• Tidak ada hasil yang ditemukan

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436

Standar Akreditasi

Rumah Sakit Syariah

MUKISI (Majelis Syuro Upaya Kesehatan Islam Indonesia)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah adalah komplementer (bukan sebagai pengganti) terhadap standar akreditasi nasional di Indonesia yang diterbitkan oleh KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit), merupakan ikhtiar dari insan perumahsakitan islam dalam berkontribusi terhadap peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia pada umumnya dan kualitas pelayanan kesehatan yang islami pada khususnya

(2)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 i

Sambutan Ketua MUKISI (Majelis Syuro Upaya Kesehatan Islam Indonesia)

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

MUKISI adalah asosiasi rumah sakit di Indonesia yang berlabelkan islam maupun tanpa label islam tapi yang berdiri dengan berdasar pada prinsip-prinsip islam.

Sebagai rumah sakit islam, sudah lama kami menyadari bahwa kami belum menerapkan prinsip-prinsip atau dasar-dasar syariah secara penuh dalam penyelenggaraan dan pengelolaan rumah sakit islam.

Berdasarkan hal tersebut, kami mencoba memformulasikan prinsip-prinsip atau dasar syariah sejak rakernas (rapat kerja nasional) MUKISI di Batu Malang pada tahun 2009, kemudian dilanjutkan di Serang Banten pada tahun 2012, dan terakhir di Bandung pada awal tahun 2015. Melalui kajian dan diskusi yang kami lakukan, termasuk melakukan benchmarking ke Malaysia, Alhamdulillah kami berhasil menetapkan standar dan instrumen penilaian yang mengacu pada standar akreditasi rumah sakit versi 2012 dari Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Dengan ditetapkannya standar ini, diharapkan semua rumah sakit anggota MUKISI bisa menggunakannya sebagai acuan dalam penyelenggaraan dan pengelolaan rumah sakitnya, dan akan dilakukan penilaian penerapannya pada rumah sakit tersebut melalui audit syariah.

Ada syarat mutlak dari penilaian atau audit syariah di rumah sakit anggota MUKISI, yaitu : Rumah Sakit tersebut harus sudah lulus akreditasi KARS. Hal ini kami persyaratkan karena kami rumah sakit islam (syariah) harus bermutu tinggi, dan itu dapat dipenuhi dengan memenuhi standar akreditasi KARS.

Kami berharap dengan melaksanakan standar akreditasi KARS dan standar akreditasi rumah sakit syariah, rumah sakit anggota MUKISI yang tersebar di seluruh nusantara dan selama ini bergerak melayani masyarakat tanpa membedakan agama dan keyakinan serta mendukung dan melaksanakan program-program pemerinah, diharapkan akan dapat melayani masyarakat dengan lebih baik… Aamiin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh Jakarta, Ramadhan 1436 / Juli 2015

(3)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 ii Anggota :

1. dr. Masyhudi AM, M.Kes – RS Islam Sultan Agung Semarang 2. dr. Tri Wahyu Sarwiyata, M.Kes – RS Islam UNISMA Malang 3. DR. dr. Sagiran, Sp.B., M.Kes – RS Nur Hidayah Bantul DIY 4. dr. Tri Hermin, M.Kes – RS Nur Hidayah Bantul DIY

5. dr. Dadang Rukanta, Sp.OT., FICS., M.Kes – RS Al Islam Bandung 6. dr. Sigit Gunarto, Sp.KFR – RS Al Islam Bandung

7. dr. Dede Setiapriagung, Sp.Rad., MH.Kes – RS Al Islam Bandung 8. Syaugi Bakarman, SE., M.Kes – RS Yasmin Banyuwangi

9. dr. Yahmin Setiawan, MARS – RS RST Dompet Dhuafa Bogor 10. Ir. Fahmi Asykar – RS Ummi Bogor

11. dr. Budi Setiawan Jamhur, MARS – RS Sari Asih Serang Banten 12. dr. Ni’matullah Mansur, MARS – RS Sari Asih Ciledug Banten 13. dr. Prastowo Sidi Pramono, Sp.A – RS Islam Jakarta Cempaka Putih 14. Agus Sulistiyo Dunda – RS Islam Jakarta Cempaka Putih

15. Kasmiatun, DCN – RS Islam Jakarta Cempaka Putih

16. dr. Umi Sjarqiyah, Sp.KFR – RS Islam Jakarta Cempaka Putih 17. Sriyono, SH., MM – RS Islam Jakarta Cempaka Putih

18. dr. Siti Aisyah Ismail – PROKAMI (Perhimpunan Profesi Kesehatan Muslim Indonesia) 19. DR. drg. Wahyu Sulistiadi, M.Kes – FKM Universitas Indonesia

20. DR. dr. Endy M. Astiwara, M.A., AAAIJ. – Dewan Syariah Nasional MUI 21. Dr. Jamal Muhammad, Sp.THT – RS Haji Jakarta

22. DR. dr. Effek Alamsyah, Sp.A, MPH – MUKISI Pusat 23. dr. Rachmat Mulyana, Sp.Rad – MUKISI Pusat 24. Drs. Eko Prijono, MM – MUKISI Pusat

(4)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 iii

DAFTAR ISI

Konsep Akreditasi Rumah Sakit Syariah ...

1

Bab 1. Penjagaan Agama (Hifz Al-Din) ...

4

Bab 2. Penjagaan Jiwa (Hifz Al-Nafs) ...

36

Bab 3. Penjagaan Akal (Hifz Al-‘Aql) ...

41

Bab 4. Penjagaan Keturunan (Hifz Al-Nasl) ...

46

Bab 5. Penjagaan Harta (Hifz Al-Mal) ...

48

Catatan Edisi 1436 ...

52

Penutup ...

53

Daftar Pustaka ...

54

(5)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 1 Akreditasi Rumah Sakit (KARS), pada 2 kelompok standar yaitu kelompok standar pelayanan berfokus pada pasien dan standar manajemen rumah sakit yang dijabarkan dalam 15 (lima belas ) bab atau standar.

Proses penyusunan Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah dilaksanakan dengan melakukan kajian mendalam terhadap setiap standar pada akreditasi KARS yang dapat ditarik nilai syariahnya dan kemudian dilakukan pengelompokkan berdasarkan Maqashid

Syari’ah yaitu hifzh al-din, hifzh – al nafs, hifzh al-aql, hifzh- al maal dan hifzh al – nasl.

Pada standar yang bersifat normatif dan tidak ditemukan nilai syariah dalam pendokumentasian maupun implementasinya, tidak di masukkan dalam standar akreditasi rumah sakit syariah. Pada setiap standar akreditasi rumah sakit syariah ditentukan pula elemen penilaian sebagai alat untuk mengukur tingkat compliant rumah sakit, dimana elemen penilaian meliputi telaah dokumentasi, telusur pasien, dan telusur fasilitas sebagaimana metodologi penilaian yang dilakukan pada akreditasi KARS.

Akreditasi Rumah Sakit Syariah terdiri dari 5 bab yang merupakan rincian dari Maqashid Syari’ah dimana pada masing-masing bab dibagi dalam (dua) kelompok standar yaitu kelompok manajemen syariah dan kelompok pelayanan syariah.

Sistematika Akreditasi Rumah Sakit Syariah adalah sebagai berikut :

Bab 1 : Penjagaan agama (Hifz al-din) : 32 standar 107 Elemen penilaian Bab 2 : Penjagaan jiwa (Hifz al-nafs) : 5 standar 13 Elemen penilaian Bab 3 : Penjagaan akal (Hifz al-‘aql) : 6 standar 17 Elemen penilaian Bab 4 : Penjagaan keturunan (Hifz al-nasl) : 2 standar 7 Elemen penilaian Bab 5 : Penjagaan harta (Hifz al-mal) : 4 standar 10 Elemen penilaian

(6)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 2 Kode standar akreditasi rumah sakit syariah

SSMO.

1.

1.

1.

Sub-standar

Standar

Bab

(7)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 3 Bab. 1 Penjagaan agama (Hifz Al – Din) 1. Standar Syariah Manajemen Organisasi (SSMO) 2. Standar Syariah Manajemen Modal Insani (SSMMI) 3. Standar Syariah Manajemen Keuangan (SSMAK) 4. Standar Syariah Manajemen Pemasaran (SSMP) 5. Standar Syariah Manajemen Fasilitas (SSMF) 6. Standar Syariah Manajemen Mutu (SSMM) 19 13 6 5 8 7 1. Standar Syariah Akses Pelayanan (SSAP) 2. Standar Syariah Pelayanan Pasien (SSPP) 3. Standar Syariah Pelayanan Obat Syariah (SSPO) 4. Standar Syariah Pelayanan dan Bimbingan Kerohanian (SSPBK) 5. Standar Syariah

Pendidikan Pasien & Keluarga (SSPPK) 8 22 9 4 3 Bab. 2 Penjagaan jiwa (Hifz Al – Nafs) Standar Syariah Manajemen Fasilitas (SSMF) 4 1. Standar Syariah Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (SSPPI) 2. Standar Syariah Pelayanan dan Bimbingan Kerohanian ( SSPBK) 1 8 Bab. 3 Penjagaan akal (Hifz Al –‘ Aql) Standar Syariah

Manajemen Modal Insani (SSMMI)

7 1. Standar Syariah Akses

Pelayanan (SSAP) 2. Standar Syariah

Pelayanan Pendidikan Pasien & Keluarga (SSPPK) 3 7 Bab. 4 Penjagaan keturunan (Hifz Al – Nasl) Standar Syariah Pelayanan Pasien (SSPP) 7 Bab. 5 Penjagaan harta (Hifz Al – Mal) Standar Syariah Manajemen Keuangan (SSMAK) 9 Standar Syariah Pelayanan Pasien (SSPP) 1 Total 78 Total 73

(8)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 4

BAB 1. PENJAGAAN AGAMA (HIFZ AL-DIN)

KELOMPOK MANAJEMEN SYARIAH

Standar Syariah Manajemen Organisasi (SSMO) 1.1.1 SSMO 1.1.1

Tanggung jawab dan akuntabilitas pemilik rumah sakit dapat dibuktikan dengan kelengkapan dokumen  Maksud & Tujuan SSMO 1.1.1

Pemilik rumah sakit bertanggung jawab untuk mengawasi operasional rumah sakit dan bertanggung jawab untuk

menyediakan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi komunitasnya atau bagi penduduk yang membutuhkan pelayanan. Tanggung jawab dan akuntabilitas badan tersebut diuraikan dalam sebuah dokumen yang mengidentifikasi bagaimana hal-hal tersebut harus dilaksanakan. Juga diuraikan bagaimana badan pengelola (governing) dan kinerja para manajer rumah sakit dievaluasi berdasarkan kriteria yang spesifik rumah sakit. Serta memperhatikan sumber pembiayaan yang digunakan, berasal dari sumber yang tidak bertentangn dengan syariah

Struktur tata kelola dan manajemen rumah sakit ditampilkan atau digambarkan dalam bagan rumah sakit atau dokumen lain yang menunjukkan garis-garis kewenangan dan akuntabilitasnya. Individu yang ditampilkan di bagan diidentifikasi dengan jabatan atau nama. Sumber pembiayaan rumah sakit diatur dalam kebijakan pemilik, dan apabila terdapat akad dengan lembaga keuangan dibuktikan dengan kontrak antara pemilik/rumah sakit dengan lembaga keuangan tersebut

Elemen Penilaian SSMO 1.1.1

1. Perizinan Badan Hukum pemilik rumah sakit 2. Struktur organisasi dan tata kelola (SOTK) pemilik

(9)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 5 Standar Syariah Manajemen Organisasi (SSMO) 1.1.2

SSMO 1.1.2

Dewan Pengawas Syariah (DPS)ditetapkan oleh pemilik untuk mengawasi operasional rumah sakit  Maksud & Tujuan SSMO 1.1.2

Ada Dewan pengawas syari’ah yang diangkat oleh Pemilik dan bertanggungjawab mengawasi operasional rumah sakit berdasarkan prinsip-prinsip syari’ah. Yang dimaksud dengan Dewan Pengawas Syariah adalah Individu yang telah ditunjuk oleh MUKISI Pusat / Daerah dan telah memperoleh sertifikasi dari DSN – MUI.

Fungsi Dewan Pengawas Syari’ah :

a. Melakukan pengawasan secara periodik operasional rumah sakit. b. Melaporkan perkembangan pelayanan dan operasional.

c. Merumuskan permasalahan-permasalahan yang memerlukan pembahasan secara syariah.

d. Mengeluarkan opini syariah (Pendapat kesyariahan yang diterbitkan untuk menjawab pertanyaan atau permasalahan dari organisasi)

Elemen Penilaian SSMO 1.1.2

1. Pemilik menetapkan DPS, dan mereka yang bertanggung jawab didalamnya diidentifikasi dengan jabatan atau nama 2. Struktur organisasi DPS dan tata kelolanya diuraikan dalam dokumen tertulis

(10)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 6 BAB 1. PENJAGAAN AGAMA (HIFZ AL-DIN)

KELOMPOK MANAJEMEN SYARIAH

Standar Syariah Manajemen Organisasi (SSMO) 1.1.3 SSMO 1.1.3

Hospital By Laws yang di dalamnya memuat aspek syariah ditetapkan oleh pemilik Maksud & Tujuan SSMO 1.1.3

Peraturan internal rumah sakit yang ditetapkan oleh badan pemilik sebagai acuan pengelolaan rumah sakit memuat kejelasan tentang persyaratan pemilik, pengelola rumah sakit dan konsep pengelolaan rumah sakit berbasis syariah

Elemen Penilaian SSMO 1.1.3

1. Mereka yang termasuk dalam pemilik rumah sakit mayoritas beragama Islam

2. Mereka yang memegang jabatan sebagai direksi rumah sakit seluruhnya beragama Islam dan melewati seleksi berbasis aspek keagamaan (islamic worldview)

(11)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 7 Standar Syariah Manajemen Organisasi (SSMO) 1.1.4

SSMO 1.1.4

Rumah sakit menetapkan Visi dan Misi yang memuat ISLAM secara eksplisit  Maksud & Tujuan SSMO 1.1.4

Visi dan Misi rumah sakit memuat ISLAM secara eksplisit, yang menggambarkan ghirah dakwah dan semangat kerahmatan untuk meraih harapan masa depan rumah sakit.

Vision Statement : visi rumah sakit Islam digambarkan sebagai rumah sakit yang menebar kerahmatan, maju, modern, menjadi leader, mempengaruhi dan tidak sebaliknya.

Landasan Normatif :

a. QS. Al Anbiya’ ayat 107 yang menjelaskan tentang kerahmatan

b. QS. Al Maidah ayat 32 yang menjelaskan tentang tanggungjawab memelihara kehidupan manusia c. QS. Ali Imran ayat 110 yang menjelaskan tentang ummat islam sebagai ummat yang terbaik  Elemen Penilaian SSMO 1.1.4

(12)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 8 BAB 1. PENJAGAAN AGAMA (HIFZ AL-DIN)

KELOMPOK MANAJEMEN SYARIAH

Standar Syariah Manajemen Organisasi (SSMO) 1.1.5 SSMO 1.1.5

Rumah Sakit menetapkan komite syariah untuk memastikan operasional pelayanan di rumah sakit sesuai syariah  Maksud & Tujuan SSMO 1.1.5

Ada komite syariah yang diangkat oleh Pengelola rumah sakit yang memastikan program dan kegiatan operasional rumah sakit sejalan dengan prinsip-prinsip syariah.

Fungsi Komite Syari’ah :

a. Melakukan pengawasan terhadap operasional yang terkait dengan implementasi sistem dan produk pelayanan agar tetap sesuai dengan syariah Islam.

b. Bertanggung jawab atas pembinaan keislaman seluruh karyawan berdasarkan sistem pembinaan keagamaan yang telah diprogramkan setiap tahunnya.

c. Ikut mengawasi pelanggaran nilai-nilai Islam di lingkungan rumah sakit.  Elemen Penilaian SSMO 1.1.5

1. Pengelola menetapkan komite syariah, dan mereka yang bertanggung jawab didalamnya diidentifikasi dengan jabatan atau nama

2. Struktur organisasi komite syariah dan tata kelolanya diuraikan dalam dokumen tertulis 3. Komite syariah menyusun program kerja dan melakukan evaluasi serta tindaklanjutnya

(13)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 9 Standar Syariah Manajemen Organisasi (SSMO) 1.1.6

SSMO 1.1.6

Rumah Sakit menetapkan lembaga keta'miran masjid untuk menjalankan fungsi dakwah dan pemakmuran masjid / musholla  Maksud & Tujuan SSMO 1.1.6

Rumah sakit memiliki lembaga keta'miran masjid yang bertanggungjawab atas tata kelola, pembinaan umat dan menghidupkan syiar dakwah melalui masjid rumah sakit.

Peran dan Fungsi Ta’mir Masjid : a. Sebagai pusat ibadah

b. Sebagai pusat pembinaan umat c. Pusat persatuan umat

Landasan Normatif : QS. At Taubah : 18 yang menjelaskan tentang pemberdayaan dan pemakmuran masjid  Elemen Penilaian SSMO 1.1.6

1. Pengelola menetapkan lembaga keta’miran masjid/musholla , dan mereka yang bertanggung jawab didalamnya diidentifikasi dengan jabatan atau nama

2. Struktur organisasi lembaga keta’miran dan tata kelolanya diuraikan dalam dokumen tertulis

(14)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 10 BAB 1. PENJAGAAN AGAMA (HIFZ AL-DIN)

KELOMPOK MANAJEMEN SYARIAH

Standar Syariah Manajemen Organisasi (SSMO) 1.1.7 SSMO 1.1.7

Rumah sakit menetapkan struktur bidang kerohanian dalam struktur organisasi dan tata kerja rumah sakit  Maksud & Tujuan SSMO 1.1.7

Ada unit kerja bidang kerohanian yang bertanggung jawab terhadap terpeliharanya keislaman pasien dan staf rumah sakit. Eksistensi unit kerja bidang kerohanian bertanggung jawab dalam pembinaan keagamaan untuk mendorong agar pasien dan Staf rumah sakit taat menjalankan ajaran agama dan bertaqwa.

Landasan Normatif : QS. Ali Imran: 104 yang menjelaskan tentang tugas amar ma’ruf nahi munkar.  Elemen Penilaian SSMO 1.1.7

1. Pengelola menetapkan bidang kerohanian, dan mereka yang bertanggung jawab didalamnya diidentifikasi dengan jabatan atau nama

2. Struktur organisasi bidang kerohanian dan tata kelolanya diuraikan dalam dokumen tertulis 3. Bidang kerohanian menyusun program kerja dan melakukan evaluasi serta tindaklanjutnya

(15)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 11 Standar Syariah Manajemen Organisasi (SSMO) 1.1.8

SSMO 1.1.8

Rumah sakit menetapkan pedoman tentang kode etik rumah sakit syariah  Maksud & Tujuan SSMO 1.1.8

Rumah sakit memiliki rangkaian nilai-nilai dan norma-norma Islam untuk dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan dan pengelolaan rumah sakit syariah.

Kode Etik Rumah sakit syariah disusun oleh MUKISI sebagai asosiasi rumah sakit islam, khususnya oleh para anggota Dewan Pengawas Syariah yang telah mendapatkan sertifikasi dari DSN-MUI, kemudian implementasinya dimasing-masing rumah sakit disusun oleh Komite Syariah rumah sakit.yang bersangkutan

Elemen Penilaian SSMO 1.1.8

1. Kode etik Rumah Sakit Syariah, memuat :

a. Etik Klinis Syariah (euthanasia, aborsi, uji coba klinis untuk pasien, dll)

b. Etik Manajerial Syariah (pasien tidak mampu membayar, kontrak dengan pihak ketiga, dll) 2. Pimpinan rumah sakit menetapkan kebijakan pemberlakuan kode etik rumah sakit syariah

3. Kode etik rumah sakit syariah diimplementasikan dalam bentuk program kerja rumah sakit, beserta evaluasi dan tindaklanjutnya

(16)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 12 BAB 1. PENJAGAAN AGAMA (HIFZ AL-DIN)

KELOMPOK MANAJEMEN SYARIAH

Standar Syariah Manajemen Modal Insani (SSMMI) 1.2.1 SSMMI 1.2.1

Rumah sakit memiliki tata kelola modal insani secara syariah dalam rekrutmen, pengembangan dan pengelolaan karir staf  Maksud & Tujuan SSMMI 1.2.1

Tata kelola modal insani rumah sakit khususnya dalam proses perekrutan staf, pengembangan kompetensi, dan pengelolaan karir menggunakan prinsip-prinsip syariah. Seluruh panduan dan kebijakan mendapatkan rekomendasi dari komite syariah.  Elemen Penilaian SSMO 1.1.8

1. Proses rekrutmen staf bersesuaian dengan perencanaan ketenagaan dan kompetensinya, proses tersebut dikelola sesuai dengan prinsip syariah

2. Kerjasama dengan institusi pendidikan kesehatan islam dalam proses rekrutmen staf 3. Proses pengembangan kompetensi staf dikelola sesuai dengan prinsip syariah

4. Proses pengelolaan karir staf dikelola sesuai dengan prinsip syariah

5. Komite syariah terlibat dalam memberikan rekomendasi terhadap proses rekrutmen, pengembangan dan pengelolaan karir staf

(17)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 13 Standar Syariah Manajemen Modal Insani (SSMMI) 1.2.2

SSMMI 1.2.2

Rumah sakit memiliki tata kelola modal insani secara syariah dalam penentuan KPI, penilaian kinerja dan sistem reward and punishment

Maksud & Tujuan SSMMI 1.2.2

Tata kelola modal insani rumah sakit khususnya dalam penentuan KPI (Key performance indicators), penilaian kinerja staf dan sistem reward and punishment menggunakan prinsip syariah. Seluruh panduan dan kebijakan mendapatkan rekomendasi dari komite syariah.

Elemen Penilaian SSMMI 1.2.2

1. KPI umum dan khusus berbasis pada aktifitas yang relevan dengan konsep maqashid syariah 2. Proses penilaian kinerja staf dikelola sesuai dengan prinsip syariah

3. Sistem reward and punishment staf dikelola sesuai dengan prinsip syariah

4. Komite syariah terlibat dalam memberikan rekomendasi terhadap proses formulasi KPI, penilaian kinerja dan sistem reward and punishment

(18)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 14 BAB 1. PENJAGAAN AGAMA (HIFZ AL-DIN)

KELOMPOK MANAJEMEN SYARIAH

Standar Syariah Manajemen Modal Insani (SSMMI) 1.2.3 SSMMI 1.2.3

Rumah sakit memiliki acuan dalam pelaksanaan kegiatan orientasi umum dan khusus rumah sakit yang memuat nilai – nilai Islam

Maksud & Tujuan SSMMI 1.2.3

Penyelenggaraan program orientasi umum dan khusus memuat pengenalan nilai-nilai Islam dan implementasinya dalam pelayanan.

Penyelenggaraan orientasi umum dan khusus sesuai dengan kebutuhan pengenalan mendasar tentang rumah sakit dan pekerjaan, termasuk di dalamnya memuat pengenalan nilai-nilai Islam dalam implementasinya pada pelayanan di rumah sakit, sehingga pekerjaan akan bernilai ibadah.

Landasan normatif : QS. Al Lail ayat 4-7 tentang pembudayaan nilai-nilai Islam  Elemen Penilaian SSMMI 1.2.3

1. Orientasi umum dan khusus yang diikuti oleh seluruh staf memuat materi tentang nilai-nilai Islam dan implementasinya dalam pelayanan di rumah sakit

(19)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 15 Standar Syariah Manajemen Modal Insani (SSMMI) 1.2.4

SSMMI 1.2.4

Rumah Sakit menerapkan etik kedokteran dengan prinsipsyariah  Maksud & Tujuan SSMMI 1.2.4

Rumah sakit memiliki serangkaian nilai dan norma Islam untuk dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan dan pengelolaan pelayanan kedokteran, sehingga tugas dan tanggungjawab dapat dilaksanakan semaksimal mungkin dengan senantiasa mematuhi aturan dari Allah SWT

Landasan normatif : QS. Al-Isra’ ayat 84 yang menjelaskan tentang etika profesional  Elemen Penilaian SSMMI 1.2.4

1. Kode etik kedokteran islam diberlakukan oleh pimpinan rumah sakit menjadi pedoman etik dalam pelayanan kedokteran 2. Kode etik kedokteran islam diimplementasikan dalam pelayanan kedokteran di rumah sakit

(20)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 16 BAB 1. PENJAGAAN AGAMA (HIFZ AL-DIN)

KELOMPOK MANAJEMEN SYARIAH

Standar Syariah Manajemen Akuntansi & Keuangan (SSMAK) 1.3.1 SSMAK 1.3.1

Rumah sakit memiliki tata kelola akuntansi dan keuangan syariah.  Maksud & Tujuan SSMAK 1.3.1

Tata kelola akuntansi dan keuangan syariah adalah pengelolaan keuangan rumah sakit dari proses penerimaan (mendapatkan dana), pengelolaan dana, pendistribusian dan investasi dana, serta pencatatan keuangan sesuai kaidah syariah, adil dan transparan serta mendapatkan rekomendasi dari komite syariah

Elemen Penilaian SSMAK 1.3.1

1. Kebijakan, Pedoman/Panduan, dan prosedur tata kelola akuntansi dan keuangan syariah yang berisi tentang tata cara pengelolaan dan pengakuan pendapatan, pengelolaan investasi dan pembiayaan rumah sesuai kaidah syariah

2. Rencana Kerja Anggaran

3. Tarif dan proses penyusunan tariff 4. Bukti rekomendasi dari komite syariah 5. Program Kerja dan Anggaran

(21)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 17 KELOMPOK MANAJEMEN SYARIAH

Standar Syariah Manajemen Pemasaran (SSMP) 1.4.1 SSMP 1.4.1

Rumah Sakit memiliki tata kelola pemasaran sesuai syariah.  Maksud & Tujuan SSMP 1.4.1

Rumah Sakit dalam rangka tabligh kepada masyarakat dapat melakukan pemasaran yaitu proses survey, branding, strategi dan taktik pemasaran yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip syariah.

Elemen Penilaian SSMP 1.4.1

1. Kebijakan, Pedoman/Panduan dan prosedur pemasaran rumah sakit sesuai syariah, berisi tentang organisasi pemasaran, karakteristik pemasaran rumah sakit, hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam pemasaran sesuai kaidah Islam dan undang –undang yang berlaku.

2. Daftar produk layanan rumah sakit. (Produk layanan tidak bertentangan dengan prinsip – prinsip Islami) 3. Tidak ada riswah dalam proses penawaran kerja sama

(22)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 18 BAB 1. PENJAGAAN AGAMA (HIFZ AL-DIN)

KELOMPOK MANAJEMEN SYARIAH

Standar Syariah Manajemen Pemasaran (SSMP) 1.4.2 SSMP 1.4.2

Rumah sakit dapat mempromosikan layanan kesehatan kepada masyarakat  Maksud & Tujuan SSMP 1.4.2

Setiap Rumah sakit mempunyai hak mempromosikan layanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Rumah sakit dalam melakukan promosi pemasaran harus bersifat informatif, tidak komparatif, berpijak pada dasar yang nyata, tidak berlebihan, dan berdasarkan Kode Etik Rumah Sakit Indonesia.

Elemen Penilaian SSMP 1.4.2

1. Ada media informasi ( leaflet/brosur/website/dll) yang berisi tentang pelayanan rumah sakit sesuai dengan kondisi nyata rumah sakit. ( tidak berlebihan )

2. Program pemasaran/kehumasan rumah sakit memuat upaya pengabdian rumah sakit kepada umat. (Ada kegiatan hospital social responsibility).

(23)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 19 Standar Syariah Manajemen Fasilitas (SSMF) 1.5.1

SSMF 1.5.1

Rumah sakit memiliki Daftar peraturan perundangan terkait keselamatan fasilitas  Maksud dan Tujuan SSMF 1.5.1

Rumah sakit dalam kegiatannya menyediakan fasilitas yang aman, berfungsi dan supportif bagi pasien, keluarga, staf dan pengunjung. Agar selaras dengan ajaran Islam, fasilitas fisik, medis dan peralatan lainnya harus dikelola secara syariah dengan memperhatikan kebutuhan spiritual dan ibadah

Elemen Penilaian SSMF 1.5.1

1. Standar Fasilitas Rumah Sakit Islami

2. standar ruang perawatan Islami : arah kiblat, kaligrafi, peralatan shalat, Al Qur’an, buku-buku panduan ibadah dll) 3. Tv Channel Islami

4. Bangsal sesuai gender, 5. Kamar Mandi standar syariah.

6. Hasil pemeriksaan air minum dari MUI – Halal 7. Sarana ibadah memadai

(24)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 20 BAB 1. PENJAGAAN AGAMA (HIFZ AL-DIN)

KELOMPOK MANAJEMEN SYARIAH

Standar Syariah Manajemen Mutu (SSMM) 1.6.1 SSMM 1.6.1

Rumah Sakit menetapkan Kebijakan dan Pedoman Mutu yang memuat tentang pemeliharaan aqidah, ibadah, akhlak dan muamalah.

Maksud dan Tujuan SSMM 1.6.1

serangkaian proses dan sistem yang terkait dengan kinerja dan mutu mendukung upaya pemeliharaan aqidah, ibadah, akhlak dan muamalah melalui aktifitas keagamaan

Elemen Penilaian SSMM 1.6.1

1. Kebijakan dan Pedoman Mutu tentang pemeliharaan aqidah, ibadah, akhlak dan muamalah melalui aktivitas keagamaan, tercantum pada indikator mutu utama unit kerja/rumah sakit.

2. Standar Pelayanan Syariah ( Standar pelayanan minimal Rumah Sakit Syari’ah)

3. Islamic library of measures (indikator mutu Islami yang wajib ada di Rumah sakit Islam) 4. Pencatatan dan pelaporan indikator mutu syariah

5. Analisis pelaporan

6. Design and redesign hasil analisis

(25)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 21 Standar Syariah Akses Pelayanan (SSAP) 1.7.1

SSAP 1.7.1

Rumah sakit menetapkan Standar Prosedur Operasional Penerimaan, bimbingan dan Pemulangan Pasien  Maksud dan Tujuan SSAP 1.7.1

Proses penerimaan, bimbingan dan pemulangan pasien dipastikan telah mendapatkan pelayanan psikospiritual termasuk Buku Bimbingan Kerohanian.

Landasan Normatif

a. Q.S. Ali Imran: 104 (tentang ajakan kepada kebaikan) b. Q.S Al-‘Ashr (tentang saling berwasiat haq dan shabr)  Elemen Penilaian SSAP 1.7.1

1. Prosedur penerimaan, bimbingan dan pemulangan pasien (Memuat nilai islam)

2. Rumah Sakit Membekali pasien dengan nilai-nilai Islam dari mulai masuk sampai pulang 3. Pasien pulang dibekali buku bimbingan kerohanian

(26)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 22 BAB 1. PENJAGAAN AGAMA (HIFZ AL-DIN)

KELOMPOK PELAYANAN SYARIAH

Standar Syariah Akses Pelayanan (SSAP) 1.7.2 Standar SSAP 1.7.2

Rumah sakit melengkapi standar transportasi pasien dengan media audio Islami  Maksud dan Tujuan Standar SSAP 1.7.2

Kendaraan transportasi pasien milik rumah sakit harus sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku berkenaan dengan pengoperasian, kondisi dan pemeliharaan serta didalamnya dilengkapi media audio Islami seperti murottal, do'a dan kalimah thoyyibah

Elemen Penilaian Standar SSAP 1.7.2

(27)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 23 Standar Syariah Akses Pelayanan (SSAP) 1.7.3

SSAP 1.7.3

Rumah sakit menetapkan assesmen spiritual bagi pasien untuk mendapatkan data keagamaan pasien.  Maksud dan Tujuan SSAP 1.7.3

Rumah sakit melakukan assesmen awal secara komprehensif terhadap kondisi medis-spiritual pasien. Assesmen medis dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatannya, sedangkan assesmen psikospiritual dilakukan melalui pendekatan keagamaan pasien (contoh: aktifitas keagamaan, rutinitas ibadah)

Elemen Penilaian SSAP 1.7.3

1. Kebijakan, Pedoman/Panduan, dan Prosedur asesmen spiritual

2. Prosedur layanan psikospiritual dari mulai pasien masuk sampai pulang 3. Form RM tentang asuhan spiritual

(28)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 24 BAB 1. PENJAGAAN AGAMA (HIFZ AL-DIN)

KELOMPOK PELAYANAN SYARIAH

Standar Syariah Pelayanan Pasien (SSPP) 1.8.1 SSPP 1.8.1

Rumah sakit menetapkan kebijakan dan prosedur terhadap Pelayanan Pasien Resiko Tinggi dan tahap terminal  Maksud dan Tujuan SSPP 1.8.1

Rumah sakit memberikan pelayanan Psikospiritual bagi berbagai variasi kebutuhan pelayanan kesehatan. Pasien yang digolongkan risiko-tinggi, kondisi, atau kebutuhan yang bersifat kritis, maka rumah sakit memberikan pendampingan bimbingan psikosipritual secara khusus.

Ada kebijakan dan prosedur pendambingan bimbingan psikospiritual pasien beresiko tinggi dan terminal yang menjelaskan perlakuan secara Islami terhadap pasien dimaksud. Gambaran tentang kondisi kritis dijelaskan dalam Al Quran “Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat diwaktu orang-orang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedangkan para malaikat memukul dengan tangannya (sambil berkata) “keluarkanlah nyawamu!)” Pada hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan karena kamu selalu mengatakan terhadap ALLAH perkataan yang tidak benar dan karena kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya” (QS. Al An’am :93)

Elemen Penilaian SSPP 1.8.1

1. Prosedur Pendampingan pasien sakaratul maut

2. Panduan & Prosedur Pelayanan Syariah Pasien Resiko Tinggi 3. Pendampingan pasien HD oleh Bagian Kerohanian

4. Pendampingan pasien HIV

5. Prosedur edukasi pelayanan ruhani klinik TB DOTs 6. Pendampingan pasien koma oleh bagian Kerohanian 7. Prosedur Pelayanan pasien meninggal

(29)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 25 Standar Syariah Pelayanan Pasien (SSPP) 1.8.2

SSPP 1.8.2

Rumah sakit menjamin kehalalan, higienitas, keamanan makanan dan terapi nutrisi yang diberikan kepada pasien  Maksud dan Tujuan SSPP 1.8.2

Penyiapan bahan makanan, penyimpanan, pengolahan dan distribusi harus dimonitor untuk memastikan kehalalan, higienitas, dan keamanan sesuai peraturan perundang-undangan dan Syari'ah Islam.

Semua jenis bahan dan makanan dipastikan bersertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia.

Landasan normatif ; QS. Al-Baqarah : 168 yang menjelaskan tentang kehalalan dan unsur thayyib dalam makanan Elemen Penilaian SSPP 1.8.2

1. Prosedur Pengadaan Bahan Makanan sesuai dengan konsep syariah 2. Produk kemasan yang digunakan tersertifikasi halal

3. Proses pengadaan bahan makanan sesuai dengan konsep syariah (proses tender dll) 4. Penyimpanan, Pengolahan & pendistribusian makanan dilakukan sesuai syariah 5. Bukti Sertifikat halal

(30)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 26 BAB 1. PENJAGAAN AGAMA (HIFZ AL-DIN)

KELOMPOK PELAYANAN SYARIAH

Standar Syariah Pelayanan Pasien (SSPP) 1.8.3 SSPP 1.8.3

Rumah sakit menjamin adanya upaya untuk menjaga aurat pasien, pelayanan sesuai jenis kelamin dan memelihara dari unsur ikhtilath

Maksud dan Tujuan SSPP 1.8.3

Rumah Sakit memberikan edukasi dan fasilitas bagi pasien sebagai upaya untuk menjaga aurat selama proses perawatan. Aurat adalah semua bagian tubuh yang wajib ditutup oleh muslim dan muslimah, Ikhtilath adalah bercampurnya antara laki-laki dan perempuan bukan mahrom, Kholwat adalah berdua-duaan antara laki-laki-laki-laki dan perempuan tanpa mahrom.

Rumah sakit mengupayakan setiap pelayanan oleh staf rumah sakit kepada pasien dilakukan sesuai dengan jenis kelamin Landasan normatif ;

QS. An Nur : 31 yang menjelaskan tentang menutup aurat  Elemen Penilaian SSPP 1.8.3

1. Kebijakan dan pedoman/panduan tentang menjaga aurat pasien, ikhtilath dan kholwat 2. Prosedur Pemakaian Busana Menyusui

3. Prosedur Pemakaian Busana Pasien

4. Prosedur pemeriksaan pasien sesuai jenis kelamin 5. Prosedur pemeriksaan pasien tanpa ikhtilath

(31)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 27 Standar Syariah Pelayanan Pasien (SSPP) 1.8.4

SSPP 1.8.4

Rumah sakit menjamin upaya pelayanan anestesi dan bedah sesuai syari'ah  Maksud dan Tujuan SSPP 1.8.4

Rumah sakit mempunyai sistem pelayanan anestesi dan bedah yang memperhatikan kaidah fiqih, meliputi prosedur pemakaian hijab, pemasangan kateter sesuai jenis kelamin dan pengaturan waktu tindakan operasi

Elemen Penilaian SSPP 1.8.4 1. Prosedur pemakaian hijab

2. Pemasangan kateter sesuai jenis kelamin

(32)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 28 BAB 1. PENJAGAAN AGAMA (HIFZ AL-DIN)

KELOMPOK PELAYANAN SYARIAH

Standar Syariah Pelayanan Pasien (SSPP) 1.8.5 Standar SSPP 1.8.5

Rumah sakit menyediakan upaya pelayanan ruqyah syar’iyah  Maksud dan Tujuan SSPP 1.8.5

Rumah sakit mempunyai sistem pelayanan untuk kasus yang berkaitan dengan gangguan makhluk halus, yang pada umumnya dalam pelayanan kedokteran tidak mampu dikelola sehingga ditolak oleh dokter atau rumah sakit

Elemen Penilaian SSPP 1.8.5

(33)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 29 Standar Syariah Pelayanan Obat (SSPO) 1.9.1

Standar SSPO 1.9.1

Rumah sakit mengupayakan formularium obat tidak mengandung unsur bahan yang diharamkan  Maksud dan Tujuan SSPO 1.9.1

Penerapan konsep obat esensial di rumah sakit yang berisi daftar obat, sediaan-sediaan obat yang terpilih dan terapi yang digunakan di rumah sakit tidak mengandung unsur bahan yang diharamkan. Dalam kondisi tidak ada pilihan lain, unsur bahan yang diharamkan dapat digunakan karena termasuk kondisi darurat.

Landasan normatif :

“Sesungguhnya Allah tidak memberikan obat untuk mengobati penyakitmu dengan hal yang diharamkan” ( HR. Bukhori no.15 Maktabah Syamilah)

Elemen Penilaian

1. Dokumen Formularium 2. Dokumen pendukung : MSDS

3. Bukti rapat koordinasi KFT dan Komite Syariah, ada rekomendasi dari Komite Syariah 4. Informed Consent Syariah, dalam penggunaan obat

(34)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 30 BAB 1. PENJAGAAN AGAMA (HIFZ AL-DIN)

KELOMPOK PELAYANAN SYARIAH

Standar Syariah Pelayanan Obat (SSPO) 1.9.2 Standar SSPO 1.9.2

Rumah sakit melengkapi dokumen pendukung dalam pemberian obat kepada pasien dengan memuat nilai-nilai Islam  Maksud dan Tujuan SSPO 1.9.2

Dokumen pendukung pemberian obat dan informasi tambahan penting lainnya memuat secara eksplisit pesan-pesan moral agama.

Landasan normatif :

“Sampaikanlah dariku walaupun hanya satu ayat”( HR. Bukhori No.3461 Maktabah Syamilah) Elemen Penilaian SSPO 1.9.2

(35)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 31 Standar Syariah Pelayanan Obat (SSPO) 1.9.3

SSPO 1.9.3

Petugas rumah sakit memberikan obat kepada pasien disertai penyampaian pesan-pesan agama  Maksud dan Tujuan SSPO 1.9.3

Pemberian obat oleh petugas farmasi bagi pasien baik rawat inap maupun rawat jalan dilakukan dengan tidak meninggalkan komunikasi dakwah melalui penyampaian pesan-pesan agama

Landasan normatif : QS. Ali Imron ayat 104 dan 110 yang menjelaskan tentang mengajak kepada kebaikan  Elemen Penilaian SSPOS 1.9.3

1. Prosedur Pemberian obat 2. Prosedur edukasi

3. Prosedur konseling

(36)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 32 BAB 1. PENJAGAAN AGAMA (HIFZ AL-DIN)

KELOMPOK PELAYANAN SYARIAH

Standar Syariah Pelayanan Dan Bimbingan Kerohanian (SSPBK) 1.10.1 SSPBK 1.10.1

Menanamkan nilai-nilai islami pada staf rumah sakit  Maksud dan Tujuan SSPBK 1.10.1

Rumah sakit mendidik semua staf tentang hak pasien dan keluarganya. Pendidikan menyadarkan bahwa staf dapat mempunyai nilai-nilai dan kepercayaan yang berbeda dari pasien yang mereka layani. Pendidikan tersebut termasuk bagaimana setiap staf ikut serta dalam mengidentifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien serta bagaimana staf menghormati nilai-nilai dan kepercayaan tersebut dalam proses asuhan.Rumah sakit mendidik semua staf tentang hak pasien dan keluarganya.Islam memandang bekerja bukan hanya sebagai aktivitas duniawi manusia untuk mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan hidup. Lebih dari itu, Islam memandang bahwa bekerja dapat memiliki nilai lebih sebagai bagian dari ibadah seorang hamba kepada Allah yang tentunya dijanjikan dengan pahala di akhirat kelak. Namun untuk mencapai tahap itu, seorang Muslim perlu menanamkan semangat pengabdian yang dilandasi keikhlasan ketika melakoni pekerjaannya. Di samping itu, nilai lain yang tak terlepaskan dari aktivitas bekerja seorang Muslim adalah etos kerja yang Islami dan akhlakul karimah atau sifat-sifat yang terpuji. Dengan ditopang nilai-nilai luhur tersebut maka bekerja akan menghasilkan rizki yang barokah dan bermanfaat hanya karena Allah. Seperti yang diajarkan oleh Al-Qur’an untuk diucapkan sekaligus dipahami dan diamalkan adalah : “Sesungguhnya shalatku, ibadah (murni)ku, hidupku dan matiku hanyalah demi karena Allah, Tuhan semesta alam“ (QS: 6: 162)

Elemen Penilaian SSPBK 1.10.1

1. Pelaksanaan identifikasi nilai-nilai islami dan penerapannya

(37)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 33 Standar Syariah Pelayanan Dan Bimbingan Kerohanian (SSPBK) 1.10.2

SSPBK 1.10.2

Rumah sakit memberikan pelayanan pendampingan rohani kepada seluruh pasien yang beragama islam, dan kepada pasien yang mempunyai permintaan khusus

Maksud dan Tujuan SSPBK 1.10.2

Semua pasien mendapatkan pelayanan rohani secara umum oleh tenaga kerohanian sekali selama perawatan di Rumah sakit. Apabila pasien atau keluarga menghendaki pelayanan keagamaan dan rohani secara khusus, rumah sakit memiliki prosedur untuk melayani permintaan tersebut. Proses tersebut dapat dilaksanakan melalui staf bidang kerohanian, dari sumber lokal atau sumber rujukan keluarga. Layanan pendampingan khusus ini juga merupakan salah satu upaya RS dalam memenuhi hak seluruh pasien tanpa membedakan latarbelakang pasien. sebagaimana firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 62: "Sesungguhnya orang orang mukmin (beriman) dan mereka penganut agama yahudi, nashrani, shabiin serta siapa saja ang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta berbuat kebaikan, mereka akan mendapatkan pahala dari tuhan tuhan nya, dan mereka tidak merasa ketakuan dan duka cita"

Elemen penilaian SSPBK 1.10.2

(38)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 34 BAB 1. PENJAGAAN AGAMA (HIFZ AL-DIN)

KELOMPOK PELAYANAN SYARIAH

Standar Syariah Pelayanan Dan Bimbingan Kerohanian (SSPBK) 1.10.3 SSPBK 1.10.3

Rumah sakit memberikan pelayanan pada akhir kehidupan secara syariah  Maksud dan Tujuan SSPBK 1.10.3

Pasien yang sedang menghadapi kematian mempunyai kebutuhan yang unik untuk untuk pelayanan yang penuh hormat dan kasih-sayang. Perhatian terhadap kenyamanan dan martabat pasien mengarahkan semua aspek pelayanan pada tahap akhir kehidupan. Agar dapat terlaksana, semua staf harus menyadari kebutuhan unik pasien pada akhir kehidupannya. Kebutuhan ini meliputi pengobatan medis dan respon terhadap aspek psikologis, sosial, emosional, agama dan budaya pasien dan keluarganya .Dalam keadaan yang seperti itu peran petugas RS disamping memenuhi kebutuhan fisiknya juga harus memenuhi kebutuhan spiritual pasien muslim agar diupayakan meninggal dalam keadaan Husnul Khotimah. Petugas membimbing pasien dengan mentalkinkan (membimbing dengan melafalkan secara berulang-ulang ) sebagaimana Rasulullah mengajarkan dalam hadis Riwayat Muslim :" Talkinlah olehmu orang yang mati diantara kami dengan kalimat Laailahaillallah karena sesungguhnya seseorang yang mengakhiri ucapannya dengan itu ketika matinya maka itulah bekalnya menuju surga"

Elemen Penilaian SSPBK 1.10.3

(39)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 35 Standar Syariah Pendidikan Pasien Dan Keluarga (SSPPK) 1.11.1

Standar SSPPK 1.11.1

Rumah sakit memberikan pendidikan mengenai asuhan spiritual pasien selama perawatan  Maksud dan Tujuan SSPPK 1.11.1

Rumah Sakit melakukan pendidikan terhadap pasien rawat inap atau keluarga mengenai asuhan spiritual yang akan diterima selama perawatan sebagai bahan evaluasi perkembangan kondisi spiritual pasien

Elemen Penilaian SSPPK 1.11.1

1. Prosedur asesmen spiritual (contoh : tingkat penerimaan takdir sakit, sholat dan ibadah yang lain) 2. Form Rekam Medis tentang asuhan spiritual

(40)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 36

BAB 2. PENJAGAAN JIWA (HIFZ AL-NAFS)

KELOMPOK MANAJEMEN SYARIAH

Standar Syariah Manajemen Fasilitas (SSMF) 2.1.1 SSMF 2.1.1

Program manajemen risiko fasilitas/ lingkungan memuat pemenuhan fasilitas/sarana ibadah  Maksud dan Tujuan SSMF 2.1.1

Proses pengelolaan fasilitas yang meliputi perencanaan, pengadaan, dan pemeliharaan dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan spiritual pasien serta pemenuhan sarana ibadah pasien dan pengunjung, kapasitas fasilitas ibadah disediakan secara proporsional.

Elemen Penilaian SSMF 2.1.1

1. Pedoman pengelolaan fasilitas/sarana/prasarana ibadah (Masjid, linen, dll) 2. Data hasil pengelolaan fasilitas/sarana/prasarana ibadah.

3. Rambu-rambu atau petunjuk fasilitas

(41)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 37 Standar Syariah Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (SSPPI) 2.2.1

SSPPI 2.2.1

Rumah sakit memiliki program pencegahan dan pengendalian infeksi berdasarkan pada ilmu pengetahuan terkini sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku dan standar sanitasi serta kebersihan sesuai dengan syari’ah

Maksud dan Tujuan SSPPI 2.2.1

Informasi merupakan upaya terpenting dalam program pencegahan dan pengendalian infeksi. Acuan keilmuan terkini dibutuhkan untuk pemahaman dan penerapan surveilans yang efektif. Acuan dapat berasal dari dalam dan luar negeri, seperti WHO yang mempublikasikan:

1.

Pedoman cuci tangan (hand hygiene) dan pedoman lainnya.

2.

Pedoman memberikan informasi tentang praktik pencegahan dan infeksi terkait dengan pelayanan klinis dan pelayanan penunjang.

3.

Peraturan dan perundang-undangan yang berlaku mendefinisikan elemen dari program dasar, respons atas outbreak penyakit infeksi dan setiap pelaporan yang dipersyaratkan

Disamping acuan tersebut, pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi dengan berbagai metode ini sejalan dengan misi thaharoh yang selalu ditekankan dalam setiap aktifitas, sehingga pelaksanaan program ini berjalan secara berkesinambungan.

Landasan normatif: Qs. At Taubah ayat 108 yang menjelaskan tentang kecintaan allah terhadap orang orang yang menjaga kebersihan

Elemen Penilaian SSPPI 2.2.1 Prosedur cuci tangan

(42)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 38 BAB 2. PENJAGAAN JIWA (HIFZ AL-NAFS)

KELOMPOK PELAYANAN SYARIAH

Standar Syariah Pelayanan dan Bimbingan Kerohanian (SSPBK) 2.3.1 SSPBK 2.3.1

Rumah sakit memberikan pelayanan Jenazah secara syariah Maksud dan Tujuan SSPBK 2.3.1

Rumah sakit memberikan pelayanan kepada jenazah untuk diawetkan dengan ketentuan khusus. Mengawetkan jenazah dalam konsep Islam diperbolehkan dengan tujuan untuk penyelidikan dalam kasus kiriminal agar dapat mengungkap bukti dari kasus yang terjadi, juga diperbolehkan untuk tujuan pendidikan. Ataupun sekedar untuk mencegah terjadinya pembusukan lebih cepat pada mayat sebelum dikuburkan maupun setelahnya, hal ini diperbolehkan karena adanya hajat yaitu mencegah agar mayat tidak membusuk dalam perjalanan. Masalah pengawetan ini tidak bisa dihindari layaknya perkara yang darurat. Hal ini sesuai dengan kaidah fiqih:

ًة رصاَخ ْوَأ ْتَن َكَ ًةرماَع ِةَروُ رضَّلا َ َلَِ ْنَْم ُلِ ْنَْت ُةَجاَحْلا

Hajat / kebutuhan itu menduduki kedudukan darurat, baik secara umum ataupun khusus. ( Al Asybah wan Nadzair lis Suyuthiy hal. 88)

Elemen Penilaan SSPBK 2.3.1

(43)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 39 Standar Syariah Pelayanan dan Bimbingan Kerohanian (SSPBK) 2.3.2

SSPBK 2.3.2

penatalaksanaan nyeri secara syariah  Maksud dan Tujuan SSPBK 2.3.2

Rumah Sakit dalam pelayanan rasa nyeri selain menggunakan medis juga menggunakan Metode Psikospiritual. Landasan normatif : HR. Muslim no. 5867 Maktabah Syamilah.

Elemen Penilaian SSPBK 2.3.2

Prosedur manajemen nyeri dari sisi psikospiritual

Standar Syariah Pelayanan dan Bimbingan Kerohanian (SSPBK) 2.3.3 SSPBK 2.3.3

Regulasi pengelolaan sampah sisa jaringan tubuh manusia secara syariah  Maksud dan Tujuan SSPBK 2.3.3

Sistem pengelolaan dan pembuangan limbah medis dijalankan sesuai dengan kaidah syariah untuk menjamin kebersihan lingkungan dan keamanan dari bahaya dan resiko.

Landasan Normatif: kaidah fiqih menyebutkan “Jika ditemukan potongan anggota badan manusia atau ditemukan separo badan terbelah memanjang atau melintang cukup dibungkus dengan kain (tidak dimandikan) kecuali jika ada kepalanya, maka dia dikafani” (Raddul mukhtar; juz 2 hal.222)

Elemen Penilaian SSPBK 2.3.3

1. Prosedur pengelolaan sampah, darah/cairan tubuh, sisa jaringan dan organ secara syariah

2. Pemenuhan fasilitas pengelolaan sampah, darah / cairan tubuh sisa jaringan dan organ secara syariah 3. Monitoring dan evaluasi

(44)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 40 BAB 2. PENJAGAAN JIWA (HIFZ AL-NAFS)

KELOMPOK PELAYANAN SYARIAH

Standar Syariah Pelayanan dan Bimbingan Kerohanian (SSPBK) 2.3.4 SSPBK 2.3.4

Pengadaan sumber air sesuai dengan kaidah fikih  Maksud dan Tujuan SSPBK 2.3.4

Sistem penyediaan air bersih yang dirancang merupakan sistem terpilih yang diperoleh berdasarkan hasil pemilihan terhadap beberapa alternatif pilihan sistem. Penentuan pilihan didasarkan pada penilaian berdasarkan aspek syariah

Elemen Penilaian SSPBK 2.3.4

1. Daftar sumber air bersih dan minum di RS 2. Daftar sumber air alternatif bersih dan minum 3. Uji coba

(45)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 41 Standar Syariah Manajemen Modal Insani (SSMMI) 3.1.1

SSMMI 3.1.1

Rumah sakit melaksanakan mandatory training Keagamaan bagi seluruh staf pelayanan  Maksud dan Tujuan SSMMI 3.1.1

Penyelenggaraan mandatory Training keagamaan berfokus pada pelatihan dan pengembangan SDI rumah sakit dalam memahami kebutuhan spiritual pasien dan Fiqih bagi orang sakit

Landasan Normatif

QS. Al Mujadalah: 11 menjelaskan tentang Allah SWT akan mengangkat derajat orang yang berilmu pengetahuan tinggi. QS Al Isra : 36 tentang larangan mengikuti sesuatu apabila tidak memiliki pengetahuan tentang hal tersebut

Elemen Penilaian SSMMI 3.1.1

1. Program Mandatory Training Keagamaan ( Fiqih orang sakit, tahsin salat ) 2. Panduan pendampingan spiritual

3. Prosedur mengingatkan sholat

4. Prosedur membimbing do`a pre operasi 5. Prosedur bimbingan tayamum

6. Prosedur bimbingan sholat

(46)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 42 BAB 3. PENJAGAAN AKAL (HIFZ AL-‘AQL)

KELOMPOK PELAYANAN SYARIAH

Standar Syariah Akses Pelayanan (SSAP) 3.2.1 SSAP 3.2.1

Rumah sakit menetapkan kebijakan tentang kompetensi pelayanan bahwa staf Rumah Sakit memiliki kompetensi dalam hal fikih orang sakit

Maksud dan Tujuan SSAP 3.2.1

Asesmen dan asesmen ulang pasien adalah proses penting yang membutuhkan pendidikan khusus, pelatihan, pengetahuan dan keterampilan yang berkenaan dengan fikih orang sakit. Untuk keperluan tersebut, setiap jenis asesmen ditetapkan individu yang kompeten.

Logika pentingnya penguasaan fikih bagi orang sakit didasarkan pada: (1) Bahwa pemahaman terhadap fikih Orang Sakit merupakan tuntutan bagi tenaga profesional kesehatan, (2) Pelayanan spiritual merupakan kebutuhan dasar bagi pasien  Elemen Penilaian SSAP 3.2.1

1. Pedoman/Panduan Pelayanan Syariah 2. Prosedur Pelayanan Syariah

(47)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 43 Standar Syariah Pendidikan Pasien & Keluarga (SSPPK) 3.3.1

SSPPK 3.3.1

Rumah sakit menyediakan perpustakaan yang memuat buku-buku dan literatur Islam  Maksud dan Tujuan SSPPK 3.3.1

Seluruh praktisi pelayanan kesehatan, peneliti, pendidik, dan manajer seringkali membutuhkan informasi untuk membantu mereka dalam pelaksanaan tanggung jawab. Informasi demikian termasuk literatur ilmiah dan manajemen, pedoman praktek klinis, temuan penelitian, metode pendidikan dan menyediakan buku-buku Islam.

Landasan Normatif QS. Al Alaq :1-5 menjelaskan tentang perintah membaca  Elemen Penilaian SSPPK 3.3.1

(48)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 44 BAB 3. PENJAGAAN AKAL (HIFZ AL-‘AQL)

KELOMPOK PELAYANAN SYARIAH

Standar Syariah Pendidikan Pasien & Keluarga (SSPPK) 3.3.2 SSPPK 3.3.2

Penyelesaian keluhan,konflik atau perbedaan pendapat secara syariah  Maksud dan Tujuan SSPPK 3.3.2

Rumah sakit dalam Penyelesaian keluhan,konflik atau perbedaan pendapat dilakukan secara syariah dengan langkah- langkah sebagai berikut :

i. Penyelesaian dilakukan dengan jalan musyawarah ( QS: Al Imron :159) ii. Penyelesaian dengan Islah bahwa Rasulullah SAW bersabda :

الله لوسر يا لىب اولاق ,ةقدصلاو ةلاصلاو مايصلا ةجرد نم لضف أب كمبرخ أ لا أ

ةقلالحا ينبلا تاذ داسفو ينبلا تاذ حلاص ا : لاق

“ Maukah kalian saya beritahu suatu hal yang lebih utama daripada derajat puasa, sholat dan sedekah?. Para sahabat menjawab : tentu ya Rasulallah. Lalu Nabi bersabda : hal tersebut adalah mendamaikan perselisihan, karena karakter perselisihan itu membinasakan” (HR. Abu Daud)

Elemen Penilaian SSPPK 3.3.2

1. Panduan penyelesaian komplain 2. Prosedur penyelesaian komplain

(49)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 45 Standar Syariah Pendidikan Pasien & Keluarga (SSPPK) 3.3.3

SSPPK 3. 3.3

Pendidikan dan pelatihan membantu pemenuhan kesehatan secara islami yang berkelanjutan dari pasien  Maksud dan Tujuan SSPPK 3. 3.3

Pasien mendapatkan pendidikan dan pelatihan untuk membantu pemenuhan kesehatan islami yang berkelanjutan dengan menggunakan konsep komunikasi sesuai Al Qur`an, (Qaulan Sadida; jujur (QS.An Nisa :19), Qaulan Baligha; membekas di jiwa (QS. An Nisa ;63), Qaulan Karima ; mulia( QS Al Isra :23), Qaulan Layyina; lemah lembut (QS thaha; 43-44) Qaulan Maisura; ringan,(QS Al Isra ;28) Qaulan Ma`rufa; baik( QS Al Ahzab; 32), Qaulan Tsaqila (QS Al Muzammil : 5)

Elemen Penilaian SSPPK 3. 3.3

1. Pedoman/panduan komunikasi islami 2. Prosedur komunikasi islami.

Standar Syariah Pendidikan Pasien & Keluarga (SSPPK) 3.3.4 SSPPK 3.3.4

Edukasi keislaman kepada pasien dan pengunjung  Maksud dan Tujuan SSPPK 3.3.4

Rumah sakit memberikan edukasi kepada pasien dan pengunjung dengan menggunakan konsep pendidikan islami yang meliputi :(1). Materi : Kesehatan dan keagamaan, dan (2). Metode : Audio – visual di media cetak dan elektronik

Elemen Penilaian SSPPK 3.3.4

Pedoman/ panduan/ kebijakan tentang edukasi keislaman 1. Program edukasi islami untuk pasien dan keluarga 2. Bukti (media, program, pelaksanaan dan materi)

(50)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 46

BAB 4. PENJAGAAN KETURUNAN (HIFZ AL-NASL)

KELOMPOK PELAYANAN SYARIAH

Standar Syariah Pelayanan Pasien (SSPP) 4.1.1 SSPP 4.1.1

Rumah sakit memberikan Pelayanan kesehatan ibu dan bayi secara syariah  Maksud dan Tujuan SSPP 4.1.1

Rumah Sakit memberikan pelayanan kesehatan Ibu dan Bayi tidak hanya secara medis namun juga secara syari`ah. diantaranya:

a. Melaksanakan edukasi bagi ibu hamil secara sesuai dalam kandungan QS. Al Mukminun:12-17 yang meneragkan tentang proses terbentuknya manusia

b. Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model pelaksanaan pemberian ASI secara islami (QS Al Baqarah :233 ) c. Merencanakan kelahiran anak sesuai syariah

Elemen Penilaian SSPP 4.1.1

1. Kebijakan/Pedoman/Panduan pelayanan Fiqih kesehatan MaternaL dan Neonatal 2. Prosedur edukasi fiqih ibu hamil

3. Prosedur edukasi fiqih melahirkan

4. Prosedur edukasi fiqih menyusui (termasuk Penyusuan untuk bukan anak kandung) 5. Prosedur edukasi fiqih Keluarga Berencana

(51)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 47 Standar Syariah Pelayanan Pasien (SSPP) 4.1.2

SSPP 4.1. 2

Rumah sakit memberikan pelayanan reproduksi islami  Maksud dan Tujuan SSPP 4.1. 2

Rumah Sakit memberikan pelayanan reproduksi islami meliputi :

a. Merencanakan Kehamilan secara syari`ah ( QS Al Isra`:32),dan Rasalullah bersabda dalam Hadis: "Nikahilah wanita yang banyak anak lagi penyayang karena sesungguhnya aku berlomba -lomba dalam banyak umat dengan umat-umat yang lain di hari kiamat"( HR Abu Daud )

b. Merencanakan kelahiran anak sesuai syari`ah ( QS an Nisa :9, QS Lukman : 14, QS Al Qasas : 77 )  Elemen Penilaian SSPP 4.1. 2

1. Kebijakan/Pedoman/Panduan tentang kontrasepsi 2. Informed Consent kontrasepsi syariah

(52)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 48

BAB 5. PENJAGAAN HARTA (HIFZ AL-MAL)

KELOMPOK MANAJEMEN SYARIAH

Standar Syariah Manajemen Akuntansi Dan Keuangan (SSMAK) 5.1.1 SSMAK 5.1.1

Rumah sakit dan/atau staf membayar zakat, infaq dan shadaqah (ZIS)  Maksud dan Tujuan SSMAK 5.1.1

Rumah sakit dan/atau staf melakukan pembayaran ZIS di lembaga ZIS milik rumah sakit, atau Unit Pengumpul Zakat yang bekerjasama dengan lembaga ZIS yang resmi, untuk mendayagunakan Zakat, Infaq dan Shadaqah di rumah sakit

Elemen Penilaian SSMAK 5.1.1

1. Kebijakan/Pedoman/Panduan/Prosedur pembayaran ZIS rumah sakit dan/atau staf

2. Izin lembaga ZIS milik rumah sakit atau MOU antara rumah sakit dengan lembaga ZIS yang resmi 3. Bukti pembayaran ZIS rumah sakit dan/atau staf

(53)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 49 Standar Syariah Manajemen Akuntansi Dan Keuangan (SSMAK) 5.1.2

SSMAK 5.1.2

Rumah Sakit dalam pengelolaan kas (cash management), pembiayaan, dan investasi bekerja sama dengan lembaga keuangan syariah

Maksud dan Tujuan SSMAK 5.1.2

Rumah sakit menetapkan kebijakan tentang pengelolaan kas (cash management), pembiayaan, dan investasi bekerja sama dengan lembaga keuangan syariah

Element penilaian SSMAK 5.1.2

1. Daftar rekening rumah sakit di bank syariah

(54)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 50 BAB 5. PENJAGAAN HARTA (HIFZ AL-MAL)

KELOMPOK MANAJEMEN SYARIAH

Standar Syariah Manajemen Akuntansi Dan Keuangan (SSMAK) 5.1.3 SSMAK 5.1.3

Rumah Sakit memiliki mekanisme pengelolaan pasien yang tidak mampu membayar  Maksud dan Tujuan SSMAK 5.1.3

Pasien di rumah sakit terkadang tidak memiliki kemampuan untuk membayar biaya perawatan sehingga menimbulkan piutang bagi rumah sakit dan hutang bagi pasien. Syariah Islam mengatur bahwa hutang merupakan salah satu kewajiban yang harus diselesaikan oleh orang yang berhutang. Rumah Sakit Islam perlu memiliki kepedulian terhadap pasien gagal bayar baik yang masih hidup terlebih telah meninggal dan tidak memiliki kemampuan membayar. Mekanisme pengelolaan pasien yang tidak mampu membayar dilaksanakan atas rekomendasi dari Komite Syariah.

Element penilaian SSMAK 5.1.3

1. Prosedur Mekanisme Penanganan Pasien yang tidak mampu membayar 2. Dokumen pengelolaan pasien yang tidak mampu membayar

(55)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 51 Standar Syariah Pelayanan Pasien (SSPP) 5.2.1

SSPP 5.2.1

Rumah sakit menetapkan standar operasional untuk mengetahui salah penghitungan billing  Maksud dan Tujuan SSPP 5.2.1

Dalam proses penghitungan di bagian penagihan, rumah sakit memiliki sistem untuk mendeteksi kesalahan dalam penghitungan tagihan

Elemen Penilaian SSPP 5.2.1

(56)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 52

CATATAN EDISI 1436

1. Lembaga dan standar akreditasi Rumah Sakit Syariah akan dieksistensikan dalam tahapan sebagai berikut :

1. Jangka pendek : Tahun pertama (2015-2016) oleh MUKISI, dalam “komunitas tertutup” anggota MUKISI. Apabila proses dengan DSN-MUI lancar maka pada tahun pertama sudah dapat disahkan oleh DSN-MUI

2. Jangka menengah : Tahun kedua disahkan (2016-2017) oleh DSN-MUI

3. Jangka panjang : Tahun kelima (2020-2021) diakui oleh Kementerian Kesehatan & Kementerian Agama Republik Indonesia

2. Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah adalah komplementer (bukan sebagai pengganti) terhadap standar akreditasi nasional di Indonesia yang diterbitkan oleh KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit), sehingga penilaian akreditasi RS Syariah adalah telah lulus akreditasi KARS

3. Levelisasi kelulusan akreditasi RS Syariah

1. Jayyid : Dengan nilai lebih dari 60% hingga 70% 2. Jayyid jiddan : Dengan nilai lebih dari 70% hingga 80% 3. Mumtaz : Dengan nilai lebih dari 80%

Mandatory Bab Hifzl Ad Din mendapatkan nilai 70% 4. Masa berlaku akreditasi rumah sakit syariah selama 3 tahun

5. Rumah sakit yang lulus akreditasi rumah sakit syariah berhak mencantumkan Logo “islamic hospital” (IH) di rumah sakitnya dan dalam publikasinya

6. Rumah sakit yang bersedia melakukan asesmen untuk menjadi contoh implementasi RS Syariah dalam tahun 2015 : 1. RSI Sultan Agung Semarang

2. RS Al Islam Bandung

3. RS Islam Jakarta Cempaka Putih 4. RS Nur Hidayah Bantul

(57)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 53 kesehatan pada umumnya, khususnya professional dan institusi pelayanan kesehatan Islam. Dengan harapan mendapat respon positif dari berbagai pihak untuk terus melakukan upaya perbaikan dan penyempurnaan.

Standar akreditasi rumah sakit syariah ini akan terus diperbarui dan ditingkatkan kualitasnya, minimal setiap tahun sekali dalam agenda rutin yang dilakukan oleh MUKISI.

(58)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Syariah Edisi 1436 54

DAFTAR PUSTAKA

As-Syatibi, al-Muwafaqat fi Usul al-Syariah, Beirut : Dar al-Ma’rifah, tahun 14161996 M Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang : PT Karya Toha Putera, 1998

Imam Muslim ibn Al Hajjaj, Shahih Muslim, Bandung : Syirkah al- Ma’arif, tt

Ismail ibn Umar ibn Katsir al-Qarsyi ad-Damsyiqi, Tafsir al-Qur’an al-Azhim, Beirut : Dar al-Fikr, 1994 Jalaluddin as-Suyuthi, Al-Itqan fi ‘Ulumi al-Qur’an, Beirut : Darul Kutub al-Ilmiah, Cet.I,2004

Kementrian Kesehatan RI, Standar Akreditasi Rumah Sakit, Jakarta : Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Kementrian Kesehatan RI , 2011

Muhamad ibn Ismail ibn Ibrahim al-Bukhari, Shahih Bukhari, Malaysia : Al Amirah, cet.1.1332 H Muhammad Mansyur, Fiqih Orang Sakit, Jakarta : Naila Press, 2007

Referensi

Dokumen terkait

Peristiwa penyerangan jamaah Ahmadiyah di Cikuesik telah menyebabkan tiga orang tewas yang melibatkan banyak orang. Nyawa satu orang saja tidak ternilai harganya, apalagi

akan tetapi jika yang digadaikan surat-surat berharga barang yang disandarkan kepada surat tersebut masih bisa dimanfaatkan, seperti seseorang menggadaikan sertifikat rumah, maka

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan diameter dan tinggi tegakan muda Meranti ( Shorea sp.) pada jalur tanam yang diusahakan dengan teknik

Penjelasan: Default Authenticate memungkinkan seluruh client dapat terhubung tanpa diseleksi oleh Router jika mode ini di non aktifkan maka kita dapat menentukan Kebijakan klient

Hal tersebut diperkuat dengan hasil sebagai berikut: (a) Ketersediaan ruang ( Biocapacity ) dan daya dukung perairan untuk budidaya rumput laut di Kabupaten Luwu

Untuk menganalisa sikap konsumen atas kreatifitas iklan, daya tarik iklan, kualitas pesan iklan pada produk handphone merek Iphone 5 di kota Pekanbaru..

Gördüğünüz gibi hikayeler yine noktasına,virgülüne kadar aynı,sadece Tevrat'ta daha detaylı anlatılmış.Bir de Kur'an'a göre Nuh'un oğlu ve karısı Nuh'a inanmayıp

Bagi dosen telah diberi kesempatan untuk memenuhinya, dikenai sanksi oleh Pemerintah (dosen PTN), penyelenggara pendidikan tinggi atau satuan pendidikan tinggi yang diselenggarakan