• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS EFEKTIVITAS SISTEM JARINGAN AIR BERSIH DAN AIR LIMBAH PADA KONSTRUKSI GEDUNG KULIAH DENGAN BUILDING INFORMATION MODELING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS EFEKTIVITAS SISTEM JARINGAN AIR BERSIH DAN AIR LIMBAH PADA KONSTRUKSI GEDUNG KULIAH DENGAN BUILDING INFORMATION MODELING"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS EFEKTIVITAS SISTEM JARINGAN AIR BERSIH DAN AIR LIMBAH

PADA KONSTRUKSI GEDUNG KULIAH DENGAN BUILDING INFORMATION

MODELING

M. Amran Dharmawan1, Ratih Indri Hapsari2, Moh. Charits3, Khanif Ainur Rofi4

1D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Malang, 2,3Dosen Jurusan Teknik Sipil,

Politeknik Negeri Malang, Mahasiswa D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Malang

1amrand02@gmail.com, 2ratih@polinema.ac.id, 3mohcharits@hotmail.com, 4khanifarofi@gmail.com

Abstrak

Pembangunan Gedung Kuliah Bersama Universitas Negeri Malang memerlukan perencanaan sistem instalasi air bersih dan air kotor, ground water tank (GWT); roof water tank(RWT); serta sewage treatment plant(STP); merancang kebutuhan pompa, dan menghitung biaya konstruksi. Data yang dibutuhkan adalah data shop drawing serta Harga Satuan Dasar (HSD) Kota Malang Tahun 2019. Penentuan kebutuhan air bersih menggunakan metode jumlah pemakai. Dalam perencanaan dimensi pipa air bersih menggunakan metode Hazen-William sedang perencanaan dimensi pipa air limbah dan pipa vent menggunakan metode unit beban alat plambing. Dimensi pipa air bersih juga dianalisis dengan bantuan Revit. Dari hasil perhitungan diperoleh dimensi pipa air bersih dengan rentang diameter 5” – ½”; pipa air kotor dengan rentang diameter 6” – 2 ½”; pipa air bekas dengan rentang diameter 4” – 2”; pipa vent dengan rentang diameter 2 ½” – 1”; dimensi GWT sebesar 5x3x7 m; dimensi RWT sebesar 4x2x5 m; STP sebesar 5,5x3x10 m; pompa transfer dengan kapasitas 28,98 lt/dt; pompa booster dengan kapasitas 4,39 lt/dt; dengan besar anggaran pembangunan Rp. 3.562.235.000,-.

Kata kunci : instalasi pipa, pipa hidrolik, kontrol aliran, building information modeling, analisis biaya

I. PENDAHULUAN

Perencanaan suatu gedung bertingkat selain dari segi struktur pasti tidak akan terlepas dari perencanaan arsitektural ataupun sistem penunjang dari gedung tersebut. Instalasi air bersih mencakup dari pengadaan dan penyimpanan air bersih sampai pendistribusiannya, sedangkan instalasi air kotor mencakup pengumpulannya. Lokasi yang ditinjau adalah Gedung Kuliah Bersama Universitas Negeri Malang. Luas bangunan sebesar 2.386,8 m2. Gedung selain difungsikan

sebagai kelas juga difungsikan sebagai laboratorium untuk 2 lantai bawah dan auditorium.

Berkembangnya teknologi aplikasi masa kini termasuk bidang konstruksi semakin mempermudah pihak-pihak yang berkecimpung di dalamnya. Salah satunya ialah teknologi pemodelan berkonsep Building Information Modelling(BIM). Dengan salah satu perangkat lunak yang terintegrasi dengan teknologi ini ialah Autodesk Revit. Dengan teknologi tersebut data yang dikelola akan lebih akurat dan lebih mendetail mulai dari modeling, detailing, engineering, drawing, reporting, hingga scheduling.

Menurut Suhardiyanto (2016), Perancangan plambing instalasi air bersih dan air buangan pada gedung perkantoraan bertingkat 7 lantai dengan jumlah penghuni bangunan sebesar 1.148 orang maka di perlukan air bersih sebesar 68,4 m3/hari.

(Ground Water Tank) sebesar 23,4 m3, dan untuk bak air bersih

atas (Roof Tank) yaitu sebesar 8,8 m3. Bak penampung air

buangan yang digunakan (STP) dengan kapasitas 40 m3.

Pengaliran air bersih dari bak air bawah menuju bak air atas digunakan pompa transfer dengan kapasitas pengaliran sebesar 0,249 m3/menit, Head pompa sebesar 41,327 m, dan daya hisap

sistem pompa (NPSHa) sebesar 6,63 m. Pada tekanan kerja air bersih yang didistribusikan menuju peralatan saniter pada lantai 6 dan lantai 7 digunakan Booster Pump dengan kapasitas pengaliran sebesar 3,59 liter/detik, dan tekanan pada Booster Pump sebesar 1,35 kgf/cm2.

Menurut Berlian, Adhi, dkk (2016), diketahui jika penggunaan BIM mampu meningkatkan efisiensi pada lama waktu perencanaan hingga 2 kali lipat dan pemanfaatan sumber daya manusia yang berefek pada penghematan biaya yang digunakan pada perencanaan proyek serta mempermudah koordinasi pekerjaan. Dari hasil wawancara, kuisioner, serta studi pustaka mendapati jika BIM memberikan kemudahan integrasi perangkat lunak, mampu mendeteksi clash, mempercepat proses pekerjaan, meminimalisir sumber daya manusia sehingga menghemat pengeluaran biaya. Didapat penghematan waktu perencanaan sebesar 50%, meminimalisir SDM sebesar 26,66%, dan menghemat biaya sampai 52,25%. BIM sendiri juga memiliki kekurangan yaitu mahalnya lisensi, spek hardware yang tinggi, dan kurang mampu mendetailkan

(2)

II. METODE

A. Perhitungan Aplikasi Revit

Perhitungan flow menggunakan metode Plumbing Fixture Flow dimana metode ini mengonversikan fixture unit menjadi

volumetric flow menggunakan nilai yang terdapat dalam tabel E103.3 (3) 2012 International Plumbing Code (IPC). Metode konversi aliran spesifik digunakan dalam klasifikasi Domestic Hot/ Cold Water System. Hasil perhitungan flow nantinya dapat digunakan untuk penentuan dimensi pipa dalam aplikasi.

Sedangkan untuk perhitungan pressure drop menggunakan metode Colebrook Equation yang tersedia dalam aplikasi. Dengan rumus sebagai berikut

Untuk aliran turbulen ! "#= −2 log!+, -..01+ 3.4! 56 "#7 (1) Untuk aliran laminar

f = 64 Re⁄ @ (2) ∆𝑃𝑓1E𝑥 𝜌H3I (3) ∆𝑃# =∆JE (4) 𝑟 =1- (5) 𝑉 =MN (6) 𝑣 =PQ (7) 𝑅𝑒 =1 T HU (8) Kondisi Aliran Laminar : Re < 2000 Transitional : 2000 ≤ Re < 4000 Turbulent : Re ≥ 4000 Keterangan: D = Diameter dalam e = Kekasaran absolut f = Faktor gesekan gc = Konstanta gravitasi L = Panjang segmen

DP = Hilang tinggi tekan

DPf = Kerugian gesekan

q = Laju aliran volumetrik

µ = Viskositas cairan (dinamik) r = Kekasaran relatif

Re = Bilangan Reynold

v = Viskositas kinematik V = Kecepatan rata-rata

B. Kontrol Aliran

Dari SNI 03-7650-2005 tentang tata cara perencanaan sitem plambing kecepatan aliran dalam pipa minimal 0,9 dan maksimal 2 (m/detik), sedangkan menurut SNI 7509:2011 menyebutkan jika kecepatan aliran maksimum sebesar 3 m/dt. Menurut Noerbambang & Morimura, 2005:50, secara umum dapat dikatakan besarnya tekanan standar adalah 1,0 kg/cm2,

sedang tekanan statik sebaiknya diusahakan antara 4,0 sampai 5,0 kg/cm2 untuk perkantoran dan antara 2,5 sampai 3,5 kg/cm2

untuk hotel dan perumahan.

III. HASILDANPEMBAHASAN

A. Analisis Sistem dan Dimensi Eksisting 1) Modifikasi Jalur Pipa Eksisting

Selama penggambaran eksisting di Revit terdapat beberapa jalur yang tidak bisa tergambar sesuai gambar perencanaan dikarenakan fitting maupun pipa yang bertubrukan, fitting yang tidak sesuai, bentuk maupun ukurannya, dan sebagainya. Dari gambar perencanaan kedalaman pipa horizontal baik air kotor maupun air bekas sama, yaitu pada kedalaman 0,3 m sehingga jelas terjadi clash antar masing-masing pipa. Dalam penggambaran pipa dengan slope jika mengikuti jalur dari eksisting aplikasi terkadang tidak dapat menginput slope

sehingga perlu penyesuaian kembali jalur pipa sehingga slope

dapat terinputkan.

(3)

Gambar 2. Perubahan jalur pipa eksisting toilet tengah

Contohnya adalah dari gambar di atas dimana pipa air kotor kondisi semula terkumpul di pipa tegak pada shaft dengan fitting cross. Diubah jalurnya karena pipa dalam aplikasi revit yang tergambarkan sesuai kondisi semula, sehingga diakali dengan pengubahan jalur seperti pada yang terlihat.

Gambar 3. Kondisi eksisting toilet lantai 9 depan asli

Gambar 4. Modifikasi toilet lantai 9 depan

Penggambaran sistem saniter banyak menggunakan family

yang sudah disediakan dari pihak Revit, sehingga perlu penyesuaian. Seperti dalam family lavatory dari Revit letak masuknya air tidak tepat di tengah lavatory. Sehingga jalur pipa

2) Hasil Analisis Revit

Rekapitulasi hasil pelaporan analisis kondisi eksisting menggunakan aplikasi Autodesk Revit 2019 ditabelkan dalam tabel I berikut.

TABEL I REKAP ANALISIS EKSISTING

Sistem Pipa

Flow V

Hf

min max min max

(L/s) (m/s) (Pa) (mH20) DCW1st 0.95 3.05 1.4 5.7 253367.8 25.3 DCW9 0.95 6.57 0.8 5 329176.1 32.9 DCW_B1 0.95 8.36 0.9 6.4 275679.3 27.6 DCW_B2 0.95 8.36 0.9 6.4 288387.3 28.8 DCWCt 0.95 7.29 1 3.1 164739.6 16.5

Sumber: Perhitungan Pribadi

Nilai flow bervariasi mulai dari 0,95 L/s sampai nilai tertinggi yaitu 8,36 L/s untuk sistem DCW Back 1 dan DCW Back 2. Sedangkan kecepatan ijin pipa air bersih berkisar dari 0,9 m/dt – 2,0 m/dt, dapat dilihat jika semua sistem belum memenuhi kecepatan yang diijinkan. Bahkan nilai cenderung jauh dari yang diijinkan. Jika dilihat dari per segmennya pun banyak nilai yang tidak memenuhi. Nilai Hf di atas diambilkan dari nilai jalur kritis hasil pelaporan.

Gambar 5 Jalur Kritis Toilet S2 Eksisting

Tanda panah merah pada gambar menunjukkan jalur kritis dalam 1 sistem pipa yang ditinjau. Didapakan jalur kritis DCW Ct dimulai dari pipa yang tersambung pada RWT di lantai 10 sampai pipa pada toilet S2 di lantai 1. Berikut perhitungan sisa tekan dalam sistem pipa DCW Ct, dimana acuan elevasi berada di lantai teratas (Lantai 10) tempat RWT berada.

(4)

Perhitungan sisa tekan salah satu sistem kondisi eksisting dapat dilihat pada tabel II berikut ini

TABEL II PERHITUNGAN SISA TEKAN SISTEM DCW CT KONDISI EKSISTING

Section Hf Kumulatif (m) DH (m) P Pump PRV/

(mH2O) (Kg/cm2) 1692 0.0000 0.0000 0 0.0000 1.10 1690 1.5054 1.5054 6 0.7505 1.10 1651 0.0605 1.5659 6 0.7566 1.10 1660 0.3136 1.8795 6.5 0.8380 1.10 1663 0.2942 2.1737 11 1.3174 1664 0.2655 2.4392 15.5 1.7939 1665 0.2248 2.6640 20 2.2664 1666 0.1851 2.8491 24.5 2.7349 1667 0.1516 3.0007 29 3.2001 1668 0.1242 3.1248 34 3.7125 1669 0.0732 3.1980 39 4.2198 2.00 4 0.3002 3.4982 39 4.2498 2.00 1681 0.2207 3.7189 39 4.2719 2.00 1682 0.4449 4.1638 39 4.3164 2.00 1683 0.3072 4.4710 39 4.3471 2.00 1684 12.0029 16.4740 41.5 5.7974 2.00

Sumber: Hasil Perhitungan

Contoh perhitungan diambilkan pada section 1690 dengan uraian sebagai berikut.

Nilai Hf (Pa) didapatkan dari perhitungan Revit, sedangkan Hf (mH2O) merupakan konversi dengan rincian

Hf (mH3O) = Hf (Pa) 10.000⁄

Hf (mH3O)= 15053,9 10.000⁄

Hf (mH3O)= 1,5054 mH3O

Kumulatif!de+= Kum Section!de3+ Kum Section!de+

Kumulatif!de+= 0 + 1,5054

Kumulatif!de+= 1,5054 mH3O

Gambar 6 Static Pressure DCW Ct Eks

Hf kumulatif jalur kritis nilainya sama dengan nilai static pressure yang ada dalam Revit untuk setiap sistem. Dalam

aplikasi Revit static pressure hanya muncul 1 nilai pada setiap masing-masing sistem yang ada.

∆H = Elv Awal − Elv Akhir

∆H= 42 − 36

∆H= 6 m

Dengan rumus Bernoulli akan dihitung sisa tekan pada sistem, dengan perhitungan sebagai berikut

P = ∆H + Hf P= 6 + 1,5054 P= 7,5054 mH3O P (Kg cm 3)= P (mH 3O)/10 P (Kg cm 3)= 7,5054/10 P (Kg cm 3)= 0,7505 Kg cm 3

Hasil rekapitulasi perhitungan tekanan pada seluruh sistem dalam kondisi eksisting seperti yang terlihat pada tabel III

TABEL III REKAPITULASI PERHITUNGAN TEKANAN EKSISTING

Klasifikasi Sistem Tekanan (Kg/cm2) Min Maks DCW 1st Back 4.0295 6.6837 DCW 9th & Pant 0.1061 3.7118 DCW Ct 0.7505 5.7974 DCW Back (1) 0.2616 5.8568 DCW Back (2) 0.3899 5.9839

Sumber: Hasil Perhitungan

Nilai tekanan didapatkan dengan rentang 0,1061 kg/cm2

sampai 6,6837 kg/cm2. Dengan standar ijin tekanan berkisar dari

1 kg/cm2 sampai 5 kg/cm2. Nilai tekanan pipa kurang dari

persyaratan berada di lantai 9 dan 8. sehingga perlu adanya pompa untuk tekanan yang lebih rendah. Nilai tekanan masih rendah walaupun sudah tergambar pompa dalam Revit dikarenakan pompa dalam Revit tidak bekerja selayak fungsinya. Lalu untuk tekanan yang melebihi ijin perlu pemasangan katup pelepas tekan untuk mengurangi besar tekanan yang terjadi.

B. Analisis Sistem dan Dimensi Desain

Hasil gambar 3d eksisting selanjutnya dilakukan penyuntingan dimensi pipa sesuai dengan hasil perhitungan manual. Sedangkan jalurnya terdapat sedikit perubahan karena dalam kondisi eksisting yang terjadi clash. Untuk klasifikasi sistem disamakan dengan eksisting sehingga mempermudah dalam membandingkannya.

1) Modifikasi Jalur Pipa

Modifikasi disini bukan dengan merombak keseluruhan jalur pipa yang ada, melainkan hanya memodifikasi pada beberapa jalur pipa dalam toilet yang mengalami clash atau pun kurang efisien. Berikut beberapa jalur pipa dalam toilet yang dimodifikasi.

(5)

Gambar 7 Jalur pipa air bekas eksisting toilet S10

Gambar 8 Jalur pipa air bekas desain toilet S10

Jalur pipa air kotor pada toilet S10 dilakukan penyederhanaan agar jalur pipa tidak rumit dan lebih efisien.

2) Analisis Kondisi Desain Asli

Kondisi desain asli yang dimaksud ialah dimana dimensi pipa yang ada sesuai dengan hasil perhitungan manual sebelumnya menggunakan excel. Rekapitulasi pelaporan yang didapat dari aplikasi Revit dalam kondisi desain asli sesuai tabel IV.

TABEL IV REKAP ANALISIS KONDISI DESAIN ASLI

Sistem Pipa Flow V Hf

min max min max

(L/s) (m/s) (Pa) (mH20) DCW1st 0.95 3.05 1.9 6.6 310524.7 31.1 DCW9 0.95 6.57 0.4 5 243316.9 24.3 DCW_B1 0.95 8.36 1.1 5 173885.3 17.4 DCW_B2 0.95 8.36 1.3 5 162992.2 16.3 DCWCt 0.95 7.29 1.1 6.4 225705.0 22.6

Sumber: Hasil Perhitungan

Besar nilai flow sama persis dengan nilai flow pada kondisi

memenuhi persyaratan dengan nilai yang cukup jauh ketentuan, sehingga perlu dilakukan perubahan dari dimensi pipanya.

Hasil rekapitulasi perhitungan tekanan pada seluruh sistem dalam kondisi desain asli seperti dalam tabel V berikut ini.

TABEL V REKAPITULASI TEKANAN KONDISI DESAIN ASLI

Klasifikasi Sistem Tekanan (Kg/cm

2) Min Maks DCW 1st Back 4.1523 6.8134 DCW 9th & Pant 0.1220 3.1941 DCW Ct 0.7505 5.3038 DCW Back (1) 0.1227 5.4717 DCW Back (2) 0.1826 5.4170 Sumber: Hasil Perhitungan

Nilai tekanan didapatkan dengan rentang 0,1220 kg/cm2

sampai 6,8134 kg/cm2. Dengan standar ijin tekanan berkisar dari

1 kg/cm2 sampai 5 kg/cm2. Nilai tekanan pipa kurang dari

persyaratan berada di lantai 9 dan 8, sehingga perlu adanya pompa untuk tekanan yang lebih rendah. Lalu untuk tekanan yang melebihi ijin perlu pemasangan katup pelepas tekan untuk mengurangi besar tekanan yang terjadi. Hasil rekapitulasi dimensi pipa air limbah dan pipa vent dapat dilihat pada tabel VI di bawah ini.

TABEL VI REKAP PIPA AIR LIMBAH DAN VENT

Alat Plambing

Air Limbah Vent

Ukuran pipa (DN)

Slope Ukuran pipa (DN)

mm inch mm inch Urinoir 65 2 1/2 2% 50 2 Kloset Duduk 100 4 2% 65 2 1/2 Kloset Jongkok 65 2 1/2 2% 50 2 Pipa Tegak 125 5 Lavatory 65 2 1/2 1% 50 2 Floor Drain 50 2 1% 32 1 1/4 Kitchen Sink 40 1 1/2 1% 25 1 Pipa Tegak 100 4

Sumber: Hasil Perhitungan

Dimensi dari hitungan manual sebelumnya masih terdapat persyaratan yang belum memenuhi, maka dilakukan penyesuaian kembali dengan mengubah beberapa dimensi pipa yang tidak memenuhi persyaratan. Berikut rekapitulasi dimensi yang dilakukan perubahan.

TABEL VII REKAP MODIFIKASI DIMENSI PIPA

Lantai Jalur inch D Asli mm inch D Modifikasi mm

1 S1-A 3/4 26 1 32 1-8 S2-A 3/4 26 1 32 2-8 S5-A 1 32 1 32 2-9 S6-A 1 32 1 32 9 S9-A 1 32 1 32 S10-A 1 32 1 32 S11-A 1 1/4 42 1 32

(6)

Dimensi pipa yang diubah merupakan sistem pipa penyediaan air bersih, dimensi pipa mengecil secara bertahap. Dimensi pipa terbesar ialah pipa yang tersambung dengan pipa tegak shaft dengan besar 48 mm. Pipa selanjutnya mengecil kembali di percabangan menjadi 38 mm. Sedang pipa yang tersambung dengan alat saniter berdimensi 32 mm.

C. Analisis Kondisi Desain Modifikasi

Rekapitulasi pelaporan yang didapat dari aplikasi Revit dalam kondisi desain dengan dimensi yang telah disesuaikan sehingga parameter sesuai persyaratan seperti dalam tabel VIII berikut.

TABEL VIII REKAP ANALISIS KONDISI DESAIN MODIFIKASI

Sistem Pipa Flow V Hf

min max min max

(L/s) (m/s) (Pa) (mH20) DCW1st 0.95 3.05 1.2 2.4 208318.8 20.8 DCW9 0.95 6.57 0.6 2.8 202351.9 20.2 DCW_B1 0.95 8.36 0.8 2.9 213975.3 21.4 DCW_B2 0.95 8.36 0.8 2.8 205465.3 20.5 DCWCt 0.95 7.29 0.7 2.8 134120.5 13.4

Sumber: Hasil Perhitungan

Nilai flow masih sama dengan kondisi sebelumnya dengan nilai terkecil yaitu 0,95 L/s dan nilai terbesar yaitu 8,36 L/s. Sedang nilai parameter kecepatan mendekati nilai dari persyaratan yaitu antara 0,9 m/s sampai 2 m/s. Secara keseluruhan mayoritas segmen pipa sudah memenuhi persyaratan. Karena hasil yang didapat dari Revit masih berupa hilang tinggi tekan maka tekanan perlu dicari terlebih dahulu. Hasil rekapitulasi perhitungan tekanan pada seluruh sistem dalam kondisi desain modifikasi sebagaimana terlihat dalam tabel IX berikut ini.

TABEL IX . REKAPITULASI PERHITUNGAN TEKANAN MODIF

Klasifikasi Sistem Tekanan (Kg/cm

2) Min Maks DCW 1st Back 1.1523 3.2232 DCW 9th & Pant 0.1220 2.4235 DCW Ct 0.7505 2.4912 DCW Back (1) 0.1227 4.3650 DCW Back (2) 0.1826 4.7448 Sumber: Hasil Perhitungan

Nilai tekanan didapatkan dengan rentang 0,1220 kg/cm2

sampai 4,7448 kg/cm2. Dengan standar ijin tekanan berkisar dari

1 kg/cm2 sampai 5 kg/cm2. Nilai tekanan pipa kurang dari

persyaratan berada di lantai 9 dan 8. sehingga perlu adanya pompa untuk tekanan yang lebih rendah. Nilai tekanan masih rendah walaupun sudah tergambar pompa dalam Revit dikarenakan pompa dalam Revit tidak bekerja selayak fungsinya.

D. Rencana Anggaran Biaya

Merupakan besar anggaran yang diperlukan untuk mengerjakan pekerjaan terkait. Besar nilai didapatkan dari pengoperasian analisis harga satuan dengan volume pekerjaan.

TABEL X REKAP RENCANA ANGGARAN BIAYA

No Uraian Pekerjaan Jumlah Harga

A PEKERJAAN ALAT SANITER 576,051,099.95 B PEKERJAAN PIPA AIR BERSIH 281,509,860.83 C PEKERJAAN PIPA AIR LIMBAH DAN VENT 347,047,089.12 D PEMASANGAN POMPA 302,475,875.00 E PEMASANGAN BAK PENAMPUNG 2,055,151,062.00

Total RAB 3,562,234,986.90 Sumber: Hasil Perhitungan

IV. KESIMPULAN

Berdasar dari hasil dan pembahasan didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Analisis eksisting mendapati jika nilai flow bervariasi mulai dari 0,95 L/dt sampai nilai tertinggi yaitu 8,36 L/dt untuk sistem DCW Back 1 dan DCW Back 2. Semua sistem belum memenuhi kecepatan yang diijinkan. Bahkan nilai cenderung jauh dari yang diijinkan. Jika dilihat dari per segmennya pun banyak nilai yang tidak memenuhi.

2. Perhitungan pipa air bersih menghasilkan besar diameter dengan rentang ¾ inch sampai 6 inch. Ukuran diameter pipa air kotor dengan rentang 2 ½ inch – 6 inch dan diameter pipa air bekas dengan rentang 1 ½ inch – 4 inch, sedang pipa vent dengan rentang diameter inch – 2 ½ inch. 3. Dengan Revit dihasilkan kecepatan dengan rentang 0,8

m/dt sampai 2,9 m/dt, serta tekanan 4,745 kg/cm2.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terimakasih sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada teman-teman Un~Comp yang telah banyak membantu dan memberi dukungan sehingga proses perencanaan hingga penulisan jurnal ini dapat diselesaikan dengan baik. Semoga perencanaan serta jurnal dapat memberikan ilmu yang bermanfaat.

REFERENSI

[1] Berlian, C. A., Adhi, R. P., dkk. 2016. Perbandingan efisiensi waktu, biaya, dan sumber daya manusia antara metode building information modelling (bim) dan konvensional (studi kasus: prencanaan gedung 20 lantai). Jurnal Karya Teknik Sipil. 5(2): 220-229

[2] Suhardiyanto. 2016. Perancangan sistem plambing instalasi air bersih dan air buangan pada pembangunan gedung perkantoran bertingkat tujuh lantai. Jurnal teknik mesin. 5 (3)

[3] Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-7065-2005. (2005). Tata cara perencanaan sistem plambing. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional. [4] Standar Nasional Indonesia (SNI) 7509:2011. (2011). Tata Cara

Perencanaan Teknik Jaringan Distribusi Dan Unit Pelayanan Sistem Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional

[5] Noerbambang, S. M., & Morimura, T. 2005. Perencanaan dan Pemeliharaan Sistem Plambing. Jakarta: Pradnya Paramita

Gambar

Gambar 5 Jalur Kritis Toilet S2 Eksisting
TABEL II PERHITUNGAN SISA TEKAN SISTEM DCW CT KONDISI EKSISTING
Gambar 7 Jalur pipa air bekas eksisting toilet S10
TABEL IX . REKAPITULASI PERHITUNGAN TEKANAN MODIF

Referensi

Dokumen terkait