• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Beban Fatik dan Non Fatik terhadap Kekuatan Tarik Impak Baja Karbon St.60

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Beban Fatik dan Non Fatik terhadap Kekuatan Tarik Impak Baja Karbon St.60"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal TEKNIKA ± 141

Pengaruh Beban Fatik dan Non Fatik Terhadap Kekuatan Tarik

Impak Baja Karbon st.60

Zulmiardi *)

Email: zulmiardi_st@yahoo.co.id

*) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh Jl. Batam Kampus Bukit Indah Lhokseumawe 24353, Indonesia

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kurva Stress±Number of cycles (S-N Curve)

baja pada baja karbon st.60, sehingga dapat diketahui endurance limit dari material tersebut.dan untuk mengetahui seberapa besar kekuatan tarik impak material baja karbon pada kondisi fatik dan non fatik serta untuk mengetahui lokasi perpatahan dan bentuk permukaan patah spesimen akibat beban fatik dan impak menggunakan metoda uji tarik impak Split Hopkinson Pressure Bar SHPB) dan alat uji servopulser

sebagai alat pemberi beban fatik Melalui alat uji SHPB ini akan diperoleh harga kekuatan tarik impak baja karbon yang sudah dibebani fatik ataupun yang tidak mengalami fatik, sehingga dapat diketahui berapa besar penurunan kekuatan tarik impak baja karbon setelah mengalami fatik.

Keywords: Baja karbon st.60 , S-N Curve, cyclic loading, endurance limit endurance limit, kekuatan tarik impak,

1. Pendahuluan

Pada konstruksi mesin yang mengalami beban dinamis akan terjadi fluktuasi tegangan di dalam komponen-komponennya. Ketika fluktuasi yang terjadi berlangsung secara berulang sesering mungkin, maka akan terjadi fatik, meskipun tegangan maksimum yang terjadi masih lebih kecil dibanding dengan kekuatan tarik statik material tersebut. Pada kondisi ini, sifat-sifat mekanik material telah mengalami perubahan, kemampuannya untuk menerima beban maksimum akan berkurang pula.

Komponen struktur yang sering mengalami kondisi seperti tersebut diatas adalah roda gigi, poros, fly wheel, kopling dan sebagainya. Umumnya komponen tersebut terbuat dari material baja karbon menengah. Ketika baja karbon telah mengalami fatik, dikhawatirkan kekuatan tarik dinamis material ini dapat menurun, selanjutnya muncul retak dan akhirnya terjadi perpatahan. Retak yang timbul ini disebut retak fatik. Untuk menjawab permasalahan ini disusunlah sebuah penelitian yang menggunakan metoda uji tarik impak Split Hopkinson Pressure Bar(SHPB) dan alat uji servopulser sebagai alat pemberi beban fatik. Melalui alat uji SHPB ini akan diperoleh harga kekuatan tarik impak baja karbon yang sudah dibebani fatik ataupun yang tidak mengalami fatik, sehingga dapat diketahui berapa besar penurunan kekuatan tarik impak baja karbon setelah mengalami fatik.

(2)

2. Metoda Penelitian

Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan pekerjaan sebagai berikut:

a) Uji verifikasi terhadap spesimen ASTM E466 dan spesimen uji impak, yaitu berupa uji tarik statik dengan menggunakan alat uji servopulser seperti pada gambar 3.

b) Uji fatik aksial untuk mendapatkan kurva S-N baja karbon St.60.

c) Membuat atau menyusun alat uji Split Hopkinson Pressure Bars dengan memaksimalkan komponen-komponen yang sudah ada. Adapun uraian langkah kerjanya adalah:

x Desain ukuran batang impak, batang input, batang insiden, spesimen dan collar. x Pengadaan bahan-bahan dan peralatan yang diperlukan

x Pekerjaan mekanikal, instalasi / modifikasi alat uji impak x Persiapan akuisisi data

x Set-up alat uji impak hasil modifikasi dan pemasangan strain gage x Uji coba impak pada spesimen

d) Uji impak terhadap spesimen non-fatigue

e) Uji impak terhadap spesimen pre-fatigue

f) Analisa hasil

3. Hasil Dan Pembahasan

Hasil Uji Statik

Adapun grafik hasil uji tarik statik terhadap spesimen uji impak dan untuk spesimen ASTM E466, grafiknya dapat dilihat pada gambar 7. Dari grafik ini dapat diperoleh informasi bahwa

Ultimate Tensile Stress dari baja karbon St.60 memiliki harga sebesar 828,03 MPa dan harga tegangan luluhnya (Yield Stress) sebesar 515,13 MPa. Dari hasil uji ini, baja karbon St.60 dapat diketahui memiliki kekuatan yang tinggi namun cenderung rapuh.

Pada gambar 7, penggabungan kedua grafik ini menunjukkan kesamaan (identik) meski memiliki panjang spesimen yang berbeda. Artinya, penentuan bentuk spesimen untuk uji fatik dan untuk uji impak telah dilakukan dengan tepat. Dengan kata lain, perbedaan panjang antara spesimen yang akan diuji fatik dengan spesimen yang akan diuji impak tidak membawa penguruh terhadap hasil uji statik.

(3)

Jurnal TEKNIKA ± 143 Gambar 7. Grafik Hasil Uji Statik

Hasil Uji Impak

Sebelum dilaksanakannya uji impak terlebih dahulu beberapa spesimen diberikan beban fatik aksial dengan menggunakan alat Servopulser. Pembebanan ini dilakukan pada amplitudo tegangan sebesar 380 MPa dan dibebani hingga 107 siklus. Kondisi ini merujuk kepada hasil uji fatik terhadap baja karbon St.60 yang telah dilaporkan melalui paper sebelumnya.

Bentuk gelombang tegangan yang terjadi akibat pukulan impak yang mengakibatkan spesimen patah dapat dilihat pada gambar 8. Dari grafik ini terlihat bahwa gelombang tegangan yang terbaca pada channel 1 mengalami ketidakteraturan pada waktu diatas 2000 Ps. Hal ini menandakan bahwa spesimen telah mengalami perpatahan sehingga sambungan antar muka batang input dengan batang insiden tidak tersambung dengan baik.

Gambar 8. Tipikal Gelombang Tegangan yang Merambat pada Batang Input (CH1) dan Batang Insiden (CH2) dengan Tekanan = 0,4 bar dan Jarak Impak = 42 cm

Dengan menggunakan persamaan 8, dari gelombang tegangan yang terbaca pada channel 1 dan 2 dapat diperoleh kurva tegangan insiden sebagaimana ditampilkan dalam gambar 9.

515.13 828.03 0 200 400 600 800 1000 0 5 10 15 20 Regangan (%) Te ga ng a n (M P a )

Spesimen ASTM E466 Spesimen impak -2500 -2000 -1500 -1000 -500 0 500 1000 1500 2000 2500 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 Waktu (ms) R egan gan Strain CH1 Strain CH2

(4)

Kurva incident stress yang ditampilkan pada gambar ini merupakan bentuk suatu kurva untuk spesimen non-fatigue yang sudah mengalami perpatahan pada tekanan 0,4 bar dan jarak impak 42 cm. Dari kurva tersebut dapat dibaca bahwa tegangan maksimum yang masuk ke dalam spesimen adalah sebesar 1468,90 MPa.

Untuk spesimen yang telah dibebani fatik, bentuk kurva tegangan insiden yang dihasilkan dapat dilihat pada gambar 10. Pada tekanan 0.4 bar dengan jarak impak hanya sebesar 35 cm, spesimen ini telah putus. Dari kurvanya dapat dibaca tegangan insiden maksimum yang masuk ke dalam spesimen ini adalah sebesar 1127,73 MPa.

Selanjutnya hasil-hasil uji impak dan statik, diplot ke dalam bentuk grafik terhadap tegangan insiden sehingga menghasilkan kurva tegangan-regangan sebagaimana ditampilkan pada gambar 11. 1468.90 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 1075 1125 1175 1225 1275 W aktu (Ps) T eg a n g a n I n si d en ( M P a )

Gambar 9 Grafik Tegangan Insiden terhadap Waktu Spesimen non-fatigue

1127.73 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1075 1125 1175 1225 1275 W aktu (Ps) T eg a n g a n I n si d en ( M P a )

Gambar 10 Grafik Tegangan Insiden terhadap Waktu Spesimen pre-fatigued

(5)

Jurnal TEKNIKA ± 145

Gambar 11 Kurva Tegangan terhadap Regangan Hasil Uji Statik dan Impak

Hasil Uji SEM

Dalam upaya untuk mengidentifikasi bentuk perpatahan spesimen, maka dilakukan uji SEM (Scanning Electron Microscope). Gambar 12 menampilkan bentuk permukaan patah spesimen

non-fatigues, dimana karakter permukaan patah berbentuk dimple fracture. Permukaan patah spesimen pre-fatigued ditampilkan pada gambar 13. Permukaan patahnya lebih kasar bila disbanding dengan permukaan patah spesimen non-fatigue sebagai akibat dari pembebanan fatik. 1487.04 1127.73 828.03 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Re gangan (%) T e g a n g a n ( M P a ) non-fatigue pre-fatigued statik

Gambar 12 Permukaan Patah Spesimen

non-fatigue

Gambar 13 Permukaan Patah Spesimen

(6)

4. Kesimpulan

Dari hasil dan diskusi tersebut diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Perbedaan panjang sebesar 4 mm antara specimen standar ASTM E466 dengan spesimen

impak tidak membawa pengaruh yang signifikan hasil uji statik.

b. Akibat dari pembebanan dengan laju regangan tinggi, kekuatan tarik baja karbon menengah St.60 telah mengalami kenaikan sebesar 79% untuk spesimen non-fatigue dan 36% untuk spesimen pre-fatigued.

c. Persentase penurunan kekuatan tarik impak akibat beban pre-fatigued adalah sebesar 24%, dimana kekuatan tarik impak rata-rata untuk spesimen non-fatigue adalah 1482 MPa, dan untuk spesimen pre-fatigued sebesar 1124 MPa.

Gambar

Gambar 8. Tipikal Gelombang Tegangan yang Merambat pada Batang Input (CH1) dan  Batang Insiden (CH2) dengan Tekanan = 0,4 bar dan Jarak Impak = 42 cm
Gambar 9  Grafik Tegangan Insiden  terhadap Waktu Spesimen  non-fatigue
Gambar 11  Kurva Tegangan terhadap Regangan Hasil Uji Statik dan Impak

Referensi

Dokumen terkait

Selain dari penjualan makanan, minuman, penerimaan pesanan, krupuk – krupuk dan camilan, Ayam Goreng Sinar Pemuda pusat dapat menambah aliran pendapatan dengan

Sejalan dengan perubahan pengorganisasian bisnis menuju pada model customer centric organization , fungsi riset dan pengembangan perusahaan lebih diberdayakan dan fokus pada

[r]

Akhirnya program simulasi aplikasi Java 2 platform J2ME microedition java pada MIDlet Jadwal Ujian dengan Mysql dapat dijalankan pada Handheld pada J2ME toolkit dan emulator

Anda dapa meninjau ulang prosedur kendali akun unuk memastkan ,a.wa pengguna %ang ela.. Anda dapa mengakt;an frewall dan ant =irus unuk mengidentfkasi an9aman keamanan

Adanya pertimbangan masalah untuk meningkatkan motivasi guru dalam menulis dan meminimalkan perbedaan atau gap kelimuan geografi di pendidikan dasar dengan

Hasil penelitian tersebut sesuai dengan hipotesis yang diajukan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara orientasi tujuan mastery dengan kematangan karir pada

“Pengaruh Voltage Pada Gas Metal Arc Welding (Gmaw) Terhadap Struktur Mikro Dan Kekuatan Tarik Pada Baja St 60 Dengan Sambungan Tirus Tunggal” dengan tepat waktu. Adapun tujuan