111. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
3.1. Letak dan Luas DAS Brantas Hulu Malang
Secara geografis DAS Brantas Hulu terletak antara 5°20'-6018 'LU dan 7'- 8'15 'BT, meliputi 30 kecarnatan di Kabupaten Malang dan 3 (tiga) kecarnatan dalarn Kota Malang. Secara terperinci batas-batas DAS Brantas Hulu adalah sebagai berikut:
a. Di sebelah barat laut dibatasi oleh Gunung Anjasmoro, Gunung ArJuno (3.339 m dpl), Gunung Bedukasu (1 -450 m dpl), Gunung Serayu (1.103 m dpl), Gunung Tunggangan (1.208 m dpl), Gunung Gendis (1.284 m dpl), Gunung Dukutan (1.260 m dpl), Gunung Manggungan, Gunung Kukuan (1.481 m dpl), Gunung Keciri (2.305 m dpl), dam kompleks Pegunungan Tengger (2.432 m dpl) yang meliputi Gunung Pucungcentong (2.331 m dpl), Gunung Ijo (2.413 m dpl) dan Gunung Pusungkutan (2.320 m dpl). b. Di sebelah timur dibatasi oleh kompleks Pegunungan Tengger (2.432 m
dpl) dan kompleks Pegunungan Semeru (3.675 m dpl) yang meliputi Gunung Ayek-ayek (2.819 m dpl), Gunung Pangerancilik, Gunung Kukusan dan Gunung Jembangan (3.020 m dpl).
c. Di sebelah selatan dibatasi oleh sederetan pegunungan sepanjang pantai selatan Pulau Jawa (Pegunungan Kapur Selatan).
d. Di sebelah barat dan barat laut dibatasi oleh Gunung Pitrang (2.540 m dpl), Gunung Panjeran (2.037 m dpl), Gunung Kawi (2.561 m dpl), Gunung Gendonggowak (2.171
m
dpl), Gunung Butak (2.868 m dpl). Gunung Waturjuwadah (1.629 m dpl), Gunung Argogayang (2.158 rn dpl), Gunung Kejoro (2.352 m dpl), dan Gunung Biru (2.337 m dpl).Gambar 3. Peta wilayah DAS Brantas.
Luas daerah aliran sungai (DAS) Brantas meliputi kurang lebih 12.000 km2 atau seperempat luas wilayah Provinsi Jawa Timur (Pyenvianto, 1998). Adapun luas DAS Brantas Hulu adalah:
Sub DAS Sumber Brantas : 55.084,94 ha (27,51 %) Sub DAS Bango : 24.546,89 ha (1 1,97 %) Sub DAS Amprong : 33.616,50 ha (16,40 %) Sub DAS Metro : 49.3 13,09 ha (24,06 %) Sub DAS Lesti : 46.3 18,33 ha (22,59 %)
3.2. Topografi
Keadaan topografi DAS Brantas Hulu bagian tengah pada umumnya datar dari daerah Malang dan sekitarnya, hingga Kepanjen dan Dampit.
Tabel 6. Sebaran luas daerah dengan berbagai bentuk permukaan di daerah tangkapan Bendungan Irigasi Sutarni DAS Brantas Hulu
-
No. Bentuk Permukaan Luas
Ha % 1. Datar 129.406 63,lO 2. Berombak 36.1 11 17,72 3. Berbukit 6.868 335 4. Bergelombang 13.085 6,40 5. Bergunung-gunung 19.380 9,43 Jumiah 205.000 100
Surnber: Pusat Penelitian Tanah Bogor, 1966
Di lereng kompleks Pegunungan Tengger dengan puncaknya Gunung Bromo (2.303 m dpl) dan Gunung Semeru (3.675 m dpl ) bentuk lapangan berombak pada ketinggian 650-850 m dpl, bergelombang pada ketinggian 850- 1.050 m dpl, berbukit pada ketinggian 1.050-1.250 m dpl dan di atas ketinggian 1.350 m dpl sudah bergunung-gunung. DAS Brantas Hulu memiliki bentuk perrnukaan tanah yang bervariasi seperti di perlihatkan dalam Tabel 6.
3.3. Keadaan Tanah
Berdasarkan peta tanah tinjauan dari Pusat Penelitian Tanah tahun 1966 skala 1:250.000, pada DAS Brantas Hulu dijumpai tanah dari jenis alluvial, litosol, regosol, mediteren, andosol, glei humus, latosol dan brown forest soil, yang diuraikan penyebarannya sebagai berikut:
a) Komples alluvial kelabu dan alluvial coklat kekelabu-kelabuan, terdapat membujur dari Singosari ke selatan melalui Malang, Gadang, Kepanjen sampai Sengguruh membelok ke timur menyusuri Kali Lesti sampai Sunderejo.
b) Aluvial coklat kekelabuan, terdapat di sekitas Slorok.
c) Asosiasi litosol dan mediteren coklat kemerahan, di sekitar Kali Lesti sebelah selatan.
d) Regosol kelabu, terdapat di kompleks Pegunungan Tengger ke selatan sampai Gunung Semeru.
f) Regosol coklat, terdapat di sebelah selatan Batu sampai ke Cakung melebar ke barat di kaki Gunung Kawi. Terdapat pula mulai dari Pakis, Turnpang, Watesbetung, Wajak ke arah barat sampai Bululawang da ke selatan sampai Gondanglegi dan Turen.
g) Brown Forest Soil, terdapat di sebelah utara Pakis, ke timur sampai Jabung, ke barat sampai sebelah timur Karanglo dan ke utara sampai Manggis dan Bedali. h) Asosiasi andosol dan regosol kelabu, terdapat sebaran terpencar di sisi sebelah
timur Punten, Junggo sampai Sumber Brantas.
i) Asosiasi andosol coklat dan glei humus, di sepanjang aliran Kali Brantas dari Batu di sebelah selatan Karanglo sampai Sengkaling.
j) Andosol coklat, di Seta dan sekitarnya.
k) Asosiasi andosol coklat dan regosol coklat, terdapat di hulu Kali Amprong mulai dari Gubukklakah, hulu Kali Lesti, hulu Kali Aranaran dan hulu Kali Bambang.
1) Kompleks andosol coklat dan litosol, terdapat di sekitar Gunung Butak sampai Gunung Argowayang.
m) Mediteren coklat kemerahan, mulai dari Sengkaling ke selatan sarnpai Wagir, Ngajum, dan Bangelan. Terdapat pula di sekitar Kedali.
n) Latosol coklat, terdapat di sebelah tenggara Punten, di sebelah utara Karangploso dan Klampok. Juga terdapat di sebelah tenggara Malang sarnpai Tj inan dan sekitarnya.
o) Asosiasi latosol coklat dan regosol kelabu, terdapat mulai dari Cakung, Sengkaling ke selatan sampai Sengon, Patungsewu dan Bumirejo.
p) Latosol coklat kemerahan, terdapat di hilir Aranaran sampai Surnberwungu (codo), hilir Kali Bambang, Kali Genteng dan meliputi daerah Darnpit dan sekitarnya.
q) Latosol merah kekuningan, terdapat mulai dari sebelah timur Manggis ke selatan sampai Kemiri, sebelah barat Gubukklakah, Poncokusuma dan Pandasari Kidul.
3.4. Iklim
Iklim DAS Brantas secara urnum terutama dipengaruhi oleh pergeseran tahunan dari "The Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ)" dan perubahan musim dari angin muson. Data iklim terutama dikurnpulkan Badan Meterologi dan Geofisika (BMG), kantor Proyek Irigasi Jawa Timur, dan kantor Proyek pengembangan DAS Brantas, disamping oleh kantor-kantor Dinas Pertanian.
Musim hujan terjadi Bulan November dan April bersamaan dengan berhembusnya angin muson barat laut, sedangkan musim kemarau terjadi Bulan Mei dan Oktober bersamaan dengan angin muson tenggara. Perbedaan musim ini biasanya cukup mencolok dengan 80% dari hujan tahunan rata-rata pada musim hujan, dan musim kemarau dicirikan oleh hari-hari tanpa hujan.
Seperti umumnya di wilayah-wilayah khatulistiwa, suhu udara memiliki fluktuasi musimam yang kecil. Di Malang, rata-rata suhu harian adalah 23.8 OC,
dan di Mojosari dalam delta Brantas suhunya adalah 27,5 OC. Sugakan
kelembabannya cukup tinggi dengan kelembaban nisbi harian rata-rata mencapai puncaknya 84% pada Bulan Maret, dan minimum 76% pada Bulan agustus. Variasi ~ ~ u s i m a n demikian lazim dijumpai di seluruh wilayah DAS. Rata-rata laju angin tahunan adalah 1,86 mls. Di daerah ini juga sering terjadi evatranspirasi yang potensial untuk tanaman acuan (Eto) yang dihitung dengan Metoda Modifield Penman memberikan angka rata-rata tahunan untuk Malang 1300 mrn dan 1650 untuk untuk daerah delta. Nilai tertinggi terjadi selama bulan September dan Oktober. Zonasi agroklimatik wilayah DAS Brantas secara keseluruhan menunjukkan bahwa daerah pegunungan agak basah dan sebagian dataran rendah mengalami musim kemarau selama empat bulan (Proyek Pengembangan Rencana Pengelolaan DAS terpadu, 1992).
3.5. Kondisi Sosial Ekonomi
Kota Malang sendiri memiliki luas 124.456 km2, dihuni oleh
*
700.000 warganya. Kepadatan penduduk mencapai 5.000-
12.000 jiwa per kilometer persegi dengan tingkat pertumbuhan 3.9 % per tahun. Sedangkan penduduk yang tersebar di Daerah Aliran Brantas Hulu f 2.500.000 jiwa seperti yang ditunjukkankeras, lugas dan bangga dengan identitasnya sebagai Arek Malang (AREMA). Komposisi penduduk asli berasal dari berbagai etnik terutama suku Jawa, Madura, sebagian kecil keturunan Arab dan Cina. Masyarakat Malang sebagian besar adalah pemeluk Islam kemudian Kristen, Katolik dan sebagian kecil Hindu dan Budha. Malang juga banyak didatangi oleh pendatang. Kebanyakan pendatang adalah pedagang, pekerja dan pelajar atau mahasiswa yang tidak menetap dan dalarn kurun waktu tertentu kembali ke daerah asalnya.
Sebagian besar masyarakat di sekitar kawasan DAS Brantas Hulu Malang mempunyai mata pencaharian dari pertanian sawah hingga tanaman semusim jenis hortikultura. Adanya perubahan di lapangan tentang tata guna lahan DAS Brantas Hulu salah satunya disebabkan oleh banyaknya masyarakat yang membuka usaha pertanian di kawasan ini.
Masyarakat bahkan banyak yang tidak hanya menjalankan usaha tani berskala kecii tetapi terdapat pula usaha tani berskala besar seperti industri jamur
dan peternakan. Para petani banyak yang mengusahakan tanaman sayuran yang sebelumnya merupakan kawasan hutan ataupun milik mereka sendiri. Selain pertanian, masyarakat banyak juga yang mempunyai mata pencaharian sebagai buruh di pabrik-pabrik yang memang banyak berdiri di sepanjang pinggiran sungai.
Tabel 7. Penyebaran penduduk DAS Brantas Hulu
No. Kecamatan Jumlah Penduduk
(Jiwa) Kab & Malang
1. Batu 75.53 1 2. Bumiaji 49.703 3. Junrejo 39.405 4. Singosari 136.533 5. Karangploso 59.762 6. Dau ' 52.30 1 7. Tcmpang 69.4 12 8. Pakis 102.750 9. Jabung 64.542 10. Poncokusumo 87.2 17 11. Buluwang 61.305 12. Gondanglegi 73.132 13. Pagelaran 60.047 14. Wajak 74.988 15. Tajiman 46.843 16. Turen 104.154 17. Dampit 90.421 . 1 8. Tirtoyudo 22.57 1 19. Sumber Manjig 85.727 20. Kepanjen 9:.:45 2 1. Pakisaji 69.106 22. Sumber Pucung 7.644 23. Kromengan 35.921 24. Ngajum 45.206 25. Wonosari 40.89 1 26. Wagir 65.95 1 27. Pagak 21.801 28. Kalipare 5.906 29. Buntu 12.935 30. Gedangan 7.277 3 1. Kota Malang 7 19.804 (5 Kecamatan) Jurnlah 2.449.927