• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

40

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang berangkat dari fenomena yang peneliti temukan. Penelitian kualitatif adalah proses meneliti informan beserta semua aspek yang terjadi disekitarnya, serta mengharuskan peneliti untuk berinteraksi secara dekat dengan informan agar dapat mengamati, mengenal dan menggali berbagi makna maupun simbol-simbol eksplisit maupun implisit (Idrus, 2002:24). Sementara itu Bogdan dan Taylor menjabarkan metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif (penggambaran) yang diartikulasikan melalui kata-kata maupun lisan dari subjek yang diamati. Sementara itu Jane Richie mendefinisikan penelitian kualitatif adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk menyajikan dunia sosial dan perspektifnya di dalam dunia, dari segi konsep, perilaku, persepsi, dan persoalan tentang manusia yang diteliti (Moleong, 2014:6). Selain itu Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupaun dalam peristilahannya. (Moleong, 2014:4).

Berdasarkan uraian beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena, gejala mengenai apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lainnya, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2014:6). Selain itu dalam proses menjaring data/informasi dilakukan sewajarnya mengenai berbagai aspek yang

(2)

41

mempengaruhi kehidupan informan. Data tersebut dapat berupa fenomena yang sedang berlangsung ataupun memunculkan kembali ingatan yang mendukung informasi yang dihimpun (Nawawi, 1994:174). Dengan demikian pada penelitian ini peneliti mengambil data secara murni dari apa yang subjek ceritakan selama mengahadapi situasi gegar budaya pada situasi yang wajar (natural setting) tanpa ada intervensi dari peneliti dan pihak lain oleh karena peneliti ingin mengungkapkan makna yang muncul secara eksplisit maupun implisit berdasarkan informasi yang subjek ceritakan kepada peneliti sehingga diharapkan peneliti dapat menghasilkan data yang komprehensif.

3.2. Metode Penelitian

Sementara itu dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah studi kasus. Sementara itu Ary (1982) dalam Muhammad Idrus menyebutkan bahwa studi kasus adalah suatu penyelidikan intensif tentang seorang individu, namun studi kasus terkadang dapat juga dipergunakan untuk menyelidiki unit sosial yang kecil seperti keluarga, sekolah, kelompok-kelompok anak muda. Dalam penelitian studi kasus peneliti berusaha untuk menemukan variabel kunci dalam unit sosial maupun individu Pada penelitian ini peneliti berusaha untuk mengumpulkan data kondisi subjek pada masa lalu dan masa sekarang yang masih relevan dengan topik penelitian. Selain itu peneliti juga mengumpulan data mengenai perkembangan diri subjek, penyebab terjadinya hal tersebut, perilaku keseharian subjek, alasan perilaku tersebut dilakukan, bagaimana perilaku berubah dan penyebab terjadinya perubahan. (Muhammad Idrus, 2009). Studi kasus merupakan sebuah penelitian holistik yang menekan pada aspek eksploratif ketika menemukan kasus, sehingga diperlukan serangkaian operasional studi kasus agar selama proses berlangsung peneliti dapat berjalan sesuai panduan (Yin dalam Tellis, 1997), antara lain:

(3)

42

a) Meninjau projek/kasus (tujuan, isu, topik investigasi)

Dalam hal ini tujuan yang ditentukan oleh peneliti terkait penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi fenomena gegar budaya serta pengatasannya. Adapaun isu yang sering dihadapi oleh subjek adalah gegar budaya yang tidak dapat ditebak, sehingga seringkali subjek dalam komunikasi antarbudaya merespon gegar budaya sebagai hal yang negatif. b) Prosedur lapangan (kredensial, akses ke lokasi dan sumber informasi)

Peneliti merangkum beberapa sumber yang terbagi menjadi sumber primer dan sekunder. Sumber infromasi primer berasal dari wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti, sementara sumber sekunder berasal dari pihak eksternal (teman, pengajar di BIPA, staf BIPA dan dari dokumentasi). Adapaun peneliti juga berusaha menjangkau subjek secara langsung dengan pendekatan implisit, seperti menghadiri kelas, berinteraksi dsb.

c) Pertanyaan studi kasus

Dalam protokol ini peneliti memastikan untuk menggali 3 aspek utama selama pengumpulan data seperti perilaku komunikasi antarbudaya, kondisi gegar budaya dan juga manajemen diri. Adapun hal ini juga berkaitan dengan panduan wawancara dimana pertanyaan diatur sebagai semi terbuka agar tetap memastikan dapat mengeksplor informasi yang lebih luas.

(4)

43

Peneliti menyuguhkan laporan yang dibagi menjadi 6 bab yang terdiri dari pendahuluan, latar belakang topik, teori yang relevan sebagai teman diskusi peneliti, metode penelitian, gambaran umum subjek, pembahasan (diskusi teoritik, triangulasi data, verifikasi data) dan kesimpulan yang disertai dengan lampiran skrip wawancara.

3.3. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan Deskriptif. Penelitian deskriptif dilakukan terhadap variabel mandiri, tanpa dihubungkan dengan dengan variabel lain. Peneliti berusaha mendapatkan data apa adanya kemudian menggambarkan apa adanya (Muslimin Machmud, 2016:136). Menurut Surakhmad penyelidikan deskriptif lebih menitikberatkan pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. Sedangkan menurut Nawawi (1983 : 64), metode penelitian deskriptif mempunyai dua ciri pokok: (1) Memusatkan perhatian pada masalah yang ada pada saat penelitian dilakukan saat sekarang, atau masalah yang bersifat aktual, selain itu (2) menggambarkan fakta-fakta mengenai masalah yang diselidiki sebagaimana adanya dengan interpretasi rasional, yang kemudian akan dijabarkan hasil yang diperoleh dalam kata-kata atau deskripsi. Oleh karena itulah pada penelitian ini peneliti ingin mendeskripsikan manajemen diri subyek dalam menghadapi gegar budaya berdasarkan pengalaman masa lampau yang diceritakan oleh subjek.

3.4. Sumber Data

Dalam kegiatan ini peneliti menggunakan teknik purposive sampling dengan menentukan kriteria yang sesuai dengan rumusan penelitian, agar peneliti dapat menemukan gambaran subjek yang tepat (Moleong, 2008:224). Peneliti telah membagikan kuisioner kepada 13 mahasiswa asing dan melakukan wawancara kembali untuk mengkonfirmasi jawaban yang telah diberikan, setelah itu peneliti

(5)

44

memilih subjek penelitian berdasarkan hasil wawancara pertama dan mendikusikannya kepada pembimbing. Adapun berdasarkan wawancara tersebut maka telah ditetapkan kriteria oleh peneliti sebagai berikut:

a) Laki-laki/Perempuan

b) Tidak pernah tinggal di Indonesia lebih dari 6 bulan c) Mengalami kesulitan dalam menyesuaikan budaya baru Berdasarkan kriteria diatas diperoleh 4 subjek penelitian yaitu:

a) Kevin Tatsuya Barr (Laki-laki, 23 Tahun, Amerika Serikat) b) Malalai Ahmadzai (Perempuan, 18 Tahun, Afghanistan) c) Mohammed Ali Galal ELfouly (Laki-laki, 19 Tahun, Mesir) d) Theng Chan Boramey (Perempuan, 21 Tahun, Kamboja) 3.5. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini berusaha untuk mendapatkan informasi mengenai komunikasi antarbudaya, perkembangan diri subjek, penyebab terjadinya kesulitan dalam penyesuaian budaya, gegar budaya, perilaku keseharian subjek, alasan perilaku (manajemen diri) dilakukan, bagaimana perilaku berubah, dan dampak setelah melakukan perubahan Untuk menangkap informasi tersebut maka penelitian ini menggunakan metode antara lain:

a) Wawancara

Untuk memastikan peneliti mendapatkan setiap data yang dibutuhkan maka peneliti melakukan wawancara mendalam (depth interview). Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara semi terstruktur, yaitu kegiatan wawancara dengan mempersiapkan terlebih dahulu bahan

(6)

45

pertanyaan yang akan diajukan, namun peneliti masih bisa mengembangkan pertanyaan untuk menggali informasi yang lebih mendalam (Idrus, 2002:110). Pada penelitian ini wawancara digunakan untuk mencari informasi berdasarkan pernyataan dari subjek yang disampaikan secara langsung dan kemudian ditangkap serta dicatat oleh peneliti. Wawancara yang berulang juga digunakan agar peneliti benar-benar mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

b) Observasi

Peneliti melakukan pengamatan terkait aktifitas keseharian subjek dalam aktifitas formal kegiatan belajar mengajar (KBM) serta mengupayakan keikutsertaan informal di luar kelas. Peneliti juga melakukan observasi ketika peneliti dan subjek bertatap muka secara langsung saat wawancara. Hal ini berguna agar peneliti dapat mencocokan informasi yang disampaikan dengan perilaku yang ditampilkan subjek.

c) Dokumentasi

Peneliti menggunakan dokumentasi sebagai pelengkap dari kegiatan wawanc ara di atas yang dilakukan oleh peneliti. Dokumentasi tersebut berupa, skrip rekaman, suara rekaman saat wawancara. Hal tersebut sesuai dengan pengertian dokumen menurut Reiner dalam Gunawan (2013) bahwa dalam artian luas dokumen meliputi semua sumber, baik sumber tertulis maupun sumber lisan. Dalam artian sempit hal tersebut bermakna sumber tertulis saja.

(7)

46 3.6. Waktu dan Tempat Pengumpulan Data

Untuk memastikan bahwa peneliti mendapat informasi saat gegar budaya paling mungkin terjadi, peneliti telah melakukan wawancara dengan waktu sebagai berikut.

a) Wawancara pendahuluan (24 Desember – 30 Desember 2018)

b) Perpanjangan keikutsertaan/observasi (31 Desember 2018 – 20 Maret 2019) c) Wawancara utama (14 Januari 2019- 20 Maret 2019)

d) Tempat Wawancara (Kantor BIPA Universitas Muhammadiyah Malang Kampus III Jalan Raya Tlogomas No. 246 Kota Malang GKB IV Basement atau tempat lain sesuai kehendak subjek)

3.7. Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model analisis interaktif Miles dan Huberman yang terdiri dari tahap pengumpulan data, tahap reduksi data, penyajian data serta verifikasi dan penarikan kesimpulan /verfiikasi (Idrus, 2002:148). Pada tahap pengumpulan data peneliti berusaha menggali informasi lewat berbagai media, seperti komunikasi secara langsung saat melakukan wawancara ataupun pembicaraan informal, observasi dari aktfitas lapangan yang memungkin peneliti peroleh melalui dokumentasi kamera ataupun video tape seperti saat kegiatan belajar mengajar di kelas, maupun kegiatan informal diluar kelas. Selain itu bisa pula didapatkan dari foto-foto maupun pengalaman pribadi yang peneliti peroleh melalui akun media sosial narasumber. Pada tahap reduksi kegiatan yang dilakukan adalah melakukan pemilihan, penyederhanaan, pengabstrakan dan transormasi data kasar yang muncul dari catatan lapangan. Penelti memastikan bahwa data yang akan dianalisis adalah data yang sesuai dengan konsep manajemen diri terkait dengan

(8)

47

pengatasan gegar budaya. Sehingga dapat menemukan bagian data mana yang perlu dikode serta bagian mana yang bisa dianalisis.

Pada tahap penyandian data peneliti melihat kembali data dari wawancara dan observasi dan yang telah direduksi untuk melihat kembali data yang diperoleh apakah peneliti harus meneruskan analisisnya atau mencoba memperdalam temuan tersebut. Dan yang terakhir adalah verifikasi dan penarikan kesimpulan. Merupakan kegiatan penarikan data untuk dianalisa sejauh mana hasil penggaian data tersebut telah menjawab pertanyaan penelitian yaitu Bagaimanakah manajemen diri mahasiswa asing di BIPA UMM dalam menghadapi situasi gegar budaya di lingkungan baru? serta dapat meyakinkan masalah penelitian melalui interpretasi yang telah dibuat dengan fleksibel, tetap terbuka dan skeptis (Idrus,2002:151).

3.8. Uji Keabsahan Data

Menurut Moleong (2009:324) untuk melakukan keabsahan, peneliti memerlukan teknik pemeriksaan. Dalam penelitian kualitatif pemeriksaan tersebut dapat dilakukan didasarkan sejumlah kriteria tertentu. Kriteria tersebut antara lain: a) Kepercayaan (Credibility)

Untuk memeriksa kepercayaan terdapat 7 teknik yang dapat dilakukan antara lain: Perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamat, triangulasi, pengecekan sejawat, kecukupan referensial, kajian kasus negatif, pengecekan anggota. Konteks teknik tersebut dalam penelitian ini antara lain:

1) Perpanjangan keikutsertaan

Peneliti akan kembali melakukan wawancara mendalam serta terlibat aktif untuk semakin membangun keakraban dengan subyek sehingga data

(9)

48

yang dikumpulkan lebih jelas dan terbuka. Peneliti mencoba terlibat tidak hanya saat ada kegiatan belajar mengajar dengan datang setiap hari pada kegiatan belajar mengajar (KBM) yaitu mulai senin-kamis. namun juga diluar kelas. Peneliti juga berusaha untuk membangun keakraban saat wawancara dengan menyelingi pertanyaan wawancara kepada subjek dengan topik topik menarik.

2) Ketekunan pengamat

Peneliti membuat ceklis data penting, agar setiap wawancara peneliti mendapat data penting. Serta mengelompokkan data wawnacara dan observasi serta membandingkankan setiap hari agar mendapat perkembangan.

3) Triangulasi

Menurut Moleong (2009:330) triangulasi adalah teknik yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan triangulasi sumber yaitu peneliti membandingkan data yang diperoleh melalui observasi dengan hasil wawancara, peneliti membandingkan keterangan yang diperoleh dari rekan sejawat subyek, membandingkan apa yang dikatakan oleh pengajar dan staf BIPA, serta membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang diperoleh selama pengamatan.

4) Pemeriksaan Sejawat

Peneliti akan memberikan transparansi hasil data yang diperoleh dihadapan subyek dengan tujuan untuk mengkonfirmasi sekaligus mengembangkan hasil temuan secara kritis.

(10)

49 5) Analisis Kasus Negatif

Peneliti melihat kembali kecenderungan yang berlawanan dari arus utama perilaku subyek. Misalnya pada pertemuan dihari berikutnya subyek mengalami penurunan kualitas emosi, maka pada periode subyek tersebut bisa diteliti kembali untuk mencari tahu kekurangan atau anomali dalam kegiatan.

6) Pengecekan Anggota

Peneliti melibatkan teman-teman dekat lain dari subyek sesuai dengan rekomendasi subyek untuk melakukan pengecekan serta memberi reaksi terhadap data dan ikhtisar wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Sehingga peneliti bisa memberi pengembangan dari reaksi yang diberikan. b) Keteralihan (Transferability)

Hasil penelitian ini nantinya dapat digunakan dalam situasi yang lain karena hasil yang ada dapat di lihat melalui bukti wawancara secara fisik (verbatim), sehingga nantinya peneliti selanjutnya dapat membaca hasil wawancara dengan detail. Selain verbatim hasil yang diperolah nanti disajikan menggunakan tabel. Tabel tersebut dibedakan berdasarkan narasumber individu, sehingga pembaca dapat mengetahui kasus negatif dari hasil penelitian yang dapat dijadikan penelitian selanjutnya.

c) Kebergantungan (Dependability)

Dependability disebut juga dengan reliabilitas yaitu suatu keadaan dimana

(11)

50

karena setiap tahun terdapat mahasiswa asing yang belajar di Universitas Muhammadiyah Malang dengan kepribadian dan sikap yang berbeda.

d) Kepastian (Confirmability)

Objektifitas penelitian ini akan didukung dengan dokumentasi selama proses pengambilan data yang terdiri dari foto, suara rekaman dan juga video.

Referensi

Dokumen terkait

Kesatuan merupakan sebuah upaya untuk menggabungkan unsur- unsur desain menjadi suatu bentuk yang proporsional dan menyatu satu sama lain ke dalam sebuah media..

Penelitian penilaian mengenai pengembangan instrumen telah dilakukan sebelumnya oleh Romika Rahayu di SMP Negeri Kota Semarang (2016) dari kegiatan pra

Sosialisasi didalam Kantor Pelayanan Pajak Mataram Barat itu sebagai bentuk jangka panjang, jadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Mataram Barat tidak bisa mengukur

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan zat aktif yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair.. Pemilihan pelarut dan cara ekstraksi

Sebagaimana kita tau pasar adalah sebuah tempat bertemunya pembeli dengan penjual guna melakukan transaksi ekonomi yaitu untuk menjual atau membeli suatu barang

Hasil penelitian menunjukan bahwa kandungan sukrosa tembakau transgenik yang membawa gen SPS tebu lebih tinggi dibandingkan tanaman kontrol, seperti tampak pada Gambar

Dari Gambar 4 dapat dilihat bahwa gugus yang berperan terhadap pengikatan ion Cu(II), adalah gugus S-H dan gugus –OH dari silanol, yang ditunjukkan dengan

Pajak penghasilan bagi Wajib Pajak dihitung dengan cara mengalikan Penghasilan Kena Pajak dengan tarif pajak sesuai dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan Pasal 17