• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara Triwulan III Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara Triwulan III Tahun 2015"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

No. 72/11/64/TH XVIII, 2 November 2015

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur

Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara

Triwulan III Tahun 2015

1. PENDAHULUAN

Dalam rilis ini dijelaskan bahwa pertumbuhan produksi sektor Industri Pengolahan Non Migas, triwulan III tahun 2015. Provinsi Kalimantan Utara masih tergabung dengan Provinsi Kalimantan Timur untuk kelompok Industri Besar dan Sedang (IBS). Sementara pada kelompok industri mikro dan kecil (IMK) dijelaskan secara terpisah antara Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Utara.

Sektor Industri Pengolahan (manufacturing industri) merupakan salah satu dari tiga sektor yang menjadi the leading economic sector di Provinsi Kalimantan Timur, dan mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan. Nilai tambah yang tercipta (value added) dan dihasilkan dari sektor Industri Pengolahan (manufacturing industri) adalah yang terbesar kedua

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

 Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang di Kalimantan Timur (termasuk Kalimantan Utara) pada triwulan III tahun 2015 menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu tumbuh sebesar 4,51 persen (y-on-y) dan 1,64 persen (q-to-q)

 Produksi Industri Mikro dan Kecil Provinsi Kalimantan Timur pada triwulan III Tahun 2015 periode tahunan (y-on-y) mengalami pertumbuhan produksi sebesar 4,37 persen dan triwulanan (q-to-q) sebesar 1,20 persen. Provinsi Kalimantan Utara periode tahunan maupun triwulanan masing-masing tumbuh sebesar 16,60 persen dan 9,47 persen.

(2)

kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur setelah sektor pertambangan dan penggalian.

Namun peranan terbesar dari sektor Industri Pengolahan masih didominasi oleh Industri Migas sekitar 18,91 persen, sementara Industri non migas memberikan kontribusi sekitar 5,62 persen.

Kegiatan sektor Industri Pengolahan di Provinsi Kalimantan Timur, tersebar hampir di seluruh Kabupaten/Kota yang ada. Beberapa wilayah yang menjadi kantong produksi dari kegiatan Industri adalah Kota Balikpapan, Kota Samarinda, Kota Bontang, Kota Tarakan dan beberapa wilayah kabupaten dengan spesifikasi kegiatan industri masing-masing yang berbeda-beda. Kota Balikpapan dengan Industri Pengolahan Migas, Mesin dan Peralatan; Kota Samarinda dengan Industri Pengolahan Kayu, Mesin dan Peralatan, Kota Bontang dengan Industri Pupuk dan Kimia, serta Gas; Kota Tarakan dengan Industri Pengolahan Ikan, dan beberapa kabupaten seperti Kutai Kartanegara, Paser serta Kutai Timur dengan komoditas andalan Crude Palm Oil (CPO).

Industri Manufaktur Mikro dan Kecil mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi. Hal ini di sebabkan intensitas tenaga kerja yang relatif lebih tinggi dan jumlah investasi yang relatif kecil. Oleh sebab itu, industri Mikro, dan Kecil dapat lebih fleksibel dan dapat beradaptasi terhadap perubahan pasar. Industri Mikro dan Kecil tidak terlalu terpengaruh oleh tekanan eksternal, karena dapat tanggap menangkap peluang ekspor dalam rangka meningkatkan devisa negara maupun untuk subsitusi impor dan meningkatkan (Supply) persediaan domestik. Pengembangan industri Mikro dan Kecil dapat memberikan kontribusi pada diversifikasi usaha dan percepatan perubahan

struktur, sebagai pra kondisi pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang lebih stabil dan berkesinambungan.

(3)

2. PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI BESAR DAN SEDANG

2.1. Pertumbuhan Terhadap Triwulan Yang Sama (y-on-y)

Perkembangan kegiatan sektor Industri Pengolahan, khususnya kelompok Industri Besar dan Sedang pada periode triwulan III tahun 2015 mengalami pertumbuhan sebesar 4,51 persen. Angka ini menunjukkan bahwa pertumbuhan produksi IBS di Kalimantan Timur pada triwulan III mengalami peningkatan dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya tahun 2014 yang tumbuh sebesar 2,25 persen.

Jenis Industri yang memberikan andil positif cukup besar terhadap pertumbuhan tersebut adalah Industri Makanan (Kode KBLI 10) tumbuh sebesar 4,95 persen dan mengalami peningkatan produksi lebih cepat dibandingkan triwulan II tahun sebelumnya, yang tumbuh sebesar 2,95 persen. Industri Kayu, barang-barang dari kayu (tidak termasuk furniture) dan Barang-barang anyaman (Kode KBLI 16) yang mengalami peningkatan produksi 2,54 persen dan demikian juga pada kelompok Industri Industri Bahan Kimia tumbuh sebesar 6,79 persen.

Tabel 1. Pertumbuhan Produksi Industri Pengolahan Besar dan Sedang Triwulan III tahun 2015 (y-on-y)

No Kode KBLI Jenis Industri

Pertumbuhan (%) y-on-y Triw III 2014 Triw III 2015 1 10 Industri Makanan 2,95 4,95 2 16

Industri Kayu, Barang dari Kayu, Ayaman (tidak termasuk furniture), dan

Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan sejenisnya

0,64 2,54 3 20 Kimia dan Barang-Barang dari Bahan Kimia -5,05 6,79

(4)

2.2. Pertumbuhan Produksi terhadap Triwulan Sebelumnya (q-to-q) Perkembangan kegiatan sektor industri pengolahan pada triwulan III tahun 2015 terhadap triwulan II tahun 2015 tercatat dua dari tiga kelompok Industri menunjukkan peningkatan produksi dengan tercatatnya angka pertumbuhan sebesar 1,64 persen. Tingginya angka pertumbuhan pada triwulan III Tahun 2015 disebabkan terjadinya peningkatan produksi pada kegiatan industri makanan dalam hal ini pengolahan minyak sawit (CPO) sebesar 2,01 persen, dan pada kelompok pada kelompok industri bahan kimia mengalami pertumbuhan sebesar 2,06 persen, sementara pada kelompok industri kayu, barang dari kayu mengalami penurunan produksi sebesar -0,35 persen dibandingkan dengan periode triwulan sebelumnya yang juga tumbuh sebesar 1,64 persen.

Tabel 2. Pertumbuhan Produksi Industri Pengolahan Besar dan Sedang

Triwulan III tahun 2015 (q-to-q)

No Kode KBLI Jenis Industri

Pertumbuhan q-to-q (%) Triw II Triw III

1 10 Industri Makanan 2,29 2,01

2 16

Industri Kayu, Barang dari Kayu,Ayaman (tidak termasuk furniture), dan

Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan

sejenisnya 1,64 -0,35

3 20 Kimia dan Barang-Barang dari Bahan Kimia 2,38 2,06

IBS Provinsi Kalimantan Timur dan

Kalimantan Utara 1,98 1,64

3. PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL (IMK)

Pertumbuhan Industri Mikro dan Kecil (IMK) memiliki arti penting dan strategis bagi pembangunan di daerah. Data Statistik Industri Mikro Kecil selama ini sudah memberi andil terhadap kebijakan pemerintah yang diarahkan pada pemberdayaan ekonomi kerakyatan, khususnya usaha IMK.

Sejak tahun 2011 penyelenggaraan Survei Industri Mikro dan Kecil (VIMK) oleh BPS, dilaksanakan secara triwulanan, dimana triwulan I

(5)

periode Januari-Maret, triwulan II periode April-Juni, triwulan III periode Juli-September, dan triwulan IV periode Oktober-Desember.

Secara Nasional pertumbuhan produksi Industri Mikro dan Kecil pada triwulan III tahun 2015 cukup menggembirakan yang ditandai dengan angka pertumbuhan mencapai 6,87 persen (y-on-y) dan -1,31 persen

(q-to-q). Sementara di Provinsi Kalimantan Timur secara tahunan (y-on-y)

tumbuh sebesar 4,37 persen dan secara triwulanan (q-to-q) tumbuh sebesar 1,20 persen. Kalimantan Utara secara tahunan (y-on-y) tumbuh sebesar 16,60 persen dan secara triwulanan (q-to-q) tumbuh sebesar 9,47 persen. 3.1. Pertumbuhan Terhadap Triwulan Yang Sama (y-on-y)

3.1.1. Provinsi Kalimantan Timur

Kondisi perkembangan kegiatan industri mikro dan kecil pada triwulan III tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara mengalami penurunan produksi, hal ini ditunjukkan dengan angka pertumbuhan dibawah pertumbuhan nasional yaitu tumbuh sebesar 4,37 persen. Angka pertumbuhan yang rendah, sebenarnya berkaitan erat dengan berbagai permasalahan pada usaha mikro dan kecil di wilayah ini, dimana para pengusaha masih mengalami hambatan dalam masalah permodalan, ketrampilan SDM, pemasaran produk, ketersediaan bahan baku, transportasi, pola musiman dan lain-lain yang sering menyebabkan ketidakstabilan usaha.

Pada triwulan III 2015 (y-on-y) IMK Kalimantan Timur mengalami peningkatan produksi, dimana beberapa kelompok industri yang dominan mengalami peningkatan pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Industri pengolahan lainnya (kode KBLI 32) sebesar 39,69 persen, dimana pada kelompok industri ini lebih banyak dipengaruhi oleh tinggiya produksi pada komoditas kerajinan sapu lidi, sapu ijuk, sikat dari ijuk, dan stempel. Industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya (kode KBLI 25) tumbuh 35,08 persen, kegiatan pada kode KBLI ini lebih banyak dipengaruhi oleh peningkatan produksi pada komoditas perhiasan imitasi dan barang sejenis seperti cincin yang dibuat dari dari logam dasar, perhiasan dengan batu permata dll. Kelompok industri kayu, barang dari kayu dan barang ayaman dari bambu, rotan dan sejenisnya (Kode KBLI 16) dimana jenis komoditas

(6)

peralatan rumah tangga mengalami peningkatan produksi sebesar 24,13 persen. Industri makanan (Kode KBLI 10) tubuh sebesar 22,65 persen, demikian juga industri pakaian jadi (Kode KBLI 14) tumbuh sebesar 20,68 persen. Dalam triwulanan III tahun 2015 industri percetakan (kode KBLI 18) dengan komoditas cetakan undangan pesta turut mengalami peningkatan produksi sebesar18,86 persen.

Selanjutnya pada kelompok industri alat angkut lainnya (Kode KBLI 30) dengan komoditas industri perahu rakyat yang lebih banyak dipergunakan untuk usaha nelayan tangkap baik diperairan sungai maupun laut mengalami penurunan produksi sebesar -24,74 persen. Industri furniture (Kode KBLI 31) mengalami penurunan produksi sebesar -24,33 persen, industri barang galian bukan logam (Kode KBLI 23) penurunan produksi sebesar -16,01 persen, demikian juga industri minuman turun sebesar 6,13 persen.

3.1.2. Provinsi Kalimantan Utara

Pertumbuhan produksi industri mikro dan kecil di wilayah Provinsi Kalimantan Utara mulai periode triwulan I tahun 2015 yang sudah disajikan secara terpisah dengan provinsi Kalimantan Timur, hal ini dilakukan guna memudahkan dalam menganalisa lebih lanjut tentang kegiatan IMK di Provinsi ke 34 di Indonesia. Selain itu juga dalam tahun 2015 terjadi peningkatan jumlah sampel IMK, sehingga ada beberapa KBLI baru yang muncul dan bisa dirilis, dan dalam perhitungan pertumbuhan secara tahunan (y-on-y) nilai indeks tahun 2014 sama dengan 100).

Perkembangan Kegiatan Industri Mikro dan Kecil pada triwulan III tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Utara berkembang cukup baik, hal ini ditunjukkan dengan angka pertumbuhan produksi secara (y-on-y) sebesar 16,60 persen.

Angka pertumbuhan yang positif ini, sebenarnya masih menyisakan berbagai permasalahan pada usaha mikro dan kecil di wilayah ini, sebagaimana yang juga terjadi di wilayah Provinsi Kalimantan Timur, hanya saja perkembangan jumlah usaha peningkatannya masih relatif lambat.

(7)

Selain permasalahan permodalan, ketrampilan SDM, pemasaran produk, ketersediaan bahan baku, transportasi, pola musiman, juga permasalahan lain seperti metal pengusaha turut menjadi penyebab ketidakstabilan usaha industri mikro kecil.

Periode triwulan III Tahun 2015 pertumbuhan produksi Industri Mikro Kecil (IMK) di wilayah Provinsi Kalimantan Utara secara tahunan (y-on-y) tumbuh sebesar 16,60 persen. Pertumbuhan ini didorong oleh beberapa kelompok industri yang mengalami peningkatan pertumbuhan yang cukup tinggi seperti industri percetakan dan reproduksi media rekaman (kode KBLI 18) tumbuh 51,77 persen, kegiatan pada kode KBLI ini tumbuh tinggi didorong oleh usaha industri percetakan yang memiliki hubungan dengan permintaan masyarakat dan pemerintah akan barang cetakan seperti blangko, daftar, spanduk, baliho dan berbagai kertas cetakan surat lainnya. Selain itu modifikasi promosi berbagai usaha dalam beriklan mengalami trend yang lebih baik, sehingga memberi andil pembuatan spanduk mengalami peningkatan produksi. Industri Makanan (kode KBLI 10) tumbuh sebesar 31,08 persen, kelompok ini meliputi usaha industri makanan berupa makanan ringan seperti kripik dalam kemasan, krupuk udang dan koe basah dll. Kelompok industri pengolahan lainnya (kode KBLI 32) dengan pertumbuhan sebesar 29,35 persen, industri furnitur (kode KBLI 31) dengan pertumbuhan 19,36 persen, hal ini disebabkan komoditas yang dihasilkan terutama kusen jendelan dan pintu, dan perabot rumah tangga yang masih menjadi trend mode masyarakat didaerah ini.

Selain itu pertumbuhan produksi secara total terpacu juga oleh meningkatnya produksi pada kelompok Industri alat angkut lainnya (kode KBLI 30) yang tumbuh sebesar 0,30 persen dan peningkatan produksi pada kelompok Industri barang galian bukan logam (kode KBLI 23) yang tumbuh sebesar 18,37 persen dimana komoditas pada industri adalah batu bata, gypsum dan pot bunga.

(8)

Selanjutnya beberapa kelompok industri mengalami penurunan produksi, diantaranya yang terbesar adalah industri tekstil (kode KBLI 13) sebesar -8,74 persen, dimana pada kelompok industri ini lebih banyak dipengaruhi oleh turunnya produksi pada komoditas kain gorden, sebagai dampak tingginya impor komoditas sejenis dan terjadinya subtitusi barang sejenis dipasaran. Industri Barang Galian Logam Bukan Mesin dan Peralatannya (kode KBLI 25) mengalami pertumbuhan -32,67 persen, turunnya produksi pada kelompok industri ini sebagai akibat dari menurun penggunaan masyarakat akan lemari kaca, bahan alumunium dan grafis dari kaca.

3.2. Pertumbuhan Produksi terhadap Triwulan Sebelumnya (q to q) 3.2.1. Provinsi Kalimantan Timur

Perkembangan produksi industri mikro dan kecil di Provinsi Kalimantan Timur, triwulan III terhadap triwulan II (q-to-q) secara total menunjukkan peningkatan produksi dimana angka pertumbuhan sebesar 1,20 persen.

Apabila diamati berdasarkan kelompok industri, terdapat lima kelompok yang memicu terjadinya peningktan pertumbuhan produksi IMK yaitu Industri pengolahan lainnya (kode KBLI 32) dengan pertumbuhan 19,16 persen, industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki (kode KBLI 15) sebesar 11,70 persen, industri makanan (kode KBLI 10) sebesar 8,45 persen, dan industri percetakan (Kode KBLI 18) tumbuh sebsar 6,65 persen. Selanjutnya beberapa kelompok industri mengalami penurunan produksi, diantaranya yang terbesar adalah industri alat angkut lainnya (kode KBLI 30) industri minuman (kode KBLI 11) masingmasing sebesar -15,09 persen dan -13,80 persen. Industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya (Kode KBLI 25) mengalami penurunan produksi sebesar -11,17 persen, industri karet, barang dari karet dan plastik (Kode KBLI 22) sebesar -9,91 persen, demikian juga pada kelompok industri barang galian bukan logam (Kode KBLI 23) sebesar -6,89 persen. Turunnya produksi pada kelompok industri ini sebagai akibat dari menurun penggunaan masyarakat

(9)

akan batu bata, dan genteng dari tanah. Hal ini merupakan siklus atau musiman penggunaan batu bata untuk berbagai pembangunan dalam triwulan II yang memiliki kecenderungan tidak sebanyak pada triwulan sebelumnya. Selain itu berkaitan erat dengan pembangunan oleh Pemerintah dan swasta. Penurunan penggunan genteng bahan baku dari tanah sebagai dampak adanya subtitusi barang sejenis yang lebih efisien dalam penggunaan seperti seng dengan bahan alumunium.

Tabel 3. Pertumbuhan Produksi Industri Pengolahan Mikro dan Kecil Provinsi Kalimantan Timur Triwulan III tahun 2015

No Kode KBLI Jenis Industri

Pertumbuhan triwulan III (%) q-to-q y-on-y (1) (2) (3) (4) (5) 1 10 Industri Makanan 8,45 22,65 2 11 Industri Minuman -13,80 -6,13 3 13 Industri Tekstil -5,78 0,26

4 14 Industri Pakaian Jadi -5,35 20,68 5 15 Industri Kulit, barang dari Kulit dan Alas kaki 11,70 2,54 6 16 Industri Kayu, Barang dari kayu, anyaman 0,06 24,13 7 18 Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 6,65 18,86 8 22 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik -9,91 3,77 9 23 Industri Barang Galian Bukan Logam -6,89 -16,01 10 25 Ind. Barang Logam Bukan Mesin dan Peralatannya -11,17 35,08 11 30 Industri Alat Angkut Lainnya -15,09 -24,74

12 31 Ind. Furniture -2,87 -24,33

13 32 Ind. Pengolahan Lainnya 19,16 39,69 IMK (Industri Mikro dan Kecil) 1,20 4,37

3.2.2. Provinsi Kalimantan Utara

Pada periode triwulan III tahun 2015 (q-to-q) pertumbuhan produksi IMK di wilayah ini menunjukkan peningkatan produksi yang tinggi dimana angka pertumbuhan sebesar 9,47 persen. Apabila diamati berdasarkan kelompok Industri, terdapat enam kelompok industri yang dominan memicu terjadinya peningkatan pertumbuhan produksi yaitu industri percetakan dan reproduksi media rekaman (kode KBLI 18) tumbuh 17,46 persen, industri pakaian jadi (kode KBLI 14) tumbuh sebesar 16,13 persen, industri barang galian bukan logam (Kode KBLI 23) tumbuh sebesar 13,19 persen, industri furnitur (Kode KBLI 31) tumbuh sebesar 11,12 persen,

(10)

industri kayu dan barang dari kayu (kode KBLI 18) dengan pertumbuhan 10,98 persen dan industri Makanan (kode KBLI 10) tumbuh sebesar 7,92 persen.

Pada beberapa kelompok industri diwilayah ini ada juga yang mengalami pertumbuhan negatif, seperti pada kelompok industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya (kode KBLI 25) mengalami penurunan produksi sebesar -19,84 persen. Industri tekstil (kode KBLI 13) sebesar -5,19 persen.

Tabel 4. Pertumbuhan Produksi Industri Pengolahan Mikro dan Kecil Provinsi Kalimantan Utara Triwulan III tahun 2015

No Kode KBLI Jenis Industri triwulan III (%) Pertumbuhan q-to-q y-on-y *)

(1) (2) (3) (4) (5)

1 10 Industri Makanan 7,92 31,08

2 13 Industri Tekstil -5,19 -8,74

3 14 Industri Pakaian Jadi 16,13 4,52 4 16 Industri Kayu, Barang dari kayu, anyaman 10,98 23,46 5 18 Industri Percetakan dan Reproduksi Media

Rekaman 17,46 51,77

6 23 Industri Barang Galian Bukan Logam 13,19 18,37 7 25 Ind. Barang Logam Bukan Mesin dan Peralatannya -19,84 -32,67 8 30 Industri Alat Angkut Lainnya 0,00 0,30

9 31 Ind. Furniture 11,12 19,36

10 32 Ind. Pengolahan Lainnya 0,00 29,35 IMK (Industri Mikro dan Kecil) 9,47 16,60 *) Triwulan III 2014 =100

(11)

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Informasi lebih lanjut hubungi : Ir. Aden Gultom, M.M

(Kepala BPS Provinsi Kalimantan Timur) UB. Roosmawati, SE

(Kepala Bidang Statistik Produksi) Telp: (0541) 732793, Fax: (0541) 201121

Gambar

Tabel 1. Pertumbuhan Produksi Industri  Pengolahan Besar dan Sedang  Triwulan III tahun 2015 (y-on-y)
Tabel 3. Pertumbuhan Produksi Industri  Pengolahan Mikro dan Kecil  Provinsi Kalimantan Timur Triwulan III tahun 2015
Tabel 4. Pertumbuhan Produksi Industri  Pengolahan Mikro dan Kecil  Provinsi Kalimantan Utara Triwulan III tahun 2015

Referensi

Dokumen terkait

Data untuk perhitungan rata-rata, standar deviasi, dan varians kemampuan awal siswa dapat dilihat pada Lampiran 20 dan 21. Adapun deskripsi kemampuan awal

Melakukan Login Pelanggan Kasir Mem-BackUp Data Mengelola Daftar Pelanggan Mengelola Daftar Model Rambut Mengelola Reservasi Melihat Laporan Mengelola Transaksi Mengelola Daftar

Lampiran 8 Daftar Hasil Wawancara dengan Bagian Penjualan Lampiran 9 Daftar Belanja Rutin Rumah Makan Selera Baru Lampiran 10 Daftar Menu Makanan Rumah Makan Selera Baru

Telah dilakukan pengujian pada semikonduktor kapasitor metal oksida(MOS) dengan bahan oksida Strontium Titanat (SrTiO 3 ) yang disintesis menggunakan metode chemical

a) Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pada Kecamatan Regol Kota Bandung, adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan

Hasil penelitian yang dilakukan, konfigurasi yang terdapat di dalam aplikasi web yang berada direktori dalam satu server, walaupun tetap terbaca dengan menggunakan

Pada tahun anggaran berikutnya hendaknya pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Utara dalam penyajian laporan keuangan daerah berpedoman sepenuhnya pada standar

terhadap Kitab Suci al-Qur‟an menitik beratkan kepada metode tahlili , dalam artian ia menafsirkan ayat al-Qur’an secara runtut dan komprehensif dengan beraneka