• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mobilitas Pemulung Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mobilitas Pemulung Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

MOBILITAS PEMULUNG PASAR KLIWON KOTA SURAKARTA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Geografi Fakultas Geografi

Oleh:

ANITA NURDIYANTI E 100 160 303

PROGRAM STUDI GEOGRAFI FAKULTAS GEOGRAFI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

MOBILITAS PEMULUNG PASAR KLIWON KOTA SURAKARTA

PUBLIKASI ILMIAH

oleh:

ANITA NURDIYANTI E 100 160 303

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Dr. Choirul Amin, S. Si, M.M NIK.1631

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

MOBILITAS PEMULUNG PASAR KLIWON KOTA SURAKARTA

OLEH

ANITA NURDIYANTI E100160303

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Geografi

Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari 2020 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1.Dr. Choirul Amin, S.Si, MM ( ... ) (Ketua Dewan Penguji)

2.Drs. Priyono, M.Si ( ... ) (Anggota I Dewan Penguji)

3.Dra. Umrotun, M.Si ( ... ) (Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Drs. Yuli Priyana, M.Si NIK. 573

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya. . Surakarta, 2020 Penulis ANITA NURDIYANTI E100160303

(5)

1

MOBILITAS PEMULUNG KECAMATAN PASAR KLIWON KOTA SURAKARTA

Abstrak

Tingkat kemiskinan di kota masih tinggi. Kota Surakarta berada diperingkat 2 jumlah penduduk miskin tertinggi di Provinsi Jawa Tengah dalam kategori kota. Kaum miskin kota biasanya bertempat tinggal di kawasan kumuh. Kecamatan Pasar Kliwon memiliki kawasan kumuh terluas di Kota Surakarta. Kaum miskin biasanya bekerja di sektor non formal, salah satunya bekerja sebagai Pemulung. Pemulung melakukan mobilitas saat bekerja berkeliling mencari barang bekas ke berbagai lokasi atau daerah. Penelitian ini berjudul “Mobilitas Pemulung Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta” yang bertujuan untuk: (1) mengetahui karakteristik sosial dan ekonomi pemulung Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta. (2) mengetahui mobilitas pemulung Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta. Metode

pengambilan sampel menggunakan snowball sampling dengan jumlah responden 20 pemulung.

Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan karakteristik sosial pemulung Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta rata-rata berusia 46 tahun dengan jenis kelamin laki-laki, mayoritas (90%) warga yang lahir asli di Kecamatan Pasar Kliwon. Karakteristik Ekonomi Pemulung Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta memiliki pendapatan rata-rata dari hasil memulung sampah sebesar Rp. 42.500/hari dengan rata-rata jumlah pengeluaran Rp. 45.400/hari. Pendapatan rata – rata perbulan pemulung dibawah 36% dari UMK Surakarta. Mobilitas Pemulung sebagian besar (60%) menggunakan sarana transportasi sepeda motor, lokasi memulung paling jauh di wilayah Kabupaten Sukoharjo dengan jarak 19,7 km. Responden mayoritas (50%) memulung sampah ke arah Solo utara dan mayoritas (70%) memulung sampah ke luar wilayah Kecamatan Pasar Kliwon dan di luar Kota Surakarta. Pola mobilitas yang dilakukan pemulung mayoritas (100%) langsung pulang kerumah, sebagian besar (50%) bekerja selama 5-6 jam/hari.

Kata Kunci: Mobilitas, Karakteristik, Pemulung, Kecamatan Pasar Kliwon

Abstract

The poverty rate in cities is still high. The city of Surakarta is in the 2nd rank for the highest number of poor people in Central Java Province in the city category. The urban poor usually live in slum areas. Pasar Kliwon sub-district has the largest slum area in the city of Surakarta. The poor usually work in the informal sector, one of which is working as scavengers. Scavengers perform mobility while working around looking for used goods to various locations or regions. This research is entitled "Mobility of Scavengers in Pasar Kliwon Subdistrict, Surakarta City" which aims to: (1) determine the social and economic characteristics of scavengers in Pasar Kliwon District, Surakarta City. (2) knowing the mobility of scavengers in Pasar Kliwon Subdistrict, Surakarta City. The sampling method used snowball sampling with the number of respondents 20 scavengers. The data collection method used a questionnaire. The results of this study indicate the social characteristics of scavengers in Pasar Kliwon Subdistrict, Surakarta City, on average 46 years of age with male gender, the majority (90%) of residents who were born native in Pasar Kliwon District. Economic Characteristics of Scavengers, Pasar Kliwon Subdistrict, Surakarta City, has an average income of Rp. 42,500 / day with an average total expenditure of Rp. 45,400 / day. The average monthly income of scavengers is below 36% of the UMK Surakarta. Most of the mobility of scavengers (60%) use motorbike transportation, the farthest location for scavenging is in the Sukoharjo regency with a distance of 19.7 km. The majority of respondents (50%) scavenged

(6)

garbage to north Solo and the majority (70%) scavenged waste outside the Pasar Kliwon District and outside Surakarta City. The majority (100%) of the patterns of mobility carried out by scavengers go straight home, most (50%) work for 5-6 hours / day.

Keywords: Mobility, Characteristics, Scavengers, Pasar Kliwon District

1. PENDAHULUAN

Kemiskinan merupakan salah satu permasalahan global. Kemiskinan merupakan kondisi dimana semua terbatas dan bukan kehendak orang yang bersangkutan (Supriatna, 1997). Indonesia merupakan negara berkembang dan negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar nomer 4 di dunia dengan Jumlah penduduk miskin pada Maret 2019 sebesar 25,14 juta orang (BPS Indonesia, 2019).

Gambar 1. Grafik Jumlah Penduduk Miskin di Jawa Tengah Per Kota tahun 2019 Sumber: BPS Jawa Tengah, 2019

Berdasarkan gambar 1 grafik Jumlah Penduduk Miskin di Jawa Tengah per Kota Tahun 2019, Kota Surakarta berada di peringkat kedua dengan jumlah penduduk miskin tertinggi. Salah satu penyebab tingginya jumlah penduduk miskin kota tersebut dikarenakan banyaknya mobilitas penduduk desa ke kota, mereka melakukan mobilitas ke kota dengan tujuan ingin memperbaiki taraf hidupnya namun bekal keahliannya rendah dan modalnya sangat sedikit.

Tabel 1. Luas Kawasan Kumuh di Kota Surakarta Peringkat 5 Besar

Kawasan Luas (Ha) Kecamatan

Kawasan Semanggi 76,03 Kecamatan Pasar Kliwon

Kawasan Puncangsawit 17,62 Kecamatan Jebres

Kawasan Danukusuman 26,02 Kecamatan Serengan

Kawasan Purwodiningrat 15,59 Kecamatan Jebres

Kawasan Bantaran Kali Anyar 36,65 Kecamatan Banjarsari

9,1 45,2 9,2 72 20,2 18,6 Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Jumlah Penduduk Miskin (ribu jiwa)

(7)

3

Sumber: DPKP Direktorat Jendral Cipta Karya KPUPR, 2018

Kaum miskin kota biasanya bertempat tinggal di Kawasan kumuh karena mereka tidak mampu mendapapatkan tempat tinggal yang layak dan pekerjaan yang baik karena perekonomian mereka rendah sangat berbeda dengan penduduk kota umumnya. Berdasarkan tabel 1 Kecamatan di Kota Surakarta yang memiliki kawasan kumuh terluas berada di Kecamatan Pasar Kliwon yaitu Kawasan Semanggi. Hal tersebut yang mendasari penulis memilih lokasi penelitian di Kecamatan Pasar Kliwon. Penelitian ini meneliti kaum miskin kota yang bekerja sebagai pemulung. Pemulung melakukan mobilitas / gerakan berpindah-pindah tempat untuk mencari sampah yang memiliki nilai jual untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Berdasarkan latar belakang diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sosial dan ekonomi pemulung Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta, mengetahui mobilitas pemulung Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta.

2.METODE

Metode penelitian ini menggunakan metode survey. Bagian ini diawali dengan penjelasan

latar belakang permasalahan penelitian dan rangkuman metode yang akan digunakan. Populasi dari penelitian ini adalah pemulung Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta.

Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode non probability sampling

dengan teknik snowball sampling. Jumlah sampel yang diambil yaitu 20 sampel, sampel

sedikit karena jumlah keseluruhan populasi tidak diketahui secara jelas dan penelitian ini harus mengikuti pekerjaan responden. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisis deskriptif dan analisis spasial.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Karakteristik sosial dan ekonomi pemulung Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta

Tabel 2 Jenis Kelamin Pemulung Kecamatan Pasar Kliwon

No. Jenis

Kelamin F %

1. Laki - Laki 18 90

2. Perempuan 2 10

Jumlah 20 100

Sumber: Hasil Survei, 2020

Berdasarkan tabel 2 responden yang bekerja sebagai pemulung 90% berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah 18 orang. Pekerjaan pemulung merupakan pekerjaan yang berat dan beresiko sehingga banyak dilakukan oleh laki-laki, selain hal tersebut mencari rezeki adalah kewajiban bagi laki-laki.

(8)

Tabel 3 Umur Pemulung Kecamatan Pasar Kliwon No. Umur F % 1. 20 - 40 5 25 2. 41 - 60 13 65 3. 61-80 2 10 Jumlah 20 100 Termuda 26 tahun Tertua 73 tahun

Rata-Rata Umur 46 tahun Sumber: Hasil Survei, 2020

Berdasarkan tabel 3 umur mayoritas yang bekerja sebagai pemulung usia produktif, dengan responden usia termuda 26 tahun dan umur responden tertua berumur 73 tahun, rata-rata usia responden 46 tahun. Usia muda memiliki presentase lebih tinggi dibanding usia muda dikarenakan usia muda kondisi fisiknya masih kuat dan sehat dibandingkan usia tua untuk bekerja berkeliling mencari barang bekas yang masih berharga.

Tabel 4 Tingkat pendidikan yang ditamatkan pemulung Kecamatan Pasar Kliwon

No. Tingkat Pendidikan F % 1. Tidak Sekolah 3 15 2. SD 11 55 3. SMP 4 20 4. SMA 2 10 Jumlah 20 100

Sumber: Hasil Survei, 2020

Berdasarkan tabel 4 tingkat pendidikan responden didominasi oleh lulusan SD dengan persentase 55%. Tingkat pendidikan responden dikategorikan sebagai tingkat pendidikan rendah, hal tersebut menjadi salah satu alasan mereka bekerja sebagai pemulung.

Tabel 5 Status Pernikahan

No. Status Pernikahan F % 1. Kawin 17 85 2. Duda / Janda 3 15 Jumlah 20 100

Sumber: Hasil Survei, 2020

Berdasarkan tabel 5 responden didominasi oleh orang yang sudah menikah dengan persentase 85% dari total responden, sedangkan persentase dengan status janda / duda 15%. Responden bekerja sebagai pemulung untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Tabel 6 Jumlah Anggota Pemulung Pasar Kliwon

No. Jumlah Anggota Keluarga F % 1. 1-2 5 25

(9)

5 No. Jumlah Anggota Keluarga F % 2. 3-4 9 45 3. 5-6 6 30 Jumlah 20 100

Sumber: Hasil Survei, 2020

Berdasarkan tabel 6 Mayoritas jumlah anggota keluarga responden 3 - 4 jiwa dengan persentase 45%. Jumlah anggota keluarga terbanyak adalah 6 anggota keluarga. Jumlah anggota keluarga berkaitan dengan jumlah kebutuhan yang harus dipenuhi, semakin banyak jumlah anggota keluarga semakin banyak kebutuhan yang harus dipenuhi.

Tabel 7 Status Hak Milik Rumah

No. Status Hak Milik

Rumah F %

1. Milik Sendiri 14 70

2. Kontrak 6 30

Jumlah 20 100

Sumber: Hasil Survei, 2020

Berdasarkan tabel.7 responden bertempat tinggal di rumah milik sendiri dengan persentase 70%. Banyak dari responden penelitian ini yang mendirikan rumah di pinggir sungai dengan status lahan milik pemerintah karena mereka tidak mampu untuk memebeli lahan untuk didirikan rumah.

Tabel 8 Status Warga Asli Pasar Kliwon

No. Status Warga F %

1. Warga asli 18 90

2. Pendatang 2 10

Jumlah 20 100

Sumber: Hasil Survei, 2020

Berdasarkan tabel 8 responden penelitian ini 90% merupakan warga yang asli lahir di Kecamatan Pasar Kliwon dengan persentase 90% dan 2 responden yang merupakan warga pendatang dari Kabupaten Klaten dan Wonogiri.

Tabel 9 Lama Bekerja Sebagai Pemulung

No. Lama Bekerja (tahun) F %

1. <10 5 25 2. 11-20 10 50 3. 21-30 5 25 Jumlah 20 100 Tersedikit 3 Tahun Terlama 30 Tahun Rata-rata 18 Tahun

Sumber: Hasil Survei, 2020

(10)

selama 11-20 tahun dengan persentase 50%, sedangkan yang sudah bekerja selama <10 th persentasenya 25% dan 21-30 tahun juga 25%.

Tabel 10 Status Pekerjaan Pemulung Kecamatan Pasar Kliwon

No. Status Pekerjaan F %

1. Pekerjaan Utama 18 90

2. Pekerjaan Sampingan 2 10

Jumlah 20 100

Sumber: Hasil Survei, 2020

Berdasarkan tabel 10 memulung merupakan pekerjaan utama responden penelitian

dengan persentase 90%, sedangkan 2 responden yang lain bekerja sebagai pemulung tersebut hanya pekerjaan sampingan. Mereka memulung jika libur dari pekerjaan utamanya.

Tabel 11 Status Pekerjaan Sampingan

No. Status Pekerjaan Sampingan F %

1. Punya pekerjaan sampingan 12 60

2. Tidak punya pekerjaan sampingan 8 40

Jumlah 20 100

Sumber: Hasil Survei, 2020

Tabel 12 Jenis Pekerjaan Sampingan

No. Jenis Pekerjaan Sampingan F %

1. Kuli di Pasar Ayam 1 8,3

2. Serabutan 1 8,3

3. Kuli Bangunan 6 50

4. Non PNS di Dinas Kebersihan 1 8,3

5. Mbubut Kain Pantai 1 8,3

6. OB 1 8,3

7. Jualan di Pasar Klitikan 1 8,3

Jumlah 12 100

Sumber: Hasil Survei, 2020

Berdasarkan tabel 11 Responden penelitian 60% memiliki pekerjaan sampingan. 50% pemulung yang memiliki pekerjaan sampingan mereka bekerja sebagai kuli bangunan. Pemulung jika mendapat panggilan untuk bekerja di pekerjaan sampingan maka mereka akan libur mulung.

Tabel 13 Pekerjaan Sebelum Menjadi Pemulung

No. Pekerjaan Sebelumnya F %

1. Tidak Ada 8 40

2. Kuli di pasar ayam 1 5

3. Kuli Bangunan 3 15 4. Buruh Pabrik 3 15 5. Wiraswasta 1 5 6. Pegawai Catering 1 5 7. OB 1 5 8. Limnas 1 5

9. Karyawan di Tempat Sablon 1 5

(11)

7

Sumber: Hasil Survei, 2020

Berdasarkan Tabel 13 responden penelitian ini 60 % sudah mempunyai pengalaman bekerja sebelum bekerja menjadi pemulung. 40% responden tidak memiliki pekerjaan sebelumnya dimana pekerjaan pemulung ini menjadi pekerjaan awal mereka sampai sekarang.

Tabel 14 Alasan Bekerja Sebagai Pemulung

No. Alasan F %

1. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga 1 5

2. Tidak dapat ijazah jadi kerja yang bebas 1 5

3. Pekerjaan Bebas dan mandiri 9 45

4. Susah Cari Pekerjaan 4 20

5. Tenaganya sudah tidak kuat bekerja

sebagai kuli bangunan 1 5

6. Modal Tidak Ada 1 5

7. Terhimpit Kebutuhan 2 10

8. Nambah Penghasilan 1 5

Jumlah 20 100

Sumber: Hasil Survei, 2020

Berdasarkan tabel 14 alasan responden bekerja sebagai pemulung yang memiliki persentase tertinggi 40% yaitu beralasan bahwa bekerja sebagai pemulung itu bebas tidak ada yang menegur dan mandiri bekerja kapan saja tergantung responden. Alasan kedua yang memiliki persentase tinggi yaitu sebanyak 20% beralasan bahwa susahnya mencari pekerjaan, zaman sekarang memang susah mencari pekerjaan dimana pendidikan yang ditamatkan pemulung rendah dan tidak sesuai dengan lapangan pekerjaan yang ada.

Tabel 15 Kesulitan / Hambatan Bekerja Sebagai Pemulung

No. Kesulitan / Hambatan F %

1. Harga jual rendah dan musim

hujan 18 90

2. Dinilai negatif masyarakat 1 5

3. Luka terkena benda tajam 1 5

Jumlah 20 100

Sumber: Hasil Survei, 2020

Berdasarkan tabel 15 responden dengan 90% mengalami kesulitan dalam bekerja

sebagai pemulung apabila terjadinya penurunan harga jual barang bekas dan saat musim hujan mereka tidak dapat melaksanakan pekerjaan yaitu berkeliling memungut sampah. Kesulitan yang lain menurut Pemulung di Pasar Kliwon ini adalah dinilai negatif oleh orang lain yang mana pekerjaan ini dipandang sebelah mata, selain itu terkena benda tajam juga sering terjadi bagi mereka.

Tabel 16 Pendapatan Pemulung Kecamatan Pasar Kliwon

No. Pendapatan per hari F %

1. Rp. 20,000 – Rp. 30,000 2 10

2. Rp. 31,000 – Rp. 40,000 9 45

3. Rp. 41,000 – Rp. 50,000 9 45

Jumlah 20 100

(12)

No. Pendapatan per hari F %

Tertinggi Rp. 50,000

Rata-Rata Pendapatan Rp. 42,250 Sumber: Hasil Survei, 2020

Tabel 17 Pendapatan Pemulung Kecamatan Pasar Kliwon berdasarkan Kelompok Umur No. Umur Pendapatan / hari Rp. 20.000 - Rp. 30.000 Rp. 31.000 - Rp. 40.000 Rp. 41.000 - Rp. 50.000 f % f % f % 1. 20-40 th 0 0 2 22 3 33 2. 41-60 th 0 0 7 78 6 67 3. 61-80 th 2 100 0 0 0 0 Jumlah 2 100 9 100 9 100

Sumber: Hasil Survei, 2020

Tabel 18 Pendapatan Pemulung Kecamatan Pasar Kliwon berdasarkan Lokasi Mulung

No. Lokasi Mulung Pendapatan / hari Rp. 20.000 - Rp. 30.000 Rp. 31.000 - Rp. 40.000 Rp. 41.000 - Rp. 50.000 f % f % f % 1. Permukiman 1 50 7 78 8 89 2. Pasar / Toko 1 50 1 11 1 11 3. TPA / TPS 0 0 1 11 0 0 Jumlah 2 100 9 100 9 100

Sumber: Hasil Survei, 2020

Tabel 19 Pendapatan Pemulung Kecamatan Pasar Kliwon berdasarkan Jarak

No. Jarak Mulung (Km) Pendapatan / hari Rp. 20.000 - Rp. 30.000 Rp. 31.000 - Rp. 40.000 Rp. 41.000 - Rp. 50.000 f % f % f % 1. 1-5 2 100 6 67 4 45 2. 6-10 0 0 2 22 4 45 3. 11-15 0 0 1 11 1 10 Jumlah 2 100 9 100 9 100

(13)

9

Gambar 2 Kondisi rumah salah satu pemulung Kecamatan Pasar Kliwon Sumber: Hasil Survei, 2020

Berdasarkan Tabel 16 responden mayoritas pendapatan seluruh responden rata-rata Rp. 42.500 /hari, dengan pendapatan tertinggi Rp. 50.000/hari dan pendapatan terendah Rp. 20.000/hari. Pendapatan yang didapatkan biasanya hanya cukup untuk biaya makan saja bahkan kurang, bisa dilihat dari gambar 2 kondisi rumah salah satu pemulung tersebut sangat sempit. Pendapatan responden berdasarkan kelompok umur 61-80 tahun memiliki pendapatan paling sedikit yaitu Rp. 20.000 – Rp. 30.000. Pendapatan berdasarkan lokasi mulung mayoritas pemulung yang berpendapatan tinggi memulung ke lokasi permukiman dengan pendapatan Rp. 41.000 - Rp. 50.000, sedangkan pendapatan berdasarkan jarak mayoritas jarak yang ditempuh 1-5 km berpenghasilan Rp. 30.000 – Rp. 40.000/ hari sedangkan jarak tempuh 6-10 km mayoritas berpenghasilan Rp. 41.000 - Rp. 50.000. Pendapatan rata-rata/bulan pemulung Kecamatan Pasar Kliwon masih dibawah UMK Surakarta.

Tabel 20 Tempat Menjual Barang yang di pulung

No. Pengempul F %

1. Pasar Besi Semanggi 8 40

2. Pengempul Daerah Kadipiro 1 5

3. Pengempul Daerah

Kenthingan 2 10

4. Pengempul Daerah Sangkrah 5 25

5. Pengempul Daerah Losari 2 10

6. Pengempul Daerah

Gemblegan 2 10

Jumlah 20 100

(14)

Gambar 3 Responden menjual barang bekas di pengempul Sumber: Hasil Survei, 2020

Berdasarkan Tabel 20 responden penelitian ini paling banyak (40%) menjual barang yang didapatkan dari hasil mulung ke pengempul yang berada di Pasar Besi Semanggi. Responden yang lain menjual barang bekas ke Pengempul daerah Sangkrah. Banyak yang menjual barang bekas ke kedua pengempul daerah tersebut karena lokasi pengempul dekat dengan tempat tinggal responden.

Tabel 21 Pengeluaran Pemulung

No. Pengeluaran per hari F %

1. Rp. 20,000 – Rp. 30,000 2 10 2. Rp. 31,000 – Rp. 40,000 7 35 3. Rp. 41,000 – Rp. 50,000 8 40 4. > Rp. 51,000 3 15 Jumlah 20 100 Terendah Rp. 22,500 Tertinggi Rp. 73,000 Rata-Rata Pengeluaran Rp. 45,400

Sumber: Hasil Survei, 2020

Berdasarkan tabel 21 mayoritas responden memiliki pengeluaran perhari untuk memenuhi kebutuhan hidupnya Rp. 41,000 – Rp. 50,000, pengeluaran responden tertinggi >Rp.51,000/hari yang biasanya memiliki beban kebutuhan yang tinggi, dan 2 responden yang memiliki pengeluaran terendah yaitu Rp. 20,000 – Rp. 30,000 /hari. Pengeluaran tersebut menggambarkan banyak sedikitnya kebutuhan yang harus dipenuhi.

3.2 Mobilitas pemulung Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta

Tabel 22 Alat transportasi yang digunakan

No. SaranaTransportasi F % 1. Jalan Kaki 1 5 2. Sepeda 3 15 3. Gerobak 2 10 4. Becak 2 10 5. Motor 12 60

(15)

11

No. SaranaTransportasi F %

Jumlah 20 100

Sumber: Hasil Survei, 2020

Gambar 4 Alat transportasi yang digunakan pemulung Kecamatan Pasar Kliwon Sumber: Hasil Survei, 2020

Berdasarkan tabel 22 alat transportasi yang digunakan oleh pemulung paling banyak menggunakan motor dengan persentase 60%, pemulung yang menggunakan motor memulung

ke daerah yang jauh dari tempat tinggalnya dan motornya dipasangi beronjong sedangkan

pemulung yang memulung dengan berjalan kaki hanya memulung di daerah tempat tinggalnya. Tabel 23 Pilihan Lokasi Mobilitas

No. Lokasi Mobilitas F %

1. Permukiman 16 80

2. Toko / Pasar 3 15

3. TPA / TPS 1 5

Jumlah 20 100

(16)

Gambar 5 Pilihan lokasi mobilitas pemulung Kecamatan Pasar Kliwon Sumber: Hasil Survei, 2020

Berdasarkan tabel 23 responden penelitian ini 80% memilih lokasi penelitian di lokasi

permukiman, dimana lokasi tersebut banyak barang bekas atau sampah yang dihasilkan oleh masyarakat biasanya di depan rumah terdapat tong sampah. 15% responden memilih lokasi mulung di pasar, dan 5% responden memilih lokasi mulung di TPA / TPS yang mana responden tersebut tidak harus berkeliling kebeberapa lokasi untuk mencari barang bekas.

Tabel 24 Jarak Mobilitas Pemulung Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta

No. Jarak Mobiltas

(Km) F % 1. 1 – 5 9 45 2. 6 - 10 9 45 3. 11 - 15 2 10 Jumlah 20 100 Terdekat 1 Km Terjauh 19,7 Km Rata-rata 6,34 Km

Sumber: Hasil Survei,2020

Berdasarkan Tabel 24 dapat diketahui bahwa pemulung Kecamatan Pasar Kliwon mayoritas (90%) memiliki jarak mobilitas yang kurang dari 10 km. Jarak terjauh pemulung yaitu 19,7 km yang mana pemulung tersebut memulung ke Kabupaten Sukoharjo sedangkan jarak terdekat 1 km dimana pemulung tersebut memulung hanya di daerah tempat tinggalnya.

Tabel 25 Wilayah Mobilitas Pemulung Kecamatan Pasar kliwon

No. Wilayah Mobilitas F %

1. Dalam Kecamatan Satu Kota 6 30

(17)

13

No. Wilayah Mobilitas F %

3. Luar Kota 7 35

Jumlah 20 100

Sumber: Hasil Survei,2020

Berdasarkan tabel 25 wilayah mobilitas pemulung di Kecamatan Pasar Kliwon mayoritas memulung ke luar kecamatan asal dan keluar kabupaten/ kota yang sama-sama memiliki persentase 35%. Salah satu alasan pemulung tidak memulung di daerah tempat tinggalnya karena saingannya banyak dan mau mencari sampah keluar daerahnya supaya hasilnya banyak.

Tabel 26 Arah Mobilitas Pemulung Kecamatan Pasar Kliwon

No. Arah Mobilitas F %

1. Solo ke Utara 10 50

2. Solo ke Barat 3 15

3. Solo ke Selatan 3 15

4. Solo ke Timur 4 20

Jumlah 20 100

Sumber: Hasil Survei,2020

Berdasarkan tabel 26 dapat diketahui bahwa pemulung Kecamatan Pasar Kliwon lebih tertarik memulung kearah utara dari tepat tinggalnya atau solo ke utara dengan persentase 50%, dimana solo bagian utara yang pemulung datangi itu sebagian besar tempat yang ramai.

Tabel 27 Jam Kerja Pemulung Kecamatan Pasar Kliwon

No. Lama Bekerja (Jam)

per Hari f %

1. 1 – 2 1 5

2. 3 – 4 9 45

3. 5 – 6 10 50

Jumlah 20 100

Sumber: Hasil Survei, 2020

Berdasarkan Tabel 27 jam kerja responden mayoritas bekerja selama 5-6 jam/ hari, dari hasil wawancara mayoritas pemulung memulung setiap hari. Mereka libur jika ada keperluan lain dan merasa kecapekan.

Tabel 28 Pola Mobilitas Pemulung Kecamatan Pasar Kliwon

No. Pola Mobilitas f %

1. Menginap 0 0

2. Langsung Pulang 20 100

Jumlah 20 100

Sumber: Hasil Survei, 2020

Berdasarkan Tabel 28 pola mobilitas yang dilakukan responden penelitian yaitu pemulung Kecamatan Pasar Kliwon semuanya langsung pulang ke rumah / tidak menginap, karena mereka bekerja secara mandiri atau individu setelah mendapatkan hasil mulung maka langsung pulang ke rumah di hari itu juga.

(18)

          ¬    ¬              ¬        Ke c. P olo ka rto Ke c. G rog ol Ke c. M ojo lab an Ke c. S uk oh arjo Ke c. B ak i Ke c. J ate n Ke c. B en do sa ri Ke c. J eb re s Ke c. B an jar sa ri Ke c. L aw ey an Ke c. G on da ng re jo Ke c. K art as ura Ke c. K eb ak kra m at Ke c. P as ar Kliw on Ke c. T as ikm ad u Ke c. S ere ng an Ke c. T aw an gs ari Ke c. G ata k Ke c. G ata k Ke c. T as ikm ad u K ab . S uk oh arj o K ota S ura ka rta K ab . K ara ng an ya r 47 50 00 47 50 00 48 00 00 48 00 00 48 50 00 48 50 00 49 00 00 49 00 00 9150000 9150000 9155000 9155000 9160000 9160000 9165000 9165000 m T mU

PE

TA

M

O

B

IL

ITA

S P

EM

UL

UN

G

KE

CA

M

AT

AN

PA

SA

R K

LIW

O

N

KO

TA

S

UR

AK

AR

TA

±

0 1 2 3 4 KM 1:1 00 .00 0 Sk ala : Sis tem P ro ye ks i : U TM Sis tem G rid : G rid U TM da n G rid G eo gra fis D atu m : W G S 1 98 4 Z on a 4 9 S Su m be r: D ata R BI Ja ten g & D IY Ta hu n 2 01 4 D ata La pa ng an Ta hu n 2 02 0 FA KU LT AS G EO G R AF I U N IV ER SIT AS M U H AM M AD IY AH S U R AK AR TA 20 20 D isu su n O leh : A nita N urd iya nti / E 10 01 60 30 3 14 Sra ge n M ag ela ng Kla te n Te m an gg un g Ka bu pa te n B oy ola li Ka bu pa te n K ara ng an ya r Ka bu pa te n S uk oh arjo Ko ta Sa lati ga Ko ta Su ra ka rta Pu rw ore jo Ko ta M ag ela ng Ka bu pa te n K ara ng an ya r 11 1°0 '0" E 11 0°4 5'0 "E 11 0°3 0'0 "E 11 0°1 5'0 "E 7°30'0"S Lo ka si P en elit ian : Ke ca m ata n P as ar Kliw on 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Le ge nd a Ke ter an ga n:   R um ah R es po nd en Lo ka si P en ga m bila n Ko ta S ura ka rta Ja lur : : B ata s K ec am ata n : B ata s K ab up ate n / Ko ta Ba tas A dm inis tra si: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Ja lan : Ja lan A rte ri/U tam a Ja lan K ole kto r Ja lan K ere ta A pi
(19)

50 % 15 % 15 % 20 % K ab . S uk oh arj o K ota S ura ka rta K ab . K ara ng an ya r 47 50 00 47 50 00 48 00 00 48 00 00 48 50 00 48 50 00 9160000 9160000 9165000 9165000 9170000 9170000 m T mU

PE

TA

A

RA

H M

O

BIL

ITA

S P

EM

UL

UN

G

KE

CA

M

AT

AN

PA

SA

R K

LIW

O

N

KO

TA

S

UR

AK

AR

TA

±

0 0,8 1,6 2,4 3,2 KM 1:8 0.0 00 Sk ala : Sis tem P ro ye ks i : U TM Sis tem G rid : G rid U TM da n G rid G eo gra fis D atu m : W G S 1 98 4 Z on a 4 9 S Su m be r: D ata R BI Ja ten g & D IY Ta hu n 2 01 4 D ata La pa ng an Ta hu n 2 02 0 FA KU LT AS G EO G R AF I U N IV ER SIT AS M U H AM M AD IY AH S U R AK AR TA 20 20 D isu su n O leh : A nita N urd iya nti / E 10 01 60 30 3 Sra ge n M ag ela ng Kla te n Te m an gg un g Ka bu pa te n B oy ola li Ka bu pa te n K ara ng an ya r Ka bu pa te n S uk oh arjo Ko ta Sa lati ga Ko ta Su ra ka rta Pu rw ore jo Ko ta M ag ela ng Ka bu pa te n K ara ng an ya r 11 1°0 '0" E 11 0°4 5'0 "E 11 0°3 0'0 "E 11 0°1 5'0 "E 7°30'0"S Lo ka si P en elit ian : Ke ca m ata n P as ar Kliw on Le ge nd a : B ata s K ec am ata n : B ata s K ab up ate n / Ko ta Ba tas A dm inis tra si: Ara h: Ba ra t Se lata n Tim ur U tar a 15

Gambar 7 Peta Arah Mobilitas Pemulung Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta

Ko ta S ura ka rta Ke ter an ga n: Ke ca m ata n P as ar Kliw on

(20)

4.PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Karakteristik sosial pemulung Kecamatan Pasar Kliwon mayoritas (90%)

berjenis kelamin laki-laki, berusia produktif dengan tingkat pendidikan rendah karena masih banyaknya lulusan SD. Mayoritas responden (90%) warga asli Kecamatan Pasar Kliwon. Karakteristik ekonomi pemulung Kecamatan Pasar Kliwon, mayoritas (50%) responden sudah bekerja sebagai pemulung selama kurun waktu 11-20 tahun, responden sebagian besar (90%) bekerja sebagai pemulung merupakan pekerjaan utama. Penghasilan rata-rata responden Rp. 42.250/hari dengan jumlah pengeluaran perhari rata-rata Rp. 45.400.

2. Mobilitas pemulung Kecamatan Pasar Kliwon sebagian besar (60%)

menggunakan alat transportasi sepeda motor, dengan mayoritas (90%)

melakukan mobilitas yang berjarak jarak ≥10 km. Lokasi memulung

mayoritas (80%) di lokasi permukiman. Responden sebagian besar (50%) memulung selama 5-6 jam/hari. Pemulung Kecamatan Pasar Kliwon mayoritas (90%) memulung ke luar kecamatan asal dan keluar kabupaten / kota, arah yang dituju pemulung mayoritas (50%) memilih memulung ke Solo bagian utara atau kearah utara dari tempat tinggalnya. Lokasi mulung pemulung Kecamatan Pasar Kliwon rata-rata berbeda tiap harinya, pola mobilitas yang dilakukan responden semuanya ulak alik / langsung pulang kerumah pada hari itu juga.

4.2 Saran

1. Bagi peneliti yang bertema sama supaya dalam melakukan penelitian lebih

mendalam, karena penelitian ini banyak kekurangan.

2. Bagi Pemerintah diharapkan pemerintah lebih memperhatikan kesejahteraan

pemulung dan kaum miskin lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik [BPS]. 2019. Jumlah Penduduk Miskin Jawa Tengah Tahun 2019. Semarang: Badan Pusat Statistik.

KOTAKU. (2018,14 Agustus).Kawasan Kumuh Semanggi, dalam Sebuah Rencana Penataan. Diakses pada 18 November 2019, dari: http://kotaku.pu.go.id/view/7192/kawasan kumuh-semanggidalam-sebuah rencana-penataan

(21)

17

Supriatna, Tjahya. 1997. Birokrasi Pemberdayaan dan Pengentasan Kemiskinan. Humaniora

Utama Press. Bandung.

Wulan Sari, N. 2009. Kontribusi Pemulung Yang Melakukan Mobilitas Non Permanen

Terhadap Pendapatan Keluarga Kecamatan Banyumanik Kota Semarang.

http://kotaku.pu.go.id/view/7192/kawasan

Gambar

Gambar 1.  Grafik Jumlah Penduduk Miskin di Jawa Tengah Per Kota tahun 2019 Sumber: BPS Jawa Tengah, 2019
Tabel 4 Tingkat pendidikan yang ditamatkan pemulung Kecamatan Pasar Kliwon  No.  Tingkat  Pendidikan  F  %  1
Tabel 7 Status Hak Milik Rumah  No.  Status Hak Milik
Tabel 11  Status Pekerjaan Sampingan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penambahan fasilitas dan sungai sebagai potensi yang direncanakan pada lokasi Istana Maimun tentunya diharapkan dapat lebih &#34;merangkul&#34; dalam segi jumlah

Veronica Triprihatmini, a lecturer from English Language Education Study Program (ELESP) at Sanata Dharma University?. She is a passionate person, especially in

Kompetensi sosial (job satisfaction) guru merupakan sasaran penting dalam manajemen sumber daya manusia, karena secara langsung maupun tidak langsung akan

Penelitian ini bertujuan mengetahui dan mengevaluasi Pengawasan Ketenagakerjaan oleh Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan terhadap pemenuhan hak-hak pekerja wanita di tempat hiburan

4.3 Proses Pembuatan Dudukan Braket dan Towing pada Mobil. Setelah proses pembuatan untuk Bicycle Carrier selesai, maka untuk selanjutnya. dilakukan proses pembuatan dudukan

Gambar 2.4 Peta Sebaran Persentase Penduduk Dengan Akses Air Minum Yang Layak Menurut Wilayah Kerja Puskesmas Di Kabupaten Kulon Progo Tahun

Ehkäisevä toimeentulotuki on edelleen pit- kälti sosiaalialan ammattilaisten työväline, sillä 87 prosenttia ilmoitti, että hei- dän alueellaan vain sosiaalityöntekijät

Manajemen pemeriksaan mencakup kegiatan perencanaan strategis, perencanaan pemeriksaan, pelaksanaan pemeriksaan, dan pelaporan hasil seluruh jenis pemeriksaan yang