• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional senantiasa dilakukan untuk mencapai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional senantiasa dilakukan untuk mencapai"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional senantiasa dilakukan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi masih tetap diperlukan untuk menggerakkan dan memacu pembangunan diberbagai bidang, sekaligus sebagai kekuatan utama guna mewujudkan pemerataan pembangunan yang berkelanjutan.

Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata kehidupan yang layak bagi seluruh rakyat yang pada gilirannya akan mewujudkan kesejahteraan penduduk Indonesia. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah menurunkan tingkat kemiskinan. Kemiskinan merupakan salah satu penyakit dalam ekonomi, sehingga harus disembuhkan atau paling tidak dikurangi. Permasalahan kemiskinan memang merupakan permasalahan yang kompleks dan bersifat multidimensional.

Pembangunan pada hakekatanya adalah merupakan suatu proses kemajuan dan perbaikan terus menerus tercapainya tujuan yang diinginkan. Menciptakan rakyat yang hidup sejahtera merupakan salah satu harapan dan cita-cita yang harus kita wujudkan dan mengentaskan kemiskinan.

(2)

Provinsi Sumatera Barat merupakan provinsi yang daerah-daerahnya atau kabupatennya masih tinggi tingkat kemiskinan penduduknya. Kabupaten Padang Pariaman termasuk iklim tropis besar memiliki musim kering sangat pendek dan daerah lautan sangat dipe garuhi oleh angin laut. Suhu udara panas jatuh pada bulan Mei sedangkan suhu terendah terdapat pada bulan September.

Jumlah penduduk Kabupaten padang pariaman tercatat sebanyak 391.056 jiwa. Tingkat kepadatan penduduk terhitiung sebanyak 294,29 jiwa/km2. Jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Batang Anai, yakni 43.890 jiwa, sedangkan jumlah penduduk terendah berada di Kecamatan Padang sago yakni 8.247 jiwa. Sedangkan jumlah orang yang bekerja sebanyak 142.222 dengan rincian 83.836 laki-laki dan 58.386 perempuan. Dilihat dari tingkat pendidikan pekerja di Kabupaten Padang Pariaman terbanyak pada tingkat pendidikan tidak tamat SD sebanyak 45.173 orang, selanjutnya 36.760 orang pada tingkat pendidikan SD dan sebanyak 6.749 orang berpendidikan diatas sekolah menengah atas (Diploma/Universitas). Dilihat dari tingkat kesejahteraan keluarga berdasarkan dari data Dinas Kependudukan, Catatan Sipil dan Keluarga Berencana sebanyak 10.118 keluarga berada pada tingkat Pra Sejahtera, 21.663 keluarga pada tingkat Sejahtera I, 28.297 keluarga pada tingkat Sejahtera II,25.382 pada tingakat Sejahtera III, dan sebanyak 1.443 keluarga pada tingkat Sejahtera III Plus.

(3)

Kabupaten Padang Pariaman terdiri dari17 Kecamatan,60 Nagari, dan 461 Korong dengan Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam tercatat memiliki wilayah paling luas, yakni 228,70 km2, sedangkan Kecamatan Sintuk Toboh Gadang memiliki luas terkecil, yakni 25,56 km2.

Berbicara masalah kemiskinan maka pandangan kita akan tertuju pada penduduk pedesaan. Karena apa? Karena proporsi penduduk miskin di pedesaan relatif lebih banyak bila dibandingkan di perkotaan. Data Susenas National Ekonomic Survey menunjukkan bahwa sekitar 69% penduduk dipedesaan miskin, dan sebagian besar bekerja disektor pertanian.1

Secara umum pandangan masyarakat desa menyatakan bahwa faktor yang menyebabkan mereka miskin adalah tidak ada atau kurangnya lapangan pekerjaan. Mereka tidak memperhatikan faktor-faktor lain yang menyebabkan penduduk miskin.

Kemiskinan penduduk desa dapat dipengaruhi beberapa faktor diantaranya luas lahan. Di daerah pedesaan rumah tangga pada umumnya bekerja disektor pertanian dimana mereka memiliki lahan. Kondisi kemiskinan penduduk juga identik dengan tingkat pendidikan penduduk yang rata-rata rendah, hal ini mencerminkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang rendah serta banyak jumlah tanggungan keluarga juga memicu terjadinya kemiskinan. Karena pemasukan yang didapat tidak dapat mencukupi kebutuhan jumlah keluarga.

1

(4)

Islam mempunyai alternatif yang baik untuk mengatasi masalah kemiskinan ini, yaitu dengan zakat, infak dan sedekah. Tapi sayang, umat Islam yang paling terbesar didunia ini belum menjalankan secara efektif dan efesien sistem itu. Kalau saja pemerintah menerapkan sistem ini dengan pendistribusian zakat kepada usaha yang produktif maka hal ini mungkin bisa membangun ekonomi masyarakat miskin.2

Nagari Lareh Nan Panjang merupakan daerah ketinggian dengan tanah bergelombang di Kecamatan VII Koto dengan ketinggian diatas permuakaan laut lebih kurang 20-40 Meter dengan kandungan Tanah cocok lahan pertanian dan perkebunan. Luas lahan pertanian di Nagari Lareh Nan Panjang seluas 320 Ha dan lahan perkebunan seluas 1.118 Ha. Namun dengan luas lahan yang ada, tidak semua kepala keluarga meemiliki lahan tersebut. Jumlah penduduk Nagari Lareh Nan Panjang sebanyak 6.805 orang yang terdiri dari Laki-Laki sebanyak 3.069 orang dan Perempuan sebanyak 3.652 orang dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 2.131 KK.3

Dilihat dari mata pencarian masyarakat Nagari Lareh Nan Panjang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

2

Nurulramah, Zakat dan Upaya Pengentasan Kemiskinan di Indonesia.24 November 2015

3

(5)

Tabel 1

Jumlah Penduduk dalam Mata Pencarian

Mata Pencarian Jumlah Orang

Petani 493 orang

Buruh Tani 442 orang

Buruh / Swasta 1.097 orang

Pegawai Negeri 93 orang

Pengrajin 21 0rang

Pedagang 116 orang

Peternak 152 orang

Montir 25 orang

TNI / Polri 3 orang

Sumber : Kantor Wali Nagari Lareh Nan Panjang Tahun 2016

Melihat dari mata pencarian masyarakat Nagari Lareh Nan Panjang beragam, yang paling banyak adalah Buruh sebanyak 1.097 orang dan yang paling sedikit adalah TNI/ Polri sebanyak 3 orang. Sedangkan Petani sebanyak 493 orang dan Buruh Tani sebanyak 442 orang.

Pada tahun sebelumnya sektor pertanian, sawah, luas lahan tanam padi sebesar 432 Ha dengan luas panen sebesar 337 Ha dengan rata-rata produksi 4,36 Ha sedangkan total produksi sebesar 1.503,13 Ton dan kalau dinilai dengan uang berjumlah Rp 3.306.886.000,-.4 Dalam meningkatkan pendapatan masyarakat Nagari Lareh Nan Panjang dengan tujuan akhir meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan telah dilaksanakan berbagai upaya kegiatan ekonomi. Khususnya pada sektor perkebunan telah dilaksanakan kegiatan penanaman jagung, ubi kayu, kakao, pisang, durian, cabe dan tanaman lain.

4

(6)

Banyak penduduk yang tidak tamat sekolah atau putus sekolah serta didukung oleh pola pikir para orang tua yang lebih membatasi anak-anak mereka untuk menimba ilmu lebih tinggi. Karena mayoritas orang tua di nagari tersebut beranggapan bahwa tidak perlu melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi terutama bagi anak perempuan dengan berbagai alasan. Untuk lebih mengetahui tingkat pendidikan di Nagari Lareh Nan Panjang dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 2

Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

N O Korong Tingkat Pendidikan Tidak/ Belum Tamat SD Tama t SD Tamat SLTP Tamat SLTA Sarja na Jumlah (Jiwa) 1 Ampalu 484 133 115 119 24 875 2 Ampalu Tinggi 348 602 109 250 100 1.293 3 Apar 133 36 93 311 25 601 4 Bungin 428 135 70 60 17 710 5 Kampung Baru 406 15 10 7 5 443 6 Kampung Dama 166 225 117 63 28 599 7 Ampalu padang 470 96 91 86 23 766 8 Tanjung Balik 268 150 122 115 16 671 9 Toboh 415 9 8 3 2 437 10 Toboh Karambia 288 47 40 25 10 410

Sumber : Kantor Wali Nagari Lareh Nan Panjang Tahun 2016

Rendahnya tingkat pendidikan sangat berkaitan dengan tingkat kemiskinan, dapat dilihat pada tabel banyak masyarakat Nagari Lareh Nan

(7)

Panjang tidak tamat SD dengan jumlah 1.448 orang. Dengan demikian banyak masyarakat Nagari Lareh Nan Panjang tidak bisa baca tulis.

Tingkat kemiskinan di Nagari Lareh Nan Panjang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel : 3 Jumlah KK Miskin No Korong Jumlah KK Jumlah KK Miskin/ Petani 1 Ampalu 268 54 2 Ampalu Tinggi 398 57 3 Apar 248 32 4 Bungin 229 30 5 Kampung Baru 97 39 6 kampung Dama 198 24 7 Padang Ampalu 291 35 8 Tanjung Balik 207 34 9 Toboh 70 44 10 Toboh Karambia 125 23

Jumlah Rata- Rata 2.131 372 Sumber : Kantor Wali Nagari Lareh Nan Panjang Tahun 2016

Dilihat pada tabel jumlah keluarga miskin terdapat disemua Korong, tetapi yang terbanyak adalah Korong Ampalu Tinggi adalah 57 KK atau 5,26% dan terendah di Korong Kampung Dama yaitu 24 KK atau 2,22%.

Peneliti mengambil daerah Nagari Lareh Nan Panjang dengan alasan daerah tersebut cocok untuk bertani dan berkebun dengan curah hujan yang tinggi sehingga menghasilkan panen yang baik, serta dengan lahan yang ada cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat disana. Namun, pada kenyataannya masih ada KK yang tergolong miskin yang

(8)

bekerja dibiadang bertani sebanyak 372 KK, seharusnya dengan luas lahan yang ada petani tidak tergolong miskin. Apalagi kepala keluarga tidak memiliki kemampuan dalam mengelola pertanian baik dari segi formal maupun non formal, maka peneliti mengambil daerah Nagari Lareh Nan Panjang agar peneliti mengetahui apa faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan petani.

Berdasarkan uraian tertulis timbul pertanyaan, apakah faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan petani? Kemudian seberapa besar pengaruhnya terhadap kemiskinan petani? Untuk itu penulis membahasnya dalam bentuk sebuah skripsi dengan judul “Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Kemiskinan di Nagari Lareh Nan Panjang Kecamatan VII Koto Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman”.

B. Rumusan Masalah

Atas dasar permasalahan yang ada, maka persoalan penelitian yang akan dipecahkan dalam penelitian ini adalah : Apa faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan di Nagari Lareh Nan Panjang Kecamatan VII Koto Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman?

C. Penjelasan Judul 1. Kemiskinan

Kemiskinan merupakan suatu keadaan dimana seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan minimum atau penduduk yang hidup

(9)

dibawah garis kemiskinan atau kurang dari tingkat minimum tertentu.5 Yang dimaksud dengan kemiskinan dalam penelitian ini adalah kondisi ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup baik yang mencakup material, yang diukur dengan tingkat pendapatan. Ukuran kemiskinan yang dipakai berdasarkan tingkat upah minimum regional (UMR) yang berlaku di daerah Kabupaten Padang Pariaman yaitu sebesar Rp. 1.350.000,-/ bulan atau sebesar Rp. 16.200.000,-/ tahun maka :

Pendapatan ≤ Rp. 16.200.000 = miskin Pendapatan ≥ Rp. 16.200.000 = tidak miskin

2. Nagari Lareh Nan Panjang merupakan salah satu Nagari yang terletak di Kecamatan VII Koto Sungai Sarik.

3. Kecamatan VII Koto Sungai Sarik salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Padang Pariaman.

4. Kabupaten Padang Pariaman merupakan salah satu Kabupaten yang ada di Sumatera Barat.

Jadi maksud dari judul skripsi ini adalah apa yang mempengaruhi kemiskinan yang dialami oleh masyarakat Nagari Lareh Nan Panjang Kecamatan VII Koto Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini sangatlah penting, oleh karena itu perlu diarahkan tujuan dari penelitian ini, maka penelitian ini bertujuan untuk : Mengetahui

5

Michel, P. Todaro, Pembangunan Ekonomi di Dunia ketiga,Jakarta :Erlangga,2000), h.194

(10)

apa faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan di Nagari Lareh Nan Panjang Kecamatan VII Koto Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman dan seberapa besar pengaruhnya terrhadap kemiskinan.

E. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoris

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan memperkaya khasanah ilmu Ekonomi Islam tentang pengaruh luas lahan, pendidikan dan jumlah tanggungan terhadap kemiskinan petani serta kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat didesa. 2. Secara Praktis

a. Kegunaan pada Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menambah wawasan serta sebsgsi salah satu rujukan untuk meneliti dari sisi dan masalah penelitian yang sama dalam konteks yang berbeda kedepannya.

b. Kegunaan bagi Mahasiswa di Kampus

Hasil penelitian ini berguna bagi seluruh mahasiswa untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa.

c. Kegunaan bagi Pemerintah.

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan evaluasi untuk melihat sajauh mana kebijakan pemerintah mampu meningkatkan kesejahterahan masyarakat di desa, sehingga

(11)

bisa dijadikan sebagai bahan acuan untuk pembenahan-pembenahan kebijakan yang berhubungan dengan pengetasan kemiskinan kedepannya.

F. Penelitian Terdahulu

Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti mencari beberapa rujukan penelitian yang ada kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan. Dan terdapat beberapa penelitian yang membahas tentang “

faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan petani”.

Afrizal dengan judul “ Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan Petani Nagari Palangai”. Dalam penelitiannya ada beberapa variabel yang mempengaruhi kemiskinan yaitu luas lahan, tingkat pendidikan dan jumlah tanggungan keluarga. Dari hasil penelitiannya dijelaskan bahwa hanya satu variabel yang berpengaruh dan dua lagi tidak berpengaruh.Yang berpengaruh adalah luhas lahan. Dalam paenelitiannnya peneliti memakai penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode regresi logistic sebagai analisis data. Untuk menetapkan sampel pada penelitian ini, karna peneliti mengambil sebuah Nagari yang terdapat 10 Jorong maka peneliti menggunakan teknik Statafikasi (Stratified Random

Sampling) untuk menentukan sampel masing-masing jorong.

Adit Agus Prastyo dengan judul “ Analisi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan (Studi Kasus 35 Kabupaten/ Kota di Jawa Tengah Tahun 2003-2007)”. Dalam penelitiannya ada beberapa variabel yang berpengaruh yaitu pertumbuhan ekonomi, upah minimum,

(12)

pendidikan dan tingkat pengangguran. Dari hasil penelitiannya pertumbuhan ekonomi, upah minimum, pendidikan dan tingkat pengangguran berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan. Dalam penelitiannnya peneliti menggunakan analisis panel data (pooled data) sebagai pengolahan data dengan menggunakan program Eviews. Analisis dengan menggunakan panel data adalah kombinasi antara deret waktu (time series data) dan kerat lintang (cross section data).

Dari permasalahan tersebut , maka penulis terobsesi untuk meneliti kembali tentang hal tersebut, namun tempat dan lokasi penelitiannya berbeda.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam penulisan, maka pembahasan ini dibagi menjadi beberapa ba, yaitu : Bab I : Pendahuluan. Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, defenisi operasinal, tujuan dan mamfaat penelitian, penelitian terdahulu dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori, pada bab ini akan dikemukakan beberapa konsep mengenai kemiskinan, konsep kemiskinan menurut ekonomi islam, serta faktor yang mempengaruhi kemiskinan. Bab III Metode Penelitian, dalam bab ini akan menjelaskan jenis dan metode penelitian, populasi sampel, sumber data, serta teknik analisis data. Bab IV Pembahasan dan Hasil Penelitian, dalam bab ini dijelaskan tentang deskriptif variabel, hasil penelitian serta pembahasan. Bab V Penutup, dalam bab ini akan berisi

(13)

kesimpulan dari penelitian ini dan saran-saran yang membangun untuk penelitian selanjutnya.

Gambar

Tabel : 3  Jumlah KK Miskin No  Korong  Jumlah  KK  Jumlah KK  Miskin/  Petani  1  Ampalu  268  54  2  Ampalu Tinggi  398  57  3  Apar   248  32  4  Bungin   229  30  5  Kampung Baru  97  39  6  kampung Dama  198  24  7  Padang Ampalu  291  35  8  Tanjung

Referensi

Dokumen terkait

Menyerahkan copy sah ijazah atau Surat Keterangan dari Kepala Sekolah bahwa telah mengikuti Ujian Sekolah Tahun Pelajaran 2014/2015 bagi calon peserta didik dari SD/MI,

Multimedia merupakan suatu piranti komunikasi dengan lebih dari satu media komunikasi yang berbasis komputer untuk menyampaikan informasi.. Multimedia dapat berperan di

Menurut Muhammad (2002) dan Donna (2006), Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga yang usaha pokoknya memberikan

Dari metoda back reflection Laue tersebut, diketahui bahwa kristal tunggal LSMO 327 memiliki sudut arah sumbu c dengan sudut 80° terhadap arah pertumbuhan kristalnya.. Sedangkan

Dalam hal penjualan kembali Unit Penyertaan REKSA DANA BNP PARIBAS PRIMA UTAMA USD dilakukan oleh Pemegang Unit Penyertaan melalui media elektronik, maka Formulir Penjualan

Kedua item pernyataan dari indikator memiliki perilaku yang mencerminkan sikap sabar berada pada persentase yang menunjukkan kategori “Baik”.Hal ini sesuai dengan

Begitu juga dalam abjad Melayu-Arab atau tulisan Jawi yang telah dipaparkan diatas, bahwa bunyi ‘ga’ dalam abjad Arab-Berber ditandai dengan huruf kaf bertitik satu ﺎآ titik