• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Perpustakaan dan Perpustakaan Perguruan Tinggi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Perpustakaan dan Perpustakaan Perguruan Tinggi"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Perpustakaan dan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Seiring dengan berkembangnya zaman dan sistem informasi, perpustakaanpun telah berkembang menjadi sebuah tempat sumber informasi yang sangat dicari oleh pemustaka untuk pemenuhan kebutuhan informasinya.

Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007, Tentang Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan karya rekam secara professional dengan system yang baku guna memenui kebutuhan, pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka.

Perpustakaan dalam bahasa Arab disebut maktabah, bibliotheca (B.Italia), bibliotheque (B.Perancis), bibliothek (B.Jerman), bibliotheek (B.Belanda). Perpustakaan merupakan sistem informasi yang dalam prosesnya terdapat aktivitas pengumpulan, pengolahan, pengawetan, pelestarian, dan penyajian. Bahan informasi ini antara lain bahan cetak, non cetak, maupun bahan lainnya yang merupakan produk intelektual maupun artistik manusia. Dikemukakan oleh Lasa HS, ( 2009:262)

Seperti yang di jelaskan juga oleh Qalyubi, (2007:287) bahwa:

Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunak

(2)

Perpustakaan bertujuan memberikan layanan kepada pemustaka, meningkatkan kegemaran membaca, serta memperluas wawasan dan pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Sedangkan, Darmono (2007:3) mengemukakan bahwa:

erpustakaan adalah salah satu unit kerja yang berupa tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola dan mengatur koleksi bahan pustaka secara sistematis untuk digunakan oleh pemustaka sebagai sumber informasi sekaligus sebagai sar

Selain itu menurut Sulistyo-Basuki, (1991:3):

erpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya menurut tatasusunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual. Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa perpustakaan merupakan tempat tumpukan buku tanpa mengetahui pasti ciri dan fungsi perpustakaan. Adabeberapa ciri yang perlu diketahui oleh masyarakat diantaranya adalah tersedianya koleksi, sarana prasarana, pustakawan dan pengunjun

Yang membedakan jenis perpustakaan adalah tujuan perpustakaannya, koleksi yang tersedia, masyarakat yang dilayani, dan badan atau pihak yang berwenang menyelenggarakan perpustakaan tersebut. Salah satu jenis perpustakaan Menurut IFLA (Internasional Federation of Library Association) adalah Perpustakaan Perguruan Tinggi. Berikut beberapa definisi dari Perpustakaan Perguruan Tinggi:

Perpustakaan perguruan tinggi merupakan unsur penunjang perguruan tinggi yang bersama-sama dengan unsur penunjang lainnya berperan serta dalam melaksanakan tercapainya visi dan misi perguruan tingginya. Yang dimaksud perguruan tinggi adalah Universitas, Institut, Sekolah Tinggi, Akademi, Politeknik, dan perguruan tinggi lainnya yang sederajat.

(3)

Adapun tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah mengembangkan koleksi mengolah dan merawat, memberi layanan, serta melaksanakan administrasi perpustakaan. Perpustakaan Perguruan Tinggi, Buku Pedoman, (2004:3). Selanjutnya, berdasarkan Sutarno (2003:35) mendefenisikan sebagai berikut:

dalam suatu perguruan tinggi dan sederajad yang berfungsi mencapai Tri Dharma Perguruan Tinggi, sedangkan pemustakanya adalah seluruh sivitas akademika .

Dan selanjutnya Sjahrial-Pamuntjak (2000:4) menjelaskan, perpustakaan perguruan tinggi adalah Perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan tinggi, baik yang berupa perpustakaan universitas, perpustakaan fakultas, perpustakaan akademi, perpustakaan sekolah tinggi.

Perpustakaan perguruan tinggi ialah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan bawahannya, maupun lembaga yang berfaliasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu pergururan tinggi mencapai tujuannya. Dikemukakan oleh Sulistyo-Basuki, (1993:3)

Berdasarkan teori-teori diatas dapat disimpulkan bahwa, Perpustakaan adalah salah satu unit kerja dari suatu badan atau lembaga yang berupa tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola dan mengatur koleksi bahan pustaka baik buku maupun non buku secara sistematis sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi kepada masyarakat tertentu maupun masyarakat umum dan sekaligus sebagai sarana belajar yang menyenangkan.

(4)

Sedangkan Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang diselengggarakan untuk mengumpulkan, memelihara, menyimpan, mengatur, mengawetkan, dan mendayagunakan bahan pustakanya untuk menunjang pendidikan/pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat dimana keberadaanya tergabung dalam lingkungan lembaga tinggi.

Perpustakaan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta merupakan Perpustakaan Perguruan Tinggi yang bermanfaat bagi sivitas sebagai pusat belajar dan mengajar, pusat penelitian dan informasi yang bersama unit lain turut melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan cara memilih, menghimpun, mengolah, merawat, dan melayankan sumber informasi kepada pemustaka.

2. Penerapan Aplikasi Mobile Library

Aplikasi mobile adalah sebuah aplikasi yang memungkinkan orang melakukan mobilitas dengan menggunakan perlengkapan seperti PDA, telephone seluler atau handphone. Dengan menggunakan aplikasi mobile orang akan lebih mudah melakukan berbagai macam aktivitas mulai dari hiburan, belajar, mengerjakan pekerjaan kantor, browsing dan lain sebagainya. Dikutip dari Skripsi M Yani, (2013:1)

m-Library merupakan aplikasi berbasis mobile yang dapat diakses melalui perangkat mobile baik melalui perangkat berbasis Android. Aplikasi ini secara khusus ditujukan kepada anggota suatu perpustakaan ataupun masyarakat umum untuk kemudahan mendapatkan informasi dan layanan perpustakaan.

(5)

Untuk beberapa tahun sekarang, orang telah membuat aplikasi yang dapat di download keponsel di samping perangkat lunak yang disediakan oleh beberapa perusahaan telekomunikasi. Contohnya, seperti pemetaan software, games, client email mobile dan perangkat lunak yang menyediakan cara upload foto atau konten lainnya ke blog atau akun jejaring sosial pemustaka.

Survei yang dilakukan Ericsson Mobile Report pada tahun 2013, menemukan bahwa jumlah perangkat mobile di dunia akan mencapai 9,3 miliar pada tahun 2019, termasuk ponsel dan komputer tablet. Dan, 60 persen di antaranya, sekitar 5,3 miliar merupakan perangkat ponsel pintar (smartphone). Sementara di triwulan ketiga tahun 2013, tercatat ada 6,6 juta pemustaka perangkat mobile di dunia.

Di Indonesia sendiri jumlah penambahan pemustaka perangkat mobile tiap tiga bulan mencapai 5-7 juta. Dan pada akhir tahun 2013, jumlah perangkat mobile di Indonesia sudah mencapai 260 juta unit ponsel.

Ericsson Mobile Report juga menyatakan trafik data internet melalui ponsel pintar akan terus tumbuh sebanyak 10 kali lipat pada tahun 2014 sampai 2019. Pertumbuhannya mencapai 10 exabyte, atau 10.240 petabyte, pertumbuhan trafik itu dipicu oleh makin banyaknya akses terhadap konten video, aplikasi, browsing, akses data, jejaring social dan situs web. Chandrataruna, (2013:3)

Dari survei tersebut dapat di lihat bahwa, pengguna ponsel di Indonesia tumbuh dengan cepat, dan penggunanya meliputi dari berbagai golongan usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, baik dari kalangan pelajar hingga sosialita. Demikian pula teknologi ponsel berkembang pesat, yang ditunjukkan

(6)

oleh beragam merek/tipe dan spesifikasinya. Para produsen ponsel terus berupaya memenuhi kebutuhan pemustaka dengan menciptakan inovasi teknologi baru. Ponsel yang awalnya hanya digunakan sebagai alat komunikasi dengan teknologi sederhana, kini semakin canggih dengan hadirnya smartphone, PDA, iPOD, dan Blackberry. Saat ini, pemustaka ponsel tidak hanya dapat berkomunikasi, tetapi juga mengakses internet, chat, mengirim dan mengambil gambar, video call, dan lain sebagainya.

Fenomena tersebut merupakan tantangan besarbagi perpustakaan. Sebagai institusi yang berperan mengumpulkan, mengolah, dan menyebarkan informasi, perpustakaan harus aktif dan inovatif dalam memberikandan menciptakan layanan berbasis teknologi informasi (TI) kepada pemustaka. Salah-satunya adalah mempersiapkan perpustakaan agar dapat diakses pemustaka dengan menggunakan ponsel. Istilah ini kemudian dikenal dengan perpustakaan mobile atau mobile library/m-library.

Meningkatnya akses internet melalui PCs dan ponsel mendorong pengelola perpustakaan mencari terobosan dalam memberikan layanan yang dapat diakses dengan telepon mobile (bergerak, dapat berpindah-pindah) atau alat yang memiliki layar kecil. Dengan adanya layanan tersebut, pemustaka dapat mengakses perpustakaan kapan dan dimana saja, semudah mengirim pesan tertulis untuk memesan tempat (reservasi) atau memberitahukan buku yang sudah habismasa pinjamnya. Menurut Needham dan Ally (2008:40), jasa perpustakaan seperti itu secara kolektif dikenal sebagai m-libraries.

(7)

B. Landasan Teori

1.

Pengertian Perpustakaan Digital

Perpustakaan sebagai institusi pengelola informasi merupakan salah satu bidang penerapan teknologi informasi yang berkembang dengan pesat. Perkembangan dari penerapan teknolgi informasi bisa kita lihat dari perkembangan jenis perpustakaan yang selalu berkaitan dengan teknologi, diawali dari perpustakaan manual, perpustakaan terautomasi dan perpustakaan digital atau cyber library.

Perpustakaan digital adalah sebuah system yang memiliki berbagai layanan dan obyek informasi yang mendukung akses objek informasi tersebut melalui perangkat digital. Dikemukakan oleh Supriyanto & Muhsin, (2008:31).

Perpustakaan Digital atau digital library menawarkan kemudahan bagi para pemustaka untuk mengakses sumber-sumber elektronik dengan alat yang menyenangkan pada waktu dan tempat yang berbeda. Pemustaka bisa menggunakan sumber-sumber informasi tersebut tanpa harus terikat kepada jam operasional perpustakaan (seperti jam kerja atau jam buka perpustakaan).

Istilah yang digunakan untuk perpustakaan digital (digital library) sering dipertukarkan dengan perpustakaan elektronik (e-library), dan perpustakaan maya (virtual library).

Selain itu menurut Pendit (2008:3) menyatakan bahwa, perpustakaan digital sesungguhnya merupakan upaya yang teroganisir dalam memanfaatkan

(8)

teknologi yang ada bagi keperluan masyarakat pemustakanya. Dalam bukunya, Pendit mengutip Kenneth Dowlin, salah satu pendukung ide tentang perpustakaan elektronik, yang menggambarkan ciri perpustakaan elektronik seperti:

1. Memakai komputer untuk mengelola sumberdaya perpustakaan

2. Menggunakan saluran elektronik untuk menghubungkan penyedia informasi dengan pengguna informasi

3. Memanfaatkan transaksi elektronik yang dapat dilakukan dengan bantuan staf jika diminta oleh pemustaka

4. Memakai sarana elektronik untuk menyimpan, mengelola, dan menyampaikan informasi kepada pemustaka

Perpustakaan Digital atau digital library adalah organisasi yang menyediakan sumber-sumber dan staf ahli untuk menyeleksi, menyusun, menyediakan akses, menerjemahkan, menyebarkan, memelihara kesatuan dan mempertahankan kesinambungan koleksi-koleksi dalam format digital sehingga selalu tersedia dan murah untuk digunakan oleh komunitas tertentu atau ditentukan. Sedangkan Virtual Library adalah penggabungan dari sistem informasi perpustakaan melalui web ataupun secara elektronik dengan koleksi-koleksi dalam format digital. Selain itu dapat juga berarti sebagai perpustakaan yang bisa menampung ataupun menyediakan fasilitas-fasilitas yang biasa disediakan oleh perpustakaan konvensional. Dikemukakan oleh Saleh, (2010:3)

(9)

Adapun manfaat dari perpustakaan digital menurut Supriyanto dan Muhsin (2008:35), sebagai berikut:

a. Sebagai sumber pengetahuan b. Media penyebar pengetahuan c. Untuk penyimpanan (repository) d. Untuk perawatan / preservasi

e. Media promosi / etalase hasil karya civitas akademika f. Mencegah duplikasi dan plagiat

Koleksi perpustakaan digital tidak terbatas pada dokumen elektronik pengganti bentuk tercetak saja, ruang lingkup koleksinya malah sampai pada artefak digital yang tidak bisa tergantikan oleh bentuk tercetak.

2. Teknologi Informasi

Di era globalisasi ini perkembangan teknologi semakin cepat dan cangih. Kemajuan yang paling terlihat adalah para pengguna teknologi informasi dalam proses pengolahan data menjadi informasi yang begitu cepat. Terlebih lagi dengan hadirnya internet dapat mempercepat ketersediaan dan pertukaran informasi diseluruh dunia sehingga memudahkan dalam mengakses informasi kapanpun dan dimanapun tanpa terbatas oleh waktu.

Teknologi informasi (TI) saat ini telah menyebar hampir di semua bidang, tidak terkecuali di Perpustakaan. Dalam masyarakat maju, pengetahuan merupakan sumber daya primer untuk individu dan publik. Sebagai akibatnya, seseorang harus selektif tentang jenis data dan informasi yang diproses. Data dan

(10)

informasi tersebut harus relevan, dan akurat sehingga dapat terhindar dari memperoleh informasi yang tidak penting.

Informasi merupakan sumberdaya yang strategis dalam masa sekarang ini. Sebagai negara yang sedang membangun maka informasi merupakan bagian yang sangat penting dalam pembangunan Indonesia. Informasi juga sangat diperlukan didalam pendidikan dan penelitian guna pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di perguruan tinggi perpustakaan merupakan suatu lembaga yang mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan informasi dari sejak menghimpun, mengolah sampai memberikan informasi kepada para penggunanya baik sivitas akademika maupun bukan sivitas akademikanya.

Menurut Supriyanto dan Muhsin (2008:72), penerapan teknologi informasi dapat difungsikan dalam berbagai bentuk, antara lain sebagai berikut:

1. Teknologi informasi digunakan sebagai Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan. Bidang pekerjaan yang dapat diintegrasikan dengan sistem informasi di Perpustakaan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta adalah pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi, pengelolaan anggota, statistik, dan sebagainya.

2. Teknologi informasi sebagai sarana untuk menyimpan, mendapatkan, dan menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan dalam format digital..

Penerapan teknologi informasi di perpustakaan merupakan wujud dari suatu perubahan layanan. Teknologi Informasi menjadi senjata yang paling utama mempercepat kinerja, menjadi dasar untuk pengambilan keputusan, sehingga

(11)

konsep ini mampu mengubah konsep perpustakaan konvensional menjadi perpustakaan modern. Penerapan teknologi informasi akan memberikan nilai tersendiri bagi perpustakaan dan bagi instutusinya. Mengingat biaya operasional teknologi informasi sangat tinggi, perpustakaan haruslah siap menghadapi tantangan globalisasi zaman, oleh karena itu diperlukan sumber daya manusia yang memadai dan professional sesuai dengan kompetensinya. Selain itu pustakawan juga harus mampu menyikapi perkembangan teknologi informasi agar hubungan antara pustakawan dan pemustaka tetap terjalin secara harmonis.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat dapat dilihat dari meningkatnya jumlah temuan barudi berbagai bidang. Media publikasi tercetak maupun elektronik dimanfaatkan untuk menyebarkan berbagai temuan tersebut. Kondisi ini akan bertambah kompleks karena perkembangan TI dalam segala aspek juga meningkat pesat.

Saat ini, keberadaan TI telah mengubah perilaku pemustaka dalam mencari dan memilih informasi yang mereka butuhkan. Pemustaka membutuhkan kecepatan dan ketepatan akses informasi di mana dan kapan saja melalui perangkat TI yang mereka miliki. Ponsel dengan berbagai tipe dan spesifikasinya merupakan media yang saat ini banyak digunakan orang. Perpustakaan sebagai sumber informasi tentunya berkepentingan dengan hadirnya perangkat mobile tersebut.

Perpustakaan harus mampu menyediakan informasi yang dapat diakses pemustaka melalui ponsel. Karena menurut Murphy (2010:12), smartphone, ponsel, dan teknologi mobile lainnya menjadi sesuatu yang umum dan

(12)

pertama-tama digunakan orang saat mencari informasi. Perangkat mobile digunakan sebagai alat untuk kesiagaan informasi mutakhir maupun untuk penelusuran informasi.

Perpustakaan perlu mengantisipasi kondisi yang demikian antara lain dengan menyediakan layanan mobile web sehingga pemustaka dapat mengakses informasi melalui ponsel. Greenall (2010:34) menegaskan bahwa, tidak ada alasan bagi perpustakaan untuk mengabaikan keberadaan ponsel jika pustakawan tanggap terhadap tuntutan pemustaka. Tidak akan ada teknologi yang lebih relevan bagi perpustakaan selain yang saat ini digunakan pemustaka.

3. Mobile Library Application

Pada awalnya mobile library itu adalah identik dengan perpustakaan keliling. Seiring dengan perkembangan teknologi dan banyaknya pemustaka yang menggunakan mobile, maka istilah mobile bisa juga diartikan sebagai telepon seluler (mobile). Oleh karena berkembanganya fungsi ponsel yang begitu cepat yang tadinya hanya untuk telepon dan SMS lalu berkembang dilengkapi dengan fasilitas kamera, kemudian dapat untuk akses internet dan lain sebagainya, maka kemudian pengertian mobile bisa merujuk untuk akses keperluan perpustakaan.

Istilah Mobile Library atau Mobile Libraries awalnya lebih identik dengan penyediaan akses perpustakaan untuk daerah-daerah yang tidak terjangkau dengan menggunakan mobil atau kendaraan keliling, atau biasa orang mengidentikkan dengan perpustakaan keliling. Seperti yang dinyatakan oleh Mills (2009:11), masyarakat cenderung memaknai perpustakaan mobile sebagai sebuah mobil atau

(13)

truk yang dirancang menjadi perpustakaan berjalan, atau istilah umum yang sudah dikenal yaitu perpustakaan keliling.

Namun seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi dan juga pemustakaan perangkat mobile yang semakin banyak, maka istilah itu digunakan juga untuk merujuk kepada pemustakaan teknologi mobile untuk keperluan perpustakaan. Inilah yang dinamakan dengan istilah m-Library atau m-Libraries yang berasal dari huruf M yang berarti mobile devices, dan kata library/libraries yang berarti perpustakaan. (Dalam situs m-librares.info konsep m-library(-ies))

4. Mobile Library (m-Library) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

m-Library Universitas Gadjah Mada Yogyakarta adalah aplikasi yang dapat diakses melalui perangkat mobile berbasis android. Aplikasi ini secara khusus ditujukan kepada anggota perpustakaan dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta untuk kemudahan mendapatkan informasi dan layanan perpustakaan.

Fitur utama aplikasi Mobile Library (m-Library) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta antara lain:

1) Pencarian data melalui katalog, memudahkan anggota untuk akses data melalui catalog online via mobile

2) Fitur pemesanan buku, anggota dapat melakukan pemesanan buku sebelum melakukan peminjaman apabila buku sudah tersedia

3) Reminder pengembalian buku melalui notifikasi dari aplikasi ataupun melalui SMS yang dikirimkan ke anggota apabila ada keterlambatan

(14)

4) Ask the Librarian yang memungkinkan anggota dengan mudah menghubungi petugas untuk berbagai keperluan, dan kebutuhan informasi 5) Fitur berita/event/seminar yang berkaitan dengan perpustakaan yang di

informasikan kepada anggota

6) Fitur lokasi perpustakaan dalam bentuk peta yang terintegrasi dengan google map.

Aplikasi tersebut mendukung sivitas akademika untuk melakukan penelusuran informasi pustaka dalam http://sipus.simaster.ugm.ac.id/digilib/. Online Public Access Catalog terintegrasi antara Perpustakaan Universitas, Perpustakaan Farmasi, Perpustakaan Filsafat, Kedokteran Gigi, dan Perpustakaan Geografi, lengkap dengan integrasi fitur peminjaman dan pengembaliannya. m-Library Universitas Gadjah Mada juga terhubung dengan http://lib.ugm.ac.id/, website perpustakaan Universitas Gadjah Mada, sebuah titik akses untuk mendapatkan informasi dan koleksi Perpustakaan Universitas Gadjah Mada yang berbentuk buku, terbitan berkala, karya-karya ilmiah, jurnal elektronik lokal dan internasional, serta koleksi langka (Hatta Corner). Khusus skripsi/tesis/disertasi dapat diakses secara terpisah di http://etd.ugm.ac.id/.

Referensi

Dokumen terkait

Temen-temen kelas B, kedubes 2012, serta UKM Taekwondo Unissula yang tidak bisa peneliti sebut satu persatu, yang selalu kompak, saling membantu, mengingatkan serta

Namun dengan adanya zat besi, aktivitas anti-bakteri dari oksitetrasiklin baik tanpa maupun dengan adanya protein telur yang tidak dipanaskan menurun nyata,.. bahkan dengan pemanasan

(Samsudin, 2006: 287) mengatakan bahwa: “Kepala madrasah dapat diartikan sebagai pemimpin madrasah/sekolah atau suatu lembaga yang menjadi tempat proses pembelajaran

1.3 Identifikasi Sumber Masalah Adapun sumber masalah yang dihadapi dalam pengembangan sistem informasi untuk persediaan bahan baku adalah belum terdapat sebuah

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 ini pasal yang diperdebatkan adalah yang menyebutkan bahwa pendidikan agama adalah hak setiap

Berdasarkan penelitian Tugas Akhir dengan judul “Analisis Minat Nasabah Dalam Pembiayaan Mitra Usaha Di Bmt Al Hikmah Cabang Gunungpati Ditinjau Dari Faktor Internal

Disamping untuk memenuhi gizi masyarakat, gerakan P2KP ini juga ditujukan untuk meningkatkan keragaman dan kualitas konsumsi pangan masyarakat agar lebih beragam,

Kesimpulan: Terdapat perbedaan kadar kolesterol LDL-C yang bermakna antara pasien DM tipe 2 terkontrol dengan ulkus diabetik dan tanpa ulkus diabetik dimana rerata