• Tidak ada hasil yang ditemukan

Embrace The Tourism With Enchanting Maimoon Palace

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Embrace The Tourism With Enchanting Maimoon Palace"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1 Tabel luas ruangan bangunan hotel butik

Lantai Ruang Zona Jumlah

ruang

Luas (m2)

Basement

Linen +

Laundry

Privat 1 64

Housekeeping Privat 1 64

Ruang keamanan

Privat 1 65

Musholla Semi Publik

1 43

Ruang karyawan

Privat 1 100

Generator Privat 1 95

Toilet Publik 1 10

Lantai 1

Resepsionis Publik 1 10

Lobby Publik 1 400

Office Privat 1 325

Lounge Publik 1 171

Restoran Publik 1 500

Toilet umum Publik 1 10

Loading Dock Semi-publik

1 43

Gudang

Semi-publik

1 43

Lantai 2

Coffee Shop Publik 1 552

Dapur Privat 1 65

Vip Room Semi-publik

1 45

Pre-function hall

publik 1 50

Ballroom Publik 1 750

Dapur Privat 1 45

Toilet Publik 1 10

Lantai 3

Loker Pria Semi-privat 1 152

Loker Wanita Semi-privat 1 152

Gym Semi-privat 1 176

Kolam renang

+ Tempt

jemur

Semi-privat 1 525

Bar Semi-privat 1 40

Resepsionis + Foyer

Semi-privat 1 140

Tempat duduk Semi-privat 1 90 Lantai 4 -

10

Kamar Standard

Privat 45m2/kamar x 60 kamar

(2)

x 48 kamar Kamar

Executive

Privat 90m2/kamar x 12 kamar

1080 Kamar Suite Privat 100m2/kam

ar x 4 kamar

400

Total 11463

Lantai Ruang Zona Jumlah

ruang

Luas (m2)

Outdoor

Bar + Tempat Duduk

Semi-publik - 450

Panggung +

tempt terbuka

Semi-publik - 500

(3)

Lampiran 2

Tabel luas ruang bangunan apartemen

Lantai Ruang Zona Jumlah

ruang

Luas (m2)

Basement 2

Housekeeping Privat 1 80

Musholla Semi Publik 1 55

Tangki air Privat 1 75

Generator Privat 1 100

Toilet Publik 1 45

Musholla Semi Publik 1 45

Lantai 1

Resepsionis Publik 1 4.6

Lobby Publik 1 200

Office Privat 1 239

Tempat duduk Publik 1 45

Toilet umum Publik 1 80

Food court Publik 1 550

Toilet umum Publik 1 45

Gudang Semi-publik 1 97

Fitness Privat 1 373

Massage Privat 1 121

Cafe Privat 1 311

Loker Privat 1 226

Kotak surat Privat 1 55

Mini market Publik 1 60

Laundry Publik 1 25

Lantai 2-12

Tipe 1 Privat 32 unit x 32

m2

1024

Tipe 2 Privat 137unit x

43 m2

5891

Tipe 3 Privat 90 unit x 60

m2

3600

Total 13347

Lantai Ruang Zona Jumlah

ruang

Luas (m2)

Outdoor

Jogging track Privat - 562

Tempat duduk Privat - 90

Kolam renang

anak

Privat - 76

Kolam renang

dewasa

Privat - 223

Tempat berjemur

Privat - 300

(4)

Lampiran 3

Fortofolio Perancangan Arsitektur 6

Lampiran 3a

(5)

Lampiran 4

Fortofolio Perancangan Arsitektur 6

Lampiran 4a

(6)

Lampiran 5

Fortofolio Perancangan Arsitektur 6

Lampiran 5a

(7)

Lampiran 6

Fortofolio Perancangan Arsitektur 6

Lampiran 6a

(8)

Lampiran 7

Fortofolio Perancangan Arsitektur 6

Lampiran 7a

(9)

Lampiran 8

Fortofolio Perancangan Arsitektur 6

(10)

Anhra, Lucienne, 2011. The Definition of Boutique Hotels, (Online), (http://www.hospitalitynet.org/news/4010409.html , diakses 25 April 2014).

Antoniades, Anthony C. (1990) Poethic of Architecture: Theory of Design, Van Nostrand Reinhold Company, New York.

Chitrabongs M.L. chittawadi. Sala Rattanakosin / Onion, (Online), (http://www.archdaily.com/478516/sala-rattanakosin-onion-co/), diakses 19 April 2014).

Juwana, Jimmy S. (2005) Sistem Bangunan Tinggi, Erlangga, Jakarta.

Welch Adrian. 2014. Neo Bankside - London Building, (Online), (http://www.e-architect.co.uk/london/neo-bankside, diakses 19 April 2014).

(11)

BAB III

FAMILIAR FEELING

Berdasarkan hasil survey lapangan (studi lapangan) yang dilakukan oleh perancang dalam berbagai aspek-aspek yang terdapat pada lokasi Istana Maimun telah dilakukan. Tahap selanjutnya dalam proses perencanaan penambahan fasilitas pada lokasi adalah studi kasus proyek sejenis. Pencarian studi kasus proyek sejenis akan sangat membantu ketika memasuki tahap perancangan, karena studi kasus yang dipilih pada proyek tertentu memiliki nilai-nilai positif yang dapat diambil untuk di implementasikan nantinya pada tahap berikutnya, seperti jumlah ruangan, penataan ruang, organisasi ruang, struktur bangunan yang dipakai, teknologi yang digunakan, tampak bangunan, sirkulasi kendaraan, kepekaan arsitek terhadap lingkungan sekitar bangunan (potensi) dan lain-lain.

(12)

harganya” namum hal ini tidak diterapkan dalam pemilihan material , akan tetapi dalam

segi pelayanan dan keramahan yaitu menempatkan keinginan individu di atas segalanya, dalam pasar yang dituju butik hotel tidak mengiklankan diri, mereka berkeyakinan bahwa para turis yang akan mencari keberadaan mereka.

Pemilihan apartemen sebagai fasilitas tambahan juga memiliki suatu pertimbangan khusus bagi perancang. Fasilitas yang akan disediakan pada apartemen adalah apartemen dengan tingkat menengah, sebab melihat kondisi disekitar lokasi Istana Maimun yang pertokoan dan beberapa tempat rekreasi. Unit yang tersedia di apartemen direncanakan oleh perancang "pasarnya" adalah wisatawan yang mencintai sejarah khususnya Istana Maimun sebagai salah satu icon pariwisata kota Medan, sehingga wisatawan atau pembeli lokal yang memiliki unit apartemen merasakan bahwa beliau merupakan bagian dari Istana Maimun juga dengan kecintaannya terhadap istana. Sama seperti hotel butik, perencanaan pembangunan apartemen diharapkan akan menambah minat dan daya tarik wisatawan atau masyarakat lokal untuk berkunjung ke Istana Maimun

(13)

bangunan dan membuat bangunan menjadi sederhana tetapi memiliki nilai seni sehingga dari esktetika tampak bangunan seragam dengan bangunan lain (gambar 3.1).

Dalam perencanaan pembangunan hotel butik dengan luas bangunan tujuh unit pertokoan adalah 1.500 m2, Arsitek yang menangani proyek ini merenovasi tujuh unit pertokoan menjadi 17 (tujuh belas) unit kamar tidur, restoran , bar didalam bangunan, bar diluar bangunan (roof top) dan terdapat tempat duduk diluar bangunan (outdoor deck). Hotel butik ini berlokasi di komunitas Ta Tien dan komunitas ini memiliki ciri khusus sehingga dalam peran sosial dan perilaku disekitar hotel ini berlokasi pasar grosir di Bangkok. Bangkok terkenal dengan bangunan bersejarah dengan penataan yang bagus sehingga karakteristik sikap dan perilaku masyarakat setempat mendapatkan peluang untuk membuka usaha dengan menjual pemandangan atau buah tangan dari bangunan bersejarah yang ada di Bangkok. Hal ini dilakukan oleh arsitek yang menangani hotel butik ini, karena pada bagian belakang dan bagian depan diapit oleh bangunan The Temple of Dawn dan pada sisi yang berlawanan oleh bangunan The Temple of the Reclining Buddha sehingga dapat dikategorikan selain hotel ini menjual fasilitas juga menjual pemandangan bangunan bersejarah. Pemandangan ini dapat dilihat dari restoran dan kamar tidur hotel (gambar 3.2 dan gambar 3.3).

(14)

Strategi yang dilakukan oleh arsitek dalam urban context adalah pada bagian tampak bangunan dibuat selaras dengan bangunan disekitar dan tidak dominan. Setiap kamar dan disetiap ruangan diusahakan oleh arsitek untuk mendapatkan pemandangan ke segala arah, karena hotel butik berlokasi di tempat yang strategis. Untuk fasilitas dan interior bangunan sedapat mungkin arsitek mempertahankan barang-barang yang bisa dipakai, contohnya pintu besi pada pintu masuk yang masih digunakan hingga sekarang dan terdapat beberapa kemarik dinding yang dibuat khusus pada hall hotel butik yang dibuat khusus (gambar 3.4 dan gambar 3.5).

Gambar 3.2 Pemandangan bangunan bersejarah dari kamar tidur hotel (2013)

(Sumber. Wison tungthunya)

(15)

Pada struktur bangunan hotel butik, arsitek memilih material untuk menciptakan karakter yang kuat pada hotel ini yaitu dengan material dark-gold laminated glass, keramik hitam dan putih dan penggunaan aluminium panel. Material yang dipakai dapat membuat hotel butik ini dengan keserdahaannya terdapat kesan modern. Pada sebagian dinding ruangan hotel butik ini, material yang digunakan berupa semen dengan texture yang alami sehingga tercipta suasana alami pada ruangan (gambar 3.6). Arsitek memanfaatkan cahaya alami dengan penggunaan void didalam bangunan dan bukaan pada kamar hotel yang semaksimal mungkin untuk mengurangi energi listrik yang akan dipakai pada bangunan (gambar 3.7). Tata guna lahan disekitar hotel butik ini dipenuhi dengan pertokoan dan diapit oleh dua bangunan bersejarah di Bangkok.

Gambar 3.4 Salah satu penyelesaian interior oleh Onion Architect (2013)

(Sumber. Archdaily.com)

(16)

Nilai positif yang dapat diambil dari studi kasus hotel butik Sala Rattanakosin jika di kaitkan dengan penambahan fasilitas lokasi Istana Maimun adalah rancangan yang dibuat harus peka terhadap keadaan sekitar dengan penggunaan struktur atau material yang unik sehingga dapat menarik wisatawan untuk datang dan bangunan yang dirancang diusahakan penggunanya dapat menikmati dan melihat Istana Maimun dari ruangan, karena tujuan utama dari penambahan fasilitas ini adalah untuk meningkatkan kunjungan dan nilai Istana Maimun sebagai bangunan bersejarah.

Apartemen yang dipilih oleh perancang untuk dijadikan studi kasus dengan proyek sejenis adalah Neo Bankside (Adrian Welch,2013). Apartemen Neo Bankside (Gambar 3.8) berdekatan dengan Tate Modem musem, sebelum bangunan Tate Modern berubah menjadi museum dulunya bangunan ini merupakan pembangkit listrik. Proyek apartemen

Gambar 3.6 Material dinding berupa semen ekspose (2013) (Sumber. Archdaily.com)

(17)

ini ditangani oleh Rogers Stirk Harbour + Patners dan The Development Manager adalah Native Land. Luas area proyek sekitar 28.600 m2. Penerapan tema dalam apartemen ini adalah penggunaan warna-warna pada bagian tampak bangunan dengan kombinasi material baja menunjukkan rasa hormat terhadap lingkungan disekitarnya, penggunaan kaca sebagai tampak bangunan ditujukan agar para pengguna dapat melihat bangunan Tate Modern secara keseluruhan. Struktur organisasi dikendalikan oleh GC Bankside LLP dengan memfokuskan kepada kota London dan sekitarnya untuk menyediakan hunian yang mewah dengan unit apartemen sekitar 34 unit. Peran sosial, karakteristik lingkungan sekitar dan aspek politik dapat di liat pada lingkungan disekitar Neo Bankside, dimana terdapat perkantoran, museum , almhouse, taman dan pertokoan yang menawarkan ruang publik sehingga lokasi memiliki nilai yang mahal.

Konteks apartemen yang dilakukan arsitek terhadap kota adalah dengan membuat jalur untuk publik agar dapat menuju ke bangunan bersejarah, membuat bangunan yang dirancang sebagai landmark, merencanakan tinggi bangunan dengan memperhatikan skyline agar memperindah kota (gambar 3.9). Untuk sirkulasi menuju apartemen dapat diakses dengan kendaraan yang dapat memakirkan kendaraan ke lantai bawah tanah, dari bawah tanah menuju ke muka tanah terdapat eskalator yang disediakan oleh pihak arsitek

(18)

dan untuk pejalan kaki dapat mengakses dari segala arah. Kepekaan arsitek terhadap lingkungan sekitar diterapkan dalam pemilihan material yang cocok dengan konteks sekitar, agar mengurangi dampak terhadap lingkungan dan terdapat penampungan air hujan pada lantai bawah tanah berupa tangki yang dibuat dari beton, jadi material yang digunakan pada tangki tetap dapat menjaga kadar air tanah dan memenuhi kebutuhan air irigasi.

Dari studi kasus apartemen, nilai positif yang dapat diambil adalah penggunaan material kaca pada tampak bangunan agar pengguna dapat melihat lingkungan sekitar secara keseluruhan, perencaan yang secara meyeluruh terdapat kota (skyline) dan air hujan yang pada suatu tempat dan dapat digunakan lagi.

(19)

BAB IV

TO KNOW MORE

Dari pembahasan sebelumnya mengenai studi kasus proyek sejenis yang dilakukan oleh perancang, terdapat beberapa hal yang nantinya akan berguna bagi proyek yang akan dilaksanakan. Berdasarkan rencana untuk penambahan fasilitas hotel butik dan apartemen pada lokasi Istana Maimun guna meningkatkan minat dan angka kunjungan wisatawan. Langkah yang dilakukan untuk memudahkan perancang dalam menyelesaikan proyek ini adalah melakukan pemograman. Sebab, dalam pemograman perancang akan menentukan beberapa hal, pada hotel butik yang perlu diperhatikan adalah penentuan jumlah bintang pada hotel, perhitungan jumlah kamar dan batasan kamar hotel butik, jumlah parkir kendaraan, tingkatan kelas kamar hotel dan jumlah restoran pada hotel. Sedangkan, pada apartemen hal yang perlu diperhatikan adalah perhitungan jumlah unit apartemen, jumlah parkir kendaraan dan fasilitas-fasilitas yang diperlukan untuk pemilik unit apartemen (kolam renang, fitness, dan lain-lain).

(20)

berkunjung ke Istana Maimun dari kalangan menengah ke bawah sampai menegah ke atas, sehingga tidak ada kesenjangan sosial ketika memasuki Istana Maimun.

Pemilihan hotel butik sebagai fasilitas tambahan pada lokasi dengan klasifikasi bintang 4 (empat), daripada hotel bisnis. Karena lokasi yang akan dibangun memiliki bangunan bersejarah sehingga hotel butik lebih cocok dibanding hotel bisnis. Hotel butik dalam konsepnya memiliki suatu tema sehingga wisatawan yang datang akan merasakan suasana yang berbeda dengan hotel lain. Sedangkan hotel bisnis lebih diperuntukkan pada lokasi yang berdekatan dengan gedung perkantoran sehingga ketika mencari penginapan tidak perlu membutuhkan jarak yang jauh untuk mencari penginapan.

Terdapat 11 hotel bintang 4 dikota medan dengan total kamar hotel bintang 4 yang berada di kota Medan adalah 1885 kamar. Jika dibagi total kamar bintang 4 dengan jumlah hotel yang ada maka rata-rata hotel berbintang 4 terdapat 171 kamar hotel. Dari Badan Pusat Statistik kota Medan, rata-rata okupansi setiap tahun meningkat setiap tahunnya (tabel 4.1).

Tabel 4.1 Rata-rata okupansi per-tahun

Tahun

Rata-rata okupansi

2010

42,81%

2011

42,85%

2012

42,86%

2013

44,01%

Rata-rata okupansi dari 4 tahun adalah sebesar 43.13%. Dari rata-rata okupansi tersebut akan ditemui jumlah kamar yang efektif atau yang dibutuhkan pada tahun 2014 yaitu 43.13% x 171 kamar = 73 kamar hotel. Hotel butik memiliki kamar maximun 150 kamar sehingga untuk mengantisipasi lonjakan pengunjung hotel maka dari 73 kamar

(21)

(penmabahan x 35%) sehingga total kamar yang dibutuhkan dalam hotel butik adalah 100 kamar.

Kamar hotel terbagi menjadi 4 tipe (tabel 4.2). Fasilitas yang terdapat pada butik hotel dengan klasifikasi bintang 4 yaitu terdapat 2 (dua) restoran dengan salah satu restoran merupakan coffee shop, kolam renang, spa dan sauna, fitness dan ballroom dengan kapasitas sekitar 750 orang.

Tabel 4.2 Tipe kamar hotel butik

Type Luas(m2) Jumlah Ruang

Standar 32 60

Deluxe 48 24

Eksekutif 80 12

Suite 100 4

Untuk tempat parkir kendaraan menurut Juwana (2005), dalam buku berjudul "Sistem bangunan Tinggi", untuk 5 kamar hotel memerlukan 1 parkir kendaraan roda 4 sehingga total parkir kendaraan untuk 100 kamar hotel adalah 20 parkir kendaraan roda 4, pengunjung ballroom dengan kapasitas 500 orang diperlukan 75 parkir kendaraan roda 4 dan staff hotel dari 147 diasumsikan 10% yang menggunakan kendaraan roda 4 maka memerlukan 15 parkir kendaraan roda 4. Total parkir kendaraan roda 4 yang dibutuhkan untuk hotel butik adalah sekitar 110 tempat parkir. Untuk lift pengunjung hotel setiap 75 kamar hotel memerlukan 1 lift sehingga dalam hotel butik ini memerlukan 2 lift penumpang dan 1 lift untuk servis.

(22)

proses pembangunan. Ketika apartemen telah selesai dibangun, maka keluarga sultan mendapatkan masing-masing satu unit apartemen tanpa perlu mengeluarkan uang untuk membelinya dan dapat menikmati dan menggunakan fasilitas yang tersedia diapartemen dengan tingkat privasi yang tinggi.

Pada apartemen dilakukan perhitungan kebutuhan oleh perancang untuk mendapatkan jumlah unit yang diperlukan. Berdasarkan dari website pemerintah kota Medan pada tahun 2010, jumlah populasi kota Medan adalah 2.097.610 jiwa dengan kenaikan populasi pertahuan sebanyak 20%. Diperhitungkan pada tahun 2020 jumlah populasi kota Medan mencapai 2.391.322 juwa. Perancang mengasumsikan 1 kepala keluarga terdiri dari 4 anggota keluarga sehingga pada tahun 2020 terdapat 597.830 kepala keluarga.

Berdasarkan dari website pemerintah kota Medan terdapat 501.712 kepala keluarga pada tahun 2010. Peningkatan jumlah keluarga per tahun kota Medan mencapai 1%, sehingga pada tahun 2020 jumlah kepala keluarga yang ada di kota Medan mencapai 572.058 jiwa. Pada tahun 2020 jumlah kekurangan hunian berkisar 25.972 hunian. Perancang berasumsi yang akan menempati apartemen di kota Medan sekitar 10% maka sekitar 2597 keluarga, sedangkan yang akan menempati apartemen dilokasi Istana Maimun sekitar 259 unit (10%). Jumlah unit yang diperkirakan sudah termasuk dengan keluarga sultan yang akan menempati apartemen yaitu 33 kepala keluarga. Total unit apartemen yang direncanakan untuk disewakan atau dijual adalah 226 unit atau 226 kepala keluarga.

(23)

Tabel 4.3 Tipe unit apartemen

Type Luas(m2) Jumlah Ruang

(Dijual)

Jumlah Ruang (kel. Sultan)

Studio 46,8 28 4

Dua kamar (2-3 orang)

60 120 17

Tiga Kamar (4-5 orang).

80 78 12

Total 226 33

(24)

BAB V

LET'S BE FRIEND

Kata dasar untuk judul perencanaan rancangan dan konsep untuk bentukan massa dan perencanaan disekitar tapak yang digunakan oleh perancang adalah kata "Embrace atau Merangkul". Ide konsep dari kata tersebut berawal dari tujuan dari perencanaan pembangunan fasilitas tambahan pada lokasi Istana Maimun. Tentunya tujuan dari perencanaan agar dapat meningkatkan jumlah kunjungan dan minat wisatawan lokal maupun mancanegara untuk berkunjung ke kota Medan untuk melihat salah satu bangunan bersejarah yang menjadi kebanggaan kota Medan. Tujuan lain dari perencanaan pembangunan, agar minat wisatawan yang berkunjung ke Istana Maimun tidak padam. Karena menurut perancang, setiap kali berkunjung ke Istana Maimun tidak terdapat hal yang baru (monoton). Pengunjung hanya dapat menikmati interior dan eksterior istana setiap kali berkunjung, selanjutnya pengunjung dapat meninggalkan lokasi Istana Maimun, sehingga dapat dikategorikan cukup satu hingga dua kali kunjungan wisatawan akan merasa bosan, berbeda jika terdapat suatu kepentingan seperti mengajak tamu dari luar daerah atau luar negeri untuk melihat bangunan bersejarah kota Medan, dan lain-lain.

(25)

Pendekatan teori arsitektur yang digunakan dalam konsep perancangan bangunan pada lokasi Istana Maimun adalah Arsitektur Metafora. Arsitektur metafora merupakan arsitektur yang berasal dari analogi suatu objek atau benda yang kemudian diterapkan dalam bangunan sehingga ketika bangunan tersebut dilihat dengan mata secara visual terkesan berupa suatu bentuk. Menurut Anthony C. Antoniades (1990) dalam ”Poethic of Architecture” mengatakan bahwa "Suatu cara memahami suatu hal, seolah hal tersebut

sebagai suatu hal yang lain sehingga dapat mempelajari pemahaman yang lebih baik dari suatu topik dalam pembahasan. Dengan kata lain,menerangkan suatu subyek dengan subyek lain, mencoba untuk melihat suatu subyek sebagai suatu yang lain."

Arsitektur metafora dibagi menjadi 3 bagian yaitu Tangible Metaphors, Intangible Metaphors dan Combined Metaphors. Tangible Methaphors adalah yang termasuk dalam

kategori ini misalnya suatu konsep, sebuah ide, kondisi manusia atau kualitas - kualitas khusus (individual, naturalistis, komunitas, tradisi dan budaya) - Intangible Metaphors adalah dapat dirasakan karakter visual atau material - Combined Metaphors adalah gabungan dimana secara konsep dan visual saling mengisi sebagai unsur-unsur awal dan visualisasi sebagai pernyataan untuk mendapatkan kebaikan kualitas dan dasar.

(26)

Terdapat beberapa tahap yang dilakukan oleh perancang dalam perencanaan siteplan yaitu tahap awal pembagian zoning. Pada tahap ini perancang melihat kondisi lokasi yang simetris dimana Istana Maimun berada pada bagian tengah lokasi dengan tidak terdapat bangunan pada kanan dan kiri, perancang memutuskan untuk membagi 3 zona pada bagian belakang yaitu kanan, kiri dan tengah. Pada bagian kanan dan bagian kiri Istana Maimun direncanakan merupakan posisi bangunan hotel butik dan apartemen, sedangkan pada bagian tengah tepat dibelakang Istana Maimun akan dijadikan ruang publik yang dapat dinikmati oleh pengunjung, tamu hotel dan pemilik apartemen. Pada bagian depan Istana Maimun akan memiliki fungsi yang sama seperti sebelumnya yaitu berupa lapangan hijau, pada kondisi eksisting warung dan penjual tanaman hias direncanakan akan menjadi tempat parkir kendaraan pengunjung yang berkunjung ke Istana Maimun (gambar 5.2).

Gambar 5.1 Analogi tema arsitektur yang digunakan

(27)

Setelah pembagian zona pada tapak, tahap selanjutnya adalah penerapan teori arsitektur ke bentuk bangunan. Objek yang digunakan oleh perancang adalah tangan, tangan sebagai analogi yang digunakan untuk pendekatan arsitektur metafora (gambar 5.3). Jika dilihat secara seksama pada gambar, tangan yang dimaksud seolah-olah merangkul Istana Maimun dan juga seakan-akan melindungi Istana Maimun agar tidak padam seperti lilin (gambar 5.4), sehingga dengan kehadiran bangunan hotel butik dan apartemen akan semakin menjaga eksistensi Istana Maimun sebagai tujuan pariwisata kota Medan.

Untuk ruang terbuka hijau yang direncanakan oleh perancang pada lokasi tapak. Tempat yang cocok dijadikan ruang terbuka hijau adalah pada bagian belakang istana yang menjadi ruang publik. Untuk pola bentuk jalur pada ruang publik akan dibuat mengikuti

Gambar 5.3 Ide atau konsep bentuk dasar bangunan

(28)

bertujuan agar bangunan dan ruang publik yang nantinya direncanakan pada siteplan akan tertampak seperti menyatu (gambar 5.5). Pada area publik ini dapat dinikmati oleh seluruh kalangan karena nantinya koridor pada Sungai Deli dapat terkoneksi sehingga akan menjadi seperti Sungai Singapura dimana pejalan kaki dapat menikmati sungai disepanjang jalan yang disediakan.

Dari segi keamanan perancang akan menempatkan pos jaga pada ke dua gerbang sehingga pengunjung yang datang akan terkontrol demi kenyamanan tamu hotel dan pemilik apartemen. Jalur pedestrian akan dibedakan dengan jalur kendaraan, para pejalan kaki akan masuk melalui gerbang tengah yang akan diaktifkan kembali sehingga ketika pejalan kaki berjalan akan berjalan menuju Istana Maimun, mata pejalan kaki akan dimanjakan dengan kemegahan Istana maimun dan ke dua bangunan yang berada disebelahnya serta penataan vegetasi yang bagus. Pola bentuk jalur pejalan kaki yang akan dibuat tetap mengikuti teori arsitektur yang digunakan (gambar 5.6).

(29)

Jika dikaitkan penambahan fasilitas bangunan pada lokasi Istana Maimun dengan Mesjid Raya dan Kolam Sri Deli. Dengan penggunaan analogi yang digunakan, maka wisatawan yang berada pada lokasi tersebut secara tidak langsung jika melihat ke Istana Maimun akan merasa seperti tersambut karena bentuk bangunan yang melengkung dan Jln. Mesjid Raya yang tegak lurus (gambar 5.7) dengan Istana Maimun, sehingga wisawatan yang berada pada Mesjid Raya dan Kolam Sri Deli akan "dimanjakan" secara visual saat berjalan ke arah Istana Maimun.

(30)

Kendaraan pengunjung istana, tamu hotel dan pemilik apartemen akan masuk melalui gerbang yang telah disediakan. Hal ini dikarenakan, tujuan dari perencanaan penambahan fasilitas untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung, sehingga tidak memungkinkan untuk bagi para tamu hotel dan pemilik apartemen untuk melalui jalur yang lain (gambar 5.5). Sebab jika kendaraan masuk melalui jalur lain, maka akan terkesan tidak ada konektivitas antara Istana Maimun dengan ke 2 bangunan ini dengan awal tujuan penambahan fasilitas pada lokasi.

[image:30.595.148.477.433.660.2]

Struktur bangunan yang digunakan untuk ke dua bangunan ini adalah sistem struktur baja. Susunan yang digunakan untuk bangunan yang berbentuk lengkung ada susunan kolom radial dengan menggunakan satu titik acuan sebagai acuan yang kemudian menjadi dirotasi dengan jarak yang diinginkan. Untuk inti bangunan pada ke 2 bangunan ini di rencanakan akan diletakkan pada bagian tengah bangunan sehingga pengguna bangunan dengan mudah untuk diakses (gambar 5.8).

(31)

Konsep tampak bangunan akan mengikuti teori arsitektural yang berhubungan dengan tangan sebagai analogi, sehingga bentuk bangunan dibagi menjadi 5 bagian (5 jari). Bentukan massa yang dibuat oleh perancang tidak mengambil susunan asli dari tangan (panjang-pendek), tetapi perancang ingin menciptakan suatu kesan "merangkul" dan sedapat mungkin ketika orang awam melihat bangunan yang dirancang dapat dirasakan secara visual (gambar 5.9).

Bentukan massa antara hotel dan apartemen yang rencanakan hampir mirip, perbedaan antara ke dua bangunan ini hanya terdapat kantilever bangunan untuk menguatkan kesan "merangkul". Pembagian lantai masing-masing bangunan akan dibuat secara seimbang (gambar 5.10).

(32)
[image:32.595.114.510.83.369.2]

Selanjutnya mengelaborasikan tema dan kebutuhan ruang dalam perencanaan ruang setiap lantai atau denah skematik. Pada pintu utama ke dua bangunan hotel butik dan apartemen, perancang mengambil satu acuan atau satu titik pada bagian depan bangunan Istana Maimun (tangga menuju lantai dua Istana Maimun) yang kemudian diproyeksikan, seolah-olah dari titik acuan tersebut terpecah menjadi 2 bagian yang menjadi pintu masuk bangunan dengan 2 fungsi bangunan yang berbeda (gambar 5.11). Tujuan dari perencanaan ini, karena Istana Maimun merupakan bangunan bersejarah yang harus dihormati dan perencanaan pintu masuk bangunan berasal dari Istana Maimun yang kemudian dibagi menjadi 2 bagian yang sama.

(33)
[image:33.595.215.407.83.237.2]

Groundplan dari perencanaan penambahan fasilitas bangunan pada lokasi Istana Maimun (gambar 5.12). Pada bagian atas merupakan bangunan apartemen dan pada bagian bawah Istana Maimun adalah bangunan hotel butik. Perancang merencanakan bahwa nantinya disepanjang Sungai Deli terdapat river walk. Pada river walk, perancang membagi menjadi 2 bagian. Pada bagian paling rendah pejalan kaki dapat menikmati view disepanjang Sungai Deli sedangkan untuk pada bagian lainnya pejalan kaki dapat menikmati view tetapi terdapat jarak. Pada river walk terdapat beberapa street furniture seperti tempat duduk, pot bunga dan lampu taman (gambar 5.13). River walk yang direncanakan akan berbatasan langsung dengan lokasi apartemen dan hotel butik, untuk menjaga tingkat privasi perancang merencanakan terdapat leveling dengan penambahan pohon. Klimaks dari river walk yang direncanakan oleh perancangkan akan berhenti pada ruang publik yang berada tepat dibagian belakang Istana Maimun.

(34)
[image:34.595.135.493.82.583.2]

Pembahasan mengenai perencanaan tata letak ruang hotel butik pada lokasi Istana Maimun (lampiran 1). Untuk kendaraan, perancang membagi dalam 2 bagian yaitu untuk kendaraan pengunjung masuk melalui pintu gerbang Istana Maimun dan untuk kendaraan servis dapat diakses melalui Jl. Meriam. Pada lantai satu bangunan hotel butik,

Gambar 5.12 Ground Plan

[image:34.595.168.457.84.393.2]
(35)

direncanakan ketika pengunjung hotel masuk melalui pintu gerbang maka pengunjung akan berhenti pada tempat yang telah disediakan drop off dan terdapat piazza. Kemudian pengunjung akan memasuki bangunan, ketika pengunjung memasuki bangunan hotel, perancang merencanakan akan terdapat hall yang memiliki void hingga lantai 2 (gambar 5.14).

Pada lantai 1 bangunan hotel butik perancang membagi zona menjadi 2 bagian yaitu pada bagian yang berdekatan dengan ruang pubik akan diletakkan restoran, restoran ini juga dilengkapi dengan outdoor dan dapat diakses langsung dari ruang publik. Keunggulan dari peletakan restoran pada bagian ini adalah pengunjung restoran akan "dimanjakan" dengan pemandangan atau view dari ke 3 bagian. Pada bagian lainnya perancang merencanakan untuk meletakkan retail, bussiness centre, office dan bar. Peletakan lounge and bar berdekatan dengan pintu masuk utama, hal ini bertujuan agar tamu hotel dapat menikmati view Istana Maimun sambil menikmati hidangan yang disajikan pada tempat tersebut.

(36)

Pada bagian belakang bangunan terdapat private garden, pada private garden dilengkapi dengan bar kecil, panggung dan kolam air. Taman ini diperuntukkan untuk tamu hotel agar dapat menikmati suasana luar bangunan dan direncanakan pada taman ini, juga dapat disewakan kepada pihak luar ketika terdapat acara-acara atau pesta dalam skala kecil. Inti bangunan diletakkan pada bagian tengah bangunan, pada inti bangunan terdapat lift untuk pengujung, lift servis, shaft elektrikal, shaft sampah, ruang AHU, shaft air dan tangga kebakaran. Inti bangunan ini berdekatan dengan loading dock dan gudang. Pada lantai dasar hotel butik juga disediakan tangga yang dapat diakses langsung ke lantai dua.

Pada lantai 2 bangunan hotel butik, perancang membagi menjadi 2 bagian. Pada bagian kiri bangunan diletakkan coffee shop. Peletakan ruang ini bertujuan agar pengunjung coffee shop dapat menikmati view ruang publik dan Sungai Deli. Sedangkan pada bagian kanan direncanakan peletakan ballroom. Sebelum menuju ballroom pengunjung atau tamu undangan akan melewati pre-function hall. Peletakan ballroom pada bagian kanan bangunan karena ballroom tidak memerlukan view dan ruangan pada ballroom tertutup. Akses menuju lantai dua selain menggunakan lift terdapat tangga. Pada lantai 2 terdapat

(37)

void yang cukup besar sehingga ketika tamu hotel masuk akan merasakan kemegahan dari hotel butik ini (gambar 5.15).

Perancang merencanakan ruang-ruang yang akan diletakkan pada lantai 3 (Gambar 5.16) merupakan fasilitas dari hotel butik. seperti kolam renang, loker dan fitness centre. Keluar dari lift, tamu hotel akan dihadapkan dengan resepsionis untuk mengambil handuk. Pada area resepsionis ini merupakan area kering. Setelah mengambil handuk maka tamu hotel akan menuju loker yang disediakan. Dari loker, tamu hotel dapat langsung mengakses menuju kolam renang dan fitness centre tanpa harus melewati resepsionis. Kolam renang yang direncanakan merupakan kolam renang elevated. Keuntungan dari penggunaan kolam renang jenis ini adalah pada bagian bawah kolam renang terdapat ruangan yang dibisa digunakan tanpa terganggu aktivitasnya.

Untuk kamar hotel yang memiliki 4 tipe ruangan, perancang meletakkan ruangan-ruangan yang dibutuhkan dari lantai 4 hingga lantai 10 pada setiap lantai terdapat roof garden. Penyediaan fasilitas ini dikarenakan agar tamu hotel dapat menikmati suasana luar bangunan bukan hanya dari kamar hotel dan agar tamu hotel dapat menikmati view ke

(38)

kamar hotel dengan 4 tipe kamar (tabel 4.1). Pada setiap dua lantai bangunan akan terdapat coakan masuk dan keluar, sehingga pada bagian denah per 2 (dua) lantai akan berbeda (gambar 5.17).

Pada setiap kamar hotel berdapat balkon sehingga tamu hotel dapat menikmati suasana luar bangunan dari kamar hotel masing-masing. Empat detail arsitektural kamar butik hotel, yaitu Standart Room (gambar 5.18), Deluxe Room (gambar 5.19), Executive Room

[image:38.595.115.506.170.493.2]

(gambar 5.20) dan Suite Room (gambar 5.21).

(39)

Gambar 5.18 Denah Arsitektural (Standart Room)

(40)

Sama seperti bangunan hotel butik, terdapat 2 jalur kendaraan yaitu kendaraan penghuni apartemen masuk melalui pintu gerbang., sedangkan untuk jalur servis akan melalui jalan samping yang berbatasan langsung dengan pemukiman penduduk. Kendaraan pribadi penghuni apartemen setelah melewati gerbang masuk penghuni apartemen akan turun dari kendaraan pada tempat yang telah disediakan drop off atau piazza. Penghuni apartemen ketika setelah melewati pintu masuk akan berada pada ruangan hall. Pada hall apartemen juga terdapat resepsionis dan tempat duduk yang ditujukan kepada penghuni yang sedang menunggu jemputan (gambar 5.12).

Dalam perencanaan ruangan apartemen (lampiran 2) terdapat mini market dan laundry yang akan di tempatkan pada lantai satu apartemen. Perancang mengabungkan entrance antara penghuni apartemen dan food court, tetapi memiliki suatu batasan (sekat kaca). Peletakan antara food court, mini market dan laundry yang dibuat berdekatan sehingga jalur servis yang direncanakan sejalur dan tidak terpisah (Gambar 5.22).

(41)

Pada lantai satu apartemen, pada bagian kanan direncanakan merupakan food court sehingga berdekatan dengan jalur service. Pada bagian kiri yang berdekatan dengan pintu masuk bangunan apartemen merupakan kantor yang mengurus administrasi apartemen. Kotak surat diletakkan berdekatan dengan resepsionis sehingga petugas lebih mudah untuk mengaksesnya. Penghuni apartemen yang akan menuju unit apartemen akan melewati pintu yang hanya dapat diakses menggunakan kartu. Setelah melewati pintu tersebut penghuni apartemen akan berada foyer untuk menunggu lift. Pada inti bangunan apartemen terdapat lift penumpang, lift servis, shaft sampah, shaft elektrikal, shaft air kebakaran dan tangga kebakaran.

Tingkat privasi yang tinggi direncanakan oleh perancang. Hal ini dikarenakan agar penghuni apartemen dapat nyaman tinggal diapartemen yang telah dibeli. Pada bagian belakang bangunan apartemen (gambar 5.22), kolam renang yang hanya dapat diakses oleh penghuni hotel. Kolam renang ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu dewasa dan anak-anak. Sistem kolam renang pada apartemen dibuat sama dengan kolam renang hotel butik, agar dapat memaksimalkan ruangan yang ada dibawah kolam renang.

(42)

Pada bagian belakang bangunan apartemen terdapat bar yang akan menjual minuman dan makanan ringan yang diperuntukkan untuk para penghuni apartemen yang sedang melakukan aktivitas seperti berolahraga dan berenang. Disekitar area bar terdapat tempat duduk untuk beristirahat setelah melakukan aktifitas. Pada apartemen disediakan jogging track dalam skala kecil yang akan digunakan oleh penghuni hotel. Berdekatan dengan kolam renang perancang merencanakan terdapat fasilitas fitness center dan massage room untuk penguhuni hotel. Ruang fitness center diletakkan berdekatan dengan kolam renang sehingga ketika beraktifitas didalam ruangan tersebut dapat melihat view ke ruang publik yang direncanakan. Loker yang akan digunakan untuk semua aktifitas pada bagian belakang bangunan akan digabung untuk memudahkan dalam bagian servis (gambar 5.22).

Perancang merencakan pada lantai 2 hingga lantai 12 (gambar 5.23 dan gambar 5.24) merupakan unit apartemen, dikarenakan ruangan-ruangan yang direncanakan untuk fasilitas penunjang pada lantai 1 telah dapat memenuhi semua kebutuhan yang direncanakan. Pada lantai 2 hingga lantai 12 terdapat 3 unit kamar, yaitu: tipe studio, tipe 2 kamar tidur dan tipe 3 kamar tidur (tabel 4.2). Tiap unit apartemen akan dilengkapi

(43)

dengan balkon dan sistem pengkondisian udara untuk apartemen adalah AC split. Pemilihan AC Split pada setiap unit apartemen karena fungsi dari apartemen dan hotel yang berbeda dan tingkat kebutuhan yang berbeda.

[image:43.595.169.455.179.588.2]

(44)

Detail arsitektural pada bangunan apartemen yaitu 3 tipe unit (gambar 5.25), tipe 2 kamar tidur (gambar 5.26) dan tipe 3 kamar tidur (gambar 5.27).

Gambar 5.25 Detail Arsitektural (Tipe studio)

[image:44.595.181.443.165.466.2]
(45)

Potongan site Istana Maimun beserta bangunan butik hotel dan apartemen (gambar 5.12). Pada potongan site A-A (gambar 5.28), garis potongan yang dibuat berada tepat dipertengahan lokasi sehingga pada potongan dapat dilihat dari depan terdapat gapura, tanaman hijau, fountain, Istana Maimun, ruang publik dan river walk. Bangunan yang terlihat pada potongan A-A merupakan bangunan apartemen yang memiliki ketinggian sekitar 43,5 meter (12 lantai).

[image:45.595.115.510.245.497.2]

Pada potongan site B-B (gambar 5.28), dapat dikatakan sebagai tampak site dari jalan raya. Pendekatan arsitektural yang digunakan untuk penyelesaian ke dua bangunan ini menggunakan pendekatan arsitektur metafora, sehingga perancang ingin menciptakan secara visual bahwa bangunan butik hotel dan apartemen seolah-olah sedang melindungi atau merangkul Istana Maimun sebagai bangunan bersejarah dan ke dua bangunan ini akan mendukung Istana Maimun untuk meningkatkan jumlah peminat dan kunjungan

(46)

Pada potongan site C-C (gambar 5.29), garis potongan berada pada bangunan apartemen sehingga bangunan apartemen terpotong. Pada bagian belakang bangunan apartemen (berdekatan dengan sungai) merupakan area privat yang direncanakan oleh perancang. Pada area tersebut merupakan area kolam renang yang sengaja direncanakan, hal ini dikarenakan jumlah unit apartemen yang banyak sehingga memerlukan luasan yang cukup luas agar yang menggunakan fasilitas pada bangunan apartemen nyaman menggunakan. Sedangkan, pada potongan site D-D (gambar 5.29), garis potongan berada pada bangunan butik hotel sehingga bangunan butik hotel terpotong. Pada bagian belakang sama seperti bangunan apartemen, pada area ini dibuat menjadi area privat yang berupa taman. Perencanaan taman privat bertujuan untuk agar tamu hotel dapat menikmati suasana ruang luar butik hotel dan taman privat direncanakan dapat disewa oleh pihak luar untuk dibuat acara-acara atau pesta.

[image:46.595.112.514.82.295.2]

Perancang merencanakan river walk disepanjang Sungai Deli khususnya pada bagian Istana Maimun (gambar 5.13). Pada river walk, perancang membagi 2 jalur dengan tujuan pada jalur yang lebih rendah (yang lebih dekat sungai), para pejalan kaki akan dapat

(47)

menikmati view Sungai Deli dan pada jalur ini penjalan kaki dapat duduk untuk menikmati view Sungai Deli. Sedangkan pada jalur yang lebih tinggi, pejalan kaki dapat berjalan langsung (dengan cepat) dan menikmati view Istana Maimun tetapi pejalan kaki memiliki jarak (ketinggian) untuk menikmati view Sungai Deli. Disepanjang jalan yang direncanakan oleh perancang akan terdapat tanaman hias dan pohon sehingga pejalan kaki nyaman untuk berjalan pada jalur yang telah direncanakan.

Pada hotel butik dan apartemen menggunakan stuktur yang sama dan modul kolom yang sama. Penggunaan material pada bangunan apartemen dan hotel butik yang sama. Hal ini dikarenakan analogi yang digunakan adalah jari tangan manusia yang memiliki bentuk sama. Pada ke dua bangunan ini menggunakan teknologi kolom baja I dan pada bagian kantilever menggunakan sistem trus.

Kantilever pada bangunan apartemen dan hotel butik memiliki bentang yang sama yaitu sekitar 16 meter. Perancang memutuskan untuk menggunakan sistem truss sebagai penyelesaian pada bagian kantilever bangunan. Truss tersebut akan menjadi pengaku pada bagian kantilever dan akan dibebankan pada kolom utama bangunan dengan ukuran yang berbeda. Sama seperti studi banding Neo Bankside (gambar 3.8) dimana sistem pengaku dipakai pada bagian luar sedangkan pada bangunan apartemen dan hotel butik penggunaaan sistem trus ini akan digunakan di dalam bangunan sehingga pada tampak bangunan tidak terlihat dan akan ditutup oleh curtain wall (gambar 5.30).

(48)
[image:48.595.162.462.84.347.2]

Pada potongan bangunan butik hotel A-A (gambar 5.31) pada bagian lantai 1 merupakan lobby dari hotel, ketika tamu hotel masuk, tamu hotel akan merasakan kemegahan karena pada area ini terdapat void hingga lantai 2 (gambar 5.32). Pada lantai 2 bangunan butik hotel merupakan pre-function hall untuk menuju ke ballroom sedangkan diujung lain terdapat coffee shop yang akan memfasilitasi sarapan pagi untuk tamu hotel yang menginap. Pada lantai 3 bangunan merupakan area fasilitas dari butik hotel yaitu kolam renang dan fitness centre. pada lantai 4 hingga lantai 10 merupakan kamar hotel, pada setiap lantai kamar hotel terdapat "balkon besar" agar tamu hotel dapat menikmati suasana ruang luar dari bangunan dari masing-masing ketinggian lantai.

(49)

Ruang bawah tanah yang digunakan sebagai daerah untuk service seperti parkir kendaraan pengunjung hotel dan juga ruang generator tangki air dan pengawai hotel. Ramp pada hotel butik dengan perbandingan ramp 1:8 sehingga panjang ramp yang diperlukan 32 meter.

[image:49.595.251.376.83.278.2]

Kantilever pada bangunan hotel dapat dilihat lebih jelas pada potongan bangunan butik hotel B-B (gambar 5.31), pada kanan dan kiri bangunan terdapat pintu yang dapat diakses untuk menikmati suasana ruang luar dari bangunan hotel.

(50)
[image:50.595.143.482.81.368.2]

Pada potongan bangunan apartemen A-A dan potongan bangunan apartemen B-B (gambar 5.33), pada lantai 1 bangunan ketika memasuki bangunan terdapat lobby, pada lobby tidak terdapat void (gambar 5.34).

Gambar 5.33 Potongan bangunan apartemen

[image:50.595.213.413.513.640.2]
(51)

Pada bagian belakang bangunan apartemen ini terdapat penambahan bangunan (extension), penambahan dilakukan mengingat keterbatasan tinggi bangunan dari KKOP polonia yaitu 45 meter dan tinggi bangunan apartemen hingga lantai 12 berupa 43,5 meter. Pada penambahan bangunan dibelakang bangunan utama dibuat sideback agar dalam segi visual tidak membosankan.

Pada lantai dasar bangunan dijadikan loker bangunan dan tempat duduk-duduk untuk penghuni apartemen. Ruang bawah tanah yang direncanakan perancang adalah 2 lantai (sesuai dengan kebutuhan perhitungan kendaraan pada program ruang apartemen) dengan perbandingan ramp 1:8 sehingga panjang ramp yang diperlukan 32 meter. Pada ruang bawah tanah lantai 1 dijadikan tempat parkir, sedangkan pada lantai 2 dijadikan tempat parkir dengan penambahan ruang seperti ruang generator dan ruangan yang bersifat memfasilitasi bangunan apartemen.

Tampak bangunan merupakan unsur terpenting dalam suatu perancangan, dikarenakan tampak dari suatu bangunan akan mencerminkan apa yang diinginkan atau yang dimaksud oleh perancang kepada orang yang melihat dan menikmati bangunan secara visual. Menurut perancang, apabila bangunan yang dirancang memiliki tema, maka perancang harus mengaplikasikan tema arsitektur yang dipilih ke proyek yang sedang dikerjakan dan harus memperhatikan latar belakang dari proyek yang sedang ditangani agar pengguna bangunan dapat merasakan apa yang telah direncanakan oleh perancang pada proyek tersebut, seperti tapak, tampak, sistem penataan ruangan dalam bangunan dan lain-lain.

(52)

manusia. Analogi yang digunakan oleh perancang untuk menyelesaikan tampak bangunan adalah menggunakan ke dua tangan, dimana seolah-olah bangunan hotel butik dan apartemen sedang melindungi atau merangkul Istana Maimun sebagai bangunan bersejarah kota Medan.

Pada pembahasan sebelumnya mengenai bentuk dasar bangunan yang telah direncanakan (gambar 5.9). Perancang kemudian mengembangkan bentuk dasar yang telah ada dan lebih memperkuat tampak dengan analogi yang digunakan sebagai dasar perancangan. Pada bagian gelombang tampak, perancang menganalogikan gelombang adalah lengkungan pada jari bagian dalam. Gelombang pada tampak digunakan sebagai balkon, sehingga pengguna ruangan dapat merasakan suasana luar bangunan. Sedangkan pada bagian yang lurus (vertikal), perancang menganalogikan garis pada jari (antar gelombang). Bagian yang lurus ini dijadikan sebagai penyekat antar ruang sehingga tiap ruangan memiliki nilai privasi yang dikategorikan tinggi (gambar 5.35).

[image:52.595.180.446.432.636.2]

(53)

Tampak 2D (gambar 5.36) dari bangunan hotel butik (jumlah lantai: 10 lantai) yang menggunakan pendekatan arsitektur metafora sebagai tema arsitektur.

Tampak 2D (gambar 5.37) dari bangunan apartemen (jumlah lantai: 12 lantai) yang menggunakan pendekatan arsitektur metafora sebagai tema arsitektur.

(54)

Jika lihat secara seksama, ke dua bangunan ini secara tertampak hampir mirip. Sebab, antar bangunan dalam segi tema arsitektur yang digunakan dan analogi yang digunakan sama. Perspektif eksterior bangunan hotel butik dan apartemen (gambar 5.38, gambar 5.39, dan gambar 5.40)

[image:54.595.134.489.195.415.2]

Gambar 5.38 Perspektif hotel butik dan apartemen dari gerbang masuk menuju ke bangunan

(55)
[image:55.595.227.398.477.565.2]

Material yang akan digunakan pada tampak bangunan adalah semen ekspose (gambar 5.41), pemilihan semen ekspose sebagai material pada tampak bangunan karena material ini tidak begitu menonjol warnanya jika dibandingkan dengan warna dari Istana Maimun. Semen ekspose yang akan digunakan berwarna abu-abu dan memiliki texture, sedangkan Istana Maimun memiliki warna kuning dan hijau yang menurut perancang sangat kuat, sehingga ketika pengunjung atau turis yang akan berkunjung ke Istana Maimun akan terfokus kepada istana dan bangunan hotel butik dan apartemen akan menjadi background dari Istana Maimun.

Gambar 5.40 Perspektif mata burung dari arah belakang bangunan

(56)

BAB VI

CONFLICT AND TOLERANCE

Setelah perancang mempresentasikan hasil rancangan, diadakan pengujian konsep rancangan. Adanya saran kepada perancang mengenai struktur bangunan yang akan digunakan pada bangunan. Karena pada bangunan hotel butik maupun apartemen menggunakan sistem kantilever yang tergolong panjang namun dapat diselesaikan. Perlunya penjelasan mengenai sistem kantilever yang memerlukan struktur utama (vertikal dan horisontal) sebagai penopang bangunan sehingga pada bagian kantilever dapat ditahan oleh struktur utama. Pentingnya perancang mengetahui mengenai pasar yang ingin dicapai serta mengenai pengunjung yang akan berkunjung ke hotel butik

Pentingnya mengenai apa yang dimaksud dengan "Enchanting of Maimoon Palace" baik berupa fisik maupun non fisik?, lalu pentingnya mengetahui mengenai latar belakang mengenai bentukan jalur pedestrian pada bagian depan Istana Maimoon dan pada bagian belakang Istana Maimun yang terdapat ruang publik, termasuk menyarankan landscaping yang ada pada area tersebut tidak menggunakan pohon melainkan menggunakan tanaman hias sehingga pejalan kaki atau dapat menikmati dan dapat merasakan "skenario" yang diinginkan oleh perancang. Hal ini dikarenakan jika menggunakan pohon, ruang publik tersebut akan tertutup dan tidak terdapat view yang akan dinikmati. Penempatan pohon boleh diletakkan pada areal tersebut tetapi jangan terlalu banyak mengingat area tersebut merupakan ruang publik dimana terdapat pertunjukkan.

(57)

bangunan, pada bagian ruang publik sebaiknya menggunakan tanaman hias, tanaman hias juga dapat berfungsi sebagai pengarah ke suatu tempat dan landscape pada bagian depan Istana Maimun sebaiknya dikembalikan pada bentuk awal, hal ini dikarenakan pada bagian depan Istana Maimun pada keadaan eksisting merupakan rerumputan hijau. Bertujuan agar ketika pihak istana jika mengadakan acara, adat istiadat, acara kesultanan atau pesta pernikahan sultan tempat ini dapat digunakan sebagai tempat berlangsungnya acara.

(58)
[image:58.595.151.472.84.384.2]

Pada lokasi tapak Istana Maimun, perancang membuat jalur pedestrian khusus yang diperuntukkan oleh pengujung hotel, tamu hotel, penghuni apartemen dan tamu apartemen (Gambar 6.1). Jalur ini direncanakan berdekatan dengan jalur pedestrian pengujung Istana Maimun, sehingga ketika pejalan kaki yang memiliki tujuan ke salah satu bangunan hotel butik atau apartemen akan menikmati bangunan Istana Maimun. Salah satu tujuan dari "skenario" yang direncanakan oleh perancang adalah Istana Maimun sebagai bangunan eksisting yang berada pada lokasi dan merupukan bangunan preservasi dengan tingkat kunjungan tertinggi kota Medan, sedangkan bangunan hotel butik dan apartemen merupakan fasilitas tambahan untuk menunjang kunjungan Istana Maimun, sehingga setiap kegiatan atau aktifitas yang direncanakan pada tapak semampu mungkin perancang melibatkan Istana Maimun seperti view ke istana ataupun penampilan tarian istana pada ruang publik yang direncanakan.

(59)

Pada jalur pedestrian, perancang membuat perbedaan ketinggian untuk kenyamanan pedestrian, jalur kendaraan dan jalur pedestrian dipisahkan oleh tanaman hias sehingga terdapat perbedaan.

Pada bagian (depan) kanan dan kiri Istana Maimun diperuntukkan untuk tempat parkir kendaraan roda 2 (dua), kendaraan roda 4 (empat), taxi dan bus pariwisata. pada rancangan sebelumnya pada tempat ini tidak sediakan jalur atau akses menuju ke bangunan atau istana. Setelah melalui tahap pengujian, perancang membuat jalur atau akses bagi pemilik mobil untuk dapat mengakses ke istana ataupun ke bangunan hotel butik atau apartemen. Setelah menyeberangi jalur kendaraan, pemilik mobil akan melewati atau menggunakan jalur yang sama dengan jalur pedestrian (Gambar 6.1).

Pada bagian belakang Istana Maimun terdapat ruang publik dimana direncanakan terdapat pohon-pohon yang rindang. Setelah melalui tahap pengujian rancangan, penguji memberikan saran agar tanaman yang ditanam diganti menjadi tanaman hias. Tanaman hias bertujuan sebagai pengarah agar pejalan kaki dapat terarah menuju tempat pertunjukkan, dimana tempat pertunjukkan ini mempertunjukkan tarian maupun live music yang berasal dari Istana Maimun dan tempat pertunjukkan yang sebelumnya tidak memiliki tempat duduk diganti menjadi amphiteater, sehingga penggunjung dapat duduk dan menikmati ruang publik pada Istana Maimun (Gambar 6.2).

(60)

Struktur bangunan kantilever pada bangunan hotel butik dan apartemen yang memiliki kantilever akan menggunakan sistem struktur truss. Truss bangunan akan ditopang oleh balok kolom utama yang memiliki ukuran yang lebih besar, sehingga mampu menopang lantai kantilever tersebut (gambar 6.3). Meskipun pada lantai yang memiliki kantilever memiliki truss, pada ruangan kamar hotel memiliki pintu yang dapat diakses menuju ke balkon untuk menikmati keadaan luar bangunan.

[image:60.595.209.415.498.718.2]

Pada bagian dalam gedung juga terdapat trus yang berguna sebagai pengaku untuk menahan kantilever pada bangunan sehingga pada kamar yang memiliki kantilever akan berbeda dengan rungan yang lain dan penataan ruangnya (gambar 7.4).

(61)
[image:61.595.113.518.347.588.2]

Selain struktur bangunan yang merupakan salah satu bagian penting dalam suatu bangunan. Bagian lain yang pentingnya adalah rencana elektrikal dan rencana santitasi. Pada rencana elektrikal merupakan penjelasan dari bagaimana listrik dari PLN yang akan didistribusikan ke bangunan dan dari bangunan didistribusikan ke dalam ruang-ruang yang ada didalam bangunan. Biasanya pada suatu bangunan terdapat aliran listrik diawali dari PLN lalu didistribusikan ke MCB. Pada MCB ini arus dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu aliran listrik langsung dan generator. Guna dari MCB adalah sebagai pemindahan arus listrik pada saat terjadi pemadaman listrik. Dari MCB kemudian didistribusikan ke panel induk dan dari panel induk akan didistribusikan ke setiap lantai dan ruangan (gambar 7.5 dan gambar 7.6).

(62)

Rencana sanitasi merupakan unsur terpenting pada suatu bangunan. Karena perencanaan pemipaan jika tidak direncanakan secara teliti dan tepat dapat menyebabkan kesalahan fatal pada bangunan. Pada saat proses pengerjaan dilapangan tingkat ketelitian sangat diperlukan karena jika kurang teliti dan mahir dapat menyebabkan kebocoran yang dapat menyebabkan kerugian oleh berbagai pihak dan akan meningkatkan jumlah pengeluaran untuk perbaikan.

[image:62.595.118.518.83.310.2]

Perencanaan sanitasi dibedakan menjadi 4 pipa yaitu air bersih, air kotor, air berat, air hujan dan air panas. Dengan perbedaan warna air bersih (biru), air kotor (kuning), air berat (cokelat), air hujan (hijau) dan air panas (biru). Berikut merupakan skema perencanaan pemipaan pada bangunan hotel butik dan apartemen (Gambar 6.7).

(63)
[image:63.595.114.515.83.294.2]

Pembagian zona-zona tiap bangunan seperti ruangan, sirkulasi, taman, pendistribusian sanitasi dan pendistribusian elektrikal akan dibuat dalam bentuk diagram aksonometri. Diagram aksonometri diperlukan dalam tahap rancangan, hal ini dikarenakan diagram aksonometri menjelaskan mengenai pembagian zona-zona dan pendistribusian dalam bangunan, sehingga sebelum melihat denah rancangan yang dirancang. Orang yang terlebih dahulu melihat diagram aksonometri rancangan akan memahami maksud dari rancangan yang telah direncanakan oleh perancang. Diagram akosonometri lebih diperuntukkan untuk bangunan high-rise, karena dengan diagram aksonometri dapat terlihat bagaimana pembagian zona bangunan hingga struktur bangunan yang akan direncanakan pada bangunan, sehingga orang yang melihat diagram aksonometri dapat memberikan masukan atau ide untuk bangunan yang akan direncanakan atau direalisasikan.

(64)

Berikut merupakan diagram aksonometri bangunan hotel butik, yaitu pembagian zona pada bagian publik (kuning) dan zona private (abu-abu), pada zona privat merupakan ruangan kamar hotel yang akan diperuntukkan untuk tamu hotel (gambar 7.8), pada setiap lantai kamar hotel terdapat roof garden yang dapat diakses oleh tamu hotel (gambar 7.9), jalur sirkulasi kamar hotel (gambar 6.10) setelah tamu hotel tersebut keluar dari lift dan menuju kamar hotel.

[image:64.595.225.400.245.420.2]

Gambar 6.8 Pembagian zona publik dan privat

(65)
[image:65.595.229.397.81.259.2]

Isi dari core bangunan (warna biru = lift. warna cokelat = sirkulasi pada bagian core, warna merah = sirkulasi manusia ketika memasuki bangunan hingga ke atap bangunan) (gambar 6.11), zona secara vertikal (warna kuning = publik, warna biru langit = semi publik, warna biru = kamar hotel dan warna merah = sirkulasi bangunan) (gambar 6.12), ruangan kamar hotel pada bangunan butik hotel (gambar 6.13), Sistem elektrikal yang digunakan pada bangunan. Pada bagian vertikal berwarna kuning merupakan shaft elektrikal dimana setiap lantai akan terdapat sub-panel yang akan didistribusikan pada tiap ruangan kamar hotel. Hal ini memudahkan teknisi ketika pengecekan pada kamar atau ruangan jika terjadi kerusakan (aliran listrik) (gambar 6.14).

[image:65.595.229.396.522.688.2]
(66)

[image:66.595.229.396.82.251.2] [image:66.595.229.396.286.455.2]

Gambar 6.12 Zona vertikal

Gambar 6.13 Peletakan kamar hotel

[image:66.595.229.396.496.663.2]
(67)
[image:67.595.222.401.397.577.2]

tangga kebakaran yang terletak ditengah bangunan sehingga ketika terjadi kebakaran pada bangunan, orang-orang yang terdapat didalam bangunan lebih mudah untuk diakses. Pada bangunan hotel butik dilengkapi dengan 2 (dua) tangga kebakaran (gambar 6.15), sistem sanitasi pada bangunan (warna biru = air bersih dan warna merah = air panas). Air bersih pada bangunan ini ditampung pada bagian bawah lantai kemudian dipompa pada tangki air atas bangunan, tangki atas bangunan terdapat 2 (dua) kemudian salah satu dari tangki air didistribusikan ke boiler (kotak merah) kemudian didistribusikan pada setiap lantai kamar hotel dan loker kolam renang. Sistem distribusi air dari atap bangunan akan disalurkan pada tiap shaft yang telah direncanakan sehingga ketika pendistribusian pipa pada tiap kamar menjadi lebih mudah dan dapat jika terjadi penyumbatan akan memudahkan untuk perbaikan. Antar tiap kamar hotel terdapat satu shaft (gambar 6.16 dan gambar 6.7).

(68)
[image:68.595.221.403.82.267.2]

struktur bangunan hotel butik pada bangunan ini menggunakan sistem stuktur baja (besi I). Pemilihan sistem struktur baja pada bangunan (gambar 6.17) karena pada bangunan memiliki kantilever yang cukup panjang sehingga memudahkan dalam pelaksanaan, untuk balok anak dibuat bersilang agar plat lantai pada setiap bagian memikul beban 16m2.

(69)

Diagram aksonometri dari bangunan apartemen, yaitu: pembagian zona pada bagian publik (kuning) dan zona private (abu-abu), pada zona privat merupakan ruangan unit apartemen (gambar 6.18), pada setiap lantai hunian terdapat roof garden yang dapat diakses oleh pemilik unit apartemen (gambar 6.19), jalur sirkulasi unit apartemen (gambar 6.20) setelah pemilik atau tamu apartemen tersebut keluar dari lift dan menuju unit apartemen.

Gambar 6.18 Pembagian zona publik dan privat

(70)

ruangan yang terdapat pada core bangunan (warna biru = lift. warna cokelat = sirkulasi pada bagian core, warna pink = sirkulasi manusia ketika memasuki bangunan hingga ke atap bangunan) (gambar6.21), perbedaan zona secara vertikal (warna kuning = publik, warna biru = kamar hotel dan warna merah = sirkulasi bangunan). Pada bangunan apartemen dari lantai 2 (dua) hingga lantai 12 (dua belas) merupakan unit apartemen (gambar 6.22). Unit apartemen pada bangunan (gambar 6.23)

Gambar 6.20 Sirkulasi pada area privat

(71)

sistem elektrikal yang digunakan pada bangunan. Pada bagian vertikal berwarna kuning merupakan shaft elektrikal dimana setiap lantai akan terdapat sub-panel yang akan didistribusikan pada tiap unit apartemen. Hal ini memudahkan teknisi ketika pengecekan pada unit jika terjadi kerusakan (gambar 6.24), tangga kebakaran yang terletak ditengah bangunan sehingga ketika terjadi kebakaran pada bangunan orang-orang yang terdapat didalam bangunan lebih mudah untuk diakses. Pada bangunan apartemen dilengkapi dengan 2 (dua) tangga kebakaran (gambar 6.25), sistem sanitasi pada bangunan (warna biru = air bersih). Air bersih pada bangunan ini ditampung pada bagian bawah lantai

Gambar 6.22 Zona vertikal

(72)

kemudian dipompa pada tangki air atas bangunan, tangki atas bangunan terdapat 2 (dua) kemudian didistribusikan pada kesetiap lantai dan ruangan. Sistem distribusi air dari atap bangunan akan disalurkan pada tiap shaft yang telah direncanakan sehingga ketika pendistribusian pipa pada tiap kamar menjadi lebih mudah dan dapat jika terjadi penyumbatan akan memudahkan untuk perbaikan. Antar tiap unit apartemen terdapat satu shaft. Pada apartemen tidak terdapat boiler (air panas) sehingga ketika pemilik apartemen ingin menggunakan air panas, pemilik tersebut harus memasangnya sendiri (gambar 6.26)

Gambar 6.24 Sistem elektrikal

(73)

struktur bangunan hotel butik pada bangunan ini menggunakan sistem stuktur baja (besi I). Pemilihan sistem struktur baja pada bangunan (gambar 6.27) karena pada bangunan memiliki kantilever yang cukup panjang sehingga memudahkan dalam pelaksanaan, untuk balok anak dibuat bersilang agar plat lantai pada setiap bagian memikul beban 16m2.

Gambar 6.26 Sistem utilitas

(74)

Pada kamar hotel maupun unit apartemen pada bagian kantilever yang terdapat truss, penyelesaian ruangan tersebut menggunakan vinyl dengan pola yang telah ditentukan oleh perancang (gambar 6.28). Pada kamar tersebut juga terdapat pintu yang dapat diakses menuju ke balkon.

Kolom dan balok yang digunakan merupakan sistem struktur baja, sehingga penyambungan antara baja yang satu dengan baja yang lainnya menggunakan plat sebagai penyatu kemudian di pasang baut. Kolom dan balok WF akan di lapisi dengan cor semen agar jika terjadi kebakaran baja tersebut tidak cepat meleleh ataupun roboh (gambar 6.29). Ukuran kolom WF adalah 80 x 30 cm, sedangkan untuk balok induk WF 40 x 20

Gambar 6.28 Penyelesaian interior kamar

(75)

cm dan balok anak WF 20 x 10 cm. Penyambungan antara kolom dilatasi menggunakan plat baja dengan jarak minimal 15 cm (gambar 6.30). Detail roof garden yang digunakan pada bangunan (gambar 6.31).

(76)

Potongan prinsip bangunan hotel butik (gambar 6.32). Tinggi balkon pada bangunan hotel butik sekitar 95cm dan tinggi jenggot sekitar 80 cm. Pada balkon bangunan dipasang plafond GRC dengan ketinggian 3.20 dari lantai balkon. Pada potongan prinsip terdapat 3 detail yaitu detail dak beton atap, detail balkon dan detail plafond pada bagian interior bangunan.

(77)

Sama seperti bangunan butik hotel, Potongan prinsip bangunan apartemen (gambar 6.33). Tinggi balkon pada bangunan hotel butik sekitar 100cm dan tinggi jenggot sekitar 50 cm. Pada balkon bangunan dipasang plafond GRC dengan ketinggian 2.90 dari lantai balkon. Pada potongan prinsip terdapat 2 detail yaitu detail dak beton atap(detail balkon) dan detail plafond pada bagian interior bangunan.

(78)

Salah satu detail penting dalam bangunan adalah core atau inti bangunan. Pada inti bangunan terdapat lift penumpang, lift servis, tangga kebakaran, AHU dan shaft servis. Pada inti bangunan hotel butik terdapat 2 lift penumpang dan 1 lift service dan beberapa shaft (gambar 10.34) dan pada inti bangunan apartemen terdapat 3 lift penumpang dan 1 lift service dan beberapa shaft (gambar 6.35).

Gambar 6.34 Core hotel butik

(79)

BAB VII

IT'S OKAY

Pada tahap ini, setelah perancang menyelesaikan rancangan yang telah direncanakan dari awal rancangan, kemudian perancang menyusun gambar-gambar untuk di presentasikan. Perancang akan menceritakan tentang bagaimana konsep bangunan tercipta dan zona pada bagian tapak sehingga terbentuk bangunan seperti pada gambar dengan material yang digunakan, pembagian lantai dan pembagian modul kolom (lampiran 3a). Lalu, perancang akan menceritakan tentang bagaimana zona-zona pembagian pada bangunan sebelum perancang menjelaskan denah. Perancang membedakan hotel butik berwarna merah dan apartemen berwarna biru (lampiran 3b dan lampiran 4a).

Perancang akan menjelaskan tentang keadaan disekitar bangunan dengan siteplan dan bagian-bagian yang ada di lokasi setelah penambahan fasilitas dengan potongan site bangunan (lampiran 4b). Denah lantai dasar masing-masing bangunan dan pemandangan yang akan dilihat oleh pejalan kaki ketika berada pada jalur yang tegak lurus dengan istana (lampiran 5a) .

(80)

Tidak lupa perancang akan menjelaskan mengenai denah-denah kamar hotel yang telah dirancang dan unit apartemen yang telah direncanakan (lampiran 7b) dan tidak ketinggalan perspektif bangunan eksterior dan suasana bangunan yang menjadi fokus utama selain gambar-gambar yang telah dijelaskan (lampiran 8b).

Maket bangunan yang dibuat oleh perancang merupakan maket monocrome, sehingga pada bahan-bahan yang digunakan berwarna putih (gambar 8.2).

Hasil dari presentasi tahap pengujian akhir rancangan. Adanya saran untuk lebih memikirkan atau mencari konsep atau tema arsitektural yang akan diterapkan pada bangunan hotel butik dan apartemen di lokasi Istana Maimun dan membagi pengalaman atau bercerita tentang skala manusia ketika manusia berhadapan dengan bangunan 10 lantai tanpa podium dengan bangunan 10 lantai yang memiliki podium 2 atau 3 lantai,

Gambar 7.1 Interior Istana Maimun

(81)
(82)

BAB VIII

LET ME EMBRACE

Tema dari arsitektur yang digunakan pada bangunan adalah Arsitektur metafora (Tangible Metaphors). Analogi yang digunakan adalah merangkul, dimana ke dua tangan yang sedang merangkul atau melindungi Istana Maimun, karena tujuan dari pembangunan atau perencanaan Istana Maimun adalah untuk meningkatkan kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara ke kota Medan dan agar wisatawan yang pernah berkunjung ke istana atau belum pernah dapat datang melihat sesuatu yang baru pada lokasi Istana Maimun dan kembali mengunjungi bangunan Istana Maimun. Untuk meningkatkan kunjungan wisatawan direncanakan penambahan fasilitas bangunan yaitu hotel butik dan apartemen.

Bentuk bangunan hotel butik dan apartemen, bangunan tersebut terbagi menjadi 5 bagian sesuai dengan jari-jari manusia, tetapi perancang tidak menggunakan bentuk tersebut secara utuh melainkan hanya mengambil dasar pengertian jika tangan manusia terdiri dari 5 (lima) jari. Pada bagian piazza bangunan, perancang menggunakan bentuk ibu jari dan 4 jari lainnya merupakan bangunan (siteplan).

(83)

terdapat taman privat dimana taman ini dapat disewakan atau digunakan ketika terdapat acara-acara sehingga menambah pendapatan hotel butik.

Pada bangunan apartemen terdiri dari 12 (dua belas) lantai dengan ketinggian maksimun bangunan 45 meter yang merupakan syarat dari KKOP Polonia. Pada bangunan butik terdapat roof garden yang dapat diakses oleh penghuni apartemen sehingga tamu hotel tersebut dapat menikmati suasana ruang luar bangunan selain dari balkon unit apartemen. Unit apartemen dimulai dari lantai 2 (dua) hingga lantai 12 (dua belas). Pada bagian belakang bangunan apartemen, terdapat fasilitas yang diperuntukkan untuk penghuni apartemen, hal ini dikarenakan pintu yang dapat diakses menuju daerah ini menggunakan kartu (dari lobby). Fasilitas yang terdapat pada daerah ini adalah berupa kolam renang untuk dewasa dan anak-anak, tempat bermain anak-anak, tempat duduk (outdoor), jogging track, cafe, fitness centre, dan massage room.

Ruang bawah tanah yang digunakan sebagai tempat parkir kendaraan tamu hotel maupun pemilik apartemen menggunakan perbandingan kemiringan 1:8, sehingga panjang setiap lantai bangunan adalah 32 meter. Pada bangunan hotel butik terdapat satu lantai ruang bawah tanah dan untuk bangunan apartemen terdapat 2 lantai ruang bawah tanah

Gambar

Gambar 5.8 Konsep sistem struktur bangunan
Gambar 5.10 Pembagian bentuk bangunan hotel dan apartemen
Gambar 5.11 Titik acuan untuk pintu masuk bangunan
Gambar 5.13 Potongan riverwalk
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari ketiga pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa pengertian bronkiolitis adalah penyakit infeksi saluran pemafasan yang ditandai oleh

Kondisi SM Rimbang Baling sangat memprihatinkan saat ini, dan sangat disayangkan jika pada akhirnya, pemasalahan yang terjadi di kawasan konservasi menyebabkan

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pembentukan Panitia Pelaksana Kegiatan Pensertifikatan

Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan apilikasi dari ilmu jurnalistik oleh santri Pondok Pesantren AlAmin

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pembentukan Tim Pelaksana Kegiatan Pengadaan Tanah

Universitas Negeri

Sebab , yakni jika seseorang melakukan ibadah kepada Allah dengan sebab yang tidak disyari'atkan, maka ibadah tersebut adalah bid’ah dan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada BAB IV, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan skor motivasi belajar akuntansi siswa