ALTERNTIF KONSTRUKSI
PELEBARAN JALAN
PELEBARAN JALAN
SURABAYA GRESIK
(STA 4+800 - STA 7+000)
(STA 4+800 - STA 7+000)
MAHARSHI MEUNANG PERWITTA
MAHARSHI MEUNANG PERWITTA
3106100112
3106100112
ALTERNTIF KONSTRUKSI
PELEBARAN JALAN
PELEBARAN JALAN
PELEBARAN JALAN
SURABAYA GRESIK
(STA 4+800
(STA 4+800 - STA 7+000)
STA 7+000)
(STA 4+800 STA 7+000)
MAHARSHI MEUNANG PERWITTA
3106100112
I.Pendahuluan:
I.Pendahuluan:
II.Tinjauan Pustaka
III. Metodologi
III. Metodologi
IV. Analisa Data
IV. Analisa Data
V . Perencanaan Perkerasaan dan Metode
Perbaikan Tanah.
Perbaikan Tanah.
VI .Penutup (Kesimpulan dan Saran).
I.
I.Pendahuluan
Pendahuluan::
I.Pendahuluan:
II.Tinjauan Pustaka
III. Metodologi
IV. Analisa Data
V . Perencanaan Perkerasaan dan Metode
Perbaikan
Perbaikan Tanah.
Tanah.
Perbaikan Tanah.
Latar Belakang:
Latar Belakang:
Jalan Surabaya Gresik merupakan jalan nasional.
Jalan Surabaya-Gresik yang semula 2 lajur 2 arah undivided
Jalan Surabaya-Gresik yang semula 2 lajur 2 arah undivided
akan dilakukan pelebaran menjadi 6 lajur 2 arah divided.
Kondisi tanah asli adalah lempung lembek sampai kedalaman
25m.
25m.
Perencanaan yang telah ada pada memiliki beberapa
kelemahan antara lain:
1. Perencanaan dan pelaksanaan dilapangan tidak
memperhitungkan terjadinya penurunan lapisan tanah asli. 2. Pada perencanaan yang ada lapisan perkerasaan yang 2. Pada perencanaan yang ada lapisan perkerasaan yang
digunakan adalah lapisan perkerasaan dengan tebal minimum
Latar
Latar Belakang
Belakang::
Latar Belakang:
Jalan Surabaya Gresik merupakan jalan nasional.
Jalan Surabaya
Surabaya-Gresik yang
Surabaya Gresik yang
Gresik yang semula 2 lajur
lajur 2 arah undivided
lajur
akan dilakukan pelebaran menjadi 6 lajur 2 arah divided.
Kondisi tanah asli adalah lempung lembek sampai kedalaman
25m.
25m.
25m.
Perencanaan yang telah ada pada memiliki beberapa
kelemahan antara lain:
1. Perencanaan dan pelaksanaan dilapangan tidak
memperhitungkan terjadinya penurunan lapisan tanah asli. 2.
2. PadaPada perencanaanperencanaan yang yang adaada lapisanlapisan perkerasaanperkerasaan yang yang 2. Pada perencanaan yang ada lapisan perkerasaanperkerasaanperkerasaanperkerasaan yang
LOKASI JALAN SURABAYA -GRESIK
LOKASI JALAN SURABAYA -GRESIK
LOKASI JALAN SURABAYA
LOKASI JALAN SURABAYA -GRESIK
GRESIK
LOKASI STA 4+800 STA 7+000
LOKASI STA 4+800 STA 7+000
LOKASI STA 4+800
LOKASI STA 4+800 STA 7+000
STA 7+000
Perumusan Masalah :
Perumusan Masalah :
Berapa tinggi initial (Hintial) timbunan agar tinggi akhir
Berapa tinggi initial (Hintial) timbunan agar tinggi akhir
timbunan yang direncanakan tetap tercapai setelah settlement
pada lapisan tanah lembek berakhir?
Bagaimanakah caranya mengurangi pengaruh beda penurunan
Bagaimanakah caranya mengurangi pengaruh beda penurunan
antara timbunan yang lama dan yang baru?
Bagaimana perbaikan tanah dasar agar dapat mempercepat
Bagaimana perbaikan tanah dasar agar dapat mempercepat
settlement yang diprediksi akan terjadi serta dapat
meningkatkan daya dukung tanah dasarnya?
Berapa tebal perkerasan untuk kondisi lalu-lintas yang ada
Berapa tebal perkerasan untuk kondisi lalu-lintas yang ada
selama umur rencana?
Perumusan Masalah :
Perumusan Masalah :
Perumusan Masalah :
Berapa
Berapa tinggi
tinggi initial (
initial (Hintial)) timbunan agar
agar tinggi
tinggi akhir
Berapa tinggi initial (
)
agar tinggi
timbunan yang direncanakan tetap tercapai setelah settlement
pada lapisan tanah lembek berakhir?
Bagaimanakah
Bagaimanakah
mengurangi
mengurangi pengaruh
pengaruh beda
beda
Bagaimanakah caranya mengurangi pengaruh beda penurunan
antara timbunan yang lama dan yang baru?
Bagaimana
Bagaimana perbaikan
perbaikan tanah
tanah dasar
dasar agar
agar dapat
dapat mempercepat
mempercepat
Bagaimana perbaikan tanah dasar agar dapat mempercepat
settlement yang diprediksi akan terjadi serta dapat
meningkatkan daya dukung tanah dasarnya?
Berapa
Berapa tebal
tebal perkerasan
perkerasan untuk
untuk kondisi
kondisi lalu
lalu lintas
lintas
ada
ada
Berapa tebal perkerasan untuk kondisi lalu-lintas yang ada
selama umur rencana?
Tujuan:
Tujuan:
Mengetahui tinggi initial (Hintial) timbunan.
Mengetahui tinggi initial (Hintial) timbunan.
Mengetahui cara mengurangi pengaruh beda penurunan antara
timbunan yang lama dan yang baru.
Mengunakan beberapa metode perbaikan tanah untuk
Mengunakan beberapa metode perbaikan tanah untuk
menghilangkan settlement dan meningkatkan daya dukung
tanah dasarnya.
tanah dasarnya.
Merencanakan Tebal perkerasan sesuai kondisi lalu-lintas yang
ada selama umur rencana.
Tujuan:
Tujuan:
Tujuan:
Mengetahui
Mengetahui tinggi
tinggi initial (
initial (Hintial)) timbunan.
Mengetahui tinggi initial (
)
Mengetahui cara mengurangi pengaruh beda penurunan antara
timbunan yang lama dan yang baru.
Mengunakan beberapa metode perbaikan tanah untuk
menghilangkan settlement dan meningkatkan daya dukung
tanah
tanah dasarnya
dasarnya..
tanah dasarnya.
Merencanakan Tebal perkerasan sesuai kondisi lalu-lintas yang
ada selama umur rencana.
Batasan Masalah:
Batasan Masalah:
Data tanah yang digunakan berasal dari Laboratorium
Data tanah yang digunakan berasal dari Laboratorium
Mekanika Tanah, Jurusan Teknik Sipil, ITS
Jalan yang dirncanakan Antara STA 4+800 - STA7+000
Umur rencana perkerasan jalan adalah 20 tahun untuk
Umur rencana perkerasan jalan adalah 20 tahun untuk
perkerasaan kaku dan 10 tahun untuk perkerasaan lentur.
Tidak membahas biaya pelaksanaan yang digunakan.
Tidak membahas biaya pelaksanaan yang digunakan.
Tidak membahas metode pelaksanaan.
Batasan Masalah:
Batasan Masalah:
Batasan Masalah:
Data tanah yang
yang digunakan
yang digunakan
digunakan berasal dari Laboratorium
Mekanika Tanah, Jurusan Teknik Sipil, ITS
Jalan yang dirncanakan Antara STA 4+800 - STA7+000
Umur rencana perkerasan jalan adalah 20 tahun untuk
perkerasaan kaku dan 10 tahun untuk perkerasaan lentur.
Tidak
Tidak membahas
membahas biaya
biaya pelaksanaan
pelaksanaan yang
yang digunakan
digunakan
Tidak membahas biaya pelaksanaan yang digunakan.
Tidak membahas metode pelaksanaan.
Manfaat
Manfaat
Dapat digunakan sebagai referensi oleh pihak-pihak
Dapat digunakan sebagai referensi oleh pihak-pihak
yang terkait.
Manfaat
Manfaat
Manfaat
Dapat digunakan sebagai referensi oleh pihak-pihak
yang terkait.
Pengertian Perkerasaan Jalan
Pengertian Perkerasaan Jalan
Perkerasan jalan adalah suatu lapisan tambahan yang
Perkerasan jalan adalah suatu lapisan tambahan yang
diletakan diatas jalur tanah, dimana lapisan tambahan tersebut
terdiri dari material yang lebih keras/ kaku dengan tujuan agar
jalur jalan tersebut dapat dilalui oleh kendaraan dalam segala
jalur jalan tersebut dapat dilalui oleh kendaraan dalam segala
cuaca.
Berdasarkan material pengikatnya perkerasaan jalan dibedakan
menjadi 2 macam yaitu:
- Perkerasaan kaku (rigid pavement)
- Perkerasaan lentur (flexible pavement)
- Perkerasaan lentur (flexible pavement)
Pengertian
Pengertian Perkerasaan
Perkerasaan Jalan
Jalan
Pengertian Perkerasaan Jalan
Perkerasan jalan adalah suatu lapisan tambahan yang
Perkerasan jalan adalah suatu lapisan tambahan yang
Perkerasan jalan adalah suatu lapisan tambahan yang
diletakan diatas jalur tanah, dimana lapisan tambahan tersebut
terdiri dari material yang lebih keras/ kaku dengan tujuan agar
jalur jalan tersebut dapat dilalui oleh kendaraan dalam segala
jalur jalan tersebut dapat dilalui oleh kendaraan dalam segala
jalur jalan tersebut dapat dilalui oleh kendaraan dalam segala
cuaca.
Berdasarkan material pengikatnya perkerasaan jalan dibedakan
menjadi 2 macam yaitu:
- Perkerasaan kaku (rigid pavement)
Perkerasaan lentur (
Perkerasaan lentur (flexible pavement
flexible pavement
Perkerasaan lentur (flexible pavement
Perkerasaan lentur (
Perkerasaan lentur (flexible pavement
Perkerasaan lentur (
))
Susunan konstruksi Susunan konstruksi perkerasaan kaku Susunan konstruksi Susunan konstruksi perkerasaan lentur Susunan konstruksi perkerasaan kaku Susunan konstruksi Susunan konstruksi perkerasaan lentur
Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Metode
Bina Marga
Bina Marga
Pada konstruksi perkerasan lentur dengan Metode Bina Marga
Pada konstruksi perkerasan lentur dengan Metode Bina Marga
rumus untuk menentukan tebal perkerasan
menggunakan persamaan sebagai berikut:
(1) (1)
Dimana: Wt18 = Total ekuivalen axle load 18.000 lbs EAL selama umur rencana
FR = Faktor regional
FR = Faktor regional
Gt =
` ITP = Indeks Tebal Perkerasan
DDT = 4,3 log (CBR) + 1,7
Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Metode
Bina
Bina Marga
Marga
Bina Marga
Pada konstruksi perkerasan
perkerasan lentur dengan
perkerasan
dengan Metode Bina Marga
dengan
Marga
Marga
rumus untuk menentukan tebal perkerasan
menggunakan persamaan sebagai berikut:
Dimana: Wt18 = Total ekuivalen axle load 18.000 lbs EAL selama umur rencana
FR = Faktor regionalregionalregional Gt =
` ITP = Indeks Tebal Perkerasan DDT = 4,3 log (CBR) + 1,7
Perencanaan Tebal Perkerasan Kaku Metode
AASHTO
AASHTO
Pada konstruksi perkerasan kaku dengan Metode AASHTO rumus untuk menentukan tebal perkerasan
menentukan tebal perkerasan
menggunakan persamaan sebagai berikut:
(2)
Dimana: Wt18= Total ekuivalen axle load 18.000 lbs EAL selama umur rencana D = Tebal dari pelat beton perkerasan (in)
Gt =
S c = Modulus hancur beton pada umur rencana 28hari S c = Modulus hancur beton pada umur rencana 28hari
J = Load transfer coeficient = 3,2 (Nilai yangdisarankan) Z = E / k
E = Modulus young dari beton
k = Modulus of sub grade reaction (pci)
Perencanaan Tebal Perkerasan Kaku Metode
AASHTO
AASHTO
AASHTO
Pada konstruksi perkerasan kaku dengan Metode AASHTO rumus untuk menentukan
menentukan tebaltebal perkerasanperkerasan menentukan tebal perkerasan
menggunakan persamaan sebagai berikut:
(2) Dimana: Wt18= Total ekuivalen axle load 18.000 lbs EAL selama umur rencana
D = Tebal dari pelat beton perkerasan (in) Gt =
S
S cc = Modulus = Modulus hancurhancur betonbeton padapada umurumur rencanarencana 28hari28hari S c = Modulus hancur beton pada umur rencana 28hari
J = Load transfer coeficient = 3,2 (Nilai yangdisarankan) Z = E / k
E = Modulus young dari beton
Metode Pemampatan Awal
Dengan
Percepatan
Percepatan
Sistem drainase vertikal (vertical drain) sangat efektif untuk mempercepat konsolidasi dari tanah compressible (seperti tanah lempung atau tanah
lempung berlanau).
Metode pemampatan awal dengan percepatan (precompression) Bertujuan:
-Mempercepat waktu konsolidasi
-Nilai gaya geser (Shear Strength) dari tanah meningkat. -Nilai gaya geser (Shear Strength) dari tanah meningkat.
Metode Pemampatan Awal
Dengan
Percepatan
Percepatan
Percepatan
Sistem drainase vertikal (vertical drain) sangat efektif untuk mempercepat konsolidasi dari tanah compressible (seperti tanah lempung atau tanah
lempung berlanau).
Metode pemampatan awal dengan percepatan (precompression) Bertujuan:
-Mempercepat waktu konsolidasi
Gambar Pola susunan bujur sangkar, D = 1.13.s
Gambar Pola susunan segitiga, D = 1.05.s Gambar Pola susunan segitiga, D = 1.05.s
Gambar Pola susunan bujur sangkar, D = 1.13.s
Gambar Pola susunan segitiga, D = 1.05.s Gambar Pola susunan segitiga, D = 1.05.s Gambar Pola susunan segitiga, D = 1.05.s
Metode Perbaikan Tanah
Dengan Geotextile
Dengan Geotextile
Geotextile merupakan bahan geosynthetics yang paling luas
Geotextile merupakan bahan geosynthetics yang paling luas
pengunnaanya dalam bidang teknik sipil.Pada Timbunan tanah
geotextile berfungsi sebagai separator dan reinforcer.
Metode Perbaikan Tanah
Dengan
Dengan Geotextile
Geotextile
Dengan Geotextile
Geotextile merupakan
merupakan bahan geosynthetics
merupakan
geosynthetics yang paling
geosynthetics yang paling
yang paling luas
pengunnaanya dalam bidang teknik sipil.Pada Timbunan tanah
geotextile berfungsi sebagai separator dan reinforcer.
METODOLOGI
Diagram Alir
Diagram Alir
Diagram
Diagram Alir
Diagram
ANALISA DATA
DARI ANALISA DATA MAKA
DARI ANALISA DATA MAKA
DIPEROLEH:
Elevasi Final Timbunan.
Disesuaikan dengan elevasi existing yaitu bervariasi Disesuaikan dengan elevasi existing yaitu bervariasi
antara 1- 2 m.
Data Tanah Timbunan.
Sifat fisik timbunan meliputi Gs =2.57 , t = 1.93t/m3
dengan asumsi bahwa nilai = 30 dan nilai c = 0. Nilai CBR test (CBR rendaman) = 24.37% Nilai CBR test (CBR rendaman) = 24.37% Nilai CBR rencana = 60 % x 24.37% = 15 %
DARI ANALISA DATA MAKA
DARI ANALISA DATA MAKA
DARI ANALISA DATA MAKA
DIPEROLEH:
Elevasi Final Timbunan.
Disesuaikan
Disesuaikan dengandengan elevasidengan elevasi existing existing yaituexisting yaituyaitu bervariasibervariasi antara 1- 2 m.
Data Tanah Timbunan.
Sifat fisik timbunan meliputi Gs =2.57 , t = 1.93t/m3
dengan asumsi bahwa nilai = 30 dan nilai c = 0. N
Nilai CBR testilai CBR test (CBR(CBR rendamanrendaman) = 24.37%) = 24.37% Nilai CBR test (CBR rendaman) = 24.37% Nilai CBR rencana = 60 % x 24.37% = 15 %
Data Lalu Lintas Harian (LHR).
Data Lalu Lintas Harian (LHR).
(PU Bina Marga Jawa Timur ,2009)
Faktor pertumbuhan ( i ).
diperoleh dari data kependudukan dan perekonomian diperoleh dari data kependudukan dan perekonomian dimana:
Data Lalu Lintas Harian (LHR
Data Lalu Lintas Harian (LHR).
).
Data Lalu Lintas Harian (LHR).
(PU Bina Marga Jawa Timur ,2009)
Faktor pertumbuhan ( i ).
diperoleh dari data kependudukan dan perekonomian dimana:
Data Tanah Dasar .
Data tanah dasar diperoleh dari Laboratorium Mekanika Tanah dan Batuan Jurusan Teknik Sipil FTSP-ITS.Data tersebut berdasarkan pengujian dilapangan di jembatan Greges (4+725).
Data Tanah Dasar .
Data tanah dasar diperoleh dari Laboratorium Mekanika Tanah dan Batuan Jurusan Teknik Sipil FTSP-ITS.Data tersebut berdasarkan pengujian dilapangan di jembatan Greges (4+725).
Dengan mengunakan persamaan Kosasih dan Mochtar ,1997 maka Dengan mengunakan persamaan Kosasih dan Mochtar ,1997 maka
diperoleh nilai Cc dan Cs :
Cc = 0.007LL+0.0001wc2 - 0.18 Cs = 0.002LL+ 0.00002 wc2 - 0.06
Dengan mengunakan persamaan Kosasih dan Mochtar ,1997 maka diperoleh nilai Cc dan Cs :
Cc = 0.007LL+0.0001wc2 - 0.18 Cs = 0.002LL+ 0.00002 wc2 - 0.06
PERENCANAAN PERKERASAN DAN
PERENCANAAN PERKERASAN DAN
METODE PERBAIKAN TANAH
PERENCANAAN PERKERASAN DAN
PERENCANAAN PERKERASAN DAN
PERENCANAAN PERKERASAN DAN
Perencanaan Tebal Perkerasan.
.
1.Perkerasan Kaku
.
Menghitung nilai LHR rencana selama umur rencana:
Tabel Perhitungan LHR lajur rencana selama umur rencana
Perencanaan Tebal Perkerasan.
1.Perkerasan Kaku
.
Menghitung nilai LHR rencana selama umur rencana:
Menghitung nilai EAL pada masing masing jenis kendaraan: Tabel Perhitungan EAL
Tabel Perhitungan EAL
EAL UR 20 Tahun = EAL x 365 x SF* = 225856 x 365 x 5
= 225856 x 365 x 5 = 412.187.200 Dengan :
SF = Faktor keamanan untuk mengatasi kelebihan muatan yang biasa terjadi di Indonesia
Digunakan SF = 5 (Mochtar dkk. 1999)
Log Wt 18 = Log (412046675)
= 8.61 = 8.61
Menghitung nilai EAL pada masing masing jenis kendaraan:
Tabel
Tabel PerhitunganPerhitungan EALEAL Tabel Perhitungan EAL
EAL UR 20 Tahun = EAL x 365 x SF* EAL x 365 x SF* = 225856 x 365 x 5
= 412.187.200
Dengan :
SF = Faktor keamanan untuk mengatasi kelebihan muatan yang biasa terjadi di Indonesia
Digunakan SF = 5 (Mochtar(Mochtar( dkk. 1999)1999)1999
Log Wt 18 = Log (412046675)
= 8.61 = 8.61 = 8.61
Menghitung tebal perkerasan kaku dengan menggunakan Persamaan 2.2. Adapun data data yang digunakan untuk perencanaan
perkerasan adalah: perkerasan adalah:
f'c = 40 MPa = 400 kg/cm2 =5692 lb/in2
Umur rencana = 20 tahun
S'c = 0.62 = 3.9MPa = 39 kg/cm2 = 555 lb/in2
E = 2x104 MPa = 2.84 x 106 lb/in2
CBR design = 15 k = 60 MPa/mm = 23.62 lb/in3
CBR design = 15 k = 60 MPa/mm = 23.62 lb/in J = 3.2
Dengan menggunakan persamaan 2.2 didapatkan tebal perkerasan (t) = 12.8 inch = 32.5cm. Untuk memudahkan didalam
(t) = 12.8 inch = 32.5cm. Untuk memudahkan didalam
pelaksanaan, maka untuk tebal perkerasan menggunakan tebal = 33 cm.
Menghitung tebal perkerasan kaku dengan menggunakan Persamaan 2.2. Adapun data data yang digunakan untuk perencanaan
perkerasan
perkerasan adalahadalah perkerasan adalah:
f'c = 40 MPa = 400 kg/cm2
f'c = 40 MPa = 400 kg/cm2
f'c = 40 MPa = 400 kg/cm =5692 lb/in=5692 lb/in=5692 lb/in22
Umur rencana = 20 tahun
S'c = 0.62 = 3.9MPa = 39 kg/cm2
S'c = 0.62 = 3.9MPa = 39 kg/cm2
S'c = 0.62 = 3.9MPa = 39 kg/cm = 555 lb/in= 555 lb/in= 555 lb/in22
E = 2x104 MPa = 2.84 x 106 lb/in2
CBR design = 15 k = 60
CBR design = 15 k = 60 MPaMPa/mm/mm = 23.62 lb/in= 23.62 lb/in3
CBR design = 15 k = 60 MPa/mm = 23.62 lb/in J = 3.2
Dengan menggunakan persamaan 2.2 didapatkan tebal perkerasan (t) = 12.8 inch = 32.5cm.
(t) = 12.8 inch = 32.5cm. UntukUntuk memudahkanmemudahkan didalamdidalam (t) = 12.8 inch = 32.5cm. Untuk memudahkan didalam
pelaksanaan, maka untuk tebal perkerasan menggunakan tebal = 33 cm.
Perencanaan Tebal Perkerasan.
2.Perkerasan Lentur.
2.Perkerasan Lentur.
Menghitung nilai LHR rencana selama umur rencana:
Tabel Perhitungan LHR lajur rencana selama umur rencana Tabel Perhitungan LHR lajur rencana selama umur rencana
Perencanaan Tebal Perkerasan.
2.Perkerasan Lentur.
Menghitung nilai LHR rencana selama umur rencana: Tabel
Tabel PerhitunganPerhitungan LHR LHR lajurlajur selamaselama
Menghitung nilai EAL pada masing masing jenis kendaraan: Tabel Perhitungan EAL
Tabel Perhitungan EAL
EAL UR 10 Tahun = EAL x 365 x SF* = 88894 x 365 x 5
= 88894 x 365 x 5 = 16.2231.550 Dengan :
SF = Faktor keamanan untuk mengatasi kelebihan muatan yang biasa terjadi di Indonesia
Digunakan SF = 5 (Mochtar dkk. 1999)
Log Wt 18 = Log (162231550)
= 8.21 = 8.21
Menghitung nilai EAL pada masing masing jenis kendaraan:
Tabel
Tabel PerhitunganPerhitungan EALEAL Tabel Perhitungan EAL
EAL UR 10 Tahun = EAL x 365 x SF* EAL x 365 x SF* = 88894 x 365 x 5
= 16.2231.550
Dengan :
SF = Faktor keamanan untuk mengatasi kelebihan muatan yang biasa terjadi di Indonesia
Digunakan SF = 5 (Mochtar(Mochtar( dkk. 1999)1999)1999
Log Wt 18 = Log (162231550)
= 8.21 = 8.21 = 8.21
Tebal lapisan permukaan (surface course):
ITP = a1. D1 (ITP dipeoleh dari persaamaan 2.1) ITP = a1. D1 (ITP dipeoleh dari persaamaan 2.1) 8.9 = 0.4 . D1
D1 = 8.9/0.4 = 22.25 > Tebal minimum Maka dipakai D1= 23 cm
Maka dipakai D1= 23 cm
Tebal lapisan pondasi atas (base course):
ITP = a1.D1+a2.D2 (ITP dipeoleh dari persaamaan 2.1) 9.46= 0.4 . 23 + 0.14 . D2
9.46= 0.4 . 23 + 0.14 . D2 D2=1.857 < Tebal minimum
Maka dipakai tebal minimum D2 = 20 cm
Maka dipakai tebal minimum D2 = 20 cm
Tebal lapisan pondasi Bawah (Sub base course):
ITP = a1.D1+a2.D2+ a3 . D3 (ITP dipeoleh dari persaamaan 2.1) 11 = 0.4 . 23 + 0.14 .20 + 0.12 D3
11 = 0.4 . 23 + 0.14 .20 + 0.12 D3 D3 = - 8.333 < Tebal minimum
Maka dipakai tebal minimum D3 = 20 cm
Tebal lapisan permukaan (surface course):
ITP = a1. D1 (ITP (ITP dipeoleh(ITP dipeolehdipeoleh dari persaamaanpersaamaan 2.1)persaamaanpersaamaanpersaamaanpersaamaan 2.1)2.1) 8.9 = 0.4 . D1
D1 = 8.9/0.4 = 22.25 > Tebal minimum Maka
Maka dipakaidipakai D1= 23 cmD1= 23 cm Maka dipakai D1= 23 cm
Tebal lapisan pondasi atas (base course):
ITP = a1.D1+a2.D2 (ITP dipeoleh dari persaamaan 2.1) 9.46= 0.4 . 23 + 0.14 . D2
D2=1.857 < Tebal minimum
Maka dipakaidipakai tebal minimum D2 = 20 cm dipakai
Tebal lapisan pondasi Bawah (Sub base course):
ITP = a1.D1+a2.D2+ a3 . D3 (ITP dipeoleh dari persaamaan 2.1) 11 = 0.4 . 23 + 0.14 .20 + 0.12 D3
11 = 0.4 . 23 + 0.14 .20 + 0.12 D3 11 = 0.4 . 23 + 0.14 .20 + 0.12 D3 D3 = - 8.333 < Tebal minimum
Perhitungan H initial Timbunan :
Penentuan H timbunan dihitung dengan menghitung Penentuan Hinitial timbunan dihitung dengan menghitung pemampatan terlebih dahulu akibat beban permisalan konstan (Beban timbunan saja) yaitu 8 t/m2, 6 t/m2 , 4 t/m2, dan 2 t/m2
Tabel Perhitungan HinitialTimbunan. Tabel Perhitungan HinitialTimbunan.
Perhitungan H initial Timbunan :
Penentuan
Penentuan HH timbunantimbunan dihitungdihitung dengandengan menghitungmenghitung Penentuan Hinitial timbunan dihitung dengan menghitung pemampatan terlebih dahulu akibat beban permisalan konstan (Beban timbunan saja) yaitu 8 t/m2
(Beban timbunan saja) yaitu 8 t/m2
(Beban timbunan saja) yaitu 8 t/m , 6 t/m2 , 4 t/m2, dan 2 t/m, dan 2 t/m, dan 2 t/m22
Tabel
Tabel PerhitunganPerhitungan HH TimbunanTimbunan Tabel Perhitungan HinitialTimbunan.
Metode Perbaikan Tanah dengan PVD.
1.Pola pemasangan dan jarak PVD.
Tabel pemasangan PVD pola segi-3 dan segi-4
Untuk perencanaan PVD, dipilih pola pemasangan segi-empat dengan Untuk perencanaan PVD, dipilih pola pemasangan segi-empat dengan
jarak pemasangan 1 m, dibutuhkan waktu selama 23 minggu atau 5
bulan (Grafik U gab Vs Waktu).
Metode Perbaikan Tanah dengan PVD.
1.Pola pemasangan dan jarak PVD.
Tabel pemasangan PVD pola segi-3 dan segi-4
Untuk
Untuk perencanaanperencanaan PVD,PVD, dipilihdipilih polapola pemasanganpemasangan segisegi-empatempat dengandengan Untuk perencanaan PVD, dipilih pola pemasangan segi empat dengan
jarak pemasangan 1 m, dibutuhkan waktu selama 23 minggu atau 5
Grafik U gab Vs Waktu
2.Penentuan Kedalaman PVD.
Pemasangan PVD direncanakan mulai dari muka tanah asli sampai ke lapisan yang memiliki nilai rate of settlement 1 cm/tahun.
Tabel Perbandingan kedalaman PVD dengan Rate of Settlement Untuk umur rencana 10 tahun.
2.Penentuan Kedalaman PVD.
Pemasangan PVD direncanakan mulai dari muka tanah asli sampai ke lapisan yang memiliki nilai rate of settlement 1 cm/tahun.
Tabel Perbandingan kedalaman PVD dengan Rate of Settlement Untuk umur rencana 10 tahun.
Tabel Perbandingan kedalaman PVD dengan Rate of Settlement Untuk umur rencana 20 tahun.
Untuk umur rencana 20 tahun.
Maka PVD dipasang sampai pada kedalaman 11 m dari muka tanah asli untuk umur rencana 10 tahun(perkerasan lentur) dan 6 m untuk umur rencana 20 tahun (perkerasan kaku) karena rate of settlement pada tanah sudah menunjukkan nilai 0.943 cm/tahun dan 0.978 cm/tahun ( 1 sudah menunjukkan nilai 0.943 cm/tahun dan 0.978 cm/tahun ( 1 cm/tahun)
Tabel Perbandingan kedalaman PVD dengan Rate of Settlement Untuk umur rencana 20 tahun.
Maka PVD dipasang sampai pada kedalaman 11 m dari muka tanah asli untuk umur rencana 10 tahun(perkerasan lentur) dan 6 m untuk umur rencana 20 tahun (perkerasan kaku) karena rate of settlement pada tanah sudah
sudah menunjukkanmenunjukkan nilainilai 0.943 cm/0.943 cm/tahuntahun dandan 0.978 cm/0.978 cm/tahuntahun (( 1 1 1 sudah menunjukkan nilai 0.943 cm/tahun dan 0.978 cm/tahun ( 1 1 cm/tahun)
Karena pemasangan PVD tidak dilakukan pada keseluruhan tanah lembek maka derajat konsolidasi perlu dihitung kembali sesuai dengan Panjang PVD rencana yaitu 11 m dan 6m untuk pola segi-empat dengan S= 1 m ,sehinga nilai derajat konsolidasinya menjadi
Grafik U gab Vs Waktu
Karena pemasangan PVD tidak dilakukan pada keseluruhan tanah lembek maka derajat konsolidasi perlu dihitung kembali sesuai dengan Panjang PVD rencana yaitu 11 m dan 6m untuk pola segi-empat dengan S= 1 m ,sehinga nilai derajat konsolidasinya menjadi
Preloading dengan Kombinasi PVD.
Tabel Umur Timbunan. Tabel Umur Timbunan.
Dari kecepatan penimbunan tersebut akan menimbulkan pemampatan pada Dari kecepatan penimbunan tersebut akan menimbulkan pemampatan pada tanah dasar yang akan meningkatkan nilai Cu tanah tersebut. Berikut ini akan
disajikan tabel Perhitungan nilai Cu baru pada kedalaman 0 - 2 m : Tabel Perhitungan Tegangan Efektip Vertical
Tabel Perhitungan Tegangan Efektip Vertical pada Lapisan Satu(0-2m).
Preloading dengan Kombinasi PVD.
Tabel
Tabel UmurUmur TimbunanTimbunan Tabel Umur Timbunan.
Dari
Dari kecepatankecepatan penimbunanpenimbunan tersebuttersebut akanakan menimbulkanmenimbulkan pemampatanpemampatan padapada Dari kecepatan penimbunan tersebut akan menimbulkan pemampatan pada tanah dasar yang akan meningkatkan nilai Cu tanah tersebut. Berikut ini akan
disajikan tabel Perhitungan nilai Cu baru pada kedalaman 0 - 2 m : Tabel PerhitunganPerhitungan TeganganPerhitungan Tegangan EfektipTegangan EfektipEfektip Vertical
Cu baru = 0.74 + (0.19 - 0.0016.PI) . baru Dengan lapisansatu PI = 41
Cu baru = 0.74 + (0.19 - 0.0016.41) . 2.92 Cu baru = 1.1 t/m2
Dengan cara seperti diatas ,hitung perubahan nilai Cu pada kedalaman 0-10 m yang dibagi menjadi 5 lapisan tanah(sedalam 2m per lapisan).Berikut ini akan disajikan tabel rekapitulasi perhitungannya:
Tabel Perhitungan Cu baru pada Lapisan 0-10m.
Cu baru = 0.74 + (0.19 - 0.0016.PI) . baru Dengan lapisansatu PI = 41
Cu baru = 0.74 + (0.19 - 0.0016.41) . 2.92 Cu baru = 1.1 t/m2
Dengan cara seperti diatas ,hitung perubahan nilai Cu pada kedalaman 0-10 m yang dibagi menjadi 5 lapisan tanah(sedalam 2m per lapisan).Berikut ini akan disajikan tabel rekapitulasi perhitungannya:
Perhitungan Kekuatan Geotextile
1.Perhitungan untuk Bidang Longsor degan SF Terkecil
1.Perhitungan untuk Bidang Longsor degan SF Terkecil
Dari hasil XSTABL diperoleh data: SF min = 1.023
Titik pusat lingkaran (titik O ) : x = 11.6 y = 34.3
Radius ( R ) = 6.55 Radius ( R ) = 6.55 M res = 903 kNm
Koordinat dasar bidang longsor (Titik C ):
xC = 11.49
yCC = 26,37
Koordinat batas longsor (Titik A dan B) :
xA = 6.67
yA = 30
xB = 16.6
yB = 29.7
yB = 29.7
Perhitungan Kekuatan Geotextile
1.Perhitungan
1.Perhitungan untuk
untuk Bidang
Bidang Longsor
Longsor degan
degan SF
SF Terkecil
Terkecil
1.Perhitungan untuk Bidang Longsor degan SF Terkecil
Dari hasil XSTABL diperoleh data: SF min = 1.023
Titik pusat lingkaran (titik O ) : x = 11.6 y = 34.3
Radius ( R ) = 6.55 M res = 903 kNm
Koordinat dasar bidang longsor (Titik C ): xC xC x = 11.49 yC yC y = 26,37
Koordinat batas longsor (Titik A dan B) : xA xA x = 6.67 yA yA y = 30 xB xB x = 16.6 y yBB = 29.7 yB
Dari data diatas maka diperoleh:
Digunakan 3 lapis geotextile dengan jarak antar lapisan 0.6 m. SF yang ingin dicapai adalah 1.2
Panjang total perlapisan adalah :
Tabel Perhitungan Panjang Geotextile Total (Lt) Tabel Perhitungan Panjang Geotextile Total (Lt)
Gambar Pemasangan Geotextile untuk SF terkecil. Gambar Pemasangan Geotextile untuk SF terkecil.
Dari data diatas maka diperoleh:
Digunakan 3 lapis geotextile dengan jarak antar lapisan 0.6 m. SF yang ingin dicapai adalah 1.2
Panjang total perlapisan adalah :
Tabel PerhitunganPerhitungan PanjangPerhitungan PanjangPanjang Geotextile Total (Lt)Total (Lt)Total (Lt)
Gambar
Gambar PemasanganPemasangan GeotextileGeotextile untukuntuk SFSF terkecilterkecil Gambar Pemasangan Geotextile untuk SF terkecil.
Perhitungan Kekuatan Geotextile
1.Perhitungan untuk Bidang Longsor degan jari
jari terbesar:
1.Perhitungan untuk Bidang Longsor degan jari
jari terbesar:
Dari hasil XSTABL diperoleh data: SF min = 1.084
Titik pusat lingkaran (titik O ) : x = 11.27 y = 37.23
Radius ( R ) =10.73 M res = 2238 kNm
Koordinat dasar bidang longsor (Titik C ):
xC = 11. 9
yCC = 27.5
Koordinat batas longsor (Titik A dan B) :
xA = 3.33
yA = 30
xB = 18.91
yB = 29.7
yB = 29.7
Perhitungan Kekuatan Geotextile
1.Perhitungan
1.Perhitungan untuk
untuk Bidang
Bidang Longsor
Longsor degan
degan jari
jari
jari
jari terbesar
terbesar::
1.Perhitungan untuk Bidang Longsor degan jari
jari terbesar:
Dari hasil XSTABL diperoleh data: SF min = 1.084
Titik pusat lingkaran (titik O ) : x = 11.27 y = 37.23
Radius ( R ) =10.73 M res = 2238 kNm
Koordinat dasar bidang longsor (Titik C ): xC xC x = 11. 9 yC yC y = 27.5
Koordinat batas longsor (Titik A dan B) : xA xA x = 3.33 yA yA y = 30 xB xB x = 18.91 y yBB = 29.7 yB
Dari data diatas maka diperoleh:
Digunakan 3 lapis geotextile dengan jarak antar lapisan 0.6 m. SF yang ingin dicapai adalah 1.2
SF yang ingin dicapai adalah 1.2 Panjang total perlapisan adalah :
Tabel Perhitungan Panjang Geotextile Total (Lt)
Gambar Pemasangan Geotextile untuk jari-jari terbesar.
Digunakan 3 lapis geotextile dengan jarak antar lapisan 0.6 m. SF yang
SF yang inginingin dicapaidicapai adalahadalah 1.21.2 SF yang ingin dicapai adalah 1.2 Panjang total perlapisan adalah :
Tabel Perhitungan Panjang Geotextile Total (Lt)
Gambar Penampang Melintang Perkerasaan Kaku
Gambar Penampang Melintang Perkerasaan Lentur Gambar Penampang Melintang Perkerasaan Lentur
Gambar Penampang Melintang Perkerasaan Kaku
Gambar
Gambar PenampangPenampang MelintangMelintang PerkerasaanPerkerasaan LenturLentur Gambar Penampang Melintang Perkerasaan Lentur
Gambar Konstruksi Perkerasaan Lentur
Gambar Konstruksi Perkerasaan Kaku
PENUTUP
PENUTUP
PENUTUP
PENUTUP
PENUTUP
KESIMPULAN
1.H timbunan yang direncanakan adalah bervariasi antara1.3 - 3m, 1.Hintial timbunan yang direncanakan adalah bervariasi antara1.3 - 3m,
sesuai dengan variasi elevasi yang ada dilapangan.
2.Beda penurunan dapat diatasi dengan mempercepat proses
penurunan tanah dasar dibawah timbunan baru dengan mengunakan penurunan tanah dasar dibawah timbunan baru dengan mengunakan PVD ,sehinga pada saat konstruksi jalan berdiri diatasnya tanah dasar telah terkonsolidasi hinga derajat konsolidsi 90% .Dengan demikian penurunan yang terjadi selama umur rencana sangat kecil demikian penurunan yang terjadi selama umur rencana sangat kecil nilainya yaitu kurang dari 1cm/tahun.
3.Metode perbaikan tanah yang digunakan untuk mempercepat pemampatan adalah dengn cara memberikan beban timbunan dan pemampatan adalah dengn cara memberikan beban timbunan dan PVD ,sedangkan geotextile digunkan sebagai perkuatan timbunan dan juga sebagai separator tanah timbunan dan tanah dasarnya.
KESIMPULAN
1.Hintial timbunan yang direncanakan adalah bervariasi antara1.3 - 3m, sesuai dengan variasi elevasi yang ada dilapangan.
2.Beda penurunan dapat diatasi dengan mempercepat proses
tanah dasar dibawah timbunan baru dengan mengunakan penurunan tanah dasar dibawah timbunan baru dengan mengunakan PVD ,sehinga pada saat konstruksi jalan berdiri diatasnya tanah dasar telah terkonsolidasi hinga derajat konsolidsi 90% .Dengan demikian
demikian penurunanpenurunan yang yang terjaditerjadi selamaselama umurumur rencanarencana sangatsangat kecilkecil demikian penurunan yang terjadi selama umur rencana sangat kecil nilainya yaitu kurang dari 1cm/tahun.
3.Metode perbaikan tanah yang digunakan untuk mempercepat pemampatan
pemampatan adalahadalah dengndengn caracara memberikanmemberikan bebanbeban timbunantimbunan dandan pemampatan adalah dengn cara memberikan beban timbunan dan PVD ,sedangkan geotextile digunkan sebagai perkuatan timbunan dan juga sebagai separator tanah timbunan dan tanah dasarnya.
4.PVD yang digunakan adalah jenis PVD tipe Nylex Flodrain dengan lebar 100 mm, tebal 5 mm, pola pemasangan segi-4, jarak
pemasangan 1 m dan untuk mencapai derajat konsolidasi 90 % pemasangan 1 m dan untuk mencapai derajat konsolidasi 90 %
dibutuhkan waktu selama 5 bulan. Penggunaan PVD dikombinasikan dengan menggunakan preloading dengan kecepatan penimbunan 60 cm/2minggu serta pengunaan geotextile sebanyak 3 lapisan sebagai cm/2minggu serta pengunaan geotextile sebanyak 3 lapisan sebagai perkutaan dan separator.
5.Tebal perkerasan Kaku metode AASHTO dengan umur rencana 20 tahun, didapat: tebal perkerasan setebal 33 cm, dengan perkerasan tahun, didapat: tebal perkerasan setebal 33 cm, dengan perkerasan kaku tanpa tulangan dengan jarak sambungan 6 m ,Diameter Dowel = 3,2cm, Panjang Dowel = 46 cm, Spasi = 30.5 cm, Diameter Tie Bar = 1.27 cm,Spasi = 81.3cm.
Bar = 1.27 cm,Spasi = 81.3cm.
6.Tebal perkerasan Lentur diperoleh dengan metode BINA MARGA selama umur rencana 20 tahun ,yaitu : tebal lapisan permukaan setebal 23 cm(laston), lapisan pondasi atas sebesar 20 cm (batu setebal 23 cm(laston), lapisan pondasi atas sebesar 20 cm (batu pecah kelas A) ,dan lapisan pondasi bawah 20cm (sirtu kelas A).
4.PVD yang digunakan adalah jenis PVD tipe Nylex Flodrain dengan lebar 100 mm, tebal 5 mm, pola pemasangan segi-4, jarak
1 m
1 m dandan untukuntuk mencapaimencapai derajatderajat konsolidasikonsolidasi 90 % 90 % pemasangan 1 m dan untuk mencapai derajat konsolidasi 90 %
dibutuhkan waktu selama 5 bulan. Penggunaan PVD dikombinasikan dengan menggunakan preloading dengan kecepatan penimbunan 60 cm/2minggu
cm/2minggu sertaserta pengunaanpengunaan geotextilegeotextile sebanyaksebanyak 33 lapisanlapisan sebagaisebagai cm/2minggu serta pengunaan geotextile sebanyak 3 lapisan sebagai perkutaan dan separator.
5.Tebal perkerasan Kaku metode AASHTO dengan umur rencana 20 tahun
tahun didapatdidapat:: tebaltebal perkerasanperkerasan setebalsetebal 33 cm, 33 cm, dengandengan perkerasanperkerasan tahun, didapat: tebal perkerasan setebal 33 cm, dengan perkerasan kaku tanpa tulangan dengan jarak sambungan 6 m ,Diameter Dowel = 3,2cm, Panjang Dowel = 46 cm, Spasi = 30.5 cm, Diameter Tie Bar = 1.27
Bar = 1.27 cm,Spasicm,Spasi = 81.3cm.= 81.3cm. Bar = 1.27 cm,Spasi = 81.3cm.
6.Tebal perkerasan Lentur diperoleh dengan metode BINA MARGA selama umur rencana 20 tahun ,yaitu : tebal lapisan permukaan setebal
setebal 23 cm(23 cm(lastonlaston),), lapisanlapisan pondasipondasi atasatas sebesarsebesar 20 cm (20 cm (batubatu setebal 23 cm(laston), lapisan pondasi atas sebesar 20 cm (batu pecah kelas A) ,dan lapisan pondasi bawah 20cm (sirtu kelas A).
SARAN
1.Untuk mengatasi Penurunan elevasi permukaan jalan akibat sisa 1.Untuk mengatasi Penurunan elevasi permukaan jalan akibat sisa
settlement sebesar 1cm/tahun maka dilakukan overlay permukaan jalan dalam kurun waktu tertentu agar elevasi jalan baru dan jalan lama tetap sama.
lama tetap sama.
SARAN
1.Untuk1.Untuk mengatasimengatasi PenurunanPenurunan elevasielevasi permukaanpermukaan jalanjalan akibatakibat sisasisa 1.Untuk mengatasi Penurunan elevasi permukaan jalan akibat sisa
settlement sebesar 1cm/tahun maka dilakukan overlay permukaan jalan dalam kurun waktu tertentu agar elevasi jalan baru dan jalan lama tetaptetap sama.tetap