10 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Tinjauan Atas Sistem Informasi Akuntansi
Suatu perusahaan agar dapat berjalan dengan baik, membutuhkan sistem
informasi akuntansi yang memadai, sehingga dapat meminimalisir permasalahan
yang ada dalam perusahaan. Sistem informasi akuntansi dibuat dengan tujuan
menghasilkan informasi yang berkualitas bagi perusahaan, sehingga dapat
berguna bagi pihak intern perusahaan maupun pihak ekstern perusahaan.
Kebutuhan perusahaan akan informasi yang berkualitas akan terpenuhi dengan
adanya system informasi akuntansi yang dirancang dengan baik.
2.1.1.1. Pengertian Sistem
Sistem pada dasarnya merupakan sekelompok unsur yang erat
hubungannya satu sama lain, yang berfungsi secara bersama-sama, untuk
mencapai tujuan tertentu. Sistem diciptakan untuk menangani suatu yang berulang
kali secara rutin terjadi. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis mangutip
pengertian system menurut George H. Bodnar & Wiiam S. Hopwood (2003:1)
mengemukakan sebagai berikut: “system adalah kumpulan sumber daya yag berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu”. Sedangkan menurut Mulyadi (2001:5) mengemukakan sebagai berikut: “system adalah suatu jaringan prosedur
11
yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan
perusahaan”.
Pada dasarnya system terdiri dari 3 (tiga) unsur, yaitu:
1. Input (masukan), merupakan komponen penggerak atau pemberi tenaga
kerja dimana system dioperasikan
2. Proses
3. Output (keluaran), merupakan hasil operasi
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa system merupakan suatu
kumpulan yang bekerjasama untuk menghasilkan suatu informasi yang berguna
bagi perusahaan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
2.1.1.2. Pengertian Informasi
Informasi merupakan proses lebih lanjut dari data dan memiliki nilai
tambah. Informasi yang dihasilkan adalah informasi yang berguna untuk
pengambilan keputusan dalam perusahaan. Pengertian informasi menurut Bary E
Cushing dalam bukunya Accounting Information and Business Organizations
yang diterjemahkan oleh Drs. La Midjan, Ms, Ak. Dan Azhar (2001:2) adalah
sebagai berikut: “informasi diartikan sebagai keluaran (output) dari suatu pengolahan data yang telah diorganisisr dan berguna bagi orang yang menerima”.
Menurut Drs. Zaki Baridwan, M.Sc dalam bukunya Sistem Informasi
Akuntansi (2000:3) adalah sebagai berikut:
“Informasi merupakan keluaran (output) dari suatu proses pengolahan data. Biasanya sudah tersusun dengan baik dan mempunyai arti bagi yang menerimanya, sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan oleh manajemen”.
12
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang
diolah dan berguna sehingga dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengambil
keputusan yang tepat. Informasi yang bersumber dari suatu pengolahan data harus
relevan, andal, lengkap, tepat waktu, dan dapat dipahami.
2.1.1.3. Pengertian Akuntansi
Definisi akuntansi menurut Warren dkk (2005:10) adalah sebagai berikut:
“Akuntansi dapat didefinisikan sebagai system informasi yang menghasilkan laporan-laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas
ekonomi dan kondisi perusahaan”. Sedangkan definisi akuntansi menurut Kusnadi dalam buku teori akuntansi adalah sebagai berikut:
“Akuntansi merupakan pokok pengetahuan yang sistematis dalam pembuktian pencatatan, pengklasifikasian, penafsiran dan memasok informasi yang setidak-tidaknya dapat diukur dengan uang yang dibutuhkan pihak manajemen dan pelaksanaan kesatuan bisnis beserta laporannya yang harus ada untuk memenuhi keperluan perusahaan dan pertanggungjawabannya”.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah
aktivitas kompleks yang menghasilkan informasi mengenai aktivitas ekonomi dan
kondisi perusahaan.
2.1.1.4. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Terdapat banyak pengertian system informasi akuntansi yang dikemukakan
oleh para ahli. Di bawah ini disajikan beberapa pendapat mengenai pengertian
system informasi akuntansi. Menurut Bodnar dan Hopwood (2006), yang
13
“Sistem informasi akuntansi merupakan kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya ke dalam informasi, informasi tersebut dikomunikasikan kepada para pembuat keputusan.”
Menurut Barry E. Cushing yang dikutip dan dialih bahasakan oleh La
Midjan & Azhar Susanto (2003) mengatakan bahwa,
“Sistem informasi akuntansi merupakan seperangkat sumber manusia dan modal dalam organisasi, yang berkewajiban untuk menyajikan informasi keuangan dan juga informasi yang diperoleh dari pengumpulan dan memproses data.”
Menurut La Midjan dan Azhar Susanto (2001) menyatakan bahwa:
“Sistem informasi akuntansi merupakan suatu sistem pengolahan data akuntansi yang merupakan koordinasi dari manusia, alat dan metode yang berinteraksi secara harmonis dalam suatu wadah organisasi yang terstruktur untuk menghasilkan informasi akuntansi keuangan dan informasi akuntansi manajemen yang berstruktur pula.”
Sedangkan menurut Romney&Steinbart (2000):
“Sistem informasi akuntansi adalah serangkaian dari satu atau lebih komponen yang saling berelasi dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan, yang terdiri dari pelaku, serangkaian prosedur, dan teknologi informasi.”
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa system informasi
akuntansi adalah suatu system pengolahan data akuntansi baik fisik maupun non
fisik yang berinteraksi secara harmonis untuk menghasilkan informasi akuntansi
14 2.1.1.5. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi
Sistem akuntansi untuk setiap perusahaan akan berbeda dengan perusahaan
yang ain, bahkan dalam perusahaan itu sendiri system akuntansi harus
dikembangkan dengan kemungkinan meluasnya perusahaan dan bertambahnya
pegawai. Walaupun demikian tiap-tiap perusahaan memiliki tujuan yang sama,
seperti yang dikemukakan oleh La Midjan (2001:37) yaitu:
Tujuan system akuntansi adalah:
1. Untuk meningkatkan informasi, yaitu informasi tepat guna (relevan),
lengkap dan terpercaya (akurat). Dengan kata lain system akuntansi harus
dengan cepat dapat tepat memberikan informasi yang diperlukan secara
lengkap.
2. Untuk meningkatkan kualitas internal cek atas system pengendalian yang
diperlukan untuk mengamankan kekayaan perusahaan. Hal ini berarti
bahwa system akuntansi yang disusun harus juga mengandung kegiatan
system pengendalian internal.
3. Untuk dapat menekan biaya tata usaha, ini berarti biaya tata usaha untuk
system akuntansi harus seefisien mungkin dan harus jauh lebih murah dari
manfaat yang akan diperoeh dari penyusunan system akuntansi.
Ketiga tujuan system akuntansi tersebut harus saling terkait. Peningkatan
informasi yang diperlukan dan meningkatan system pengendalian internal, baik
kualitas maupun kuantitas tidak dapat dilaksanakan apabila tanpa
15
biaya tidak begitu besar, tetapi system pengendalian intern atau informasi yang
diperlukan cukup bisa diperhatikan.
Dapat disimpulkan bahwa dengan biaya yang tidak besar, system akuntansi
bertujuan untuk memperbaiki kualitas, meningkatkan informasi yang tepat, serta
mengingkatkan penendalian intern perusahaan, sehingga data akuntansi dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya untuk pengambilan keputusan.
2.1.1.6. Unsur-Unsur Sistem Informasi Akuntansi
Dilihat secara umum dari definisi di atas bahwa selain factor manusia ada
unsur lain yang melekat pada system akuntansi tersebut, adapun
unsur-unsur suatu system akuntansi menurut Mulyadi (2001:3) mengemukakan sebagai
berikut: “system akuntansi adalah formulir catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar dan buku besar pembantu serta laporan”.
Berikut ini diuraikan lebih lanjut pengertian dari unsur-unsur system
akuntansi menurut Mulyadi (2001:4) adalah sebagai berikut:
1. Formulir
Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya
transaksi. Formulir sering juga disebut dengan dokumen, karena dengan formulir
ini yang terjadi dalam organisasi direkam (didokumentasikan) di atas secarik
kertas.
2. Catatan
16
a. Jurnal
Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk
mencatat, mengklasifikaskan, meringkas data keuangan dan data yang
lainnya. seperti telah disebutkan di atas, sumber informasi pencatatan
dalam jurnal ini adalah formulir
b. Buku Besar
Buku besar (general ledger) terdiri dari rekening-rekening yang digunakan
untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam
jurnal
c. Buku Pembantu
Jika data keuangan yang digolongkan dalam buku besar diperlukan
rinciannya lebih lanjut dapat dibentuk buku pembantu ini terdiri dari
rekening-rekening pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum
dalam rekening tertentu dalam buku besar.
3. Laporan
Hail akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat berupa neraca,
laporan rugi laba, laporan perubahan saldo laba, laporan harga pokok produksi,
laporan biaya pemasaran, laporan harga pokok penjualan, daftar umur piutang,
daftar utang yang akan di bayar, daftar saldo persediaan yang lambat
penjualannya, laporan berisi informasi yang merupakan keluaran system
akuntansi. Laporan dapat berbentuk hasil cetak computer dan tayangannya pada
17 2.1.2 Pengertian Penjualan
Penjualan adalah suatu kegiatan dimana perusahaan atau penjual
menyerahkan barang atau jasa kepada pembeli, dan kemudian pembeli melakukan
pembayaran atas barang atau jasa yang diterimanya dengan cara tunai atau kredit.
Penjualan tunai adalah penjualan yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara
mewajibkan pembeli untuk melakukan pembayaran harga barang terlebih dahulu
sebelum barang diserahkan perusahaan kepada pembeli, setelah uang diterima
perusahaan barang kemudian diserahkan pembeli dan transaksi penjualan tunai
dicatat perusahaan (Mulyadi, 2001:3). Sedangkan penjualan kredit adalah
penjualan yang dilaksanakan perusahaan dengan cara mengirimkan harga sesuai
order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan
mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut (Mulyadi, 2001:3). Dengan
adanya aktivitas penjualan, maka terjadilah pertukaran barang atau jasa, antara
pembeli dan penjual, yang berakibat pembeli meperoleh barang atau jasa
sedangkan penjual memperoleh pembayaran baik berupa uang atau Check.
2.1.2.1. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan
System akuntansi penjualan termasuk informasi penting yang harus didesain
di dalam perusahaan, disebabkan baik penjualan secara kredit maupun penjualan
secara tunai yang merupakan sumber pendapatan bagi perusahaan. System
akuntansi penjualan juga menghasikan informasi mengenai situasi pasar, calon
pembeli, cara distribusi, syarat penyerahan dan syarat pembayaran yang didukung
oleh prosedur penerimaan order, prosedur pengiriman barang dan prosedur
18
2.1.2.2. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan
La Midjan (2001:170) mengungkapkan tujuan penyusunan system informasi
akuntansi penjualan adalah sebagai berikut:
1. Aktivitas penjualan merupakan sumber pendapatan perusahaan, jika aktivitas
penjualan tidak dikelola dengan baik, akan merugikan perusahaan disebabkan
sasaran penjualan tidak tercapai atau pendapatan akan berkurang
2. Pendapatan dari hasil penjualan merupakan sumber pembiayaan perusahaan,
oleh karenanya perlu diamankan
3. Akibat adanya penjualan, akan merubah posisi harta yang menyangkut:
a. Timbulnya piutang, bila terjadi penjualan secara kredit atau masuknya
uang kontan bila terjadi penjualan secara tunai
b. Kuantitas atau jumlah barang akan berkurang ke gudang karena
penjualan yang terjadi
Perubahan atas harta perusahaan akan mempunyai pengaruh terhadap
kondisi harta perusahaan tersebut, misalnya perubahan persediaan menjadi
piutang mengandung risiko timbulnya piutang tak tertagih. Untuk mengatasi
hal-hal tersebut perlu didesain system akuntansi penjualan yang memadai.
2.1.3 Pengertian Efektivitas
Efektivitas memiliki arti berhasil atau tepat guna. Efektif merupakan kata
dasar, sementara kata sifat dari efektif adalah efektivitas. Effendy mendefinisikan
19
yang direncanakan sesuai dengan biaya yang dianggarkan, waktu yang ditetapkan
dan jumlah personil yang ditentukan” (Effendy, 1989:14). Efektivitas menurut pengertian di atas mengartikan bahwa indikator efektivitas dalam arti tercapainya
sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya merupakan sebuah
pengukuran dimana suatu target telah tercapai sesuai dengan apa yang telah
direncanakan.
Efektivitas berfokus pada outcome (hasil), program, atau kegiatan yang
dinilai efektif apabila output yang dihasilkan dapat memenuhi tujuan yang
diharapkan atau dikatakan spending wisely. Sehubungan dengan hal tersebut
diatas, maka efektivitas adalah menggambarkan seluruh siklus input, proses dan
output yang mengacu pada hasil guna daripada suatu organisasi, program atau
kegiatan yang menyatakan sejauh mana tujuan (kualitas, kuantitas, dan waktu)
telah dicapai, serta ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya
dan mencapai target- targetnya. Hal ini berarti, bahwa pengertian efektivitas yang
dipentingkan adalah semata-mata hasil atau tujuan yang dikehendaki.
2.1.4 Hotel
2.1.4.1. Pengertian Hotel
Kata hotel mulai digunakan di London (Inggris), sebagai Hotel Garnie yaitu
sebuah rumah besar yang dilengkapi dengan sarana tempat menginap atau tinggal
untuk penyewaan secara harian, mingguan atau bulanan kata hotel sendiri
merupakan perkembangan dari bahasa perancis yaitu Hostel, yang diambil dari
20
Hotel termasuk kedalam suatu perusahaan jasa servis yang dikelola oleh
pemiiknya dengan menyediakan berbagai sarana pelayanan kepada para
konsumennya berupa makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur. Hotel
dapat dikenal oleh konsumen dilihat dari fasilitas serta pelayanan yang diberikan
yang akan membuat konsumen atau pelanggan merasa nyaman dan tertarik untuk
datang kembali. Berikut penjelasan dari pengertian hotel, klasifikasi hotel dan
layanan hotel.
Menurut Agus Nawar dalam bukunya Operasional Tatagraha Hotel
(2000:13) menjelaskan mengenai pengertian dari hotel adalah sebagai berikut :
“Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makan, minum, serta jasa lain bagi umum dikelola secara komersial serta memenuhi persyaratan tertentu yang ditetapkan didalam keputusan menteri pariwisata, pos dan telekomunikasi”.
Sedangkan menurut Abd. Rahman Arief dalam bukunya Pengantar Ilmu
Perhotelan dan Restoran mengemukakan pengertian Hotel sesuai dengan SK.
Menteri perhubungan No.PM.10/PW.301/Phb.77 (2005:10) adalah sebagai
berikut: “Hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial,
disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan dan penginapan berikut
makan dan minum”.
Dari beberapa pengertian hotel diatas maka dapat disimpulkan bahwa
pengertian hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial
dengan menyediakan pelayanan penginapan, makan dan minum yang telah
21 2.1.4.2. Klasifikasi Hotel
Klasifikasi hotel merupakan suatu sistem pengelompokan hotel-hotel ke
dalam berbagai kelas atau tingkatan, berdasarkan ukuran penilaian tertentu.
Menurut Abd. Rahman Arief dalam bukunya Pengantar Ilmu Perhotelan dan
Restoran Hotel (2005:78) hotel diklasifikasikan dalam beberapa kriteria
diantaranya :
1. Menurut standar hotel
2. Menurut besar atau kecilnya hotel
3. Menurut sistem perencanaan atau penentuan tarifnya
4. Menurut lokasinya
5. Menurut ukuran mayoritas tamunya yang menginap
6. Menurut lama tamunya yang menginap
7. Ditinjau dari segi hari-hari operasinya
Dibawah ini dijelaskan mengenai uraian dari klasifikasi hotel adalah sebagai
berikut :
1. Menurut standar hotel, ditentukan atas beberapa sistem yaitu
a. Cara atau sistem pengoperasiannya
b. Sistem kapasitas kamar
c. Sistem fasilitas yang dimiliki
d. Sistem penempatan pegawai
e. Sistem administrasi
2. Menurut ukuran besar atau kecilnya hotel, dapat dibagi atas 4 golongan yaitu :
22
b. Rata-rata kecil sedang yang jumlah kamarnya 26 sampai 99 kamar tamu.
c. Rata-rata sedang menengah yang jumlah kamrnya 100 sampai 299 kamar
tamu.
d. Hotel ukuran besar yang jumlah kamarnya 300 sampai 3000 kamar tamu.
3. Menurut sistem perencanaan atau penentuan tarifnya, dapat dibagi menjadi 4
macam plan diantaranya :
a. European Plan (EP) adalah suatu sistem penentuan tarif disuatu hotel yang
dicantumkan dalam harganya hanya merupakan sewa kamar saja.
b. American Plan (AP) adalah suatu sistem penentuan tarif atau sewa kamar
dimana harga yang ditawarkan sudah termasuk sewa kamar dan 3 kali
makan.
c. Full American Plan (FAP) adalah penentuan tarif dengan harga paket yang
lebih lengkap fasilitas untuk tamunya.
d. Continental Plan (CP) adalah suatu sistem penentuan tarif sewa kamar yaitu
sewa kamar +1 kali makan pagi.
4. Menurut lokasi, digolongkan menjadi 4 lokasi yaitu :
a. City Hotel atau motor Hotel adalah hotel yang dibangun atau berlokasi
dipusat kota besar yang strategis dan diliputi dengan kesibukan bisnis atau
perniagaan.
b. Highway Hotel adalah hotel yang berlokasi disekitar jalan raya yang
menghubungkan satu kota besar dengan kota besar lainnya, sebagai tempat
23
c. Mountain Hotel adalah hotel yang berlokasi pada daerah pegunungan atau
dataran tinggi.
d. Resort Hotel adalah hotel yang berlokasi didaerah-daerah resort seperti
pantai atau dataran rendah.
5. Menurut ukuran mayoritas tamunya yang menginap, memiliki ciri khas
tersendiri sehubungan dengan jenis atau mayoritas tamu yang menginap antara
lain :
a. Hotel yang mayoritas tamunya “businessman” disebut business hotel.
b. Hotel yang mayoritas tamunya adalah remaja atau mahasiswa disebut hostel
atau graha wisata remaja.
c. Hotel yang mayoritas tamunya adalah wanita (women hotel).
d. Hotel yang mayoritas tamunya adalah orang tua yang ingin istirahat (cure
hotel).
6. Menurut lamanya tamu menginap, dapat di bagi 3 golongan yaitu :
a. Transit Hotel, yang mayoritas tamunya tinggal hanya singgah kurang dari
24 jam.
b. Semi Residential Hotel, yang mayoritas tamunya menginap antara 7 sampai
30 hari.
c. Residential Hotel, yang mayoritas tamunya menginap antara 1 bulan sampai
1 tahun atau lebih.
7. Ditinjau dari segi hari-hari operasinya, dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
24
b. Year around operating days hotel yaitu hotel yang beroperasi sepanjang
tahun.
2.1.4.3. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Jasa Sewa Kamar Hotel
Penjualan sewa kamar dalam perusahaan yang bergerak di bidang jasa
seperti perhotelan, merupakan salah satu aktivitas utama untuk menghasilkan
pendapatan untuk mencapai hasil penjualan sewa kamar yang ditawarkan tersebut
dapat terjual. Pengertian sewa kamar dalam kamus besar bahasa Indonesia
(2002:1057) adalah sebagai berikut: “1) pemakaian sesuatu dengan mebayar utang, 2) uang yang dibayarkan karena memakai atau meminjamkan sesuatu, 3)
yang boleh dipakai setelah dibayar dengan uang”.
Sistem informasi akuntansi penjualan sewa kamar merupakan organisasi
sumber daya manusia, alat-alat dan metode yang mendukung dan digunakan
dalam mengolah data mengenai penjualan sewa kamar, sehingga manajemen dan
pihak-pihak lain yang berkepentingan dapat memperoleh informasi yang memadai
mengenai aktivitas penjualan yang dilakukan.
2.2 Penelitian Terdahulu
Untuk menunjang analisis dan landasan teori yang ada, maka
diperlukan penelitian terdahulu sebagai pendukung bagi penelitian ini. Berkaitan
dengan Peranan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan terhadap Efektivitas
Penjulan Jasa Sewa Kamar terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan
25
Triandi dan jahja Diapara Siregar, 2007 dalam penelitiannya mengkaji tentang
evaluasi system pengendalian intern penjualan terhadap peningkatan efektivitas
penjualan kamar studi kasus pada hotel horizon Bekasi.
Adapun hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Prosedur penjualan kamar yang diterapkan pada Hotel Horizon Bekasi sudah
sesuai dengan standar operating procedure bisnis perhotelan yang dimana
mulai dari proses pemesanan kamarnya sampai dengan pembayaran
tagihannya. Dan ditunjang dengan karyawan-karyawan yang sangat kompeten
dalam menjalani pekerjaannya serta adanya pemisahan tugas dan tanggung
jawab masing-masing
2. Penjualan kamar pada tahun 2006 telah mencapai target. Ini dapat dilihat dari
penerimaan pendapatan yang diperoleh dari penjualan kamar sebesar Rp.
2.894.177.826 atau telah mencapai 92,6% dari target budget sebesar Rp.
3.922.823.000. Hal ini menunjukan trend yang positif bagi perusahaan karena
pada tahun 2005 penerimaan pendapatan yang diperoleh dari penjualan kamar
sebesar Rp. 11.942.768.501
3. Laporan penerimaan kas baik yang berupa uang tunai maupun yang kartu
kredit wajib dilaporkan pada petugas yang berupa berwenang, dalam hal ini
General Cashier dan harus benar-benar sesuai antara laporan dengan uang yang
diterimanya.
4. Seluruh hasil laporanpenerimaan pendapatan yang diterima hotel merupakan
laporan yang valid. Karena mempergunakan system accounting software yang
26
date sehingga masing-masing yang ada di accounting department dapat melihat
data yang dibutuhkan misalnya A/R Officer dapat melihat posisi piutang dan
A/P Officer dapat melihat posisi hutang.
David HM Hasibuan, 2013 dalam penelitiannya mengkaji tentang evaluasi
system informasi akuntansi penjualan dan kaitannya dengan efektivitas
pengendalian intern.
Adapun hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tujuan mengevaluasi penjualan kamar dilakukan untuk mengetahui apakah
perusahaan melakukan kegiatannya secara efektif, serta kemampuan
Occupancy Rate penjualan kamar dalam mempertahankan tingkat hunian
yang datang demi kelangsungan perusahaan yang akan datang.
2. Pelaksanaan kegiatan penjualan, yang dilakukan oleh hotel Novotel sudah
berjalan sesuai dengan prosedur tetap perusahaan.
3. Adanya pemisahan fungsi, pembagian tugas dan tanggung jawab yang tegas
dan jelas.
4. Penggunaan password untuk mengatur wewenang penggunaan data dalam
computer, sehingga memudahkan penggunaannya.
5. Secara keseluruhan siklus penjualan kamar hotel Novotel dinilai cukup baik.
Hal tersebut dapat dilihat dari segi pengendalian intern maupun
pencatatannya. Perusahaan telah mencatat transaksi yang terjadi dengan benar
dan didukung oleh dokumen yang sah dan diotorisasi oleh pejabat yang
27
Citra Volitasari Anggraeni, Moch. Dzulktrom AR, Sri Mangesti Rahayu, 2014 dalam penelitiannya mengkaji tentang analisis system dan prosedur
akuntansi jasa penjualan kamar dan jasa restoran hotel dalam upaya peningkatan
pengendalian intern studi kasus pada UB Hotel Kota Malang.
Adapun hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bentuk standar operasional prosedur yang terkait dengan penjualan kamar dan penjualan di restoran hotel belum tertulis.
2. Terdapat beberapa kelemahan pada struktur organisasi, dimana terdapat beberapa perangkapan jabatan pada beberapa bagian yang dilakukan oleh satu orang.
3. Formulir yang digunakan oleh UB Hotel dalam sistem dan prosedur penjualan kamar serta restoran hotel sebagian besar telah memenuhi kriteria formulir yang baik.
4. Catatan akuntansi yang digunakan pada UB Hotel dalam sistem dan prosedur penjualan kamar serta restoran hotel belum mendukung pengendalian intern. 5. Hasil penelitian pada UB Hotel dapat dijelaskan bahwa secara umum UB
Hotel telah melakukan praktik-praktik yang sehat namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guna meningkatkan pengendalian internnya.
6. Hasil penelitian pada UB Hotel dapat dijelaskan bahwa pegawai yang
bertugas pada bagian front office, restaurant dan accounting mutunya telah sesuai dengan tanggungjawabnya.
28 2.3 Kerangka Pemikiran
Keberhasilan pembangunan di bidang pariwisata akan ditandai dengan
meningkatnya arus kunjungan wisatawan mancanegara maupun wisatawan
nusantara ke daerah-daerah tujuan wisata di Indonesia. Guna meningkatkan
pelayanan kepada para wisatawan, khususnya di bidang akomodasi hotel, sebagai
ujung tombak dalam menampung arus kunjungan wisatawan mancanegara dan
wisatawan nusantara, maka perlu suatu panduan pelayanan standar yang prima
(Komar, 2006:7). Dalam aktivitas suatu perusahaan, penjualan merupakan salah
satu hal yang penting karena mempunyai pengaruh yang besar dalam
kelangsungan hidup perusahaan, penjualan memiliki posisi strategis dalam
perusahaan, yaitu sebagai sumber pendapatan dan sumber pembelanjaan serta
menentukan besarnya laba yang diperoleh. Oleh karena itu, manajemen harus
dapat mengendalikan penjualan dengan sebaik-baiknya, seefisien dan seefektif
mungkin agar mampu berkompetisi dan mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaan.
Dalam menghadapi iklim persaingan dan semakin pesatnya perkembangan
perusahaan, pemimpin tidak dapat mengawasi seluruh aktivitas perusahaan secara
langsung, sehingga diperlukan adanya pendelegasian wewenang dari pemimpin
perusahaan ke bawahan serta suatu sistem yang membantu pemimpin dalam
meningkatkan penjualan.
Dengan adanya pendelegasian wewenang tersebut, maka pemimpin
memerlukan suatu alat bantu untuk menghasilkan informasi mengenai kejadian
29
tersebut adalah Sistem Informasi Akuntansi yang baik, yang akan memungkinkan
manajemen memperoleh informasi yang dapat dipercaya untuk dapat
meningkatkan pengendalian intern penjualan.
Menurut Mulyadi dalam bukunya “Sistem Akuntansi” (2001:215) kepentingan dari sistem akuntansi penjualan adalah penyediaan informasi
mengenai aktivitas penjualan kepada manajemen terdiri dari:
- Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelpmpok produk selama jangka waktu tertentu
- Jumlah piutang kepada setiap debitur dari transaksi penjualan kredit - Jumlah harga pokok produk yang dijual selama periode tertentu - Nama dan alamat pembeli
- Kuantitas produk yang dijual
- Nama wiraniaga yang melakukan penjualan - Otorisasi pejabat yang berwenang
Agar sistem akuntansi penjualan dapat menghasilkan informasi yang
bermanfaat untuk pengambilan keputusan, maka informasi yang dihasilkan oleh
sistem akuntansi harus mempunyai kualitas yang diperlukan seperti ketepatan
waktu dalam pelaporan, ketelitian, dan relevansinya. Selain itu dengan keberadaan
sistem akuntansi yang tepat diharapkan dapat meningkatkan prosedur
pengendalian intern dalam mengamankan harta kekayaan perusahaan dan
menghemat biaya tata usaha penyelenggaraan aktivitas penjualan seefisien
mungkin.
Menurut Arens & Loebbecke dalam bukunya “Auditing Pendekatan
Terpadu” yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf (2008: 307), kepentingan dari prosedur pengendalian transaksi penjualan adalah:
30
- Penjualan yang dicatat adalah untuk pengiriman bukan ke pelanggan fiktif - Transaksi penjualan diotorisasi dengan pantas
- Transaksi penjualan yang ada telah dicatat
- Penjualan barang yang dicatat adalah untuk sejumlah yang telah dikirim dan ditagih dan dicatat dengan benar
- Transaksi penjualan diklasifikasikan dengan pantas - Penjualan dicatat pada waktu yang sesuai
- Transaksi penjualan dimasukkan dengan pantas ke berkas induk dan diiktisarkan dengan benar
Mengingat betapa pentingnya aktivitas penjualan, maka sudah selayaknya
jika manajemen membuat sistem informasi akuntansi penjualan yang memadai,
yaitu suatu sistem akuntansi penjualan yang mengandung unsur-unsur system
pengelolaan penjualan.
Menurut Krismiaji (2005:16-17), menyatakan bahwa unsur-unsur sistem
informasi akuntansi adalah sebagai berikut:
1. Tujuan
Setiap sistem informasi dirancang untuk mencapai satu atau lebih tujuan yang memberikan arah bagi sistem tersebut secara keseluruhan.
2. Input
Data harus dikumpulkan dan dimasukan sebagai input kedalam sistem. Sebagai besar input berupa data transaksi.
3. Output
Informasi yang dihasilkan oleh sebuah sistem. 4. Penyimpanan data
Data sering disimpan untuk dipakai lagi di masa mendatang. 5. Pemrosesan
Data harus diproses untuk menghasilkan informasi dengan menggunakan komponen pemroses.
6. Instruksi dan prosedur
Sistem informasi tidak dapat memproses data tanpa instruksi dan prosedur rinci.
31
7. Pemakai
Orang yang berinteraksi dengan sistem dan menggunakan informasi yang dihasilkan oleh sistem disebut dengan pemakai.
8. Pengendalian dan pengawasan.
Informasi yang dihasilkan oleh sebuah sistem informasi harus akurat, bebas dari berbagai kesalahan, dan terlindung dari akses secara tidak sah.
Unsur–unsur ini satu sama lain saling berkaitan dan akan bermanfaat bila
digunakan sebagai alat bantu untuk mengamankan kekayaan organisasi, mencek
ketelitian dan dapat dipercaya tidaknya data akuntansi, mendorong efisiensi yang
dipenuhinya kebijakan manajemen.
Oleh karena itu, penulis beranggapan bahwa dengan dijalankannya system
informasi akuntansi penjualan yang baik dapat memberi rekomendasi mengenai
kemungkinan-kemungkinan peningkatan (improvement) yang diharapkan dapat
menjadikan bagian penjualan berjalan dengan efektif. Selain itu, untuk
mengetahui dan meningkatkan kekuatan yang dimiliki serta memperbaiki
kelemahan yang ada dalam hotel, khususnya pada bagian penjualan kamar
sehingga diharapkan akan meningkatkan keberhasilan operasi hotel secara
keseluruhan.
2.4 Gambaran Penelitian
Berdasarkan uraian kerangka pemikiran di atas dan beberapa penelitian
terdahulu yang telah disampaikan sebelumnya, maka dapat digambarkan kerangka
32 Gambar 2.1 Gambaran Penelitian
2.5 Hipotesis Penelitian
Atas dasar kerangka pemikiran dan gambaran penelitian diatas, maka
disusunlah hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis: Jika istem informasi akuntansi penjualan dilaksanakan dengan baik
maka akan menunjang efektivitas penjualan jasa sewa kamar hotel.