• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. bunyi, kosakata, tata tulisan, maupun yang bersifat non linguistik, yaitu. menyangkut sosio-kultural atau sosial budaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. bunyi, kosakata, tata tulisan, maupun yang bersifat non linguistik, yaitu. menyangkut sosio-kultural atau sosial budaya."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa dunia, dan telah mengalami perkembangan sejalan dengan perkembangan sosial masyarakat dan ilmu pengetahuan.1 Mempelajari bahasa Arab tergolong sulit karena merupakan bahasa asing. Berbagai problematika yang harus dihadapi seseorang yang mempelajari bahasa tersebut, baik yang bersifat linguistik seperti mengenai tata bunyi, kosakata, tata tulisan, maupun yang bersifat non linguistik, yaitu menyangkut sosio-kultural atau sosial budaya.2

Belajar bahasa asing adalah sebuah proses yang kompleks dengan berbagai fenomena yang pelik sehingga tidak mengherankan kalau hal ini bisa mempunyai arti yang berbeda-beda bagi setiap orang. Sama halnya dengan orang yang belajar bahasa Arab. Mereka harus memiliki kemampuan berbahasa, agar dapat memahami kalimat-kalimat berbahasa Arab. Kemampuan tersebut meliputi kemampuan menyimak, kemampuan berbicara, kemampuan membaca, dan kemampuan menulis.3

Selain kemampuan berbahasa yang harus dicapai. Pembelajaran bahasa juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor utama yang berkaitan erat

1 Abdul Wahab Rosyidi, Media Pembelajaran Bahasa Arab (Malang: UIN Malang Press,

2009), hlm.1

2 A. Akrom Malibary, Pedoman Pengajaran Bahasa Arab Pada Perguruan Tinggi,

(Jakarta : PSDA Depag, 1976), hlm. 79

3

(2)

dengan pemerolehan bahasa asing adalah bahasa pebelajar. Selanjutnya ada faktor eksternal dan faktor internal pebelajar.4 Faktor ekternal seperti lingkungan, baik lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Bagi mereka yang memiliki lingkungan keluarga yang peduli terhadap pentingnya pendidikan, akan membantu pebelajar dalam mencapai tujuan pendidikannya dan lebih terarah. Namun sebaliknya, memiliki keluarga yang kurang peduli terhadap pendidikan, akan membuat mereka merasa enggan dan semaunya sendiri terhadap pendidikannya, sehingga tujuan tersebut sulit dicapai. Sedangkan faktor internalnya ialah minat dan kemampuan pebelajar dalam mengikuti suatu pelajaran di sekolah.

Proses belajar mengajar akan berjalan apabila didukung oleh guru atau pengajar dan siswa atau pebelajar. Jika salah satu dari mereka tidak saling bekerjasama, maka yang terjadi adalah terhambatnya tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan. Apalagi pelajaran yang diajarkan adalah bahasa asing yaitu pelajaran bahasa Arab. Pengajar atau guru harus memiliki cara atau strategi yang tepat dalam mengajar, agar siswa itu mau mengikuti dan dapat menerima materi yang disampaikan guru. Seperti halnya dalam pembelajaran bahasa Arab.

Salah satu komponen yang ada dalam bahasa Arab adalah mufradat (kosakata). Ada anggapan bahwa perbendaharaan kosakata yang memadahi akan sangat membantu dalam mempelajari bahasa Arab khususnya empat kemahiran berbahasa. Pada kenyataannya, semakin sedikit perbendaharaan

(3)

kata seorang siswa, maka akan semakin menghambat perkembangan bahasa siswa tersebut. Misalnya, siswa untuk mengerti bab 1 dalam pelajaran bahasa Arab, maka hendaknya siswa tersebut berusaha menghafal kosakata yang berkaitan dengan materi pelajaran bab 1 tersebut, barulah siswa mengerti isi teks- teks dalam bab 1.

Selain itu, bahasa Arab juga mempunyai tatanan gramatika yang tidak mudah dan berbeda-beda sesuai kaidah nahwu yang ada. Ada yang memiliki pola kalimat yang diawali dengan kata benda, yang disebut dengan jumlah ismiyah. Ada juga pola kalimat yang diawali dengan kata kerja, yang disebut dengan jumlah fi’liyah. Oleh karena itu, penguasaan kosakata bahasa Arab sangat perlu dan penting. Hal itu dapat membantu dan memudahkan siswa dalam mencapai kemampuan berbahasa, baik menyimak, berbicara, membaca maupun menulis. Maka pembelajaran kosakata bahasa Arab perlu dikaji.

Kosakata merupakan salah satu unsur bahasa yang memiliki peran penting. Karena kosakata sebagai modal awal bagi siswa dalam memepelajari bahasa asing, yang dalam hal ini adalah bahasa Arab. Sedikitnya kosakata yang dikuasai siswa, akan menyulitkan mereka memahami materi bahasa Arab, dan mempelajari empat ketrampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Salah satu penyebab sulitnya siswa menguasai kosakata bahasa Arab adalah metode yang digunakan oleh guru. Jika dalam pengajarannya siswa tidak diarahkan dengan jelas dalam penguasaan kosakatanya, maka yang terjadi adalah siswa kurang berkembang perbendaharaan katanya. Dalam kegiatan

(4)

belajar mengajar metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya pun bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pelajaran berakhir.5

Sesuai dengan hal yang di atas, penggunaan metode yang bervariasi juga dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Wiradesa kabupaten Pekalongan. Salah satu metode yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab khususnya dalam penguasaan kosakata adalah metode menghafal (mahfudzat). Metode menghafal yakni cara menyajikan materi bahasa Arab dengan jalan menyuruh siswa untuk menghafal kalimat-kalimat berupa sya’ir, cerita, ungkapan-ungkapan dan lain sebagainya. Metode ini difokuskan pada penguasaan kosa kata.6

Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Wiradesa merupakan madrasah yang para siswanya memiliki latar belakang sosisal menengah kebawah. Dan perhatian orang tua terhadap pendidikan anaknya kurang. Sehingga di sekolah anak kurang memperhatikan pelajaran, khususnya pelajaran bahasa Arab. Karena pelajaran bahasa Arab termasuk pelajaran yang sulit bagi mereka, terutama dalam hal penguasaan kosakata.7 Hal tersebut juga terjadi di kelas VII B. Kelas ini terdiri dari 26 siswa, yaitu 9 siswa perempuan dan 17 siswa laki-laki. Ada yang merupakan lulusan madrasah ibtidaiyah dan ada yang lulusan sekolah dasar negeri.

5 Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, Cet.-2 (Pekalongan: STAIN

Pekalongan Press, 2011), hlm. 53.

6

WA Muna, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Teori dan Aplikasi, Cet.-1 (Yogyakarta: Teras, 2011), hlm. 75

7 Wawancara pribadi dengan Ibu Fadhilah, S.Ag, guru bahasa Arab di MTs. Salafiyah

(5)

Peneliti melakukan penelitian di kelas VII B ini salah satunya adalah karena kenyataannya ada beberapa siswa yang merasa sulit dalm melafalkan kosakata bahasa Arab. Karena tulisan bahasa Arab memiliki pola yang berbeda dengan tulisan latin, apalagi tulisan tersebut tidak berharakat. Hal tersebut akan menyulitkan siswa dalam membacanya. Dalam tulisan-tulisan berbahasa Arab, seperti Alquran, di dalamnya terdapat banyak tanda baca seperti harokat dan tajwid. Hal itu harus dikuasai oleh siswa, karena salah membaca kata Arab bisa merubah arti suatu kata. Metode guru dalam mengajarkan kosakata turut membantu meningkatkan penguasaan kosakata siswa.

Melihat pentingnya sebuah metode dalam pengajaran khususnya pengajaran bahasa asing (bahasa Arab), maka guru bahasa Arab di MTs Salafiyah Wiradesa Pekalongan memilih metode menghafal dalam pengajaran bahasa Arab, khususnya dalam penguasaan kosakata. Menurut guru tersebut, dengan diterapkannya metode menghafal, diharapkan siswa mau belajar dan membaca buku atau materi bahasa Arab. Selain itu, penguasaan kosakata siswa juga dapat meningkat, sehingga siswa dapat memahami isi materi yang ada di buku paket bahasa Arab dalam setiap babnya. Semakin tinggi penguasaan kosakata siswa, semakin mudah pula siswa dalam mencapai kemampuan berbahasa. Dalam hal ini adalah bahasa Arab.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Korelasi Metode Menghafal dengan Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Arab Siswa di MTs Salafiyah Wiradesa Pekalongan”. Adapun alasan penulis memilih judul tersebut adalah:

(6)

1. Metode menghafal adalah salah satu metode yang diterapkan dalam pembelajaran bahasa Arab MTs Salafiyah Wiradesa. Termasuk kelas VII B yang pada kenyataannya ada beberapa siswa yang merasa sulit mengucapakan kosakata bahasa Arab. Padahal kosakata adalah hal penting dari pembelajaran bahasa Arab.

2. Dapat melatih kemampuan bicara siswa dengan kalimat-kalimat bahasa Arab dan memahami teks atau bacaan yang ada di buku pelajaran bahasa Arab.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana metode menghafal dalam pembelajaran kosakata bahasa Arab di MTs Salafiyah Wiradesa Pekalongan ?

2. Bagaimana pengusaan kosakata bahasa Arab siswa kelas VII B di MTs Salafiyah Wiradesa Pekalongan?

3. Bagaimana korelasi metode menghafal dengan peningkatan penguasaan kosakata bahasa Arab siswa kelas VII B di MTs Salafiyah Wiradesa Pekalongan?

(7)

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui ketertarikan siswa kelas VII B terhadap metode menghafal yang diterapkan guru bahasa Arab di MTs Salafiyah Wiradesa kabupaten Pekalongan.

2. Untuk mengetahui penguasaan kosakata bahasa Arab siswa kelas VII B di MTs Salafiyah Wiradesa kabupaten Pekalongan.

3. Untuk mengetahui korelasi antara metode menghafal dengan tingkat penguasaan kosakata bahasa Arab siswa kelas VII B di MTs Salafiyah Wiradesa Pekalongan.

D. Manfaat Penelitian

Ada dua manfaaat penelitian, yaitu secara teoretis dan praktis sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Untuk menambah wawasan dan sumbangsih pemikiran bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam pengajaran bahasa Arab sekaligus dapat dijadikan sumber referensi bagi penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa, sebagai motivasi dalam perbendaharaan kosakata bahasa Arab secara aktif.

b. Dapat menambah ilmu dan pengalaman bagi peneliti dan guru untuk mengembangkan metode dalam pembelajaran bahasa Arab.

(8)

E. Kajian Pustaka

1. Analisis Teoretis dan Penelitian yang Relevan

Menurut Abdul Wahab Rosyidi dalam bukunya yang berjudul “Media Pembelajaran Bahasa Arab”, metode dalam bahasa Arab disebut ṭhoriqoh. Dijelaskan bahwa ṭhoriqoh memiliki arti sebagai rencana yang berkaitan dengan penyajian materi bahasa secara teratur. Arti metode dalam hal ini sebagai cara yang dilakukan guru dalam menyapaikan materi pelajaran.8

Ahmad Izzan dalam bukunya menyatakan bahwa metode mahfudzat (hafalan) merupakan metode yang tepat dalam penyampaian materi kosakata bahasa Arab karena metode ini menfokuskan pada penguasaan kosakata dan memperbanyak perbendaharaan kosakata. Metode ini menyajikan materi dengan jalan menyuruh siswa menghafalkan. Metode ini bertujuan untuk memperkaya perbendaharaan kosakata siswa.9

Menurut kamus bahasa Indonesia menghafal berasal dari kata dasar hafal yang berarti telah masuk dalam ingatan tentang pelajaran, atau dapat mengucapkan di luar kepala tanpa melihat buku atau catatan lain. Kemudian mendapatkan awalan me- menjadi menghafal yang artinya berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat.10

Menurut Aziz Fachrurrozi dan Erta Mahyuuddin dalam bukunya yang berjudul “Teknik Pembelajaran Bahasa Arab”, menerangkan tahapan-tahapan pengajaran kosakata. Pertama, pemilihan kata, dalam mengajarkan

8 Abdul Wahab Rosyidi, op.cit, hlm. 23 9

Ahmad Izzan, Bahasa Aran dan Metode Pengajarannya, (Bandung: Humaniora, 2009), hlm. 126

10 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, Edisi

(9)

kosakata hendaknya guru memilih kosakata yang mudah dan perlu dipelajari siswa. Misalnya memberikan kosakata yang ada di dalam kelas. Kedua, pengelompokan kata. Pengelompokan kosakata penting dilakukan untuk memudahkan siswa memahaminya sesuai dengan bidang tertentu. Ketiga, penjenjangan kata. Guru memberikan kosakata kepada siswa sesuai dengan tingkat pengalaman mereka. Sehingga kosakata tersebut dapat dipahami artinya oleh siswa. Keempat, penyajian materi. Setelah melakukan tahapan ketiga tersebut, barulah guru menyajikan materi sesuai dengan kosakata yang telah dipelajari siswa. Dengan demikian, siswa dapat memahami materi bahasa Arab.11

Menurut Acep Hermawan dalam bukunya yang berjudul “Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab”, menyatakan tentang tujuan pembelajaran bahasa Arab adalah agar para pelajar terampil berbahasa, yaitu terampil berbicara (al-kalâm), menyimak (al-istimâ), membaca (al-qirâ’ah), dan menulis (al-kitâbah). Empat ketrampilan ini tidak terlepas dari aspek penggunaan kata-kata. Oleh karena itu, tidak dapat kita pungkiri bahwa keterampilan berbahasa membutuhkan penguasaan kosakata yang memadai. Penguasaan kosakata yang memadai itu akan dapat menentukan kualitas seorang dalam berbahasa, baik bahasa lisan maupun tulis. Bahkan ada pandangan ekstrim yang mengatakan bahwa tingkat penguasaan

11 Aziz Fachrurozzi dan Erta Mahyuddin, “Teknik Pembelajaran Bahasa Arab”,

(10)

keterampilan berbahasa seseorang diukur lewat kemampuannya menguasai kosakata.12

Skripsi yang ditulis oleh Siti Nur Shiamul Kamilah, mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta jurusan pendidikan bahasa Arab tahun 2014 yang berjudul “Pengaruh Hafalan Alqur’an Juz 1-4 Terhadap Penguasaan Mufrodat Bahasa Arab Siswa Kelas VIII di Asrama Takhasus Putri Madrasah Tsanawiyah Wahid Hasyim Yogyakarta“. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa hafalan Alqur’an juz 1-4 memiliki pengaruh yang kuat terhadap penguasaan mufrodat siswa. Hal itu ditunjukkan adanya korelasi positif dan signifikan dari hasil tes hafalan Alquran dengan tes penguasaan mufradat, semakin banyak hafalan Alquran yang dihafal siswa, semakin tinggi pula tingkat penguasaan yang dicapai.13

Selain itu, skripsinya Siti Nurhalima, mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta jurusan pendidikan bahasa Arab tahun 2013 yang berjudul “Pembelajaran Mufrodat Dengan Metode Menghafal di Asrama SMK Pondok Pesantran Al Munawwir Komplek Q Krapyak Bantul Yogyakarta“. Dijelaskan bahwa pelaksanaan pembelajaran mufradat di Asrama SMK Pondok Pesantren Al Munawwir Komplek Q menggunakan metode menghafal dengan tujuan membekali siswa agar dapat memiliki ketrampilan berbahasa. Sumber materi yang digunakan ialah kamus Al Munawwir

12 Acep Hermawan, “Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab”,(Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2011) hlm. 269.

13

Siti Nur Shiamul Kamilah ,”Pengaruh Hafalan Alqur’an Juz 1-4 Terhadap

Penguasaan Mufradat Bahasa Arab Siswa Kelas VIII di Asrama Takhasus Putri Madrasah Tsanawiyah Wahid Hasyim Yogyakarta, 2014” http://digilib.uin-suka.ac.id/11067/.pdf, di akses jam 10.55 tanggal 25 Pebruari 2015

(11)

karangan K.H. Ahmad Warson Munawwir. Evaluasi pembelajarannya adalah menghafal mufradat tiap hari atau mingguan. Faktor pendukungnya adalah adanya kerjasama yang baik antara guru dan siswa. Dan faktor penghambatnya ialah guru yang kurang menguasai kaidah bahasa Arab serta lingkungan yang kurang mendukung.14

Pustaka selanjutnya adalah skripsi saudara Sulih Prastiya, mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta jurusan pendidikan bahasa Arab yang bejudul “Menyanyi Sebagai Metode untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Arab Santriwan-santriwati Kelas Umar Bin Khottob TPA Masjid Pangeran Diponegoro Yogyakarta“. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa metode menyanyi untuk meningkatkan pengusaan kosa kata bahasa Arab tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran kosa kata pada peserta didik yang masih dalam usia anak-anak.15

Skripsi lainnya dari saudari Hawwin Alayya, mahasiswa STAIN Pekalongan program studi pendidikan bahasa Arab tahun 2014 yang berjudul “Efektifitas Metode Driil dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Arab Siswa MTs. YMI Wonopringgo Pekalongan”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan metode driil dalam pembelajaran kosakata

14 Siti Nurhalima, “Pembelajaran Mufrodat Dengan Metode Menghafal di Asrama SMK

Pondok Pesantran Al Munawwir Komplek Q Krapyak Bantul Yogyakarta, 2013”

http://digilib.uin-suka.ac.id/9170/pdf. di akses jam 11.15 WIB tanggal 25 Pebruari 2015

15 Sulih Prastiya, “Menyanyi Sebagai Metode Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosa

Kata Bahasa Arab Santriwan-Santriwati Kelas Umar Bin Khottob TPA Masjid Pangeran Diponegoro Yogyakarta, 2010”. http://digilib.uin-suka.ac.id/5579/pdf. di akses jam 10.10 WIB tanggal 25 Pebruari 2015

(12)

sudah tepat dan terbukti efektif. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya proses kegiatan belajar mengajar yang teratur dan terkondisikan.16

Skripsi saudari Mahmudah, mahasiswa STAIN Pekalongan program studi pendidikan bahasa Arab tahun 2014 yang berjudul “Aplikasi Metode Mahfữẓᾱt dalam Pembelajaran Bahasa Arab Kelas 3 di MSI 01 Kauman Pekalongan Tahun 2013/2014”. Hasil penelitiannya mengatakan bahwa aplikasi metode mahfữẓᾱt dalam pembelajaran bahasa Arab kelas 3 di MSI 01 Kauman Pekalongan tahun2013/2014 menggunakan metode jama’i/kolektif yaitu pembelajaran kosakata melalui bimbingan guru dengan menggunakan media gambar. Kemudian faktor pendukungnya adalah adanya motivasi dan kesabaran guru, sedangkan faktor penghambatnya adalah kurangnya siswa dalam membaca dan menulis tulisan Arab, yang berbeda dengan tulisan latin.17 Persamaannya adalah metode yang digunakan yaitu metode mahfữẓᾱt (menghafal). Letak perbedaanya adalah penelitian ini terfokus pada penguasaan siswa dalam menghafal kosakata yang ada dalam materi bahasa Arab.

Persamaan dengan penelitian-penelitian diatas adalah sama-sama meneliti tentang penguasaan kosakata bahasa Arab (mufradat). Adapun perbedaannya, penelitian ini menggunakan metode menghafal sebagai upaya meningkatkan perbendaharaan kosakata siswa di MTs Salafiyah

16

Hawwin Alayya, “Efektifitas Metode Driil dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Arab Siswa MTs. YMI Wonopringgo Pekalongan”, Skripsi Sarjana Pendidikan, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2014).hlm. 83

17

Mahmudah, “Aplikasi Metode Mahfữẓᾱt dalam Pembeajaran Bahasa Arab Kelas 3 di

MSI 01 Kauman Pekalongan Tahun 2013/2014”, Skripsi Sarjana Pendidikan, (Pekalongan:

(13)

Wiradesa Pekalongan, dan kosa kata yang dihafalkan siswa diambil dari buku ajar bahasa Arab. Terlihat jelas ada perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya, maka penelitian ini dapat dilanjutkan.

2. Kerangka Berpikir

Pembelajaran bahasa Arab merupakan pembelajaran yang kompleks. Semua kompetensi yang ada harus dikuasai. Dalam mencapai kompetensi tersebut adalah penguasaan kosakata. Karena kosakata sebagai modal awal untuk menunjang siswa dalam mencapai kompetensi tersebut. Selain penguasaan kosakata bagi siswa, metode pengajaran sangat penting demi berlangsungnya tujuan pembelajaran. Metode yang digunakan dalam penguasaan kosakata adalah metode menghafal. Dengan penerapan metode menghafal ini diharapakan kosakata bahasa Arab yang ada dalam buku ajar bahasa Arab dapat dihafalkan dan dikuasai siswa. Sehingga dapat membantu siswa dalam menerima dan memahami materi bahasa Arab dalam tiap babnya.

3. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar atau salah, anggapan tersebut akan bertolak jika salah dan akan diterima jika fakta-fakta itu membenarkan.18 Dalam penelitian ini hipotesis yang penulis ajukan adalah: korelasi metode menghafal dengan peningkatkan penguasaan kosakata

18

Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: Fakultas psikologi UGM, 1986), hlm. 63.

(14)

bahasa Arab siswa kelas VII B di MTs Salafiyah Wiradesa kabupaten Pekalongan.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan langkah-langkah yang digunakan dalam proses berlangsungnya sebuah penelitian. Suatu penelitian dapat berhasil secara maksimal tergantung pada metode yang digunakan. Oleh sebab itu, penulis memaparkan metode yang hendak penulis gunakan, sebagai berikut : 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yaitu suatu pendekatan yang penekanan analisisnya pada data-data numerik (angka) yang diolah dengan metode statistik. 19 Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang dilakukan di tempat terjadinya gejala-gejala yang diselidiki.20 Penelitian lapangan merupakan penelitian tentang status subyek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Adapun yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah mempelajari dan menganalisa keadaan yang terjadi di lapangan, yaitu di MTs Salafiyah Wiradesa kabupaten Pekalongan.

19

Saefudin Azwar, Metodologi Penelitian (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998), hlm.9

(15)

2. Definisi Operasional Variabel

Istilah variabel didefinisikan sebagai gejala yang bervariasi, gejala adalah objek yang menjadi fokus penelitian yang bervariasi.21 Berdasarkan judul skripsi di atas, maka penelitian ini memiliki dua variabel, yaitu : a. Variabel bebas

Variabel bebas (X) adalah suatu variabel yang variasinya mempengaruhi variabel lain, untuk kata lain bahwa variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain ingin diketahui.22 Pada penelitian ini variabel bebasnya adalah metode menghafal. Adapun indikatornya adalah:

 Siswa dapat mengucapkan mufradᾱt dengan tepat dan benar.  Siswa dapat menerjemahkan mufradᾱt yang diberikan guru. b. Variabel terikat

Variabel terikat (Y) adalah variabel penelitian yang diukur untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lain.23 Pada penelitian ini variabel terikatnya adalah penguasaan kosakata bahasa Arab siswa kelas VII B di MTs Salafiyah Wiradesa. Penguasaan kosakata bahasa Arab dengan indikator:

 Melengkapi kalimat sesuai dengan mufradᾱtnya.

 Menerjemahkan ke dalam kalimat bahasa Indonesia atau sebaliknya.  Menyebutkan mufradᾱt sesuai dengan tempatnya dengan tepat.

21 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta : Rineka

Cipta, 2003), hlm. 94

22

Saifudin Azwar, op. cit, hlm. 62

23

(16)

Dari kedua variabel di atas, kemudian akan diakumulasikan dalam sebuah analisis agar memberikan jawaban pada rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian, analisis yang dilaksanakan dalam penelitian itu akan menghasilkan kesimpulan sebagai akhir dari bahasan penelitian skripsi ini.

3. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes atau peristiwa sebagai sumber data yang mewakili karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.24 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII B di MTs Salafiyah Wiradesa kabupaten Pekalongan yang berjumlah 26 siswa.

4. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data a. Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer terdiri dari guru bahasa Arab dan siswa kelas VII B MTs. Salafiyah Wiradesa Pekalongan, dan sumber data sekunder terdiri dari buku-buku, skripsi dan sumber lainnya yang relevan.

b. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan cara-cara yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data.

24 Subana, Moersetyo Rahadi, dan Sudrajat, Statistik Pendidikan ( Bandung : Pustaka

(17)

1) Metode observasi

Metode observasi adalah teknik pengumpulan data melalui pengamatan terhadap objek pengamatan dengan langsung hidup bersama, merasakan, serta berada dalam aktivitas kehidupan objek pengamatan.25 Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang kondisi fisik sekolah seperti letak sekolah, sarana dan prasarana, keadaan siswa, dan lain-lain.

2) Metode wawancara

Metode wawancara adalah metode pengumpulan data yang berupa pertemuan dua orang atau lebih secara langsung untuk bertukar informasi dan ide dengan tanya jawab secara lisan sehingga dapat dibangun makna dalam suatu topik tertentu.26 Metode ini bertujuan untuk mendapatkan informasi dari Kepala Madrasah dan guru yang terkait tentang MTs Salafiyah Wiradesa Pekalongan dan metode menghafal yang diterapkannya.

3) Metode angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh data responden dengan laporan pribadinya atau hal-hal lain yang diketahuinya.27 Angket ini diberikan kepada siswa kelas VII B di MTs Salafiyah Wiradesa Pekalongan untuk mengetahui

25

Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif (Jogjakarta: Ar-ruz Media, 2011), hlm. 220

26 Ibid, hlm. 212

(18)

respon siswa terhadap metode menghafal dalam pembelajaran bahasa Arab.

4) Metode dokumentasi

Dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan dokumen yang ada, dokumen dalam arti sempit, seperti foto, peta, dan sebagainya.28 Dengan metode ini, peneliti memperoleh data tentang kondisi umum MTs Salafiyah Wiradesa Pekalongan, meliputi sejarah perkembangan sekolah, struktur organisasi, keadaan guru, keadaan siswa, sarana dan prasarana.

5) Metode tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.29 Metode tes ini peneliti gunakan untuk mengetahui kemampuan menghafal kosakata siswa dan menerjemahkan kalimat bahasa Arab. Dalam penyusunan tes yang digunakan dalam penelitian ini ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:

a) Menentukan tujuan tes yang sesuai dengan tujuan penelitian yang dilaksanakan.

b) Menentukan materi yang akan dijadikan sebagai bahan uji.

c) Menyusun soal-soal tes sesuai dengan indikator masing-masing variabelnya.

28 Ibid, hlm. 134

(19)

5. Teknik Analisis Data

Analisis data yaitu proses penyederhanaan suatu data dalam bentuk yang mudah untuk dibaca dan diinterprestasikan. Karena penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, maka teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Analisis Pendahuluan

Pada tahap ini penulis mengelompokkan dan memasukkan data yang telah terkumpul kedalam tabel distribusi frekuensi untuk mempermudah pengolahan data selanjutnya, dengan kriteria kuantitatif: 1) Untuk alternatif a dengan nilai 4

2) Untuk alternatif b dengan nilai 3 3) Untuk alternatif c dengan nilai 2 4) Untuk alternatif d dengan nilai 1 b. Uji Hipotesis

Pada tahap ini akan dilakukan pengujian terhadap kebenaran hipotesis yang telah diajukan, berpijak pada hipotesis penelitian, maka perhitungan mengenai tabel distribusi yang telah dilakukan pada analisis pendahuluan dengan menggunakan teknik korelasi product moment, yaitu:

2 2

2

 

2

) )( (

 

    Y Y N X X N Y X XY N rxy

(20)

Keterangan:

rxy = Angka indeks korelasi “r” product moment.

N = Jumlah responden

∑XY = Jumlah perkalian skor X dan skor Y ∑X = Jumlah seluruh X

∑Y = Jumlah seluruh Y.30

c. Analisis Lanjut

Setelah diketahui hasil perhitungan r(xy) kemudian dihubungkan taraf korelasi product moment dengan menggunakan taraf signifikan 1% dan 5%. Apabila rxy (ro) hasil korelasi lebih besar dari korelasi dalam

tabel (rt) maka hasilnya adalah signifikan, sebaliknya jika rxy (ro) hasil

korelasi lebih kecil dari korelasi tabel (rt)maka hasilnya tidak signifikan.

Bila signifikan maka hipotesis penelitian dapat diterima, tetapi bila tidak signifikan berarti hipotesis penelitian ditolak.

G. Sistematika Penulisan

Untuk menjadikan penulisan skripsi ini lebih sistematis dan berfokus, maka penulis menyajikan sistematika pembahasan sebagai gambaran umum penulisan skripsi. Adapun sistematika pembahasan sebagai berikut:

Bab I: Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

30 Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

(21)

Bab II: Metode Menghafal dan kosakata bahasa Arab. Metode menghafal meliputi pengertian metode menghafal, tujuan metode menghafal, langkah-langkah penggunaan metode menghafal; dan kosakata bahasa Arab meliputi pengertian kosakata bahasa Arab, pembelajaran kosakata bahasa Arab, tujuan pembelajaran kosakata, jenis kosakata bahasa Arab (mufradᾰt), strategi pengajaran kosakata, teknik pengajaran kosakata, dan faktor pendukung dan penghambat pembelajaran kosakata.

Bab III: Metode Menghafal dan Penguasaan Kosakata Siswa di MTs Salafiyah Wiradesa Pekalongan, profil MTs Salafiyah Wiradesa Pekalongan yang meliputi sejarah singkat MTs Salafiyah Wiradesa Pekalongan, letak geografis MTs Salafiyah Wiradesa Pekalongan, visi dan misi, struktur organisasi Madrasah, keadaan tenaga pendidik, sarana dan prasarana. Metode Menghafal di MTs Salafiyah Wiradesa Pekalongan meliputi pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab, menghafal kosakata bahasa Arab siswa kelas VII B di MTs Salafiyah Wiradesa Pekalongan, penguasaan kosakata bahasa Arab siswa kelas VII B di MTs Salafiyah Wiradesa Pekalongan.

Bab IV: Korelasi Metode Menghafal dengan Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Arab Siswa di MTs Salafiyah Wiradesa Pekalongan yang meliputi analisis Metode Menghafal, analisis Penguasaan Kosakata Siswa di MTs Salafiyah Wiradesa Pekalongan, dan korelasi antara metode menghafal dengan peningkatan penguasaan kosakata siswa kelas VII B di MTs Salafiyah Wiradesa Pekalongan.

Referensi

Dokumen terkait

Prediksi perolehan genetik dihitung berdasarkan data pengukuran umur 24 bulan setelah tanam dengan variabel berupa tinggi tanaman, diameter setinggi dada (dbh) dan

Berdasarkan II hasil penelitian dari uji II t bahwa II variabel kualitas II pelayanan berpengaruh II terhadap II variabel II terikat yaitu kepuasan II konsumen II dengan

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dalam teologi Paulus, salib memiliki signifikansi yang besar bagi kehidupan manusia, karena salib adalah kekuatan Allah yang

Hasil uji F menunjukkan tidak terjadi interaksi antara BAP dengan boron baik terhadap pembentukan bunga dan kapsul maupun terhadap viabilitas serbuk sari, produksi, dan mutu

hidr drog ogena enasi si ber berta taha hap p da dala lam m pe pemb mben entu tukan kan HM HMD. Pr Pros oses es kom komer ersi sial al de deng ngan an bah bahan an