• Tidak ada hasil yang ditemukan

Apakah Trinitas itu Alkitabiah? Ketuhanan Tritunggal Vs Eloah yang Esa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Apakah Trinitas itu Alkitabiah? Ketuhanan Tritunggal Vs Eloah yang Esa"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Apakah Trinitas itu Alkitabiah? Ketuhanan

Tritunggal Vs Eloah yang Esa

Sekilas Info!! Di antara berbagai teologi yang tersebar di seluruh lingkungan Kekristenan, kepercayaan dalam

ketuhanan tritunggal merupakan salah satu doktrin yang paling banyak dipegang. Pembelajaran yang rajin pada Alkitab dan sejarah yang didokumentasikan mengungkap bahwa doktrin tritunggal ini berasal dari agama berhala -dan adalah salah satu doktrin yang ditentang dengan tegas oleh Yahuwah melalui peringatan-Nya di dalam Alkitab!

Keyakinan akan sebuah ketritunggalan begitu luas tersebar di dalam kalangan Kekristenan, dan kebanyakan orang Kristen menerima ajaran ini tanpa pertanyaan. Mereka menerimanya sebagai sebuah keyakinan Alkitab, yang dilandaskan pada Kitab Suci. Segelintir kecil denominasi yang menyangkal adanya ketuhanan Tritunggal dipandang dengan cara yang baik sebagai kelompok yang aneh (misalnya, Mormon, Saksi-Saksi Yehova) atau, yang paling buruk dipandang sebagai aliran sesat (Kristen Sains, Sainstologi). Fakta bahwa Alkitab memang mengacu pada "Roh Kudus" diterima sebagai bukti yang cukup untuk doktrin ini.

Kebenaran yang mengejutkan adalah bahwa doktrin Trinitas tidak dapat ditemukan dalam Alkitab. Bahkan, Alkitab mengutip Yahuwah mengeluarkan peringatan menentang keyakinan yang sudah sangat berurat akar ini! Penelitian yang seksama mengungkapkan bahwa ketuhanan Tritunggal berasal dari agama berhala.

Alkitab mengungkapkan bahwa Lusifer di Surga cemburu pada hubungan dekat yang terjalin antara Yahushua dengan Bapa-Nya. Yesaya mencatat pernyataan sombong dari Lusifer:

"Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Lusifer, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!

Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang EL, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di

(2)

sebelah utara.

Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi! (Yesaya 14: 12-14)

Setan mencuri ibadah yang sah milik Yang Mahatinggi, dan mengarahkannya kepada dirinya sendiri. Dia melakukan ini dengan menciptakan sebuah doktrin trinitas. Doktrin ini mengalihkan penyembahan untuk menjauh dari Yahuwah. Karena penyembahan yang tidak diberikan kepada Sang Pencipta adalah dosa, maka Iblislah yang sebenarnya menerima penyembahan yang telah dibelokkan ini.

Trinitas dalam Agama Berhala

Berbagai jenis Trinitas ditemukan di dalam seluruh agama berhala kuno. Beberapa agama memiliki lebih dari satu trinitas, tetapi masing-masing dianggap "tiga di dalam satu". Catatan paling kuno dari kepercayaan Trinitas ditemukan di Sumeria, sesaat setelah air bah. Ketuhanan Tritunggal kuno ini terdiri dari Anu, "Bapa" dan "Raja para Dewa," Enlil, dewa pencipta; dan Enki, yang menjadi "tuan kebijaksanaan". Babel melandaskan trinitasnya pada pendirinya, Nimrod, si pemberontak mula-mula yang melawan pemerintahan ilahi. Untuk pertama kalinya, sosok ibu adalah bagian dari trinitas "suci": Nimrod, Semiramis, dan Tammuz. Semiramis, sebagai istri Nimrod dan ibu dari Tammuz "Sang Juruselamat", diangkat sebagai "Bunda Allah" dan "Ratu Surga".

(3)

Versi yang sama dari orang Mesir untuk trinitas yang menghujat ini adalah Osiris, sebagai Bapa; Isis, sebagai Ibu; dan Horus, sebagai Anak. Sejarah Osiris dengan tegas menunjukkan bahwa Osiris dan Nimrod adalah satu dan merupakan pribadi yang sama. Agama Hindu juga memiliki trinitas Bapa/Ibu/Anak yang terdiri dari Brahma, Wisnu, dan Siwa. Orang-orang Yunani menyembah Zeus, Athena, dan Apollo, mengklaim bahwa ketiganya berada dalam "satu kesatuan".

Dalam bukunya, Written In Stone, penulis Richard Cassaro memperlihatkan adanya bukti agama tiga-dalam-satu yang sangat kuat dan yang sangat tua, yang menyebar luas di seluruh Eropa berabad-abad sebelum Kristus. Keyakinan ini begitu mendarah daging yang pada awalnya mencegah penyebaran agama Kristen di Eropa!

Agama kuno Tiga-Dalam-Satu ini adalah sebuah pengembangan kearifan di dalam diri sendiri yang memberkati penduduk Eropa dengan kemampuan indra keenam yang legendaris. . . ini juga

memberkati mereka dengan kemampuan untuk mendongeng atau menguasai pikiran. Orang yang telah dimampukan secara alami akan sulit untuk dipengaruhi dan hampir mustahil untuk dikontrol. Oleh karena itu menjadi keinginan para pendiri Gereja yang selalu bertujuan untuk mendapatkan hegemoni atas orang banyak-untuk menghilangkan kearifan ajaib kuno ini dari benua itu, dan memberikan mereka dasar yang lebih kuat untuk menegakkan agama Kristen baru dan mencabut sistem kepercayaan yang ada.1

(4)

Gambar: Richard Cassaro, http://www.deepertruth.com/trinity.

Jelas, sesuatu harus dilakukan jika Kekristenan mau mentobatkan kekafiran tersebut. Solusinya: membuat Kristen trinitas.

Paham Trinitas Memasuki Kekristenan

Ambisi Uskup Roma untuk memperpanjang kekuasaan dan pengaruhnya dengan mentobatkan orang-orang kafir bertepatan dengan keinginan Kaisar Konstantin untuk mengkonsolidasikan kekuasaan politiknya di seluruh wilayah kekuasaannya yang luas. Kaisar mengadakan Konsili Nicea pada tahun 322 M dengan tujuan menyatukan umat Kristen. Titik utama dalam pembahasan adalah sifat Yahuwah. Konstantin dengan tegas menyatakan bahwa semua uskup akan tetap berada di dalam Konsili sampai mereka bersatu. Dan mereka melakukannya - selama tiga tahun. Beberapa bukti menunjukkan bahwa para uskup yang menolak untuk melepaskan keyakinan mereka dibunuh sementara yang lain diasingkan.

Pada akhirnya, para uskup dikompromikan. . . dan paham oikumene lahir. Doktrin dan penafsiran Alkitab yang mempromosikan individualitas Yahuwah ditinggalkan demi teologi Tritunggal kafir.

(5)

Konsili Nicea, dengan Arius yang digambarkan berlutut di bawah kaki Kaisar Konstantin dan para

uskup. 13

Eusebius dari Nicomedia, pendukung utama dari ‘Yahuwah adalah pribadi yang esa yang memiliki satu Anak tunggal’, menjadi sebuah contoh untuk kompromi yang telah dilakukan oleh para pendeta dan gereja-gereja sejak: pernyataan-pernyataan yang diputar balik untuk diterapkan dalam lebih dari satu cara untuk mencapai awal dari "kesatuan dalam keragaman". Kompromi demi persatuan merupakan sebuah karakteristik untuk mengidentifikasi kesalahan. Hal ini secara langsung bertentangan dengan pernyataan Yahushua yang merefleksikan reaksi dunia terhadap kebenaran yang Dia bawa: "Jangan berpikir bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi. Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang." (Matius 10:34, NKJV)

Eusebius dari Nicomedia pertama-tama mengajukan pengakuan keyakinan Arian [non-trinitas] dan itu ditolak. . . bukannya mengajukan pengakuan keyakinan mereka sendiri, mereka yang anti-Arian mengubah pengakuan keyakinan milik Eusebius, dan membuat dia menandatanganinya dan

akhirnya benar-benar menyingkirkan orang-orang Arian keluar. Orang-orang Arian yang tidak menandatanganinya digulingkan dan diasingkan. . .

Jadi sekarang Konstantin telah memiliki Gerejanya yang bersatu yang sama sekali tidak bersatu. . . Eusebius cukup nyaman dengan pengakuan iman Nicea bahwa dia merasa hal itu perlu dilakukan untuk membenarkan dirinya demi rakyatnya sendiri dalam sebuah surat yang panjang di mana dia menyatakan bahwa ‘dia menolak bahkan sampai menit-menit terakhir’ sampai kata-kata itu

diperiksa dan itu menjelaskan bahwa kata-kata 'tidak berarti mereka semua tampaknya berarti tetapi dimaksudkan hanya untuk menegaskan ketuhanan yang nyata dari Sang Anak ...'2

(6)

Para pemimpin di Nicea sebenarnya "mengakui pandangan ganda untuk memenangkan Eusebius dan para pengikutnya."3 Dengan demikian, kebenaran Alkitab telah digantikan oleh kesalahan

orang kafir demi "persatuan" yang dangkal.

Umat Kristen Mula-mula non-Trinitas

Setelah aliran Ortodoks Trinitas berhasil mengalahkan Arianisme, mereka menyensor tanda-tanda yang dirasa masih ditinggalkan

oleh para bid’ah. Lukisan di Basilika Sant'Apollinare Nuovo di Ravenna ini bergambar raja Arian, Theoderic, dan istananya yang telah dihapus. Namun, pada

beberapa kolom tangan mereka masih tertinggal.14

Umat Kristen mula-mula tidak menganut Trinitas.

Meskipun agama-agama lain selama ribuan tahun sebelum Kristus lahir menyembah dewa

Tritunggal, namun Trinitas bukanlah bagian dari dogma Kristen dan dokumen resmi dari tiga abad pertama setelah Kristus.

Bahwa tidak ada doktrin Trinitas resmi yang ditetapkan sampai abad keempat adalah fakta sejarah yang sepenuhnya didokumentasikan.

(7)

Jelas, para sejarawan dari dogma gereja dan para teolog sistematis setuju bahwa ide trinitas Kristen bukanlah bagian dari gereja abad pertama. Kedua belas rasul tidak pernah menganut atau menerima wahyu tentang hal itu. Lalu kemudian bagaimana sebuah doktrin Trinitas muncul? Secara bertahap berkembang dan mendapatkan momentum pada akhir dari abad pertama, kedua dan ketiga, ketika orang kafir yang telah menjadi Kristen, membawa masuk ke dalam Kekristenan beberapa kepercayaan dan praktek-praktek penyembah berhala.4

Bahkan penganut Tritunggal sendiri mengakui bahwa doktrin yang tidak alkitabiah ini memang tidak muncul sampai abad keempat setelah Yahushua. Katolik Roma mengakui:

. . . seseorang tidak boleh berbicara tentang paham Trinitas dalam Perjanjian Baru tanpa

persyaratan yang jelas. . . ketika seseorang yang tidak memenuhi syarat berbicara tentang sebuah paham Trinitas, maka orang itu telah pindah ke periode awal Kekristenan sampai pertengahan dari abad ke-4. Nanti setelah waktu itu baru dapat disebut dogma Tritunggal definitif "satu Tuhan dalam tiga Pribadi" dan menjadi benar-benar menyatu di dalam kehidupan dan pikiran orang-orang

Kristen.5

Versi modern dari trinitas, seperti yang dipahami saat ini, digambarkan hampir secara keseluruhan berasal dari seorang filsuf kafir Yunani, Plato. Para Pengikut Plato percaya kepada Bapa yang tidak dikenal, Firman (Logos) dan jiwa dunia. "Para teolog, Clement dari Alexandria, Origenes, dan Santo Agustinus adalah para petinggi Kristen mula-mula yang menganut cara pandang Plato. Ide dari Plato memiliki peran penting dalam pengembangan teologi Kristen...."6 pengaruh kafir ini pada

pengembangan doktrin Kristen begitu luas sehingga "kita menemukan kekristenan cenderung menyerap nilai-nilai filsafat Yunani, sampai pada akhir abad ketiga perbedaan antara orang-orang Kristen terdidik yang percaya dengan orang-orang kafir yang berpendidikan di timur sering sulit untuk digambarkan."7

Trinitas Tidak Ada di dalam Alkitab

Sebuah penelitian yang seksama pada Alkitab mengungkapkan bahwa bukan hanya kata "trinitas" tidak ditemukan dalam Alkitab, tetapi juga konsep ketuhanan Tritunggal sama sekali tidak

ditemukan di seluruh Alkitab! Edmund Fortman, seorang sarjana Yesuit menyatakan:

Kitab Perjanjian Lama. . . tidak memberitahu kita sesuatu yang eksplisit atau implikasi yang diperlukan dari Allah Tritunggal yang adalah Bapa, Anak dan Roh Kudus. . . . Tidak ada bukti dari

para penulis suci yang mencurigai adanya sebuah [Trinitas] dalam Ketuhanan. . . . Bahkan untuk

melihat di [Perjanjian Lama] saran atau bayangan atau 'tanda-tanda terselubung' dari pribadi Tritunggal, adalah jauh diluar kata-kata dan maksud dari penulis suci.

. . . Para penulis kitab Perjanjian Baru. . . tidak memberi kita doktrin resmi atau rumusan dari Trinitas. . . tidak ada tempat di mana kita menemukan doktrin Trinitas dari tiga pribadi ilahi yang berbeda yang hidup dalam ketuhanan yang sama.8

(8)

Dengan mengakui Yahushua sebagai Mesias, Kekristenan terpisah dari agama Yahudi kuno. Namun, orang-orang Kristen mula-mula masih sangat mirip dengan orang-orang Yahudi dalam keyakinan mereka. Mereka masih

menyembah pada Sabat hari ketujuh, tidak makan daging haram, merayakan perayaan tahunan -agama murni mereka adalah cerminan dari akar ilahi dari mana mereka terpancar.

Namun, ketika teologi Kekristenan menerima doktrin trinitas, Kekristenan mengalami perubahan mendasar yang jauh dari asal-usulnya yang murni, yang ditetapkan oleh surga. New Encyclopedia

Britannica menitikberatkan alasan dari perubahan ini dengan sangat tepat: "Kredo Trinitas Kristen.

. . membuatnya menjadi berbeda dari dua agama monoteistik klasik lainnya [agama Yahudi dan Islam]."9

Dalam tritunggal, fokus diberikan pada "Allah Anak" sebagai Juruselamat dan Allah Roh Kudus sebagai Mediator yang bekerja sama untuk menggantikan kita. Bahaya dari pergeseran halus dalam penekanan ini adalah bahwa hal itu menghilangkan dari orang-orang percaya keharusan untuk melakukan apapun. . . selain hanya "menerima Yesus".

Alkitab mengajarkan bahwa Yahuwah itu bekerja di DALAM kita. "Sebab Yahuwah yang

mengerjakan di DALAM kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya." (Filipi 2:13) Adalah rencana Yahuwah untuk memulihkan gambar-Nya sendiri dalam diri orang-orang yang

(9)

telah ditebus. Dengan adanya dua anggota dari Ketuhanan yang bekerja menggantikan kita, maka tidak perlu lagi ada pertobatan atau keharusan untuk hidup kudus. Yang harus dilakukan orang adalah "hanya menerima". Ini adalah dasar dari anugerah murahan, di mana orang percaya hanya perlu mengklaim "keyakinan" dan tidak lebih, bahkan ketaatan, tidak lagi perlu. Hal seperti ini adalah sepupu dekat dari ajaran sesat "sekali selamat tetap selamat".

Akhirnya, dengan membawa trinitas ke dalam Kekristenan, Setan berusaha menghancurkan Kekristenan, dari dalam, langsung di dasarnya.

Kitab Suci dan Sifat Asli Yahuwah

Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa Yahuwah adalah pribadi tunggal yang memiliki seorang Anak: "Dengarlah, hai orang Israel, Yahuwah itu Elohim kita, Yahuwah itu Esa" (Ulangan 6: 4) Kata

Elohim adalah bentuk jamak dari El (yang berarti "Tuhan"), ini mencakup hubungan yang erat

antara Bapa dan Anak. Namun, adalah tidak bijaksana untuk membuat hal ini menyiratkan ilahi Tritunggal. Perintah pertama dengan jelas, tanpa perlu dipertanyakan, menyatakan, "Akulah Yahuwah Elohimmu. . . Jangan ada elohim lain di hadapan-Ku" (Keluaran 20: 2 dan 3).

Para penulis Perjanjian Baru bersatu dalam menyatakan penolakan mereka terhadap trinitas. Paulus menyatakan dengan tegas:

Tidak ada Theos [Elohim/Tuhan] lain selain dari pada Dia yang esa." Sebab sungguhpun ada apa yang disebut "theos" [dewa], baik di sorga, maupun di bumi (dan memang benar ada banyak "dewa" dan banyak "tuhan" yang demikian) namun bagi kita hanya ada satu Theos saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuan saja, yaitu Yahushua yang Diurapi, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup. (Lihat 1 Korintus 8:4b-6).

Kebanyakan orang Kristen menerima doktrin tritunggal tanpa pertanyaan tanpa alasan lain selain keantikannya, tidak menyadari bahwa ada suatu masa ketika subjek ini menjadi sangat

kontroversial yang menyebabkan orang-orang kehilangan nyawa mereka demi kebenaran. Kebanyakan teolog tahu bahwa doktrin Trinitas tidak alkitabiah.

Karena Trinitas telah menjadi bagian penting dari doktrin Kekristenan belakangan ini, sangat mengejutkan bahwa istilah tersebut tidak muncul dalam Perjanjian Baru. Demikian juga, konsep yang dikembangkan dari tiga mitra yang memiliki kedudukan yang sama dalam Ketuhanan yang ditemukan dalam formulasi pengakuan iman kemudian tidak dapat terdeteksi dengan jelas dalam batas-batas yang telah di kanon.10

"Salah satu keajaiban terbesar dalam sejarah Kekristenan adalah kemampuan para teolog untuk meyakinkan umat Kristen bahwa tiga pribadi itu adalah sungguh-sungguh satu Allah."11

1 Yohanes 5: 7 sering dikutip sebagai bukti Alkitabiah untuk keberadaan ilahi Tritunggal: "Sebab ada tiga yang memberi kesaksian di surga, Bapa, Firman, dan Roh Kudus: dan ketiganya adalah satu." Namun, sejarawan gereja dan para sarjana pada umumnya sekarang mengakui bahwa ayat ini tidak muncul dalam bahasa aslinya.

(10)

Namun, seperti doktrin-doktrin lain yang muncul menjadi pusat keyakinan, kepercayaan pada Trinitas adalah sebuah perkembangan sejarah, dan bukan sebuah "pemberian" dari tahun-tahun awal keyakinan itu.

A. Gagasan dasar dari Trinitas adalah bahwa ada tiga pribadi dalam Ketuhanan: Bapa, Anak, dan

Roh Kudus. Ini semua adalah sama-sama Allah dan bersumber dari zat yang sama, tetapi meskipun fakta bahwa ada tiga pribadi, bersama-sama, mereka hanya ada satu Tuhan, tak terpisahkan dalam sifatnya.

B. Doktrin ini tidak menjadi sebuah doktrin yang diucapkan oleh Yesus, Paulus, atau penulis sejarah

Kristen lainnya selama seratus tahun pertama atau lebih dari Kekristenan.

C. Tidak dapat ditemukan secara eksplisit dinyatakan dalam tulisan-tulisan Kristen mula-mula.

Satu-satunya bagian dari Perjanjian Baru yang menyatakan doktrin ini (1 Yohanes 5: 7-8) awalnya bukan menjadi bagian dari teks itu tetapi ditambahkan oleh penulis doktrin yang licik di kemudian hari (tidak ditemukan dalam manuskrip Yunani manapun sampai abad ke-11)12.

Penerimaan doktrin trinitas mengalihkan perhatian dari Yahuwah, yang adalah sumber dari segala berkat. Banyak sekali anak kecil yang diajari untuk berdoa "Ya Yesus" daripada kepada Bapa. Beberapa orang Kristen berdoa kepada Roh Kudus sementara umat Katolik berdoa kepada Maria yang telah dipoles, yang sebenarnya adalah Semiramis, sebagai "Ratu Surga". Sementara itu, Dia yang begitu mengasihi orang-orang berdosa sehingga Dia memberikan Anak-Nya yang tunggal untuk mati bagi penebusan mereka, dipandang sebagai Tuhan yang kejam, tak kenal ampun dan tidak adil. Yahuwah menyatakan: "tidak ada Elohim selain dari pada-Ku! Elohim yang adil dan Juruselamat, tidak ada yang lain kecuali Aku! Berpalinglah kepada-Ku dan biarkanlah dirimu diselamatkan, hai ujung-ujung bumi! Sebab Akulah El dan tidak ada yang lain.." (Yesaya 45:21 dan 22).

(11)

Panggilan yang nyaring dari Alkitab adalah "Keluarlah daripadanya, hai umat-Ku!" (Wahyu 18: 4). Yahuwah ingin menyelamatkan semua orang dari bahaya doktrin kafir ini yang telah diturunkan dari Babel. Dia memperingatkan, "Aku akan menghukum dewa Bel di Babel . . . tembok Babel akan runtuh. Keluarlah dari tengah-tengahnya, hai umat-Ku! Hendaklah setiap orang menyelamatkan nyawanya dari murka Yahuwah yang menyala-nyala itu! "(Yeremia 51:44 dan 45)

Ini merupakan peringatan bagi semua orang untuk meninggalkan agama yang terorganisir dan merangkul kebenaran murni, yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus, yang tidak dirusak oleh kesalahan panjang selama berabad-abad, tradisi dan agama berhala. Tinggalkan keyakinan dan doktrin-doktrin yang berlandaskan pada kekafiran. Kembalilah pada ibadah yang murni dari Sang Pencipta, hanya Dia saja yang layak untuk menerima penyembahan:

Kudus, kudus, kuduslah Yahuwah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang.

Engkau layak, ya Yahuwah, menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan. Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!". (Wahyu 4: 8, 11 dan 5:13).

1 Richard Cassaro, http://www.deepertruth.com/trinity.

2 C. L. Hagensick, “The Origin of the Trinity: From Paganism to

Constantine,”http://www.heraldmag.org/olb/Contents/doctrine/The%20Origin%20of%20the%20Trin ity.htm, penekanan diberikan.

3 Arthur Cushman McGiffert, A History of Christian Thought, Vol. 1, hal. 266. 4 Victor Paul Wierwille, “Jesus Christ is Not God.”

5 New Catholic Encyclopedia, 1967 ed., Vol. XIV, hal. 295, penekanan diberikan. 6 Archana Srinivasan, Famous Greek Personalities, hal. 30.

7 William H. C. Frend, The Rise of Christianity, seperti yang dikutip di dalam “Historical

Background of the Trinity,”http://www.christadelphia.org/trinityhistory.htm.

8 Edmund Fortman, The Triune God.

9 Seperti yang dikutip dalam Should Christianity Abandon the Doctrine of the Trinity, oleh Michael

Barber, hal. 28.

(12)

Trinity,” http://reluctant-messenger.com/Lost-Doctrines-Christianity009.htm.

11 Anthony F. Buzzard and Charles F. Hunting, The Doctrine of the Trinity, as quoted

in http://www.christadelphia.org/trinityhistory.htm.

12 Bart D. Erhman, Lecture course: “From Jesus to Constantine: A History of Early Christianity,”

penekanan diberikan.

13 http://en.wikipedia.org/wiki/File:Nikea-arius.png 14http://en.wikipedia.org/wiki/Arianism

Referensi

Dokumen terkait

Bila kemungkinan terbukti bahwa saya temyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah basil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan Ijazah

Dalam kerja praktek yang telah dilakukan, penulis mengamati proses  pendeteksian level    baja cair dengan menggunakan EMLI dan pengaruh level   baja cair terhadap

gariepinus dengan betina spesies-spesies ikan lele lokal Asia tersebut mengindikasikan bahwa ikan lele dumbo bukanlah ikan lele hibrida hasil hibridisasi antara

Hasil percobaan menunjukkan bahwa pemberian pakan buatan yang diberikan segera setelah masa aklimatisasi salinitas (pada awal pemeliharaan PL25) memberikan performa produksi

1) Peneliti memulai menyeleksi sampel populasi perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Secara umum, kriteria terpenting dari sampel adalah

tunggal, sehingga hasil penelitian terbatas pada pengetahuan tentang perawatan payudara dan penelitian ini akan berbeda hasil jika faktor yang mempengaruhi diteliti dan

Tujuan diadakanya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh harga, promosi, reputasi sekolah, faktor tangible, faktor realibility, faktor responsiveness, faktor assurance,

Berdasarkan hasil pengamatan sifat-sifat fenotipe tanaman maupun hasil studi variasi genetik menggunakan penanda isoenzim pada populasi- populasi yang diuji