BAGIAN I
P E N D A H U L U A N
1.1. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Dalam aspek pengelolaan Keuangan Daerah sesuai dengan Permendagri nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagai implementasi dari UU No. 17 Tahun 2003, UU No. 1 Tahun 2004, PP No. 58 Tahun 2005, Kepala SKPD selaku Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan yang meliputi :
1. Laporan Realisasi Anggaran 2. Nerasa
3. Catatan Atas Laporan Keuangan
Laporan dimaksud disusun sesuai dengan Sistem Akuntansi Pemerintahan. Adapun maksud dari penyusunan laporan keuangan ini adalah :
a. Menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan ( SKPD Kecamatan Regol Kota Bandung ) selama satu periode pelaporan.
b. Menyajikan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dalam rangka meningkatkan perbandingan laporan keuangan baik terhadap anggaran, antar periode maupun antar entitas.
c. Menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, Realisasi Anggaran dan kinerja keuangan sebagai bahan evaluasi dan pengambilan keputusan mengenai alokasi sumber daya.
Sedangkan tujuan penyusunan laporan adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilias entitas atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya, dengan
a. Menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan mengenai sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya ekonomi;
b. Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggarannya; c. Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai
1.2. LANDASAN HUKUM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Landasan hukum penusunan laporan keuangan Kecamatan Regol Kota Bandung atas pelaksanaan APBD Tahun 2014 adalah :
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara ; 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara ; 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara ;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah ;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah ;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
7. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 07 Tahun 2006 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah ;
8. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 01 Tahun 2014 tentang Penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bandung Tahun Anggaran 2014;
9. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2014 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bandung Tahun Anggaran 2014;
10.Peraturan Walikota Bandung Nomor 85 Tahun 2014 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bandung Tahun Anggaran 2014 ;
11. Peraturan Walikota Bandung Nomor 008 Tahun 2014 tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bandung Tahun Anggaran 2014.
1.3. SISTEMATIKA PENULISAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Bab I PENDAHULUAN
1.1. Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan 1.2. Landasan hukum penyusunan laporan keuangan 1.3. Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan
Bab II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD
2.1. Ekonomi makro 2.2. Kebijakan Keuangan
2.3. Indikator pencapaian target kinerja APBD Bab III IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN
3.1. Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan
3.2.Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan
Bab IV KEBIJAKAN AKUNTANSI
4.1. Entitas akuntasi / antitas pelaporan keuangan daerah
4.2. Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan 4.3. Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan
keuangan
4.4. Penerapan kebijakan akuntasi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam standar akuntasi pemerintahan
Bab V PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN 5.1 Pendapatan 5.2 Belanja 5.3 Pembiayaan 5.4 Aset 5.5 Kewajiban 5.6 Ekuitas Dana
Bab VI PENJELASAN ATAS INFORMASI-INFORMASI NON KEUANGAN Bab VII PENUTUP
BAGIAN II
EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN
PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD
PADA SKPD KECAMATAN REGOL KOTA BANDUNG
2.1
.
EKONOMI MAKROKecamatan Regol merupakan salah satu satuan kerja perangkat daerah yang ada di Wilayah Pemerintah Kota Bandung yang memiliki kharakteristik organisasi perkotaan, ini dapat dilihat dari perspektif teritorial, kehidupan ekonomi dan social serta potensi yang dimilikinya.
Kecamatan Regol terdiri dari 7 Kelurahan yaitu Kelurahan Ancol, Balonggede, Ciateul, Cigereleng, Ciseureuh, Pungkur dan Pasirluyu , 60 RW dan 371 RT dan berdasarkan data statistic kepadatan penduduk Kecamatan Regol adalah 166 jiwa/km sedangkan kondisi ( angka ideal kepadatan penduduk adalah 60-80 jiwa/Ha), dengan demikian nampak bahwa kepadatan penduduk Kecamatan Regol
sangat tinggi dimana jumlah penduduk Kecamatan Regol sebanyak 86.146 jiwa
dengan jumlah Kepala Keluarga sebesar 18.790 KK dan Luas Wilayah Kecamatan Regol seluas 430 Ha.
Dengan kondisi diatas dari permasalahan yang ada di kota Kota Bandung , hampir sekitar 75 %-nya tertumpu di wilayah Kecamatan Regol, diantaranya yaitu masalah Gorong-Gorong, Pedagang Kaki Lima (PKL), Kebersihan Kota, Prostitusi, Perjudian, Narkotika, Anak Jalanan, munculnya Pra KS, Kepadatan Penduduk, dan sebagainya.
Bila dipaparkan lebih rinci maka permasalahan yang ada di Kecamatan Regol dapat kami uraikan sebagai berikut :
1. Kondisi Gorong-Gorong banyak yang mampet sehingga seringkali terjadi banjir .
Kondisi gorong-gorong di wilayah kecamatan Regol banyak yang mampet dikarenakan kesadaran masyarakat masih membuang sampah sembarangan, sehingga seringkali mengakibatkan banjir di musim penghujan terutama diwilayah/ jalan Sriwijaya dan di Jalan Mochamad Toha.
2. Tingkat pengangguran tinggi
Sebagaimana telah diuraikan pada gambaran mengenai kondisi ekonomi Kecamatan Regol bahwa untuk tingkat pencari kerja di
Kecamatan Regol sebesar 84,9 %, hal ini menunjukan masih tingginya tingkat pengangguran dan ini merupakan masalah yang harus segera ditangani.
3. Pendapatan perkapita masih rendah
Kemampuan daya beli masyarakat Kecamatan Regol masih dibawah rata-rata indek daya beli hal ini memerlukan penanganan serius berupa program yang dapat menyentuh masyarakat dari kelompok pra KS dan KS I dengan alasan ekonomi.
4. Masalah PKL baru di Wilayah Pungkur
Masalah yang cukup pelik yang sampai saat ini masih menjadi proritas penanganan baik Pemerintah Kota maupun Kecamatan Regol adalah penataan PKL , untuk PKL di wilayah Kapatihan dan Dalem Kaum, Pemerintah Kota Bandung telah mampu menanganinya , sehingga sekarang wilayah alun-alun telah tertata dengan baik , begitu pula PKL di Wilayah Tegalega, tetapi sekarang perlu adanya penanganan baru diakibatkan munculnya PKL baru ( PKL Batu Akik ) di jalan Pungkur.
Semua permasalahan diatas mendorong Pemerintah Kecamatan Regol berupaya untuk senantiasa memberikan pelayanan secara prima sesuai standar pelayanan yang telah ditetapkan ISO, serta melaksanakan semua aktifitas secara maksimal berdasarkan kemampuan dan kewenangan yang ada. Salah satu upaya yang dilakukan dengan cara memanfaatkan potensi yang dimiliki warga masyarakatnya sendiri melalui Gerakan Pembangunan Masyarakat Regol Mandiri (GERBANG MAREMA) yang dilandasi dengan semangat gotong royong, kebersamaan, kekeluargaan, persatuan dan kesatuan.
2.2. KEBIJAKAN KEUANGAN
Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dinilai dengan uang, termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah dalam kerangka Anggaran, Belanja dan Pembiayaan. Hal tersebut menjadikan Keuangan Daerah merupakan salah satu factor penentu dalam penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat. Kebijakan keuangan daerah diarahkan untuk meningkatkan struktur keuangan yang lebih baik melalui peningkatan kemampuan keuangan daerah, pengelolaan keuangan daerah dan pengawasan keuangan daerah. Kebijakan tersebut diharapkan meningkatkan kontribusi Pendapatan Asli Daerah terhadap APBD.
Hal tersebut ditempuh melalui peningkatan target penerimaan daerah. Untuk belanja melakukan efisiensi terhadap Belanja Administrasi Umum dan Operasional/Pemeliharaan serta selektif dalam belanja modal serta memacu investasi pada daerah yang diprioriaskan. Untuk pembiayaan mengoptimalkan pemanfaatan sumber penerimaan daerah dalam menutupi deficit tahun anggaran berjalan dan pengeluaran lainnya.
Kebijakan keuangan meliputi komponen-komponen dan kinerja pelayanan yang diharapkan pada setiap kewenangan Pemerintah Daerah yang akan dilaksanakan dalam satu tahun anggaran.
2.2.1. Pendapatan
Pendapatan Asli Daerah
Sesuai dengan Perda No 29 Tahun 2009 tentang Retribusi Pelayanan Administrasi Kependudukan yang intinya mengenai pembebasan retribusi KTP dan KK , maka seluruh Kecamatan di Pemerintah Kota Bandung termasuk Kecamatan Regol bukan lagi menjadi unit penghasil bagi Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung sehingga Pendapatan dari Kecamatan Regol untuk tahun 2013 Anggarannya sebesar 0,00.
2.2.2. Belanja
Dalam rangka penyelenggaraan pemerintah dan peningkatan pelayanan publik, pengaturan alokasi belanja diupayakan untuk efisien, efektif dan proporsional. Sesuai amanat Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang menyatakan bahwa Belanja Daerah diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah.
Belanja pada dasarnya untuk membiayai kegiatan pada Kecamatan Regol Kota Bandung yang dibiayai oleh APBD Kota Bandung Tahun Anggaran 2014 setelah perubahan sebesar Rp 13.003.041.300,00 yang terealisir sebesar Rp. 12.435.768.662,00 atau terserap sebesar dengan kondisi Belanja tersebut diatas diserap sebesar 95,64%.
2.3. Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD
Sesuai dengan Permendagri No. 13 Tahun 2006, urusan wajib yang dilaksanakan oleh Kecamatan Regol Kota Bandung Tahun 2014, berbentuk Program dan Kegiatan dapat kami uraikan sebagai berikut :
NO PROGRAM KEGIATAN TUJUAN SASARAN
1 2 3 4 5
1 PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
1 Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik.
Tersedianya dana untuk jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
Tercapainya kelancaran kinerja aparatur
2 Kegiatan Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas/ Operasional
Tersedianya dana untuk perpanjangan STNK
Terlaksananya kelancaran kinerja aparatur
3 Kegiatan Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
Tersedianya dana untuk retribusi kebersihan
Terciptanya lingkungan kantor yang sehat dan bersih 4 Kegiatan Penyediaan Jasa
Perbaikan Peralatan Kerja
Tersedianya dana untuk perawatan peralatan kantor
Terpeliharanya peralatan dan perlengkapan kantor 5 Kegiatan Penyediaan Alat Tulis
Kantor
Terpenuhinya biaya
untuk kebutuhan ATK Kantor
Terciptanya kelancaran pelaksanaan pekerjaan 6 Kegiatan Penyediaan Barang
Cetakan dan Penggandaan
Tersedianya dana untuk barang cetakan dan penggandaan
Tercapainya kelancaran kinerja aparatur
7 Kegiatan Penyediaan
Komponen Instalasi Listrik/ Penerangan Bangunan Kantor
Tersedianya dana untuk
pembelian komponen
intalasi listrik keperluan kantor
Tercapainya kelancaran tugas aparatur
8 Kegiatan Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor
Tersedianya dana untuk pembelian sarana dan prasarana kantor
Tercapainya kelancaran pelaksanaan kerja aparatur 9 Kegiatan Penyediaan Peralatan
Rumah Tangga
Terpenuhinya kebutuhan dana untuk pembelian peralatan rumah tangga kantor
Tercapainya kelancaran pelaksanaan kerja aparatur
10 Kegiatan Penyediaan Bahan
Bacaan dan
Perundang-undangan
Tersedianya dana untuk pembelian bahan bacaan
Terciptanya peningkatan
wawaasan pengetahuan
aparatur 11 Kegiatan Penyediaan Makanan
dan Minuman
Terpenuhinya dana untuk
kebutuhan jamuan tamu/rapat beserta makanan pegawai Tercapainya kelancaran kinerja aparatur 12 Kegiatan Rapat-Rapat
Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah
Tersedianya dana untuk perjalanan dinas dalam daerah dan luar daerah
Terlaksananya perjalanan dinas dalam dan luar daerah
2 PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR 13 Kegiatan Pembangunan Gedung Kantor Terpenuhinya kebutuhan ruangan kantor yang representatif
Terlaksanannya tahap awal
pembangunan gedung
kantor
14 Kegiatan Pengadaan
Perlengkapan Gedung Kantor
Tersedianya Kelengkapan gedung kantor
Terciptanya lingkungan kantor yang representatitf
15 Kegiatan Pengadaan Perlengkapan Peralatan Aparatur Tersedianya perlengkapan aparatur Tercapainya kelancaran kinerja aparatur
16 Kegiatan Pemeliharaan Rutin/ Berkala Kendaraan Dinas/ Operasional
Tersedianya biaya
pemeliharaan mobil dan motor
Terpeliharanya secara rutin kendaraan dinas/opeasional
17 Kegiatan Rehabilitasi
Sedang/Berat Gedung Kantor
Tersedianya ruangan
kantor yang
representative
Terciptanya kelancaran kerja aparatur
NO PROGRAM KEGIATAN OUTPUT OUTCOME
1 2 3 4 5
3 PROGRAM
PENINGKATAN DISIPLIN APARATUR
18 Pengadaan Pakaian Dinas beserta perlengkapannya
Tersedianya pakaian dinas harian
Terciptanya peningkatan disipin aparatur
19 Pengadaan Pakaian Khusus hari-hari tertentu
Tersedianya pakaian Batik,Pakaian Adat dan Pakaian Olahraga Terciptanya peningkatan disiplin aparatur 4 PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA APARATUR
20 Pendidikan dan Pelatihan Formal
Tersedianya dana untuk pendidikan /pelatihan karyawan
Tercapainya peningkatan kapasitas/kemampuan karyawan
21 Pembinaan Kinerja Aparatur
Tersedianya dana untuk pembinaan kinerja bagi aparatur di kecamatan regol Tercapainya peningkatan kapasitas/kemampuan karyawan 5 PROGRAM PENINGKATAN DISIPLIN APARATUR
22 Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD
Tersedianya dana untuk
pembuatan laporan
capaian kinerja SKPD dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD
Tersusunnya laporan kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD secara autentik
23 Penyusunan Pelaporan
Keuangan Semesteran
Tersedianya dana untuk pembuatan Laporan Semester
Tersusunnya laporan
semester SKPD
24 Penyusunan Pelaporan
Keuangan AKhir Tahun
Tersedianya dana untuk pembuatan Laporan Akhir tahun
Tersusunnya laporan akhir tahun 6 PROGRAM OPTIMALISASI PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI
25 Kegiatan penyusunan Sistem Informasi terhadap layanan public
Tersedianya sistem paperless
Terciptanya peningkatan efektiftas dan efisiensi kerja
7 PROGRAM PENINGKATAN PERAN KECAMATAN DAN KELURAHAN
26 Kegiatan fasilitasi peningkatan
perekonomian masyarakat
Kecamatan dan Kelurahan
Tersedianya dana untuk kegiatan pemutahiran data perekonomian, kegiatan sosialisasi peraturan perundang-undangan perekonomian Tersusunnya data
pereknoniman yang akurat
dan tersosialisasinya
peraturan
perundang-undangan pereknomian 27 Kegiatan fasilitasi peningkatan
kualitas kehidupan masyarakat Kecamatan dan Kelurahan
Tersedianya dana untuk kegiatan peningkatan keterampilan generasi
muda, kegiatan
peningkatan kualitas kesehatan masyarakat dan kegiatan dalam rangka meningkatkan wawasan SDM Terciptanya peningkatan wawasan SDM di Kecamatan Regol, Terciptanya peningkatan keterampilan
generasi muda dan
terciptanya peningkatan
kualitas kesehatan
masyarakat
28 Kegiatan peningkatan
Infrastruktur dan Lingkungan
Hidup Kecamatan dan
Kelurahan
Tersedianya dana untuk penyelenggaraan musrenbang, dana untuk penataan infrastruktur di
kecamatan dan
kelurahan dan untuk kegiatan pembersihan gorong-gorong
Terlaksananya kegiatan msurenbang, tertatanya infrastruktur di kecamatan
dan kelurahan dan
terciptanya lingkungan yang bersih dan asri
29 Kegiatan peningkatan kualitas penanganan Ketentraman dan ketertiban Tingkat Kecamatan dan Kelurahan
Tersedianya dana untuk kegiatan penertiban PKL, Pembinaan Linmas dan Kegiatan Sosialisai Perda K3
Terlaksananya pembinaan dan penertiban PKL, dan terciptanya Linmas yang trampil
30 Kegiatan Fasilitasi peningkatan
Pemerintahan Umum
Kecamatan dan Kelurahan
Tersediannya dokumen kependudukan dan sosialisasi tertib administrasi kepada 373 RT dan 60 RW Tersusunnya dokumen kependudukan , dan terciptanya peningkatan kualitas dari RT dan RW 31 Kegiatan Fasilitasi peningkatan
pelayanan kepada masyarakat
Tersedianya dana untuk kegiatan sosialisasi masalah kependudukan
Terciptanya staf pelayanan
yang ramah dan
terlaksananya pembinaan kependudukan
BAGIAN III
IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN
3.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan SKPD
Sebagaimana dikemukakan pada bab terdahulu, bahwa struktur APBD telah mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah bahwa dalam Catatan Atas Laporan Keuangan harus menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja APBD yang berisi gambaran realisasi pencapaian efektivitas dan efisiensi program dan kegiatan selama pelaksanaan APBD Tahun 2014.
Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan dapat diuraikan melalui program dan kegiatan dari masing-masing urusan tersebut disajikan sebagai berikut :
No. Nama Kegiatan Anggaran Realisasi %
PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI
PERKANTORAN 1.025.775.000,00 981.312.138,00 95,67
1. Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik 76.800.000,00 54.610.388,00 71,11
2. Kegiatan Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas / Operasional 13.465.000,00 8.264.300,00 61,38 3. Kegiatan Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 84.400.000,00 82.082.700,00 97,25 4. Kegiatan Peralatan Kerja Penyediaan Jasa Perbaikan 20.800.000,00 20.780.000,00 99,90 5. Kegiatan Penyediaan Alat Tulis Kantor 38.780.000,00 37.271.700,00 96,11 6. Kegiatan Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan 56.680.000,00 56.670.600,00 99,98
7. Kegiatan Penyediaan Komponen Instalasi Listrik /Penerangan Bangunan Kantor 20.700.000,00 20.697.500,00 99,99
8. Kegiatan Perlengkapan Kantor Penyediaan Peralatan dan 468.070.000,00 458.035.500,00 97,86
9. Kegiatan Penyediaan Peralatan Rumah Tangga 19.800.000,00 19.722.450,00 99,61
10 Kegiatan Penyediaan Bahan Bacaan dan Perundang-undangan 17.400.000,00 17.400.000,00 100,00 11. Kegiatan Penyediaan Makanan dan Minuman 58.880.000,00 58.360.000,00 99,12 12. Kegiatan Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke Luar Daerah 150.000.000,00 147.417.000,00 98,82
PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN
PRASARANA APARATUR 1.686.520.000,00 1.657.458.192,00 98,28
13 Kegiatan Pembangunan Gedung Kantor 758.200.000,00 753.688.920,00 99,41 14 Kegiatan Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor 125.790.000,00 124.361.790,00 98,86
No. Nama Kegiatan Anggaran Realisasi %
15 Kegiatan Pengadaan Perlengkapan Peralatan Aparatur 23.500.000,00 23.165.000,00 98,57
16 Kegiatan Pemeliharaan Rutin/ Berkala Kendaraan Dinas/ Operasional 416.530.000,00 396.123.292,00 95,10
17 Kegiatan Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor 362.500.000,00 360.119.190,00 99,34
PROGRAM PENINGKATAN DISIPLIN
APARATUR 44.300.000,00 42.861.500,00 96,75
18 Kegiatan Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya 25.500.000,00 24.706.708,00 96,89 19 Kegiatan Pakaian Khusus Hari-Hari tertentu 18.800.000,00 18.155.500,00 96,57
PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS
SUMBER DAYA APARATUR
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FORMAL 59.000.000,00 57.629.000,00 97,68
20 Pendidikan dan Pelatifah 24.000.000,00 23.100.000,00 96,25 21 Pembinaan Kinerja Aparatur 35.000.000,00 34.529.000,00 98,65
PROGRAM PENINGKATAN
PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN
CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN 28.950.000,,00 28.625.000,00 98,88
22 Kegiatan Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD 9.650.000,00 9.350.000,00 96,89
23 Kegiatan Penyusunan Pelaporan Keuangan Semesteran 9.650.000,00 9.625.000,00 99,74
24 Kegiatan Penyusunan Pelaporan Keuangan AKhir Tahun 9.650.000,00 9.650.000,00 100,00
PROGRAM OPTIMALISASI PEMANFAATAN TEKNOLOGI
INFORMASI 110.800.000,00 110.088.000,00 99,36
25 Kegiatan Penyusunan Sistem Informtasi terhadap Layanan Publik 110.800.000,00 110.088.000,00 99,36
PROGRAM PENINGKATAN PERAN
KECAMATAN DAN KELURAHAN 3.789.655.000,00 3.732.916.990,00 98,50
26 Kegiatan Perekonomian Masyarakat Kecamatan dan Fasilitasi Peningkatan
Kelurahan 43.985.000,00 43.445.000,00 98,77
27 Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Kualitas Kehidupan Kemasayarakatan Kecamatan dan
Kelurahan 886.625.000,00 883.365.000,00 99,63
28 Kegiatan Peningkatan Infrastruktur dan Lingkungan Hidup Tingkat Kecamata dan
Kelurahan 1.047.585.000,00 1.015.228.490.00 96,91
29 Kegiatan Peningkatan Kualitas Penanganan Ketenteraman dan Ketertiban Tingkat
Kecamatn dan Kelurahan 594.850.000,00 586.438.500,00 98,59 30 Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Pemerintahan Umum Kecamatan dan Kelurahan 1.206.610.000,00 1.194.440.000,00 98,99
31 Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Pelayanan Kepada Masyarakat 10.000.000,00 10.000.000,00 100,00
JUMLAH 6.745.000.000,00 6.610.890.820,00 98,01
No. Nama Kegiatan Anggaran Realisasi %
BELANJA TIDAK LANGSUNG 6.258.041.300,00 5.824.877.842,00 93,08
1 Gaji dan Tunjangan 3.795.331.718,00 3.719.336.504,00 98,00
2 Tambahan Penghasilan PNS 2.462.709.582,00 1.901.425.000,00 85,50
JUMLAH 13.003.041.300,00 12.435.768.662,00 95,64
Bila dilihat dari tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dari 31 kegiatan yang dilaksanakan di Kecamatan Regol dapat diklasifikasikan dalam pencapaian realisasi anggarannya menjadi tiga yaitu :
1. Realisasi yang mencapai 100% dari anggaran hanya tiga kegiatan yaitu Kegiatan Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan ; Kegiatan Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun dan Fasilitasi Peningkatan Pelayanan kepada Masyarakat .
2. Realisasi anggaran diantara 100% - 90 % sebanyak 26 kegiatan ; 3. Realisasi anggaran dibawah 90% sebanyak 2 kegiatan yaitu
Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumberdaya Air dan Listrik;
Kegiatan Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas/Operasional ;
Adanya kegiatan - kegiatan yang penyerapannya dibawah 90% diakibatkan karena :
1. Untuk kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumberdaya Air dan Listrik penyerapannya hanya sebesar 71,11 %, dikarenakan adanya efesiensi penggunaan listrik , air dan telephone kantor ; 2. Untuk kegiatan penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan
kendaraan dinas, penyerapan hanya 61,38 % dikarenakan sebagian besar pemegang kendaraan dinas /operasional , membayar sendiri biaya perpanjangan STNK ;
3.2. Hambatan dan Kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan
Berdasarkan evaluasi, secara umum permasalahan yang dihadapi adalah : 1. Adanya kegiatan yang harus dilaksanakan pada bulan Januari dan Pebruari
2014 yaitu kegiatan Musrenbang Kelurahan dan Kecamatan, sedangkan pencairan anggaran baru dapat dilaksanakan pada bulan Maret 2014.
Solusi Pemecahan Masalah
Secara umum dalam upaya pencapaian sasaran ditetapkan strategi sebagai berikut :
Untuk kegiatan yang berlangsung sebelum cairnya dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kecamatan Regol ,maka ditanggulangi dengan menggunakan dana pribadi dari PPTK yang bersangkutan.
BAGIAN IV
KEBIJAKAN AKUNTANSI
4.1. Entitas Akuntansi/Entitas Pelaporan Keuangan Daerah
Berdasarkan PP Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, yaitu Kepala SKPD sebagai entitas akuntansi menyusun menyusun pertanggungjawaban pelaksanaan APBD tahun 2013 berupa Laporan Keuangan yang terdiri dari Laporan Realisasi APBD. Neraca dan Catatan Atas Laporan Keuangan.
4.2. Basis Akuntansi Yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
a) Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pada Kecamatan Regol Kota Bandung, adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan basis akrual untuk pengakuan asset, kewajiban, dan ekuitas dana dalam Neraca.
b) Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran, berarti bahwa pendapatan dan penerimaan pembiayaan diakui pada saat kas diterima oleh kas daerah, serta belanja dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas dikeluarkan dari kas daerah.
c) Basisakrualuntuk Neraca, berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan Pemerintah Kota Bandung, bukan pada saat kas diterima atau dibayar oleh kas daerah.
d) Asas Bruto, berarti pengakuan serta pencatatannya tidak diperkenalkan secara netto, penerimaan setelah dikurangi pengeluaran pada suatu unit organisasi.
4.3. Basis Pengukuran Yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
Beberapa informasi penting yang perlu disajikan, sehubungan dengan basis pengukuran yang mendasari Penyusunan Laporan Keuangan adalah sebagai berikut :
1. Penyusunan Neraca Kecamatan Regol Kota Bandung menganut Substansi mengungguli bentuk formalnya (substansi overform).
2. Asas yang digunakan adalah akrual yang dimodifikasi (modified accrual basis)/ kas yang dimodifikasi (modified cash basis).
3. Periode akuntansi yang digunakan dalam penyusunan Neraca Kecamatan Regol Kota Bandung adalah tahun anggaran (1 Januari sampai dengan 31 Desember 2014).
4. Aset adalah sumber daya ekonomis yang dimiliki atau dikuasai oleh Pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan /atau social di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh Pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber daya yang dipelihara karena alas an sejarah dan budaya.
5. Kas
Pencatatan Kas menggunakan asas dasar kas
Kas di bendahara dinyatakan dalam rupiah. Jika terdapat kas dalam valuta asing, maka harus dikonversikan berdasarkan nilai kurs pada tanggal transaksi. Pada akhir tahun, kas di bendahara dalam valuta asing dikonversi ke dalam rupiah menggunakan kurs pada tanggal neraca. Nilai kurs pada tanggal neraca adalah hasil Kas Opname di
masing-masing bendahara.
6. Piutang
Piutang adalah hak atau klaim kepada pihak ketiga yang diharapkan dapat dijadikan kas dalam satu periode akuntansi.
Piutang adalah transaksi yang terjadi antara Pemda dengan pihak ketiga, dapat berupa penjualan barang, kewajiban kepada Pemda yang belum dilunasi, seperti pajak/retribusi atau pinjaman uang yang belum dilunasi pada saat pencatatan.
Piutang dinilai sebesar nilai nominal.
Pengakuan Piutang Pajak/Retribusi diakui sebagai piutang apabila telah diterbitkan dasar ketetapan pajak/retribusi yaitu Surat Keputusan Pajak Daerah/Surat Keputusan Retribusi Daerah (SKPD/SKRD).
7. Persediaan
Persediaan adalah barang yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual/diserahkan dalam rangka pelayanan masyarakat.
Persediaan dicatat pada akhir periode akuntansi dihitung berdasarkan hasil inventarisasi fisik persediaan. Persediaan dinilai dalam neraca dengan cara :
- Harga pembelian terakhir apabila diperoleh dengan pembelian
- Harga standar bila diperoleh dengan memproduksi sendiri
- Harga/nilai wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi
Jenis-jenis persediaan :
Persediaan Habis Pakai, adalah barang-barang yang bekas penggunaannya tidak dapat digunakan kembali, misalnya ATK. Persediaan Tak Persediaan Tak Habis Pakai, adalah persediaan
yang dapat digunakan berulang kali, missal file box.
Persediaan Bekas Pakai, adalah persediaan bekas pakai yang masih dapat digunakan.
Persediaan Untuk Dijual, misalnya aspal dalam drum, obat-obatan, alat-alat kedokteran, bibit, benih ikan, dsb.
8. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah dalam BUMN/D atau lembaga keuangan Negara dicatat sebesar jumlah yang dibayar oleh pemerintah daerah untuk penyertaan modal tersebut baik di dalam atau di luar negeri serta pada lembaga-lembaga keuangan dimana pemerintah daerah memiliki kepentingan yang berdasarkan perjanjiannya dinyatakan sebagai penyertaan modal.
9. Aset Tetap
Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi atau 1 (satu) tahun untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah daerah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset tetap dapat diperoleh dari dana yang bersumber dari sebagian atau seluruh APBD melalui pembelian, pembangunan, hibah atau donasi, pertukaran dengan aset lainnya dan atau sitaan atau rampasan.
Kebijakan penilaian aset tetap telah mengacu pada PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang menyatakan bahwa penyusunan Neraca Awal menggunakan nilai wajar pada saat penyusunan. Dalam hal penyusutan Aset Tetap, penerapan akuntansi penyusutan belum dilakukan karena kebijakan akuntansi mengenai masa manfaat aset dan metode penyusutan belum ditetapkan.
10. Konstruksi dalam Pengerjaan
Konstruksi dalam pengerjaan baru dapat dicatat sebagai aset daerah pada saat biaya telah dikeluarkan. Konstruksi dalam pengerjaan dinyatakan dalam neraca dengan nilai historis, yaitu harga perolehan. Bila biaya perolehan suatu konstruksi dalam pengerjaan dinyatakan dalam valuta asing, maka nilai rupiah aset itu akan ditetapkan berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) pada saat perolehan.
Konstruksi dalam pengerjaan dinilai berdasarkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) yang diterbitkan atas pekerjaan tersebut.
11.Dana Bergulir
Dana bergulir adalah program berupa bantuan pinjaman penyaluran dana kepada pihak ketiga sesuai dengan program Pemda. Pengelolaan dana tersebut diserahkan kepada Tim teknis/Bank Jabar Cabang Kota Bandung. Jumlah yang dicatat di neraca adalah sebesar dana yang telah diserahkan dari Pemda ke Timnis/Bank Jabar.
12.Kewajiban Jangka Pendek
Merupakan utang lancar yang harus dibayar kembali atau akan jatuh tempo dalam satu periode akuntansi atau 12 (dua belas) bulan sejak tanggal neraca. Dibukukan sebesar nilai nominal.
Utang dalam valuta asing (valas) dikonversikan ke rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) pada tanggal transaksi terdiri dari :
Bagian Lancar (BL) Utang kepada Pemerintah Pusat.
Merupakan Bagian Utang Jangka Panjang kepada Pemerintah Pusat, yang dipindahkan ke Utang Jangka Pendek karena akan jatuh tempo dalam satu periode akuntansi atau 12 (dua belas) bulan sejak tanggal neraca.
Utang Perhitungan Pihak Ketiga
Merupakan utang jangka pendek kepad pihak ketiga yang akan jatuh tempo dalam periode akuntansi.
Utang Bunga, Denda, dan Commitment Fee
Utang Bunga adalah beban bunga yang harus dibayar oleh Pemda kepada Lender melalui DP3 karena telah menarik pinjaman dengan tarif suku bunga tertentu, dimana pembayarannya telah jatuh tempo.
Denda adalah kewajiban yang timbul karena Pemda tidak dapat melunasi angsuran pokok utang maupun bunganya dengan presentase tertentu secara tepat waktu sesuai perjanjian pinjaman yang telah disepakati kedua belah pihak.
Commitment Fee adalah kewajiban yang harus dibayar oleh
Pemda sebesar presentase tertentu terhadap jumlah pinjaman yang belum/tidak ditarik sampai dengan waktu yang telah disepakati dalam perjanjian pinjaman.
13.Kewajiban Jangka Panjang
Merupakan utang lancar yang harus dibayar kembali atau akan jatuh tempo lebih dari satu periode akuntansi. Kewajiban jangka panjang dapat berasal dari luar negeri maupun dalam negeri. Kewajiban jangka panjang diakui pada saat dana tersebut diterima dan dibukukan sebesar nilai nominal. Utang dalam valuta asing (valas) dikonversikan ke rupiah berdasarkan nilai tukar (Kurs Tengah BI) pada tanggal transaksi.
Utang kepada Pemerintah
Utang jangka panjang kepada pemerintah pusat, untuk tenggang waktu lebih dari satu periode akuntansi.
Utang Bunga Jangka Panjang merupakan utang atas bunga pinjaman jangka panjang yang pembayaran bunganya belum jatuh tempo.
14.Ekuitas Dana
Merupakan kekayaan bersih pemerintah daerah yang merupakan selisih antara aset dengan utang pemerintah.
Ekuitas Dana Lancar
Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara jumlah nilai aset lancer dengan nilai hutang lancar. Ekuitas Dana Lancar, terdiri atas Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA), Cadangan untuk Piutang, Cadangan untuk Persediaan dan Dana yang harus disediakan untuk pembayaran hutang jangka pendek.
Ekuitas Dana Investasi
Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara jumlah nilai investasi jangka panjang, aset tetap, aset lainnya (tidak termasuk Dana Cadangan) dengan jumlah nilai hutang jangka panjang. Ekuitas Dana yang diinvestasikan meliputi dana yang; Diinvestasikan dalam Investasi Permanen, Diinvestasikan dalam Aset Tetap, Diinvestasikan dalam Aset Lainnya, dan sebagai perkiraan yang harus disediakan untuk pembayaran hutang jangka panjang.
Ekuitas Dana Cadangan
Diinvestasikan dalam dana cadangan merupakan ekuitas dana yang dicadangkan untuk tujuan tertentu. Jadi perkiraan ini merupakan pasangan perkiraan dana cadangan.
4.4. Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan Dengan Ketentuan Yang Ada Dalam Standar Akuntansi Pemerintahan
4.4.1. Kebijakan Akuntansi Anggaran
(1) Kebijakan akuntansi anggaran bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi anggaran mencakup definisi, pengakuan dan pengukuran/penilaian.
(2) Anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan Kota Bandung meliputi rencana pendapatan, belanja dan pembiayaan yang dikur dalam satuan mata uang rupiah dan disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistematis untuk satu periode.
(3) Akuntansi anggaran merupakan teknik pertanggungjawaban dan pengendalian manajemen yang digunakan untuk membantu pengelolaan pendapatan, belanja dan pembiayaan.
(4) Anggaran diakui pada saat ditetapkan oleh kepala daerah atau pejabat yang berwenang selaku pejabat/pelaksana tugas kepala daerah menjadi Peraturan Daerah tentang APBD dan Peraturan Kepala Daerah tentang penjabaran APBD serta pada saat anggaran.
4.4.2. Kebijakan Akuntansi Pendapatan
(1) Kebijakan akuntansi pendapatan bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi pendapatan mencakup definisi, pengakuan, pengukuran/penilaian dan pengungkapan pendapah yang menambah pendapatan .
(2) Pendapatan adalah semua penerimaan kas daerah yang menambah ekuitas dana dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak Pemerintah Kota Bandung dan tidak perlu dibayar kembali oleh Pemerintah Kota Bandung.
(3) Pendapatan diklasifikasikan menurut sumber dan pusat pertanggungjawaban. Sumber pendapatan dirinci berdasarkan kelompok, jenis dan obyek pendapatan, sedangkan pusat pertanggungjawaban dirinci berdasarkan bagian atau fungsi dan unit organisasi Pemerintah Kota Bandung.
(4) Pendapatan mencakup pendapatan asli daerah (PAD). Dana Perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah.
(5) Akuntansi dan pembukuan pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto dan tidak mencatat jumlah nettonya.
(6) Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang (recurring) atas penerimaan pendapatan pada periode pendapatan meupun periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang pendapatan periode berkenaan.
(7) Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (nonrecurring) atas penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan dibukukan sebagai pengurang pendapatan pada periode yang sama.
(8) Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang ekuitas dana lancar pada periode ditemukan koreksi dan pengembalian tersebut.
(9) Pendapatan diukur dengan mata uang rupiah pada saat kas diterima. Apabila pendapatan diukur dengan mata uang asing, maka harus dikonversikan kedalam mata uang rupiah pada saat kas diterima. Apabila pendapatan diukur dengan mata uang asing, maka harus dikonversikan kedalam mata uang rupiah berdasarkan kurs tengah BI pada saat terjadi pendapatan.
4.4.3. Kebijakan Akuntansi Belanja
(1) Kebijakan akuntansi belanja bertujuan untuk mengatur perlakukan akuntansi belanja mencakup definisi, pengakuan, pengukuran/penilaian dan pengungkapan belanja.
(2) Belanja adalah semua pengeluaran kas daerah yang mengurangi ekuitas dana dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh Pemerintah Kota Bandung atau sebagai penurunan aktiva dan atau kenaikan utang yang digunakan untuk berbagai kegiatan pemerintahan dalam suatu periode akuntansi.
(3) Belanja diklasifikasikan menurut urusan pemerintahan sebagai urusan wajib dan urusan pilihan, serta menurut fungsi dan pusat pertanggungjawaban. Penggunaan belanja dirinci berdasarkan kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek belanja, sedangkan pusat pertanggungjawabannya dirinci berdasarkan bidang atau fungsi dan unit organisasi Pemerintah Kota Bandung.
(4) Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Kas Daerah, yang menjadi beban daerah dan pada saat SPJ disahkan.
(5) Kelompok belanja tidak langsung merupakan belanja administrasi umum yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan pemerintahan pada SKPD berkenaan.
(6) Kelompok belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan pemerintahan pada SKPD berkenaan.
(7) Belanja barang dan jasa digunakan untuk pengeluaran pembelian/pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (duabelas) bulan dan/atau pemakaian jasa dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah.
(8) Belanja modal digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (duabelas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan daerah.
(9) Belanja barang dan jasa serta belanja modal diakui pada saat aktiva atau jasa yang dibeli telah diterima dan/atau hak kepemilikannya telah berpindah.
(10) Koreksi atas pengeluaran belanja (penerimaan kembali belanja), yang terjadi pada periode pengeluaran belanja dibukukan sebagai pengurang belanja. Apabila diterima pada periode berikutnya dibukukan sebagai penambah ekuitas dana lancar (menambah pendapatan lainnya).
(11) Belanja diukur dengan menggunakan mata uang rupiah pada saat terjadi pengeluaran kas. Belanja yang diukur dengan mata uang asing harus dikonversikan ke dalam mata uang rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia pada saat terjadinya belanja.
4.4.4. Kebijakan Akuntansi Aset
(1) Kebijakan akuntansi aset bertujuan mengatur perlakuan akuntansi aset meliputi definisi, pengakuan, penguikuran/penilaian dan pengungkapan aset.
(2) Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh Pemerintah Kota Bandung sebagai akibat peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi/social di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh Pemerintah Kota Bandung maupun masyarakat serta dapat diukur dalam satuan mata uang. Dalam pengertian ini yang dimaksud aset Premerintah Kota Bandung tidak mencakup hutan alam, kekayaan dalam laut, maupun kandungan tambang yang belum diolah oleh Pemerintah Kota Bandung.
(3) Aset disini mencakup juga aset-aset yang dikuasai Pemerintah Kota Bandung namun belum didukung dengan bukti kepemilikan formal
yang sah, termasuk sumber-sumber daya yan dipelihara karena alas an sejarah dan budaya. Tujuannya untuk menjaga kelengkapan, keamanan dan kelestarian aset agar semua aset terdaftar dan terawasi.
(4) Aset bersejarah tidak harus diungkap dalam neraca namun aset tersebut harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan, nilai perolehan ataupun nilai wajar tidak harus diungkapkan, namun biaya rekonstruksi, pemeliharaan harus dibebankan sebagai belanja tahun terjadinya pengeluaran.
(5) Suatu aset dapat diakui dan dicatat dalam akuntansi kala aset tersebut mempunyai manfaat ekonomi masa depan dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
(6) Semua aset yang tecatat dalam neraca harus diukur jilainya dengan satuan uang rupiah, jika terdapat aset yang diperoleh dengan mata uang asing harus dikonesikan ke dalam mata uang rupiah berdasarkan kjurs tengah Bank Indonesia.
(7) Untuk pertanggungjawaban, aset dinilai dengan menggunakan biaya perolehan, dimana jika biaya perolehan tidak diketahui digunakan penaksiran atau nilai wajar atas biaya perolehan aset yang bersangkutan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
(8) Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar yang diberikan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau suatu konstruksi mencerminkan seluruh biaya yang dikeluarkan sampai dengan aset tersebut dalam kondisi dan tempat siap untuk dipergunakan.
(9) Aset tidak dicatat dan tidak diakui jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin dieroleh Pemerintah Kota Bandung setelah periode akuntansi berjalan.
(10) Aset diakui pada saat timbulnya, diterimakan atau diserahkan hak kepemilikannya dan/atau pada saat penguasaannya berpindah. (11) Aset dicatat sebesar pengeluaran kas atau sebesar nilai wajar dari
imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebnut. Pengakuan aset dalam akuntansi terjadi bersamaan dengan perolehan aset yang bersangkutan.
(12) Aset diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam aktifitas operasi Pemerintah Kota Bandung.
BAGIAN V
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN
Berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran sampai dengan 31 Desember 2014, Realisasi Belanja pada Kecamatan Regol berjumlah Rp. 12.435.768.662,00 atau 95,64 % dari anggaran Tahun 2014 sebesar Rp. 13.003.041.300,00 sehingga terdapat surplus sebesar Rp. 567.272.638,00
Neraca Kecamatan Regol Kota Bandung yang menyajikan informasi mengenai posisi aktiva, kewajiban dan ekuitas dana per 31 Desember 2014, ditutup dengan jumlah akhir sebesar Rp 20.109.272.105,00 atau naik 10,14% dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2013 sebesar Rp. 18.257.563.535,00 .
Nilai Aset sebesar Rp. Rp 20.109.272.105,00 tersebut terdiri dari aset lancar sebesar Rp. 6.458.000,00 dan asset tetap Rp. 19.265.687.099,00 dan asset lainnya sebesar Rp. 837.127.006,00 sedangkan jumlah kewajiban jangka pendek sebesar Rp. 1.000.000,00 dan ekuitas dana sebesar Rp. 20.102.814.105,00 terdiri atas ekuitas dana lancar sebesar Rp. 5.458.000,00, ekuitas dana investasi sebesar Rp. 20.102.814.105,00.
Adapun Rincian dan Penjelasan Masing-Masing Pos Laporan Keuangan
1. PENJELASAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Realisasi Belanja tahun 2014 adalah sebesar Regol berjumlah Rp. 12.435.768.662,00 atau 95,64 % dari anggaran Tahun 2014 sebesar Rp. 13.003.041.300,00 .
Adapun realisasi belanja tahun 2014 terdiri atas ; (2.1) Belanja Operasi
Realisasi Belanja Operasi tahun 2014 adalah sebesar Rp. 10.725.604.712,00,00 atau 95,13 % dari anggaran tahun 2014 sebesar Rp 11.274.681.300,00.
Realisasi Belanja Operasi sebesar Rp 10.725.604.712,00 terdiri dari :
Belanja Pegawai sebesar Rp 7.929.002.842,00 atau 94,62% dari anggaran sebesar Rp. 8.380.116.300,00
Belanja Barang sebesar Rp 2.796.601.870,00 atau 96,62 % dari anggaran sebesar Rp 2.894.565.000,00.
(2.2) Belanja Modal
Realisasi Belanja Modal untuk tahun anggaran 2014 adalah sebesar Rp 1.710.163.950,00 atau 98,95% dari anggaran tahun 2014 sebesar Rp 1.728.360.000,00,00.
Realisasi Belanja Modal sebesar Rp1.710.163.950,00 terdiri dari Belanja Peralatan dan Mesin sebesar Rp. 535.540.500,00 atau 98,05 % dari anggaran sebesar Rp. 546.170.000,00 dan Belanja Bangunan dan Gedung sebesar Rp. 1.174.623.450,00 atau 99,36 % dari anggaran sebesar Rp. 1.182.190.000,00.
2. PENJELASAN POS-POS NERACA
Pos-pos pada Neraca terdiri atas : Tahun 2014 Tahun 2013
1) Kas ... 0,00 0,00
Saldo kas per 31 Desember 2014 dan 2013 masing - masing sebesar Rp.0,00 Saldo per 31 Desember 2014 sebesar Rp.0,00 dapat dilihat dalam lampiran h ( Berita Pemeriksaan Kas) dan lampiran l ( fotocopy saldo buku bank per 31 Desember 2014).
Mutasi kas daerah selama tahun 2014 adalah sebagai berikut :
- Saldo kas daerah per 31 Desember 2013 Rp 0,00 - Arus kas masuk Rp 16.217.704.713,00 - Arus kas keluar Rp. (16.217.704.713,00) - Saldo kas daerah per 31 Desember 2013 Rp 0,00
Tahun 2014 Tahun 2013
2) Investasi Jangka Pendek ... 0,00 0,00
Saldo investasi jangka pendek baik pada tanggal 31 Desember 2014 maupun tanggal 31 Desember 2012 jumlahnya nihil .
Tahun 2014 Tahun 2013
3) Piutang ... 0,00 0,00
Seperti investasi jangka pendek, jumlah Piutang per 31 Desember 2014 dan per 31 Desember 2013 jumlahnya nihil .
... Tahun 2014 Tahun 2013
4) Piutang lainnya ... 0,00 0,00
Seperti investasi jangka pendek, jumlah Piutang per 31 Desember 2014 dan per 31 Desember 2013 jumlahnya nihil .
Tahun 2014 Tahun 2013
5) Biaya Dibayar Dimuka ... 0,00 12.750.000,00
Untuk Tahun 2014 Biaya Dibayar dimuka nilainya sudah Rp. 0,00 karena merupakan sisa biaya atas sewa gedung untuk bulan Januari 2014 bulan Pebruari 2014 yang pernah dibayarkan pada bulan Juli 2013 sebesar Rp. 51.000.000,00 sehingga bila kita hitung maka biaya sewa tiap bulan menjadi Rp. 6.375.000,00 sehingga pada akhir tahun 2013 masih terdapat sewa dibayar dimuka untuk dua bulan sebesar Rp. 12.750.000,00
... Tahun 2014 Tahun 2013
6) Persediaan... 6.458.000,00 4.377.500,00
Saldo Persediaan per 31 Desember 2014 dan 2013 senilai Rp. 6.458.000,00 dan Rp 4.377.500,00 yang merupakan persediaan yang ada pada bendahara barang. Saldo persediaan per 31 Desember diatas semuanya berupa Persediaan Habis Pakai, yang berupa Alat Tulis Kantor dan Barang Cetakan untuk tahun 2014 yang dikelola oleh Bendahara Penyimpan Barang yang berada di :
a. Kecamatan Regol Rp. 2.319.500,00 b. Kelurahan Cigereleng Rp. 508.500,00 c. Kelurahan Ancol Rp. 610.000,00 d. Kelurahan Pungkur Rp. 790.000,00 e. Kelurahan Balonggede Rp. 389.000,00 f. Kelurahan Ciseureuh Rp. 545.000,00 g. Kelurahan Ciateul Rp. 580.000,00 h. Kelurahan Pasirluyu Rp. 716.000,00
( Data adapada lampiran Berita Acara Pemeriksaan Persediaan )
Adapun rincian dari persediaan terdiri dari :
a. Alat Tulis Kantor Rp. 3,673.000,00
b. Barang Cetakan Rp. 2.785.000,00
( Lampiran Berita Acara Rekonsiliasi Belanja Barang dan Jasa, Barang-barang habis pakai dan aktiva persediaan )
Tahun 2014 Tahun 2013
7) Investasi Non Permanen ... 0,00 0,00
Seperti investasi jangka pendek, jumlah Investasi Non Permanen per 31 Desember 2014 dan per 31 Desember 2013 jumlahnya nihil .
Tahun 2014 Tahun 2013
8) Investasi Permanen ... 0,00 0,00
Seperti investasi non permanen , jumlah Investasi Permanen per 31 Desember 2014 dan per 31 Desember 2013 jumlahnya nihil .
Tahun 2014 Tahun 2013
9) ASET TETAP 19.265.687.099,00 17.503.344.0299,00
Saldo Aset Tetap per 31 Desember 2014 dan 2013
berjumlah Rp. 19.265.687.099,00 dan Rp.
17.503.344.029,00
Mutasi aset tetap selama 2014 terdiri dari:
- Saldo per 31 Desember 2013 Rp. 17.503.344.029,00 - Penambahan ... Rp 1.862.378.070,00 - Jumlah asset tersedia Rp 19.365.722.099,00 - Pengurangan ……… .. Rp. 100.035.000,00 - Saldo per 31 Desember 2014 Rp 19.265.687.099,00
Aset Tetap per 31 Desember 2014 tersebut terdiri dari :
- Tanah ... Rp. 9.783.260.000,00 - Peralatan dan Mesin Rp 3.749.884.621,00 - Gedung dan Bangunan ... Rp 5.686.257.728,00 - Jalan, Jaringan dan Irigasi Rp. 22.640.000,00 - Aset Tetap Lainnya ... Rp 23.644.750,00 - Jumlah... Rp. 19.152.437.099,00
Penambahan aset tetap sebesar Rp 1.862.378.070,00 terdiri atas :
a. Penambahan dari Realisasi Belanja Modal sebesar Rp. 1.702.053.070,00 terdiri dari Belanja peralatan dan Mesin Sebesar Rp. 535.540.500,00 dan Belanja Gedung dan Bangunan sebesar Rp. 1.166.512.570,00 bila dibandingkan dengan realisasi keuangan sejumlah Rp. 1.710.163.950,00 ( laporan realisasi anggaran tahun 2014 ) terdapat selisih sebesar Rp. 8.110.880,00 merupakan belanja gedung dan bangunan yang tidak dikapitalisasi dikarenakan nilainya dibawah Rp. 10.000.000,00 , Belanja ini merupakan belanja modal pembuatan shelter sepeda di Kelurahan Ciateul.
b. Penambahan dari Mutasi Modal dari SKPD Lainnya sebesar Rp. 160.325.000,00 terdiri dari :
Penambahan Sepeda Motor Roda -3 , Merk Kaisar Type Triseda XP Cargo SP, Warna Kuning No.Polisi D 5710 E, Nomor Rangka
MGDT15MKTDJ003889, Nomor Mesin
162MJD1485203 Tahun Pembuatan 2013 sebesar Rp. 30.200.000,00 ( Mutasi dari Bagian Bagumpal ).
Penambahan Sepeda Motor Roda-2 , Merk Honda Type Vario Techno CBS 155, Warna Merah, No, Polisi D 6360 E, Nomor Rangka MH1JFF111EK395924, Nomor Mesin JFF1E 1395461 Tahun Pembuatan 2014, sebesar Rp. 16.875.000,00 ( Mutasi dari Provinsi Jawa Barat )
Penambahan Sepeda Motor Roda -3 , Merk Kaisar Type Triseda sebanyak 3 unit @ Rp. 37.750.000,00 total Rp. 113.250.000,00 ( Mutasi dari BPLH).
c. Pengurangan aset tetap sebesar Rp 100.035.000,00 terdiri atas :
Hilangnya Kendaraan Roda-4, Merk Suzuki, Type Future PickUp Nomor Polisi D 8857 C, Tahun Pembuatan 2013, Warna Hitam,
Nomor Rangka MHYESL415DJ277345,
Nomor Mesin G 15AID896523, Nomor
BPKB K00624731, Pemegang Lurah
Balonggede a.n. Mohamad Sohib,S.IP senilai Rp. 91.505.000,00
Hilangnya Laptop Merk HP Type Pavilin 64-1311TV Tahun Pembelian 2012 sebesar Rp.8.530.000,00
... B Tahun 2014 Tahun 2013
10) ASET TIDAK BERWUJUD 4.886.906,00 4.886.906,00
Saldo Aset Tidak Berwujud per 31 Desember 2014 dan 2013 berjumlah Rp. 4.886.906,00 dan Rp 4.886.906,00 Mutasi aset tidak berwujud selama 2014 terdiri dari:
- Saldo per 31 Desember 2013 Rp 4.886.906,00 - Penambahan ... Rp 0,00 - Saldo per 31 Desember 2014 Rp 4.886.906,00
Aset Tidak Berwujud merupakan pengadaan pada tahun 2011 yang berupa software computer windows 7 home basic sebesar Rp. 1.115.733,00 dan software computer office pro 2010 original sebesar Rp. 3.771.173,00 yang merupakan software dari computer yang diberikan oleh POKJANAL ke Kecamatan.
... Tahun 2014 Tahun 2013
11) ASET RUSAK BERAT/
PROSES PENGHAPUSAN 832.240.100,00 732.205.100,00
Saldo Aset Rusak Berat / Proses Penghapusan per 31 Desember 2014 dan 2013 berjumlah Rp. 832.240.100,00 dan Rp 732.205.100,00
Mutasi aset rusak berat/proses penghapusan selama 2014 terdiri dari:
- Saldo per 31 Desember 2013 Rp 732.205.100,00
- Penambahan ... Rp 100.035.000,00 - Saldo per 31 Desember 2014 Rp 832.240.100,00
Rincian asset rusak berat/proses penghapusan terdiri dari:
a. Gedung Kantor Kecamatan Regol yang
dihancurkan pada tahun 2013 dengan nilai buku sebesar Rp. 640.700.100,00
b. Kendaraan Roda-4 Merk Suzuki Type Futura Pick-Up yang hilang pada tahun 2013, pemegang Lurah Cisureuh a.n. Hj.Wahjuni Setyo Utami dengan nilai buku sebesar Rp. 91.505.000,00.
c. Kendaraan Roda-4 Merk Suzuki Type Futura Pick-Up yang hilang pada tahun 2014, pemegang Lurah Balonggede a.n. Mohamad Sohib, S.IP dengan nilai buku sebesar Rp. 91.505.000,00.
d. Laptop Merk HP Type Pavilin 64-1311TV Tahun Pembelian 2012 dengan nilai buku sebesar Rp.8.530.000,00
... Tahun 2014 Tahun 2013
12) KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 1.000.000,00 0,00
Saldo Kewajiban Jangka Pendek per 31 Desember 2014 dan 2013 senilai Rp. 1.000.000,00 dan Rp 0.00.
Hutang Jangka Pendek sebesar Rp. 1.000.000,00 merupakan hutang honorarium kepada Team Pengadaan Barang dan Jasa Kegiatan Pentaan Taman di Kelurahan Balonggede yang belum dibayarkan pada akhir tahun 2014.( Data lampiran r )
... Tahun 2014 Tahun 2013
13) KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 0,00 0,00
Saldo Kewajiban Jangka Panjang per 31 Desember 2014 dan 2013 senilai Rp. 0,00 dan Rp 0.00.
... Tahun 2014 Tahun 2013
14) CADANGAN UNTUK BIAYA DIBAYAR DIMUKA 0,00 12.750.000,00
Saldo Cadangan Untuk Biaya Dibayar Dimuka per 31 Desember 2014 dan 2013 senilai Rp.0,00 dan Rp 17.127.500,00 merupakan cadangan untuk pembayaran uang sewa gedung yang dibayar dimuka.
Untuk Tahun 2014 Cadangan untuk Biaya Dibayar dimuka nilainya sudah Rp. 0,00 karena merupakan sisa cadangan biaya atas sewa gedung untuk bulan Januari 2014 bulan Pebruari 2014 yang pernah dibayarkan pada bulan Juli 2013 sebesar Rp. 51.000.000,00 sehingga bila kita hitung maka biaya sewa tiap bulan menjadi Rp. 6.375.000,00 sehingga pada akhir tahun 2013 masih terdapat sewa dibayar dimuka untuk dua bulan sebesar Rp. 12.750.000,00
Tahun 2014 Tahun 2013
15) Cadangan Untuk Persediaan ... 6.458.000,00 4.377.500,00
Saldo Cadangan Untuk Persediaan per 31 Desember 2014 dan 2013 senilai Rp.6.458.000,00 dan Rp 4.377.500,00 merupakan contra rekening dari persediaan.
Saldo akhir per tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp 6.458.000,00 merupakan cadangan persediaan akhir tahun .
Tahun 2014 Tahun 2013
16) Dana Yang Harusi Disediakan untuk
Pembayaran Utang Jangka Pendek ... ( 1.000.000,00) 0,00
Saldo Cadangan Untuk Persediaan per 31 Desember 2014 dan 2013 senilai Rp.( 1.000.000,00) dan Rp 0,00 merupakan dana untuk pembayaran hutang jangka pendek berupa hutang honorarium untuk team PPBJ.
Tahun 2014 Tahun 2013
17) EKUITAS DANA INVESTASI
(DIINVESTASIKAN DALAM AKTIVA TETAP) 19.265.687.099,00 17.503.344.029,00
Saldo Ekuitas Dana Yang Diinvestasikan dalam aktiva tetap per 31 Desember 2014 dan 2013 senilai Rp 19.265.687.0990 dan Rp. 17.503.344.029,00
Ekuitas dana ini merupakan contra rekening dari aktiva tetap.
Tahun 2014 Tahun 2013
18) EKUITAS DANA INVESTASI
(DIINVESTASIKAN DALAM ASET TETAP LAINNYA
/ TIDAK TERMASUK DANA CADANGAN) 837.127.006,00 737.092.006,00
Saldo Ekuitas Dana Yang Diinvestasikan dalam aktiva tetap lainnya berupa aset yang dalam proses penghapusan per 31 Desember 2014 dan 2013 senilai Rp 837.127.006,00 dan Rp. 737.092.006,00
Ekuitas dana ini merupakan contra rekening dari Aset Rusak Berat/Proses Penghapusan.
BAGIAN VI
PENJELASAN ATAS INFORMASI-INFORMASI
NON KEUANGAN SKPD
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah membawa dampak terhadap perubahan Struktur Organisasi pada Kecamatan Regol Kota Bandung yaitu dengan lahirnya Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.
6.1. Susunan Organisasi Kecamatan Regol Kota Bandung BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
KECAMATAN REGOL KELURAHAN CAMAT Drs. ASEP HARYADI NIP. 19590507 198503 1 010 SEKRETARIS Drs. BIRA GUMBIRA,S.STP,M.Si NIP. 19750503 199603 1 002 SEKSI PEMERINTAHAN FATTAH HIDAYAT, BA NIP. 19610708 198409 1 002 SEKSI PENDIDIKAN & KEMASYARAKATAN Drs. MOCH. INDRATNO NIP 19690629 199010 1 001 SEKSI KEAMANAN & KETERTIBAN ASEP MUSLIHAT NIP 19611225 198603 1 009 KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUB.BAG.UMUM & KEPEGAWAIAN
INE AGUSTINA, M.Si
NIP. 19760606 200312 2 020
SUB.BAG.BAG. PROGRAM & KEUANGAN
Dra. WINIARNI
NIP. 19630525 198303 2 005
SEKSI EKBANG & LH Dra. IDA DARYATI
NIP 19650411 198901 2 002 SEKSI PELAYANAN Drs. H.KODIR H HERYANTO NIP 19591130 198603 1 009 KELURAHAN
6.2. Keadaan Pegawai
Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Kecamatan Regol Kota Bandung, keadaan pegawai pada tanggal 31 Desember 2014 sebanyak 68 orang, dengan komposisi sebagai berikut : NO SKPD Eselon Fungsional Pelaksana Jumlah II III IV IV III II I 1 Kecamatan Regol 2 7 3 5 17 2 Kelurahan Cigereleng 6 - 6 3 Kelurahan Ancol 6 3 9 4 Kelurahan Pungkur 4 3 7 5 Kelurahan Balonggede 6 - 6 6 Kelurahan Ciseureuh 6 1 1 8 7 Kelurahan Ciateul 6 1 1 8 8 Kelurahan Pasirluyu 6 1 7 JUMLAH 2 47 5 14 68
BAGIAN VII
PENUTUP
Catatan atas Laporan Keuangan ( CALK ) yang merupakan salah satu bagian dari Laporan Keuangan APBD Kota Bandung tahun 2014, disusun dengan mengacu pada Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Pemerintah No 24 Tahun 2005, tentang Standar Akuntansi Pemerintah ( SAP )
Namun demikian Catatan Atas Laporan Keuangan ini tetap disusun dengan mengungkapkan beberapa penjelasan terhadap Laporan Keuangan secara keseluruhan sehingga diharapkan dapat dengan mudah dibaca dan dipahami oleh pembaca secara luas, tidak terbatas hanya untuk pembaca tertentu ataupun hanya manajemen entitas pelaporan.
Semoga dengan tersusunnya Catatan Atas Laporan Keuangan ini dapat memberikan penjelasa dan informasi yang berguna sebagai media pertanggungjawaban serta sebagai upaya untuk lebih meningkatkan kinerja Keuangan Lingkup Pemerintah Kota Bandung.
Bandung, 4 Juni 2015 Camat Regol
Drs. ASEP HARYADI, M.Si