DAFTAR HADIR PAKAR DISKUSI PLENO SISTEM UROGENITAL
MODUL 3 UROGENITRAL MODUL 4 UROGENITRAL
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2019-2020 Hari/ Tanggal : Selasa, 5 Mei 2020
Tempat : ONLINE
NO
1 √
2 √
3 dr. Agus Sunarto, Sp.OG √
4 dr. Baktiansyah, Sp.OK √
5 dr. Kartono Ichwani, Sp.BK √
6 dr. Elyusrar a Djalal. PhD √
7 dr. Rahmini, Sp.A Tdk Hadir
8 dr. Yusuf Bazed, Sp.U √
9 dr. Samicha, Sp.U Tdk Hadir
10 dr. Winoto, Sp.BU √
11 dr. Dewi Martalena, Sp.PD √
12 dr. Tirta Prawitasari, Sp.GK √
13 dr. Reny Luhur, Sp.RAd Tdk Hadir
14 √
15 √
16 √
17 √
Prof. Armen Muchtar, SP.F
dr. Lucky Briliantina
TANDA TANGAN DR. dr. Busjra M. Nur, M.Sc
dr. Sugiarto, Sp.PA dr. Tri Ariguntar, Sp.PK
dr. Dayu Swasti Kharisma, M. Biomed NAMA
DAFTAR HADIR TUTOR DISKUSI PLENO SISTEM UROGENITAL
MODUL 3 UROGENITRAL MODUL 4 UROGENITRAL
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2019-2020 Hari/ Tanggal : Selasa, 5 Mei 2020
Tempat : ONLINE NO 1 √ 2 √ 3 √ 4 Tdk Hadir 5 Dr. dr. Tri Ariguntar, Sp.PK √ 6 dr. Rusdi Effendi, Sp.KJ √ 7 dr. Sugiarto, Sp.PA √
8 dr. Robiah Khairani H, Sp.S Tdk Hadir
9 √
10 √
TANDA TANGAN
dr. Oktarina, MSc
dr. Wiwit Ida Cahyani, Sp.S
dr. Resiana Karnina, Sp.An
NAMA
dr. Resna Murti Wibowo, Sp.PD dr. Gladys T Tubarad, M.Pd.Ked
KELOMPOK : 1
Tgl. 05.05.2020
2018730089 Ridho HADIR
2018730108 Teuku Muhammad Rizqon Akbar Muli HADIR
2018730107 Taufik Ismail HADIR
2018730005 Amira Layyina Salsabiela HADIR 2018730072 Mutiara Fellina Maharani HADIR 2018730006 Andieni Nur Insani HADIR
2018730075 Nadiah Iftinah HADIR
2018730048 Indah Dwi Anugrah HADIR
2018730091 Rizka Awaliyah HADIR
2018730014 Annisa Vika Augustia HADIR 2018730077 Naila Darratu Sa'diyah HADIR
Tutor :
NIM NAMA
ABSENSI PLENO
MODUL 3 UROGENITRAL MODUL 4 UROGENITRAL
SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KELOMPOK : 2
Tgl. 05.05.2020
2018730069 Muhammad Jodi Cabisio Priyanto HADIR 2018730002 Aldi Fakhrul Rozi HADIR 2018730071 Musa Ramadhan Elang Kakung Sismadi HADIR 2018730015 Arrizqi Hafidh Abdussalam HADIR 2018730085 Rafiedah Ishmah Maimunah HADIR 2018730012 Annisa Salsabil Husna HADIR 2018730027 Elsa Nadia Wahyuningsih HADIR 2018730080 Nur Chomsatun Fasyarofa Thoibah HADIR 2018730009 Annisa Gholiza Putri HADIR 2018730061 Melani Maharani HADIR 2018730037 Fauziyah Aulia Rachmat HADIR
Tutor :
NIM NAMA
SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2019/2020
TANDA TANGAN
ABSENSI PLENO
MODUL 3 UROGENITRAL MODUL 4 UROGENITRAL
KELOMPOK : 3
Tgl. 05.05.2020
2018730007 Andreza Ragil Junindra HADIR 2018730047 Ilham Kamil Satria HADIR
2018730024 Dawud Muzakki HADIR
2018730098 Sefia Nabila Nur Azmi Tarigan HADIR 2018730099 Shafira Aulia Khairunnisa HADIR 2018730008 Anggraeni Dwi Puspita Sari HADIR 2018730087 Ratu Raniazahra Jonis HADIR 2018730109 Tiara Suci Anggraini HADIR 2018730001 Afiifah Fabrianty HADIR 2018730052 Jenny Callista Vaulina HADIR 2018730043 Hanna Desnia Irfani HADIR
Tutor : NIM
ABSENSI PLENO
MODUL 3 UROGENITRAL MODUL 4 UROGENITRAL
SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2019/2020
TANDA TANGAN NAMA
KELOMPOK : 4
Tgl. 05.05.2020
2018730055 Linggar Pradipta HADIR 2018730045 Hasbi Tri Fatwa Nuralam HADIR 2018730070 Muhammad Reynaldi A. G HADIR 2018730063 Muhamad Rasyid Irawan HADIR 2018730011 Annisa Nurul Afifah HADIR 2018730105 Syifa Amalia Khairunnisa HADIR 2018730023 Cindy Salsabila Muharani HADIR 2018730020 Aziza Iskhakova HADIR
2018730056 Lismandasari HADIR
2018730081 Nur Rahmah Sari HADIR 2018730013 Annisa Sastrawati Rayes HADIR
Tutor :
NIM NAMA
SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2019/2020
TANDA TANGAN
ABSENSI PLENO
MODUL 3 UROGENITRAL MODUL 4 UROGENITRAL
KELOMPOK : 5
Tgl. 05.05.2020
2018730030 Emir Salim HADIR
2018730064 Muhammad Alfian Naufal HADIR
2018730062 Mohammad Talha HADIR
2018730103 Siti Haniwidiya HADIR 2018730088 Raudatul Sifa Afrijiyah HADIR 2018730004 Alfiana Adhitia S HADIR 2018730029 Elvi Audriana Nuraini HADIR 2018730083 Nurhalisa Putri HADIR 2018730060 Maynaliza Nurul Aini HADIR 2018730010 Annaya Noor Sabina HADIR
2018730016 Athaya Luthfi HADIR
Tutor :
ABSENSI PLENO
MODUL 3 UROGENITRAL MODUL 4 UROGENITRAL
SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2019/2020
TANDA TANGAN
KELOMPOK : 6
Tgl. 05.05.2020
2017730115 Sony Aditya Rizki. S HADIR
2018730093 Rulli Rustaman HADIR
2018730022 Caesar Daffa N HADIR
2018730067 Muhammad Ikmal Syafi'i HADIR
2017730091 Putri Khalilah HADIR
2018730017 Athira Azhar Budiani HADIR
2018730049 Intan Karlina HADIR
2018730074 Nadiah Cahyanih HADIR 2018730039 Firna Diantha Etika HADIR
2018730054 Liana Rahayu HADIR
2018730046 Hasri Indah Nur Alfiani HADIR
Tutor :
NIM NAMA TANDA TANGAN
SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2019/2020 ABSENSI PLENO
MODUL 3 UROGENITRAL MODUL 4 UROGENITRAL
KELOMPOK : 7
Tgl. 05.05.2020
2018730044 Harli Zihdan Koto HADIR 2018730090 Rifaldi Adhadi Aripin HADIR 2018730053 Legawa Arif Kurnia HADIR 2018730032 Fadhil Fikri Fadjry HADIR 2018730092 Rizki Novita Sari HADIR 2018730078 Nandya Satyaning Rahayu HADIR 2018730100 Shara Fatimatuzzahro HADIR 2018730034 Faidah Farihatul Fajriyah HADIR 2018730031 Evelin Widowati HADIR 2018730101 Shelina Rahmadani HADIR
2018730084 Pelia Deswita HADIR
2015730134 Yusman Malik HADIR
Tutor : NIM NAMA ABSENSI PLENO MODUL 3 UROGENITRAL MODUL 4 UROGENITRAL TANDA TANGAN
KELOMPOK : 8
Tgl. 05.05.2020
2018730066 Muhammad Fairuzaki HADIR 2018730025 Dony Prasetya Nugraha HADIR 2018730065 Muhammad Bobby Suristian HADIR 2018730021 Azzahra Asya Sisdiani HADIR 2018730097 Sarah Shabiyyah Aqilah HADIR 2018730018 Ayu Dika Anugarahwati HADIR
2018730079 Nina Nurhilma HADIR
2018730042 Hana Fathiazzahra Jaelani HADIR 2018730082 Nur Syah Fitriyana Ramadhani HADIR
2018730104 Siti Mardiana HADIR
2016730106 Wira Aditya Potabuga HADIR
Tutor :
NIM NAMA
ABSENSI PLENO
MODUL 3 UROGENITRAL MODUL 4 UROGENITRAL
SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KELOMPOK : 9
Tgl. 05.05.2020
2018730041 Hamzah Haidar HADIR
2018730019 Azhar Wicaksono HADIR 2017730062 Lalu Ahmad Asmayadi HADIR 2018730068 Muhammad Indo Fuji Rahman HADIR 2018730106 Tasya Amelia Salsabilla HADIR 2018730096 Sarah Agniarahmah HADIR 2018730073 Nabila Jasmine Kusumaning Ardianti HADIR 2018730057 Luthfiyyah Adelia Sukma HADIR 2018730003 Alfi Liani Sakinah HADIR 2018730086 Ratri Qirana Putri Saryadi HADIR
2016730029 Elsa Muslihat HADIR
Tutor :
NIM NAMA
ABSENSI PLENO
MODUL 3 UROGENITRAL MODUL 4 UROGENITRAL
SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KELOMPOK : 10
Tgl. 05.05.2020
2018730076 Nadif Mahendra Tiasto HADIR
2018730051 Izza Ihsan HADIR
2018730058 M Rafly Aulia Rasyid HADIR 2018730059 M. Rizky Bambang Wiratmoko HADIR 2018730036 Fatharani Mazaya Gassani HADIR 2018730038 Fildzah Siti Ghassani HADIR 2018730095 Salsabila Brilliant Widyadhana HADIR
2018730050 Iyaza Imtiaz HADIR
2018730028 Elsa Novilindra HADIR 2018730035 Farras Fairuzzakiah Sulaeman HADIR 2018730026 Dyah Mutia Saraswati HADIR
Tutor :
NIM NAMA
MODUL 4 UROGENITRAL
SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2019/2020
TANDA TANGAN
ABSENSI PLENO
BLOK UROGENITAL
MODUL 3
Tutor : dr. Wiwit Ida Cahyani, Sp.S Kelompok 2
Aldi Fakhrul Rozi (2018730002)
Annisa Gholiza Putri (2018730009) Annisa Salsabil Husna (2018730012)
Arrizqi Hafidh A (2018730015) Elsa Nadia W (2018730027) Muhammad Jodi C (2018730069) Musa Ramadhan E .K (2018730071) Nur Chomsatun F (2018730080) Rafiedah Ishmah M (2018730085) Fauziyah Aulia R (2018730037) Melani Maharani (2018730061)
Skenario 2
• Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan kencing bernanah sejak 1 hari yang lalu. Pasien juga mengeluh nyeri saat berkemih.
• Kata sulit: -
• Identifikasi masalah: ‐ Kencing bernanah ‐ Nyeri saat berkemih
Mind Map Kencing bernanah Uretritis gonore Neisseria gonorrhoeae Uretritis non-gonore Aktivitas seksual infeksi Infiltrasi neutrofil
Nyeri saat berkemih siskitis batu prostatitis uretritis infeksi inflamasi
Peta konsep
Laki-Laki, 30 tahun
Kencing bernanah Nyeri saat berkemih
Neisseria gonorrhoeae Menempel pada permukaan mukosa epitel kolumner Memproduksi TNF Menyebabkan kerusakan sel epitel mukosa Terbentuknya eksudat Merangsang proses inflamasi Infiltrasi neutrofil Akumulasi neutrophil dan Neisseria gonorrhoeae pada jaringan sub epitel
Infeksi saluran kemih inflamasi Kerusakan selaput lendir Selaput lendir hancur anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang DD WD tatalaksana komplikasi prognosis Penularan melalui hubungan seksual Farmako terapi(farmako kinetic&dinamik) Non farmako terapi
pertanyaan
1. Bagaimana klasifikasi penyakit infeksi pada traktus urinarius dan genitalia? 2. Apa etiologi kencing bernanah?
3. Apa saja factor resiko kencing bernanah?
4. Bagaimana patomekanisme kencing bernanah? 5. Bagaimana patomekanisme nyeri saat berkemih? 6. Bagaimana Anamnesis pada skenario?
7. Bagaimana pemeriksaan fisik pada scenario?
8. Apa saja diagnosis banding dengan gejala seperti di skenario?
9. Apa saja pemeriksaan penunjang pada penyakit yang sesuai dengan scenario? 10. Bagaimana tatalaksana farmakologis pada WD?
11. Bagaimana tatalaksana non-farmakologis pada WD? 12. Apa saja komplikasi dari WD?
13. Bagaimana epidemiologi WD? 14. Bagaimana prognosis pada WD?
Infeksi Saluran Atas
1. Pielonefritis Akut
2. Pielonefritis Kronik
Infeksi Saluran Bawah Laki-Laki
Perempuan 1. Sistisis 2. Prostatitis 3. Epididimitis 4. Uretritis 1. Sistisis
2. Sindrom Urea Akut
Bagaimana klasifikasi penyakit infeksi pada traktus urinarius
dan genitalia?
Etiologi kencing bernanah
Bakteri : Neisseria gonorrhoeae → - Gram negatif - Nonmotile
- Tidak membentuk spora
- Diplokokus (berpasangan sebagai monokokus
Neisseria merupakan patogen yang eksklusif pada manusia, secara umum memiliki tiga salinan genom per unit kokus, dimana poliploidi ini memungkinakn tingat variasi antigenik yang tinggi dan kelangsungan hidup di dalam inangnya. Gonokokus, seperti semua spesies Neisseria lainnya, merupakan oksidasi positif. Mereka dibedakan dari Neisseriae lain dengan kemampuan mereka untuk tumbuh pada media selektif dan untuk memanfaatkan glukosa tapi tidak maltosa, sukrosa atau laktosa
Faktor Resiko Kencing Bernanah
USIA GENETIK JENIS KELAMIN
OBAT-OBATAN PSIKOSOSIAL
Patomekanisme Kencing Bernanah
Terdapat 5 fase :
1. Bakteri (Neisseria gonorrhoeae) menginfeksi permukaan selaput lendir
2. Bakteri menuju microvilus sel epitel kolumnar untuk kolonisasi selama infeksi
3. Bakteri masuk ke dalam sel kolumnar dengan proses yang disebut endositosis, membentuk vakuola
4. Vakuola tsb kemudian ke membran basal sel inang, dimana bakteri berkembang biak
5. Reaksi inflamasi yang dihasilkan menyebabkan infiltrasi neutrofil
Nyeri saat Berkemih atau
Disuria
Mikroorganisme Reseptor Nyeri Traktus Urinarius Inflamasi UrineKumar V, Cotran RS, Robbins SL. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins. Edisi 7. Volume 2. Alihbahasa oleh Brahm U Pendit. Jakarta: EGC.
Anamnesis
1 Menanyakan Identitas • Nama • Umur • Jenis kelamin • Pekerjaan • Status • Alamat Hasil • - • 30 tahun • Laki-laki • - • - • - 2 Menanyakan keluhan utama• Keluhan utama • Kencing bernanah
3 Menanyakan Riwayat Penyakit Sekarang
• Sejak kapa keluhan tsb terjadi ?
• Apakah ada rasa nyeri ketika berkemih ?
• Apakah ada perubahan warna pada air kencing ? • Apakah kesulitan saat berkemih ?
• Intensitas berkemih bagaimana?
• Apakahada luka disekitar alat kelamin? • Apakah ada keluhan lain?
(nyeri pinggang dan tipe nyeri pinggang menetap atau menjalar ke perut bawah, nyeri kolik (melilit, sangat nyeri), nyeri saat buang air kecil, nyeri tekan pada perut bagian bawah )
• Sejak 1 hari yg lalu • - • - • - • - • - • -
4 Menanyakan Riwayat Penyakit Dahulu
• Apakah pernah mengalami keluhan yang serupa sebelumnya?
Hasil
• -
5 Menanyakan Riwayat Pengobatan
• Apakah sudah berobat ? (Jika iya)
• berobat dimana ?
• Obat apa yang diberikan ? • Apakah ada perubahan ?
• - • - • - • -
6 Menanyakan Riwayat Keluarga
• Apakah ada keluarga yang mengalami keluhan serupa ? • -
7 Menanyakan Riwayat Psikososial
• Apakah ada riwayat alergi? (makanan, obat, debu, dll) • Apakah sudah menikah ?
• - • -
Sumber:
PEMERIKSAAN FISIK
• Pasien perempuan diperiksa dengan berbaring pada meja ginekologik dalam posisi litotomi (Kemenkes RI, 2011).
1) Pemeriksa duduk dengan nyaman ambil melakukan inspeksi dan palpasi mons pubis, labia, dan perineum. 2) Periksa daerah genitalia luar dengan memisahkan ke dua labia, perhatikan adakah kemerahan, pembengkakan,
luka/lecet, massa, atau duh tubuh.
• Pemeriksaan pasien laki-laki dapat dilakukan sambil duduk/ berdiri (Kemenkes RI, 2011).
1) Perhatikan daerah penis, dari pangkal sampai ujung, serta daerah skrotum.
2) Perhatikan adakah duh tubuh, pembengkakan, luka/lecet atau lesi lain (Kemenkes RI, 2011). Pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara melakukan inspeksi dan palpasi pada daerah genitalia, perineum, anus dan sekitarnya (Kemenkes RI, 2011).
• 1) Jangan lupa memeriksa daerah inguinal untuk mengetahui pembesaran kelenjar getah bening setempat (regional).
• 2) Bilamana tersedia fasilitas laboratorium, sekaligus dilakukan pengambilan bahan pemeriksaan. • 3) Pada pasien pria dengan gejala duh tubuh genitalia disarankan untuk tidak berkemih selama 1 jam
(3 jam lebih baik), sebelum pemeriksaan (Kemenkes RI, 2011).
• Dari hasil pemeriksaan fisik maka akan didapatkan hasil berupa:
1) Laki-laki akan sering ditemukan eksudat mukopurulent pada uretra yang akan disertai dengan erythema dari uretra.
2) Perempuan hasil pemeriksaan dapat normal ataupun adanya temuan mukopurulent yang berasal dari serviks, terkadang disertai dengan hyperaemia dan pendarahan dari endoserviks.
Penyakit Etiologi & Patofisiologi Epidemiologi Tanda & Gejala (pada pria)
Tanda & Gejala (pada wanita) Kencing Nanah Sulit Berkemih Uretritis
Gonore Neisseria gonorrhoeae
Amerika Serikat(2009) Wanita : 15-19 tahun Pria : 20-24 tahun
• Gatal dan panas sekitar orifisium uretra eksterna
• Polakisuria
• Nyeri saat ereksi
• Duh tubuh uretra kadang disertai darah
• Sekret uretra mukopurulen
• Disuria • Poliuria • Sekret endoserviks mukopurulen √ √ Uretritis non-Gonokokus (UNG) • Chlamydia trachomatis (15-55%) • Ureaplasma urealyticum & Mycoplasma genitalium (10-20%) • Trichomonas vaginalis (1-17%)
• Virus Herpes Simpleks (2-3%) • Candida sp. (<10%) Amerika Serikat (2009) Wanita > Pria Wanita : 15-24 tahun Pria : 20-24 tahun • Disuria ringan
• Rasa terbakar saat berkemih
• Rasa tidak nyaman/gatal di uretra • Poliuria
• Duh tubuh jernih-keruh • Morning drops
• Bercak di celana dalam • Nokturia
• Urin dapat bercampur darah • Demam
• Pembesaran dan nyeri KGB inguinal • Asimtomatis • Duh tubuh vagina • Disuria ringan • Poliuria • Nyeri pelvis • Dispareunia • Rasa terbakar saat berkemih √ √ Diagnosis Banding (dd)
Setiati, Siti. Dkk. 2017. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1. Jakarta:InternaPublishing. Halaman 812&840 Tanto, Chris. Dkk. 2018. Kapita Selekta Kedokteran edisi-4 Jilid I. Jakarta:MediaAesculapius
Pemeriksaan Penunjang
• Pengumpulan spesimen • Apusan
• Kultur
• Pemeriksaan mikroskopik urin • Urinalisa
• Pemeriksaan darah lengkap dan urine lengkap.
Farmakoterapi
Ceftriaxone 250 mg IM dosis tunggal ATAU, BILA BUKAN PILIHANCefixime 400 mg oral dosis tunggal ATAU
Dosis tunggal Injeksi regimen cephalosporin DITAMBAH Azithromycin 1 gram oral dosis tunggal
ATAU
Doxycycllne 2x100 mg oral selama 7 hari
ceftriaxone
• Dosis : 250 mg IM dosis tunggal
• Indikasi : gonore tanpa komplikasi,infeksi saluran kemih,Infeksi saluran napas bawah,meningitis,infeksi tulang dan sendi, Bacterial Septicemia,infeksi intra-abdominal
• Kontra indikasi : neonatus kurang dari 28 hari
• Cara kerja : menghambat sintesis dinding sel mikroba
• Efek samping : nyeri,ruam, diare,mual,muntah,sakit kepala
Drs.tan haoan tjay & Drs. Kirana Rahardja. 2015.Obat-obat penting edisi
cefixime
• Dosis : 400 mg oral dosis tunggal
• Indikasi : gonore tanpa komplikasi,infeksi saluran kemih
ringan,tonsilitis,faringitis,otitis media,bronkitis akut dan bronkitis kronik
• Kontra-indikasi: hipersensitivitas terhadap sefalosporin • Cara kerja :menghambat sintesis dinding sel mikroba • Efek samping : diare, mual,muntah,sakit kepala
Drs.tan haoan tjay & Drs. Kirana Rahardja. 2015.Obat-obat penting edisi
azithromycin
• Dosis : 1 gram oral dosis tunggal
• Cara kerja : pengikatan reversibel pada ribosom kuman, sehingga sintesis proteinnya dirintangi.
• Indikasi : gonore tanpa komplikasi,infeksi saluran napas, infeksi kulit dan otot, infeksi saluran kemih,trachoma dan juga pada infeksi dengan Mycobacterium avium pada pasien HIV.
• Kontra-indikasi : hipersensitif & kerusakan hati • Efek samping : mual, muntah,diare,nyeri kepala
Drs.tan haoan tjay & Drs. Kirana Rahardja. 2015.Obat-obat
Doxycycllne
• Dosis : 2x100 mg oral selama 7 hari
• Cara kerja : merusak sintesis protein bakteri
• Indikasi : gonore tanpa komplikasi,infeksi saluran napas dan paru-paru, saluran kemih, kulit dan mata.
• Kontra-indikasi :ibu hamil & menyusui, anak usia dibawah 8 thn • Efek samping : diare, mual , muntah,fotosensitasi, gigi lebih mudah
berlubang
Drs.tan haoan tjay & Drs. Kirana Rahardja. 2015.Obat-obat penting
Tatalaksana Non Farmakologi
• Konseling: mengenai penyakit, cara penularan, komplikasi,
pentingnya mengobati pasangan seksual, risiko tertular penyakit lain (HIV, hepatitis B, hepatitis C, infeksi menular seksual lain).
• Periksa dan obati pasangan seksual pasien.
• Abstinensia hingga terbukti sembuh dari pemeriksaan laboratorium. • Jika terpaksa, gunakan kondom.
Komplikasi
• Tysonitis: Radang pada kelenjar Tyson yang menghasilkan smegma. • Parauretritis: Ditemukan pus pada muara duktus pararuretritis
• Littritis: Radang kelenjar Littre yang jika disertai sumbatan saluran akan memicu abses folikuler.
• Cowperitis: Radang pada duktus atau kelenjar Cowper
• Prostatitis Akut: Demam, malaise, disuria, retensi urin, obstipasi dan rasa tidak enak pada daerah suprapubis. Pada pemeriksaan ditemukan pembesaran prostat dengan konsistensi kenyal, nyeri tekan dan
• Prostatitis Kronik: Terasa tidak enak pada perineum bagian dalam apabila duduk terlalu lama. Pada pemeriksaan teraba prostat dengan konsistensi kenyal, berbentuk nodus, dan sedikit nyeri tekan.
• Epididimitis: Epididimis dan tali spermatika membengkak dan terasa panas, juga testis, sehingga menyerupai hidrokel sekunder, pada
penekanan terasa nyeri sekali.
• Veskulitis: Radang akut pada vesikula seminalis dan duktus ejakulatorius, dapat menyertai prostatitis atau epididimitis akut
• Vas Defentitis: Perabaan melalui rektum terasa pembesaran vesikula seminalis membengkak seperti sosis, memanjang di atas prostat
• Trigonitis: Infeksi asendens dari uretra posterior dapat mengenai
trigonum vesika urinaria. Gejala berupa poliuria, disuria terminal, dan hematuria
Bagaimana epidemiologi WD?
Di Amerika Serikat, insiden tertinggi terutama pada wanita usia 15-19 tahun dan pada pria usia 20-24 tahun. Berdasarkan etnis terbanyak pada etnis Afrika-Amerika dan terendah pada etnis Asia atau keturunan Pulau Pasifik. Insiden infeksi gonokokal lebih tinggi di negara berkembang dari pada di negara maju. Penularan terjadi lebih efisien dari laki-laki ke perempuan daripada sebaliknya. Tingkat penularan pada wanita dari sekali berhubungan seksual tanpa pelindung dengan partner terinfeksi adalah +- 40-60%. Infeksi gonokokal orofaringeal terjadi pada +- 20% wanita yang mempraktekkan fellatio dengan partner terinfeksi.
prognosis
Dengan terapi segera, infeksi gonokokal pada uretra jarang
menyebabkan morbiditas jangka panjang umumnya tidak mengancam jiwa, namun dapat menimbulkan gangguan fungsi bila terjadi
komplikasi. Apabila faktor risiko tidak dihindari, dapat terjadi infeksi berulang
Tata cara Istinja
Istinja adalah membersihkan apa-apa yang telah keluar dari suatu jalan (di antara dua jalan : qubul atau dubur) dengan menggunakan air atau dengan batu atau yang sejenisnya (benda yang bersih dan suci ).
Adapun hukumnya adalah wajib berdasarkan sebuah hadits dari
Aisyah Radhiyallahu „anha bahwasanya Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam bersabda :
• “Apabila salah seorang di antara kamu pergi ke tempat buang hajat besar, maka bersihkanlah dengan menggunakan tiga batu karena sesungguhnya dengan tiga batu itu bisa
membersihkannya” ( Hadits Riwayat Ahmad VI/108, Nasa‟i no. 44, dan Abu Dawud no 40)
• Maksud dari adab buang hajat adalah apa-apa yang sepatutnya dilakukan ketika buang hajat, ketika akan masuk WC, dan ketika keluar dari WC. Dan disunnahkan membaca doa ketika akan masuk WC sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadits riwayat Anas Radhiyallahu „anhu bahwa Nabi Shallallahu „alaihi wa sallam apabila akan masuk WC membaca do‟a.
• Disunnahkan membaca do‟a sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat Aisyah
Radhiyallahu „anha, dia berkata, “Adalah Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam apabila telah keluar dari WC beliau membaca do‟a”.
• Ketika masuk WC mendahulukan kaki kiri dan ketika keluar mendahulukan kaki kanan,
berlawanan dengan ketika masuk atau keluar masjid dan ketika memakai atau melepas sandal. Adapun alasan mengapa kaki kiri yang didahulukan ketika masuk dan kaki kanan ketika
keluar adalah karena kaki kiri untuk yang kotor dan kanan untuk yang lainnya. Begitu pula, karena kaki kanan itu lebih berhak untuk mendahulukan untuk menuju tempat-tempat yang baik dan lebih berhak untuk diakhirkan apabila menuju tempat-tempat yang kotor. (riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu „anhu.)
BLOK UROGENITAL
MODUL 4
Tutor : dr. Wiwit Ida Cahyani, Sp.S Kelompok 2
Aldi Fakhrul Rozi (2018730002)
Annisa Gholiza Putri (2018730009) Annisa Salsabil Husna (2018730012)
Arrizqi Hafidh A (2018730015) Elsa Nadia W (2018730027) Muhammad Jodi C (2018730069) Musa Ramadhan E .K (2018730071) Nur Chomsatun F (2018730080) Rafiedah Ishmah M (2018730085) Fauziyah Aulia R (2018730037) Melani Maharani (2018730061)
Skenario
Seorang laki-laki berusia 70 tahun datang ke poliklinik 24 jam
dengan keluhan sulit berkemih. Selama satu bulan ini pasien mengeluh merasa tidak tuntas saat berkemih disertai dengan kencing menetes dan harus mengedan kuat saat berkemih dan terasa nyeri saat
berkemih, dan sering berkemih di malam hari. Pasien merupakan penderita Diabetes Melitus sejak 20 tahun yang lalu. Pasien rutin
berobat dan mendapatkan metformin 3 x 500 mg dan glibenclamid 1x5 mg tiap pagi. Pasien sudah 10 tahun menderita tekanan darah tinggi dan tidak terkontrol. Hanya mengkonsumsi amlodipine 10 mg tiap malam bila pasien merasa pusing. Pasien sering susah tidur sehingga sering mengkonsumsi obat tidur. Pasien takut makan dan minum dalam jumlah banyak karena sulit buang air kecil.
Data Tambahan
• Pasien tampak sakit sedang • Bb 50 kg • Tb 150 cm • Kesadaran composmentis • Td 160/90 mmHg • Nadi 100x/menit • Suhu 38⁰C • Rr 25x/menit
• Pole atas tidak teraba
• Status lokalis: nyeri ketok corto vertebrae
• Permukaan prostat licin kenyal tidak ada nyeri tekan
• Hb 2,5 mg/dl
• Leukosit 7000/mikroliter
• tormbosit 400.000/mikroliter • Led 25 mm/jam
• Kreatinin 1,1 mL/detik • Ureum 38 mg/dl
• Hba1c 7,5
• Kata Sulit: -
• Identifikasi Masalah: Laki-laki 70 tahun
sulit berkemih
Berkemih tidak tuntas Kencing menetes
Mengedan saat berkemih Nyeri saat berkemih
Sering berkemih di malam hari
Memiliki riwayat dm 20 thn yll Konsumsi obat: metformin 3 x
500 mg dan glibenclamid, amlodipine, obat tidur
SULIT BERKEMIH iNFEKSI GANGGU AN SARAF PEMBESA RAN PROSTAT OBSTRUK SI STRIKTUR GANGGUAN SALURAN KENCING BAWAH
Mind Map
MERASA TIDAK TUNTAS SAAT BERKEMIH GANGGUAN SALURAN KENCING BAWAH BPH GANGGUAN NEUROLOGI S BATU TUMOR
KENCING MENETES KELEMAHAN OTOT GANGGUAN NEURO STRIKTUR URETRA BPH
KENCING MENGEDAN KELEMAHAN OTOT GANGGUAN NEURO BPH BATU TUMOR
SERING BERKEMIH DIMALAM HARI DM SUHU DINGIN LANSIA PEMAKAIAN OBAT HIPERTENSI
NYERI SAAT BERKEMIH INFEKSI BATU TUMOR STRIKTUR URETRA BPH
LAKILAKI 70 THN
SULIT BERKEMIH TIDAK TUNTAS SAAT BERKEMIH MENGEDAN SAAT BERKEMIH KENCING MENETES NYERI SAAT BERKEMIH SERING BERKEMIH SAAT MALAM INFEKSI SALURAN KENCING INFLAMASI KERUSAKAN SELAPUT LENDIR SELAPUT LENDIR HANCUR INFEKSI, TRAUMA, OBSTRUKSI, GANGGUAN SARAF RETENSI URIN KELAIANAN SAAT MIKSI KEINGINAN UNTUK MIKSI KANDUNG KEMIH TERISI BPH URETRA TERDESAK OBSTRUKSI ANAMNE SIS TESTOSTERON DIHIDROTEST OSTERONE INFLAMASI IRITASI RIWAYAT DM PEMFIS DD PENUNJA NG WD TATALAKS ANA PROGNO SIS RIWAYAT HIPERTENSI EPIDEMI OLOGI
PERTANYAAN
1. Apa saja etiologi dari bph?
2. Apa saja faktor resiko dari bph? 3. Bagaimana patomekanisme bph?
4. Bagaimana gambaran GFR pada pasien? 5. Bagaimana fungsi ginjal pada lansia? 6. Bagaimana alur diagnosis pada skenario a. Anamnesis
b. Pemeriksaan fisik
c. Pemeriksaan penunjang 7. Apa saja DD pada skenario?
8. Bagaimana tatalaksana farmakologi dan non farmakologi dengan mempertimbangkan faktor usia?
9. Bagaimana farmakodinamik dan farmakokinetik dari obatobatan untuk lansia? 11. Bagaimana prognosis dari skenario?
12. Bagaimana epidemiologi pada kasus di skenario? 13. Bagaimana tata cara taharah?
ETIOLOGI dari BENINGN PROSTAATE HYPERPLASIA
• Beberapa hipotesis yang diduga sebagai penyebab timbulnya hyperplasia prostat:
• 1.Teori Dhyhdrotestosterone
• 2.Ketidakseimbang antara estrogen-testosteron • 3.Interaksi stroma-epitel
• 4.Berkurangnya kematian sel prostat • 5.Teori sel stem
Faktor Resiko Benign Prostate Hyperplasi
• Kadar hormon • Usia • Ras • Riwayat keluarga • Obesitas • Aktivitas seksual • Merokok • OlahragaMEKANISME
BPH
Dipengaruhi enzim 5-alfa reduktase type 2
Bagaimana gambaran gfr pada
pasien?
Gfr = (140-Umur) x 50 72x(nilai kreatinin) = (140-70) x 50 72 (1,1) = 27.7 / menit 1,72 m2Pasien mengalami gambaran gfr dengan derajat 4 yaitu : penurunan gfr berat
Lamb EJ, Newman DJ, Price CP. Kidney Function Tests. In: Burtis CA, Ashwood ER, Bruns DE, editors. Tietz Textbook of Clinical Chemistry and Molecular Diagnostics. 4th ed. St. Louis: Saunders Elsevier; 2006. p.818-23.
Perubahan fungsi ginjal pada lansia
• Massa ginjal berkurang 25% pada usia 80 tahun ke atas. • Penurunan kemampuan ginjal
• Terjadi penebalan membran basalis
kapsula Bowman terganggunya permeabilitas
• Perubahan degeneratif tubuli, perubahan vaskuler pembuluh
darah kecil sampai hialinisasi arterioler dan hiperplasia intima arteri. • Efisien ginjal dalam pembuangan sisa metabolisme terganggu
• Aliran plasma ginjal yang efektif menurun • Penurunan GFR
Jessica R. W and Sharon A. 2011. The Aging Kidney: Physiological Changes. 17(4): 302–307. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2901622/ )
Aleksandar, Richard J and Andrew D. 2017. Structural And Functional Changes With The Aging Kidney. 23(1): 19–28. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4693148/ )
1 Menanyakan Identitas • Nama • Umur • Jenis kelamin • Pekerjaan • Status • Alamat Hasil • - • 70 tahun • Laki-laki • - • - 2 Menanyakan keluhan utama
• Keluhan utama
• Sulit berkemih 3 Menanyakan Riwayat Penyakit Sekarang
• Onset & durasi : sejak kapan? • Apa ada rasa nyeri ketika BAK?
• Apa ada perubahan warna dan jumlah urin? • Apa ada hematuria/ kencing darah ?
• Apa ada kesulitan saat BAK ?
• Apa ada rasa tidak puas saat berkemih? • Apa sering berkemih di malam hari? • Apa ada keluhan tambahan?
(mual,muntah,nyeri pinggang(menetap atau menjalar ke perut bawah),nyeri kolik (melilit, sangat nyeri), rasa tidak enak pada perut, nyeri tekan pada perut bagian bawah)
• - • Ya • - • - • Ya • Ya • Ya • -
6. a) Anamnesis pada skenario
Chris tanto, dkk. 2018. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Ed IV. Jakarta : Media Aeskulapius.
4 Menanyakan Riwayat Penyakit Dahulu
• Apakah pernah mengalami keluhan yang serupa sebelumnya?
• Apakah pernah mengalami penyakit seperti DM,Hipertensi, luka pada alat kelamin ,atau kencing batu?
Hasil • -
• Diabetes Melitus (20 tahun yang lalu) • Hipertensi (10 tahun)
5 Menanyakan Riwayat Pengobatan • Apa sedang mengonsumsi obat ?
• Apakah sudah pernah berobat ?
• Metformin 3x500mg, Glibenclamid 1x5mg(pagi), Amlodipine 1x10mg (malam,bila pusing)
• - 6 Menanyakan Riwayat Keluarga
• Apakah ada keluarga yang mengalami DM?
• Apakah ada keluarga yang mengalami hipertensi?
• - • - 7 Menanyakan Riwayat Psikososial
• Apa pola makan teratur?
• Apakah pola hidupnya teratur? • konsumsi alcohol
• aktivitas fisik & latihan jasmani (keterbatasan fisik, faktor sosial dan budaya)
• Takut makan & minum karena sulit BAK • Sering susah tidur/insomnia
• - • -
Chris tanto, dkk. 2018. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Ed IV. Jakarta : Media Aeskulapius.
b) Pemeriksaan Fisik pada skenario
Tanda-tanda vital (TTV) Hasil
• Keadaan umum (KU) • Berat badan(BB) • Tinggi badan(TB)
• Tekanan darah(TD) (normal : 90/60 – 120/90 mmHg) • Nadi (HR) (Normal : 60 – 100x/menit)
• Frekuensi napas (RR) (Normal : 16 – 24x/menit) • Suhu (°C) (Normal : 36,5 – 37,2°C)
• Tampak sakit sedang, kesadaran kompos mentis • 50kg • 150 cm • 160/90 mmHg (Hipertensi) • 100x/menit • 25x/menit • 38 °C IMT : 50 𝑘𝑔 (1.50𝑚)2= 22,2 (Normal) •
Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Stiyohadi B, Syam AF. 2017. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Ed VI. Jakarta: InternaPublishing
• Colok dubur :
Colok dubur merupakan pemeriksaan yang penting untuk mengetahui adanya BPH. Pelaporan yang dilakukan adalah :
- Adanya pembesaran prostat (tidak teraba) - Konsistensinya
- Ada / tidaknya nodul
Hasil : Pool atas tidak teraba, licin, kenyal, tidak ada nyeri
• Pemeriksaan regio suprapubik : untuk menilai distensi vesika dan fungsi neuromuskular ekstremitas bawah.
Chris tanto, dkk. 2018. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Ed IV. Jakarta : Media Aeskulapius.
c) Pemeriksaan Penunjang pada skenario Urinalisis Hasil Carik Celup ‐Berat Jenis ‐ pH ‐Leukosit ‐Nitrit ‐Keton ‐Bilirubin ‐Protein ‐Glukosa • - • - • - • (+) positif (Infeksi) • - • - • (+) Positif (Proteinuria) • (+) Positif (Glukosuria) Mikroskopik ‐Eritrosit(Normal <12.000 eritrosit/cc) ‐Leukosit(Normal : 2 – 3/LPB) ‐Epitel ‐Silinder ‐Kristal ‐Bakteri • - • 5/LPB (infeksi/inflamasi) • - • - • - • (-) negatif •
Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Stiyohadi B, Syam AF. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. VI. Jakarta: InternaPublishing: 2014 Llewelyn, Huw. Oxford Handbook of Clinical Diagnosis. New York: Oxford Medical Publication:2014
• Pemeriksaan Hematologi Lengkap Hasil : - Hb (Normal:13,0 – 16,0 (L)) : 12,5g/dL - Leukosit (Normal: 5.000 – 10.000: 7000/µL - Trombosit (Normal: 150.000-400.000): 400.000/µL
- LED (Normal : < 10 mm/jam (L): 25mm/jam • Kimia Darah Hasil : ‐ Kreatinin : 1,1 mg/dL ‐ Ureum : 38 mg/dL ‐ Hba1c : 7,5
• Pemeriksaan fungsi ginjal - Rumus Cockroft-Gault
GFR = 140 − usia x *BB x 0,85 untuk perempuan +
72 x (nilai kreatinin)
= 140 −70 x 50kg
72 x 1,1 mg/dL =
3.500
79,2 = 44,2 mL/menit/1,73 m2
Chris tanto, dkk. 2018. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II. Ed IV. Jakarta : Media Aeskulapius.
Stadi
um Penjelasan
GFR
mL/menit/1,73 m2)
1 Kerusakan ginjal dengan GFR normal atau meningkat
≥ 90
2 Kerusakan ginjal dengan penurunan ringan 60-89 3a Kerusakan ginjal dengan penurunan GFR ringan
sampai sedang
45-59
3b Kerusakan ginjal dengan penurunan GFR sedang hingga berat
30-44
4 Kerusakan ginjal dengan penurunan berat GFR 15-29
5 Gagal ginjal < 15
Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Stiyohadi B, Syam AF. 2017. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Ed VI. Jakarta: InternaPublishing
• Pemeriksaan PSA (Prostat Spesific Antigen)
Peningkatan kadar PSA menunjukkan pembesara kelenjar prostat atau prostatitis. Rentang normal nilai PSA adalah:
‐ 40 – 49 tahun: 0 – 2,5 ng/mL ‐ 50 – 59 tahun: 0 – 3,5 ng/mL ‐ 60 – 69 tahun: 0 – 4,5 ng/mL ‐ 70 – 79 tahun: 0 – 6,5 ng/mL
• Uroflowmetri : pemeriksaan sederhana untuk mencatat aliran urin, menentukan kecepatan, dan
kesempurnaan kandung kemih dalam mengosongkan urin untuk mengevaluasi obstruksi. Penurunan kecepatan aliran menunjukkan adanya hyperplasia prostat.
• Ultrasonografi (USG) rektal : dilakukan untuk menentukan keganasan maupun kelainan lainnya dari kelenjar prostat.
• Sistoskopi : dilakukan untuk melihat keadaan uretra dan kandung kemih. Pemeriksaan ini dapat menentukan ukuran kelenjar prostat dan dapat mengidentifikasi lokasi dan tingkatan obstruksinya.
Chris tanto, dkk. 2018. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II. Ed IV. Jakarta : Media Aeskulapius.
D
D
Keluhan Benigna Prostatic Hyperplasia Batu Kandung Kemih Kanker Prostat Sulit Berkemih Merasa Kencing Tidak Tuntas Kencing Menetes Harus Mengedan Saat Berkemih
Nyeri Saat Berkemih Sering Kencing Pada
Malam Hari
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II edisi V. Jakarta: Interna Publishing; 2009.
Tujuan terapi medikamentosa adalah berusaha untuk:
• (1) mengurangi resistensi otot polos prostat sebagai komponen dinamik penyebab obstruksi infravesika dengan obat-obatan penghambat adrenergik alfa (adrenergik alfa blocker)
• (2) mengurangi volume prostat sebagai komponen statik dengan cara menurunkan kadar hormon testosterone /dihidotestosteron (DHT) melalui penghambat 5α-redukstase
Agen Rekomendasi Dosis Harian
Durasi Minimum untuk efek adekuat
Kontraindikasi Efek Samping Umum Alfa Bloker Selektif Tamsulosin Silodosin Nonselektif Terazosin Doxasozin Alfuzosin 0,4-0,8 mg/hari 8 mg/hari 1-20 mg/hari 1-8 mg/hari 10 mg/hari
2-4 minggu 1. Tamsulosin : Riwayat hipotensi ortostatik, Gangguan ginjal berat, gangguan hati berat
2. Silodosin : Gangguan ginjal dan hati berat
3. Terazosin : Riwayat sinkop miksi 4. Doxasozin : Riwayat hipotensi
ortostatik, infeksi saluran kemih kronis, batu kandung kemih 5. Alfusozin : Riwayat hipotensi
ortostatik, gangguan hati berat
Disfungsi ereksi,ejakulasi abnomal,pusing,pi ngsan,hipotensi,lel ah,hidung tersumbat,nyeri kepala,mulut kering,mata kering Inhibitor 5α-Reduktase Finaseterid Dutaserid 5 mg/hari 0,5 mg/hari
2-6 bulan 1. Finaseterid : Wanita, wanita yan sedang hamil dan menyusui, anak-anak dan Remaja
2. Dutaserid : Wanita, anak-anak dan Remaja, kehamilan dan menyusui Disfungsi ereksi,ejakulasi abnormal,ginekom astia,menurunkan kadar PSA
Farmakodinamik dan farmakokinetik
A. Alpha Blocker
Golongan α-adrenergik bloker bekerja dengan menghalangi kontraksi reseptor adrenergik simpatik dari otot polos prostat dan leher kandung kemih dengan relaksasi otot polos di bagian leher prostat, saluran
kemih dibuka yang memungkinkan aliran urin. Alpha-blocker memiliki onset cepat, dalam waktu 3 sampai 5 hari. setelah obat dihentikan, gejala biasanya kembali ke pra-pengobatan, tingkat dasar
1. Silodosin
Silodosin mempunyai bioavailabitias 32% jika dipakai secara oral, dan mempunyai waktu paruh selama 13 jam. Volume pendistribusiannya sebanyak 49,5 L, dan 97% berikatan dengan protein. Asupan lemak dan kalori dapat menurunkan absorpsi silodosin. Silodosin dimetabolisme di hati
2. Tamsulosin
Tamsulosin diabsorpsi dengan baik jika diberikan secara oral.
Tamsulosin akan mengalami metabolisme di hati dan hanya sedikit yang diekskresi utuh melalui ginjal. Tamsulosin mempunyai waktu paruh 5-10 jam.
3. Terazosin
ABSORPSI
Bioavailabilitas: Cepat dan hampir sepenuhnya diserap dari saluran pencernaan berikut administration oral konsentrasi plasma puncak dicapai dalam waktu sekitar 1 jam.
Makanan: Makanan memiliki efek minimal terhadap tingkat absorpsi; Namun, waktu puncak konsentrasi plasma tertunda sekitar 40 menit.
DISTRIBUSI: Ikatan Protein sekitar 90-94%
METABOLISME: Ekstensif dimetabolisme di hati, dengan minimal first-pass metabolism
(metabolisme lintas pertama). Dimetabolisme melalui hidrolisis, O- demethylasi dan N-dealkilasi di hati.
ELIMINASI
Rute Eliminasi: Diekskresikan dalam urin (40%) dan feses (60%). Waktu Paruh (Half life)
• Dewasa: 9-12 jam.
4. Doxasozin Absorpsi :
Bioavailability: Immediate release (65%) extended release (54-59%) Onset (BPH response): Initial=2 minggu, peak=4-6 minggu
Durasi: 24 jam Peak plasma time: 2-3 jam Distribusi : ikatan protein (99%)
Metabolisme : di hepar, 6- dan 7-O-demethyl metabolites, 6'- dan 7'-hydroxy metabolites,metabolit kecil lainnya-
Eliminasi : T1/2= 22jam (cepat) dan 15-19jam(jangkapanjang), ekskresi=feses(65%), urin (0,6-9%)
B. 5α – Reduktase Farmakodinamik
Obat golongan 5α-reduktase inhibitors bekerja dengan cara
menghambat pembentukan dihidrotestosteron (DHT), sehingga terjadi penurunan kadar zat aktif dehidrotestosteron dan mengecilnya ukuran prostat. 5-Alpha-reductase inhibitors (5-ARIs) bekerja dengan memblok konversi testosteron menjadi dihidrotestoteron (DHT), dimana DHT ini merupkan androgen yang dapat memicu pembesaran prostat. Apabila kadar dihidrotestosteron mengalami penurunan mengakibatkan
Farmakokinetik
Kedua agen 5 α reduktase inhibitor baik dutasteride maupun
finasteride akan diabsorpsi dengan cepat. Nilai rata-rata bioavaibilitas sekitar 60 % dan pemberian bersama makanan tidak berbeda secara signifikan diantara kedua obat tersebut. Kedua obat tersebut akan berikatan erat dengan protein plasma. Dijumpai sejumlah kecil
kandungan obat tersebut dalam cairan semen yang terakumulasi dalam vesikula seminalis. Obat tersebut pada pemakaian jangka lama akan
terakumulasi secara lambat untuk mencapai kondisi stabil, meskipun penurunan serum DHT terjadi secara cepat
TATALAKSANA NON FARMAKOLOGI BPH
Penyelesaian masalah pasien hiperplasia prostat jangka panjang yang paling baik saat ini adalah
pembedahan, karena pemberian obat-obatan atau terapi non invasif lainnya membutuhkan jangka waktu yang sangat lama untuk melihat hasil terapi. Desobstruksi kelenjar prostat akan menyembuhkan gejala obstruksi dan miksi yang tidak lampias. Untuk tatalaksana non-farmakologi dari BPH yaitu dengan Operasi (pembedahan), untuk macam-macam operasi terbagi menjadi 3, yaitu :
A. Pembedahan Terbuka B. Pembedahan Endourologi C. Teknik Invasif Minimal
Indikasi pembedahan pada hiperplasia prostat adalah sebagai berikut: 1. Tidak menunjukkan perbaikan dengan terapi medikamentosa
2. Retensi urin
3. Infeksi saluran kemih berulang 4. Hematuria
5. Gagal ginjal
A. Pembedahan Terbuka
Berbagai macam teknik operasi prostatektomi terbuka yaitu : 1. Retropubik Intravesika (Metode Millin)
2. Suprapubik Transvesika (Metode Freyer) 3. Transperineal
B. Pembedahan Endourologi
Saat ini tindakan TURP (Transurethral Resection of the Prostate) merupakan operasi paling banyak dikerjakan di seluruh dunia. Operasi ini lebih disenangi karena tidak diperlukan
insisi pada kulit perut, massa mondok lebih cepat, dan memberikan hasil yang tidak banyak berbeda dengan tindakan operasi terbuka. Pembedahan endourologi transuretra dapat
dilakukan dengan memakai tenaga elektrik TURP atau dengan memakai energi Laser.
1. TURP (Reseksi Prostat Transuretra) 2. Elektrovaporasi Prostat
3. Laser Prostatektomi
C. Tindakan Invasif Minimal
Saat ini sedang dikembangkan tindakan invasif minimal yang terutama ditujukan untuk pasien yang mempunyai resiko tinggi terhadap pembedahan.
Berbagai macam tindakan invasif minimal yaitu : 1. Termoterapi
2. TUNA (Transurethral needle ablation of the prostat) 3. Stent
PROGNOSIS
• Lebih dari 90°% pasien mengalami perbaikan sebagian atau perbaikan dari gejala yang dialaminya.
• Sekitar 10 - 20% akan mengalami kekambuhan penyumbatan dalam 5 tahun.
EPIDEMIOLOGI BPH
(BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA)
• 30 juta pederita di dunia, pada pria. Dan selalu meningkat dari tahun ke tahun
• Di Indonesia, kasus BPH mendapat urutan kedua setelah kasus penyakit batu.
• Yaitu hampir 50 % pria di Indonesia yang berusia diatas 50 tahun mengalami BPH, yaitu sekitar 2,5 juta pria.
Al Islam
ِقِفاَرَمْلا یَلِإ ْمُکَيِدْيَأ َو ْمُکَه ْوُج ُو ا ْوُلِسْغاَف ِةَلاَّصلا یَلِإ ْمُتْمُق اَذِإ ا ْوُنَمآ َنْيِذَّلا اَهُّيَأ اَي َو ْمُکَلُج ْرَأ َو ْمُک ِس ْو ُؤُرِب ا ْوُحَسْما ْنِم ٌد َحَأ َءا َج ْوَأ ٍرَفَس یَلَع ْوَأ یَض ْرَم ْمُتْنُک ْنِإ َو ا ْوُرَّهَّطاَف اًبُنُج ْمُتْنُک ْنِإ َو ِنْيَبْعَکْلا یَلِإ ْمُک ُمُت ْسَمَاَ ْوَأ ِطِِاََْلا َنِم ُي اَم ُهْنِم ْمُکْيِدْيَأ َو ْمُکِه ْوُج ُوِب ا ْوُحَسْماَف اًبِّيَط اًدْيِعَص ا ْوُمَّمَيَتَف ًءاَم ا ْوُدِجَت ْمَلَف َءاَسِّنلا ْي ِر ٍٍ َرَح ْنِم ْمُکْيَلَع َََع ْجَيِل ُلله ُد َن ْوُرُکْشَت ْمُکَّلَعَل ْمُکْيَلَع ُهَتَم ْعِن َّمِتُيِل َو ْمُک َرِّهَطُيِل ُدْي ِرُي ْنِکَل َوWahai Orang-orang yang beriman, jika kalian ingin mengerjakan shalat, maka
basuhlah wajah dan tangan kalian hingga siku-siku, serta usaplah sebagian kepala dan kaki kalian hingga kedua mata kaki. Jika kalian dalam kondisi junub, maka
bersucilah. Jika kalian dalam keadaan sakit, dalam perjalanan, salah seorang dari kalian datang dari buang hajat,atau kalian menyentuh kaum wanita, lalu kalian tidak menemukan air, maka bertayammumlah dengan menggunakan tanah yang suci. Usaplah sebagian wajah dan tangan kalian. Allah tidak ingin menjadikan
kesengsaraan bagi kalian. Akan tetapi, Ia ingin menyucikan kalian dan
menyempurnakan nikmat-Nya atas kalian supaya kalian bersyukur". (Q.S. Al-Mâ`idah [4]: 6)