• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG BUPATI PANDEGLANG,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN BUPATI PANDEGLANG BUPATI PANDEGLANG,"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG

NOMOR 20 TAHUN 2013

TENTANG

PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN KABUPATEN PANDEGLANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PANDEGLANG,

Menimbang :

Mengingat :

a. bahwa dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan dan meningkatkan penyediaan pangan masyarakat guna memenuhi kebutuhan dalam mengantisipasi keadaan darurat transien dan gejolak harga pangan perlu mengalokasikan cadangan pangan Kabupaten Pandeglang, yang merupakan bagian dari Sub Sistem Cadangan Pangan Nasional;

b. bahwa sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 65 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota mengamanatkan bahwa Pemerintah Kabupaten/Kota harus memiliki cadangan pangan di tingkat Kabupaten/Kota minimal sebesar 100 ton ekuivalen beras;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b serta untuk kelancaran pemanfaatan cadangan pangan Kabupaten Pandeglang, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pengelolaan Cadangan Pangan Kabupaten Pandeglang;

1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);

(2)

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

6. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang

Ketahanan Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4254);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

9. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2006 tentang Dewan Ketahanan Pangan;

10.Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

(3)

Memperhatikan :

11.Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2001 tentang Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat Desa/Kelurahan; 12.Peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 22

Tahun 2005 tentang Peraturan Penggunaan Cadangan Pangan Pemerintah untuk Pengendalian Harga;

13.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2008 tentang Cadangan Pangan Pemerintah Desa;

14.Peraturan Menteri Pertanian Nomor 65 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota;

15.Keputusan Bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor Kep-4/M.EKON/08/2005 dan Nomor 34/Kep/MENKO/ KESRA/VIII/2005 tentang Pedoman Umum Koordinasi Pengelolaan Cadangan Beras Pemerintah;

16.Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Pandeglang (Lembaran Daerah Kabupaten Pandeglang Tahun 2008 Nomor 6) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 4 Tahun 2010 (Lembaran Daerah Kabupaten Pandeglang Tahun 2010 Nomor 4);

1. Surat Menteri Pertanian Nomor 379/PP.330/M/12/2012 tanggal 28 Desember 2012 tentang Cadangan Pangan Pemerintah Kabupaten;

2. Panduan Pengelolaan Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota Tahun 2013;

3. Surat Kepala Kantor Ketahanan Pangan Nomor 520.13/KKP/2013 tanggal 16 Agustus 2013 perihal permohonan penerbitan Peraturan Bupati;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI PANDEGLANG TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN KABUPATEN PANDEGLANG.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Pandeglang.

(4)

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur Penyelenggara Pemerintah Daerah.

3. Bupati adalah Bupati Pandeglang.

4. Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut Asas Otonomi dan Tugas Pembantuan dengan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

5. Pangan adalah segala sesuatu yang bersumber dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakandalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan dan minuman.

6. Ketahanan Pangan adalah Kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau.

7. Ketersediaan Pangan adalah kegiatan atau proses menghasilkan, menyiapkan, mengolah, membuat, mengawetkan, mengemas, dan/atau mengubah bentuk pangan.

8. Produksi Pangan adalah kegiatan atau proses menghasilkan, menyiapkan, mengolah, membuat, mengawetkan, mengemas, dan/atau mengubah bentuk pangan.

9. Cadangan Pangan adalah persediaan pangan di suatu wilayah untuk konsumsi manusia, pengendalian gejolak/stabilitas harga pangan, dan untuk menghadapi keadaan darurat.

10. Cadangan Pangan Pemerintah Kabupaten adalah sejumlah pangan tertentu yang bersifat pokok milik pemerintah kabupaten yang pengadaannya didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten sebagai cadangan/stok pangan pemerintah Kabupaten untuk penanggulangan kerawanan pangan masyarakat akibat bencana alam.

11. Keadaan darurat adalah keadaan kritis tidak menentu yang dinyatakan oleh Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah, mengancam kehidupan sosial masyarakat yang memerlukan tindakan serba cepat dan tepat diluar prosedur biasa.

12. Kerawanan pangan pasca bencana adalah kondisi adanya ancaman terhadap kecukupan dan ketersediaan pangan sebagai akibat dari bencana yang berdampak luas dan tidak dapat segera diatasi.

13. Masalah pangan adalah keadaan kelebihan pangan, kekurangan pangan, dan/atau ketidakmampuan rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan pangan. 14. Gejolak harga pokok (beras) adalah kenaikan harga pangan pokok (beras) yang di

tingkat pasar mencapai 10 % atau lebih dari harga normal paling sedikit 1 (satu) minggu dan dapat meresahkan rumah tangga miskin dan atau rawan pangan yang tidak menerima beras miskin.

(5)

15. Rawan pangan adalah kondisi suatu daerah, masyarakat atau rumah tangga yang tingkat ketersediaan dan keamanan pangannya tidak cukup untuk memenuhi standar kebutuhan fisiologis bagi pertumbuhan dan kesehatan masyarakat.

16. Rawan pangan transien adalah ketidakmampuan suatu daerah dalam jangka pendek atau sementara untuk memenuhi kebutuhan pangan minimum.

17. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Pandeglang.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2

(1) Pengelolaan cadangan pangan kabupaten dimaksudkan untuk mengatasi berbagai permasalahan kekurangan ketersediaan pangan, kelebihan ketersediaan pangan, dan atau keadaan darurat serta melindungi petani/produsen pangan strategis sesuai dengan potensi daerah dari gejolak penurunan harga pada waktu panen.

(2) Tujuan pengelolaan cadangan pangan kabupaten adalah :

a. Meningkatkan penyediaan pangan bagi masyarakat miskin atau rawan pangan yang terkena rwan pangan transien untuk menjamin pasokan pangan yang stabil antar waktu dan antar daerah;

b. Memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga miskin dan atau rawan pangan yang mengalami keadaan darurat dan kerawanan pangan pasca bencana; c. Meningkatkan akses pangan kelompok masyarakat rawan pangan transien

khususnya pada daerah terisolir dan/atau dalam kondisi darurat karena bencana alam maupun masyarakat rawan pangan kronis karena kemiskinan; d. Instrumen stabilisasi harga pangan khususnya mengantisipasi goncangan dari

pasar internasional.

BAB III SASARAN

Pasal 3

Sasaran pengelolaan cadangan pangan Kabupaten adalah masyarakat, rumah tangga miskin dan/atau rawan pangan yang mengalami :

a. Kerawanan pangan pasca bencana alam dan atau keadaan darurat;

b. Perubahan gejolak harga yang signifikan (kenaikan lebih dari 25%) dari Harga Pembelian Pemerintah (HPP) selama 2 (dua) bulan berturut-turut;

c. Rawan pangan transien khususnya pada daerah terisolir dan/atau dalam kondisi darurat karena bencana maupun masyarakat rawan pangan kronis karena kemiskinan.

(6)

BAB IV DANA Pasal 4

(1) Dana untuk penyediaan 1 (satu) unit gudang cadangan pangan Kabupaten berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pertanian Kementerian Pertanian. (2) Dana untuk penyediaan cadangan pangan Kabupaten dialokasikan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Pandeglang secara bertahap sampai memenuhi standar 100 ton ekuivalen beras pada tahun 2016.

BAB V

ORGANISASI PELAKSANA Pasal 5

(1) Satuan Kerja Perangkat Daerah yang ditugaskan untuk mengelola cadangan pangan Kabupaten adalah Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Pandeglang. (2) Dalam rangka menunjang kelancaran pengelolaan cadangan pangan Kabupaten,

perlu dibentuk Tim Pelaksana Cadangan Pangan yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati dengan susunan personalia sebagai berikut :

Ketua Sekretaris Anggota Sekretariat : : : :

Kepala Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Pandeglang.

Kasi Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Kabupaten Pandeglang. 1. Unsur Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang.

2. Unsur Bappeda Kabupaten Pandeglang. 3. Unsur Sub Drive Bulog Lebak.

4. Unsur Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pandeglang.

5. Unsur Inspektorat Kabupaten Pandeglang.

6. Unsur Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pandeglang.

7. Unsur Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar Kabupaten Pandeglang.

Seksi Ketersediaan dan Kerawanan Pangan pada Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Pandeglang.

(3) Tugas dan tanggung jawab Tim Pelaksana Cadangan Pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah sebagai berikut :

a. Identifikasi terhadap lokasi sasaran dan rumah tangga, sasaran penerima, bila penyaluran atas perintah Bupati (Top Down);

(7)

b. Verifikasi terhadap lokasi sasaran dan rumah tangga sasaran penerima bila penyaluran atas usulan Kecamatan;

c. Pemberian rekomendasi untuk penetapan lokasi sasaran yang sudah di identifikasi dan/atau verifikasi yang akan menerima bantuan cadangan pangan Kabupaten kepada Kepala Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Pandeglang;

d. Menyusun laporan tentang pelaksanaan kegiatan cadangan pangan Kabupaten melalui Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Pandeglang;

e. Penyelesaian masalah pelaksanaan kegiatan pengembangan cadangan pangan Kabupaten dalam hal pencairan dan pemanfaatan dana untuk pengadaan cadangan pangan dan penyaluran cadangan pangan.

BAB VI

MEKANISME PENYEDIAAN Pasal 6

Mekanisme penyediaan/pengadaan cadangan pangan Kabupaten mengacu kepada Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dengan ketentuan :

1. Kualitas beras yang harus disediakan sebagai cadangan pangan Kabupaten merupakan kualitas medium dengan kadar air maksimum 14% (empat belas persen) butir patah maksimum 20% (dua puluh persen), kadar menir maksimum 2% (dua persen), derajat sosoh minimum 95% (sembilan puluh lima persen) dan untuk kualitas gabah kering giling kadar air maksimum 14% (empat belas persen) dan kadar hampa/kotoran 3% (tiga persen).

2. Harga beras sebesar Rp. 8.000,- (delapan ribu rupiah) per Kg dan gabah kering giling Rp. 4.800,- (empat ribu delapan ratus rupiah) sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2012 tentang Kebijakan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras Oleh Pemerintah atau mengacu kepada harga pasaran berdasarkan investigasi Tim Pelaksana Cadangan Pangan Kabupaten.

Pasal 7

Pelaksanaan pengisian gudang cadangan pangan Kabupaten Pandeglang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) dilaksanakan secara bertahap dimulai pada Tahun Anggaran 2013 sampai Tahun Anggaran 2016 untuk memenuhi target standar 100 ton ekuivalen beras.

(8)

BAB VII

MEKANISME PENYALURAN Pasal 8

(1) Penyaluran cadangan pangan Kabupaten dilakukan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan untuk penanganan tanggap darurat akibat bencana alam, bencana sosial, pengendalian harga pangan tertentu yang bersifat pokok dan bantuan pangan untuk masyarakat miskin dan rawan pangan.

(2) Mekanisme penyaluran cadangan pangan Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Pandeglang.

Pasal 9

(1) Titik bagi penyaluran bantuan beras sebagai cadangan pangan Kabupaten dilaksanakan sesuai dengan kelompok sasaran, atas dasar usulan Kecamatan kepada Bupati melalui Kantor Ketahanan Pangan.

(2) Biaya penyaluran/biaya pengangkutan bantuan beras sebagai cadangan pangan Kabupaten dari gudang cadangan pangan Kabupaten ke titik bagi penyaluran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi tanggungjawab Kantor Ketahanan Pangan.

(3) Jumlah bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang disalurkan kepada masyarakat disesuaikan dengan kebutuhan indeks 276,22 (dua ratus tujuh puluh enam koma tiga puluh tiga) gram per hari paling lama 60 (enam puluh) hari dan/atau sesuai dengan hasil investigasi oleh Tim Pelaksana Kabupaten.

Pasal 10

(1) Tim pelaksana melakukan identifikasi dan verifikasi lokasi dan kelompok sasaran masyarakat penerima bantuan cadangan pangan Kabupaten yang untuk selanjutnya disampaikan kepada Bupati Cq Kepala Kantor Ketahanan Pangan. (2) Berdasarkan hasil identifikasi dan verifikasi Tim Pelaksana sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), Kepala Kantor Ketahanan Pangan menetapkan volume beras yang akan disalurkan dan menetapkan lokasi sasaran setelah mendapat persetujuan Bupati.

(3) Kantor Ketahanan Pangan membuat laporan hasil penyaluran bantuan cadangan pangan kepada Bupati.

Pasal 11

Tim Pelaksana Cadangan Pangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) membuat berita acara serah terima bantuan kepada setiap kelompok sasaran yang diketahui oleh Camat dan Kepala Desa/Kepala Kelurahan setempat.

(9)

BAB VIII

PEMANTAUAN, PENGENDALIAN DAN PELAPORAN Pasal 12

(1) Pemantauan dilaksanakan oleh semua pihak yang terlibat dalam kegiatan yang mencakup pengadaan dan penyimpanan, pendistribusian cadangan pangan, dan penyelesaian permasalahan yang dihadapi.

(2) Pengendalian kegiatan pengembangan cadangan pangan Kabupaten dilakukan oleh Kepala Kantor Ketahanan Pangan.

(3) Setiap penggunaan cadangan pangan Kabupaten untuk penanggulangan rawan pangan pasca bencana akibat bencana alam dan/atau keadaan darurat, pengendalian harga pangan tertentu bersifat pokok, bantuan pangan untuk masyarakat miskin dan rawan pangan, dilaporkan oleh Kepala Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Pandeglang kepada Bupati yang memuat jumlah penggunaan di Kecamatan, Desa/Kelurahan penerima bantuan, serta sisa cadangan beras daerah di gudang Kabupaten secara periodik setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP Pasal 13

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Bupati ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya, ditetapkan oleh Kepala Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Pandeglang.

Pasal 14

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Pandeglang.

Ditetapkan di Pandeglang pada tanggal 9 September 2013

BUPATI PANDEGLANG, Cap/ttd

ERWAN KURTUBI

Diundangkan di Pandeglang pada tanggal 9 September 2013

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG Cap/ttd

DODO DJUANDA

(10)
(11)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis internal dan eksternal perusahaan beserta diagram cartesius dapat diperoleh bahwa yang menjadi pengaruh utama strategi pemasaran PT Bank Sulselbar

Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dapat disimpulkan bahwa media Flipping Book seni budaya sangat valid, sehingga bisa digunakan oleh guru sebagai media penunjang

Dalam penulisan skripsi ini, penulis sangat berterima kasih kepada para pembuat buku tentang komunikasi politik, komunikasi budaya serta buku-buku yang mengajarkan penulis

o Sebagai contoh untuk agen pengendara taxi, ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan oleh agen sehingga dapat mencapai tempat tujuan, namun ada yang lebih cepat, lebih aman,

Data yang digunakan dalam inferensi diperoleh dari jawaban yang diberikan pengguna atas pertanyaan mengenai gejala atau hasil-hasil tes yang diajukan oleh

Reaktivitas : Tidak ada data tes khusus yang berhubungan dengan reaktivitas tersedia untuk produk ini atau bahan

Pengujian telah menunjukkan masukan (input), proses dan hasil keluaran (output) yang sesuai dengan rancangan pembuatan aplikasi.. Aplikasi ini sudah berjalan dengan

Racun akut kebanyakan ditimbulkan oleh bahan-bahan racun yang larut air dan dapat menimbulkan gejala keracunan tidak lama setelah racun terserap ke dalam tubuh jasad hidup..