• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. PENDAHULUAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI I-1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I. PENDAHULUAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI I-1"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

I-1

BAB I.

PENDAHULUAN

Program dan Kegiatan dalam dokumen MPS ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari

berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai kelembagaan terkait,

baik sinkronisasi dan koordinasi pada tingkat Kabupaten, Provinsi maupun Kementerian/Lembaga untuk

periode Jangka Menengah. Dari sisi penganggaran, dokumen MPS juga memuat rancangan dan komitmen

pendanaan untuk implementasinya, baik komitmen alokasi peng-anggaran pada tingkat Kabupaten, Provinsi,

Pusat maupun dari sumber pendanaan lainnya.

Untuk sumber penganggaran dari sektor Pemerintah, keseluruhan komitmen dalam dokumen ini akan

menjadi acuan dalam tindak lanjut melalui proses penganggaran formal tahunan.

Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain:



Pemrograman telah mempertimbangkan komitmen bersama antara kemampuan APBD Pemda dan

pendanaan Pemerintah Pusat maupun partisipasi dari sektor lain yang peduli sanitasi.



Program dan Anggaran untuk 5 tahun ke depan sudah diketahui, sehingga perencanaan lebih optimal dan

matang.



Memorandum Program investasi Kabupaten Pacitan merupakan rekapitulasi dari semua dokumen

perencanaan sanitasi dan telah disusun dengan mempertimbangkan kemampuan Kabupaten Pacitan dari

aspek teknis, biaya dan waktu.



Memorandum Program investasi ini dilengkapi dengan kesepakatan pendanaan yang diwujudkan melalui

persetujuan dan tanda tangan dari Bupati/Gubernur selaku kepala daerah.



Program investasi sektor Sanitasi ini telah disusun berdasarkan prioritas menurut kebutuhan Kabupaten

Pacitan untuk memenuhi sasaran dan rencana pembangunan Kabupaten Pacitan.



Proses penyusunan rencana program investasi ini telah melalui aspek keterpaduan antara

pengembangan wilayah/kawasan dengan pengembangan sektor bidang yang terkait kesanitasian, yang

mencakup: Koordinasi Pengaturan, Integrasi Perencanaan, dan Sinkronisasi Program berdasarkan Skala

Prioritas tertentu atau yang ditetapkan paling sesuai dalam rangka menjawab tantangan pembangunan.

Memorandum Program ini dilengkapi dengan tabel-tabel rencana investasi program, rencana

pelaksanaan periode sampai akhir 5 (lima) tahun ke depan, dan peta-peta pokok yang dapat menjelaskan

arah pengembangan dan struktur ruang perkotaannya.

1.1

MAKSUD DAN TUJUAN

1.1.1

MAKSUD

Tersusunnya dokumen rencana strategi dan komitmen pendanaan oleh pemerintah Kabupaten

Pacitan dan pihak terkait untuk merancang implementasi pembangunan sektor sanitasi yang komprehensif

pembangunan Jangka Menengah. Secara umum MPS ini secara spesifik bersifat sebagai “Expenditure Plan”

khususnya untuk program pembangunan sektor sanitasi.

(2)

I-2

1.1.2

TUJUAN



MPS diharapkan dapat dipakai sebagai pedoman penganggaran untuk implementasi pelaksanaan

pembangunan sanitasi mulai tahun 2013 sampai dengan tahun 2017 yang telah tercantum dalam

dokumen Strategi Sanitasi Kab/Kota.



Dapat memberikan gambaran tentang kebijakan pendanaan untuk implementasi pembangunan Sanitasi

Kabupaten Pacitan selama 5 tahun yaitu tahun 2013 sampai dengan tahun 2017.



Dipergunakan sebagai dasar penyusunan Rencana Operasional tahapan pembangunan bidang sanitasi.



Dipergunakan sebagai dasar dan pedoman bagi semua pihak (instansi, masyarakat dan pihak swasta)

yang akan melibatkan diri untuk mendukung dan berpartisipasi dalam pembangunan sanitasi Kabupaten

Pacitan.

Adapun tahapan pelaksanaan pemabngunan sanitasi di Kabupaten Pacitan dapat dilihat pada gambar

dibawah ini:

Gambar 1.1

Tahapan Pelaksanaan PPSP

1.2

RESUME PERMASALAHAN SANITASI

Permasalahan sanitasi di Kabupaten Pacitan merupakan hasil kesepakatan dari seluruh anggota

Pokja Sanitasi, baik dari permasalahan sistem sanitasi dan aspek lain (pendanaan, kelembagaan, peran

masyarakat dan lain-lain). Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

1.2.1 Permasalahan Air Limbah Permukiman

Tabel 1.1

Permasalahan Utama Air Limbah Permukiman

A.

Sistem Air Limbah Permukiman

1.

Aspek

Pengembangan

sarana dan

Prasarana

User Interface

Untuk pembuangan air kotor atau limbah tinja manusia dari hasil studi EHRA

diketahui bahwa masyarakat Pacitan sudah buang air besar di jamban pribadi

sebesar 94,3%, ke WC umum 1,1%, selain itu masih ada yang BABS antara

lain di sungai 0,4%, di kebun/ pekarangan 1,8%, di parit/ selokan 2%. Serta

masih ada yang Buang Air Besar di dilobang galian terbuka sebanyak 5,8%.

(3)

Pengumpulan &

Penampungan/

Pengolahan Awal:

Berdasarkan

terhubung ke tangki septik sebanyak 64,9

30%

sewer 1%, 6

Pengangkutan/

Pengaliran:

Berdasarkan hasil survei, di Kabupaten Pacitan belum terdapat sistem

pengelolaan air limbah permukiman selain tangki septik pada masing rumah

tangga yang ada. Satu

limbah permukiman yang ada adalah jasa/layanan penyedotan/pengurasan

tangki septik yang dilakukan oleh pihak swasta, seperti terlihat pada tabel

dibawah ini:

No

a

1

2

,1

Berdasarkan hasil Studi EHRA pada tahun 2012, kepemlikan jamban

terhubung ke tangki septik sebanyak 64,9%, ke cubluk/lobang tanah

%, ke sungai/danau/pantai sebanyak 2,1%, langsung ke drainase 1,8%

sewer 1%, 6% tidak tahu, dan sebanyak 5% masih di kebu

Berdasarkan hasil survei, di Kabupaten Pacitan belum terdapat sistem

pengelolaan air limbah permukiman selain tangki septik pada masing rumah

tangga yang ada. Satu-satunya penyedia layanan dalam pengelolaan air

limbah permukiman yang ada adalah jasa/layanan penyedotan/pengurasan

tangki septik yang dilakukan oleh pihak swasta, seperti terlihat pada tabel

dibawah ini:

No

Nama Provider

Tahun mulai

operasi

a

b

c

1

UD. Sumber Rejeki

2000

Jasa sedot tinja

2

Manggala Sakti

2000

Jasa sedot tinja

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

80,00%

90,00%

100,00%

94,30%

1,10%

0%

0,40% 1,80% 0,20%

5,80%

64,9

,1

30,0

1,8

2,1 ,5

,6

Tangki septik

Pipa sewer

Cubluk/lobang tanah

Langsung ke drainase

Sungai/danau/pantai

Kebun/tanah lapang

Tidak tahu

I-3

hasil Studi EHRA pada tahun 2012, kepemlikan jamban

ke cubluk/lobang tanah sebanyak

ke sungai/danau/pantai sebanyak 2,1%, langsung ke drainase 1,8%, pipa

, dan sebanyak 5% masih di kebun/tanah lapang.

Berdasarkan hasil survei, di Kabupaten Pacitan belum terdapat sistem

pengelolaan air limbah permukiman selain tangki septik pada masing rumah

satunya penyedia layanan dalam pengelolaan air

limbah permukiman yang ada adalah jasa/layanan penyedotan/pengurasan

tangki septik yang dilakukan oleh pihak swasta, seperti terlihat pada tabel

Jenis kegiatan

d

Jasa sedot tinja

Jasa sedot tinja

5,80%

0,70% 0,20%

Tangki septik

Pipa sewer

Cubluk/lobang tanah

Langsung ke drainase

Sungai/danau/pantai

Kebun/tanah lapang

Tidak tahu

(4)

I-4

Sumber : Hasil Survei Penyedia Layanan Sanitasi (SSA), 2012

Pengolahan Akhir

Terpusat

Pada saat Buku Putih Sanitasi disusun, di Kabupaten Pacitan masih belum

memiliki Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) sehingga sistem dan

cakupan layanan sub sektor air limbah domestik masih belum ada.

Daur Ulang /

Pembuangan Akhir:

Belum adanya sarana Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

Perencanaan Teknis

dll.

Belum adanya Master Plan Air Limbah Permukiman yang terintegrasi dengan

RTRW Kabupaten Pacitan

B.

Lain-lain

2.

Aspek

Pendanaan:

-

Belum adanya alokasi anggaran untuk sektor air limbah permukiman.

-

Belum adanya sektor swasta yang tertarik untuk investasi di sektor

pengelolaan air limbah permukiman

-

Belum optimalnya sektor pendanaan dari masyarakat

3.

Aspek

Kelembagaan:

Belum adanya SKPD yang menangani pengelolaan air limbah permukiman

4.

Aspek

Peraturan

Perundangan

dan penegakan

hukum:

-

Belum adanya peraturan daerah yang mengatur air limbah permukiman.

-

Belum adanya peraturan daerah yang mengatur terkait retribusi air limbah

permukiman

5.

Aspek Peran

serta

Masyarakat dan

Dunia Usaha /

Swasta:

-

Kurangnya kesadaran masyarakat dalam penanganan air limbah

permukiman, yang ditandai dengan kurangnya kesadaran masyarakat

dalam pengurasan septik tank dan masih banyaknya masyarakat yang

BAB di sungai, kebun/tanah lapang.

-

Belum optimalnya peran serta swasta dalam usaha jasa sedot tinja.

-

Masih kurangnya sosialisasi kepada masyarakat tentang pentinya

pengelolaan air limbah permukiman, sehingga peran serta masyarakat

belum optimal.

Sumber : hasil analisa, 2013

1.2.2 Peramsalahan Persampahan

Tabel 1.2

Permasalahan Utama Persampahan Domestik

A.

Sistem Persampahan Domestik

1.

Aspek

Pengembangan

(5)

sarana dan

Prasarana

User Interface

-

Belum

-

Dari hasil survey pengelolaan

sebanyak 75 %, pada klaster 1 pengelolaan sampah didominasi dengan

dibakar sebanyak 45,2 %, pada klaster 2 pengelolaan sampah didominasi

dengan dibakar seb

mengumpulkan

layanan pengangkutan sampah oleh petugas dapat diketahui bahwa

pengangkutan sampah didominasi dilakukan tiap hari sebesar 66,7

beberapa kali seminggu 33,3%.

responden pen

dibakar

Pengumpulan

Setempat

-

Pemilahan sampah belum optimal pada tingkat rumah tangga

-

Belum tersedianya secara menyeluruh sarana angkut sampah gerobak

dorong/becak motor di kawasan perkotaan

-

Belum

masyarakat/swasta dalam pengelolaan sampah permukiman

Penampungan

Sementara (TPS)

Tempat Pengumpulan Sampah Sementara Box Permanen yang ada sebanyak

7 unit, satu unit diantaranya dalam keadaan rusak. TPS

sebanyak 17 unit, 4 unit diantaranya dalam keadaan rusak

Pengangkutan

Sarana pengumpulan sampah yang dimiliki antara lain adalah Amroll Truck

sebanyak 3 unit dalam kondisi sedang, dump truck sebanyak 1 unit dalam

kondisi sedang, pick u

tiga sebanyak 6 unit dengan 4 unit diantaranya dalam kondisi sedang, dan

gerobak sampah sebanyak 2 unit juga dalam kondisi sedang

Belum optimalnya pemilahan sampah pada tingkat rumah tangga

Dari hasil survey pengelolaan sampah pada klaster 0 didominasi dibakar

sebanyak 75 %, pada klaster 1 pengelolaan sampah didominasi dengan

dibakar sebanyak 45,2 %, pada klaster 2 pengelolaan sampah didominasi

dengan dibakar sebanyak 63,7 %. Pada klaster 3 di

mengumpulkan dan dibuang ke TPS sebanyak 59,3 %. Sedangkan untuk

layanan pengangkutan sampah oleh petugas dapat diketahui bahwa

pengangkutan sampah didominasi dilakukan tiap hari sebesar 66,7

beberapa kali seminggu 33,3%. Secara umum dari total 1000 KK

responden pengelolaan sampah rumah tangga sebanyak 49,6% adalah

dibakar.

Pemilahan sampah belum optimal pada tingkat rumah tangga

Belum tersedianya secara menyeluruh sarana angkut sampah gerobak

dorong/becak motor di kawasan perkotaan

Belum

adanya

strategi

yang

baik

antara

pemerintah

dan

masyarakat/swasta dalam pengelolaan sampah permukiman

Tempat Pengumpulan Sampah Sementara Box Permanen yang ada sebanyak

7 unit, satu unit diantaranya dalam keadaan rusak. TPS

sebanyak 17 unit, 4 unit diantaranya dalam keadaan rusak

Sarana pengumpulan sampah yang dimiliki antara lain adalah Amroll Truck

sebanyak 3 unit dalam kondisi sedang, dump truck sebanyak 1 unit dalam

kondisi sedang, pick up 1 unit jugak dalam kondisi sedang, kendaraan roda

tiga sebanyak 6 unit dengan 4 unit diantaranya dalam kondisi sedang, dan

gerobak sampah sebanyak 2 unit juga dalam kondisi sedang

,1

15,2

49,6

2,9

11,1

,7

,2

Bagaimana sampah rumah tangga dikelola?

I-5

pemilahan sampah pada tingkat rumah tangga

sampah pada klaster 0 didominasi dibakar

sebanyak 75 %, pada klaster 1 pengelolaan sampah didominasi dengan

dibakar sebanyak 45,2 %, pada klaster 2 pengelolaan sampah didominasi

anyak 63,7 %. Pada klaster 3 didominasi dengan

dan dibuang ke TPS sebanyak 59,3 %. Sedangkan untuk

layanan pengangkutan sampah oleh petugas dapat diketahui bahwa

pengangkutan sampah didominasi dilakukan tiap hari sebesar 66,7%,

Secara umum dari total 1000 KK

gelolaan sampah rumah tangga sebanyak 49,6% adalah

Pemilahan sampah belum optimal pada tingkat rumah tangga

Belum tersedianya secara menyeluruh sarana angkut sampah gerobak

adanya

strategi

yang

baik

antara

pemerintah

dan

masyarakat/swasta dalam pengelolaan sampah permukiman

Tempat Pengumpulan Sampah Sementara Box Permanen yang ada sebanyak

7 unit, satu unit diantaranya dalam keadaan rusak. TPS Kontainer yang ada

sebanyak 17 unit, 4 unit diantaranya dalam keadaan rusak.

Sarana pengumpulan sampah yang dimiliki antara lain adalah Amroll Truck

sebanyak 3 unit dalam kondisi sedang, dump truck sebanyak 1 unit dalam

p 1 unit jugak dalam kondisi sedang, kendaraan roda

tiga sebanyak 6 unit dengan 4 unit diantaranya dalam kondisi sedang, dan

gerobak sampah sebanyak 2 unit juga dalam kondisi sedang.

19,9

,3

Bagaimana sampah rumah tangga dikelola?

(6)

I-6

(Semi) Pengolahan

Akhir Terpusat

-

90% sampah rumah tangga belum dilakukan pemilahan.

-

Hanya terpadat 1 (satu) TPS 3R di kawasan perkotaan.

Daur Ulang /

Tempat

Pemrosesan Akhir

Sistem pengelolaan sampah di TPA Dadapan Kecamatan Pringkuku yang

masih menggunakan open dumping, sehingga proses pengolahan sampah

belum ramah lingkungan.

Perencanaan

-

B.

Lain-lain

2.

Aspek

Kelembagaan:

-

Belum maksimalnya koordinasi antar SKPD terkait dalam pengelolaan

sampah permukiman

-

SDM yang tersedia masih belum memenuhi dari segi kualitas.

3.

Aspek

Pendanaan:

-

Pengelolaan sampah masih belum menjadi prioritas

-

Rendahnya dana penarikan retribusi

4.

Aspek Peran

Serta

Masyarakat dan

Dunia Usaha /

Swasta:

-

Potensi masyarakat masih belum dikembangkan secara sistematis

-

Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah

permukiman

-

Masih rendahnya investasi dunia usaha dalam pengelolaan persampahan

permukiman

5.

Aspek

Peraturan

Perundangan

dan penegakan

hukum:

-

Pengenaan sanksi dalam Perda masih belum efektif diterapkan

Sumber : hasil analisa, 2013

1.3.3 Permasalahan Drainase Lingkungan

Tabel 1.3

Permasalahan Utama Drainase Lingkungan

A.

Sistem Persampahan Domestik

1.

Aspek

Pengembangan

sarana dan

Prasarana

User Interface:

Berdasarkan hasil studi EHRA dapat diketahui bahwa pada umumnya tidak

pernah terjadi banjir, yaitu sebesar 94,4 %, sekali dalam satu tahun sebesar

3,3 % dan beberapa kali dalam setahun sebesar 1 %. Hal ini disebabkan

karena sebagian besar wilayah di Kabupaten Pacitan adalah pegunungan

(85%). Untuk prosentase kepemilikan Saluran Pembuangan Air Limbah

(SPAL) diketahui bahwa rumah yang tidak memiliki saluran pembuangan air

limbah (SPAL) sebanyak 30,1 %, sedangkan rumah yang mempunyai SPAL

sebanyak 69,9 %, untuk jumlah rumah yang tidak mempunyai SPAL terbanyak

(7)

di klaster 0 sebanyak 44%. Sedangkan kepemilikan SPAL terbanyak pada

kelompok Klaster 3 yaitu 96,7%.

Penampungan /

Pengolahan Awal:

Belum adanya sumur resapan sehingga grey water bercampur dengan

drainase lingkungan.

Pengangkutan /

Pengaliran:

Kondisi drainase lingkungan berdasarkan hasil studi EHRA tahun 2012

Jenis/kontruksi

Data lain

berdasarkan hasil

EHRA Juni 2012:

-

Berdasarkan hasil studi RHRA keberadaan drainase di sekitar rumah

mencapai 55 %.

-

Menurut hasil survey EHRA menunjukkan bahwa 95%

0 tidak pernah mengalami banjir. Sedangkan pada kluster 1, 2,dan 3

masing

di klaster 0 sebanyak 44%. Sedangkan kepemilikan SPAL terbanyak pada

kelompok Klaster 3 yaitu 96,7%.

Belum adanya sumur resapan sehingga grey water bercampur dengan

drainase lingkungan.

Kondisi drainase lingkungan berdasarkan hasil studi EHRA tahun 2012

Jenis/kontruksi drainase lingkungan berdasarkan hasil studi Ehra tahun 2012

Berdasarkan hasil studi RHRA keberadaan drainase di sekitar rumah

mencapai 55 %.

Menurut hasil survey EHRA menunjukkan bahwa 95%

0 tidak pernah mengalami banjir. Sedangkan pada kluster 1, 2,dan 3

masing-masing sebesar 95%, 92%, dan 80%

0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00% 80,00% 90,00% 100,00%

94,40%

3,30%

1%

0,10%

1,20%

E3. Apakah rumah yang

ditempati saat ini atau

lingkungan sekitar rumah

pernah terkena banjir?

57%

15%

0%

28%

Ya, bersih atau hampir selalu bersih

Tidak bersih dari sampah, tapi masih dapat mengalir Tidak bersih dari sampah, saluran tersumbat Tidak bersih dari sampah, tapi saluran kering

55%

16%

29%

Ya, terbuka

Ya, tertutup, tidak terlihat

Tidak, tidak terlihat

I-7

di klaster 0 sebanyak 44%. Sedangkan kepemilikan SPAL terbanyak pada

Belum adanya sumur resapan sehingga grey water bercampur dengan

Kondisi drainase lingkungan berdasarkan hasil studi EHRA tahun 2012

drainase lingkungan berdasarkan hasil studi Ehra tahun 2012

Berdasarkan hasil studi RHRA keberadaan drainase di sekitar rumah

Menurut hasil survey EHRA menunjukkan bahwa 95% daerah pada kluster

0 tidak pernah mengalami banjir. Sedangkan pada kluster 1, 2,dan 3

E3. Apakah rumah yang

ditempati saat ini atau

lingkungan sekitar rumah

pernah terkena banjir?

(8)

I-8

-

Pada kluster 1, 2, dan 3 ketinggian banjir yang pernah terjadi yaitu 45%

setinggi tumit orang dewasa, 22% setengah lutut orang dewasa, dan 33%

selutut orang dewasa.

-

Rutinitas banjir pada daerah yang terkena banjir adalah 55%-nya rutin

pada tiap tahunnya.

Dokumen

Perencanaan

Tersedianya dokumen master plan drainase

B.

Lain-lain

2.

Aspek

Kelembagaan:

-

Belum adanya target dan cakupan pelayanan drainase permukiman

-

Belum adanya koordinasi yang komprehensif untuk pembangunan jalan

dan drainase lingkungan

3.

Aspek

Pendanaan:

-

Belum adanya retribusi dalam pengelolaan drainase lingkungan, baik

melalui perijinan atau melalui retribusi daerah

4.

Aspek Peran

Serta

Masyarakat dan

Dunia Usaha /

Swasta:

-

Belum adanya partisipasi dunia swasta dalam pengelolaan drainase

lingkungan.

-

Belum adanya kampanye untuk pengembangan partisipasi masyarakat

dalam pengelolaan drainase lingkungan.

5.

Aspek

Peraturan

Perundangan

dan penegakan

hukum:

-

Berlum adanya perda yang mengatur aspek pemberdayaan masyarakat

dalam pengelolaan drainase.

-

Belum adanya perda yang mengatur untuk pembangunan jalan dan

drainase lingkungan.

Sumber : hasil analisa, 2013

1.2.4 Permasalahan Prohisan dan Air Bersih

Tabel 1.4

Permasalahan Utama Prohisan dan Air Bersih

A.

Sistem Persampahan Domestik

1.

Aspek

Pengembangan

sarana dan

Prasarana

User Interface:

-

Menurut hasil survey EHRA menunjukkan bahwa praktek cuci tangan pakai

sabun (CTPS) masyarakat Pacitan sesudah buang air besar mencapai

73%, sisanya 27% warga tidak melakukan CTPS sesudah BAB. Praktek

cuci tangan pakai sabun (CTPS) masyarakat Pacitan sesudah menceboki

pantat anak mencapai 58% pada kluster 0, 40% pada kluster 1, 44% pada

kluster 2, dan 38% pada kluster 3.

-

Penggunaan sabun untuk skala kabupaten 97,5% digunakan untuk mandi,

berikutnya 95,2% untuk mecuci peralatan dan pakaian 95,2%.

(9)

-

Kebutuhan air bersih untuk skala kabupaten sebanyak 77,60 % saja yang

merasa tercukupi air

mengalami kelangkaan air bersih.

-

Masih rendahnya kesadaran sebagian kecil masyarakat untuk berperilaku

hidup bersih dan sehat yang berdampak pada penurunan kualitas

lingkungan tempat tinggal.

Pengangkutan /

Pengaliran:

-

Belum tercukupinya cakupan layanan air bersih yang menjangkau seluruh

Kabupaten Pacitan, atau

penduduk di Kabupaten Pacitan

Pacitan yang mempunyai geografis yang cukup

pegunungan(85%).

B.

Lain-lain

2.

Aspek

Kelembagaan:

-

Tidak semua HIPPAM di Kabupaten Pacitan memiliki SK pengurus

-

Pengurus HIPPAM yang terbentuk belum bekerja secara optimal

3.

Aspek

Pendanaan:

-

Terbatasnya anggaran Pemerintah

yang bersifat preventif dan promotif

4.

Aspek Peran

Serta

Masyarakat dan

Dunia Usaha /

Swasta:

Peran serta dunia swasta dalam pengelolaan sanitasi masih rendah

Sumber : hasil analisa BPS dan Studi EHRA 2012

Kebutuhan air bersih untuk skala kabupaten sebanyak 77,60 % saja yang

merasa tercukupi air bersih, sisanya sebanyak 22,40% warga masih

mengalami kelangkaan air bersih.

Masih rendahnya kesadaran sebagian kecil masyarakat untuk berperilaku

hidup bersih dan sehat yang berdampak pada penurunan kualitas

lingkungan tempat tinggal.

Belum tercukupinya cakupan layanan air bersih yang menjangkau seluruh

Kabupaten Pacitan, atau sebanyak 62.595 jiwa atau 12% dari jumlah

penduduk di Kabupaten Pacitan. Hal ini dikarenakan k

Pacitan yang mempunyai geografis yang cukup sulit, yaitu sebagian besar

pegunungan(85%).

Tidak semua HIPPAM di Kabupaten Pacitan memiliki SK pengurus

Pengurus HIPPAM yang terbentuk belum bekerja secara optimal

Terbatasnya anggaran Pemerintah Daerah untuk mendukung kegiatan

yang bersifat preventif dan promotif

Peran serta dunia swasta dalam pengelolaan sanitasi masih rendah

BPS dan Studi EHRA 2012

0,0%

10,0%

20,0%

30,0%

40,0%

50,0%

60,0%

70,0%

80,0%

90,0%

100,0%

97,5%

56,2%

44,1%

76,2%

54,6%

95,2%92,1%

I-9

Kebutuhan air bersih untuk skala kabupaten sebanyak 77,60 % saja yang

bersih, sisanya sebanyak 22,40% warga masih

Masih rendahnya kesadaran sebagian kecil masyarakat untuk berperilaku

hidup bersih dan sehat yang berdampak pada penurunan kualitas

Belum tercukupinya cakupan layanan air bersih yang menjangkau seluruh

sebanyak 62.595 jiwa atau 12% dari jumlah

. Hal ini dikarenakan kondisi Kabupaten

, yaitu sebagian besar

Tidak semua HIPPAM di Kabupaten Pacitan memiliki SK pengurus

Pengurus HIPPAM yang terbentuk belum bekerja secara optimal

Daerah untuk mendukung kegiatan

Peran serta dunia swasta dalam pengelolaan sanitasi masih rendah

92,1%

(10)

I-10

1.3

RESUME SASARAN SAMPAI DENGAN TAHUN 2017

Sasaran prioritas yang akan dicapai Pemerintah Kabupaten Pacitan sampai dengan tahun 2017 dalam

pengelolaan sanitasi didasarkan pada Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Pacitan yang sudah

ditinjau (direview). Resume sasaran tersebut berdasarkan tingkat prioritas yang sudah disusun dan

merupakan hasil kesepakatan anggota Pokja Sanitasi Kabupaten Pacitan. Resume sasaran sampai dengan

Tahun 2017 berdasarkan permasalahan utama dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.5

Resume Tujuan dan Sasaran Utama Sanitasi sampai 2017

Air Limbah Permukiman

1)

Penyediaan dan stimulasi sarana sanitasi bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah sehingga

memenuhi standar teknis pada tahun 2017.

2)

Meningkatnya jumlah Jamban sehat dari 81 % menjadi 85 % pada tahun 2017.

3)

Terbangunnya IPLT Pada Tahun 2015.

4)

Tersedianya masterplan Air limbah pada tahun 2014.

5)

Meningkatnya jumlah dan cakupan layanan pengelolaan air limbah domestik secara komunal menjadi

3% pada tahun 2016.

6)

Meningkatkan sarana sanitasi sekolah pada semua tingkatan pada Tahun 2017.

7)

Meningkatnya sarana sanitasi bagi masyarakat berpenghasilan rendah sebanyak 4 % pada tahun

2017.

Persampahan

1)

Tercapainya Pelayanan persampahan yang komprehensif dan ramah lingkungan yang berbasis

masyarakat pada tahun 2017.

2)

Mengurangi Volume Timbulan Sampah yang masuk ke TPA dari 146,15 M3/hari menjadi 132m3/hari.

3)

Meningkatnya Pelayanan sampah dari 87,5% menjadi 92,5% pada tahun 2017.

4)

Peningkatan Kualitas TPA dari kontrol landfill menjadi sanitary landfill pada tahun 2015.

Drainase Lingkungan

1)

Mengurangi dampak banjir kota danluas genangan banjir yang timbul pada saat musim penghujan di

lingkungan permukiman.

2)

Bekurangnya lokasi desa langanan banjir dari 3,33% menjadi 1% pada tahun 2017.

3)

Meningkatnya jumlah kepemilikan drainase air hujan dilingkungan permukiman dari 55 % menjadi 60%

pada tahun 2017.

4)

Peningkatan gerakan peduli drainase di tingkat RT dimulai pada tahun 2013.

Prohisan dan Air Bersih

1)

Meningkatkan Pemberdayaan masyarakat agar mampu menumbuhkan perilaku sehat dan

mengembangkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat.

(11)

I-11

2)

Mengurangi jumlah rumah tangga yang belum bersanitasi sampai 0% pada 2017.

3)

Berkurangnya praktek Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dari 10 % menjadi 0% pada tahun 2017.

4)

Meningkatnya kesadaran CTPS di lima waktu penting dari 73% menjadi 90% pada tahun 2017.

5)

Meningkatkanya rumah tanga bersanitasi dari 81% menjadi 100% ditahun 2016.

Sumber : hasil analisa SSK dan KKL 2012.

1.4

RESUME PROGRAM PRIORITAS DAN JUSTIFIKASINYA

Sub bab ini merupakan sub bab penekanan program prioritas dan justifikasinya berdasarkan

pengkajian dan kesepakatan Pokja Sanitasi Kabupaten Pacitan. Pada sub bab ini sudah terdapat kegiatan,

besaran dan justifikasi dari kegiatan tersebut. Kegiatan yang dimaksud merupakan prioritas utama yang harus

mendapat perhatian penanganan dan terkait dengan besaran penganggaran. Penentuan prioritas kegiatan

beserta besaran anggaran dan justifikasinya harus dikoordinasikan dengan SKPD terkait dalam penentuan

prioritas kegiatan tersebut. Berikut disajikan tabel mengenai program prioritas dan jutifikasinya seperti

dibawah ini.

1.4.1 Prioritas Program dan Kegiatan Air Limbah Permukiman

Tabel 1.6

Prioritas Program dan Kegiatan Air Limbah Permukiman periode 2014-2017

Prioritas 1:

Program Infrastruktur Air Limbah Sistem Setempat dan Sistem Komunal

Kegiatan

Estimasi Biaya

(Juta Rp.)

Justifikasi

1.

Penyediaan Sarana Sanitasi untuk Masyarakat

Berpenghasilan Rendah

-

Stimulan Jamban Keluarga untuk MBR/Miskin

2.

Penyediaan MCK Umum

-

Penyuluhan dan kampanye mendorong partisipasi

masyarakat dalam pengelolaan Air Limbah

Domestik (pada daerah yang berpotensi untuk

dibangun MCK Umum)

-

Sosialisasi Rencana Pembangunan MCK Umum

kepada masyarakat oleh Dinas Terkait

-

Pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat

(KSM-SANIMAS)

-

Pembebasan Lahan/Tanah

-

Perencanaan Detail(DED)

-

Pelatihan bagi pengurus KSM, berupa pelatihan di

bidang teknis, keuangan, dan manajerial

-

Pembangunan MCK Umum

-

Biaya Operasi dan Pemeliharaan MCK Umum

3.

Pembangunan IPAL Komunal / Tangki Septik

Komunal

-

Penyuluhan dan kampanye mendorong partisipasi

masyarakat dalam pengelolaan Air Limbah

Domestik (pada daerah yang berpotensi untuk

dibangun IPAL Komunal)

2.150,-

40,-

40,-

40,-

1.810,-

300,-

215,-

1400,-

180,-

25,-

-

Penyediaan sarana sanitasi untuk

masyaraka berpenghasilan

rendah dan penyediaan MCK

Umum merupakan upaya

Pemerintah Daerah Kabupaten

Pacitan untuk menjadikan

masyarakat kabupaten bebas

ODF.

-

Pembangunan IPAL Komunal dan

pembangunan IPLT merupakan

usaha untuk menciptakan

lingkungan sehat dan untuk

mengurangi pencemaran

lingkungan yang disebabkan dari

pembuangan limbah permukiman.

(12)

I-12

-

Sosialisasi Rencana Pembangunan IPAL Komunal

kepada masyarakat oleh Dinas Terkait

-

Pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat

(KSM-SANIMAS)

-

Pembebasan Lahan/Tanah

-

Perencanaan Jaringan perpipaan

-

Pelatihan bagi pengurus KSM, berupa pelatihan di

bidang teknis, keuangan, dan manajerial

-

Sosialisasi kepada masyarakat oleh pengurus

KSM (SANIMAS)

-

Pembangunan IPAL Komunal

-

Pembangunan Jaringan Perpipaan

-

Pembangunan Sambungan Rumah

-

Biaya Operasi dan Pemeliharaan IPAL Komunal

(Sanimas)

4.

Pembangunan IPLT

-

Studi Kelayakan IPLT Dadapan

-

Studi AMDAL Pembangunan IPLT

-

Sosialisasi dan Kampanye Rencana

Pembangunan IPLT

-

Pembebasan Lahan/Tanah

-

Perencanaan Detail (DED) Pembangunan IPLT

-

Pelatihan bagi Pengelola IPLT

-

Pembangunan IPLT

-

Supervisi Pembangunan IPLT

-

Operasi dan Pemeliharaan IPLT

-

Pengadaan Truk Tinja

-

Operasi dan Pemeliharaan Truck Tinja

20,-

25,-

500,-

150,-

25,-

15,-

500,-

750,-

500,-

200,-

50,-

150,-

25,-

Sudah tersedia

100,-

50,-

7.000,-

100,-

150,-

200,-

30,-

Catatan:

Prioritas 2:

Program Pengembangan Kebijakan dan Kinera Air Limbah

Kegiatan

Estimasi Biaya

(Juta Rp.)

Justifikasi

1.

Penyusunan Perda Pengelolaan Air Limbah

2.

Penyusunan Perda Pengelolaan Air Limbah

3.

Penyusunan Peraturan Pengelolaan B3

4.

Penyusunan Perda dalam penyelengaraan sistem air

limbah rumah tangga

5.

Penyusunan Peraturan Ijin Pembuang Limbah Cair

(IPLC)

230,-

75,-

75,-

75,-

75,-

Diperlukannya penguatan

Kelembagaan dan perencanaanya

karena selama ini tidak ada SKPD

yang secara resmi mengatur dan

mengelola air limbah permukiman

(13)

I-13

Prioritas 3:

Program Penyediaan Sarana Sanitasi Sekolah

Kegiatan

Estimasi Biaya

(Juta Rp.)

Justifikasi

1

Penyediaan sarana sanitasi pendidikan anak usia dini

2

Penyediaan Sarana Sanitasi Pendidikan Dasar

Sembilan Tahun

-

Pembangunan sarana air bersih dan sanitary

-

Pemeliharaan rutin/berkala sarana air bersih dan

sanitary

-

Rehabilitasi sedang/berat sarana air bersih dan

sanitary

3

Penyediaan Sarana Sanitasi Pondok Pesantren

-

Pembangunan Sarana Air bersih dan Sanitasi

dilingkungan Pesantren

472,5,-

570,-

8,-

210,-

400,-

Penyediaan sarana sanitasi di

lingkungan sekolah merupakan upaya

untuk mengenalkan sadar sanitasi

sejak dini di lingkungan sekolah,

melalui pembangunan sarana dan

prasarana sanitasi

Catatan:

Peta 1.1

Lokasi Prioritas Program dan Kegiatan Air Limbah Permukiman Kabupaten Pacitan periode 2014-2017

1

Program Pengembangan Kinerja

Air Limbah

Pembangunan IPLT Dadapan

Pembangunan MCK Umum, MCK

++, Jamban Keluarga

Master Plan Air Limbah Skala

(14)

I-14

1.4.2 Prioritas Program dan Kegiatan Persampahan

Tabel 1.7

Prioritas Program dan Kegiatan Persampahan periode 2014-2017

Prioritas 1:

Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

Kegiatan

Estimasi Biaya

(Juta Rp.)

Justifikasi

1.

Pengembangan dan Pengelolaan TPA Kabupaten

Pacitan

-

Penyusunan Studi Kelayakan TPA Dadapan

-

Penyusunan UKL/UPL TPA atau AMDAL

-

Sosialisasi Pembangunan TPA Dadapan

-

Pembebasan Lahan TPA Dadapan

-

Penyusunan DED Fasiltas Perlindungan TPA

-

Penyusunan DED Fasilitas Penunjang TPA

-

Pembangunan Prasarana dasar TPA

-

Pembangunan Fasilitas Perlindungan TPA

-

Pembangunan Fasilitas Penunjang TPA

-

Supervisi/pengawasan pembangunan TPA

-

Pengadaan Fasilitas Operasional TPA

-

Operasional dan pemeliharaan TPA

2.

Kegiatan Pengelolaan Sampah Dari Sumbernya

-

Penyuluhan tentang persampahan kepada

masyarakat dan kelompok masyarakat

-

Kampanye tatacara dan gerakan pemilihan

sampah dari sumbernya

-

Pengadaan Tempat Sampah Terpilah untuk

Rumah Tangga.

-

Pengadaan Tempat Sampah terpilah ditempat

umum/jalan

-

Pembentukan Pokmas baru ditingkat RT/RW

tentang pengolalaan sampah

-

Pembentukan kader warga peduli lingkungan

di setiap kelurahan

-

Pelatihan 3R bagi aparat pengelola

persampahan

-

Pelatihan Pengolahan sampah 3R bagi kader

desa dan RT/RW

-

Pengadaan Gerobag Sampah bersekat

3.

Pembangunan TPST 3 R di 6 Kecamatan

-

Penyusunan Studi Kelayakan TPST 3R

-

Sosialisasi Pembangunan TPST 3R

-

Pembebasan Lahan

-

Penyusunan DED TPST Daur Ulang dan

Pembuatan Kompos (UDPK)

-

Pembentukan lembaga pengelola TPST

UDKP

-

Pelatihan bagi pengelola TPST UDKP

-

Pembangunan TPST Unit Daur Ulang dan

Pembuatan Kompos (UDPK)

-

Supervisi Pembangunan TPST UDPK

Sudah dilaksanakan

Sudah dilaksanakan

Sudah dilaksanakan

Sudah tersedia

200,-

200,-

7.150,-

9.250,-

800,-

2.100,-

5.950,-

520,-

210,-

600,-

120,-

80,-

80,-

80,-

400,-

160,-

200,-

100,-

100,-

2.500-

360,-

30,-

25,-

1.800,-

240,-

Pengembangan dan pengelolaan

TPA yang sudah ada/peningkatan

pengelolaan TPA merupakan upaya

untuk mengurangi dampak yang

ditimbulkan dari pengelolaan TPA

yang masih open dumping.

Pemerintah Kab.Pacitan meyakini

bahwa Program pengelolaan sampah

dari sumbernya perlu dimulai

sekarang dan menjadi salah satu

prioritas untuk solusi pengelolaan

Jangka Panjang, terutama untuk

wilayah perkotaan yang terus tumbuh

dengan cepat. Pilot Project tingkat

wilayah akan diterapkan pada Kec.

Pacitan pada tahun pertama.

Pelaksanaan program ini akan

dilaksanakan secara bertahap untuk

tiap tahunnya.

(15)

I-15

Prioritas 1:

Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

Kegiatan

Estimasi Biaya

(Juta Rp.)

Justifikasi

-

Operasi dan Pemeliharaan TPST UDPK

1.440,-

Catatan:

Prioritas 2:

Kegiatan Peremajaan Alat Angkut Sampah Dari TPS Ke TPA dan Pengadaan Incenerator serta operasionalnya

Kegiatan

Estimasi Biaya

(Juta Rp.)

Justifikasi

1.

Peremajaan alat angkut sampah dari TPS ke TPA :

-

Operasi dan Pemeliharaan Truck Biasa

-

Pengadaan Dump Truck (terpilah)

-

Operasi dan Pemeliharaan Dump Truck

-

Pengadaan Kontainer (terpilah)

-

Pemeliharaan Kontainer

-

Pengadaan Amroll Truck

-

Operasi dan Pemeliharaan Amroll Truck

2.

Pengadaan Incenerator di 3 kecamatan

3.

Kegiatan operasional dan Pemeliharaan Incenerator

di 3 kecamatan

2.405,-

100,-

500,-

160,-

175,-

20,-

1.200,-

250,-

900,-

90,-

Sampah Medis diperlukan

penanganan yang serius supaya tidak

mencemari lingkungan sekitar dan

menular kan berbagia macam

penyakit, dan peremajaan alat angkut

perlu disegerakan dikarenakan biaya

perawatan terhadap alat angkut

hampir sam dengan biaya pembelian

alat angkut baru.

(16)

I-16

Peta 1.2

Lokasi Prioritas Program dan Kegiatan Persampahan Kabupaten Pacitan periode 2014-2017

1.4.3 Prioritas Program dan Kegiatan Drainase Lingkungan

Tabel 1.8

Prioritas Program dan Kegiatan Drainase Lingkungan periode 2014-2017

Prioritas 1:

Pembangunan Drainase Primer dan Pengendalian Banjir serta pengembangan, pengelolaan dan konvensi sungai,

danau dan sumber daya air lainnya

Kegiatan

Estimasi Biaya

(Juta Rp.)

Justifikasi

1.

Pembangunan Sudetan Kali Kunir

-

Perencanaan Teknis Sudetan Kali Kunir

-

Penyusunan Studi Kelayakan Sudetan Kali Kunir

-

Sosialisasi rencana Pembangunan Sudetan Kali

Kunir

-

Pengadaan Lahan Sudetan Kali Kunir

-

Penyusunan Studi dan DED Sudetan Kali Kunir

50,-

50,-

50,-

Sudah tersedia

50,-

Pembangunan sudetan dan

revitalisasi embung merupakan upaya

untuk mengurangi banjir kota yang

terjadi setiap tahunnya, akibat

meluapnya air limpasan hujan yang

tidak mampu tertampung pada

drainase sekunder dan tersier.

Prioritas 1 :

Pembangunan TPA Pacitan

TPST 3R di kecamatan Arjosari,

Punung dan Ngadirojo

Prioritas 2 :

Premajaan Alat Angkut TPA

Lokasi TPST 3 R

1.

BWP Punung

2.

BWP Arjosari

3.

BWP Donorojo

4.

BWP Ngadirojo

5.

BWP Tulakan

6.

BWP Nawangan

Lokasi Pilot TPST 3 R di daerah

kawasan perkotaan Pacitan (15

Desa/Kelurahan)

(17)

I-17

Prioritas 1:

Pembangunan Drainase Primer dan Pengendalian Banjir serta pengembangan, pengelolaan dan konvensi sungai,

danau dan sumber daya air lainnya

Kegiatan

Estimasi Biaya

(Juta Rp.)

Justifikasi

-

Pembangunan Saluran Drainase Primer (lanjutan

sudetan Kali Kunir)

-

Supervisi/pengawasan Pembangunan Sudetan

Kali kunir

-

Operasional dan Pemeliharaan Sudetan Kali Kunir

2.

Pembangunan Sudetan Kali Tani

-

Perencanaan Teknis Sudetan Kali Tani

-

Penyusunan Studi Kelayakan Sudetan Kali Tani

-

Sosialisasi rencana Pembangunan Sudetan Kali

Tani

-

Pengadaan Lahan Sudetan Kali Tani

-

Penyusunan Studi dan DED Sudetan Kali Tani

-

Pembangunan Saluran Drainase Primer (sudetan

Kali Tani)

-

Supervisi/pengawasan Pembangunan Sudetan

Kali Tani

-

Operasional dan Pemeliharaan Sudetan Kali Tani

3.

Revitalisasi Embung Blimbing Kel. Pucangsewu

-

Perencanaan teknis/revitalisasi Embung Blimbing

-

Penyusunan Studi Kelayakan Revitalisasi Embung

Blimbing

-

Sosialisasi Rencana Revitalisasi Embung Blimbing

-

Penyusunan DED Embung Blimbing

-

Pembangunan Revitalisasi Embung Blimbing

-

Supervisi/Pengawasan Pembangunan Revitalisasi

Embung Blimbing

-

Operasional dan Pemeliharaan Embung Blimbing

5.000,-

600,-

250,-

50,-

50,-

50,-

3.000,-

50,-

18.009,-

2.100,-

250,-

50,-

50,-

50,-

300,-

4.000,-

480,-

150,-

Kegiatan ini diawali dengan

perencanaan teknis, penyusunan

studi kelayakan dan sosialisasi

rencana pembangunan.

Catatan:

Prioritas 2:

Program Pembangunan dan Pemeliharaan Drainase Sekunder

Kegiatan

Estimasi Biaya

(Juta Rp.)

Justifikasi

1.

Perencanaan teknis Saluran Drainase Teleng Ria

2.

Pembangunan Saluran Drainase Teleng Ria

3.

Perencanaan teknis Saluran Drainase Jalan Mahgribi

4.

Pembangunan Saluran Drainase Jalan Mahgribi

5.

Perencanaan teknis Saluran Drainase Jalan Tentara

Pelajar

6.

Pembangunan Saluran Drainase Jalan Tentara

Pelajar

7.

Perencanaan teknis Saluran Drainase Sekunder

Pasar Arjosari

8.

Pembangunan Saluran drainase sekunder Pasar

Arjosari.

75,-

3.675,-

50,-

350,-

50,-

350,-

50,-

750,-

Pembangunan dan pemeliharaan

drainase sekunder ditujukan untuk

mengurangi banjir kota yang terjadi

setiap tahun di kawasan Perkotaan

Pacitan, yang disebabkan daya

tampung drainase sekunder semakin

berkurang

(18)

I-18

Prioritas 3:

Program Pembangunan dan Pemeliharaan Drainase Tersier serta program pengendalian banjir kota pada daerah

tangkapan dan badan-badan sungai

Kegiatan

Estimasi Biaya

(Juta Rp.)

Justifikasi

1.

Pembangunan dan pemeliharaan drainase tersier

-

Pembangunan Saluran Drainase

Tersier/Lingkungan

-

Rehabilitasi Saluran Drainase Tersier/Lingkungan

-

Pemeliharaan Saluran Drainase

Tersier/Lingkungan

2.

Pengendalian banjir pada daerah tangkapan dan

badan-badan sungai

-

Perbaikan dan pengaturan sarana prasarana

pengendali banjir (revetment di Sungai Gridulu)

-

Rehab bendung Sukoharjo (Pacitan) dan Dung

Sapi (Arjosari)

-

Pengaman tebing Sungai Grindulu (Tambakrejo,

Tanjungsari, dan Borang)

-

Parafet Sungai Mlati

-

Pengaman tebing dan revetment Sungai Lorog

(Hadiwarno, Tanjungpuro, Wonodadiwetan,

Ngadirojo)

-

Normalisasi saluran belah

-

Normalisasi kali pasang

-

Normalisasi kali talang

-

Normalisasi Drainase Ngadirojo

3.100,-

2.000,-

1.600,-

14.900,-

2500,-

2500,-

5.000,-

5.000,-

150,-

1.000,-

1.500,-

500,-

Untuk mewujudkan lingkungan sehat

perumahan salah satu bagian utama

yang tidak terpisahkan adalah adanya

akses terhadapa drainase lingkungan

baik untuk drainase air hujan dan air

limbah permukiman (Grey water).

Untuk Pembangunan dan

pemeliharaan dan sistem drainase

lingkungan pemerintah hanya

memberikan stimulan adapun peran

utama dalam pembangunan sanitasi

lingkungan diterapkan dengan sistem

pemberdayaan masyarakat.

(19)

I-19

Peta 1.3

Lokasi Prioritas Program dan Kegiatan Drainase Lingkungan Pacitan periode 2014-2017

Prioritas.1: konstruksi Embung Blimbing Pucangsewu

, Sudetan Kali Kunir dan Kali Tani Pacitan

(2014, sumber APBN + APBD Kab.)

Prioritas 2 : Pembangunan dan Pemeliharan Drainase

Sekunder di Wilayah CBD, Baleharjo,Arjowinangun,

Tanjungsari, Menadi, Arjosari ( 2014 Sumberf APBD

Provinsi+ APBD Pacitan

Prioritas 3 :

Pembangunan dan Pemeliharaan drinase

Lingkungan

(20)

I-20

1.4.4 Prioritas Program dan Kegiatan Prohisan dan Air Minum

Tabel 1.9

Prioritas Program dan Kegiatan Prohisan dan Air Minum periode 2014-2017

Prioritas 1:

Program Pengembangan Lingkungan Sehat dan Pengembangan Infrastruktur Perdesaan

Kegiatan

Estimasi Biaya

(Juta Rp.)

Justifikasi

1.

ODF (Open Defecation Free) Pilar 1 ( satu )

-

Review Fasilitator STBM Puskesmas (Road Show

PHBS)

-

Monev dan Ferifikasi akses Jamban Sehat oleh

Puskesmas (Penyuluhan Pola Hidup Bersih dan

Sehat )

-

Festifal ODF / STBM /Pameran /Deklarasi ODF

(Festifal K7)

-

Stimulasi Jamban Bagi Gakin /MBR (Cipta Karya)

Untuk mendukung ODF

2.

Pengawasan Kualitas Air Minum dan Keamanan

Pangan (Pilar 3 )

-

Pembinaan Teknis Peningkatan Kualitas Air

Minum Bagi Pengelola Penyedia Air Minum (DAM,

HIPPAM dan PDAM, Prokasih)

-

Pemeriksaan Lab. Bakteriologis Air Minum PDAM,

HIPPAM dan DAM

-

Pembinaan Teknis Keamanan Pangan

-

Pemeriksaan Bakteriologis Makmin

-

Pemeriksaan Barang Dalam Kemasan Terpadu

(BDKT)

3.

Pengembangan dan pembinaan Kabupaten Sehat

dalam 9 (Sembilan tatanan)

4.

Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (DAK air

minum)

-

Kegiatan Pembangunan Prasarana dan Sarana

Air Bersih Perdesaan Desa Belah Kec. Donorojo,

Desa Wonosobo Kec. Ngadirojo, Desa Ngunut

Kec. Bandar, Kab.Pacitan

-

Kegiatan Pembangunan Prasarana dan Sarana

Air Bersih Perdesaan Ds. Glingangan Kec.

Pringkuku, Ds. Bangunsari Kec. Bandar, Ds.

Gunungrejo Kec. Sudimoro, Kab.Pacitan

-

Kegiatan Pembangunan Prasarana dan Sarana

Air Bersih Perdesaan Desa Ngromo Kec.

Nawangan, Desa Gembong Kec. Arjosari, Desa

Wonosidi Kec. Tulakan, Kab. Pacitan

-

Kegiatan Pembangunan Prasarana dan Sarana

Air Bersih Perdesaan Ds. Bolosingo Kec. Pacitan,

Ds. Sidomulyo Kec. Ngadirojo, Ds Katipugal Kec.

Kebonagung, Kab. Pacitan

200,-

100,-

200,-

420,-

200,-

100,-

200,-

200,-

100,-

240,-

2.618,-

3.993,-

2.614,-

2.009,-

-

Peningkatan Kesadaran

Masyarakat diyakini sebagai faktor

utama yangperlu dipersiapkan

untuktercapainya tingkat sanitasi

yanglebih baik. Terkait

Penganggaran, kerjasama dan

partisipasi Swasta sangat

dimungkinkan dalam kegiatan

ini.Detail uraian program dan

kegiatan dapat dlihat pada

lampiran

-

Pengembangan Kelembagaan

yang peduli sanitasi perlu

dikembangkan untuk mendukung

tercipta Kondisi sanitasi

kabupaten Pacitan yang lebih baik

melalui pemberdayaan

pendekatan non fisik

-

Pengembangan Jaringan dari

Sambungan Primer menjadi

perhatian utama dalam

peningkatan akses air bersih

perpipaan dari 12 % ke 20 % di

tahun 2017

(21)

I-21

Prioritas 2:

Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat serta Peningkatan Air Bersih Melalui Pemberdayaan

Masyarakat

Kegiatan

Estimasi Biaya

(Juta Rp.)

Justifikasi

1.

Peningkatan Kesadaran Masyarakat dalam PHBS

Melalui Kampanye (Pilar 2)

-

Peningkatan Ketrampilan Tenaga Penyuluh PHBS

-

Pelatihan Pemberdayaan Kader PHBS

-

Survey PHBS

-

Kampanye CTPS

-

Pengadaan Sarana Fisik Mendukung PHBS

Media Promosi

Sarana CTPS

Pemeliharaan Sarana

2.

Peningkatan Layanan Air Bersih Melalui

Pemberdayaan Masyarakat

-

Pembinaan HIPPAM seluruh Kabupaten Pacitan

-

Penyediaan air berseh pada musim kemarau Ds.

Karangmulyo, Ds. Gunungrejo, Ds. Kebonsari, Ds.

Tinatar, Ds. Gondosari, Ds. Ploso, Ds. Tamanasri,

Ds. Wareng, Ds. Widoro, Ds. Sawahan, Ds. Kalak

-

Pembangunan sarana dan prasarana air bersih

perdesaan (penampung air hujan/PAH) pada

daerah rawan air bersih

Pembangunan PAH Desa Karangmulyo Kec.

Sudimoro

Pembangunan PAH Desa Gunungrejo Kec.

Sudimoro

Pembangunan PAH Desa Kebonsari Kec.

Punung

Pembangunan PAH Desa Tinatar Kec.

Punung

Pembangunan PAH Desa Ploso Kec. Punung

Pembangunan PAH Desa Gondosari Kec.

Punung

Pembangunan PAH Ds. Wareng Kec. Punung

Pembangunan PAH Desa Tamanasri Kec.

Pringkuku

Pembangunan PAH Ds. Widoro Kec. Donorojo

Pembangunan PAH Ds. Sawahan Kec.

Donorojo

Pembangunan PAH Ds. Kalak Kec. Donorojo

Pembangunan PAH Ds. Kasihan Kec.

Tegalombo

Pembangunan PAH Ds. Tahunan Kec.

Tegalombo

Pembangunan PAH Ds. Pucangombo Kec.

Tegalombo

Pembangunan PAH Ds. Bandar Kec. Bandar

100,-

200,-

100,-

100,-

200,-

200,-

40,-

200,-

400,-

40,-

40,-

40,-

40,-

40,-

40,-

40,-

40,-

40,-

40,-

40,-

40,-

40,-

40,-

40,-

Sarana Fisik Promosi Hidup Sehat

dan Sanitasi diyakini membantu

image masyarakat pacitan dalam

rangka meningkatkan kesadaran

akan PHBS melalui tenaga penyuluh ,

media cetak dan media elektronik.

Pengembangan Jaringan dari

Sambungan Primer melalui

pemberdayaan masyarakat menjadi

perhatian utama dalam peningkatan

akses air bersih dan mengurangi

daerah rawan air bersih di Kabupaten

Pacitan.

(22)

I-22

Peta 1.4

Lokasi Prioritas Program dan Kegiatan Prohisan dan Air Minum Pacitan periode 2014-2017

SPAM IKK

Donorojo

SPAM Ds.

Sidomulyo Kec.

Ngadirojo

SPAM Desa

Bangunsari

Kec. Bandar

Prioritas.1: Prohisan : Program

Penyediaan Sarana Promosi

Kesehatan dan higyens di IKK

Punung, IKK Pacitan dan IKK

Ngadirojo

SPAM IKK

Punung

SPAM IKK

(23)

BAB II.

MEMORANDUM PROGRAM JANGKA MENENGAH

Memorandum Program Jangka Menengah merupakan kesepakatan dukungan program dari berbagai

sumber terkait dan disusun berdasarkan tabel prioritas pembangunan sanitasi yang telah disusun dan

dibahas bersama SKPD terkait di Kabupaten Pacitan, dengan mengidentifikasi kegiatan-kegiatan prioritas.

Pelaksanaan dari masing-masing kegiatan tersebut harus mencerminkan urutan, tahapan, dan keterkaitan

yang logis antar kegiatan. Program dan prioritas kegiatan dalam dokumen ini merupakan justifikasi kebutuhan

penganggaran selama lima (5) tahun mendatang untuk kegiatan fisik dan non fisik. Justifikasi kebutuhan

biaya selama lima (5) tahun mendatang meliputi kemampuan pendanaan dari APBD, potensi pendanaan dari

APBD Propinsi, potensi pendanaan dari APBN, dan bantuan luar negeri atau pinjaman (PHLN). Berikut

dibahas mengenai sumber dana dari pemerintah, baik Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Provinsi, dan

Pemerintah Pusat dan sumber dana non pemerintah.

2.1

Sumber Dana Pemerintah

Salah satu unsur yang terpenting dalam proses penganggaran pembangunan

sanitasi

adalah

tercapainya konsolidasi dan kesepakatan dukungan penganggaran baik dari Pemerintah Daerah sendiri,

Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Pusat. Pembahasan dalam sub-bab ini berisi Daftar Program Kegiatan

yang sudah mendapatkan komitmen dan kesepakatan dalam rencana alokasi penganggaran implementtasi

Jangka Menengah. Nota Kesepakatan tersebut disusun setelah melalui proses internalisasi dan sinkronisasi

dengan semua pihak terkait, baik pemegang kebijakan tingkat kabupaten, provinsi dan pusat.

Rencana kebutuhan penganggaran tersebut disusun dalam lembar kesepakatan memorandum

program sanitasi jangka menengah. Meskipun lembar tersebut berisi kesepakatan dan komitmen

penganggaran tetapi tetap akan dievaluasi untuk kebutuhan penganggaran pada tahun-tahun berikutnya

dengan mengacu sistem penganggaran formal tahunan, sehingga alokasi penganggaran untuk pembangunan

sanitasi dapat menjadi prioritas. Berikut tabel mengenai lembar kesepakatan Pemerintah Kabupaten,

Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Pusat.

(24)

LEMBAR KESEPAKATAN

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN

Nomor

:

Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ditetapkan pembagian kewenangan antara

Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kab/Kota. Pembangunan dan pelayanan dasar menjadi kewajiban

Pemerintah Kab/Kota, sehingga lebih mendekatkan interaksi antara pemandu kebijakan dengan masyarakat. Disadari bahwa terdapat

keterbatasan pendanaan pemerintah Kab/Kota dalam pembangunan sanitasi, sehingga diperlukan dukungan dari Pemerintah

Provinsi, Pusat maupun pihak / instansi lain yang peduli.

Menghadapi dinamika perubahan yang terjadi, disadari pula diperlukan keselarasan dalam cara pandang atau paradigma dalam

pengembangan sektor sanitasi secara komprehensif dan terintegrasi, baik dalam lingkup kewilayahan maupun dalam keterkaitan

dengan pengembangan sektor lain yang berkelanjutan

.

Berkenaan dengan hal tersebut diatas, pada hari ini

...tanggal...bulan...tahun...

, kami unsur Pemerintah Kabupaten

Pacitan sepakat untuk mengalokasikan dukungan pendanaan dalam perencanaan dan pelaksanaan Program Percepatan

Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) tahun 2014-2017 sebagaimana tertuang dalam dokumen Memorandum Program

Sanitasi ini:

KESEPAKATAN ALOKASI

PEMBIAYAAN SANITASI – KABUPATEN PACITAN

TAHUN ANGGARAN 2013 – 2017 (x Rp. 1.000)

No

Sektor

Tahun Anggaran

Total

2014

2015

2016

2017

A

Sumber Pendanaan : APBD Kabupaten Pacitan

A.1

Sektor air limbah domestik

1.475,-

1.050,-

695,-

860,-

A.2

Sektor Persampahan

75

A.3

Sektor Drainase Lingkungan

A.4

Aspek Prohisan

Sub-Total A

Implementasi rencana penganggaran ini akan ditindak lanjuti sesuai aturan yang berlaku. Demikian

pengesahan Memorandum Program sektor sanitasi ini dibuat berdasarkan kepedulian dalam upaya

percepatan pelaksanaan pembangunan sektor sanitasi yang terintegrasi dan berkelanjutan.

*) Tembusan:

Kepala SKPD / Dinas Kab/Kota terkait – untuk ditindak lanjuti

Pacitan, Juni 2013

BUPATI PACITAN

(25)

2.1.2 Lembar Kesepakatan Pemerintah Provinsi

LEMBAR KESEPAKATAN

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI

PROVINSI JAWA TIMUR – KABUPATEN PACITAN

Nomor :

Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ditetapkan pembagian

kewenangan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kab/Kota. Pembangunan dan

pelayanan dasar menjadi kewajiban Pemerintah Kab/Kota, sehingga lebih mendekatkan interaksi antara

pemandu kebijakan dengan masyarakat. Disadari bahwa terdapat keterbatasan pendanaan pemerintah

Kab/Kota dalam pembangunan sanitasi, sehingga diperlukan dukungan dari Pemerintah Provinsi, Pusat

maupun pihak / instansi lain yang peduli.

Menghadapi dinamika perubahan yang terjadi, disadari pula diperlukan keselarasan dalam cara pandang atau

paradigma dalam pengembangan sektor sanitasi secara komprehensif dan terintegrasi, baik dalam lingkup

kewilayahan maupun dalam keterkaitan dengan pengembangan sektor lain yang berkelanjutan

.

Berkenaan dengan hal tersebut diatas, pada hari ini...tanggal...bulan...tahun..., kami

Pemerintah Provinsi Jawa Timur sepakat untuk memberikan dukungan pendanaan dalam perencanaan dan

pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) tahun 2014-2017

sebagaimana tertuang dalam dokumen Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Pacitan - sub Lampiran

…….. untuk implementasi program:

1). ...

2). ... dst

KESEPAKATAN ALOKASI

PEMBIAYAAN SANITASI – KABUPATEN PACITAN

TAHUN ANGGARAN 2013 – 2017 (x Rp. 1.000)

No

Sektor

Tahun Anggaran

Total

2014

2015

2016

2017

B

Sumber Pendanaan : APBD Provinsi Jawa Timur

B.1

Sektor air limbah domestik

B.2

Sektor Persampahan

B.3

Sektor Drainase Lingkungan

B.4

Aspek Prohisan

Sub-Total A

Implementasi rencana penganggaran ini akan ditindak lanjuti sesuai aturan yang berlaku. Demikian

pengesahan Memorandum Program sektor sanitasi ini dibuat berdasarkan kepedulian dalam upaya

(26)

percepatan pelaksanaan pembangunan sektor sanitasi yang terintegrasi dan berkelanjutan.

Perwakilan Provinsi Jawa Timur

Gubernur Jawa Timur

SOEKARWO

………

Perwakilan Kabupaten Pacitan

Bupati Pacitan

INDARTATO

………

Tembusan:

1.

Kepala SKPD / Dinas Provinsi Jawa Timur - untuk di tindaklanjuti

2.

Pokja Sanitasi Provinsi Jawa Timur

3.

Kepala SKPD / Dinas Kabupaten Pacitan terkait - untuk ditindaklanjuti

4.

Pokja Sanitasi Kabupaten Pacitan

(27)
(28)

2.1.3 Lembar Kesepakatan Pemerintah Pusat

LEMBAR KESEPAKATAN

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI

DIRJEN PPLP, DIRJEN P2PL, DIRJEN XX*) dengan KABUPATEN PACITAN

Nomor :

Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ditetapkan pembagian

kewenangan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kab/Kota. Pembangunan dan

pelayanan dasar menjadi kewajiban Pemerintah Kab/Kota, sehingga diharapkan dapat lebih mendekatkan

interaksi antara pemandu kebijakan dengan masyarakat. Disadari bahwa terdapat keterbatasan pendanaan

pemerintah Kab/Kota dalam pembangunan sanitasi, sehingga diperlukan dukungan dari berbagai sumber

terkait, termasuk sumber pendanaan dari Pusat.

Berkenaan dengan hal tersebut diatas, pada hari ini...tanggal...bulan...tahun..., kami yang

bertandatangan dibawah ini sepakat untuk memberikan dukungan pendanaan dalam perencanaan dan

pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) tahun 2014-2017

sebagaimana tertuang dalam dokumen Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Pacitan- sub Lampiran

………untuk implementasi program:

1). ...

2). ... dst

Implementasi rencana penganggaran ini akan ditindak lanjuti sesuai aturan yang berlaku.

Demikian pengesahan Memorandum Program sektor sanitasi ini dibuat berdasarkan kepedulian dalam upaya

percepatan pelaksanaan pembangunan sektor sanitasi yang terintegrasi dan berkelanjutan.

Perwakilan Direktorat Jenderal

INSTANSI NAMA TANDA TANGAN/STEMPEL

Satker PPLP Provinsi

………

………

Satker Kementrian

………

………

Kesehatan Provinsi

Satker Kementrian LH

………

………

Provinsi

Gambar

Gambar 1.1   Tahapan Pelaksanaan PPSP  1.2  RESUME PERMASALAHAN SANITASI

Referensi

Dokumen terkait

Realitas lapangan yang terjadi di Gampong Rukoh bertolak belakang dengan konsep yang seharusnya berlaku yang dijelaskan dalam milk al-daulah dalam fikih muamalah.

Bila digunakan untuk mengukur tahanan rendah alat ukur tersebut tidak dapat menyimpang atau simpangannya kecil sekalisehingga tidak akan kelihatan, dengan demikian alat ukur

Setelah menggunakan media sosial dalam promosi, transaksi jual beli yang dilakukan Susie shop juga beragam dengan menggunakan tiga model akad jual beli yang dalam

GL GDODPQ\D 3HQHOLWLDQ LQL PHQXQMXNNDQ EDKZD VHEDE WHUMDGLQ\D EXGD\D NHPSRQDQ LDODK DGDQ\D VXJHVWL QHJDWLI GDODP GLUL VHVHRUDQJ PDQD NDOD WLGDN PHPDNDQ DWDX PHPLQXP \DQJ GLVXJXKNDQ

„ Produksi Bakteri dan Virus dalam skala Produksi Bakteri dan Virus dalam skala komersial digunakan sebagai vaksin.. komersial digunakan sebagai vaksin dapat juga dipakai

Sehingga untuk SPBU yang pernah terjadi kebocoran tangki timbun ataupun kebocoran pada sistem perpipaan SPBU diperlukan kajian dalam mengetahui seberapa jauh

Hal ini juga telah dibuktikan pengujian hipotesis yang telah dilakukan dan menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang tidak signifikan pada BOPO antara Bank Umum

Kesenian batombe , merupakan salah kesenian tradisional (seni tradisi) yang terdapat dalam kehidupan masyarakat Minangkabau, tepatnya di Nagari Abai Kecamatan Sangir