• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

KATA PENGANTAR

Perancang bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat an karunia- Nya dimampukan untuk menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur pada Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.

Perancang ingin menyampaikan penghargaan dan terima-kasih kepada:

1.Ibu Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc selaku Dosen Pembimbing yang telah membantu memberikan petunjuk dan pengarahan dalam penulisan skripsi dan telah membimbing dalam proses perancangan mata kuliah Perancangan Arsitektur 6. 2.Bapak Ir. Bauni Hamid, M.Des, Ph.D selaku Dosen Koordinator Skripsi yang

telah mengarahkan dan membimbing dalam penulisan skripsi.

3.Bapak Henry Iskandar Ong, S.T., M.T, IAI selaku Profesional Arsitek yang telah membimbing dalam proses perancangan mata kuliah Perancangan Arsitektur 6. 4.Ibu Ir. Morida Siagian, M.U.R.P., Ph.D. dan Ibu Beny O. Y. Marpaung S.T.,

M.T., Ph.D selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik dan saran dalam penulisan skripsi dan proses perancangan mata kuliah Perancangan Arsitektur 6. 5.Bapak Tengku Moharsyah, selaku sekretaris umum yayasan Sultan Ma'moen Al

Rasyid, yang telah memberikan izin dalam kegiatan survey di dalam komplek Istana Maimun dan menjadi narasumber dari pihak Istana Maimun

6.Keluarga kesultanan yaitu 33 kepala keluarga yang telah bersedia memberikan data untuk penulisan skripsi ini.

7.Ke dua orang tua yaitu Bapak Rany Susanto dan Ibu Lisa Amelia yang telah memberikan semangat, dorongan dan bantuan untuk menyelesaikan studi dan skripsi di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.

8.Teman-teman mahasiswa khususnya Daniel, Christofher, Albert dan Yenny yang telah memberikan dukungan dan membantu dalam menyelesaikan studi dan skripsi di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.

Perancang menyadari bahwa penyusun skripsi ini masih jauh dari sempurna sehingga perancang sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sebagai bahan penyempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, perancang berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat besar bagi semua pihak.

Medan, Juli 2014 Perancang,

DAFTAR ISI

Hal.

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ...

ix

DAFTAR TABEL ...

x

DAFTAR GAMBAR ...

xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

ABSTRAK ... xvii

ABSTRACT ... xviii

PROLOG ...

1

BAB I

INTRODUCING ...

5

BAB II

FIRST IMPRESSION ...

10

BAB III FAMILIAR FEELING...

18

BAB IV TO KNOW MORE ... 26

BAB V LET'S BE FRIEND ...

31

BAB VI CONFLICT AND TOLERANCE ...

63

BAB VII IT'S OKAY ...

86

BAB VIII LET ME EMBRACE ...

89

EPILOG... 93

DAFTAR PUSTAKA ...

95

DAFTAR TABEL

No Judul Hal.

1.1 Data pengunjung ke objek wisata kota Medan ... 8

4.1 Rata-rata nilai okupansi ... 27

4.2 Tipe kamar butik hotel ... 28

DAFTAR GAMBAR

No Judul Hal.

1.1 Sungai Singapura (Clarke Quay) ... 6

1.2 Kondisi Sungai Deli di Medan Labuhan ... 8

2.1 Warung-warung yang berada di lokasi ... 11

2.2 Kondisi tempat penjual tanaman hias ... 11

2.3 Kondisi tapak pada bagian belakang Istana Maimun ... 12

2.4 Jalan menuju Istana Maimun ... 13

2.5 Kondisi terkini pada bagian depan Istana ... 13

2.6 Kondisi lampau pada bagian depan Istana ... 13

2.7 Tempat parkir bus pariwisata ... 14

2.8 Kondisi kediaman dan akses menuju kediaman keluarga sultan ... 15

2.9 Kondisi Sungai Deli pada bagian belakang lokasi istana... 15

2.10 Lokasi yang disewakan oleh pihak Istana Maimun ... 16

2.11 Bangunan Istana Himeji... 17

3.1 Tampak hotel butik Sala Rattanakosin ... 20

3.2 Pemandangan bangunan bersejarah dari kamar tidur hotel ... 21

3.3 Salah satu fasilitas hotel yang menjual pemandangan ... 21

3.4 Salah satu penyelesaian interior oleh Onion Architect ... 22

3.5 Pintu masuk hotel ... 22

3.6 Material dinding berupa semen ekspose ... 23

3.9 Skyline apartemen terhadap kota ... 25

5.1 Analogi tema arsitektur yang digunakan ... 33

5.2 Penzoningan pada tapak... 33

5.3 Ide atau konsep bentuk dasar bangunan... 34

5.4 Menganalogikan lilin sebagai Istana Maimun... 34

5.5 Blockplan ... 35

5.6 Pola pedestrian ... 36

5.7 Orientasi jalur pedestrian dari Mesjid Raya dan Kolam Sri Deli ... 36

5.8 Konsep sistem struktur bangunan ... 37

5.9 Blok massa bangunan ... 38

5.10 Pembagian bentuk bangunan hotel dan apartemen ... 39

5.11 Titik acuan untuk pintu masuk bangunan ... 40

5.12 Groundplan ... 41

5.13 Potongan River walk ... 41

5.14 Denah hotel butik ... 42

5.15 Denah hotel butik ... 43

5.16 Denah hotel butik ... 44

5.17 Denah hotel butik ... 45

5.18 Denah Arsitektural (Standart Room) ... 46

5.19 Denah Arsitektural (Deluxe Room) ... 46

5.20 Denah Arsitektural (Executive Room) ... 46

5.21 Denah Arsitektural (Suite Room) ... 47

5.22 Denah Apartemen ... 48

5.23 Denah Apartemen ... 49

5.25 Detail Arsitektural (Tipe studio) ... 51

5.26 Detail Arsitektural (Tipe 2 kamar) ... 51

5.27 Detail Arsitektural (Tipe 3 kamar) ... 51

5.28 Potongan Site ... 52

5.29 Potongan Site ... 53

5.30 Ilustrasi trus pada bangunan yang digunakan sebagai pengaku ... 54

5.31 Potongan bangunan hotel butik ... 55

5.32 Lobby hotel butik ... 56

5.33 Potongan bangunan apartemen ... 57

5.34 Lobby apartemen ... 57

5.35 Analogi pada bagian tampak bangunan ... 59

5.36 Tampak bangunan hotel butik ... 60

5.37 Tampak bangunan apartemen... 60

5.38 Perspektif hotel butik dan apartemen dari gerbang masuk menuju ke bangun- an ... 61

5.39 Tampak site secara keseluruhan... 61

5.40 Perspektif mata burung dari arah belakang bangunan ... 62

5.41 Material bangunan ... 62

6.1 Groundplan (setelah diperbaiki) ... 65

6.2 Potongan amphiteater ... 66

6.3 Ilustrasi sistem struktur trus ... 67

6.4 Trus pada bagian kamar hotel ... 67

6.5 Skema pendistribusian listrik pada bangunan hotel butik ... 68

6.6 Skema pendistribusian listrik pada bangunan apartemen ... 69

6.8 Pembagian zona publik dan privat... 71

6.9 Roof garden ... 71

6.10 Sirkulasi pada area privat ... 72

6.11 Servis dan akses ... 72

6.12 Zona vertikal ... 73

6.13 Peletakan kamar hotel ... 73

6.14 Pendistribusian listrik ... 73

6.15 Tangga kebakaran ... 74

6.16 Sistem sanitasi ... 75

6.17 Sistem struktur ... 75

6.18 Pembagian zona publik dan privat... 76

6.19 Roof garden ... 76

6.20 Sirkulasi pada area privat ... 77

6.21 Servis dan akses ... 77

6.22 Zona vertikal ... 78

6.23 Peletakan kamar hotel ... 78

6.24 Pendistribusian listrik ... 79

6.25 Tangga kebakaran... 79

6.26 Sistem sanitasi ... 80

6.27 Sistem struktur ... 80

6.28 Penyelesaian interior kamar ... 81

6.29 Detail kolom-balok ... 81

6.30 Detail dilatasi ... 82

6.31 Detail roof garden ... 82

6.33 Potongan prinsip apartemen ... 84

6.34 Core hotel butik ... 85

6.35 Core apartemen ... 85

7.1 Interior Istana Maimun ... 87

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Hal.

1. Tabel luas ruangan bangunan hotel... 96

2. Tabel luas ruangan bangunan apartemen ... 98

3. Fortopolio perancangan arsitektur 6 ... 99

4. Fortopolio perancangan arsitektur 6 ... 100

5. Fortopolio perancangan arsitektur 6 ... 101

6. Fortopolio perancangan arsitektur 6 ... 102

7. Fortopolio perancangan arsitektur 6 ... 103

ABSTRAK

Penerapan Riverfront Architecture yang tidak boleh dilupakan meskipun dalam lokasi perancangan posisi sungai berada pada bagian belakang bangunan, tampak belakang bangunan maupun landscape yang menghadap ke sungai harus saling mendukung. Riverfront Architecture akan diterapkan pada lokasi Istana Maimun sebagai bangunan preservasi kota Medan sebagai tujuan wisata dengan penambahan fasilitas bangunan hotel butik dan apartemen. Penyelesaian dalam perancangan bangunan menggunakan aristektur metafora dengan analogi "merangkul", perancang menganalogikan hotel dan apartemen sebagai "tangan" yang melindungi Istana Maimun. Karena tujuan utama dari pembangunan menurut perancang adalah untuk meningkatkan jumlah kunjungan turis agar Istana Maimun lebih dikenal lagi.

Kondisi dan pengelolaan disekitar lokasi Istana Maimun yang kurang diperhatikan sehingga secara visual pengujung merasa kurang nyaman. Pada bagian belakang Istana Maimun terdapat kediaman keluarga Kesultanan Deli yang turun-temurun menempati lokasi tersebut. Kondisi terkini Sungai Deli yang kurang diperhatikan oleh pihak Istana Maimun dan pemerintah kota Medan, menjadikan Sungai Deli menjadi kotor dan kumuh. Pasar yang diperuntukkan untuk bangunan hotel dan apartemen adalah masyarakat menengah. Hal ini dikarenakan, turis yang datang ke Istana Maimun berasal dari semua kalangan. Bangunan hotel butik (bintang 4) memiliki 100 kamar dengan 4 tipe kamar hotel dan bangunan apartemen memiliki 259 unit dengan 3 tipe kamar, untuk ketinggian bangunan hotel butik dan apartemen yang akan dirancang memiliki ketinggian maksimum 45 meter berdasarkan KKOP Polonia. Sistem struktur yang digunakan untuk penyelesaian perancang bangunan hotel butik dan apartemen adalah sistem struktur baja dan pada bagian kantilever bangunan menggunakan truss sebagai pengaku yang akan ditopang oleh kolom utama.

Istana Maimun sebagai bangunan preservasi yang direncanakan akan menambah fasilitas hotel butik dan apartemen untuk lebih menarik minat pengunjung serta meningkatkan angka kunjungan per tahun. Penyelesaian arsitektur yang digunakan adalah arsitektur metafora, dengan analogi "Embrace (merangkul)". Diharapkan dengan penyelesaian arsitektur yang digunakan oleh perancang, dapat membangkitkan minat turis-turis untuk kembali mengunjungi bangunan Istana Maimun. Karena terdapat sesuatu yang baru yang belum pernah ada sebelumnya.

Kata kunci: Riverfront Architecture, Istana Maimun, Merangkul, Hotel Butik dan Apartemen.

ABSTRACT

The implementation of Riverfront Architecture should not be forgotten although in this project the river position is at the back of the building, the back view of the building or landscape oriented design to the river should be mutually supportive. Riverfront Architecture will be applied to the location of the Maimoon Palace as a preservated building in Medan city as a tourist destination with the addition of a boutique hotel and apartments. The completion of this building design uses metaphor architecture by the analogy "embracing", designer analogizes the hotels and apartments as "hands" that protects the Maimoon Palace. Since the designer primary purpose of the development is to increase the number of tourists and a better known Maimoon Palace.

The existing condition and management around Maimoon Palace location is less being concerned by management so that it is visually uncomfortable for the visitors. At the back of the Maimoon Palace, there is a Deli Sultanate family residence which has occupied the site hereditary. The current conditions of the Deli River which is less preserved by the Maimoon Palace and the government, results in the dirty and sloppy Deli River.

These hotels and apartments are designated for the middle-economy society. This is because the tourists who come to Maimoon Palace is from a variety of society. The boutique hotel (4star) has 100 rooms with 4 types of hotel rooms and the apartment building has 259 units with 3 types of rooms, the height of boutique hotels and apartment will be designed to occupy a maximum height of 45 meters based on KKOP Polonia. The structural systems used for the boutique hotels and apartment are steel structural system while the cantilever section uses the truss as a stiffener that will be supported by the main column.

The Maimoon Palace as a planned preservated building will add more facilities like a boutique hotel and an apartment to attract more visitors and increase the number of visit annually. The architectural approach is the metaphor architecture, with the "Embrace” analogy. It is expected that with this completion of the architecture used by the designer, can generate the interest for tourists to visit the Maimoon Palace. Because there is something new that has never existed before.

Keywords: Riverfront Architecture, Maimoon Palace, Embracing, Boutique Hotels and Apartments

PROLOG

Kata "merangkul" merupakan kata yang tepat untuk digunakan agar suatu objek wisata dapat dilirik oleh wisatawan. Saat ini pariwisata merupakan salah satu sumber pendapatan dalam suatu kota, dimana wisatawan dari berbagai kota maupun negara akan berkunjung ke suatu kota untuk melihat hal-hal yang menarik seperti berbelanja, berbisnis (membuka peluang usaha) dan wisatawan juga berkunjung ke tempat-tempat yang memiliki nilai sejarah yang tinggi sekaligus untuk berjalan-jalan menikmati keindahan kota, daripada hanya sekedar berjalan-jalan ke suatu kota tanpa berkunjung ke tempat yang memiliki nilai sejarah.

Menurut Wahab (1992), pariwisata merupakan jenis industri baru yang memiliki pertumbuhan yang cepat dalam bidang ekonomi dan juga penyediaan lapangan kerja, penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Pariwisata sebagai sektor yang komplek, pariwisata juga merealisasi industri-industri klasik seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata, penginapan dan transportasi.

Di Indonesia, khususnya kota Medan terdapat banyak objek wisata sehingga para wisatawan dari luar kota maupun mancanegara datang dan berkunjung ke kota Medan. Untuk kota Medan, terdapat beberapa objek wisata bersejarah yang wajib dikunjungi ketika berada di kota Medan. Di kota Medan terdapat beberapa objek wisata bersejarah yang memiliki jumlah pengunjung yang tinngi contohnya seperti Istana Maimun, Mesjid Raya Medan dan Tjong A Fie. Kunjungan tertinggi untuk objek wisata kota Medan adalah Istana Maimun, mengapa demikian? Menurut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kota Medan tahun 2012, karena Istana Maimun merupakan unggulan pemerintahan kota Medan dalam bidang pariwisata dan Istana Maimun memiliki nilai sejarah yang tinggi. Istana Maimun berdiri sejak tahun 1888 hingga sekarang ini, hal-hal yang menarik minat para wisatawan untuk berkunjung ke tempat ini adalah dari cerita tentang Kesultanan Deli, terbangunnya Mesjid Raya kota Medan, gaya dan langgam bangunan istana, hingga cerita tentang Meriam Puntung.

Istana Maimun merupakan unggulan pemerintah kota Medan dalam bidang pariwisata, maka direncanakan akan terdapat penambahan pembangunan fasilitas pendukung didalam lokasi Istana Maimun agar wisatawan sejarah yang tidak pernah ke kota Medan akan melirik dan berkunjung sehingga akan lebih meningkatkan jumlah pengunjung ke kota Medan khususnya Istana Maimun yang akan menjadi pusat perhatian wisatawan. Wisatawan yang sudah berkunjung dan belum berkunjung ke kota Medan untuk wisata sejarah tidak jenuh dengan tempat wisata yang sama setiap tahunnya sehingga diharapkan ketika perencanaan penambahan fasilitas pada lokasi Istana Maimun terealisasikan maka fasilitas yang dibangun dapat lebih "merangkul" wisatawan yang berkunjung.

Jika dilihat dari potensi lokasi Istana Maimun yang luas dan jumlah kunjungan yang meningkat dari tahun ke tahun, fasilitas yang sesuai untuk lebih menarik minat wisatawan adalah hotel dan apartemen. Fasilitas yang direncanakan bukan tanpa alasan, mengapa ke- dua fasilitas tersebut yang dipilih untuk menarik minat wisatawan? Tujuan dari perencanaan ini dikarenakan hotel dan apartemen dapat meningkatkan dan menambah minat wisatawan untuk berkunjung ke Istana Maimun dan fasilitas ini juga secara tidak langsung dapat menambah pendapatan dari pihak istana sebagai perbaikan atau renovasi Istana Maimun.

Pada jam-jam tertentu di Istana Maimun terdapat pertunjukkan musik sehingga terkadang wisatawan tidak dapat menunggu pada waktu yang telah dijadwalkan oleh pihak istana. Hal ini dikarenakan, ketika wisatawan berkunjung ke istana, wisatawan tersebut hanya dapat melihat interior bangunan, pakaian adat yang mengahabiskan waktu kurang dari satu jam sehingga menurut perancang, Istana Maimun tidak memiliki daya tarik yang kuat agar wisatawan yang berkunjung dapat menghabiskan waktu yang lama pada lokasi Istana Maimun.

Musik yang dimainkan merupakan musik melayu yang rutin dimainkan. Diharapkan ketika kedua fasilitas ini direalisasikan wisatawan dapat menikmati fasilitas hotel seperti coffee shop atau fasilitas apartemen seperti food court untuk menunggu pertunjukkan musik dimulai dan para wisatawan dapat mengenal lebih jauh tentang sejarah istana maimun, budaya melayu, hingga gaya arsitektur dan menikmati keadaan sekitar Istana Maimun.

Lokasi Istana Maimun yang berbatasan langsung dengan Sungai Deli dapat dijadikan salah satu potensi untuk lebih menarik minat wisatawan untuk berkunjung selain fasilitas yang telah disebutkan. Karena pemanfaatan sungai sebagai potensi untuk menarik wisatawan jarang digunakan di kota Medan, diharapkan dengan perencanaan sungai sebagai potensi bukan hanya wisatawan yang tertarik untuk berkunjung melainkan masyarakat sekitar antusias dalam menyambut hal yang baru di kota Medan dan berkunjung ke Istana Maimun, selain itu penerapan pada lokasi Istana Maimun dengan menggunakan riverfront architecture dimana perancang merancang tampak bangunan yang menghadap ke sungai menjadi serasi secara visual antara bangunan dan sungai. Sebab sungai yang terdapat di kota Medan tidak pernah dijadikan suatu potensi untuk meningkatkan nilai suatu tempat.

Tema arsitektur yang dipilih untuk fasilitas yang direncanakan mengunakan Arsitektur Metafora, arsitektur ini merupakan arsitektur yang menggunakan analogi benda atau suatu subjek sebagai bentuk bangunan. Arsitektur metafora dibagi menjadi 3 bagian yaitu Tangible Metaphors, Intangible Metaphors dan Combined Metaphors. Analogi atau subjek yang digunakan untuk perencanaan pada bentuk bangunan ialah kata "Embarce atau merangkul" dan perencanaan pada bangunan masuk pada bangian Tangible Metaphors yang dapat dirasakan secara visual. Karena tujuan dari penambahan fasilitas bangunan pada lokasi Istana Maimun adalah untuk lebih merangkul atau meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, agar wisatawan tersebut dapat melihat salah satu bangunan bersejarah kota Medan.

Dokumen terkait