BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori1. Konsep Dasar Lansia a. Lanjut Usia
Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia tahun ke atas. Penggolongan lansia menurut WHO dalam buku nugroho, 2012 dibagi menjadi empat kelompok yakni :
1) Usia pertengahan (middle age) (45 sampai 59 tahun). 2) Lanjut usia (elderly) (60 sampai 74 tahun).
3) Lanjut usia tua (old) (75 sampai 90 tahun).. 4) Usia sangat tua (very old) (>9-0 tahun). b. Teori Penuaan
Menurut Stanley (2007), Teori proses menua dibagi menjadi dua, yaitu teori biologis dan teori psikososial. Adapun teori biologis diantaranya sebagai berikut :
1) Teori biologis
Teori biologi menjelaskan tentang proses fisik penuaan, yang termasuk perubahan fungsi dan struktur, pengembangan, panjang usia dan kematian. Perubahan -perubahan dalam tubuh termasuk perubahan molekular dan selular dalam sistem organ utama dan kemampuan tubuh untuk berfungsi secara adekuat dan melawan penyakit.
Ada beberapa teori yang termasuk didalam teori biologi, yaitu : a) Teori Genetik
Teori genetik ini menjelaskan bahwa penuaan terutama dipengaruhi oleh pembentukan gen yang diwariskan dan dampak lingkungan.
b) Teori Wear and Tear
Teori Wear and Tear atau dipakai dan rusak menjelaskan bahwa akumulasi sampah metabolik atau zat nutri dapat merusak sintesis DNA, sehingga dapat mengakibatkan malfungsi organ. Kerusakan ini disebabkan oleh radikal bebas. Radikal bebas merupakan suatu atom atau molekul yang tidak stabil karena mempunyai electron yang tidak berpasangan sehingga sangat reaktif mengikat atom atau molekul lain yang menimbulkan berbagai kerusakan atau perubahan dalam tubuh.
c) Riwayat Lingkungan
Menurut teori ini, yang merupakan faktor di dalam lingkungan adalah, misalnya karsinogen dari industri, cahaya matahari, trauma, dan infeksi, dapat membawa perubahan dalam proses penuaan. Akan tetapi faktor-faktor yang diketahui dapat mempercepat penuaan, namun dampak dari lingkungan bukan merupakan faktor utama dalam penuaan
d) Teori imunitas
Menggambarkan suatu kemunduran dalam sistem imun yang berhubungan dengan penuaan. Berkurangnya fungsi sistem imun, maka akan menyebabkan peningkatan dalam respons autoimun tubuh. Tingkat perubahan teori imunitas yaitu integritas sistem tubuh untuk melawan kembali.
e) Teori Neuroendokrin
Tingkat perubahan yang ada pada teori neuroendokrin adalah kelebihan atau kurangnnya produksi hormon.
2) Teori Psikologis
Teori psikososial berpusat pada perubahan sifat dan perilaku yang menyertai peningkatan usia, sebagai lawan implikasi biologi pada kerusakan anatomis. Adapun beberapa teori yang termasuk didalam teori psikososial adalah :
a) Teori Kepribadian
Teori kepribadian menyebutkan aspek- aspek pertumbungan psikologis tanpa menggambarkan harapan atau tugas spesifik lansia. Teori pengembangan kepribadian orang dewasa yang memandang kepribadian sebagai ekstrovert atau introvert.
b) Teori Tugas Perkembangan
Teori ini menguraikan proses maturasi disepanjang rentanng kehidupan manusia. Menurut Erickson tugas perkembangan adalah aktivitas dan tantangan yang harus dipenuhi oleh seseorang pada tahap- tahap spesifik dalam hidupnya untuk mencapai penuaan yang sukses.
c) Teori Disengagement
Teori disengagement (teori pemutusan hubungan), menggambarkan proses penarikan diri oleh lansia dalam peran bermasyarakat dan tanggung jawabnya.
d) Teori Aktivitas
Pentingnya aktivitas fisik dan mental untuk jalan menuju penuaan yang sukses adalah dengan cara tetap aktif.
e) Teori Kontinuitas
Teori ini merupakan suatu teori pengembangan individualitas. Menekankan pada kemampuan koping individu.
2. Konsep dasar perilaku
Perilaku juga merupakan bagian faktor terpenting dalam mempengaruhi status kesehatan masyarakat karena sehat atau tidak sehatnya lingkungan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat sangat tergantung pada perilaku manusia itu sendiri. Disamping itu juga dipengaruhi oleh kebiasaan, adat istiadat, kepercayaan, pendidikan, sosial ekonomi, dan perilaku – perilaku yang melekat pada dirinya.
a. Pengertian perilaku
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan, jadi perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas organisme yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2007).
Menurut Skinner (1938) dalam buku Notoatmodjo (2005) merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus, maka perilaku manusia dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :
1) Perilaku Tertutup (Covert Behavior)
Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respons seseorang dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan, dan sikap yang dapat diukur adalah pengetahuan dan sikap
2) Perilaku Terbuka (Overt Behavior)
Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudah berupa tindakan atau praktik yang dapat diamati dari luar. b. Perilaku dalam bidang kesehatan
Untuk mengetahui periaku dalam bidang kesehatan, terebih dahulu mengetahui tentang konsep kesehatan menurut WHO, menyebutkan bahwa sehat adalah suatu keadaan sejahtera sempurna fisik, mental, dan sosial, tidak terbatas pada bebas penyakit dan kelemahan saja.
Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem layanan kesehatan, makanan dan minuman, serta lingkungan (dalam buku Retnaningsih hal : 59, 2013).
Perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok berikut :
1) Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanance), yaitu perilaku atau usaha – usaha seseorang memelihara atau menjaga
kesehatan agar tidak terkena penyakit dan usaha untuk melakukan penyembuhan jika sakit.
2) Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas layanan kesehatan atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior), yaitu perilaku yang menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan, tindakan atau perilaku ini dimulai dari pengobatan sendiri sampai dengan pencarian pengobatan ke luar negeri.
3) Perilaku kesehatan lingkungan, yaitu bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya dan sebagainya sehingga lingkungan tersebut tidak memengaruhi kesehatannya
3. Aktivitas sehari – hari / ADL a. Pengertian
Aktivitas sehari-hari adalah aktivitas yang biasanya dilakukan dalam sepanjang hari normal; aktivitas tersebut menyangkut, ambulasi, makan, berpakaian, mandi, menyikat gigi, dan berbias (Potter & Perry, 2005)
Aktivitas didefinisikan sebagai suatu aksi energetika atau keadaan bergerak. Yang dimaksud dengan ADL adalah Kegiatan melakukan pekerjaan rutin sehari-hari (Hardywinoto, 2005).
b. Faktor yang Mempengaruhi Activity of Daily Living (ADL)
Menurut Hardywinoto (2005) faktor yang mempengaruhi penurunan Activies Daily Living (ADL) adalah:
1) Kondisi fisik misalnya penyakit menahun, gangguan mata dan telinga
2) Kapasitas mental
3) Status mental seperti kesedihan dan depresi 4) Penerimaan terhadap fungsinya anggota tubuh 5) Dukungan anggota keluarga
c. Aktivitas dan orang dewasa yang lebih tua
Menurut (Maryam, 2008) kegiatan, seperti yang dibahas dalam bab ini, termasuk kegiatan rutin sehari-hari, aktivitas pengalihan, dan olahraga fisik. perubahan terjadi dalam kegiatan yang diikuti oleh orang dewasa yang lebih tua dengan bertambahnya usia mereka atau pengalaman penyakit akut atau kronis. perubahan lain dalam kegiatan terjadi sebagai respon terhadap perubahan gaya hidup utama seperti pensiun, relokasi, atau kehilangan pasangan. ada juga kasus kegiatan khusus untuk memenuhi kebutuhan orang dewasa yang lebih tua dengan penyakit Alzheimer atau demensia terkait. apakah dirawat di rumah atau di fasilitas perawatan jangka panjang, orang dewasa yang lebih tua dengan manfaat demensia oleh program kegiatan yang meliputi aktivitas pengalihan dan kegiatan untuk mempromosikan kemandirian dalam kegiatan rutin sehari-hari (ADL). Kegiatan latihan fisik patut mendapat perhatian khusus karena manfaat kesehatan yang mempromosikan mereka untuk semua orang dewasa yang lebih tua. sedangkan kegiatan yang diikuti orang dewasa yang lebih tua tertentu yang dipengaruhi oleh pilihan preferensi individu, situasi, dan kesehatan, ada beberapa pertimbangan umum untuk kegiatan dan orang dewasa yang lebih tua. di beberapa pengaturan perawat berpartisipasi dalam kegiatan perencanaan, mengadaptasi kegiatan dengan situasi dewasa yang lebih tua saat ini, dan mengevaluasi dampak kegiatan terhadap kesehatan.
d. Macam-Macam Activity of Daily Living (ADL) 1) Aktivitas fisik
Aktivitas fisik merupakan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga dimana sangat penting bagi kesehatan mental. Contoh aktivitas sehari-hari yang berkaitan dengan dalam Activities of Daily Living Scale for Elderly People adalah berbelanja, melakukan aktivitas ringan, membersihkan rumah, mencuci pakaian, dan lain-lain.
2) Aktivitas mental
Kemudian aktivitas mental, Banyak aktivitas yang dilakukan oleh lansia akan menolong pikiran lansia tetap aktif, mengembangkan hobi, dan menikmati aktivitas di waktu luang yang menyenangkan. Contoh aktivitas sehari-hari yang berkaitan dengan Activities of
Daily Living Scale for Elderly People adalah mengelola keuangan
secara baik, aktivitas keagamaan bersama sesama lansia, meluangkan waktu untuk melakukan satu hal yang digemari.
3) Aktivitas sosial
Aktivitas sosial adalah kemampuan lansia untuk menerima perubahan-perubahan yang terjadi dalam hidupnya. Contoh aktivitas sehari-hari yang berkaitan dengan Activities of Daily Living Scale for
Elderly People adalah lansia mampu berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya bersama lansia lainnya atau orang-orang terdekat, menjalankan hobi atau aktif dalam aktivitas kelompok.
4) Aktivitas sehari-hari
Menurut (Maryam, 2008) ADL termasuk hal-hal yang kebanyakan orang dewasa lakukan setiap hari, sering tanpa perhatian khusus usaha. Sampai terjadi sesuatu mengganggu rutinitas sehari-hari normal, sedikit pemikiran dapat diberikan untuk mandi, berpakaian, makan, atau menghadiri dengan kebutuhan eliminasi. Namun dengan bertambahnya tahun, dan dengan perubahan kesehatan dan keadaan, kegiatan yang sekali dicapai dengan mudah mungkin memerlukan pendekatan diubah atau bantuan lainnya. Perawat, selain memberikan bantuan langsung dengan ADL, membantu orang dewasa yang lebih tua dalam modifikasi rutinitas dan penggunaan alat bantu yang membantu menjaga independensi. Perawat juga mendukung dan menyarankan anggota keluarga dan teman-teman yang membantu orang dewasa yang lebih tua dengan Kegiatan Instrumental hidup sehari-hari (ADL) meliputi kegiatan seperti mengemudi, berbelanja, memasak, rumah tangga, dan menggunakan
telepon. Orang dewasa memodifikasi pendekatan mereka untuk IADLs karena perubahan sering dialami dalam penuaan, seperti berkurangnya kekuatan, gangguan penglihatan, atau gangguan pendengaran. alat bantu yang digunakan untuk membuat tugas-tugas memasak atau rumah tangga lebih mudah dan aman. mengemudi dapat dibatasi ke daerah akrab dan siang hari. anggota keluarga, teman, atau pengasuh dibayar dapat membantu dengan belanja dan tugas-tugas lainnya. selama episode akut atau pemulihan dari rumah sakit, bantuan tambahan mungkin diperlukan. Namun, jika bantuan yang memadai dengan IADLs tersedia di rumah, relokasi ke fasilitas perawatan jangka panjang tidak diperlukan.
5) Kegiatan dasar hidup sehari-hari (BADLs) termasuk tugas-tugas perawatan pribadi sehari-hari yang berkaitan dengan kebersihan, nutrisi, dan eliminasi. tetap independen dalam kegiatan ini sangat dihargai oleh orang dewasa yang lebih tua. ketergantungan BADLs meningkatkan risiko relokasi ke fasilitas perawatan jangka panjang atau ke rumah anggota keluarga. untuk tetap independen dalam BADLs, orang dewasa menggunakan alat bantu dan memodifikasi rutinitas perawatan mereka. semprotan genggam mandi, kursi toilet terangkat, bar ambil kokoh di kamar mandi, plateguards, dan menangani built-up di sikat gigi dan peralatan makan adalah contoh alat bantu. pakaian dengan velcro bukan tombol, ikatan yang klip pada bukan dasi, dan sepatu yang terpeleset di rether dari renda adalah contoh modifikasi untuk membantu dengan saus. Namun, untuk beberapa orang dewasa yang lebih tua jumlah bantuan yang dibutuhkan dengan perawatan pribadi melebihi kemampuan mereka untuk memodifikasi rutinitas dan kapasitas anggota keluarga dan teman-teman untuk memberikan bantuan. perawat perawatan di rumah dapat melengkapi perawatan yang diberikan oleh anggota keluarga dan teman-teman, atau relokasi ke fasilitas perawatan jangka panjang mungkin diperlukan.
e. Penilaian aktivitas sehari-hari/ADL
Penelitian ADL dengan menggunakan indeks kemandirian Katz untuk aktivitas kehidupan sehari-hari yang berdasarkan pada evaluasi fungsi mandiri atau bergantung dari klien dalam hal 1) makan, 2) kontinen (BAB/BAK), 3) berpindah, 4) ke kamar kecil, 5) mandi dan berpakaian. Penilaian dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari sebagai berikut:
1) Mandi
a) Mandiri : bantuan hanya pada satu bagian mandi (seperti punggung atau ektremitas yang tidak mampu) atau mandi sendiri sepenuhnya.
b) Bergantung : bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh, bantuan masuk dan keluar dari bak mandi, serta tidak mandi sendiri. 2) Berpakaian
a) Mandiri : mengambil baju dari lemari, memakai pakaian, melepaskan pakaian, mengancing / mengikat pakaian.
b) Tergantung : tidak dapat memakai baju sendiri atau hanya sebagian.
3) Ke kamar kecil
a) Mandiri : masuk dan keluar dari kamar kecil kemudian membersihkan genitalia sendiri.
b) Tergantung : menerima bantuan untuk masuk ke kamar kecil dan menggunakan pispot.
4) Berpindah
a) Mandiri : berpindah dari tempat tidur untuk duduk, bangkit dari kursi sendiri.
b) Bergantung : bantuan dalam naik atau turun dari tempat tidur atau kursi, tidak melakukan satu atau lebih perpindahan.
5) Kontinen
b) Tergantung : inkontinesia persial atau total, penggunaan kateter, pispot, enema, dan pembalut (pampers)
6) Makan
a) Mandiri : mengambil makanan dari piring dan menyuapinya sendiri.
b) Bergantung : bantuan dalam hal mengambil makanan dari piring dan menyuapinya, tidak makan sama sekali, dan makan parenteral (NGT). (Maryam, 2008).
4. Cara pengukuran perilaku
Perilaku dapat berlaku secara tidak langsung dan secara langsung. Secara tidak langsung yaitu dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari atau bulan yang lalu (recall). Sedangkan pengukuran secara langsung yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden (Notoatmodjo, 2007).
Cara pengukuran perilaku kemandirian terdiri dari : 1) Aktivitas sehari – hari
a) Aktivitas sehari-hari adalah aktivitas yang biasanya dilakukan dalam sepanjang hari normal; aktivitas tersebut menyangkut, ambulasi, makan, berpakaian, mandi, menyikat gigi, dan berbias (Potter & Perry, 2005)
Menurut (Maryam, 2008) ADL termasuk hal-hal yang kebanyakan orang dewasa lakukan setiap hari, sering tanpa perhatian khusus usaha. Sampai terjadi sesuatu mengganggu rutinitas sehari-hari normal, sedikit pemikiran dapat diberikan untuk mandi, berpakaian, makan, atau menghadiri dengan kebutuhan eliminasi.
Cara mengukurnya dengan kuesioner penilaian indeks katz melakukan aktivitas menggunakan skala data interval.
B. Kerangka Teori
Skema 2.1 Kerangka Teori
Sumber : Modifikasi Notoatmodjo, S (2010), Maryam (2008), Hardywinoto (2005)
C. Kerangka konsep
Menurut Riyanto (2011) kerangka konsep penelitian merupakan kerangka hubungan antara konsep-konsep yang akan diukur dan diamati melalui penelitian yang akan dilakuakan. Karena konsep tidak dapat langsung diamati maka konsep dapat diukur melalui variabel. Didalam kerangka konsep harus menunjukan hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti. “Kerangka konsep akan membantu peneliti menghubungkan hasil penemuan dengan teori untuk memudahkan di dalam menyusun hipotesis” (Nursalam, 2013). Di bawah ini adalah bagan untuk kerangka konsep penelitian ini :
Skema 2.2 Kerangka Konsep Penelitian Kemandirian lansia : a. Pemenuhan ADL b.Fisik c.Mental d.Sosial e.Spiritual LANSIA Kemandirian lansia : a. Pemenuhan ADL b. Fisik c. Mental d. Sosial e. Spiritual Mandiri Tergantung
D. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen).
1. Variabel independen (bebas)
Variabel yang memengaruhi atau nilainya menentukan variabel lain. Suatu kegiatan stimulus yang di manipulasi, diamati dan diukur oleh peneliti yang menciptakan suatu dampak / pengaruh pada variabel dependen. Pada penelitian ini variabel bebasnya yaitu, perilaku kesehatan yang meliputi :
a. Perilaku Kemandirian 1) Aktivitas sehari - hari.