• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA TULIS ILMIAH KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PEROKOK AKTIF DAN PEROKOK PASIF LITERATURE REVIEW

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KARYA TULIS ILMIAH KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PEROKOK AKTIF DAN PEROKOK PASIF LITERATURE REVIEW"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

KADAR KOLESTEROL TOTAL

PADA PEROKOK AKTIF DAN PEROKOK PASIF

LITERATURE REVIEW

SILVA YUNIEKA SARASWATI

151310037

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

(2)

i

KARYA TULIS ILMIAH

KADAR KOLESTEROL TOTAL

PADA PEROKOK AKTIF DAN PEROKOK PASIF

LITERATURE REVIEW

SILVA YUNIEKA SARASWATI

151310037

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

(3)

ii

KARYA TULIS ILMIAH

KADAR KOLESTEROL TOTAL

PADA PEROKOK AKTIF DAN PEROKOK PASIF

LITERATURE REVIEW

Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Studi di Program Studi Diploma III Analis

Kesehatan

SILVA YUNIEKA SARASWATI 151310037

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

(4)

iii

ABSTRACT

TOTAL CHOLESTEROL LEVELS IN ACTIVE

SMOKERS AND PASSIVE SMOKERS

Silva Yunieka Saraswati1Evi Puspita Sari2 Endang Yuswatiningsih3 151310037

Smoking significantly influences health, one of which is cholesterol levels. As a result of the absorption of nicotine contained in cigarettes so that it can trigger the release of catecholamines, cortisol and growth hormones. The release of this hormone will activate adenyl cyclase in adipose tissue, so that it will increase lipolysis and release of free fatty acids into the plasma which will then be metabolized in the liver. Increased levels of growth hormone and catecholamines can cause an increase in insulin release in the blood, so the activity of lipoprotein lipase (LPL) will decrease. This will cause changes in serum lipid profile, including an increase in total cholesterol levels. The purpose of this study to determine the total cholesterol level in active smokers and passive smokers in the literature review.

This study reviewed 5 articles about total cholesterol levels in active smokers and passive smokers from 2015 to 2020. Search for articles using the PICOS method with the keywords total cholesterol and smokers on Google Scholar and Science Direct.

All articles found that the mean total cholesterol level in active smokers was higher than in passive smokers. While 1 article showed no significant difference between total cholesterol levels in active and passive smokers.

Total cholesterol levels in active smokers are significantly higher than passive smokers.

(5)

iv

ABSTRAK

KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PEROKOK AKTIF

DAN PEROKOK PASIF

Silva Yunieka Saraswati1 Evi Puspita Sari2 Endang Yuswatiningsih3 151310037

Merokok berpengaruh besar terhadap kesehatan salah satunya kadar kolesterol. Akibat dari penyerapan nikotin yang terkandung dalam rokok sehingga dapat memicu pelepasan katekolamin, kortisol dan hormon pertumbuhan. Pelepasan hormon ini akan mengaktivasi adenil siklase pada jaringan adiposa, sehingga akan meningkatkan lipolisis dan pelepasan asam lemak bebas ke dalam plasma yang selanjutnya akan di metabolisme di hepar. Peningkatan kadar hormon pertumbuhan dan katekolamin dapat menyebabkan peningkatan pelepasan insulin dalam darah, sehingga aktivitas lipoprotein lipase (LPL) akan menurun. Hal ini akan menyebabkan perubahan profil lipid serum, diantaranya peningkatan kadar kolesterol total.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kadar kolesterol total pada perokok kronik dan perokok pasif secara literature review.

Literature review ini menelaah 5 artikel tentang kadar kolesterol total pada perokok aktif dan perokok pasif tahun 2015 sampai tahun 2020. Pencarian artikel menggunakan metode PICOS dengan kata kunci kolesterol total dan perokok pada google scholar dan science direct.

Hasil penelitian semua artikel didapatkan rata-rata kadar kolesterol pada perokok aktif lebih tinggi dibanding perokok pasif. Sedangkan 1 artikel menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara kadar kolesterol total pada perokok aktif dan pasif.

Kadar kolesterol total pada perokok aktif lebih tinggi secara signifikan dibandingkan perokok pasif.

(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)

x

MOTTO

(12)

xi

KATA PENGANTAR

Puji sukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga Karya Tulis Ilmiah ini berhasil diselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Tema dalam penelitian ini adalah “Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total Pada Perokok Aktif dan Perokok Pasif”

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam penelitian yang dilakukan peneliti untuk menyelesaikan program studi Diploma III Analis Kesehatan STIKes ICMe Jombang. Penulis menyadari sepenuhnya tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka Karya Tulis Ilmiah ini tidak bisa terwujud. Untuk itu, dengan rasa bangga perkenankan penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak H. Imam Fatoni, S.KM., MM, selaku ketua STIKes Insan Cendekia Medika Jombang.

2. Ibu Evi Puspitasari, S. ST., M. Kes selaku pembimbing utama yang telah memberikan saran dan masukan dalam menyusun laporan tugas akhir ini.

3. Ibu Endang Yuswatiningsih, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku pembimbing anggota yang telah memberikan saran dan masukan dalam menyusun laporan tugas akhir ini.

4. Ibu Evi Rosita, S.SiT., MM., M.Keb selaku penguji yang telah memberikan waktu, pikiran dan perhatiannya selama menguji, membimbing dan memberi arahan serta masukan dalam karya tulis ilmiah ini.

(13)
(14)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN SAMPUL ... i HALAMAN JUDUL ... ii ABSTRACT ... iii ABSTRAK ... iv

LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH ... v

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... vi

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN... vii

SURAT BEBAS PLAGIASI ... viii

RIWAYAT HIDUP ... ix

MOTTO ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR SINGKATAN ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Rokok ... 5

2.1.1 Definisi Rokok dan Perokok ... 5

2.1.2 Kandungan Rokok ... 6

2.1.3 Jenis Rokok ... 7

2.1.4 Dampak Merokok Terhadap Kesehatan ... 8

2.1.5 Klasifikasi Perokok ... 9

2.2 Kolesterol ... 9

2.2.1 Definisi Kolesterol ... 9

2.2.2 Sifat dan Susunan Kimia ... 10

2.2.3 Metabolisme Kolesterol ... 10

2.2.4 Jenis Kolesterol ... 11

2.2.5 Bahaya Hiperkolesterolemia ... 12

2.2.6 Metode Pemeriksaan Kolesterol ... 13

2.2.7 Kadar Normal Kolesterol ... 16

2.3 Pengaruh Rokok Terhadap Kolesterol ... 16

BAB 3 METODE PENELITIAN ... 18

3.1 Strategi pencarian literature ... 18

3.1.1 Framework yang digunakan (PICO) ... 18

3.1.2 Kata Kunci yang digunakan ... 18

3.1.3 Database atau Search Engine... 19

3.2 Kriteria Inklusi dan Ekslusi ... 19

3.3 Seleksi Studi ... 20

(15)

xiv

3.3.2 Daftar Artikel Hasil Pencarian ... 22

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 24

4.1 Hasil Penelitian ... 24

4.2 Pembahasan ... 27

BAB 5 KESIMPULAN DAN CONFLICT OF INTEREST ... 33

5.1 Kesimpulan ... 33

5.2 Conflict of Interest ... 33 DAFTAR PUSTAKA

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Nilai Rujukan Kadar Kolesterol Total ... 16

Tabel 3.1 Kriteria Inklusi, Ekslusi dengan Format PICOS ... 19

Tabel 3.2 Daftar Artikel Literatur ... 22

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Rokok ... 6 Gambar 2.2 Metabolisme Kolesterol ... 11 Gambar 3.1 Skema Hasil Pencarian dan Seleksi Studi ... 21

(18)

xvii

DAFTAR SINGKATAN

ASEAN :Association of Southeast Asian Nations CDC : Center of Disease Control

CHOD-PAP : Cholesterol Oxidase-Peroxidase Aminoantipyrine Phenol EDTA : Ethylene Diamine Tetraacetic Acid

FEV1 : Forced Expiratory Volume in Second

FFA : Free Fatty Acid

HDL : High Density Lipoprotein

KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia LDL : Low Density Lipoprotein

NAPZA : Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif PJK : Penyakit Jantung Koroner

POCT : Point of Care Testing

PPOK : Penyakit Paru Obstruktif Kronik

QC : Quality Control

VLDL : Very Low Density Lipoprotein

(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Konsultasi

Lampiran 2 Lembar Konsultasi

Lampiran 3 Artikel 1 Perbedaan Tingkat Konsumsi dan Kadar Kolesterol Darah Antara Perokok dan Non Perokok

Lampiran 4 Artikel 2 Profil Kebugaran (VO2 Maks) dan Kadar Kolesterol

Darah Pada Lansia Merokok dan Tidak Merokok

Lampiran 5 Artikel 3 Effect of Smoking and Alcohol Consumption on Lipid Profile in Male Adults in Northwest Rural China

Lampiran 6 Artikel 4 Tobacco Smoke Exposure Association With Lipid Profiles and Adiposity Among U.S. Adolescents

Lampiran 8 Artikel 5 Study of Lipid Profile among Healthy Smokers and Non Smokers

(20)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Merokok merupakan kebiasaan menghisap rokok yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari yang tidak bisa dihindari oleh orang yang memiliki ketergantungan terhadap rokok (Soetjiningsih, 2010). Menurut

Tobacco Atlas edisi kelima (2015) merokok adalah penyebab kanker paru 90%, 75% penyakit paru obstruktif (PPOK), dan 25% dari penyebab serangan jantung. Pada perokok aktif, merokok dapat mengancam seluruh organ tubuh mulai dari gangguan fungsi sampai kanker, seperti penyakit jantung koroner, stroke, saluran pernafasan, saluran cerna, gangguan sistem reproduksi dan kehamilan. Dampak dari rokok tersebut tidak hanya timbul pada perokok aktif namun perokok pasif juga akan mengalami gangguan fungsi pada organ tubuh (Kemenkes RI, 2014).

Rokok merupakan salah satu permasalahan nasional maupun internasional yang menyebabkan 5,4 juta kematian pada tahun 2006 dengan rata-rata 1 kematian dalam setiap 6,5 detik. Jika kebiasaan merokok terus berlanjut kematian pada tahun 2020 akan meningkat menjadi 2 kali dari jumlah kematian saat ini, (Lisa Elizabet, 2010). Menurut WHO tembakau dapat membunuh lebih dari 5 juta orang pertahun dan akan membunuh 10 juta orang pada tahun 2020. Dari jumlah itu, 70% berasal dari Negara berkembang (Wahyu, 2009).

Saat ini di Indonesia menjadi penduduk dengan perokok terbanyak di ASEAN, dengan presentase (46,16%), diikuti Filipina (16,62%), dan

(21)

2

Vietnam (14,11%) (Kemenkes RI, 2014). Berdasarkan penuturan Nila moeloek dalam acara “Indonesian Conference on Tobacco or Health” pada tanggal 15 mei 2017 saat ini di Indonesia lebih dari sepertiga atau sebesar (36,3%) penduduk Indonesia adalah perokok (Moeloek, 2017). Berdasarkan data survey global youth tobacco survey (GYTS) yang dirilis oleh kementrian kesehatan tahun 2015, didapatkan jumlah perokok di Jawa timur mencapai 69,0%, sedangkan Kabupaten Jombang sendiri tercatat prevalensi perokok dengan persentasi penduduk >10 tahun terjadi peningkatan 21,2% tahun 2010 menjadi 26,3% pada tahun 2013.

Kebiasaan merokok berpengaruh besar terhadap kesehatan salah satunya terhadap kadar kolesterol. Rokok mengandung nikotin yang dapat menyebabkan pelepasan katekolamin, kortisol dan hormon pertumbuhan. Pelepasan hormon ini akan mengaktifkan adenil siklase pada jaringan adiposa sehingga meningkatkan lipolisis dan melepaskan asam lemak bebas ke dalam plasma yang selanjutnya akan di metabolisme di hati. Peningkatan kadar hormon pertumbuhan dan katekolamin akan meningkatkan pelepasan insulin dalam darah, sehingga aktivitas lipoprotein lipase (LPL) menurun. Hal ini akan menyebabkan perubahan pada profil lipid serum, diantaranya meningkatnya kadar kolesterol total, VLDL, LDL, dan adanya penurunan kadar HDL (Minarti, 2012).

Kolesterol adalah zat lemak yang di produksi oleh hati dan sangat diperlukan oleh tubuh. Kolesterol yang berlebihan dalam darah akan menimbulkan masalah terutama pada pembuluh darah jantung dan otak. Pengerasan dan penyempitan akan mengakibatkan asupan darah menuju otot

(22)

3

jantung tidak dapat terpenuhi sehingga menimbulkan sakit. Proses selanjutnya akan menyebabkan tidak berfungsinya jaringan otot jantung yang disebut dengan infark miokard yang menyebabkan gagal jantung. Pada laki-laki usia >40 tahun, tingkat serum kolesterol tinggi yaitu >240 mg/dl dan beresiko penyakit jantung koroner (PJK) (Lombo, Purwanto dan Masinem, 2012).

Peningkatan aktivitas fisik yang teratur dan mengurangi konsumsi rokok, berhenti merokok, motivasi diri dan lingkungan serta konseling yang baik dapat menjadi perubahan untuk upaya mencegah hiperkolesterol (Yani, 2015).

Berdasarkan uraian serta berbagai tulisan didapatkan bahwa kolesterol total darah saat ini masih harus diteliti terlebih penulis ingin mengetahui lebih jauh tentang kadar kolesterol total pada perokok aktif dan perokok pasif.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana kadar kolesterol pada perokok aktif dan perokok pasif ?

1.3 Tujuan Penelitian

(23)

4

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan wawasan tentang dampak merokok salah satunya meningkatkan lemak dalam darah yang menyebabkan terjadinya penyumbatan pembuluh darah hingga penyakit jantung koroner.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi pemahaman untuk perokok sehingga dapat mengurangi konsumsi rokok serta dapat menerapkan pola hidup sehat dengan mengurangi rokok.

(24)

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rokok

2.1.1 Definisi Rokok dan Perokok

Rokok merupakan lintingan tembakau yang digulung dengan kertas, daun, kulit jagung dengan panjang 8-10 cm yang biasanya dapat dihisap setelah dibakar ujungnya. Rokok adalah bahan kimia yang berbahaya, hanya dengan menghisap sebatang rokok dapat memproduksi 4000 macam bahan kimia. 400 bahan beracun dan 40 bahan dapat menyebabkan kanker. Rokok juga termasuk golongan zat adiktif karena dapat menyebabkan ketagihan (adiksi) dan ketergantungan (dependensi) bagi seseorang yang menghisap rokok. Rokok termasuk golongan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, Alkohol, dan Zat Adiktif) (Ambarwati, dkk, 2009).

Perokok adalah seseorang yang suka merokok, disebut perokok aktif bila orang tersebut yang merokok secara aktif, dan disebut perokok pasif bila orang tersebut hanya menerima asap rokok saja, bukan melakukan aktivitas merokok sendiri (KBBI,2012).

Definisi lain dari perokok adalah orang yang menghisap rokok setiap hari untuk jangka waktu kurang lebih enam bulan selama hidupnya saat dilakukan survey (Octafrida, 2011).

2.1.2 Kandungan Rokok

a. Nikotin

Nikotin merupakan zat yang menyebabkan adiksi (ketagihan) dengan toleransi tinggi, yaitu semakin lama dikonsumsi semakin bertambah.

(25)

6

b. Karbon Monoksida (CO)

Karbon monoksida merupakan gas yang tak berwarna, tak berbau, tak berasa, tidak dapat mengiritasi tetapi sangat beracun.

c. Tar

Tar adalah kondesat asap yang dihasilkan saat rokok dibakar setelah dikurangi air dan nikotin yang memiliki sifat karsinogenik (PP, RI. No. 109, 2012). Tar menempel pada saluran nafas perokok dan akan mengurangi efektivitas alveolus yang akan menyebabkan penurunan jumlah udara yang dihirup dan diserap ke dalam peredaran darah (Infopom, 2014).

Gambar 2.1 Rokok (Sumber: www.informasiokkay.com, 2017 )

2.1.3 Jenis Rokok

Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan pada bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan rokok, dan penggunaan filter pada rokok (Sari, 2014).

1. Rokok berdasarkan bahan pembungkus : a. Kobot

(26)

7

b. Sigaret c. Cerutu d. Kawung

2. Rokok berdasarkan bahan baku atau isi : a. Rokok kretek

b. Rokok putih c. Rokok klembek

3. Rokok berdasarkan filter : a. Rokok filter

b. Rokok kretek

4. Rokok dilihat dari komposisinya : a. Shisa atau hubbly bubbly

b. Kretek c. Bidis

d. Tembakau langsung ke mulut atau tembakau kunyah juga biasa digunakan di Asia Tenggara dan India

e. Cigar

2.1.4 Dampak Merokok Terhadap Kesehatan

Dampak merokok Menurut Center of Desease Control (CDC) dalam (Octafrida, 2011) merokok dapat membahayakan organ di dalam tubuh, merokok dapat menimbulkan penyakit dan berdampak buruk bagi kesehatan seperti :

(27)

8

PPOK ini sudah terjadi 15% pada perokok. Seseorang yang merokok akan mengalami penurunan pada Forced Expiratory Volume in second (FEV1). Rata-rata 90% perokok akan menderita PPOK (Saleh, 2011). 2. Pengaruh Rokok Terhadap Gigi

Merokok dengan kejadian karies yaitu adanya penurunan fungsi saliva yang berperan dalam proteksi gigi. Risiko kehilangan gigi terjadi tiga kali lebih tinggi pada perokok dibandingkan bukan perokok (Andina, 2012).

3. Pengaruh Rokok Terhadap Mata

Mekanisme penyebab penyakit katarak nuklear tidak dapat diketahui, banyak bahan kimia dan bahan logam yang terkandung dalam rokok yang dapat merusak lensa mata (Muhibah, 2011).

4. Pengaruh Terhadap Sistem Reproduksi

Merokok dapat menurunkan fertilitas baik pada wanita dan pria. Pada wanita hamil, merokok juga akan berdampak pada anak yang dikandung mengalami penurunan berat badan, prematur bahkan kematian (Anggraini, 2013).

2.1.5 Klasifikasi Perokok

Kategori perokok secara umum dibagi menjadi dua jenis, yaitu perokok aktif dan perokok pasif. Berikut adalah penjelasan tentang kategori perokok:

1. Perokok Aktif adalah seseorang yang benar-benar memiliki kebiasaan merokok (Aulia, 2010).

(28)

9

2. Perokok Pasif adalah seseorang yang tidak memiliki kebiasaan merokok, namun terpaksa harus menghisap asap rokok yang dihembus oleh orang lain yang ada didekatnya. Perokok pasif mempunyai resiko yang sama dengan perokok aktif karena perokok pasif juga menghirup karsinogen (zat yang memudahkan timbulnya kanker) dan partikel lain yang ada pada asap rokok (Aulia, 2010).

2.2 Kolesterol

2.2.1 Definisi Kolesterol

Kolesterol adalah salah satu komponen dalam membentuk lemak.Di dalam lemak terdapat berbagai macam komponen yaitu seperti zat trigliserida, fosfolipid, asam lemak bebas, dan juga kolesterol.Secara umum, kolesterol berfungsi untuk membangun dinding didalam sel (membran sel) dalam tubuh.Bukan hanya itu saja, kolesterol juga berperan penting dalam memproduksi hormon seks, vitamin D, serta berperan penting dalam menjalankan fungsi saraf dan otak (Mumpuni & Wulandari, 2011).

2.2.2 Sifat dan Susunan Kimia

Kolesterol disintesis dari asetil-KoA dengan 4 enzim kunci yang meregulasi proses sintesis tersebut, Biosintesis kolesterol dibagi menjadi 5 tahap, yaitu:

1. Mevalonat yang merupakan senyawa enam-karbon, disintesis dari asetil-KoA.

2. Unit isoprenoid dibentuk dari mevalonat denganmenghilangkan CO2. 3. Enam unit 10isoprenoid mengadakan kondensasi untuk membentuk

(29)

10

4. Skualen mengalami siklisasi untuk menghasilkan senyawa steroid induk, yaitu lanosterol.

5. Kolesterol dibentuk dari lanosterol setelah melewati beberapa tahap lebih lanjut (Mayes & Botham, 2009)

2.2.3 Metabolisme Kolesterol

Kolesterol di absorpsi di usus dan di transport dalam bentuk kilomikron menuju hati, kolesterol dibawa oleh VLDL untuk membentuk LDL melalui perantara LDL. LDL akan membawa kolesterol ke seluruh jaringan perifer sesuai dengan kebutuhan. Sisa kolesterol di perifer akan berikatan dengan HDL dan dibawa kembali ke hati agar tidak terjadi penumpukkan di jaringan. Kolesterol yang ada dihati di ekskresikan menjadi asam empedu yang sebagian dikeluarkan melalui feses, sebagian asam empedu diabsorpsi oleh usus melalui vena porta hepatik yang disebut dengan siklus enterohepatik (Murray, 2009)

Lipid darah diangkat dengan 2 cara yaitu jalur eksogen dan jalur endogen

(30)

11

2.2.4 Jenis Kolesterol

a) Low Density Lipoprotein (LDL)

Low Density Lipoprotein (LDL) merupakan jenis kolesterol yang dapat berdampak buruk bagi tubuh jika kadarnya terlalu tinggi. Hal ini dikarenakan LDL memiliki sifat aterogenik (mudah menempel pada dinding dalam pembuluh darah dan mengurangi pembentukan reseptor LDL) (Anggraeni, 2016).

b) High Density Lipoprotein (HDL)

High Density Lipoprotein (HDL) merupakan kolesterol yang bermanfaat bagi tubuh, fungsi dari HDL yaitu mengangkut LDL dari perifer menuju hepar. HDL dapat melewati sel endotel vaskular yang masuk ke dalam intinya untuk mengangkut kembali kolesterol yang terkumpul dalam makrofag, HDL juga mempunyai sifat antioksidan sehingga dapat mencegah tejadinya oksidasi LDL (Anggraeni, 2016).

2.2.5 Bahaya Hiperkolesterolemia

Hiperkolesterolemia merupakan gangguan metabolisme yang terjadi secara primer dan sekunder akibat berbagai penyakit yang dapat berkontribusi terhadap berbagai jenis penyakit hiperkolesterolemia berhubunganerat dengan hiperlipidemia dan hiperlipoproteinemia. Hiperkolesterolemia dapat terjadi akibat kelainan kadar lipoprotein dalam darah yang dalam jangka panjang mempercepat kejadian arteriosklerosis (Bantas, 2012).

Kolesterol HDL berfungsi untuk mengangkut kolesterol dari jaringan perifer dan lipoprotein lain ke hati melalui dua jalur yaitu langsung dan

(31)

12

tidak langsung. Melalui jalur langsung partikel HDL akanlangsung diserap oleh hati dengan dimediasi oleh Scavenger Receptor Class BI (BI). SR-BI akan memediasi penyerapan kolesterol secara selektif dari partikel HDL. Kemudian SR-BI akan mempromosikan serapan kolesterol ke dalam hati (baik esterifikasi dan tanpa esterifikasi) tanpa mediasi degradasi dari apolipoprotein HDL. Sedangkan jalur tidak langsung pemindahan esterkolesterolnya diperantarai oleh Cholesterol Ester Transfer Protein (CETP) suatu protein pemindah esterkolesterol. Akibat dari pemindahan ini VLDL berubah menjadi IDL dan IDL akan mengalami penguraian dihati sehingga terbentuklah LDL (Murray, dkk, 2009)

2.2.6 Metode Pemeriksaan Kolesterol

A. Metode POCT (Point of Care Testing)

Metode POCT adalah metode pemeriksaan laboratorium sederhana dengan alat meter. Metode ini dirancang hanya untuk sampel darah kapiler bukan sampel plasma dan serum. Penggunan metode POCT yaitu karena hasil yang relatif singkat dan harga yang terjangkau. Alat ini juga hanya memerlukan sedikit sampel darah sehingga digunakan sampel darah kapiler. Pemeriksaan kolesterol total menggunakan metode POCT memerlukan alat meter kolesterol total, strip test, lanset dan autoklik. Alat meter ini menggunakan deteksi elektrokimia yang dilapisi enzim kolesterol oksidase pada membran strip (Menkes, 2014).

a) Kelebihan dari metode ini :

1. Penggunaan instrument sangat mudah, praktis dan efisien. 2. Penggunaan jumlah sampel yang sedikit.

(32)

13

3. Mengurangi atau meniadakan tahap pra analitik, sehingga mengurangi kemungkinan kesalahan pada tahap ini.

4. Hasil dapat diketahui lebih cepat, sehingga lebih cepat dalam pengambilan keputusan.

5. Mengurangi waktu kunjungan klinik rawat jalan dan penggunaan waktu tenaga kesehatan yang lebih optimal.

6. Pemeriksaan dapat dilakukan secara mandiri

b) Kekurangan dari metode ini :

1. Jenis pemeriksaan masih terbatas.

2. Akurasi dan presisi hasil pemeriksaan metode POCT belum sebaik hasil dari laboratorium klinik.

3. Proses QC (Quality Control) belum baik.

4. Proses dokumentasi hasil belum baik, karena biasanya alat ini belum dilengkapi dengan sistem identifikasi pasien, printer dan belum terkoneksi dengan System Informasi Laboratorium (SIL).

5. Biaya pemeriksaan lebih mahal bila dibandingkan dengan biaya pemeriksaan di laboratorium klinik.

6. Pemeriksaan masih menggunakan metode yang invasive.

B. Metode CHOD-PAP (Cholesterol Oxidase-Peroxidase Aminoantipyrine Phenol)

Metode CHOD-PAP adalah metode yang digunakan untuk pemeriksaan kolesterol total dengan penentuan oksidasi dan telah dihidrolisa enzimatik. Indikator quinoneimine terbentuk dari hidrogen peroksida dan

(33)

4-14

aminoantipyrine dengan adanya phenol dan peroksida. Sampel yang digunakan dapat sampel serum atau plasma bukan sampel darah kapiler sehingga membutuhkan sampel darah banyak dan memerlukan waktu lama untuk pengerjaannya (Menkes, 2014).

a) Kelebihan dari metode ini : 1. Hasil lebih akurat.

2. Kadar kolesterol yang terlalu rendah dan terlalu tinggi dapat terbaca.

3. Pemeriksaan dilakukan oleh petugas laboratorium di laboratorium klinik .

4. Proses QC (Quality Control) baik.

5. Akurasi dan presisi hasil pemeriksaan lebih baik dari hasil POCT. 6. Tidak ada faktor ketergantungan bahan habis pakai atau reagen. b) Kekurangan dari metode ini :

1. Hasil tes membutuhkan waktu yang lama. 2. Volume darah yang dibutuhkan lebih banyak. 3. Untuk tes ulang dibutuhkan waktu yang lama

4. pemeriksaan dan penyimpanan dibutuhkan tempat khusus. 5. Harga lebih mahal.

6. Alat harus menggunakan arus listrik yang stabil

c) Menurut Peraturan mentri kesehatan (2010), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan kadar kolesterol total dalam metode ini adalah:

(34)

15

2. Lipemia

3. Hemoglobin (>1 g/L) 4. Trigliserida dan hemolysis

5. Volume spesimen yang tidak mencukupi untuk pemeriksaan. 6. Akurasi pemipetan

7. Reagen yang sudah kadaluarsa 8. Waktu inkubasi yang terlalu lama 9. Kontaminasi sampel

10. Tegangan listrik yang tidak stabil 11. Kondisi suhu

12. Alat rusak

13. Dipengaruhi oleh jenis enzim dan surfaktan yang di pakai.

2.2.7 Kadar Normal Kolesterol

Menurut Gilang Nugraha (2018), nilai rujukan kadar kolesterol total adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Nilai Rujukan Kadar Kolesterol Total

Kolesterol Total mg/dL

Nilai yang direkomendasi <200 mg/dL Batas resiko tinggi 201 – 239 mg/dL

Resiko tinggi >240 mg/dL

2.3 Pengaruh Rokok Terhadap Kadar Kolesterol

Rokok dihasilkan oleh olahan tembakau yang ada kandungan nikotin di dalamnya yang dapat merusak dinding pembuluh darah. Dinding tersebut yang memudahkan LDL melekat sehingga menumpuk dan membentuk plak.

(35)

16

Tumpukan yang mengendap menyebabkan pembuluh darah menyempit sehingga kadar LDL dalam darah meningkat (Graha, 2010).

Kebiasaan merokok akan meningkatkan kadar LDL melalui beberapa mekanisme yang belum diketahui, diantaranya penyerapan nikotin yang terkandung dalam rokok akan merangsang pelepasan kortisol, katekolamin dan hormon pertumbuhan.

Pelepasan hormon akan mengaktivasi adenil siklase pada jaringan adiposa sehingga dapat meningkatkan lipolisis dan pelepasan asam lemak bebas menuju plasma yang selanjutnya akan dimetabolisme di hepar. Peningkatan kadar kortisol dan hormon pertumbuhan akan menyebabkan pelepasan insulin yang meningkat sehingga aktivitas lipoprotein lipase (LPL) menurun. Hal ini yang menyebabkan adanya perubahan serum profil lipid seperti peningkatan kadar LDL, VLDL, kolesterol total dan penurunan kadar HDL. Hipotesis lain juga menyatakan bahwa perokok mempunyai kadar malondialdehid yang lebih tinggi akan berpengaruh pada kolesterol LDL yang dipicu oleh makrofag dan menurunkan transpor dari membran sel menuju plasma (Minarti, 2012).

Mekanisme lain dapat menyebabkan gangguan pada profil lipid yaitu meningkatnya kadar radikal bebas yang terkandung dalam rokok baik pada perokok aktif maupun perokok pasif. Radikal bebas yang berlebihan dalam tubuh dapat menyebabkan stress oksidatif yang akan memicu meningkatnya peroksidasi lipid terutama LDL. LDL yang teroksidasi dapat merangsang makrofag untuk memfagosit LDL yang menyebabkan meningkatnya jumlah LDL pada dinding pembuluh darah dalam bentuk sel busa. Radikal bebas

(36)

17

pada rokok dapat memicu kerusakan pada endotel pembuluh darah sehingga meningkatkan terjadinya plak atherom (Minarti, 2012).

(37)

18

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Strategi Pencarian Literature 3.1.1 Framework yang digunakan

Metode yang digunakan adalah pencarian artikel yang di review kembali dengan metode PICOS. PICOS adalah akronim yang tersusun atas 4 komponen yaitu Population/problem, populasi atau masalah yang akan di analisis

1) Problem, masalah yang akan di analisa

2) Intervention,suatu tindakan penatalaksanaan terhadap kasus perorangan atau masyarakat serta pemaparan tentang penatalaksanaan

3) Comparation, penatalaksanaan lain yang digunakan sebagai pembanding

4) Outcome, hasil atau luaran yang diperoleh pada penelitian

5) Study design ,desain penelitian yang digunakan oleh artikel yang akan di review

3.1.2 Kata Kunci

Pencarian artikel menggunakan keyword dan bolean operator (AND, OR NOT or AND NOT) yang digunakan untuk memperluas atau menspesifikkan pencarian, sehingga mempermudah dalam penentuan artikel yang digunakan. Kata kunci yang digunakan dalam penelitian database “Google Scholar” adalah “Kolesterol Total” dan “Perokok” , sedangkan kata kunci yang digunakan dalam penelitian database “Science Direct”

(38)

19

3.1.3 Database atau Search Engine

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh bukan dari pengamatan langsung, akan tetapi diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Sumber data sekunder yang didapat berupa artikel yang relevan dengan topik dilakukan menggunakan database melalui Google Scholar, dan Science Direct.

3.2 Kriteria Inklusi dan Ekslusi

Tabel 3.1 Kriteria Inklusi dan Ekslusi dengan Format PICOS

Kriteria Inklusi Ekslusi Population/ Problem Artikel internasional

dan nasional

menggunakan kriteria inklusi yang berkaitan dengan topik penelitian tentang kolesterol total pada perokok

Artikel internasional dan nasional yang berkaitan dengan topik penelitian tentang kolesterol total serta kadar profil lipid lain Hdl pada perokok orang obesitas, diabetes mellitus, kopi, alkohol, olahraga fisik

Intervention Rokok Alkohol, olahraga fisik, diabetes mellitus, kopi, obesitas

Comparation Tidak ada faktor pembanding

Tidak ada faktor pembanding

Outcome Pengaruh rokok terhadap kadar kolesterol total

Pengaruh diabetes mellitus, obesitas, kopi, alkohol,olahraga fisik terhadap peningkatan kadar kolesterol total , HDL, LDL, trigliserida.

Study Design Deskriptif, eksperimental, observational

Systematic review / literature review

Tahun terbit Artikel yang terbit setelah tahun 2015

Artikel yang terbit sebelum tahun 2015

Bahasa Bahasa Inggris dan bahasa Indonesia

Selain bahasa Indonesia dan bahasa Inggris

(39)

20

3.3 Seleksi Studi dan Penilaian Studi 3.3.1 Hasil Pencarian dan Seleksi Studi

Berdasarkan hasil pencarian literature melalui publikasi Science Direct dan

Google Scholar menggunakan kata kunci Cholesterol total ”AND “Smokers”, peneliti menemukan 33.937 artikel yang sesuai dengan kata kunci tersebut. Artikel penelitian tersebut kemudian diskrining, sebanyak 9.270 artikel diekslusi karena terbitan tahun 2015 ke bawah dan menggunakan bahasa selain bahasa inggris dan indonesia. Assesment kelayakan 715 artikel, artikel yang duplikasi dan artikel yang tidak sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi, sehingga didapatkan 5 artikel yang memenuhi syarat inklusi dan ekslusi.

(40)

21

Gambar 3.1 Skema Hasil Pencarian dan Seleksi Studi Pencarian literature review

n= 9.270

(science direct, n= 8.535 google scholar, n=735 )

Seleksi judul dan duplikat

n= 184

Identifikasi abstrak n= 126

Exclude (n= 58) -Pengaruh kopi , diabetes mellitus, obesitas terhadap kadar kolesterol total (n=36)

-Sampel penelitian yang tidak sesuai (n=22) Seleksi artikel lima tahun

terakhir n=4.025 (science direct, n= 3.773 Google scholar, n= 225 ) Exclude (n=121) Problem/Populasi :

- Tidak sesuai dengan topik (n=12 )

Intervention :

- Pemeriksaan Profil Lipid selain Kolesterol total (n=87)

Outcome :

- Tidak ada hubungan dengan perubahan kadar kolesterol total (n=22) Artikel yang dapat

digunakan n= 5

(41)

22

3.3.2 Daftar Artikel Literature

Menggunakan literature review dimana artikel di screening mengenai kesesuaian inklusi dan ekslusi terhadap adanya korelasi sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Dikelompokkan berdasarkan nama, tahun, judul penelitian, metode pemeriksaan, hasil riset dan database yang digunakan.

Tabel 3.2 Daftar Artikel Literatur

No Nama Peneliti Tahun, Volume, Angka Terbit Judul Metode (Desain, Sampel, Variabel, Instrumen, Analisis)

Hasil penelitian Database

1. Fahmawati 2017, Volume 14, Nomor 2 Perbedaan tingkat konsumsi dan kadar kolesterol darah antara perokok dan non perokok D:observasional cross sectional S: Purposive sampling V: kadar kolesterol total pada perokok dan kadar kolesterol total pada non perokok

I : spektrofotometer

A: Uji T

Rata-rata kadar kolesterol total pada responden perokok 173,11 mg/dl dan kadar kolesterol darah pada non perokok 174,64mg/dl. Hasil uji T didapatkan p = 0,916 yang artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara kadar kolesterol total pada perokok dan non perokok Google Scholar 2. Oktarini 2015, Volume 4, Nomor 4 Profil kebugaran (VO2 Maks) dan kadar kolesterol darah pada lansia merokok dan tidak merokok D: observational cross sectional S: Purposive sampling V: kadar kolesterol total pada lansia perokok dan kadar kolesterol total pada lansia non perokok

I:spektrofotometer Di hitung menggunakan persamaan

Friedewald

A: Uji T

Rata-rata kadar kolesterol darah pada kelompok yang merokok didapatkan hasil 209,6 mg/dl sedangkan pada kelompok tidak merokok didapatkan hasil 161,6 mg/dl. Hasil uji T didapatkan hasil p value <0,05 yang artinya ada perbedaan hasil kadar kolesterol total yang signifikan antara lansia merokok dan lansia tidak merokok Google Scholar 3 Lie, dkk 2018, Volume 157, Nomor 7 Effects of smoking and alcohol consumption on lipid profile in male adults D:observational cross sectional S: Purposive sampling V: V bebas= merokok dan konsumsi alkohol V terikat= profil lipid

Rata-rata kadar kolesterol total pada perokok 3,88 mmol dan pada non perokok 3,89 mmol. Hasil uji regresi logis didapatkan p value 0.084 yang artinya tidak ada perbedaan kadar kolesterol

Science Direct

(42)

23

in northwest rural China

I : Menggunakan kuisioner tertutup dan COBASE 501, Roche Diagnostik

A : UjiRegresi logistik

total yang signifikan antara perokok dan non perokok

4 Merianos, dkk 2017, Volume 62, Nomor 4 Tobacco Smoke Exposure Association With Lipid Profile and Adiposity Among U.S Adolescents D:Case Study S: Purposive Sampling V: V bebas= paparan asap tembakau V terikat= Lipid Profile and Adiposity

: Kadar kolesterol total pada perokok aktif dan perokok pasif I: spektrofotometer Menggunakan standarisasi lipid CDC A:Uji ANOVA

Rata –rata kadar kolesterol total didapatkan :

perokok aktif (156,04±1,22) perokok pasif (161,55±0,93) dan tidak terpapar rokok(an expose)(159,46) . Hasil uji ANOVA didapatkan p value <0.05 ada perbedaan hasil kadar kolesterol total yang signifikan antara perokok aktif ,perokok pasif dan tidak terpapar rokok. Science Direct 5 Sonagra, dkk 2017, Volume 13, Nomor 1 Study of Lipid Profile among Healthy Smokers and Non Smokers D: Case control S: Purposive Sampling V: Kadar kolesterol total pada perokok dan kadar kolesterol total pada non perokok

I: spektrofotometer menggunakan kit analitik dari ERBA diagnostik Mannheim GmbH dalam semi-autoanalyzer (CHEM-5 plus V, Erba Mannheim) A: uji T

Rata-rata kadar kolesterol total pada kelompok perokok 184,45mg/dl sedangkan kadar kolesterol total pada

kelompok non perokok hanya 161,56mg/dl. Hasil uji T didapatkan p value 0.001 yang artinya tidak ada perbedaan hasil kadar kolesterol total yang signifikan antara kelompok perokok dan kelompoknon perokok.

Google Scholar

(43)

24

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian Literature Review

Literature review ini menelaah tentang kadar kolesterol total pada perokok aktif dan perokok pasif dari tahun 2015 sampai dengan 2020. Kelima artikel yang digunakan memiliki beberapa perbedaan seperti jumlah sampel yang digunakan, responden yang diperiksa, rentang usia responden, metode pemeriksaan. Sedangkan memiliki persamaan kriteria inklusi dan ekslusi yang memiliki tujuan untuk mengetahui kadar kolesterol total pada perokok dan non perokok.

Berikut ini adalah karakteristik kelima artikel yang digunakan pada literature review ini :

Tabel 4.1 Karakteristik Artikel Penelitian

Penulis Rancang an penelitia n Kriteria Jumlah sampel Usia Jenis kelam in Pembagian kelompok Fahmawati Cross sectional Tidak ada kriteria 26 orang 30-49 tahun Laki-laki Dibagi menjadi 2 kelompok : -Menurut karakteristik perokok -Menurut karakteristik non perokok

(44)

25

Oktarini dan

Mukaromah Cross sectional Tidak ada

kriteria 21 Orang 60-70 tahun Laki-laki Dibagi menjadi 2 kelompok: -Menurut status lansia merokok dan tidak merokok Lie, dkk Cross sectional -Usia -Latar belakang pendidikan -Status merokok 707 orang 18 tahun Laki-laki Dibagi menjadi 2 kelompok : -Menurut karakteristik perokok -Menurut karakteristik non perokok Merianos, dkk

Case study Tidak ada

kriteria 11550 orang 12-19 tahun Laki-laki Dibagi menjadi 3 kelompok: -Menurut kelompok tidak terpapar rokok -Menurut kelompok perokok aktif -Menurut perokok pasif Sonagra, dkk Case control -Pada perokok usia 20-60 tahun yang merokok selama 5 tahun atau lebih -Pada non perokok usia 35 tahun yang tidak merokok 35 orang 20-60 tahun Laki-laki Dibagi menjadi 2 kelompok: -Menurut perbandingan antara kelompok perokok -Menurut kelompok non perokok

(45)

26

Hasil penelitian dari 5 artikel yang akan di review adalah sebagai berikut:

Hasil penelitian Fahmawati pada tahun 2017 tentang perbedaan tingkat konsumsi dan kadar kolesterol darah antara perokok dan non perokok pada 26 orang didapatkan hasil kadar kolesterol darah pada perokok 173,11 mg/dl sedangkan kadar kolesterol darah pada non perokok 174,64 mg/dl. Hasil uji T didapatkan nilai p 0,916 yang artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara kadar kolesterol darah pada perokok dan non perokok.

Hasil penelitian Oktarina dan Mukaromah pada tahun 2015 tentang profil kebugaran (VO2 Maks) dan kolesterol darah pada lansia merokok dan

tidak merokok kepada 21 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Hasil rata-rata kadar kolesterol total pada perokok 209,6 mg/dl sedangkan kadar kolesterol darah pada non perokok 161,6 mg/dl. Hasil uji T di dapatkan nilai p <0,05 yang artinya ada perbedaan hasil kadar kolesterol total yang signifikan antara lansia merokok dan lansia tidak merokok.

Hasil penelitian Lie, dkk., pada tahun 2018 tentang Efek merokok dan konsumsi alkohol pada profil lipid pada pria dewasa di barat laut pedesaan China kepada responden yang berusia 18 tahun yang memenuhi kriteria inklusi. ini, Hasil kolesterol total pada perokok 3,88 mmol dan non perokok 3,89 mmol. Hasil uji regresi logistik di peroleh nilai p <0,001 yang artinya menunjukkan tidak adanya perbandingan yang signifikan antara perokok dan non perokok.

Hasil penelitian Merianos, dkk., 2017 meneliti Hubungan paparan asap tembakau dengan profil lipid dan adipositas di antara remaja AS kepada responden yang berusia mulai dari umur 12 sampai 19 tahun yang

(46)

27

memenuhi kriteria inklusi. Hasil kadar kolesterol total pada perokok pasif 161,55 mg/dl , kadar kolesterol total pada perokok aktif 156,04 mg/dl dan kadar kolesterol total pada kelompok yang tidak terpapar rokok 159,46 mg/dl. Hasil uji regresi linier diperoleh nilai p <0,05 yang artinya ada perbandingan yang statistik antara kadar kolesterol total perokok aktif, kadar kolesterol total pada perokok pasif dan tidak terpapar rokok.

Hasil penelitian Sonagra, dkk., 2017 meneliti Studi profil lipid dikalangan perokok sehat dan non perokok. Hasil kadar kolesterol total perokok aktif 184,45 mg/dl sedangkan kadar kolesterol total pada perokok pasif 161,56 mg/dl. Hasil Uji T didapatkan nilai p 0,001 yang artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara kadar kolesterol total yang perokok dan non perokok.

4.2 Pembahasan

Hasil penelitian tentang kadar kolesterol pada perokok aktif dan perokok pasif didapatkan empat artikel menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kadar kolesterol total pada perokok dan non perokok, kadar kolesterol total pada perokok lebih signifikan dibandingkan dengan kadar kolesterol total pada non perokok. Hasil satu artikel berbeda dengan yang lainnya didapatkan bahwa tidak ada perbedaan antara kadar kolesterol total pada perokok maupun non perokok, namun rata-rata kadar kolesterol total pada perokok lebih tinggi dibandingkan non perokok.

(47)

28

Hasil penelitian Fahmawati didapatkan nilai rata-rata kadar kolesterol total pada perokok aktif 173,11 mg/dl yang berarti normal sedangkan rata-rata kadar pada perokok pasif 174,64 mg/dl yang berarti normal. Selisih rata-rata kadar kolesterol darah tidak terlalu jauh yaitu 1,53 mg/dl.

Selain faktor merokok terdapat berbagai hal lain yang dapat mempengaruhi kadar kolesterol total. Kadar kolesterol darah dapat dipengaruhi oleh makanan diantaranya asupan kolesterol dan lemak yang tinggi. Mengkonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tinggi beresiko meningkatkan kadar kolesterol darah (Malik, dkk., 2013). Jika banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tinggi, maka hati akan menghentikan pengambilan LDL karena hati mempunyai cukup kolesterol, sehingga meningkatkan kolesterol dalam darah (Ayuandira, 2012). Oleh karena itu, rata-rata kadar kolesterol darah pada responden perokok pasif lebih tinggi daripada rata-rata kadar kolesterol darah pada perokok aktif.

Namun selisih rata-rata kadar kolesterol darah antara responden perokok aktif dan perokok pasif tidak terlalu jauh sehingga peningkatan kadar kolesterol darah yang signifikan perokok aktif pada penelitian ini belum dapat ditemukan.

Artikel/Literatur Kedua Menurut (Oktarina dan Mukaromah, 2015)

Hasil penelitian Oktarina dan Mukaromah didapatkan nilai rata-rata kadar kolesterol total pada perokok aktif 209,6 mg/dl yang berarti batas resiko tinggi sedangkan rata-rata kadar pada perokok pasif 161,6 mg/dl yang berarti normal.

(48)

29

Penelitian ini menyatakan bahwa kadar kolesterol pada lansia merokok lebih tinggi dibandingkan lansia tidak merokok. Selisih rata-rata pada kadar kolesterol lansia merokok dan tidak merokok adalah sebesar 48 mg/dl. Perbedaan kadar kolesterol pada lansia merokok dan tidak merokok disebabkan karena kandungan nikotin dalam rokok dapat menstimulasi sistem saraf simpatik dan menyebabkan kenaikan pada lipolisis dan konsentrasi dari plasma FFA (Free Fatty Acid). Merokok secara tidak langsung menambah efek dari metabolisme lipoprotein lipase yang merupakan faktor penting dalam metabolisme kolesterol. Merokok juga menurunkan HDL sehingga dapat menimbulkan terjadinya atherosclerosis

(R.S. Trivedi, dkk., 2013).

Artikel/Literatur Ketiga Menurut (Lie, dkk., 2018)

Hasil penelitian Lie, dkk didapatkan nilai rata-rata kadar kolesterol total pada perokok aktif 3,88 mmol yang berarti normal sedangkan rata-rata kadar pada perokok pasif 3,89 mmol yang berarti normal.

Merokok diketahui dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Gangguan kesehatan ini dapat disebabkan oleh nikotin yang berasal dari asap arus samping dari rokok yang dihisap oleh perokok, sehingga tidak hanya berbahaya bagi perokok aktif tetapi juga orang yang berada di lingkungan asap rokok atau perokok pasif (Monique, 2005).

Artikel/Literatur Keempat Menurut (Merianos, dkk., 2017)

Hasil penelitian Merianos, dkk didapatkan nilai rata-rata kadar kolesterol total pada perokok aktif 156,04 mg/dl yang berarti normal

(49)

,rata-30

rata kadar pada perokok pasif 161,55 mg/dl dan pada kelompok yang tidak terpapar rokok 159,46 yang berarti normal.

Menurut peneliti terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kadar kolesterol total terjadi peningkatan kadar antara lain faktor usia responden, lamanya merokok, banyaknya merokok, olahraga dan aktivitas fisik (Davidson, 2012).

Artikel/Literatur Kelima Menurut (Sonagra, dkk., 2017)

Hasil penelitian Sonagra, dkk didapatkan nilai rata-rata kadar kolesterol total pada perokok aktif 184,45 mg/dl yang berarti normal sedangkan rata-rata kadar pada perokok pasif 161,56 mg/dl yang berarti normal.

Peningkatan kadar kolesterol total pada perokok disebabkan karena ketika rokok dihisap, rokok yang mengandung nikotin dalam darah akan meningkat dan mengekskresi katekolamin. Peningkatan ini juga dapat memicu pemecahan trigliserida yang menyebabkan kadar asam lemak dalam darah meningkat sehingga kadar kolesterol dalam darah juga akan meningkat (Komalasari, 2008).

Mengkonsumsi rokok dengan jangka waktu yang panjang akan menyebabkan kadar kolesterol total meningkat (Trivedi, dkk, 2013). Merokok juga dapat menyebabkan perubahan cepat maupun lambat terhadap pemeriksaan kadar zat tertentu. Perubahan yang cepat akan terjadi dalam waktu 1 jam dan akan terlihat akibatnya yaitu meningkatnya epinefrin, kadar asam lemak, aldosteron, gliserol dan kortisol (Permenkes RI, 2013). Metabolisme nikotin dalam tubuh perokok sangat kompleks.

(50)

31

Nikotin sangat cepat menyebar dalam darah dan hati. Nikotin dipecah menjadi kotinin yang memiliki waktu paruh lebih lama. Kotinin dapat meningkatkan sekresi adrenalin pada korteks adrenal yang mendorong peningkatan konsentrasi serum asam lemak bebas yang selanjutnya menstimulasi sintesis dan sekresi kolesterol hepar kedalam sirkulasi darah sehingga meningkatkan kadar kolesterol darah (Mustikaningrum, 2010).

Merokok dapat menyebabkan timbulnya radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas dalam tubuh akan merusak berbagi komponen biologis yang ada dalam tubuh, salah satunya LDL kolesterol. Rokok juga dapat merendahkan kadar kolesterol HDL sekitar 4,5-6% yang dapat mengakibatkan kadar kolesterol LDL semakin tinggi dan hal ini dapat memberikan pengaruh besar terhadap kadar kolesterol total (Listiana, 2010)

Penulis berpendapat bahwa berdasarkan hasil penelitian jurnal yang didapatkan pada literature review ini bahwa adanya pengaruh rokok terhadap peningkatan kadar kolesterol total. Oleh karena itu, rokok dapat menyebabkan tingginya kadar kolesterol dalam tubuh (Kusumasari, 2015). Perbedaan kadar kolesterol total pada perokok dan non perokok juga disebabkan karena kandungan nikotin dalam rokok dapat menstimulasi sistem saraf simpatik dan menyebabkan kenaikan pada sekresi katekolamin yang menyebabkan naiknya lipolisis. Merokok secara tidak langsung menambah efek dari metabolisme lipoprotein oleh efek lipoprotein lipase yang merupakan faktor penting dalam metabolisme kolesterol (Sri, 2008).

Faktor lain yang dapat mempengaruhi kadar kolesterol total yaitu jenis kelamin, intensitas banyaknya merokok, makanan yang mengandung tinggi

(51)

32

kolesterol dan usia responden. Pria mempunyai resiko lebih besar daripada wanita, hal ini di dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Dayu (2015) yang menyatakan bahwa karakteristik responden pria lebih banyak dibandingkan wanita. Adanya penelitian yang dilakukan oleh Dayu (2015), dengan jumlah responden didapatkan rentang usia terbanyak yakni > 40 tahun. Peneliti berasumsi bahwa rentang usia perokok darin usia 46 dampai dengan > 55 tahun dikarenakan pada saat seseorang berusia mulai dari 20 tahun hingga lansia akan mengalami peningkatan kadar kolesterol di dalam darah jika pada masa mudanya tidak dapat menjaga pola hidup maka pada saat memasuki usia lanjut kemungkinan besar akan menderita hiperkolesterolemia

Beberapa keterbatasan pada literature review yang digunakan, yaitu adanya perbedaan metode penelitian pada tiap-tiap artikel, kemudian adanya perbedaan rentang usia responden , jenis kelamin dan tingkat pendidikan. Ada juga beberapa faktor lain yang tidak bisa dihindari, yakni faktor risiko lain yang dapat mempengaruhi profil lipid yang tidak bisa diperoleh datanya dari artikel-artikel tersebut. Untuk itu perlu dilakukan review lanjutan tentang gambaran kadar kolesterol total pada perokok aktif dan perokok pasif.

(52)

33

BAB 5

KESIMPULAN DAN CONFLICT OF INTEREST

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian lima artikel yang digunakan pada

literature review ini disimpulkan bahwa peningkatan kadar kolesterol total pada perokok aktif lebih tinggi secara signifikan dibandingkan perokok pasif.

5.2 Conflict of Interest

Ada keterkaitan kepentingan pada penelitian literature review ini dikarenakan pada artikel-artikel yang ditelaah menggunakan data primer menunjukkan perbedaan hasil yang signifikan antara perokok aktif dan perokok pasif.

(53)

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, F.D.2013.Hubungan Larangan Merokok di Tempat Kerja dan Tahapan Smoking Cessation Terhadap Intensitas Merokok pada Kepala Keluarga di RT 1, RT 2, RT 4, RT 6, RT 7, RT 11, RT 12, dan RT 13 Kelurahan Labuhan Ratu Raya Kota Bandar Lampung Tahun 2012.(Skripsi).Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Anggraeni, D. 2016. Kandungan Low Density Lipoprotein (LDL) dan High Density Lipoprotein (HDL) pada kerang darah (Anadara granosa) yangtertangkap nelayan Sedati, Sidoarjo [Skripsi]. Universitas Airlangga Surabaya.

Ardina, R. 2011.Pengaruh Merokok Terhadap Kesehatan Gigi dan Rongga Mulut. Jurnal Majalah Ilmiah Sultan Agung.

Ayuandira, A. 2012. Hubungan Pola Konsumsi Makan, Status Gizi, Stres Kerja dan Faktor Lain dengan Hiperkolesterolemia Pada Karyawan PT Semen Padang.(Skripsi). Universitas Indonesia.

Botham K.M&Mayes P.A.2009. Pengangkutan dan Penyimpanan Lipid. In: Biokimia Harper. Edisi 27, Diterjemahkan oleh: Pendit B.U.Jakarta: EGCpp. 225-38.

Fatmah. 2010. Gizi lanjut usia.Jakarta: penerbit erlangga.

Fronta, W.R.Strength training and determinants of VO2max in older man.

Graha, KC. 2010. 100 Question & Answer Kolesterol. PT Elex Komutindo: Jakarta.

Infopom. 2014.Remaja Rokok dan Tembakau.

http://ik.pom.go.id/v2014/artikel/REMAJA-ROKOK-Infopom.pdf. (diakses pada 15 Maret 2020).

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2012.KBBI. 19 September 2014. http://kbbi.web.id. (Diakses pada 18 Maret 2020).

Kemenkes RI. (2014). Infodatin pusat data dan informasi kementerian kesehatan RI: perilaku merokok masyarakat indonesia. Diperoleh tanggal 25 Februari 2018.https://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/inf odatin/infodatin

(54)

Lombo, Vristilia. R, Purwanto, Diana. S & Masinem, Theresia. V. 2012.

Gambaran Kadar Kolesterol Total Darah Pada Laki-laki Usia 40- 50 Tahun Dengan Indeks Massa Tubuh 18,5-22,9 kg/m2 Volume 4 Nomer 3.

Malik, M.A., Mewo, Y.M., Kaligis, S.H.M. 2013. Gambaran Kadar Kolesterol Total Pada Mahasiswa Angkatan 2011 Fakultas Kedokteran. Universitas Sam Ratulangi dengan Indeks Massa Tubuh 18,5-22,9 kg/m2. Jurnal

e-Biomedik (eBM), Volume I (2), pp. 1008-1013.

https://doi.org/10.35790/ebm.1.2.2013.3310.

Masturoh Imas & T. Anggita Nauri. 2018. Metode Penelitian Kesehatan. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. Badan Pengembangan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Menkes. 2010. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1792/Menkes/SK/XII/2010. Tentang Pedoman Pemeriksaan Kimia Klinik. Mentri Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Minarti, Sri Nowo. 2012. Infan Ketaren dan Didiek Pangestu Hadi.

M.N, Bustan. 2007. Epidemiologi penyakit tidak menular. Jakarta:Rineka cipta. Monique, As. 2005. Menghindari Merokok. PT Musi Perkasa Utama. Jakarta. Muhibah,F.A.B. 2011.Tingkat Pengetahuan Pelajar Sekolah Menengah Sains

Hulu Selangor Mengenaik Efek Rokok Terhadap

Kesehatan(KTI).Universitas Sumatera Utara. Medan.

Mumpuni Y, Wulandari A, 2011Cara Jitu Mengatasi Kolesterol.

Yogyakarta:Andi.

Murray, R. K., Granner, D. K., &Rodwell, V. W. 2009.Biokimia Harper (27 ed). Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Nasution, 2007. Perilaku Merokok pada Remaja. Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara : Medan.

Notoatmojo, S. 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. PT Rineka Cipta. Jakarta. Octafrida M, D.2011.Hubungan Merokok dengan Katarak di Poli klinik Mata

Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.(KTI).Universitas Sumatera Utara. Medan.

Saleh, K.N.B. 2011. Prevalensi Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) dengan Riwayat Merokok di Rumah Sakit Umum Pusat Haji

(55)

Adam Malik(RSUP HAM) Medan Periode Januari 2009-Desember 2009. (KTI). Universitas Sumatera Utara. Medan.

Sari, Mareni P. 2014. Perilaku Merokok di Kalangan Anak Sekolah Dasar. [Skripsi]. FK Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Bengkulu.

Sugiyono. 2014. Kerangka Konseptual.pdf.

Trivedi, R.S., Anand, A.K. 2013. Effect of smoking on lipid profile. Nation journal of otorhinolarygology and head & neck surgery, vol 1 (10).

WHO. (2017) Tobacco. Diperoleh tanggal 20 Februari 2018 dari http://www.who.int/ mediacentre/factsheets/fs339/en/. (Diakses pada 23 Maret 2020).

Wier, Larry T, Suminski, Richard R, Poston, walker S. 2012 The effect of habitual smoking on VO2Max.

(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)

Gambar

Gambar 2.1 Rokok ........................................................................................
Gambar 2.1 Rokok (Sumber: www.informasiokkay.com, 2017 )
Gambar 2.2 Metabolisme kolesterol (Suyatna, 2011)
Tabel 2.1 Nilai Rujukan Kadar Kolesterol Total
+5

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Penggunaan Sistem Pakar dapat meningkatkan keahlian manusia awam dalam memecahkan masalah dan membantu user membuat keputusan tanpa dibantu oleh seorang pakar seperti:

Berakhirnya konferensi hukum laut ini juga menandakan berakhir pula perjuangan diplomasi yang telah dilakukan oleh para delegasi Indonesia untuk mewujudkan prinsip

LOCATION CODE HOSPITAL NAME ADDRESS

Adapun tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh keterlibatan pengguna dalam pengembangan sistem, kemampuan teknik personal, dan formalisasi pengembangan

Partai politik era modern dimaknai sebagai suatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuannya

Berisi tinjauan umum mengenai bentuk pertunjukan teater dulmulok kelompok tiang balai desa kembiri dalam lakon asal usul pulau belitong. Bab

Hasil: Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan terdapat pengaruh ekstrak jintan hitam (Nigella sativa) terhadap kerusakan hepar tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur