jika nilai harga ditingkatkan satu satuan maka

dapat diikuti dengan peningkatan keputusan pembelian Kopitiam Oey sebesar 0.042%.

(18)

B3 = 0.110 menunjukkan bahwa jika nilai lokasi ditingkatkan satu satuan maka

dapat diikuti dengan peningkatan keputusan pembelian Kopitiam Oey sebesar 0.110%.

B4 = 0.053 menunjukkan bahwa jika nilai kualitas layanan ditingkatkan satu

satuan maka dapat diikuti dengan peningkatan keputusan pembelian Kopitiam Oey sebesar 0.053%.

4.6. Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mencari keeratan hubungan antara semua variabel bebas secara serempak terhadap variabel terikat. Informasi mengenai nilai korelasi dan determinasi simultan ini berdasarkan pada hasil pengolahan data dengan menggunakan SPPS versi 16.0, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.20 Analisis Koefisien Determinasi

R R square Adjusted R Square

0.639 0.409 0.388

Predictors : (Constant), X1, X2, X3, X4 b. Dependent variabel Y

Sumber: Olahan Peneliti

Dari hasil analisis pengolahan data antara faktor-faktor (produk, harga, lokasi, kualitas layanan) terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian di Kopitiam Oey menunjukkan bahwa besarnya nilai R= 0.639. Artinya, korelasi faktor-faktor tersebut di atas) terhadap keputusan pembelian di Kopitiam Oey mempunyai hubungan yangsangat erat dan positif sebab nilai koefisien korelasi mendekati +1.

Tetapi, pengaruh yang diberikan variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) yang ditunjukkan oleh R square (R2) pada tabel 4.20 hanya sebesar 0.409. Artinya 40.9% keputusan responden untuk memilih Kopitiam Oey dipengaruhi keempat faktor (produk, harga, lokasi, kualitas layanan), sedangkan sisanya sebesar 59.1% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti

(19)

4.7. Analisis Uji Hipotesis 4.7.1. Uji F

Pada penelitian ini, uji F digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh nilai produk, harga, lokasi, dan kualitas layanan terhadap keputusan pembelian di Kopitiam Oey. Uji F dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel.

Tabel 4.21 Uji F

Variabel Fhitung Sig. Ftabel

Produk (X1) Harga (X2) Lokasi (X3)

Kualitas Layanan (X4)

19.882 0.000 2.450

Berdasarkan hasil regresi dari tabel di atas menunjukkan bahwa F hitung sebesar 19.882 atau 19.88 (pembulatan 2 angka di belakang koma). Untuk mengetahui F tabel, terlebih dahulu ditentukan derajat kebebasan (df1 dan df2). Dengan menggunakan signifikansi a = 5%, df1 (jumlah variabel – 1) = 4, dan df2 (n-k-1) atau 120-4-1 = 115 (dimana n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variabel independen).

Untuk tabel F, df1 disebut sebagai df untuk pembilang (N1) dan df2 disebut sebagai df untuk penyebut (N2). Dengan demikian, F tabel yang dicari terdapat di antara baris N2 = 115 dengan kolom N1 = 4. Sehingga F tabel yang diperoleh adalah 2.450. Dengan demikian F hitung > F tabel (19.88 > 2.450), maka penulis menyimpulkan hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif dari faktor-faktor (produk, harga, lokasi, dan kualitas layanan) terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian di Kopitiam Oey terbukti kebenarannya.

4.7.2. Uji T

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel X berpengaruh positif secara parsial terhadap variabel Y berdasarkan hasil regresi yang ada. Uji T

(20)

dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dan t tabel. Dari perbandingan t hitung dan t tabel, disimpulkan apabila t hitung > t tabel maka H0 ditolak

sedangkan H1 diterima, dimana variabel X yang dimaksud mempunyai pengaruh

signifikan terhadap variabel Y. Sebaliknya apabila t hitung < t tabel maka disimpulkan bahwa H0 diterima sedangkan H1 ditolak, dimana berarti variabel X

yang dimaksud tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y.

Tabel 4.22 Uji T

Variabel thitung Sig. Ttabel

Produk (X1) Harga (X2) Lokasi (X3) Kualitas Layanan (X4) 6.297 0.383 1.250 0.403 0.000 0.703 0.214 0.687 1,658

Sesuai tabel 4.22 dapat dijelaskan pengujian secara statistik dengan uji parsial (uji T) dari masing-masing variabel, yaitu:

1. Pengujian Koefisien Regresi Variabel Produk (X1)

Hasil t hitung untuk variabel ini sebesar 6.297. Sementara itu, nilai pada tabel distribusi 5% sebesar 1.985, maka t hitung (6.297) > t tabel (1.658). Artinya, ada pengaruh yang signifikan antara produk terhadap keputusan pembelian pada Kopitiam Oey.

2. Pengujian Koefisien Regresi Variabel Harga (X2)

Hasil t hitung untuk variabel ini sebesar 0.383. Sementara itu, nilai pada tabel distribusi 5% sebesar 1.985, maka t hitung (0.383) < t tabel (1.658). Artinya, ada pengaruh antara harga terhadap keputusan pembelian pada Kopitiam Oey, namun pengaruh dari variabel ini tidak signifikan atau kecil pengaruhnya.

3. Pengujian Koefisien Regresi Variabel Lokasi (X3)

Hasil t hitung untuk variabel ini sebesar 1.250. Sementara itu, nilai pada tabel distribusi 5% sebesar 1.985, maka t hitung (1.250) < t tabel (1.658). Artinya, ada pengaruh antara lokasi terhadap keputusan pembelian pada

(21)

Kopitiam Oey, namun pengaruh dari variabel ini tidak signifikan atau kecil pengaruhnya.

4. Pengujian Koefisien Regresi Variabel Kualitas Layanan (X4)

Hasil t hitung untuk variabel ini sebesar 0.403. Sementara itu, nilai pada tabel distribusi 5% sebesar 1.985, maka t hitung (0.403) < t tabel (1.658). Artinya, ada pengaruh antara kualitas layanan terhadap keputusan pembelian pada Kopitiam Oey, namun pengaruh dari variabel ini tidak signifikan atau kecil pengaruhnya.

4.8. Analisis Uji Asumsi Klasik 4.8.1. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model. Kemiripan antar variabel independen dalam suatu model akan menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara suatu variabel independen dengan variabel independen yang lain. Deteksi multikolinearitas pada suatu model dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu jika Variance InflationFactor (VIF) tidak lebih dari 10 dan jika Tolerance tidak kurang dari 0.1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas.

Dalam penelitian ini diperoleh nilai VIF seperti tabel di bawah ini:

Tabel 4.23 Uji Multikolinearitas Model Collinearity Statistiks Tolerance VIF Constant Produk (X1) Harga (X2) Lokasi (X3) Kualitas Layanan (X4) 0.667 0.553 0.597 0.600 1.499 1.810 1.675 1.666

(22)

Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah produk, harga, lokasi, dan kualitas layanan terhadap keputusan pembelian pada Kopitiam Oey tidak terjadi multikolinearitas.

4.8.2. Uji Normalitas

Pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Untuk mengetahui bentuk kenormalan distribusi data salah satu cara yang dapat kita gunakan yaitu grafik dengan ketentuan, data terdistribusi secara normal akan mengikuti pola distribusi normal dimana bentuk grafiknya mengikuti bentuk lonceng. Hasil pengujian untuk membuktikan distribusi normal pada seluruh variabel dapat dicermati pada tabel berikut:

Tabel 4.24 Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual Kolmogorov-Smirnov

Z

0.465

Asymp. Sig (2-tailed) 0.982 a. Test distribution is normal

Dari tabel terlihat bahwa hasil pengujian di atas, diperoleh nilai signifikan sebesar 0.982 > 0.50 maka asumsi normalitas terpenuhi. Sehingga bisa dilakukan regresi dengan model linear berganda.

4.8.3. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki persamaan variance residual suatu periode pengamatan dengan periode pengamatan yang lain sehingga dapat dikatakan model tersebut homokesdatisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut, analisisnya dapat dilihat jika:

(23)

a. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0. b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

c. Penyebaran titik-titik data tidak bole membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

d. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.25 Uji Heterokedastisitas

Spearman Rho

Variabel Unstandardized Residual N Sig. (2-tailed) Produk (X1) 120 1.000 Harga (X2) 0.532 Lokasi (X3) 0.831 Kualitas Layanan (X4) 0.920

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)

Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa korelasi produk, harga, lokasi, dan kualitas layananan dengan unstandardized residual nilai signifikasi sebesar 1.000, 0.532, 0.831, dan 0.920. Karena signifikansi lebih dari 0.05 maka dapat disimpulkan pada model regresi tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Artinya, tidak ada korelasi antara besarnya data dengan residual sehingga bila data diperbesar tidak menyebabkan residual (kesalahan) semakin besar pula.

4.9. Pembahasan

Dapat diketahui bahwa masing-masing variabel bebas yaitu produk, harga, lokasi, dan kualitas layanan bernilai positif. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin berkualitas produk yang ditawarkan kepada konsumen, maka keputusan pembelian konsumen di Kopitiam Oey juga semakin meningkat. Sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Kotler dan Amstrong bahwa faktor utama yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan suatu keputusan pembelian adalah produk (2000).

(24)

Menurut Kotler dan Amstrong (2006) harga merupakan sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Sehingga dapat disimpulkan, semakin menarik harga dari produk-produk yang ditawarkan maka akan semakin meningkatkan keputusan pembelian konsumen.

Lokasi memegang peranan penting dalam melakukan usaha. Karena berkaitan dengan dekatnya lokasi usaha dengan pusat keramaian, mudah dijangkau, aman, dan tersedianya tempat parkir yang luas, pada umumnya lebih disukai konsumen. Lokasi yang strategis membuat konsumen lebih mudah dalam menjangkau dan juga keamanan yang terjamin. Sehingga dengan demikian, ada hubungan antara lokasi yang strategis dengan daya tarik konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk (Akhmad, 1996).

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian salah satunya adalah kualitas pelayanan yang diberikan (Kotler, 2001: p.206). Menurut Kotler (2002) definisi pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Pelayanan merupakan perilaku produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan pada konsumen itu sendiri. Kotler juga mengatakan bahwa perilaku tersebut dapat terjadi pada saat, sebelum dan sesudah terjadinya transaksi. Pada umumnya pelayanan yang bertaraf tinggi akan menghasilkan kepuasan yang tinggi serta pembelian ulang yang lebih sering.

Antara produk, harga, lokasi, dan kualitas layanan saling memiliki korelasi. Untuk variabel produk, makanan atau produk yang mengguah selera memberikan kontribusi yang paling besar dibanding dengan item pertanyaan variabel produk yang lain. Untuk variabel harga, indikator yang memberikan kontribusi paling besar yaitu kesesuaian pelayanan yang didapat dengan apa yang dibayarkan. Sedangkan untuk variabel lokasi, lokasi Kopitiam Oey yang mudah ditemukan memberikan kontribusi lebih besar daripada item pertanyaan yang lain. Untuk variabel kualitas layanan, kesopanan staf dalam melayani konsumen

(25)

memberikan kontribusi paling besar dibanding item pertanyaan variabel kualitas layanan yang lain.

Sedangkan untuk keputusan pembelian, dapat dilihat bahwa sebagian besar konsumen mayoritas memilih jawaban ingin melakukan pembelian ulang di Kopitiam Oey. Menurut Kotler dan Armstrong (2004, p.224) proses pengambilan keputusan pembelian terdiri dari lima tahap: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, pengevaluasian alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian. Perilaku setelah pembelian merupakan tahap proses keputusan pembeli konsumen melakukan tindakan lebih lanjut setelah pembelian berdasarkan pada kepuasan atau ketidak puasan mereka. Jika konsumen puas maka mereka akan melakukan pembelian selanjutnya (loyal) dan mengkonsumsi produk untuk jangka panjang.

Dalam penelitian ini terbukti bahwa produk memiliki pengaruh yang paling signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini sesuai dengan teori Kotler dan Amstrong (2008) atribut merupakan pengembangan dari produk barang atau jasa yang akan berimplikasi pada manfaat yang akan didapat konsumen. Keputusan mengenai atribut produk sangat mempengaruhi reaksi konsumen terhadap produk. Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipersepsikan sangat penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian (Tjiptjono, 2008, p.96).

Gambar

Tabel 4.1 Uji Validitas
Tabel 4.3 Hasil Screening Model
Tabel 4.5 Profil Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.6 Profil Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bupati sebagai alat birokrasi negara modern dan di sisi lain juga sebagai ketua LAD yang menjalankan fungsi Sombayya dapat dengan mudah menguasai segala macam gaukang

Berdasarkan data yang ada tidak ada strategi khusus yang dilakukan oleh Pemprov Banten, tetapi memang Humas Pem- prov Banten ini tidak dalam keadaan diam atau pasiv selamanya,

Selain itu migrasi mereka ke luar negeri juga menunjukkan bahwa para tenaga kerja ingin mendapatkan pekerjaan yang lebih dapat mensejahterakan dirinya maupun

Wilayah Desa Gondosuli yang terletak di lereng gunung Lawu dengan latar belakang masyarakat yang sangat monokultur seharusnya diberikan sebuah intervensi

6428_K2_PEMERINTAH_KAB._KARANGANYAR Catatan : Daftar Nominatif ini dapat berubah jika ada sanggahan, pengaduan, duplikasi dan sebab lainnya.. Instansi

Didalam upaya meredam konflik antar anggota ataupun dengan lembaga diluar kelompok kondisi lahan kelola harus jelas, tegas batas-batasnya di dalam bahsa lain adalah harus “clean

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Grace Tedy Tulak dan Munawira Umar (2016) Tentang Pengaruh Senam Lansia Terhadap Penurunan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman ekstrak daun eceng gondok dengan level yang berbeda berpengaruh (P&lt;0,05) terhadap haugh unit telur pada level 20%