• Tidak ada hasil yang ditemukan

POTENSI BAHAN GALIAN GRANIT DAERAH KABUPATEN TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "POTENSI BAHAN GALIAN GRANIT DAERAH KABUPATEN TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

POTENSI BAHAN GALIAN GRANIT

DAERAH KABUPATEN TOLITOLI

PROVINSI SULAWESI TENGAH

Nanda Prasetiyo

Mahasiswa Magister Teknik Geologi UPN “Veteran” Yogyakarta

Wilayah Kabupaten Tolitoli yang terletak di Provinsi Sulawesi Selatan memiliki berapa potensi geologi yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Sebagai contoh di daerah ini memiliki potensi Bahan galian C yang belum diolah sama sekali berupa batugranit. Granit dapat dimanfaatkan sebagai berbagai material dari ubin, meubel hingga ornament pelapis dinding bangunan dengan nilai jual yang cukup tinggi, oleh sebab itu potensi ini sangat menjanjikan untuk dikembangkan.

LOKASI PENELITIAN

Desa galumpang adalah Ibukota Kecamatan Dako Pamean dengan luas

wilayah desa sekitar 50 km2 dengan morfologi relatif variatif, yakni berupa

dataran 50%, perbukitan sekitar 2% dan pegunungan sekitar 48%. Ketinggian daerah ini berada di kisaran 2-1.121 m diatas permukaan air laut.

(2)

Sedangkan untuk Desa Bajungan terletak di Kecamatan Galang yang berbatasan langsung dengan Desa Galumpang yang merupakan desa paling selatan di Kecamatan Dako Pamean. Desa Bajungan memiliki luas sekitar 131,2 km dengan morfologi berupa dataran 70%, perbukitan 5%, dan pegunungan 25%. Ketinggian wilayah ini berkisar 50 m di atas permukaan air laut.

Gambar.2. Peta lokasi penelitian

KONDISI GEOLOGI

A. Stratigrafi Dan Lithologi Daerah Telitian

Secara regional wilayah Kabupaten Tolitoli terdapat pada Mandala geologi Sulawesi Barat. Stratigrafi batuan wilayah ini disusun berdasarkan umur dari muda ke tua sebagai berikut :

I. Alluvium

Terdiri dari material pasir, lempung, lanau, lumpur, kerikil dan kerakal. Endapan ini tersingkap di daerah-daerah pesisir pantai dan sekitar daerah aliran sungai. Penyebarannya berada di daerah Lais, Bangkir, Tolitoli dan Lalos. Tebal satuan batuan ini mencapai puluhan meter.

II. Batugamping Terumbu

Terdiri dari batugamping koral, sebagian batugamping lempungan dengan

kepadatan yang rendah-sedang. Penyebaran setempat-setempat

umumnya di daerah tanjung dan pulau-pulau kecil, yaitu Pulau Bambangala, Pulau Tengelangan, Pulau Lurungan. Dengan umur formasi Pleistosen-Holosen.

III. Batuan Beku Granit

Penyebaran batuan ini antara lain sebelah timur Kota Tolitoli yang memanjang ke utara berbatasan dengan Kabupaten Buol dan penyebarannya yang luas memanjang dari Tinabogan sampai ke arah timur Bangkir. Pada beberapa tempat bagian atas

(3)

IV. Batuan Sedimen Laut

Lithologi terdiri dari batupasir, lanau, lempung, konglomerat, tufa, tufa lapilli, aglomerat, breksi vulkanik, dan lava yang bersifat andesitic. Di kabuaten Tolitoli penyebaran formasi ini terdapat di bagian timur laut, yaitu di daerah Pinjang, Lakuan , dan Dampelas. Umur formasi ini adalah Miosen Tengah sampai Miosen Atas.

V. Formasi Tinombo

Kenampakan khas formasi ini adalah adanya perselingan lapisan batupasir, batulempung, batulanau dengan sisipan batuan vulkanik dan batugamping. Umumnya batuan pada formasi ini bersifat rapuh karena dibeberapa tempat formasi ini telah mengalami metamorfisme, terutama disekitar jalur-jalur patahan. Formasi ini menindih batuan metamorf secara tidak selaras. Penyebarannya sangat luas baik di utara, tengah, dan baratdaya. Wilayah-wilayah yang disusun oleh formasi ini diantaranya perbukitan di timur dan selatan kota Tolitoli, Lulalang, dan wilayah sibaluton. Umur formasi ini adalah Eosen-Oligosen.

VI. Batuan Vulkanik

Batuan Gunung api umumnya bersifat andesitic, tersebar di banyak tempat namun tidak meluas. Ukuran Kristal batuannya umumnya halus. Juga terdapat batuan lain berupa lava, breksi, andesit, dan basal. Penyebaran yang sangat luas dan memanjang terdapat di Tolitoli dan memanjang ke utara serta timur sampai mencapai Kabupaten Buol. Disamping bersifat andesitic, batuan ini dibeberapa tempat telah mengalami ubahan. Umur batuan ini diperkirakan Eosen-Oligosen.

VII. Kompleks Batuan Metamorf

Kompleks batuan metamorf ini terdiri dari sekis mika, sekis hijau, sekis amphibolit, dan marmer. Sekis mika lebih dominan dibanding sekis hijau dan batuan lainnya. Di Kabupaten Tolitoli kompleks batuan ini terdapat di bagian selatan pada batas Kabupaten Parimo yaitu di sekitar Gunung Tinombala, Gunung Salusupande dan Gunung Silondou, kompleks batuan ini berumur Mesozoikum.

B. Struktur Geologi Regional Daerah Telitian

Secara regional wilayah Tolitoli temasuk dalam Mandala Geologi Sulawesi Barat. Dari sisi kompleksitas struktur geologi struktur wilayah Tolitoli relatif tidak terlalu kompleks dibandingkan dengan kabupaten lain di Sulawesi Tengah. Struktur yang dijumpai berupa patahan yang umumnya berarah timurlaut-baratdaya berupa patahan vertical. Di beberapa tempat patahan-patahan ini saling berpotongan dengan patahan-patahan lain yang relative lebih kecil. Wilayah-wilayah yang dipengaruhi oleh patahan antara lain Tinabogan dan lain bagian Timur. Struktur lainnya berupa kekar pada batuan sedimen dan vulkanik dan kekar primer maupun sekunder pada batuan granit. Pada batuan sedimen juga dijumpai struktur lipatan antiklin.

(4)

Di bagian barat wilayah ini, tepatnya di perairan Selat Makassar, terdapat jalur sesar Palu-Koro dengan arah hampir utara-selatan. Sesar ini adalah sesar aktif, dan sewaktu-waktu dapat menimbulkan gempabumi tektonik dan tsunami yang dapat mmenimbulkan kerugian dan kerusakan.

C. Struktur Geologi Lokal Daerah Telitian.

Secara lokal pada wilayah penelitian dijumpai struktur geologi berupa patahan-patahan dan kekar, dengan orientasi yang relatif tidak menunjukkan arah tertentu. Pada tubuh struktur kekar yang terbentuk berkaitan dengan kondisi pembentukan batuan granit yang diantaranya menghasilkan kekar-kekar tiang. Karenanya disamping struktur kekar sekunder akibat tektonik juga struktur kekar primer akibat pembekuan dapat diamati pada batuan granit.

POTENSI BAHAN GALIAN GRANIT

Potensi usaha penambangan bahan galian granit di lokasi Desa Galumpung ditinjau dari beberapa parameter yang berkaitan dengan kondisi fisik, topografi lokasi bahan galian, dan volume bahan galian.

A. Topografi Lokasi Bahan Galian

Sebaran batuan granit di wilayah Galumpang dan sekitarnya ditandai oleh topografi berupa tinggian-tinggian di atas wilayah dataran dengan morfologi bergelombang di sekitarnya. Tinggian ini merupakan indikasi adanya perbedaaan resistensi dari batuan penyusunnya. Lineasi batas granit di wilayah penelitian merupakan hasil dari analisa morfologi dengan parameter resistensi batuan pembentuknya. Elevasi tertinggi wilayah penelitian berada pada 750 m diatas permukaan laut dan elevasi terendah 0 m di atas permukan air laut.

Pengamatan terhadap tingkat pelapukan material menunjukkan bagian atas satuan granit telah mengalami pelapukan, termasuk pula yang diindikasikan dengan tumbuhnya vegetasi di atas satuan granit.

B. Kondisi Fisik Material

Kondisi fisik material dilakukan atas hasil pengamatan langsung di lapangan dan analisa terhadap hasil uji laboratorium atas contoh material.

 Kondisi Fisik Secara Umum

Secara umum kondisi fisik granit di daerah telitian masih bersifat segar dan tingkat pelapukan rendah. Pelapukan hanya terjadi pada sekitar permukaan dengan tebal 2 - 4 cm sedangkan ketebalan rata-rata granit adalah 2 - 3,5 meter.

(5)

 Warna

Warna batuan granit diwilayah penelitian memiliki variasi dari warna abu-abu, abu-abu kemerahan, dan abu-abu terang. Pengamatan ini dilakukan pada singkapan batuan granit yang segar.

 Petrologi Granit

Tekstur granit secara umum bersifat fanerik, ukuran Kristal umumnya equigranular, sebagian dengan gejala porfiri dengan fenokris feldspar dalam masa dasar mineral halus.

a. b. Foto.1.

(a). Singkapan Batuan Granit dengan tekstur fanerik kasar dan equigranular. (b). Singakapan batuan granit di lapangan.

C. Kuantitas Cadangan

Pada penentuan kuantitas cadangan bahan galian granit di wilayah penelitian digunakan metode perhitungan secara kasar yang dilakukan atas luas penampang beberapa potongan yang dibuat pada beberapa bagian wilayah yang secara fisik dan geologi disusun oleh granit.

Dari penghitungan dengan metode luas rata-rata penampang didapatkan volume total granit sebesar 5.029.895.833 m3 pada daerah telitian dengan luas

sebaran 30,362 km2. Dari hasil total perhitungan tersebut digunakan harga

mineable sebesar 25 % maka akan didapatkan cadangan sebesar 1.257.473.958 m3.

Dari nilai cadangan mineable tersebut didapatkan harga tonase :

3.336.155.399 ton, dengan harga berat jenis sebesar 26 kN/m3.

KESIMPULAN

Luas sebaran granit di wilayah penelitian adalah 30,362 km2. Volume total

granit yang tersedia sebesar 5.029.895.833 m3. Sedangkan yang dapat

dieksploitasi sebesar 1.257.473.958 m3. Volume ini sudah termasuk dalam

kategori layak tambang. Didukung lagi dengan harga dan permintaan pasar yang cukup bagus.

(6)

Di sekitar wilayah penelitian terdapat prasarana yang dapat menunjang aktivitas perekonomian, diantaranya adalah prasarana jalan darat yang bagus, pelabuhan dan bandara. Dengan demikian potensi bahan galian ini sangat layak untuk dikembangkan.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kab. Tolitoli, Kecamatan Dako Pamean Dalam Angka Tahun 2005, Tolitoli.

Badan Pusat Statistik Kab. Tolitoli, Kecamatan Galang Dalam Angka tahun 2005, Tolitoli.

Badan Pusat Statistik Kab. Tolitoli, 2004, Kabupaten Tolitoli Dalam Angka Tahun 2004, Tolitoli.

Dinas Pertambangan dan Energi Sulteng, 2000, Potensi dan Rencana Pengembangan Wilayah Pertambangan, Makalah disampaikan pada seminar “Evaluasi dan Penyusunan Kembali RTRWP Sulteng”, BAPPEDA Prov. Sulteng, Palu.

Google Earth Imaginary, Map Data@2010

Sompotan Amstrong, Formasi Geologi Sulawesi, 2008, Institute Teknologi Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

Koperasi didasarkan atas keyakinan bahwa ada kemungkinan- kemungkinan yang besar sekali dan ada kekuatan-kekuatan luar biasa yang terpendam pada orang-orang biasa,

Walau kiai (Ra. Imam – Din Zein) hanya mendapat dukungan dua partai, itu tidak menandakan patron klien di Bangkalan memudar seperti pudarnya hubungan patron klien akibat masyarakat

Pokja Konstruksi 2 Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kabupaten Barito Timur mengundang calon. penyedia jasa berikut untuk menghadiri pembuktian kualifikasi untuk paket

Sesuai Perpres No.54 tahun 2010 tentang pengadaan barang/jasa pemerintah yang terakhir diubah dengan Perpres No.4 tahun 2015 beserta petunjuk teknisnya tentang pengadaan

Kepada peserta yang berkeberatan atas Pengumuman Pemenang Pemilihan Langsung dapat menyampaikan sanggahan secara elektronik melalui aplikasi SPSE

Pelelangan Sederhana dengan Pascakualifikasi untuk paket pekerjaan Pengadaan Alat Peraga Edukatif BKB KIT secara elektronik melalui SPSE versi 3.6 sebagai berikut:c.

Pada penelitian dengan alumunium tebal 1 mm, nilai densitas citra pada titik kesatu sampai kelima pada posisi diluar bahan mempunyai perbandingan yang sama

Untaian rasa syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala karunia, rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: