• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Profil Gugus Untung Suropati

Gugus Untung Suropati merupakan satu gugus yang berada di Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal. Gugus Untung Suropati berpusat di SD Negeri 2 Kebonharjo sebagai SD Inti. Posisi antar sekolah di Gugus Untung Suropati tidak begitu jauh, untuk menuju SD Inti SD Imbas yang terjauh jaraknya, memerlukan waktu kurang dari 30 menit naik sepeda motor. Secara umum jarak antar sekolah tidak berjauhan. Gugus Untung Suropati Kecamatan Patebon terdiri atas 7 Sekolah Dasar, yaitu: (1)SD Negeri 2 Kebonharjo, (SD Inti),(2) SD Negeri 1 Kebonharjo . (3) SD Negeri 1 Tambakrejo, (4) SD Negeri 2 Tambakrejo, (5) SD Negeri 1 Donosari, (6) SD Negeri 2 Donosari, (7) SD Negeri 1 Lanji.

Visi Gugus Untung Suropati: “ Terwujudnya Guru Profesional di era global menuju sekolah maju dan bermutu.”

Misi Gugus Untung Suropati adalah: (1) Meningkatkan perana guru dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, (2)Meningkatkan kompetensi guru untuk mencapai kinerja yang maksimal, (3)

(2)

2

Meningkatkan penguasaan TIK bagi guru guna menunjang pengembangan diri

Tujuan Gugus Untung Suropati adalah: (1) Prasarana pembinaan profesional tenaga kependidikan melalui wadah kegiatan pembinaan professional, (2) Wahana menumbuhkan dan meningkatkan semangat kerja sama kompetitif di kalangan anggota Gugus Sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, (3) Wadah penyebaran informasi, inovasi, dan pembinaan tenaga kependidikan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. (4) Upaya koordinasi peningkatan mutu partisipasi masyarakat dan orang tua siswa dalam upaya ikut membantu penyelenggaraan pendidikan, (5) Wadah penyemaian jiwa persatuan dan kesatuan serta menumbuhkan rasa percaya diri dalam penyesuaian tugas guru, Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Pembina Sekolah. Keadaan guru jumlah guru PNS ada 39 orang terdiri dari: guru kelas 31 orang, guru PAI 5 orang, guru Penkjaskes 3 orang. Jumlah guru PNS berdasarkan Kualifikasi Pendidikan terdiri dari SLTA 1 orang, D2 1 orang, S1 36 orang, S2 1 orang. Kualifikasi Pendidikan guru di Gugus Untung Suropati, lebih dari 95 % sudah memenuhi kualifikasi pendidikan yang disyaratkan yaitu S1.

(3)

3 Peningkatan kualifikasi pendidkan ini melalui pendidikan swadana atau biaya sendiri maupun biasiswa dari pemerintah.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Konteks Program KKG

Penyusunan program kegiatan KKG merupakan proses penyusunan rencana program yang akan dilakukan pada saat kegiatan KKG dilaksanakan. Penyusunan program KKG merupakan langkah awal yang dilakukan oleh guru untuk pertemuan dalam setahun sekali dalam melaksanakan kegiatan KKG tersebut. Sebagaimana yang tercantum dalam Depdiknas (2005:91) menjelaskan bahwa : “KKG adalah wadah kerjasama guru-guru untuk bersama-sama belajar melalui kegiatan-kegiatan yang digagas, dilaksanakan dan dievaluasi bersama.” Kegiatan-kegiatan untuk dibahas dan dipecahkan pada forum KKG diantaranya :penyusunan program pembelajaran dan persiapan harian, perencanaan KBM yang menantang, pembuatan dan penggunaan alat bantu pelajaran, pemanfaatan sumber-sumber belajar, penilaian hasil kemajuan anak, pengelolaan kelas, penataan pajangan kelas, penggunaan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dan kegiatan lain yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran. Denganberbagai

(4)

4

kegiatan tersebut, diharapkan kemampuan profesional guru dapat ditingkatkan. Dengan kata lain, kemampuan profesional guru-guru bisa ditingkatkan melalui berbagai kegiatan yang dilakukan di KKG. Dilihat dari program kerja Gugus Untung Suropati pada Semester 2 tahun pelajaran 2015/ 2016 terlihat sangat sederhana sekali hanya bertumpu pada rapat pengurus, pelaksanaan KKG baik dari kelas I sampai dengan kelas VI, KKG Pendidikan Agama Islam ataupun KKG guru Penjasorkes. Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan selama dilapangan serta studi dokumentasi berupa program kerja yang telah disusun sangatlah sederhana sekali hanya berkisar pada rapat pengurus pembuatan perangkat pembelajaran saja hal ini sangat jauh jika dibandingkan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan peningkatan mutu pendidikan yang diharapkan oleh pemerintah, sehingga bisa dikatakan program ini kurang idial, meskipun dalam pembutan program kerja melibatkan seluruh kepala sekolah dalam satu wilayah Gugus Untung Suropati. Kekurangan dalam penyusunan program KKG Gugus Untung Suropati, hal ini dibenarkan oleh Kepala Sekolah di Gugus Untung Suropati bapak

(5)

5 Mahfud, S.Pd.,M.SI seperti diungkapkan dalam petikan wawancara;

Program KKG Gugus untung Suropati memang kurang idial jika diterapkan dalam pendidikan di era globalisasi ini seharusnya program KKG mengacu pada perkembangan iptek dalam rangka meningkatkam kemampuan guru dalam kegiatan pembelajaran. Program yang ada itu hanya penunjang saja jadi kurang idial.

Kendala atau kelemahan dalam penyusunan program kerja yang idieal di sadari oleh Ibu Tri Mardiyati,S.Pd salah satu kepala sekolah di Gugus Untung Suropati, seperti petikan dalam wawancara tersebut dibawah ini;

kuranganya kemampuan beberapa kepala sekolah dalam penyusunan program dan juga dana yang akan mendukung pelaksanaan program kerja Gugus Untung Suropati, sarana dan prasarana yang kurang memadai dalam menunjang pelaksanaan program kerja Gugus Untung Suropati.

Dari diskripsi diatas berarti bahwa evaluasi program menunjukan bahwa kontek program KKG Gugus Untung suropati sangatlah sederhana sekali.

4.2.2 Masukan Program KKG

Dalam evaluasi input program KKG Penelitian fokus pada permasalahan Sumber daya manusia, sarana dan prasarana Evaluasi dimulai dari proses input yang mencakup sumber daya manusia, sarana dan prasarana, dan pembiayaan.

(6)

6

Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen tersebut mendefinisikan bahwa profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Sebagai tenaga profesional, guru diharapkan dapat berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran dan berfungsi untuk meningkatkan. Berdasar hasil pengamatan dan juga studi dokumentasi bahwa sumber daya manusia di gugus Untung suropati kecamatan patebon dalam hal ini guru terdapat 95 % berpendidikan S1 hal ini menunjukan bahwa tenaga pendidik di gugus untung suropati sudah sesuai dengan UU Guru dan Dosen.

Hal ini dibenarkan juga oleh Kepala Sekolah SD Negeri 1 Lanji Bapak Rumadi, S.Pd seperti yang dikatakan dalam petikan wawancara dibawah ini.

Tenaga pendidik di gugus Untung Suropati hamper semuanya berpendidikan S1, bisa dibilang 95 % sarjana, sedangkan yang berpendidikan D2 hanya ada 2 orang serta yang berpendidikan SPG hanya 1 orang hal ini menunjukan potensi di Gugus untung Suropati

(7)

7 Secara umum sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana. Adapun Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 40 Tahun 2008 tentang Standar Sarana Prasarana untuk Sekolah merupakan keseluruhan proses pengadaan, pendayagunaan, dan pengawasan prasarana dan peralatan yang digunakan untuk menunjang pendidikan agar tujuan pendidikan tercapai secara efektif dan efisien. Berdasar penelitian dan studi dokumentasi bahwa sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan KKG di gugus Untung Suropati tidak memiliki gedung sebagai sarana kegiatan. Selama ini untuk melaksnakan kegiatan KKG di ruang kelas SD 2 Kebonharjo sebagai SD Inti setelah Anak didik pulang hal ini jelas menghambat kelancaran kegiatan KKG kondisi ini juga disampaikan oleh salah seorang kepala sekolah di gugus Untung suropati dalam petikan wawancara dibawah ini;

Gugus Untung Suropati tidak memiliki ruang pertemuan yang bisa digunakan dalam melaksanakan kegiatan hal ini jelas menghambat kelancaran pelaksanaan KKG idialnya gugus

(8)

8

harus memiliki ruangan tersendiri sehingga pelaksanaan KKG berjalan dengan lancar

Pembiayaan dalam KKG ini hanya dibebankan dari anggaran Dana BOS sehingga pelaksanakan KKG dibatasi hanya beberapa kali pertemuan saja hal ini jelas menghambat kegiatan KKG yang seharusnya dilaksanakan untuk membahas berbagai masalah yang di hadapi guru dalam kegiatan belajar mengajar tidak selamanya bisa teratasi mengingat program kegiatan yang dibatasi

Dalam pengamatan saya dan juga studi dokumentasi dari jadwal pelaksanaan kegiatan KKG sangatlah minim sekali hal ini disebabkan karena dalam satu gugus jumlah penerimaan dana BOS yang tidak sama, hal ini jelas menghambat tercapainya program KKG yang idial . hal ini diakui oleh kepala sekolah SD Negeri 2 Donosari dalam kutipan wawancara dibawah ini;

Pendanaan dalam kegiatan KKG hanya bersumber dari dana BOS sedangkan dana tersebut untuk membiayai dana kegiatan yan lain sehingga ada pembatasan kegiatan KKG hal disebabkan karena jumlah siswa yang ada digugus Untung Suropati ini relatatif tidak sama yang berpengaruh pada penerimaan dana operasionalnya. Oleh karena itu sebaiknya dicari dana lain untuk pelaksanaan KKG tersebut.

Paparan diatas menggambarkan bahwa evaluasi program KKG tentang masukan atau input berupa sarana dan prasarana masih

(9)

9 kurangnya serta dana untuk pelaksanaan program sehingga menghambat jalannya kegiatan KKG 4.2.3 Proses Program KKG

Evaluasi dalam kegiatan proses pelaksanaan KKG mencakup keterlaksanaan kegiatan sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam input. Komponen yang akan dipantau didalam kegiatan proses adalah persiapan dan pelaksanaan program kerja yang didukung oleh komponen-komponen input. Evaluasi proses diarahkan pada seberapa jauh program kegiatan KKG dilaksanakan sesuai dengan rencana dan pedoman yang ditetapkan. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan bahwa program kegiatan KKG belum semuanya terlaksana hal ini disebabkan karena benturan dengan kegiatan lain. Sehinggga KKG tidak terlaksana, sesuia dengan studi dokumentasi kegiatan KKG yang kami amati bahwa terdapat jadwal kegiatan KKG yang seharusnya berlangsung ternyata tidak berlangsung . pengakuan yang sama juga disampaikan oleh ketua KKG dalam petikan wawancara dibawah ini;

Hampir semua program KKG dalam tahun pelajaran ini dapat dilaksanakan sesuai jadwal. Namun demikian, beberapa kegiatan memang mengalami kendala karena berbenturan dengan kegiatan internal sekolah sehingga perlu penyesuaian. Beberapa kegiatan rutin yang belum waktunya tentu belum dilaksanakan, juga

(10)

10

kegiatan lomba antar Sekolah Dasar. LCC, kenal wayang, biasanya diadakan seleksi antar Sekolah Dasar, diadakan berbagai lomba yang pesertanya merupakan perwakilan dari masing-masing Sekolah Dasar”, demikian penjelasan bapak Ritoyo, S.Pd.

Kegiatan dalam penyusunan perangkat pembelajaran juga dibahas dalam kegiatan KKG hal ini bertujuan untuk mengatasi kesulitan guru didalam pembuatan perangkat pembelajaran hal ini disadari bahwa belum semua guru menguasai IT sehingga perlu adanya pembahsan perangkat yang lengkap hal ini disampaikan oleh ketua KKG dalam wawancara dengan peneliti

Kegiatan penyusunan administrasi pembelajaran merupakan sebuah kebijakan yang disepakati untuk meringankan beban guru dalam membuat administrasi pembelajaran yang sifatnya umum. Memang administrasi pembelajaran merupakan tugas guru secara mandiri, tetapi apakah mungkin semua guru mampu mengerjakan tugas administrasi yang demikian banyak. Maka melalui forum KKG ini para guru diajak secara bersama-sama untuk menyusun perangkat pembelajaran sehingga menghasilkan produk berupa file atau

softcopy yang dapat dikembangkan guru

secara mandiri di masing-masing Sekolah Dasar (wawancara dengan Ketua KKG pada tanggal 24 Maret 2016).

Dari diskripsi diatas disampaikan bahwa evaluasi program KKG menunjukan bahwa proses kegiatan yang berlangsung di gugus untung suropati tidak berjalan sesuai dengan jadwal yang

(11)

11 telah ditetapkan hal ini disebabkan karena adanya benturan kegiatan dengan KKG

4.2.5 Produk Program KKG

Evaluasi product adalah evaluasi yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pencapaian tujuan. Evaluasi ini merupakan catatan pencapaian hasil dan keputusan-keputusan untuk perbaikan dan aktualisasi.

Hasil-hasil yang diperoleh dari kegiatan KKG hendaknya sesuai dengan program kerja yang telah direncanakan meliputi; kebermaknaan pelaksanaan kegiatan dan sejauh mana kegiatan tersebut dapat membantu kesulitan yang dihadapi oleh guru. Terutama dalam penulisan karya tulis ilmiah. Menurut penelitian dilapangan bahwa banyak sekali guru yang tidak berani mengusulkan kenaikan pangkat padahal guru tersebut sudah 4-7 tahun belum kenaikan pangkat hal ini disebabkan karena enggan dalam penulisan karya ilmiah yang menjadi syarat wajib untuk dapat kenaikan tingkat. Hal ini juga dibenarkan oleh bapak kepala sekolah Anas Ma`ruf yang juga sebagai tim penilai angka kredit (PAK) seperti petikan wawancara dibawah ini;

Program peningkatan karya tulis ilmiah belum menjadikan program yang menjadikan prioritas utama karena masih terkendala. Hal ini di sebabkan karena sumber daya manusia dalam

(12)

12

hal ini bapak dan ibu guru belum termotifasi untuk melaksanakan penulisan karya ilmiah, padahal penulisan karya ilmiah sangat diperlukan bagi guru terutama dalam penilaian angka kredit. Harapan dari saya gugus hendaknya memperhatikan secara serius perihal penulisan karya tulis ilmiah jadikan karya tulis ilmiah sebagai priortas utama dalam pengembangan professional guru.

Gugus Untung Suropati selalu berusaha mencetak guru-guru berprestasi, setiap setahun sekali diadakan pembimbingan dan juga pengkaderan guru guru berprestasi dengan harapan mampu berbicara ditingkat Kabupaten, seperti yang di sampaikan oleh Ketua Gugus Untung Suropati Ibu Siti Raodhotun,S.Pd;

Gugus Untung Suropati sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mencetak guru-guru berprestasi yang mampu mengangkat nama baik gugus kita dan juga Dinas Pendidikan Kecamatan Patebon. Saya bangga meskipun baru mendapat baru juara ke- 2 tingkat Kabupaten, harapan saya akan selalu meningkat prestasinya ditahun tahun yang akan datang.

Dari paparan diatas disampaikan bahwa evaluasi program menunjukan bahwa Produk program KKG Gugus untung Suropati belum maksimala terutama dalam pengembangan diri guru dalam pembuatan karya tulis ilmiah.

4.2.5 Peningkatatan Kompetensi Profesional dan Pedagogik

(13)

13 4.2.5.1 Peningkatan Kompetensi Profesional

Kekurangan guru dalam pengembangan professional adalah adanya rasa malas dalam diri guru untuk mengadakan pengembangan diri. Meskipun sebenarnya guru itu tahu cara mengembangkan bahan ajar tetapi malas dalam pengadministrasian sehingga apa yang dilakukan oleh guru tidak tertulis secara rapi yang dapat digunakan sebagai bukti bahwa guru tersebut telah melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Kekurangan yang dimiliki guru berhubungan dengan kompetensi professional adalah;

1. Kurang maksimal dalam mengikuti kegiatan-kegiatan pengembangan diri, seperti KKG, diklat dan juga seminar 2. Kurangnya kebiasaan guru dalam

menulis

3. Masih ada guru yang enggan belajar, terbukti masih banyak guru yang kurang menguasai TIK

Kendala Kompetensi Profesional

Dalam pengembangan kompetensi professional, ditemui juga kendala yang disampaikan oleh responden;

(14)

14

Adanya biro jasa yang dapat membantu permasalahan yang dihadapai guru, sehingga guru enggan mengembangan potensi dirinya karena dimanjakan oleh biro tersebut.Guru tidak lagi mencari bahan ajar lewat buku karena adanya internet, karena guru disibukan oleh banyaknya administrasi yang harus dikerjakan.

4.2.5.2 Peningkatan Kompetensi Pedagogik a. Kekurangan kompetensi Pedagogik Guru yang sudah berstatus selaku manusia mesti mempunyai kekurangan. Kelemahan atau kekurangan adalah hambatan yang berasal dari dalam diri seorang guru. Kelemahan ini bisa dilihat oleh orang lain maupun disadari oleh dirinya sendiri.

Secara umum guru-guru di Gugus Untung Suropati Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal. Mempunyai kekurangan dalam kompetensi pedagogik ini disampaikan oleh Ketua Gugus Untung Suropati sebagai berikut:

Kekurangan-kekurangan yang dimiliki guru di Gugus Untung Suropati ini antara lain; 1) Dalam mengembangkan potensi peserta didik. 2) mengembangkan kurikulum, artinya guru rata-rata masih berpedoman utama pada kurikulum yang ada dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah, dan belum maksimal dalam mengembangkan kurikulum yang ada.

(15)

15 Menurut peneliti, kelemahan dan kekurangan guru dipengaruhi oleh kemauan dan niat dari dalam diri guru itu sendiri. Jika sarana dan prasaran yang kurang namun jika diimbangi dengan semangat dan niat yang tinggi, akan memunculkan semangat yang tinggi pula. Kepala sekolah juga melihat kekurangan para guru tersebut, seperti yang dituturkan bapak Anas Ma`ruf, S.Pd Kepala Sekolah SD Negeri 1 Kebonharjo saat wawancara;

Masih banyak guru yang enggan dalam membuat Rencana Program Pembelajaran (RPP) meskipun ada juga guru yang rajin dalam pembuatan RPP secara rutin dan berkelanjutan. Disamping enggan dalam pembuatan RPP terkadang guru juga enggan dalam pembuatan jurnal untuk mengajar harian, ditambah lagi masih sering guru meninggalkan kelas disaat jam efektif pelajaran yang seharus waktu tersebut digunakan untuk membimbing siswa.

b. Kendala Kompetensi Pedagogik

Kendala adalah sesuatu yang berasal dari luar diri guru yang dapat menghambat atau menghalangi pengembangan kompetensi guru. Kendala ini disadari atau tidak, perlu diketahui agar dapat dicari jalan pemecahannya.

(16)

16

Hasil wawancara dengan guru di SD Negeri 2 Donosari berkaitan dengan kendala yang dihadapi dalam pengembangan kompetensi pedagogik.

Kurangnya peran serta orang tua dalam mendukung pembelajaran disekolah hal itu dikarenakan banyaknya orang tua yang bekerja ke luar negeri sehingga anak itu dipercayakan dengan kakek atau neneknya. Anak yang penting berangkat sekolah, segala kebutuhan yang menyangkut kegiatan pembelajaran kadang tidak diperhatikan oleh kakek dan neneknya

Kelemahan ini juga diakui oleh salah satu guru yang sudah berpengalaman mengajar selama 25 tahun, salah satu guru dari SD Negeri 1 Donosari mengungkapkan :

Pengembangan kompetensi pedagogik di sekolah kami mengalami beberapa kendala diantara disebabkan kurangnya perhatian orang tua murid juga sarana dan prasarana yang kurang memadai.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang peneliti lakukan berkaitan dengan evaluasi program KKG Gugus Untung Suropati dalam peningkatan kompetensi professional dan pedagogik guru dengan model penelitian CIPP yang meliputi kekurangan dan kendalanya program KKG dilihat dari segi Konteks, Input, Proses dan Produk, dalam meningkatkan kompetensi professional dan pedagogik guru di

(17)

17 Gugus Untung Suropati Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal.

4.3.1 Konteks Program KKG

Penyusunan program KKG merupakan langkah awal yang dilakukan oleh guru untuk pertemuan dalam setahun sekali dalam melaksanakan kegiatan KKG tersebut. Sebagaimana yang tercantum dalam Depdiknas (2005:91) menjelaskan bahwa : “KKG adalah wadah kerjasama guru-guru untuk bersama-sama belajar melalui kegiatan yang digagas, dilaksanakan dan dievaluasi bersama.” Kegiatan-kegiatan untuk dibahas dan dipecahkan pada forum KKG diantaranya :penyusunan program pembelajaran dan persiapan harian, perencanaan KBM yang menantang, pembuatan dan penggunaan alat bantu pelajaran, pemanfaatan sumber-sumber belajar, penilaian hasil kemajuan anak, pengelolaan kelas, penataan pajangan kelas, penggunaan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dan kegiatan lain yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran. Kemampuan profesional guru-guru bisa ditingkatkan melalui berbagai kegiatan yang dilakukan di KKG. Hal ini berhubungan dengan teori (Suharsimi & Jafar,

(18)

18

2010:297) bahwa evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan

dengan sengaja untuk melihat tingkat

keberhasilan suatu kegiatan atau program yang dilaksanakan.

Dilihat dari program kerja Gugus Untung Suropati pada Semester 2 tahun pelajaran 2015/ 2016 terlihat sangat sederhana sekali hanya bertumpu pada rapat pengurus, pelaksanaan KKG baik dari kelas I sampai dengan kelas VI, KKG Pendidikan Agama Islam ataupun KKG guru Penjasorkes. Adapun tujuan evaluasi program Kontek adalah mengetahui secara langsung seberapa bermaknanya program yang telah disusun dan dirasakan hasil dari program terhadap kemajuan mutu pendidikan di Gugus Untung Suropati Kecamatan Patebon Kendal.

Kontek program KKG dalam penelitian ini meliputi aspek program KKG, Latar belakang dan kebutuhan. berdasarkan evaluasi dokumen, wawancara dengan kepala sekolah atau guru yang kami lakukan dan kami bandingkan dengan konteks KKG menurut Depdiknas (2005:91) jauh dari harapan pemerintah. Program KKG gugus Untung

(19)

19 Suropati sangat sederhana sekali, Untuk itu program KKG hendaknya dibuat dengan memperhatikan kebutuhan yang diperlukan guru dalam kegiatan belajar mengajar dan juga dalam kenaikan pangkat dan jabatan. Untuk itu KKG harus difungsikan sesuai dengan juknis yang ada dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dimasa mendatang.

Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan selama dilapangan serta studi dokumentasi berupa program kerja yang telah disusun sangatlah sederhana sekali hanya berkisar pada rapat pengurus pembuatan perangkat pembelajaran saja hal ini sangat jauh jika dibandingkan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan peningkatan mutu pendidikan yang diharapkan oleh pemerintah, sehingga bisa dikatakan program ini kurang idial, meskipun dalam pembutan program kerja melibatkan seluruh kepala sekolah dalam satu wilayah Gugus Untung Suropati. Untuk itu pembuatan program hendaknya bisa memenuhi kebutuhan guru dalam rangka mengatasai permasalahan yang muncul di dalam pembelajaran .program idial adalah solusi terbaik untuk mengatasi

(20)

20

permasalahan guru. Latar belakang tenaga pendidik yang hampir semua berusia muda dan berpendidikan S1 merupakan dasar yang sangat penting dalam pengembangan mutu pendidikan. disamping itu letak antara gugus inti dan imbas tidak berbeda jauh hal ini memberikan kemudahan untuk koordinasi antara SD Inti dan SD Imbas, Kebutuhan akan kegiatan KKG memang sangat dibutuhkan oleh guru dalam rangka meningkatkan kompetensi guru melalui kegiatan KKG .

4.3.2 Masukan Program KKG

Dalam evaluasi masukan atau input program KKG Penelitian fokus pada permasalahan Sumber daya manusia, sarana prasarana dan pembiayaan.

Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen tersebut mendefinisikan bahwa profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. ini berhubungan dengan pandangan profesinal

(21)

21 menurut Yamin (2006) seorang guru professional dia memiliki keahlian, ketrampilan dan kemampuan.

Sebagai tenaga profesional, guru diharapkan dapat berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran dan berfungsi untuk meningkatkan.

Sarana prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana. Adapun Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 40 Tahun 2008 tentang Standar Sarana Prasarana untuk Sekolah merupakan keseluruhan proses pengadaan, pendaya-gunaan, dan pengawasan prasarana dan peralatan yang digunakan untuk menunjang pendidikan agar tujuan pendidikan tercapai secara efektif dan efisien.

Pembiayaan dalam KKG ini hanya dibebankan dari anggaran Dana BOS sehingga pelaksanakan KKG dibatasi hanya beberapa kali pertemuan saja hal ini jelas menghambat

(22)

22

kegiatan KKG yang seharusnya dilaksanakan untuk membahas berbagai masalah yang di hadapi guru dalam kegiatan belajar mengajar tidak selamanya bisa teratasi mengingat program kegiatan yang dibatasi. Idialnya harus ada anggaran yang khusus untuk membiayai kegiatan KKG, sehingga Kegiatan KKG tidak dibatasi beberapa kali pertemuan dan terus berjalan sesuai dengan jadwal yang telah disusun.

Berdasar hasil wawancara dan juga evaluasi dokumen yang telah peneliti lakukan di gugus Untung Suropati, bahwa tenaga pendidikan hampir semua berusia muda, serta 95 % berpendidikan S1 hal ini bisa di katakan guru professional sesuai dengan Undang-undang Guru dan Dosen. Selanjutnya untuk masalah sarana prasaran yang ada di Gugus Untung Suropati belum sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 40 Tahun 2008 tentang Standar Sarana Prasarana. Hal ini bisa dilihat dari sarana dan prasaran di Gugus Untung Suropati yang tidak mempunyai gedung untuk pertemuan KKG. Hal Ini jelas tidak memenuhi syarat dapat dan menghambat proses kegiatan KKG, yang telah direncanakan. Evaluasi input dari segi

(23)

23 Pembiayaan berdasarkan hasil studi lapangan dan juga wawancara dengan kepala sekolah dan guru di Gugus Untung suropati mengatakan alokasi dana untuk kelancaran pelaksanaan program KKG hanya bertumpu pada anggaran BOS hal ini sangat minim sekali dikarenakan BOS juga digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar siswa dan juga untuk biaya kegiatan lomba-lomba. untuk itu kegiatan KKG disesuaikan dengan anggaran yang ada sehingga waktu pelaksanaan KKG dibatasi oleh gugus. Solusi pemecahan masalah seharusnya dicarikan sumber dana lain dari orang yang peduli dengan pendidikan atau bahkan mungkin guru itu sendiri menyisihkan hasil sertifikasi untuk pembiayaan KKG demi meningkatnya professional dan mutu pendidikan di masa mendatang.

4.3.3 Proses Program KKG.

Evaluasi proses dalam pelaksanaan KKG mencakup keterlaksanaan kegiatan sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam input. Komponen yang akan dipantau didalam kegiatan proses adalah persiapan dan pelaksanaan program kerja yang didukung oleh komponen-komponen input. Hal ini sesuai dengan pendapat Seriven dan Glas (Sudjana,

(24)

24

2006:19) yang mengatakan bahwa evaluasi adalah upaya untuk mengetahui manfaat atau kegunaan suatu program kegiatan dan sebagainya.

Evaluasi proses diarahkan pada seberapa jauh program kegiatan KKG dilaksanakan sesuai dengan rencana dan pedoman yang ditetapkan. Berdasarkan wawancara, observasi, studi dokumentasi. Yang peneliti lakukan hasil penelitian di lapangan bahwa kegiatan KKG hanya tergantung kepada ketua KKG saja guru- guru bersifat pasif sehingga pelaksanaan KKG tidak begitu membawa hasil yang maksimal. Idialnya didalam pelaksanaan KKG itu baik Ketua KKG ataupun guru-guru harus berperan aktif dalam pelaksanaan KKG dengan demikian pelaksanaan KKG akan hidup dan menghasilkan sebuah karya yang sangat dibutuhkan oleh guru dalam memecahkan masalah kegiatan belajar mengajar. juga dikarenakan program KKG yang kurang menantang bagi guru-guru sehingga guru enggan untuk mengikuti kegiatan KKG. sesuai dengan studi dokumentasi kegiatan KKG yang kami amati bahwa terdapat rencana atau jadwal kegiatan KKG tidak berjalan sesuai dengan program kegiatan yang seharusnya

(25)

25 berlangsung ternyata tidak berlangsung. Hal ini disebabkan karena benturan dengan kegiatan lainnya. Hambatan lain terkait dengan pelaksanaan KKG adalah Keterbatasan sarana dan prasarana serta pembiayaan yang ada sedikit banyak berpengaruh terhadap kegiatan KKG sehingga ada program KKG yang belum terlaksana. Sebaiknya program dibuat menantang bagi-guru sehingga punya perasaan rugi kalau tidak mengikuti KKG hal ini bisa di program KKG yang idial, kegiatan yang memang dapat membantu guru dalam mengatasi permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar dan mengatasi kesulitan didalam proses kenaikan jabatan. Dikarenakan adanya pemerintah yang mengharuskan kenaikan pangkat harus ada pengembangan diri diantaranya penulisan karya ilmiah, mengikuti diklat. Padahal tidak semua guru diberi kesempatan untuk mengikuti diklat hal ini harus menjadi prioritas didalam pembuatan program KKG yang idial. Disamping agenda rutin pertemuan dan pembahasan perangkat pembelajaran, pembuatan kisi-kisi dan soal ulaangan baik semester ataupun ulangan kenaikan kelas. KKG juga harus merencanakan pelatihan menggunakan komputer atau IT yang

(26)

26

memang saat ini sangat dirasakan betapa pentingnya terampil dalam penggunaan IT di dunia pendidikan, diadakan simulasi pembelajaran, pembuatan alat peraga dan sebagainya hal itu dapat menumbuhkan minat guru-guru untuk hadir dalam pertemuan selalu mengikuti kegiatan KKG.

4.3.4 Produk Program KKG

Evaluasi produk yang peneliti lakuan dalam penelitian ini meliputi hasil kegiatan KKG baik guru maupun siswa. Hasil-hasil yang diperoleh dari kegiatan KKG sesuai dengan program kerja yang direncanakan meliputi; kebermaknaan pelaksanaan kegiatan dan sejauh mana kegiatan tersebut dapat membantu kesulitan yang dihadapi oleh guru. Ini berhubungan dengan pendapat menurut Arifin (2010: 5) evaluasi yaitu: suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka pembuatan keputusan.

Berdasar wawancara, observasi dan dokumentasi bahwa penelitian di lapangan mengenai evaluasi program produk kegiatan KKG di Gugus Untung Suropati. Bisa dikatakan

(27)

27 bahwa siswa di Gugus Untung Suropati telah meraih beberapa prestasi siswa pada tahun pelajaran 2014/2015 mendapat peringkat 1 perolehan dalam perolehan nilai ujian sekolah ditingkat Kecamatan Patebon dan juga beberapa siswa yang mewakili kecamataan dalam lomba- lomba ditingkat kabupaten, dilihat dari prestasi yang diperoleh guru di Gugus Untung suropati berhasilan menjadi juara II guru berprestasi tingkat kabupaten tahun 2014. Mengingat pelaksanaan KKG yang minimal saja dapat menghasilkan prestasi baik siswa dan juga guru akan lebih meningkat jika pelaksanaan KKG berjalan sesuai program. Maka jelas akan dapat meningkatkan prestasi siswa dan guru di Gugus Untung Suropati lebih maksimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Arifin (2010:5-6) yang menyatakan bahwa evaluasi adalah suatu proses bukan suatu hasil (produk). Hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi adalah kualitas ,sesuatu, baik yang menyangkut tentang nilai atau arti, sedangkan kegiatan untuk sampai pada pemberian nilai dan arti itu adalah evaluasi.

Gugus Untung Suropati seharusnya selalu berusaha mencetak guru berprestasi, setiap tahun diadakan pembimbingan dan juga

(28)

28

pengkaderan guru guru berprestasi dengan harapan mampu berbicara ditingkat Kabupaten.

4.3.5 Program KKG Gugus Untung Suropati

Program Kerja KKG gugus untung Suropati sangat sederhana sekali satu semester hanya dilaksanakan beberapa kali pertemuan. Akan tetapi beberaapa kali pertemuan yang dijadwalkan itu tidak semua dapat dilaksanakan hal disebabkan karena benturan dengan kegiatan yang lain, dan juga guru enggan mengikuti kegiatan KKG karena kegiatan yang monoton sehingga menghambat pelaksanaan KKG . seharus prestasi akan dapat meningkat jika pelaksanaan KKG diberi kebebasan untuk melaksanakan kegiatan yang penuh dengan tantangan. Diantaranya adalah program pengembangan diri dan penulisan karya tulis ilmiah. Sehingga hasil dari kegiatan KKG dapat dirasakan oleh guru dalam rangka mengembangkan kompetensi.

Berdasar program kegiatan KKG diatas perlu dibuat program KKG yang idial yang mampu membantu guru mengatasi permasalahn yang dihadap dalam kegiatan belajar mengajar, serta mampu meningkatkan mutu pendidikan.

(29)

29 4.3.6 Peningkatan Kompetensi Profesional dan

Pedagogik

4.3.6.1 Peningkatan Kompetensi Profesional Kekurangan guru dalam pengembangan professional adalah adanya rasa malas dalam diri guru untuk mengadakan pengembangan diri. Meskipun sebenarnya guru itu tahu cara mengembangkan bahan ajar tetapi malas dalam pengadministrasian sehingga apa yang dilakukan oleh guru tidak tertulis secara rapi yang dapat digunakan sebagai bukti bahwa guru tersebut telah melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hal ini berhubungan dengan pendapat menurut Yamin (2006) seorang guru professional dia memiliki keahlian, ketrampilan dan kemampuan.

Kekurangan yang dimiliki guru berhubungan dengan kompetensi professional adalah; (a) Kurang maksimal dalam mengikuti kegiatan-kegiatan pengembangan diri, seperti KKG, diklat dan juga seminar (b)Kurangnya kebiasaan guru dalam menulis; (c) Masih ada guru yang enggan belajar, terbukti masih banyak guru yang kurang menguasai TIK

Dalam pengembangan kompetensi professional, ditemui juga kendala yang disampaikan oleh responden; adanya biro jasa

(30)

30

yang dapat membantu permasalahan yang dihadapai guru, sehingga guru enggan mengembangan potensi dirinya karena dimanjakan oleh biro tersebut.Guru tidak lagi mencari bahan ajar lewat buku karena adanya internet, karena guru disibukan oleh banyaknya administrasi yang harus dikerjakan.

Pemecahan masalah yang berkaitan dengan peningkatan kompetensi profesional guru yaitu; (a) Memberikan fasilitas kepada guru untuk mengikuti seminar atau workshop; (b) Mencari informasi yang berkaitan dengan bidang keilmuan serta mendatangkan nara sumber secara mandiri; (c) Adanya kegiatan pengembangan professional guru antara lain; KKG, penataran, diklat, seminar, sosialisasi dan berbagai macam lomba; (d) Belajar mandiri baik lewat internet maupun kuliah studi lanjut pascasarjana.

4.3.6.2 Peningkatan kompetensi Pedagogik

Secara umum guru-guru di Gugus Untung Suropati Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal. Menurut peneliti, kelemahan dan kekurangan guru dipengaruhi oleh kemauan dan niat dari dalam diri guru

(31)

31 itu sendiri. Jika sarana dan prasaran yang kurang namun jika diimbangi dengan semangat dan niat yang tinggi, akan memunculkan semangat yang tinggi pula.

Pemecahan masalah ini menjadi tanggung jawab bersama antar guru, kepala sekolah dan pihak lain yang terkait diantaranya orang tua juga komite sekolah. Pemecahan masalah dalam pengembangan kompetensi pedagogik; (a) Pembekalan khusus bagi guru yang dipandang perlu. pembekalan atau pembinaan ini dilakukan kepala sekolah dan pengawas. Pembinaan oleh kepala sekolah maupun pengawas berupa pembinaan perorangan atau nasehat. Kegiatan dalam bentuk supervisi di kelas; (b) Mengikuti kegiatan pengembangan diri, seperti diklat, whorkshop, KKG, seminar, dan belajar mandiri atau menempuh pascasarjana; (c) Penggalakan kegiatan KKG di tingkat gugus maupun di tingkat kecamatan; (d) Diskusi bersama antara guru, kepala sekolah, komite maupun tokoh masyarakat yang peduli terhadap kemajuan pendidikan; (e) Konsultasi sesama teman melalui TIK. Hal ini sesuai dengan pendapat Pidarta (2007:282-283) ada

(32)

32

beberapa cara yang dapat ditempuh guru dalam meningkatkan kompetensi profesional dan kompetensi pedagogiknya, yaitu: (1) Belajar di rumah dengan memanfaatkan perpustakaan pribadi; (2) Belajar di perpustakaan umum atau perpustakaan khusus; (3) Membentuk persatuan pendidik sebagai sarana bersosialisasi dan bertukar pengalaman; (4) Mengikuti kegiatan forum ilmiah guru; (5) Menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi dari ketentuan; (6) Mengikuti pertemuan organisasi profesi; (7) Mengikuti kompetisi-kompetisi ilmiah dalam rangka meningkatkan kemampuan.

Referensi

Dokumen terkait

Standar Nasional Perpustakaan Kabupaten/Kota yang dikeluarkan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia juga mencantumkan tentang beberapa peraturan pengadaan

INAF: Spends IDR250 Billion to Build Infusion Factory INKP: Issues MTN Amounting to IDR450 Billion BBTN: Targets Growth of 20% - 23% in 2018 Domestic & Global News.. Bank

Peserta didik mempresentasikan jawaban-jawaban dari pertanyaan- pertanyaan terkait orang menyanyi secara unisono dengan sikap badan, teknik vokal, dan ekspresi yang benar

Jika barang tersebut dikonsumsi oleh seseorang individu, barang itu tidak bisa dikonsumsi oleh orang lain. Eksternalitas yang tidak habis (undeplate

hepar, pola normal pada hepar terganggu.Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar.Setelah lewat masanya,

Jika NISN nya berwarna MERAH itu tandanya ada perubahan nomor NISN dari nomor sebelumnya dan itu

struktur amorf, setelah proses adsorpsi ion Au(III) muncul puncak karakteristik dari logam emas di daerah 2 theta 38, 44, dan 64 pada difraktogram sinar X menunjukkan adanya

[r]