• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL KERAWANAN PANGAN SABARELLA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL KERAWANAN PANGAN SABARELLA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL

KERAWANAN PANGAN

SABARELLA

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis saya yang berjudul : “MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL KERAWANAN PANGAN” adalah karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan. Semua sumber data dan informasi telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya

Bogor, Nopember 2005

Sabarella NIM G151024084

(3)

ABSTRAK

SABARELLA. Model Persamaan Struktural Kerawanan Pangan. Dibimbing oleh BAMBANG JUANDA dan TJUK EKO HARI BASUKI.

Penelitian ini membahas penerapan model persamaan struktural untuk mengkaji keterkaitan antar indikator kerawanan pangan nasional, Jawa dan Luar Jawa. Data yang digunakan dalam penelitian mengacu pada indikator- indikator yang telah dipilih dalam pembuatan peta kerawanan pangan yang terdiri dari 3 dimensi/faktor kerawanan pangan, yaitu dimensi ketersediaan pangan (SEDIA), akses terhadap pangan dan pendapatan (AKSES) serta pemanfaatan dan penyerapan pangan (SERAP).

Model yang dibangun menghubungkan tiga faktor laten SEDIA-AKSES-SERAP sebagai pendekatan bagi keterkaitan antar indikator tersebut dengan menggunakan analisis LISREL (Linear Structure Relationship). Model pesamaan struktural kerawanan pangan nasional dan Jawa yang dihasilkan mengungkapkan bahwa ketersedian pangan berpengaruh positif dan nyata terhadap akses, dan akses berpengaruh positif terhadap penyerapan, namun pengaruh langsung dari ketersediaan terhadap penyerapan pangan negatif dan tidak nyata yang berarti ketersediaan pangan tidak diikuti oleh penyerapan yang baik, hal ini masih menunjukkan terjadinya rawan pangan. Sementara untuk model di Luar Jawa ketersediaan berpengaruh positif namun tidak nyata terhadap akses pangan dan pendapatan, yang berarti kabupaten di Luar Jawa pada umumnya belum mampu menopang kebutuhan pangan untuk wilayahnya, meskipun akses berpengaruh positif dan nyata terhadap penyerapan. Ketersediaan pangan yang cukup merupakan suatu persyaratan yang perlu untuk jaminan pangan, tetapi tidak cukup untuk menggaransi jaminan pangan di tingkat rumah tangga dan individu, karena masih sangat tergantung pada faktor akses dan penyerapan pangan, seperti yang terjadi di kabupaten Bondowoso, Probolinggo, Jember, OKI, Musi Banyu Asin, Tulang Bawang, Donggala , Sambas dan Landak. Hubungan antara skor SEDIA terhadap katagori kerawanan pangan oleh Dewan Ketahanan Pangan (DKP) menunjukkan tidak berpengaruh dalam pengkatagorian tersebut untuk ketiga model nasional, Jawa dan Luar Jawa. Sementara hubungan skor AKSES dan SERAP terhadap katagori untuk model nasional dan kabupaten di Jawa dan di Luar Jawa menujukkan semakin mudah dalam mengakses dan menyerap pangan maka katagori rawan pangannya makin rendah atau semakin tahan pangan, kecuali untuk model di Luar Jawa pada skor AKSES tidak berpengaruh.

Hasil pendugaaan koefisien jalur pada model pengukuran memperlihatkan 12 indikator memberikan pengaruh nyata terhadap fakton laten yang dijelaskannya. Sementara dari 12 indikator tersebut yang memenuhi validitas dan kehandalan dalam mengukur faktor laten antara lain indikator produksi beras untuk model nasional dan Jawa, % penduduk miskin, % rumah tangga tanpa listrik, % desa tanpa akses jalan, pengeluaran riil perkapita, % rumah tangga tanpa air bersih untuk model nasional dan Luar Jawa, produksi ubi kayu, % kepala rumah tangga tidak tamat SD, dan semua indikator untuk faktor laten SERAP pada model di Jawa. Hal ini sejalan dengan 10 indikator akhir dalam pembuatan peta kerawanan pangan tahun 2005.

(4)

MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL

KERAWANAN PANGAN

SABARELLA

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Statistika

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2005

(5)

Judul Tesis : Model Persamaan Struktural Kerawanan Pangan

Nama : Sabarella

NIM : G151024084

Disetujui

Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Bambang Juanda, M.S. Dr. Ir. Tjuk Eko Haribasuki, M.St.

Ketua Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Statistika Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Budi Susetyo, M.S. Prof.Dr.Ir.Syafrida Manuwoto, M.Sc.

(6)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Topik yang dibahas dalam penelitian ini adalah model persamaan struktural, diterapkan untuk memodelkan keterkaitan antar indikator kerawanan pangan nasional, Jawa dan Luar Jawa.

Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Ir. Bambang Juanda, M.S. dan Dr. Ir. Tjuk Eko Haribasuki, M.St. selaku ketua komisi pembimbing dan anggota yang telah banyak memberikan perhatian, saran dan bimbingan. Disamping itu penghargaan penulis sampaikan kepada Ir. Iwan F Malonda, M.Com. dari Badan Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian yang telah memberikan informasi dan masukan yang sangat berharga dalam penulisan karya ilmiah ini.

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak di Pusat Data dan Informasi Pertanian, Departemen Pertanian, yang telah membantu baik materi maupun moril selama studi penulis di Bogor. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada anak-anak tercinta, orang tua dan seluruh keluarga, atas segala doa dan dukungannya. Akhirnya ucapan terima kasih disampaikan kepada teman-teman, mas Heri dan semua pihak yang telah membantu demi kelancaran penyelesaian studi penulis.

Penulis berharap semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Nopember 2005

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tegal pada tanggal 8 Mei 1967 sebagai anak ketiga dari delapan bersaudara dari ayah H. Sulaeman (Alm) dan Ibu H. Futichah. Tahun 1990 penulis lulus dari Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) Purwokerto. Pada tahun 2002, penulis diterima di Program Studi Statistika pada Sekolah Pascasarjana IPB. Beasiswa pendidikan Pascasarjana diperoleh dari Pusat Data dan Informasi Pertanian, Departemen Pertanian Republik Indonesia.

Penulis bekerja sebagai fungsional Statistisi di Pusat Data dan Informasi Pertanian, Departemen Pertanian sejak tahun 1992 sampai dengan sekarang.

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix DAFTAR LAMPIRAN ... x PENDAHULUAN ... 1 Latar Belakang ... 1 Tujuan Penelitian ... 3 Manfaat Penelitian ... 3 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

Konsep Ketahanan Pangan ... 4

Eksplorasi Data ... 10

Pemodelan Persamaan Struktural ... 12

Validitas dan Kehandalan Indikator ... 18

METODE PENELITIAN ... 20

Sumber Data ... 20

Metode Analisis ... 20

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 25

Gambaran Umum Data Indikator Kerawanan Pangan ... 25

Model Persamaan Struktural Kerawanan Pangan ... 29

Hubungan Skor SEDIA, AKSES dan SERAP Terhadap Katagori Kerawanan Pangan yang diidentifikasi Oleh Dewan Ketahan Pangan (DKP) ... 35

SIMPULAN DAN SARAN ... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 43

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Klasifikasi kelompok indeks serta gradasi warna dalam peta kerawanan pangan...10 2. Faktor laten dan peubah manifes/indikator model persamaan struktural

kerawanan pangan ...21 3. Nilai GFI dan AGFI beberapa model persamaan struktural kerawanan

pangan...29 4. Hubungan faktor laten dengan indikator pada model 1 dengan 16

indikator...30 5. Kelayakan model kerawanan pangan nasional, Jawa dan Luar Jawa... 31 6. Penilaian validitas indikator pengukur faktor laten pada model 1... 34 7. Perbandingan koefisien kehandalan konstruk untuk model 1 dan model 2

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Kerangka model persamaan struktural kerawanan pangan...2

2. Diagram kotak garis (Box-plot) ...11

3. Ilustrasi model LISREL (Linear Structural Relationship)...15

4. Model persamaan struktural kerawanan pangan ... 23

5. Diagram alur penentuan model persamaan struktural kerawanan pangan ...24

6. Rata-rata produksi dan produksi/kapita beras, jagung, ubi kayu dan ub i jalar kabupaten di Jawa dan Luar Jawa ...26

7. Perbandingan beberapa indikator kerawanan pangan Jawa dan Luar Jawa ... 26

8. Diagram kotak garis produksi beras ...27

9. Diagram kotak garis persentase penduduk miskin ... 28

10. Diagram kotak garis % kepala rumah tangga bekerja < 15 jam/minggu .... 28

11. Model persamaan struktural kerawanan pangan nasional ... 31

12. Model persamaan struktural kerawanan pangan kabupaten di Jawa... 32

13. Model persamaan struktural kerawanan pangan kabupaten di Luar Jawa....33

14. Plot antara skor (a) SEDIA vs Katagori (b) AKSES vs Katagori (c) SERAP vs Katagori untuk model nasional... 36

15. Plot antara skor (a) SEDIA vs Katagori (b) AKSES vs Katagori (c) SERAP vs Katagori Kabupaten di Jawa ... 38

16. Plot antara skor (a) SEDIA vs Katagori (b) AKSES vs Katagori (c) SERAP vs Katagori Kabupaten di Luar Jawa... 39

Referensi

Dokumen terkait

Bilang isang mag-aaral, mapapaunlad ko ang aklat na ito sa pamamagitan ng pag- rekomenda sa iba pang mambabasa na tangkilikin o basahin ang aklat na ito na nilathala ni

o Sebagai contoh untuk agen pengendara taxi, ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan oleh agen sehingga dapat mencapai tempat tujuan, namun ada yang lebih cepat, lebih aman,

Tujuan dari penelitian ini, adalah untuk mengetahui sistem informasi aplikasi pada perusahaan apakah telah memenuhi unsur-unsur pengendalian yang baik dan untuk mengetahui

tanah sekitar 60 Hektar dengan nilai Rp 69,5 milyar yang berlokasi di Cikampek, Kabupaten Karawang, Perseroan telah melaporkan transaksi tersebut kepada Bapepam-LK dan BEI pada

Bisa untuk mengirim SMS ke nomor tertentu, semua nomor atau berdasar group  Customizable Auto Reply SMS via Import Data Excel.. Anda dapat membuat SMS autoreply dengan

Prakarsa (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Dampak Alih Fungsi Lahan Terhadap Produksi Padi Sawah Di Kabupaten Deli Serdang” menunjukkan hasil bahwa alih fungsi padi sawah

Pada penelitian ini sejumlah molekul kecil asam lemak omega3/6 yang terdiri dari asam α-linolenat (ALA), asam eikosapentaenoat (EPA), asam arakidonat (ARA), asam

Guru harus memiliki moral yang baik dan menunjukkan sikap disiplin yang tinggi agar dapat menjadi panutan bagi anak didiknya, sehingga proses pendidikan yang dilaksanakan