• Tidak ada hasil yang ditemukan

Embrace The Tourism With Enchanting Maimoon Palace

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Embrace The Tourism With Enchanting Maimoon Palace"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

EMBRACE THE TOURISM WITH ENCHANTING

MAIMOON PALACE

SKRIPSI

OLEH

RICKY

100406056

(2)

MAIMOON PALACE

SKRIPSI

OLEH

RICKY

100406056

DEPARTEMEN ARSITEKTUR USU

FAKULTAS TEKNIK

(3)

MAIMOON PALACE

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Dalam Departemen Arsitektur

Pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Oleh

RICKY

100406056

(4)

PERNYATAAN

EMBRACE THE TOURISM WITH ENCHANTING MAIMOON PALACE

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, ...

(5)

Judul Skripsi : EMBRACE THE TOURISM WITH ENCHANTING MAIMOON PALACE

Nama Mahasiswa : Ricky Nomor Pokok : 100406056 Departemen : Arsitektur

Menyetujui Dosen Pembimbing

Ir. Nurlisa Ginting, M. Sc, Ph.D

Tanggal Lulus:

Koordinator Skripsi,

Ir. Bauni Hamid, M.Des, Ph.D

Ketua Program Studi,

(6)

Telah diuji pada Tanggal: 14 Juli 2014

________________________________________________________________________

Panitia Penguji Skripsi

Ketua Komisi Penguji : Ir. Nurlisa Ginting, M. Sc, Ph.D

(7)

KATA PENGANTAR

Perancang bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat an karunia-Nya dimampukan untuk menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur pada Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.

Perancang ingin menyampaikan penghargaan dan terima-kasih kepada:

1. Ibu Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc selaku Dosen Pembimbing yang telah membantu memberikan petunjuk dan pengarahan dalam penulisan skripsi dan telah membimbing dalam proses perancangan mata kuliah Perancangan Arsitektur 6. 2.Bapak Ir. Bauni Hamid, M.Des, Ph.D selaku Dosen Koordinator Skripsi yang

telah mengarahkan dan membimbing dalam penulisan skripsi.

3. Bapak Henry Iskandar Ong, S.T., M.T, IAI selaku Profesional Arsitek yang telah membimbing dalam proses perancangan mata kuliah Perancangan Arsitektur 6. 4. Ibu Ir. Morida Siagian, M.U.R.P., Ph.D. dan Ibu Beny O. Y. Marpaung S.T.,

M.T., Ph.D selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik dan saran dalam penulisan skripsi dan proses perancangan mata kuliah Perancangan Arsitektur 6. 5. Bapak Tengku Moharsyah, selaku sekretaris umum yayasan Sultan Ma'moen Al

Rasyid, yang telah memberikan izin dalam kegiatan survey di dalam komplek Istana Maimun dan menjadi narasumber dari pihak Istana Maimun

6. Keluarga kesultanan yaitu 33 kepala keluarga yang telah bersedia memberikan data untuk penulisan skripsi ini.

7.Ke dua orang tua yaitu Bapak Rany Susanto dan Ibu Lisa Amelia yang telah memberikan semangat, dorongan dan bantuan untuk menyelesaikan studi dan skripsi di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.

8. Teman-teman mahasiswa khususnya Daniel, Christofher, Albert dan Yenny yang telah memberikan dukungan dan membantu dalam menyelesaikan studi dan skripsi di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.

Perancang menyadari bahwa penyusun skripsi ini masih jauh dari sempurna sehingga perancang sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sebagai bahan penyempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, perancang berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat besar bagi semua pihak.

(8)

DAFTAR ISI

Hal.

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ...

ix

DAFTAR TABEL ...

x

DAFTAR GAMBAR ...

xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

ABSTRAK ... xvii

ABSTRACT ... xviii

PROLOG ...

1

BAB I

INTRODUCING

...

5

BAB II

FIRST IMPRESSION

...

10

BAB III

FAMILIAR FEELING

...

18

BAB IV

TO KNOW MORE

... 26

BAB V

LET'S BE FRIEND

...

31

BAB VI

CONFLICT AND TOLERANCE

...

63

BAB VII

IT'S OKAY

...

86

BAB VIII

LET ME EMBRACE

...

89

EPILOG... 93

DAFTAR PUSTAKA ...

95

(9)

DAFTAR TABEL

No Judul Hal.

1.1 Data pengunjung ke objek wisata kota Medan ... 8

4.1 Rata-rata nilai okupansi ... 27

4.2 Tipe kamar butik hotel ... 28

(10)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Hal.

1.1 Sungai Singapura (Clarke Quay) ... 6

1.2 Kondisi Sungai Deli di Medan Labuhan ... 8

2.1 Warung-warung yang berada di lokasi ... 11

2.2 Kondisi tempat penjual tanaman hias ... 11

2.3 Kondisi tapak pada bagian belakang Istana Maimun ... 12

2.4 Jalan menuju Istana Maimun ... 13

2.5 Kondisi terkini pada bagian depan Istana ... 13

2.6 Kondisi lampau pada bagian depan Istana ... 13

2.7 Tempat parkir bus pariwisata ... 14

2.8 Kondisi kediaman dan akses menuju kediaman keluarga sultan ... 15

2.9 Kondisi Sungai Deli pada bagian belakang lokasi istana... 15

2.10 Lokasi yang disewakan oleh pihak Istana Maimun ... 16

2.11 Bangunan Istana Himeji... 17

3.1 Tampak hotel butik Sala Rattanakosin ... 20

3.2 Pemandangan bangunan bersejarah dari kamar tidur hotel ... 21

3.3 Salah satu fasilitas hotel yang menjual pemandangan ... 21

3.4 Salah satu penyelesaian interior oleh Onion Architect ... 22

3.5 Pintu masuk hotel ... 22

3.6 Material dinding berupa semen ekspose ... 23

3.7 Pemanfaatan void untuk mengurangi energi listrik pada siang hari ... 23

(11)

3.9 Skyline apartemen terhadap kota ... 25

5.1 Analogi tema arsitektur yang digunakan ... 33

5.2 Penzoningan pada tapak... 33

5.3 Ide atau konsep bentuk dasar bangunan... 34

5.4 Menganalogikan lilin sebagai Istana Maimun... 34

5.5 Blockplan ... 35

5.6 Pola pedestrian ... 36

5.7 Orientasi jalur pedestrian dari Mesjid Raya dan Kolam Sri Deli ... 36

5.8 Konsep sistem struktur bangunan ... 37

5.9 Blok massa bangunan ... 38

5.10 Pembagian bentuk bangunan hotel dan apartemen ... 39

5.11 Titik acuan untuk pintu masuk bangunan ... 40

5.12 Groundplan ... 41

5.13 Potongan River walk ... 41

5.14 Denah hotel butik ... 42

5.15 Denah hotel butik ... 43

5.16 Denah hotel butik ... 44

5.17 Denah hotel butik ... 45

5.18 Denah Arsitektural (Standart Room) ... 46

5.19 Denah Arsitektural (Deluxe Room) ... 46

5.20 Denah Arsitektural (Executive Room) ... 46

5.21 Denah Arsitektural (Suite Room) ... 47

5.22 Denah Apartemen ... 48

(12)

5.25 Detail Arsitektural (Tipe studio) ... 51

5.26 Detail Arsitektural (Tipe 2 kamar) ... 51

5.27 Detail Arsitektural (Tipe 3 kamar) ... 51

5.28 Potongan Site ... 52

5.29 Potongan Site ... 53

5.30 Ilustrasi trus pada bangunan yang digunakan sebagai pengaku ... 54

5.31 Potongan bangunan hotel butik ... 55

5.32 Lobby hotel butik ... 56

5.33 Potongan bangunan apartemen ... 57

5.34 Lobby apartemen ... 57

5.35 Analogi pada bagian tampak bangunan ... 59

5.36 Tampak bangunan hotel butik ... 60

5.37 Tampak bangunan apartemen... 60

5.38 Perspektif hotel butik dan apartemen dari gerbang masuk menuju ke bangun- an ... 61

5.39 Tampak site secara keseluruhan... 61

5.40 Perspektif mata burung dari arah belakang bangunan ... 62

5.41 Material bangunan ... 62

6.1 Groundplan (setelah diperbaiki) ... 65

6.2 Potongan amphiteater ... 66

6.3 Ilustrasi sistem struktur trus ... 67

6.4 Trus pada bagian kamar hotel ... 67

6.5 Skema pendistribusian listrik pada bangunan hotel butik ... 68

6.6 Skema pendistribusian listrik pada bangunan apartemen ... 69

(13)

6.8 Pembagian zona publik dan privat... 71

6.9 Roof garden ... 71

6.10 Sirkulasi pada area privat ... 72

6.11 Servis dan akses ... 72

6.12 Zona vertikal ... 73

6.13 Peletakan kamar hotel ... 73

6.14 Pendistribusian listrik ... 73

6.15 Tangga kebakaran ... 74

6.16 Sistem sanitasi ... 75

6.17 Sistem struktur ... 75

6.18 Pembagian zona publik dan privat... 76

6.19 Roof garden ... 76

6.20 Sirkulasi pada area privat ... 77

6.21 Servis dan akses ... 77

6.22 Zona vertikal ... 78

6.23 Peletakan kamar hotel ... 78

6.24 Pendistribusian listrik ... 79

6.25 Tangga kebakaran... 79

6.26 Sistem sanitasi ... 80

6.27 Sistem struktur ... 80

6.28 Penyelesaian interior kamar ... 81

6.29 Detail kolom-balok ... 81

6.30 Detail dilatasi ... 82

(14)

6.33 Potongan prinsip apartemen ... 84

6.34 Core hotel butik ... 85

6.35 Core apartemen ... 85

7.1 Interior Istana Maimun ... 87

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Hal.

1. Tabel luas ruangan bangunan hotel... 96

2. Tabel luas ruangan bangunan apartemen ... 98

3. Fortopolio perancangan arsitektur 6 ... 99

4. Fortopolio perancangan arsitektur 6 ... 100

5. Fortopolio perancangan arsitektur 6 ... 101

6. Fortopolio perancangan arsitektur 6 ... 102

7. Fortopolio perancangan arsitektur 6 ... 103

(16)

ABSTRAK

Penerapan Riverfront Architecture yang tidak boleh dilupakan meskipun dalam lokasi perancangan posisi sungai berada pada bagian belakang bangunan, tampak belakang bangunan maupun landscape yang menghadap ke sungai harus saling mendukung. Riverfront Architecture akan diterapkan pada lokasi Istana Maimun sebagai bangunan preservasi kota Medan sebagai tujuan wisata dengan penambahan fasilitas bangunan hotel butik dan apartemen. Penyelesaian dalam perancangan bangunan menggunakan aristektur metafora dengan analogi "merangkul", perancang menganalogikan hotel dan apartemen sebagai "tangan" yang melindungi Istana Maimun. Karena tujuan utama dari pembangunan menurut perancang adalah untuk meningkatkan jumlah kunjungan turis agar Istana Maimun lebih dikenal lagi.

Kondisi dan pengelolaan disekitar lokasi Istana Maimun yang kurang diperhatikan sehingga secara visual pengujung merasa kurang nyaman. Pada bagian belakang Istana Maimun terdapat kediaman keluarga Kesultanan Deli yang turun-temurun menempati lokasi tersebut. Kondisi terkini Sungai Deli yang kurang diperhatikan oleh pihak Istana Maimun dan pemerintah kota Medan, menjadikan Sungai Deli menjadi kotor dan kumuh. Pasar yang diperuntukkan untuk bangunan hotel dan apartemen adalah masyarakat menengah. Hal ini dikarenakan, turis yang datang ke Istana Maimun berasal dari semua kalangan. Bangunan hotel butik (bintang 4) memiliki 100 kamar dengan 4 tipe kamar hotel dan bangunan apartemen memiliki 259 unit dengan 3 tipe kamar, untuk ketinggian bangunan hotel butik dan apartemen yang akan dirancang memiliki ketinggian maksimum 45 meter berdasarkan KKOP Polonia. Sistem struktur yang digunakan untuk penyelesaian perancang bangunan hotel butik dan apartemen adalah sistem struktur baja dan pada bagian kantilever bangunan menggunakan truss sebagai pengaku yang akan ditopang oleh kolom utama.

Istana Maimun sebagai bangunan preservasi yang direncanakan akan menambah fasilitas hotel butik dan apartemen untuk lebih menarik minat pengunjung serta meningkatkan angka kunjungan per tahun. Penyelesaian arsitektur yang digunakan adalah arsitektur metafora, dengan analogi "Embrace (merangkul)". Diharapkan dengan penyelesaian arsitektur yang digunakan oleh perancang, dapat membangkitkan minat turis-turis untuk kembali mengunjungi bangunan Istana Maimun. Karena terdapat sesuatu yang baru yang belum pernah ada sebelumnya.

(17)

ABSTRACT

The implementation of Riverfront Architecture should not be forgotten although in this project the river position is at the back of the building, the back view of the building or landscape oriented design to the river should be mutually supportive. Riverfront Architecture will be applied to the location of the Maimoon Palace as a preservated building in Medan city as a tourist destination with the addition of a boutique hotel and apartments. The completion of this building design uses metaphor architecture by the analogy "embracing", designer analogizes the hotels and apartments as "hands" that protects the Maimoon Palace. Since the designer primary purpose of the development is to increase the number of tourists and a better known Maimoon Palace.

The existing condition and management around Maimoon Palace location is less being concerned by management so that it is visually uncomfortable for the visitors. At the back of the Maimoon Palace, there is a Deli Sultanate family residence which has occupied the site hereditary. The current conditions of the Deli River which is less preserved by the Maimoon Palace and the government, results in the dirty and sloppy Deli River.

These hotels and apartments are designated for the middle-economy society. This is because the tourists who come to Maimoon Palace is from a variety of society. The boutique hotel (4star) has 100 rooms with 4 types of hotel rooms and the apartment building has 259 units with 3 types of rooms, the height of boutique hotels and apartment will be designed to occupy a maximum height of 45 meters based on KKOP Polonia. The structural systems used for the boutique hotels and apartment are steel structural system while the cantilever section uses the truss as a stiffener that will be supported by the main column.

The Maimoon Palace as a planned preservated building will add more facilities like a boutique hotel and an apartment to attract more visitors and increase the number of visit annually. The architectural approach is the metaphor architecture, with the "Embrace” analogy. It is expected that with this completion of the architecture used by the designer, can generate the interest for tourists to visit the Maimoon Palace. Because there is something new that has never existed before.

(18)

PROLOG

Kata "merangkul" merupakan kata yang tepat untuk digunakan agar suatu objek wisata dapat dilirik oleh wisatawan. Saat ini pariwisata merupakan salah satu sumber pendapatan dalam suatu kota, dimana wisatawan dari berbagai kota maupun negara akan berkunjung ke suatu kota untuk melihat hal-hal yang menarik seperti berbelanja, berbisnis (membuka peluang usaha) dan wisatawan juga berkunjung ke tempat-tempat yang memiliki nilai sejarah yang tinggi sekaligus untuk berjalan-jalan menikmati keindahan kota, daripada hanya sekedar berjalan-jalan ke suatu kota tanpa berkunjung ke tempat yang memiliki nilai sejarah.

Menurut Wahab (1992), pariwisata merupakan jenis industri baru yang memiliki pertumbuhan yang cepat dalam bidang ekonomi dan juga penyediaan lapangan kerja, penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Pariwisata sebagai sektor yang komplek, pariwisata juga merealisasi industri-industri klasik seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata, penginapan dan transportasi.

(19)

Kota Medan tahun 2012, karena Istana Maimun merupakan unggulan pemerintahan kota Medan dalam bidang pariwisata dan Istana Maimun memiliki nilai sejarah yang tinggi. Istana Maimun berdiri sejak tahun 1888 hingga sekarang ini, hal-hal yang menarik minat para wisatawan untuk berkunjung ke tempat ini adalah dari cerita tentang Kesultanan Deli, terbangunnya Mesjid Raya kota Medan, gaya dan langgam bangunan istana, hingga cerita tentang Meriam Puntung.

Istana Maimun merupakan unggulan pemerintah kota Medan dalam bidang pariwisata, maka direncanakan akan terdapat penambahan pembangunan fasilitas pendukung didalam lokasi Istana Maimun agar wisatawan sejarah yang tidak pernah ke kota Medan akan melirik dan berkunjung sehingga akan lebih meningkatkan jumlah pengunjung ke kota Medan khususnya Istana Maimun yang akan menjadi pusat perhatian wisatawan. Wisatawan yang sudah berkunjung dan belum berkunjung ke kota Medan untuk wisata sejarah tidak jenuh dengan tempat wisata yang sama setiap tahunnya sehingga diharapkan ketika perencanaan penambahan fasilitas pada lokasi Istana Maimun terealisasikan maka fasilitas yang dibangun dapat lebih "merangkul" wisatawan yang berkunjung.

(20)

Pada jam-jam tertentu di Istana Maimun terdapat pertunjukkan musik sehingga terkadang wisatawan tidak dapat menunggu pada waktu yang telah dijadwalkan oleh pihak istana. Hal ini dikarenakan, ketika wisatawan berkunjung ke istana, wisatawan tersebut hanya dapat melihat interior bangunan, pakaian adat yang mengahabiskan waktu kurang dari satu jam sehingga menurut perancang, Istana Maimun tidak memiliki daya tarik yang kuat agar wisatawan yang berkunjung dapat menghabiskan waktu yang lama pada lokasi Istana Maimun.

Musik yang dimainkan merupakan musik melayu yang rutin dimainkan. Diharapkan ketika kedua fasilitas ini direalisasikan wisatawan dapat menikmati fasilitas hotel seperti coffee shop atau fasilitas apartemen seperti food court untuk menunggu pertunjukkan

musik dimulai dan para wisatawan dapat mengenal lebih jauh tentang sejarah istana maimun, budaya melayu, hingga gaya arsitektur dan menikmati keadaan sekitar Istana Maimun.

(21)
(22)

ABSTRAK

Penerapan Riverfront Architecture yang tidak boleh dilupakan meskipun dalam lokasi perancangan posisi sungai berada pada bagian belakang bangunan, tampak belakang bangunan maupun landscape yang menghadap ke sungai harus saling mendukung. Riverfront Architecture akan diterapkan pada lokasi Istana Maimun sebagai bangunan preservasi kota Medan sebagai tujuan wisata dengan penambahan fasilitas bangunan hotel butik dan apartemen. Penyelesaian dalam perancangan bangunan menggunakan aristektur metafora dengan analogi "merangkul", perancang menganalogikan hotel dan apartemen sebagai "tangan" yang melindungi Istana Maimun. Karena tujuan utama dari pembangunan menurut perancang adalah untuk meningkatkan jumlah kunjungan turis agar Istana Maimun lebih dikenal lagi.

Kondisi dan pengelolaan disekitar lokasi Istana Maimun yang kurang diperhatikan sehingga secara visual pengujung merasa kurang nyaman. Pada bagian belakang Istana Maimun terdapat kediaman keluarga Kesultanan Deli yang turun-temurun menempati lokasi tersebut. Kondisi terkini Sungai Deli yang kurang diperhatikan oleh pihak Istana Maimun dan pemerintah kota Medan, menjadikan Sungai Deli menjadi kotor dan kumuh. Pasar yang diperuntukkan untuk bangunan hotel dan apartemen adalah masyarakat menengah. Hal ini dikarenakan, turis yang datang ke Istana Maimun berasal dari semua kalangan. Bangunan hotel butik (bintang 4) memiliki 100 kamar dengan 4 tipe kamar hotel dan bangunan apartemen memiliki 259 unit dengan 3 tipe kamar, untuk ketinggian bangunan hotel butik dan apartemen yang akan dirancang memiliki ketinggian maksimum 45 meter berdasarkan KKOP Polonia. Sistem struktur yang digunakan untuk penyelesaian perancang bangunan hotel butik dan apartemen adalah sistem struktur baja dan pada bagian kantilever bangunan menggunakan truss sebagai pengaku yang akan ditopang oleh kolom utama.

Istana Maimun sebagai bangunan preservasi yang direncanakan akan menambah fasilitas hotel butik dan apartemen untuk lebih menarik minat pengunjung serta meningkatkan angka kunjungan per tahun. Penyelesaian arsitektur yang digunakan adalah arsitektur metafora, dengan analogi "Embrace (merangkul)". Diharapkan dengan penyelesaian arsitektur yang digunakan oleh perancang, dapat membangkitkan minat turis-turis untuk kembali mengunjungi bangunan Istana Maimun. Karena terdapat sesuatu yang baru yang belum pernah ada sebelumnya.

(23)

ABSTRACT

The implementation of Riverfront Architecture should not be forgotten although in this project the river position is at the back of the building, the back view of the building or landscape oriented design to the river should be mutually supportive. Riverfront Architecture will be applied to the location of the Maimoon Palace as a preservated building in Medan city as a tourist destination with the addition of a boutique hotel and apartments. The completion of this building design uses metaphor architecture by the analogy "embracing", designer analogizes the hotels and apartments as "hands" that protects the Maimoon Palace. Since the designer primary purpose of the development is to increase the number of tourists and a better known Maimoon Palace.

The existing condition and management around Maimoon Palace location is less being concerned by management so that it is visually uncomfortable for the visitors. At the back of the Maimoon Palace, there is a Deli Sultanate family residence which has occupied the site hereditary. The current conditions of the Deli River which is less preserved by the Maimoon Palace and the government, results in the dirty and sloppy Deli River.

These hotels and apartments are designated for the middle-economy society. This is because the tourists who come to Maimoon Palace is from a variety of society. The boutique hotel (4star) has 100 rooms with 4 types of hotel rooms and the apartment building has 259 units with 3 types of rooms, the height of boutique hotels and apartment will be designed to occupy a maximum height of 45 meters based on KKOP Polonia. The structural systems used for the boutique hotels and apartment are steel structural system while the cantilever section uses the truss as a stiffener that will be supported by the main column.

The Maimoon Palace as a planned preservated building will add more facilities like a boutique hotel and an apartment to attract more visitors and increase the number of visit annually. The architectural approach is the metaphor architecture, with the "Embrace” analogy. It is expected that with this completion of the architecture used by the designer, can generate the interest for tourists to visit the Maimoon Palace. Because there is something new that has never existed before.

(24)

BAB I

INTRODUCING

Dalam kesempatan ini, perancang mendapatkan tugas dengan tema besar yaitu "Riverfront Architecture". Pengertian dari tema menurut perancang adalah Arsitektur

Muka Sungai, memiliki tujuan bagaimana agar sungai dapat menjadi satu kesatuan dengan tapak dan bangunan yang akan direncanakan. Hal yang tidak boleh dilupakan dalam arsitektur muka sungai adalah meskipun sungai berada pada bagian belakang lokasi bangunan, tampak bangunan harus menarik sehingga tampak belakang bangunan juga merupakan tampak depan bangunan.

Tentunya dari tema yang diberikan, perancang memperkirakan tugas ini akan berlokasi disekitar pinggiran sungai yang ada di kota Medan. Sungai-sungai yang berpotensi untuk dijadikan tempat perencanaan yaitu Sungai Babura dan juga Sungai Deli. Sebab ke dua sungai ini melintasi disepanjang kota Medan, contohnya (dalam skala kecil) seperti Sungai Babura yang melintasi dari Jln. Karya Jasa (Kec. Medan Johor) hingga Jln. Zainul Arifin (Kec. Medan Polonia), sedangkan untuk Sungai Deli yang melintasi dari Jln. Brigjend Katamso (Kec. Medan Maimun) hingga Jln. Guru Patimpus (Kec.Medan Petisah). Ke dua sungai yang telah disebutkan, melintasi di tempat-tempat yang menurut perancang merupakan tempat komersil dan bangunan bersejarah seperti Cambridge, Istana Maimun, kantor Walikota Medan, Hotel Grand Aston, Podomoro City, dan lain-lain.

(25)

bersama-sama atau menjadi pelopor dalam mengubah paradigma (cara berfikir) masyarakat yang tinggal baik di daerah pinggiran sungai maupun tidak agar tidak membuang sampah ke sungai karena sungai dapat dijadikan potensi. Salah satu penyelesaian pada pinggiran sungai dapat dijadikan River Walk, atau amphiteater.

Contoh kasus nyata dimana sungai dijadikan sebagai potensi baik dalam bidang pariwisata maupun bidang bisnis adalah Singapore River di Clarke Quay (gambar 1.1). Sungai ini dikelilingi oleh restoran dan retail. Daerah ini ramai dikunjungi oleh wisatawan maupun masyarakat sekitar, karena memiliki tempat yang cukup luas sehingga remaja-remaja yang dapat berkumpul dan menikmati suasana malam di Sungai Singapura tersebut. Wisatawan juga dapat berjalan disepanjang pinggiran sungai dengan pemandangan menuju sungai dan terdapat fasilitas untuk berkeliling sungai dengan menggunakan gondola yang harus disewakan jika ingin berkeliling ke sungai singapura. Hal ini dapat direalisasikan karena pemerintah Singapura dan pihak swasta bersama-sama ingin meningkatkan nilai dari sungai singapura karena memiliki potensi dilihat dari berbagai bidang.

(26)

Berdasarkan tema "Riverfront Architecture" yang jarang ditemui di kota Medan, salah satu potensi untuk meningkatkan minat wisatawan dan masyarakat sekitar untuk berkunjung ke suatu lokasi untuk menikmati Riverfront dengan pemanfaatan "Urban Heritage Tourism" selain untuk meningkatkan pendapatan kota, untuk meningkatkan nilai pariwisata di kota Medan serta dapat memperkenalkan bangunan bersejarah kota Medan. Menurut perancang, Urban Heritage Tourism diartikan per-kata sebagai Urban memiliki arti kota, Heritage memiliki arti Sejarah (preservasi) dan Tourism memiliki arti pariwisata, pengertian secara keseluruhan adalah pariwisata ke tempat-tempat bersejarah di suatu kota. Tujuan Urban Heritage Tourism adalah untuk meningkatkan angka kunjungan pariwisata ke kota khususnya dalam bidang pariwisata sejarah. Jika di elaborasikan antara tema "Riverfront Architecture" dan "Urban Heritage Tourism" adalah bagaimana untuk meningkatkan nilai sungai sebagai potensi untuk menarikan wisawatan untuk kunjungan pariwisata sejarah, tentunya sebelum wisatawan sejarah datang ke suatu kota pasti akan mencari informasi terlebih dahulu tentang bangunan bersejarah yang akan didatangi, ketika terdapat suatu nilai lebih hal ini akan lebih menarik minat wisatawan untuk berkunjung.

(27)

Tabel 1.1 Data Pengunjung ke Objek Wisata Kota Medan

N

o.

Nama Objek Wisata Jenis Objek

Wisata

Jumlah Kunjungan

2008 2009 2010 2011

1 Istana Maimun Sejarah 97.144 100.156 100.965 107.800

2 Mesjid Raya Kota Medan Sejarah 5.340 4.800 5.000 3.740

3 Tjong A Fie Sejarah 9.155 9.544 9.506 9.350

Pada zaman dahulu, Sungai Deli dijadikan sebagai urat nadi atau akses perdagangan transportasi air yang dapat digunakan kapal berukuran sedang (gambar 1.2), tetapi kondisi sekarang tidak memungkinkan lagi. Bangunan Istana Maimun sejak tahun 1891 pada masa Sultan Ma’mun Alrasyid Perkasa Alamsyah berdiri kokoh sampai sekarang dan kepemilikan baik tanah maupun bangunan masih menjadi milik Kesultanan Deli. Salah satu yang menarik minat wisatawan untuk berkunjung adalah gaya arsitektur Istana Maimun menggunakan gaya Melayu, Eropa dan Mohgul. Pada bagian samping depan Istana Maimun terdapat Meriam Puntung yang menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk berkunjung dengan cerita legendanya yang berhubungan erat dengan Kesultanan Deli.

(28)

Penambahan fasilitas dan sungai sebagai potensi yang direncanakan pada lokasi Istana Maimun tentunya diharapkan dapat lebih "merangkul" dalam segi jumlah pengunjung dan minat wisawatan lokal maupun mancanegara untuk berkunjung melihat bangunan bersejarah kota Medan karena penambahan fasilitas merupakan hal yang baru pada lokasi Istana Maimun. Fasilitas-fasilitas yang direncanakan oleh perancang yang sesuai dengan lokasi Istana Maimun adalah bangunan dengan fungsi hotel dan apartemen. Tujuan dari perencanaan penambahan fasilitas hotel dan apartemen, agar dapat lebih "merangkul" wisatawan yang datang untuk menginap dan lebih mengenal nilai-nilai sejarah yang terkandung baik berupa bangunan hingga Kesultanan Deli. Keluarga Kesultanan Deli yang bertempat tinggal di belakang bangunan Istana Maimun akan memiliki 1 unit apartemen untuk setiap kepala keluarga setelah proses pembangunan selesai.

Untuk perencanaan Sungai Deli sebagai potensi, perancang merencanakan akan ada ruang publik pada bagian belakang Istana Maimun. Wisatawan yang berkunjung ke Istana Maimun diharapkan dapat menikmati Sungai Deli secara keseluruhan dengan penataan landscape yang baik sesuai dengan tema atau konsep yang direncanakan oleh perancang,

sehingga ketika wisatawan berjalan menuju sungai maka wisatawan dapat nyaman dan mudah mengakses dengan "skenario" atau jalur yang direncanakan oleh perancang.

(29)

BAB II

FIRST IMPRESSION

Berdasarkan pengetahuan perancang tentang kondisi dan potensi yang mendasari perencanaan untuk penambahan fasilitas pada lokasi Istana Maimun. Selanjutnya, perancang melakukan survey lokasi ke Istana Maimun, kesan pertama ketika perancang sampai pada lokasi, perancang melihat kondisi lokasi Istana Maimun yang tidak begitu tertata dan terawat pada beberapa bagian. Ketika memasuki gerbang Istana tidak terdapat penjagaan khusus seperti pengecekan mobil ataupun tiket masuk kendaraan pengunjung pada pintu gerbang dan keluar masuk kendaraan pengunjung hanya dapat di akses satu gerbang sehingga ketika kendaraan keluar dan kendaraan masuk harus saling menunggu, sedangkan gerbang yang satunya lagi tidak difungsikan secara optimal karena memiliki fungsi yang berbeda.

(30)

pengunjung pihak Istana Maimun tidak begitu memperhatikan karena sebagian lokasi disewakan untuk keperluan lain yang tidak berhubungan dengan Istana Maimun.

[image:30.595.219.404.145.266.2]

Tempat parkir kendaraan pengunjung yang kurang dikelola dengan baik sehingga kendaraan yang parkir tidak mengetahui garis parkir. Pada lokasi tapak tidak terlihat jalur pedestrian yang dibuat khusus agar pengunjung dapat mengakses dari parkiran kendaraan menuju ke Istana Maimun. Ketika pengunjung yang akan menuju Istana Maimun harus berhati-hati karena terdapat jalur kendaraan (menuju ke kediaman keluarga sultan pada bagian belakang Istana) yang harus dilalui. Jalur pedestrian menuju Istana Maimun terlihat setelah adanya suatu batasan yang dibuat khusus, dulunya jalur ini merupakan jalur kendaraan yang dapat diakses langsung ke Istana (Gambar 2.4).

[image:30.595.222.403.303.435.2]
(31)

Pada bagian depan Istana Maimun terdapat lapangan hijau yang terawat dan air mancur yang telah dinonaktifkan serta gerbang yang sudah tidak digunakan lagi. Pada lapangan hijau pengunjung atau anak-anak sekitar sering menggunakan lokasi ini sebagai tempat bermain bola kaki dan pengunjung menggunakan tempat ini untuk beristirahat sambil berfoto-foto dengan background Istana Maimun (Gambar 2.5) serta terdapat pepohonan tertata dengan rapi dan terawat. Pada zaman dahulu, gerbang yang posisinya tegak lurus dengan Istana Maimun digunakan sebagai akses kereta kuda Istana dengan penataan pada bagian sisi kanan kiri yang dikelilingi oleh pohon-pohon sehingga menciptakan kesan megah dan kokoh (Gambar 2.6). Kondisi pada bagian depan Istana Maimun terdapat sedikit perubahan pada jalur seperti dulunya dari gerbang dapat langsung diakses menuju ke istana, sedangkan sekarang jalur tersebut lebih kecil dan tidak dapat diakses karena terkunci.

(32)

Gambar 2.4 Jalan menuju Istana Maimun

Gambar 2.5. Kondisi terkini pada bagian depan Istana

Gambar 2.6 Kondisi lampau pada bagian depan Istana

(33)

Pada lokasi tidak terdapat parkir kendaraan bus pariwisata pengunjung yang datang ke Istana Maimun sehingga bus pariwisata memarkirkan bus pada lahan hijau pada bagian belakang warung-warung (gambar 2.7). Secara tidak langsung tanaman (rumput) pada lokasi tersebut rusak karena dilewati oleh bus dan pengunjung yang turun dari bus tersebut.

Menurut hasil wawancara dengan narasumber dari pihak Istana Maimun, pada bagian belakang Istana Maimun terdapat kediaman keluarga sultan yang turun temurun menempati tempat tersebut. Terdapat perbedaan antara kediaman keluarga sultan yang bertempat dibagian belakang Istana dengan kediaman keluarga yang tinggal di dalam bangunan Istana yaitu keluarga yang tinggal di dalam bangunan istana merupakan keturunan keluarga langsung dari sultan sehingga mendapatkan "keistimewaan" untuk tinggal didalam bangunan istana. Bangunan kediaman keluarga sultan pada bagian belakang Istana tidak memiliki gaya arsitektural yang senada dengan istana melainkan hanya bangunan biasa beratap seng. Kondisi jalan menuju kediaman keluarga sultan yang kurang tertata rapi sehingga terkesan seperti suatu gang (Gambar 2.8).

(34)

Akses dari Istana Maimun menuju sungai yang tidak disediakan, ketika menuju ke sungai harus melewati rerumputan tinggi. Kondisi Sungai Deli yang tidak begitu tertata dan diperhatikan oleh pihak pemerintah maupun pihak Istana Maimun yang menjadikan Sungai Deli sebagai tempat pembuangan limbah cair tanpa diolah terlebih dahulu, sehingga tidak terdapat keistimewaan atau potensi yang dapat dikembangkan dan diangkat oleh pihak Istana Maimun untuk menarik wisatawan untuk berkunjung (gambar 2.9). Hal yang lebih mengejutkan ketika berada di lokasi Istana Maimun, berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa, sebagian dari tanah lokasi Istana Maimun juga disewakan kepada RS. Martha Friska dalam kurun waktu 5 tahun. Tanah yang disewakan oleh pihak Rumah Sakit kini dijadikan sebagai tempat parkir kendaraan dan mesin generator (gambar 2.10). Hal ini sangat disayangkan, karena Istana Maimun merupakan kebanggaan kota Medan tetapi sebagian tanah dari Istana Maimun disewakan kepada pihak swasta demi kepentingan pihak lain.

[image:34.595.227.396.83.195.2]

Gambar 2.8. Kondisi kediaman dan akses menuju

kediaman keluarga sultan

[image:34.595.236.389.588.703.2]
(35)

Dari hasil pengamatan perancang dalam segi keamanan pada lokasi Istana Maimun tidak memiliki tingkat keamanan yang tinggi. Hal ini dikarenakan dari gerbang masuk menuju Istana Maimun tidak terdapat penjagaan khusus. Sebagian tanah lokasi yang disewakan kepada pihak luar istana menunjukkan bahwa lokasi ini memiliki tingkat privasi yang rendah dan apresiasi terhadap tanah Istana Maimun yang kurang.

[image:35.595.237.393.104.211.2]

Perbedaan sangat jauh terlihat jika dibandingkan dengan Istana Himeji yang berada di kota Himeji, Jepang. Istana Himeji (gambar 2.11) merupakan salah satu bangunan peninggalan arsitektur pada awal abad ke-17 yang berpengaruh pada kota Himeji. Bangunan ini didominasi dengan plesteran berwarna putih pada tembok-tembok istana. Istana Himeji memiliki nilai budaya yang sangat tinggi sehingga pada tahun 1993 UNESCO memasukkan Istana Himeji dalam daftar situs warisan dunia dalam kategori warisan budaya. Istana Himeji dibangun pada tahun 1346 pada zaman istana utara-istana selatan oleh putera shogun Akamatsu Norimura. Istana ini banyak dikunjungi oleh wisatawan untuk melihat bunga sakura pada musim semi. Istana Himeji dibuka bagi pengunjung dua kali dalam setahun yaitu pada tanggal 1 Januari dan 6 April.

(36)
[image:36.595.228.396.82.231.2]

Perbedaan antara Istana Maimun dan Istana Himeji adalah meskipun ke-2 istana dibangun pada tahun yang cukup lama. Istana Himeji tetap terawat dan tertata dengan rapi dengan landscape yang menarik sehingga pengunjung atau wisatawan yang datang dapat menikmati istana dan sekitarnya secara keseluruhan. Persamaan antara ke-2 istana adalah Istana yang dulunya dipakai untuk kepentingan pirbadi dan kemudian menjadi tujuan wisata kota yang menjadi kebanggaan.

(37)

BAB III

FAMILIAR FEELING

Berdasarkan hasil survey lapangan (studi lapangan) yang dilakukan oleh perancang dalam berbagai aspek-aspek yang terdapat pada lokasi Istana Maimun telah dilakukan. Tahap selanjutnya dalam proses perencanaan penambahan fasilitas pada lokasi adalah studi kasus proyek sejenis. Pencarian studi kasus proyek sejenis akan sangat membantu ketika memasuki tahap perancangan, karena studi kasus yang dipilih pada proyek tertentu memiliki nilai-nilai positif yang dapat diambil untuk di implementasikan nantinya pada tahap berikutnya, seperti jumlah ruangan, penataan ruang, organisasi ruang, struktur bangunan yang dipakai, teknologi yang digunakan, tampak bangunan, sirkulasi kendaraan, kepekaan arsitek terhadap lingkungan sekitar bangunan (potensi) dan lain-lain.

(38)

harganya” namum hal ini tidak diterapkan dalam pemilihan material , akan tetapi dalam segi pelayanan dan keramahan yaitu menempatkan keinginan individu di atas segalanya, dalam pasar yang dituju butik hotel tidak mengiklankan diri, mereka berkeyakinan bahwa para turis yang akan mencari keberadaan mereka.

Pemilihan apartemen sebagai fasilitas tambahan juga memiliki suatu pertimbangan khusus bagi perancang. Fasilitas yang akan disediakan pada apartemen adalah apartemen dengan tingkat menengah, sebab melihat kondisi disekitar lokasi Istana Maimun yang pertokoan dan beberapa tempat rekreasi. Unit yang tersedia di apartemen direncanakan oleh perancang "pasarnya" adalah wisatawan yang mencintai sejarah khususnya Istana Maimun sebagai salah satu icon pariwisata kota Medan, sehingga wisatawan atau pembeli lokal yang memiliki unit apartemen merasakan bahwa beliau merupakan bagian dari Istana Maimun juga dengan kecintaannya terhadap istana. Sama seperti hotel butik, perencanaan pembangunan apartemen diharapkan akan menambah minat dan daya tarik wisatawan atau masyarakat lokal untuk berkunjung ke Istana Maimun

(39)

bangunan dan membuat bangunan menjadi sederhana tetapi memiliki nilai seni sehingga dari esktetika tampak bangunan seragam dengan bangunan lain (gambar 3.1).

[image:39.595.217.409.145.274.2]

Dalam perencanaan pembangunan hotel butik dengan luas bangunan tujuh unit pertokoan adalah 1.500 m2, Arsitek yang menangani proyek ini merenovasi tujuh unit pertokoan menjadi 17 (tujuh belas) unit kamar tidur, restoran , bar didalam bangunan, bar diluar bangunan (roof top) dan terdapat tempat duduk diluar bangunan (outdoor deck). Hotel butik ini berlokasi di komunitas Ta Tien dan komunitas ini memiliki ciri khusus sehingga dalam peran sosial dan perilaku disekitar hotel ini berlokasi pasar grosir di Bangkok. Bangkok terkenal dengan bangunan bersejarah dengan penataan yang bagus sehingga karakteristik sikap dan perilaku masyarakat setempat mendapatkan peluang untuk membuka usaha dengan menjual pemandangan atau buah tangan dari bangunan bersejarah yang ada di Bangkok. Hal ini dilakukan oleh arsitek yang menangani hotel butik ini, karena pada bagian belakang dan bagian depan diapit oleh bangunan The Temple of Dawn dan pada sisi yang berlawanan oleh bangunan The Temple of the Reclining Buddha sehingga dapat dikategorikan selain hotel ini menjual fasilitas juga menjual pemandangan bangunan bersejarah. Pemandangan ini dapat dilihat dari restoran

(40)

[image:40.595.221.403.83.205.2]

Strategi yang dilakukan oleh arsitek dalam urban context adalah pada bagian tampak bangunan dibuat selaras dengan bangunan disekitar dan tidak dominan. Setiap kamar dan disetiap ruangan diusahakan oleh arsitek untuk mendapatkan pemandangan ke segala arah, karena hotel butik berlokasi di tempat yang strategis. Untuk fasilitas dan interior bangunan sedapat mungkin arsitek mempertahankan barang-barang yang bisa dipakai, contohnya pintu besi pada pintu masuk yang masih digunakan hingga sekarang dan terdapat beberapa kemarik dinding yang dibuat khusus pada hall hotel butik yang dibuat khusus (gambar 3.4 dan gambar 3.5).

Gambar 3.2 Pemandangan bangunan bersejarah dari kamar tidur hotel (2013)

(Sumber. Wison tungthunya)

[image:40.595.252.375.266.390.2]
(41)

[image:41.595.226.399.82.195.2]

Pada struktur bangunan hotel butik, arsitek memilih material untuk menciptakan karakter yang kuat pada hotel ini yaitu dengan material dark-gold laminated glass, keramik hitam dan putih dan penggunaan aluminium panel. Material yang dipakai dapat membuat hotel butik ini dengan keserdahaannya terdapat kesan modern. Pada sebagian dinding ruangan hotel butik ini, material yang digunakan berupa semen dengan texture yang alami sehingga tercipta suasana alami pada ruangan (gambar 3.6). Arsitek memanfaatkan cahaya alami dengan penggunaan void didalam bangunan dan bukaan pada kamar hotel yang semaksimal mungkin untuk mengurangi energi listrik yang akan dipakai pada bangunan (gambar 3.7). Tata guna lahan disekitar hotel butik ini dipenuhi dengan pertokoan dan diapit oleh dua bangunan bersejarah di Bangkok.

Gambar 3.4 Salah satu penyelesaian interior oleh Onion Architect (2013)

(Sumber. Archdaily.com)

[image:41.595.232.400.255.379.2]
(42)

Nilai positif yang dapat diambil dari studi kasus hotel butik Sala Rattanakosin jika di kaitkan dengan penambahan fasilitas lokasi Istana Maimun adalah rancangan yang dibuat harus peka terhadap keadaan sekitar dengan penggunaan struktur atau material yang unik sehingga dapat menarik wisatawan untuk datang dan bangunan yang dirancang diusahakan penggunanya dapat menikmati dan melihat Istana Maimun dari ruangan, karena tujuan utama dari penambahan fasilitas ini adalah untuk meningkatkan kunjungan dan nilai Istana Maimun sebagai bangunan bersejarah.

Apartemen yang dipilih oleh perancang untuk dijadikan studi kasus dengan proyek sejenis adalah Neo Bankside (Adrian Welch,2013). Apartemen Neo Bankside (Gambar 3.8) berdekatan dengan Tate Modem musem, sebelum bangunan Tate Modern berubah menjadi museum dulunya bangunan ini merupakan pembangkit listrik. Proyek apartemen

Gambar 3.6 Material dinding berupa semen ekspose (2013) (Sumber. Archdaily.com)

(43)

ini ditangani oleh Rogers Stirk Harbour + Patners dan The Development Manager adalah Native Land. Luas area proyek sekitar 28.600 m2. Penerapan tema dalam apartemen ini adalah penggunaan warna-warna pada bagian tampak bangunan dengan kombinasi material baja menunjukkan rasa hormat terhadap lingkungan disekitarnya, penggunaan kaca sebagai tampak bangunan ditujukan agar para pengguna dapat melihat bangunan Tate Modern secara keseluruhan. Struktur organisasi dikendalikan oleh GC Bankside LLP dengan memfokuskan kepada kota London dan sekitarnya untuk menyediakan hunian yang mewah dengan unit apartemen sekitar 34 unit. Peran sosial, karakteristik lingkungan sekitar dan aspek politik dapat di liat pada lingkungan disekitar Neo Bankside, dimana terdapat perkantoran, museum , almhouse, taman dan pertokoan yang menawarkan ruang publik sehingga lokasi memiliki nilai yang mahal.

Konteks apartemen yang dilakukan arsitek terhadap kota adalah dengan membuat jalur untuk publik agar dapat menuju ke bangunan bersejarah, membuat bangunan yang dirancang sebagai landmark, merencanakan tinggi bangunan dengan memperhatikan skyline agar memperindah kota (gambar 3.9). Untuk sirkulasi menuju apartemen dapat

diakses dengan kendaraan yang dapat memakirkan kendaraan ke lantai bawah tanah, dari Gambar 3.8 Apartemen Neo Bankside (2012)

(44)

dan untuk pejalan kaki dapat mengakses dari segala arah. Kepekaan arsitek terhadap lingkungan sekitar diterapkan dalam pemilihan material yang cocok dengan konteks sekitar, agar mengurangi dampak terhadap lingkungan dan terdapat penampungan air hujan pada lantai bawah tanah berupa tangki yang dibuat dari beton, jadi material yang digunakan pada tangki tetap dapat menjaga kadar air tanah dan memenuhi kebutuhan air irigasi.

Dari studi kasus apartemen, nilai positif yang dapat diambil adalah penggunaan material kaca pada tampak bangunan agar pengguna dapat melihat lingkungan sekitar secara keseluruhan, perencaan yang secara meyeluruh terdapat kota (skyline) dan air hujan yang pada suatu tempat dan dapat digunakan lagi.

(45)

BAB IV

TO KNOW MORE

Dari pembahasan sebelumnya mengenai studi kasus proyek sejenis yang dilakukan oleh perancang, terdapat beberapa hal yang nantinya akan berguna bagi proyek yang akan dilaksanakan. Berdasarkan rencana untuk penambahan fasilitas hotel butik dan apartemen pada lokasi Istana Maimun guna meningkatkan minat dan angka kunjungan wisatawan. Langkah yang dilakukan untuk memudahkan perancang dalam menyelesaikan proyek ini adalah melakukan pemograman. Sebab, dalam pemograman perancang akan menentukan beberapa hal, pada hotel butik yang perlu diperhatikan adalah penentuan jumlah bintang pada hotel, perhitungan jumlah kamar dan batasan kamar hotel butik, jumlah parkir kendaraan, tingkatan kelas kamar hotel dan jumlah restoran pada hotel. Sedangkan, pada apartemen hal yang perlu diperhatikan adalah perhitungan jumlah unit apartemen, jumlah parkir kendaraan dan fasilitas-fasilitas yang diperlukan untuk pemilik unit apartemen (kolam renang, fitness, dan lain-lain).

(46)

berkunjung ke Istana Maimun dari kalangan menengah ke bawah sampai menegah ke atas, sehingga tidak ada kesenjangan sosial ketika memasuki Istana Maimun.

Pemilihan hotel butik sebagai fasilitas tambahan pada lokasi dengan klasifikasi bintang 4 (empat), daripada hotel bisnis. Karena lokasi yang akan dibangun memiliki bangunan bersejarah sehingga hotel butik lebih cocok dibanding hotel bisnis. Hotel butik dalam konsepnya memiliki suatu tema sehingga wisatawan yang datang akan merasakan suasana yang berbeda dengan hotel lain. Sedangkan hotel bisnis lebih diperuntukkan pada lokasi yang berdekatan dengan gedung perkantoran sehingga ketika mencari penginapan tidak perlu membutuhkan jarak yang jauh untuk mencari penginapan.

Terdapat 11 hotel bintang 4 dikota medan dengan total kamar hotel bintang 4 yang berada di kota Medan adalah 1885 kamar. Jika dibagi total kamar bintang 4 dengan jumlah hotel yang ada maka rata-rata hotel berbintang 4 terdapat 171 kamar hotel. Dari Badan Pusat Statistik kota Medan, rata-rata okupansi setiap tahun meningkat setiap tahunnya (tabel 4.1).

Tabel 4.1 Rata-rata okupansi per-tahun

Tahun

Rata-rata okupansi

2010

42,81%

2011

42,85%

2012

42,86%

2013

44,01%

Rata-rata okupansi dari 4 tahun adalah sebesar 43.13%. Dari rata-rata okupansi tersebut akan ditemui jumlah kamar yang efektif atau yang dibutuhkan pada tahun 2014 yaitu 43.13% x 171 kamar = 73 kamar hotel. Hotel butik memiliki kamar maximun 150 kamar sehingga untuk mengantisipasi lonjakan pengunjung hotel maka dari 73 kamar

(47)

(penmabahan x 35%) sehingga total kamar yang dibutuhkan dalam hotel butik adalah 100 kamar.

Kamar hotel terbagi menjadi 4 tipe (tabel 4.2). Fasilitas yang terdapat pada butik hotel dengan klasifikasi bintang 4 yaitu terdapat 2 (dua) restoran dengan salah satu restoran merupakan coffee shop, kolam renang, spa dan sauna, fitness dan ballroom dengan kapasitas sekitar 750 orang.

Tabel 4.2 Tipe kamar hotel butik

Type Luas(m2) Jumlah Ruang

Standar 32 60

Deluxe 48 24

Eksekutif 80 12

Suite 100 4

Untuk tempat parkir kendaraan menurut Juwana (2005), dalam buku berjudul "Sistem bangunan Tinggi", untuk 5 kamar hotel memerlukan 1 parkir kendaraan roda 4 sehingga total parkir kendaraan untuk 100 kamar hotel adalah 20 parkir kendaraan roda 4, pengunjung ballroom dengan kapasitas 500 orang diperlukan 75 parkir kendaraan roda 4 dan staff hotel dari 147 diasumsikan 10% yang menggunakan kendaraan roda 4 maka memerlukan 15 parkir kendaraan roda 4. Total parkir kendaraan roda 4 yang dibutuhkan untuk hotel butik adalah sekitar 110 tempat parkir. Untuk lift pengunjung hotel setiap 75 kamar hotel memerlukan 1 lift sehingga dalam hotel butik ini memerlukan 2 lift penumpang dan 1 lift untuk servis.

(48)

proses pembangunan. Ketika apartemen telah selesai dibangun, maka keluarga sultan mendapatkan masing-masing satu unit apartemen tanpa perlu mengeluarkan uang untuk membelinya dan dapat menikmati dan menggunakan fasilitas yang tersedia diapartemen dengan tingkat privasi yang tinggi.

Pada apartemen dilakukan perhitungan kebutuhan oleh perancang untuk mendapatkan jumlah unit yang diperlukan. Berdasarkan dari website pemerintah kota Medan pada tahun 2010, jumlah populasi kota Medan adalah 2.097.610 jiwa dengan kenaikan populasi pertahuan sebanyak 20%. Diperhitungkan pada tahun 2020 jumlah populasi kota Medan mencapai 2.391.322 juwa. Perancang mengasumsikan 1 kepala keluarga terdiri dari 4 anggota keluarga sehingga pada tahun 2020 terdapat 597.830 kepala keluarga.

Berdasarkan dari website pemerintah kota Medan terdapat 501.712 kepala keluarga pada tahun 2010. Peningkatan jumlah keluarga per tahun kota Medan mencapai 1%, sehingga pada tahun 2020 jumlah kepala keluarga yang ada di kota Medan mencapai 572.058 jiwa. Pada tahun 2020 jumlah kekurangan hunian berkisar 25.972 hunian. Perancang berasumsi yang akan menempati apartemen di kota Medan sekitar 10% maka sekitar 2597 keluarga, sedangkan yang akan menempati apartemen dilokasi Istana Maimun sekitar 259 unit (10%). Jumlah unit yang diperkirakan sudah termasuk dengan keluarga sultan yang akan menempati apartemen yaitu 33 kepala keluarga. Total unit apartemen yang direncanakan untuk disewakan atau dijual adalah 226 unit atau 226 kepala keluarga.

(49)

Tabel 4.3 Tipe unit apartemen

Type Luas(m2) Jumlah Ruang

(Dijual)

Jumlah Ruang (kel. Sultan)

Studio 46,8 28 4

Dua kamar (2-3 orang)

60 120 17

Tiga Kamar (4-5 orang).

80 78 12

Total 226 33

(50)

BAB V

LET'S BE FRIEND

Kata dasar untuk judul perencanaan rancangan dan konsep untuk bentukan massa dan perencanaan disekitar tapak yang digunakan oleh perancang adalah kata "Embrace atau Merangkul". Ide konsep dari kata tersebut berawal dari tujuan dari perencanaan pembangunan fasilitas tambahan pada lokasi Istana Maimun. Tentunya tujuan dari perencanaan agar dapat meningkatkan jumlah kunjungan dan minat wisatawan lokal maupun mancanegara untuk berkunjung ke kota Medan untuk melihat salah satu bangunan bersejarah yang menjadi kebanggaan kota Medan. Tujuan lain dari perencanaan pembangunan, agar minat wisatawan yang berkunjung ke Istana Maimun tidak padam. Karena menurut perancang, setiap kali berkunjung ke Istana Maimun tidak terdapat hal yang baru (monoton). Pengunjung hanya dapat menikmati interior dan eksterior istana setiap kali berkunjung, selanjutnya pengunjung dapat meninggalkan lokasi Istana Maimun, sehingga dapat dikategorikan cukup satu hingga dua kali kunjungan wisatawan akan merasa bosan, berbeda jika terdapat suatu kepentingan seperti mengajak tamu dari luar daerah atau luar negeri untuk melihat bangunan bersejarah kota Medan, dan lain-lain.

(51)

Pendekatan teori arsitektur yang digunakan dalam konsep perancangan bangunan pada lokasi Istana Maimun adalah Arsitektur Metafora. Arsitektur metafora merupakan arsitektur yang berasal dari analogi suatu objek atau benda yang kemudian diterapkan dalam bangunan sehingga ketika bangunan tersebut dilihat dengan mata secara visual terkesan berupa suatu bentuk. Menurut Anthony C. Antoniades (1990) dalam ”Poethic of

Architecture” mengatakan bahwa "Suatu cara memahami suatu hal, seolah hal tersebut

sebagai suatu hal yang lain sehingga dapat mempelajari pemahaman yang lebih baik dari suatu topik dalam pembahasan. Dengan kata lain,menerangkan suatu subyek dengan subyek lain, mencoba untuk melihat suatu subyek sebagai suatu yang lain."

Arsitektur metafora dibagi menjadi 3 bagian yaitu Tangible Metaphors, Intangible Metaphors dan Combined Metaphors. Tangible Methaphors adalah yang termasuk dalam

kategori ini misalnya suatu konsep, sebuah ide, kondisi manusia atau kualitas - kualitas khusus (individual, naturalistis, komunitas, tradisi dan budaya) - Intangible Metaphors adalah dapat dirasakan karakter visual atau material - Combined Metaphors adalah gabungan dimana secara konsep dan visual saling mengisi sebagai unsur-unsur awal dan visualisasi sebagai pernyataan untuk mendapatkan kebaikan kualitas dan dasar.

(52)

Terdapat beberapa tahap yang dilakukan oleh perancang dalam perencanaan siteplan yaitu tahap awal pembagian zoning. Pada tahap ini perancang melihat kondisi lokasi yang simetris dimana Istana Maimun berada pada bagian tengah lokasi dengan tidak terdapat bangunan pada kanan dan kiri, perancang memutuskan untuk membagi 3 zona pada bagian belakang yaitu kanan, kiri dan tengah. Pada bagian kanan dan bagian kiri Istana Maimun direncanakan merupakan posisi bangunan hotel butik dan apartemen, sedangkan pada bagian tengah tepat dibelakang Istana Maimun akan dijadikan ruang publik yang dapat dinikmati oleh pengunjung, tamu hotel dan pemilik apartemen. Pada bagian depan Istana Maimun akan memiliki fungsi yang sama seperti sebelumnya yaitu berupa lapangan hijau, pada kondisi eksisting warung dan penjual tanaman hias direncanakan akan menjadi tempat parkir kendaraan pengunjung yang berkunjung ke Istana Maimun (gambar 5.2).

Gambar 5.1 Analogi tema arsitektur yang digunakan

(53)

Setelah pembagian zona pada tapak, tahap selanjutnya adalah penerapan teori arsitektur ke bentuk bangunan. Objek yang digunakan oleh perancang adalah tangan, tangan sebagai analogi yang digunakan untuk pendekatan arsitektur metafora (gambar 5.3). Jika dilihat secara seksama pada gambar, tangan yang dimaksud seolah-olah merangkul Istana Maimun dan juga seakan-akan melindungi Istana Maimun agar tidak padam seperti lilin (gambar 5.4), sehingga dengan kehadiran bangunan hotel butik dan apartemen akan semakin menjaga eksistensi Istana Maimun sebagai tujuan pariwisata kota Medan.

Untuk ruang terbuka hijau yang direncanakan oleh perancang pada lokasi tapak. Tempat yang cocok dijadikan ruang terbuka hijau adalah pada bagian belakang istana yang

Gambar 5.3 Ide atau konsep bentuk dasar bangunan

(54)

bertujuan agar bangunan dan ruang publik yang nantinya direncanakan pada siteplan akan tertampak seperti menyatu (gambar 5.5). Pada area publik ini dapat dinikmati oleh seluruh kalangan karena nantinya koridor pada Sungai Deli dapat terkoneksi sehingga akan menjadi seperti Sungai Singapura dimana pejalan kaki dapat menikmati sungai disepanjang jalan yang disediakan.

[image:54.595.186.437.220.421.2]

Dari segi keamanan perancang akan menempatkan pos jaga pada ke dua gerbang sehingga pengunjung yang datang akan terkontrol demi kenyamanan tamu hotel dan pemilik apartemen. Jalur pedestrian akan dibedakan dengan jalur kendaraan, para pejalan kaki akan masuk melalui gerbang tengah yang akan diaktifkan kembali sehingga ketika pejalan kaki berjalan akan berjalan menuju Istana Maimun, mata pejalan kaki akan dimanjakan dengan kemegahan Istana maimun dan ke dua bangunan yang berada disebelahnya serta penataan vegetasi yang bagus. Pola bentuk jalur pejalan kaki yang akan dibuat tetap mengikuti teori arsitektur yang digunakan (gambar 5.6).

(55)

Jika dikaitkan penambahan fasilitas bangunan pada lokasi Istana Maimun dengan Mesjid Raya dan Kolam Sri Deli. Dengan penggunaan analogi yang digunakan, maka wisatawan yang berada pada lokasi tersebut secara tidak langsung jika melihat ke Istana Maimun akan merasa seperti tersambut karena bentuk bangunan yang melengkung dan Jln. Mesjid Raya yang tegak lurus (gambar 5.7) dengan Istana Maimun, sehingga wisawatan yang berada pada Mesjid Raya dan Kolam Sri Deli akan "dimanjakan" secara visual saat berjalan ke arah Istana Maimun.

(56)

Kendaraan pengunjung istana, tamu hotel dan pemilik apartemen akan masuk melalui gerbang yang telah disediakan. Hal ini dikarenakan, tujuan dari perencanaan penambahan fasilitas untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung, sehingga tidak memungkinkan untuk bagi para tamu hotel dan pemilik apartemen untuk melalui jalur yang lain (gambar 5.5). Sebab jika kendaraan masuk melalui jalur lain, maka akan terkesan tidak ada konektivitas antara Istana Maimun dengan ke 2 bangunan ini dengan awal tujuan penambahan fasilitas pada lokasi.

[image:56.595.148.477.433.660.2]

Struktur bangunan yang digunakan untuk ke dua bangunan ini adalah sistem struktur baja. Susunan yang digunakan untuk bangunan yang berbentuk lengkung ada susunan kolom radial dengan menggunakan satu titik acuan sebagai acuan yang kemudian menjadi dirotasi dengan jarak yang diinginkan. Untuk inti bangunan pada ke 2 bangunan ini di rencanakan akan diletakkan pada bagian tengah bangunan sehingga pengguna bangunan dengan mudah untuk diakses (gambar 5.8).

(57)

Konsep tampak bangunan akan mengikuti teori arsitektural yang berhubungan dengan tangan sebagai analogi, sehingga bentuk bangunan dibagi menjadi 5 bagian (5 jari). Bentukan massa yang dibuat oleh perancang tidak mengambil susunan asli dari tangan (panjang-pendek), tetapi perancang ingin menciptakan suatu kesan "merangkul" dan sedapat mungkin ketika orang awam melihat bangunan yang dirancang dapat dirasakan secara visual (gambar 5.9).

Bentukan massa antara hotel dan apartemen yang rencanakan hampir mirip, perbedaan antara ke dua bangunan ini hanya terdapat kantilever bangunan untuk menguatkan kesan "merangkul". Pembagian lantai masing-masing bangunan akan dibuat secara seimbang (gambar 5.10).

(58)
[image:58.595.114.510.83.369.2]

Selanjutnya mengelaborasikan tema dan kebutuhan ruang dalam perencanaan ruang setiap lantai atau denah skematik. Pada pintu utama ke dua bangunan hotel butik dan apartemen, perancang mengambil satu acuan atau satu titik pada bagian depan bangunan Istana Maimun (tangga menuju lantai dua Istana Maimun) yang kemudian diproyeksikan, seolah-olah dari titik acuan tersebut terpecah menjadi 2 bagian yang menjadi pintu masuk bangunan dengan 2 fungsi bangunan yang berbeda (gambar 5.11). Tujuan dari perencanaan ini, karena Istana Maimun merupakan bangunan bersejarah yang harus dihormati dan perencanaan pintu masuk bangunan berasal dari Istana Maimun yang kemudian dibagi menjadi 2 bagian yang sama.

(59)

Groundplan dari perencanaan penambahan fasilitas bangunan pada lokasi Istana Maimun

[image:59.595.215.407.83.237.2]

(gambar 5.12). Pada bagian atas merupakan bangunan apartemen dan pada bagian bawah Istana Maimun adalah bangunan hotel butik. Perancang merencanakan bahwa nantinya disepanjang Sungai Deli terdapat river walk. Pada river walk, perancang membagi menjadi 2 bagian. Pada bagian paling rendah pejalan kaki dapat menikmati view disepanjang Sungai Deli sedangkan untuk pada bagian lainnya pejalan kaki dapat menikmati view tetapi terdapat jarak. Pada river walk terdapat beberapa street furniture seperti tempat duduk, pot bunga dan lampu taman (gambar 5.13). River walk yang direncanakan akan berbatasan langsung dengan lokasi apartemen dan hotel butik, untuk menjaga tingkat privasi perancang merencanakan terdapat leveling dengan penambahan pohon. Klimaks dari river walk yang direncanakan oleh perancangkan akan berhenti pada ruang publik yang berada tepat dibagian belakang Istana Maimun.

(60)
[image:60.595.168.457.84.394.2]

Pembahasan mengenai perencanaan tata letak ruang hotel butik pada lokasi Istana Maimun (lampiran 1). Untuk kendaraan, perancang membagi dalam 2 bagian yaitu untuk kendaraan pengunjung masuk melalui pintu gerbang Istana Maimun dan untuk kendaraan servis dapat diakses melalui Jl. Meriam. Pada lantai satu bangunan hotel butik,

Gambar 5.12 Ground Plan

(61)

direncanakan ketika pengunjung hotel masuk melalui pintu gerbang maka pengunjung akan berhenti pada tempat yang telah disediakan drop off dan terdapat piazza. Kemudian pengunjung akan memasuki bangunan, ketika pengunjung memasuki bangunan hotel, perancang merencanakan akan terdapat hall yang memiliki void hingga lantai 2 (gambar 5.14).

Pada lantai 1 bangunan hotel butik perancang membagi zona menjadi 2 bagian yaitu pada bagian yang berdekatan dengan ruang pubik akan diletakkan restoran, restoran ini juga dilengkapi dengan outdoor dan dapat diakses langsung dari ruang publik. Keunggulan dari peletakan restoran pada bagian ini adalah pengunjung restoran akan "dimanjakan" dengan pemandangan atau view dari ke 3 bagian. Pada bagian lainnya perancang merencanakan untuk meletakkan retail, bussiness centre, office dan bar. Peletakan lounge and bar berdekatan dengan pintu masuk utama, hal ini bertujuan agar tamu hotel dapat menikmati view Istana Maimun sambil menikmati hidangan yang disajikan pada tempat tersebut.

(62)

Pada bagian belakang bangunan terdapat private garden, pada private garden dilengkapi dengan bar kecil, panggung dan kolam air. Taman ini diperuntukkan untuk tamu hotel agar dapat menikmati suasana luar bangunan dan direncanakan pada taman ini, juga dapat disewakan kepada pihak luar ketika terdapat acara-acara atau pesta dalam skala kecil. Inti bangunan diletakkan pada bagian tengah bangunan, pada inti bangunan terdapat lift untuk pengujung, lift servis, shaft elektrikal, shaft sampah, ruang AHU, shaft air dan tangga kebakaran. Inti bangunan ini berdekatan dengan loading dock dan gudang. Pada lantai dasar hotel butik juga disediakan tangga yang dapat diakses langsung ke lantai dua.

Pada lantai 2 bangunan hotel butik, perancang membagi menjadi 2 bagian. Pada bagian kiri bangunan diletakkan coffee shop. Peletakan ruang ini bertujuan agar pengunjung coffee shop dapat menikmati view ruang publik dan Sungai Deli. Sedangkan pada bagian

kanan direncanakan peletakan ballroom. Sebelum menuju ballroom pengunjung atau tamu undangan akan melewati pre-function hall. Peletakan ballroom pada bagian kanan bangunan karena ballroom tidak memerlukan view dan ruangan pada ballroom tertutup. Akses menuju lantai dua selain menggunakan lift terdapat tangga. Pada lantai 2 terdapat

(63)

void yang cukup besar sehingga ketika tamu hotel masuk akan merasakan kemegahan

dari hotel butik ini (gambar 5.15).

Perancang merencanakan ruang-ruang yang akan diletakkan pada lantai 3 (Gambar 5.16) merupakan fasilitas dari hotel butik. seperti kolam renang, loker dan fitness centre. Keluar dari lift, tamu hotel akan dihadapkan dengan resepsionis untuk mengambil handuk. Pada area resepsionis ini merupakan area kering. Setelah mengambil handuk maka tamu hotel akan menuju loker yang disediakan. Dari loker, tamu hotel dapat langsung mengakses menuju kolam renang dan fitness centre tanpa harus melewati resepsionis. Kolam renang yang direncanakan merupakan kolam renang elevated. Keuntungan dari penggunaan kolam renang jenis ini adalah pada bagian bawah kolam renang terdapat ruangan yang dibisa digunakan tanpa terganggu aktivitasnya.

Untuk kamar hotel yang memiliki 4 tipe ruangan, perancang meletakkan ruangan-ruangan yang dibutuhkan dari lantai 4 hingga lantai 10 pada setiap lantai terdapat roof garden. Penyediaan fasilitas ini dikarenakan agar tamu hotel dapat menikmati suasana luar

(64)

kamar hotel dengan 4 tipe kamar (tabel 4.1). Pada setiap dua lantai bangunan akan terdapat coakan masuk dan keluar, sehingga pada bagian denah per 2 (dua) lantai akan berbeda (gambar 5.17).

[image:64.595.115.506.170.493.2]

Pada setiap kamar hotel berdapat balkon sehingga tamu hotel dapat menikmati suasana luar bangunan dari kamar hotel masing-masing. Empat detail arsitektural kamar butik hotel, yaitu Standart Room(gambar 5.18), Deluxe Room (gambar 5.19), Executive Room (gambar 5.20) dan Suite Room (gambar 5.21).

(65)

Gambar 5.18 Denah Arsitektural (Standart Room)

(66)

Sama seperti bangunan hotel butik, terdapat 2 jalur kendaraan yaitu kendaraan penghuni apartemen masuk melalui pintu gerbang., sedangkan untuk jalur servis akan melalui jalan samping yang berbatasan langsung dengan pemukiman penduduk. Kendaraan pribadi penghuni apartemen setelah melewati gerbang masuk penghuni apartemen akan turun dari kendaraan pada tempat yang telah disediakan drop off atau piazza. Penghuni apartemen ketika setelah melewati pintu masuk akan berada pada ruangan hall. Pada hall apartemen juga terdapat resepsionis dan tempat duduk yang ditujukan kepada penghuni yang sedang menunggu jemputan (gambar 5.12).

Dalam perencanaan ruangan apartemen (lampiran 2) terdapat mini market dan laundry yang akan di tempatkan pada lantai satu apartemen. Perancang mengabungkan entrance antara penghuni apartemen dan food court, tetapi memiliki suatu batasan (sekat kaca). Peletakan antara food court, mini market dan laundry yang dibuat berdekatan sehingga jalur servis yang direncanakan sejalur dan tidak terpisah (Gambar 5.22).

(67)

Pada lantai satu apartemen, pada bagian kanan direncanakan merupakan food court sehingga berdekatan dengan jalur service. Pada bagian kiri yang berdekatan dengan pintu masuk bangunan apartemen merupakan kantor yang mengurus administrasi apartemen. Kotak surat diletakkan berdekatan dengan resepsionis sehingga petugas lebih mudah untuk mengaksesnya. Penghuni apartemen yang akan menuju unit apartemen akan melewati pintu yang hanya dapat diakses menggunakan kartu. Setelah melewati pintu tersebut penghuni apartemen akan berada foyer untuk menunggu lift. Pada inti bangunan apartemen terdapat lift penumpang, lift servis, shaft sampah, shaft elektrikal, shaft air kebakaran dan tangga kebakaran.

Tingkat privasi yang tinggi direncanakan oleh perancang. Hal ini dikarenakan agar penghuni apartemen dapat nyaman tinggal diapartemen yang telah dibeli. Pada bagian belakang bangunan apartemen (gambar 5.22), kolam renang yang hanya dapat diakses oleh penghuni hotel. Kolam renang ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu dewasa dan anak-anak. Sistem kolam renang pada apartemen dibuat sama dengan kolam renang hotel

(68)

Pada bagian belakang bangunan apartemen terdapat bar yang akan menjual minuman dan makanan ringan yang diperuntukkan untuk para penghuni apartemen yang sedang melakukan aktivitas seperti berolahraga dan berenang. Disekitar area bar terdapat tempat duduk untuk beristirahat setelah melakukan aktifitas. Pada apartemen disediakan jogging track dalam skala kecil yang akan digunakan oleh penghuni hotel. Berdekatan dengan

kolam renang perancang merencanakan terdapat fasilitas fitness center dan massage room untuk penguhuni hotel. Ruang fitness center diletakkan berdekatan dengan kolam renang sehingga ketika beraktifitas didalam ruangan tersebut dapat melihat view ke ruang publik yang direncanakan. Loker yang akan digunakan untuk semua aktifitas pada bagian belakang bangunan aka

Gambar

Gambar 2.1 Warung-warung yang berada di lokasi
Gambar  2.9 Kondisi Sungai Deli pada bagian  belakang lokasi istana
Gambar 2.10  Lokasi yang disewakan oleh
Gambar 2.11 Bangunan Istana Himeji
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari ketiga pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa pengertian bronkiolitis adalah penyakit infeksi saluran pemafasan yang ditandai oleh

Wakil Ketua : Drs.. Zahiri

Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan keadaan pada lima tahun sebelumnya, walaupun terjadi penurunan tapi tidak terlalu drastis, yaitu sebesar 79,3% ibu hamil di Indonesia

Meanwhile, a workshop and focus group discussion organized by Interfidei involving the acknowledgment of religious pluralism in the national diversity as the

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pembentukan Panitia Pelaksana Kegiatan Pensertifikatan

Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan apilikasi dari ilmu jurnalistik oleh santri Pondok Pesantren AlAmin

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pembentukan Tim Pelaksana Kegiatan Pengadaan Tanah

Universitas Negeri